Lkbun 2011 Audited PDF
Lkbun 2011 Audited PDF
PUBLIK IN
NDONESIA
LA
APOR
RAN K
KEUAN NGANN
KON
NSOLIIDASIIAN
B DAHAR
BEND RA UM
MUMM NEGARA
TA
AHUN ANGGGARAAN 20111
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, kami sebagai Bendahara Umum
Negara menyajikan Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara (LKBUN) Tahun Anggaran
2011 (Audited). Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, Menteri Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara (BUN) menyusun Laporan Arus
Kas Pemerintah Pusat. Selanjutnya, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, BUN menyampaikan Laporan Keuangan BUN setidak-tidaknya
terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Sehubungan dengan penyusunan LKBUN Tahun Anggaran 2011 (Audited) ini, perlu kami kemukakan
hal-hal sebagai berikut:
1. LKBUN Tahun Anggaran 2011 (Audited) merupakan konsolidasian dari laporan keuangan entitas
pelaporan Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BA BUN), data keuangan dalam pengelolaan BUN,
dan unit-unit terkait lainnya yang mengelola dan/atau menguasai aset pemerintah yang tidak tergabung
dalam Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga, disajikan per 31 Desember 2011 berdasarkan data
sampai dengan 11Mei 2012;
2. Laporan Arus Kas menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari Kas Umum Negara.
Dari Laporan Arus Kas tersebut diperoleh informasi bahwa kenaikan Kas Negara selama Tahun 2011 adalah
sebesar Rp8,83 triliun, dari saldo per 1 Januari 2011 sebesar Rp99,01 triliun, sehingga saldo Kas Bendahara
Umum Negara (BUN), Kas Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN), dan Kas Badan Layanan
Umum (BLU) per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp107,84 triliun;
3. Neraca menyajikan informasi tentang posisi aset, kewajiban dan ekuitas Pemerintah Pusat per 31 Desember
2011. Neraca tersebut menginformasikan bahwa nilai Aset adalah sebesar Rp1.274,19 triliun dan Kewajiban
sebesar Rp1.931,08 triliun, sehingga Ekuitas Dana Neto (kekayaan bersih) BUN per 31 Desember 2011
adalah sebesar minus Rp656,89 triliun;
4. Laporan Realisasi Anggaran memberikan informasi tentang realisasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan.
Berdasarkan laporan ini, realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Tahun 2011 adalah sebesar Rp1.135,91
triliun atau 102,26 persen dari yang dianggarkan. Sementara itu, realisasi Belanja Negara adalah sebesar
Rp876,17 triliun, atau 97,56 persen dari yang dianggarkan, sehingga diperoleh Surplus Anggaran sebesar
Rp259,74 triliun;
5. Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar pengguna laporan keuangan dapat memperoleh informasi
tentang hal-hal yang termuat dalam laporan keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan meliputi uraian
tentang kebijakan akuntansi, dan penjelasan pos-pos laporan keuangan, daftar rinci atau uraian atas nilai pos
yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas.
LKBUN Tahun Anggaran 2011 (Audited) ini merupakan upaya nyata dalam meningkatkan transparansi
dan akuntabilitas pengelolaan keuangan BUN. Kami menyadari meskipun sejak tahun 2008 kami telah berhasil
menyusun LKBUN, Tahun Anggaran 2011 (Audited) ini masih belum sempurna. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan tanggapan, saran, maupun kritik yang membangun dari para pengguna (stakeholders). Kami
sebagai BUN akan terus berupaya untuk dapat menyusun dan menyajikan LKBUN secara akurat dan tepat
waktu.
Kata Pengantar i
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
DAFTAR ISI
Daftar Isi ii
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara (Audited )
DAFTAR TABEL
Tabel C1 Ringkasan Neraca per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 ................................................... 64
Tabel C2 Rekening Kas BUN di Bank Indonesia (BI) per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 ........... 65
Tabel C3 Saldo RPL di BI dan Bank Umum per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010.......................... 66
Tabel C4 Saldo RPL di BI per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 ...................................................... 66
Tabel C5 Rincian Pengesahan atas Pendapatan dan Belanja Operasional BLU ser ta Koreksi Saldo Awal Kas
pada BLU s.d. tanggal 31 Desember 2011 (Audited) dan 31 Desember 2010 (Audited) .................................. 68
Tabel C6 Kas Lainnya dan Setara Kas per 31 Desember 2011 (Audited ) dan 31 Desember 2010 .................. 69
Tabel C7 Kas Lainnya dan Setara Kas Lainnya pada BA 999.08 per 31 Des2011 dan 31 Des 2010 ............... 70
Tabel C8 Rincian Uang Muka dari Rekening BUN menurut lender per 31 Desember 2011 da n 31 D esember
2010 ................................................................................................................................................................... 72
Tabel C9 Rincian Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 ................................. 73
Tabel C10 Rincian Setoran Pengembalian Kelebihan Pembayaran Subsidi Pupuk 31 Desember 2010 .......... 74
Tabel C11 Rincian Piutang pada BA 999.08 per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010.......................... 74
Tabel C12 Rincian Piutang pada BA 999.99 per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010.......................... 75
Tabel C13 Rincian Piutang kepada kepada PT PPA per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 .............. 76
Tabel C14 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 ....... 77
Tabel C15 Rincian Bagian Lancar RDI/RPD per 31 Desember 2011............................................................... 77
Tabel C16 Komposisi dan Perhitungan Bagian Lancar RDI/RPD per 31 Desember 2011 ............................... 77
Tabel C17 Rincian Piutang Lain-lain per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 ..................................... 78
Tabel C18 Rincian Piutang pada 15 BDL eks dana talangan Pemerintah per 31 Desember 2011.................... 79
Tabel C19 Rincian Piutang pada 5 BDL Eks Dana Penjaminan per 31 Desember 2011 .................................. 79
Tabel C20 Rincian Potensi tunggakan yang dapat ditagih per 31 Desember 2011 ........................................... 81
Tabel C21 Komposisi piutang bunga per 31 Desember 2011 Berdasarkan Klasifikasi Debitur ....................... 81
Tabel C22 Komposisi Piutang Denda per 31 Desember 2011 Berdasarkan Klasifikasi Debitur ...................... 82
Tabel C23 Rincian Perhitungan Piutang Tak Tertagih pada Piutang per 31 Desember 2011 ........................... 82
Tabel C24 Rincian Persediaan per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010................................................ 84
Tabel C25 Rekapitulasi P ersediaan Paket B antuan Langsung P engendalian H ama Terpadu per 31 Desember
2011 ................................................................................................................................................................... 85
Tabel C26 Rincian Nilai Stock CBP Sebenarnya dngen Harga Perolehan per Tahun ...................................... 86
Tabel C27 Rincian Nilai Stock CBP Sebenarnya dengan Harga Perolehan per 31 Desember 2011 ................. 86
Tabel C28 Rincian Dana Bergulir per 31 Desember 2011 ............................................................................... 87
Tabel C29 Rincian Dana Bergulir yang dikelola oleh BLU LPDB KUMKM per 31 Desember 2011 ............ 88
Tabel C30 Rincian Dana Bergulir pada BLU Bidang Pendanaan Sekretariat BPJT per 31 Desember 2011.... 89
Tabel C31 Rincian Dana Bergulir pada Kementerian Negara KUKM Tahun 2000-2007 ................................ 90
Tabel C32 Rincian Investasi Non Permanen Lainnya Per 31 Desember 2011 .................................................. 92
Tabel C33 Investasi Permanen Penyertaan Modal Negara (PMN) per 31 Desember 2011 dan 31 Desember
2010 .................................................................................................................................................................... 93
Tabel C34 Nilai PMN pada BUMN per 31 Desember 2011 ............................................................................. 94
Tabel C35 Rincian Nilai kepemilikan Pemerintah pada P erusahaan Negara/Lembaga di b awah p embinaan
Kementerian Keuangan per 31 Desember 2011 .............................................................................................. 102
Tabel C36 Rincian Promissory Notes Kepada Lembaga Keuangan Internasional per 31 Desember 2011 .... 105
Tabel C37 Nilai PMN pada BHMN per 31 Desember 2011 (Audited ) dan 31 Desember 2010 (Audited) .... 105
Tabel C38 Rincian Aset Tetap per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 ............................................. 109
Tabel C39 Rincian Aset Lainnya per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 ......................................... 110
Tabel C40 Rincian Dana yang Dibatasi Penggunaannya per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 ..... 110
Tabel C41 Rincian Rekening Cadangan per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010............................... 111
Tabel C42 Rincian Rekening Cadangan Subsidi per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 .................. 111
Tabel C43 Komposisi Aset Lainnya Penerusan Pinjaman per 31 Desember 2011 ......................................... 113
Tabel C44 Rincian Dana Kelolaan BLU yang belum Digulirkan per 31 Desember 2011 .............................. 114
Tabel C45 Rincian Dana Kelolaan BLU pada PIP Tahun 2006-2011 ............................................................ 114
Daftar Tabel iv
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara (Audited )
Tabel C46 Rincian Penempatan Dana Kelolaan BLU pada PIP ..................................................................... 115
Tabel C47 Rincian Penempatan Dana Kelolaan BLU pada BLU Bidang Pendanaan Sekretariat BPJT ........ 115
Tabel C48 Rincian Penempatan Dana Kelolaan BLU pada BLU Pusat Pembiayaan ..................................... 116
Tabel C49 Aset KKKS yang disajikan pada Neraca LKTK............................................................................ 118
Tabel C50 Rincian Inventarisasi, Verifikasi, dan Penilaian Terhadap Aset Kredit dan Aset Properti eks BPPN
per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 ............................................................................................... 121
Tabel C51 Rincian Piutang Jangka Panjang Lainnya per 31 Desember 2011................................................. 122
Tabel C52 Komposisi Piutang Jangka Panjang per 31 Desember 2011 .......................................................... 122
Tabel C53 Rincian Aset Lain-lain Berdasarkan Instansi per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010...... 123
Tabel C54 Rincian Aset Lain-lain pada BA 999.99 per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 ............ 123
Tabel C55 Rincian Aset Lain-lain eks Kelolaan PT. PPA per 31 Desember 2011 ......................................... 124
Tabel C56 Rincian Piutang PNBP berupa Dividen per 31 Desember 2011 .................................................... 129
Tabel C57 Komposisi Aset Lainnya RDI berdasarkan Klasifikasi Debitur per 31 Desember 2011 ............... 130
Tabel C58 Proporsi Aset Lainnya Kredit Program Non Subsidi ............................................................ 130
Tabel C59 Rincian Aset Lain-lain yang berasal dari BA 999.08 per 31 Desember 2011 ............................... 131
Tabel C60 Rincian Aset Lainnya dari Unit Pemerintah Lainnya Berdasarkan Instansi/Unit per 31 Desesember
2011 ................................................................................................................................................................. 131
Tabel C61 Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih pada Aset Lainnya per 31 Desember 2011 ................. 132
Tabel C62 Rincian Rekapitulasi Penerimaan dan Pengeluaran PFK Per 31 Desember 2011 ......................... 132
Tabel C63 Rincian Utang Kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 .................. 133
Tabel C64 Rincian Dana Cadangan DBH Tahun 2011 ................................................................................... 133
Tabel C65 Rincian Utang T ransfer k e D aerah yang be lum di bayarkan da n da nanya m asih di simpan pa da
Rekening Cadangan ......................................................................................................................................... 134
Tabel C66 Rincian Bagian Lancar Utang Jangka Panjang per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 ... 135
Tabel C67 Rincian Bagian Lancar Utang Dalam Negeri per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 ... 136
Tabel C68 Rincian Surat Perbendaharaan Negara (SPN)/Obligasi Negara Jangka Pendek............................ 138
Tabel C69 Rincian Utang Biaya Pinjaman per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 ........................... 138
Tabel C70 Rincian Utang Bunga Obligasi per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 ............................ 139
Tabel C71 Rincian Utang Bunga Pinjaman Luar Negeri per 31 Des 2011 dan 31 Des 2010 ......................... 139
Tabel C72 Rincian Utang Subsidi per 31 Des 2011 dan 31 Des 2010 ........................................................... 140
Tabel C73 Rincian Utang Subsidi Energi per 31 Des 2011 dan 31 Des 2010 ................................................ 140
Tabel C74 Rincian Utang Subsidi Bunga per 31 Des 2011 dan 31 Des 2010 .................................................. 141
Tabel C75 Rincian Utang Jangka Pendek Lainnya per 31 Des 2011 dan 31 Des 2010 .................................. 143
Tabel C76 Rincian Kewajiban Pemerintah kepada KKKS per 31 Des 2011 dan 31 Des 2010 ...................... 143
Tabel C77 Rincian Utang Jangka Pendek Lainnya pada BA 999.99 per 31 Des 2011 ................................... 144
Tabel C78 Rincian Utang Jangka Panjang Dalam Negeri SBN per 31 Des 2011 dan 31 Des 2010 ............... 145
Tabel C79 Rincian Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya per 31 Des 2011 dan 31 Des 2010.......... 148
Tabel C80 Rincian Unfunded Liability per 31 Des 2011 ................................................................................ 148
Tabel C81 Rincian Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan per 31 Des 2011 dan 31 Des 2010 ......... 149
Tabel C82 Rincian Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya per 31 Des 2011......................................... 149
Tabel C83 Rincian Perhitungan SAL per 31 Desember 2011 ......................................................................... 150
Tabel C84 Rincian Perhitungan SILPA per 31 Desember 2011 ..................................................................... 151
Tabel C85 Rincian Dana Lancar Lainnya per 31 Desember 2011 .................................................................. 151
Tabel C86 Rincian Pendapatan yang Ditangguhkan per 31 Desember 2011 .................................................. 152
Tabel C87 Rincian Dana yang H arus D isediakan untuk P embayaran Utang Jangka P endek pe r 31 Desember
2011 ................................................................................................................................................................. 152
Tabel C88 Rincian Akumulasi Selisih Kurs Bagian Lancar per 31 Desember 2011 ...................................... 153
Tabel C89 Rincian Dana Yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang ...................... 154
Tabel C90 Rincian Selisih Kurs jangka Panjang per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 .................. 154
Tabel C91 Rincian Rekening Panas Bumi per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 ........................... 155
Tabel C92 Rincian Piutang PSL Pembelian Kerja atas THT yang diestimasi Tahun 2007 - 2011 ................. 160
Tabel C93 Rincian Sharing Terhadap Pembayaran Manfaat Pensiun PT. TASPEN ...................................... 160
Tabel C94 Rincian Dana Program pensiun per 31 Desember 2010 ................................................................ 161
Tabel C95 Rincian Rekening Bapertarum berdasarkan jenis Bank Tahun 2011 ........................................... 164
v Daftar Tabel
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
Tabel D1 Rincian Realisasi Penerimaan Pajak Dalam Negeri TA 2011 dan TA 2010 ................................... 172
Tabel D2 Rincian Realisasi Pajak Perdagangan Internasional TA 2011 dan TA 2010 ................................... 172
Tabel D3 Rincian Realisasi Penerimaan SDA TA 2011 dan TA 2010 ........................................................... 173
Tabel D4 Rincian Realisasi Bagian Pemerintah atas Laba BUMN TA 2011 dan TA 2010 .......................... 173
Tabel D5 Rincian Realisasi PNBP TA 2011 dan TA 2010 ............................................................................. 174
Tabel D6 Rincian Realisasi Penerimaan Hibah BUN TA 2011 dan TA 2010 ................................................ 174
Tabel D7 Rincian Realisasi Belanja Pegawai TA 2011 dan TA 2010 ............................................................ 175
Tabel D8 Rincian Realisasi Bruto Belanja Pegawai TA 2011 dan TA 2010 ................................................. 176
Tabel D9 Rincian Realisasi Belanja Barang TA 2011 dan 2010..................................................................... 176
Tabel D10 Rincian Belanja Bunga/Biaya (Bruto) per Akun Belanja .............................................................. 177
Tabel D11 Realisasi Pengembalian Belanja Pinjaman Luar Negeri s.d 31 Desember 2011 ........................... 178
Tabel D12 Realisasi Belanja Subsidi TA 2011 dan TA 2010 ......................................................................... 178
Tabel D14 Dana Cadangan Subsidi/PSO TA 2011 ......................................................................................... 178
Tabel D13 Realisasi Belanja Subsidi menurut Jenis Subsidi TA 2011 dan 2010 ........................................... 179
Tabel D15 Rincian Belanja Subsidi per Unit Eselon I TA 2011 dan 2010 ..................................................... 179
Tabel D16 Realisasi Pembayaran Subsidi Energi TA 2011 ............................................................................ 180
Tabel D17 Rincian Belanja Subsidi Energi yang ditempatkan pada Dana Cadangan Subsidi/PSO TA 2011 181
Tabel D18 Perbandingan Realisasi Belanja Subsidi Energi TA 2011 dan 2010 ............................................. 181
Tabel D19 Perbandingan Rata-Rata Harga Indeks Pasar BBM (MOPS) TA 2011 dan TA 2010................... 182
Tabel D20 Realisasi Belanja Subsidi Bunga Kredit Program TA 2011 .......................................................... 183
Tabel D21 Perbandingan Realisasi Belanja Subsidi Bunga Kredit Program TA 2011 dan 2010 ................... 185
Tabel D22 Realisasi Belanja Subsidi Pajak TA 2011 ..................................................................................... 185
Tabel D23 Perbandingan Realisasi Belanja Subsidi Pajak TA 2011 dan 2010 ............................................... 186
Tabel D24 Rincian Anggaran dan Realisasi Menurut Sub Kelompok Belanja ............................................... 186
Tabel D25 Rincian Realisasi Belanja Subsidi Bea Masuk TA 2011 ............................................................... 188
Tabel D26 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja BMDTP per Eselon I Kementerian Perindustrian ........ 190
Tabel D27 Realisasi Belanja Subsidi pada Ditjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi TA 2011 .. 191
Tabel D28 Realisasi Belanja Subsidi pada Ditjen Industri Manufaktur TA 2011........................................... 192
Tabel D29 Perusahaan Yang Mendapat Fasilitas Subsidi Bea Masuk ............................................................ 192
Tabel D30 Rincian Belanja Subsidi BMDTP .................................................................................................. 193
Tabel D31 Pembayaran Rekonsiliasi dan Subsidi KPRSH Tahun 2011 ......................................................... 194
Tabel D32 Rincian Realisasi Bruto Belanja Belanja Lain-Lain TA 2011 dan TA 2010 ................................. 196
Tabel D33 Komposisi Realisasi penyaluran Dana Perimbangan TA 2011 ..................................................... 197
Tabel D34 Komposisi Realisasi penyaluran DBH Pajak TA 2011 ................................................................. 197
Tabel D35 Komposisi Realisasi penyaluran DBH PPh Perorangan TA 2011 ................................................ 198
Tabel D36 Komposisi Realisasi penyaluran DBH PBB TA 2011 .................................................................. 199
Tabel D37 Realisasi DBH PBB TA 2011 Berdasarkan DJPK dan KPPN Daerah.......................................... 200
Tabel D38 Komposisi Realisasi penyaluran DBH BPHTB TA 2011 ............................................................. 201
Tabel D39 Realisasi Transfer DBH BPHTB TA 2011 Berdasarkan DJPK dan KPPN Daerah ...................... 201
Tabel D40 Komposisi Alokasi BDH SDA TA 2011 ....................................................................................... 202
Tabel D41 Kurang Salur DBH SDA yang Direalisasikan pada TA 2011 ...................................................... 203
Tabel D42 Komposisi Alokasi dan Realisasi BDH SDA Minyak Bumi TA 2011 ......................................... 204
Tabel D43 Pencairan Dana Cadangan SDA Minyak Bumi TA 2011.............................................................. 204
Tabel D44 Komposisi Alokasi dan Realisasi BDH SDA Gas Bumi TA 2011................................................ 206
Tabel D45 Pencairan Dana Cadangan SDA Minyak Bumi TA 2011.............................................................. 206
Tabel D46 Komposisi Alokasi dan Realisasi BDH SDA Pertambangan Umum TA 2011 ............................. 208
Tabel D47 Komposisi Alokasi dan Realisasi BDH SDA Pertambangan Panas Bumi TA 2011...................... 209
Tabel D48 Komposisi Alokasi dan Realisasi BDH SDA Kehutanan TA 2011 .............................................. 210
Tabel D49 Komposisi Alokasi dan Realisasi BDH SDA Perikanan TA 2011................................................ 210
Tabel D50 Realisasi Transfer DBH Cukai Hasil Tembakau TA 2011 dan TA 2010 ...................................... 210
Tabel D51 Komposisi Alokasi dan Realisasi DAU TA 2011 ......................................................................... 211
Tabel D52 Rincian Alokasi Tambahan Koreksi Positif Kurang bayar atas DAU TA 2010............................ 212
Tabel D53 Komposisi Alokasi dan Realisasi DAK TA 2011 ......................................................................... 213
Tabel D54 Komposisi Alokasi dan Realisasi DAK TA 2011 sesuai Bidang .................................................. 214
Tabel D55 Rincian Alokasi Tambahan Koreksi Positif Kurang bayar atas DAK TA 2010............................ 215
Daftar Tabel vi
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara (Audited )
Tabel D56 Rincian Realisasi Transfer Dana Otonomi Khusus TA 2011 dan TA 2010 .................................. 216
Tabel D57 Rincian Realisasi Dana Penyesuaian (Tamsil, TPG, dan DPPID) ................................................ 217
Tabel D57 Rincian Realisasi Dana Penyesuaian TA 2011 dan TA 2010 ........................................................ 218
Tabel D59 Rincian Surplus Anggaran TA 2011 dan TA 2010 ....................................................................... 220
Tabel D60 Rincian Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman TA 2011 .................................. 221
Tabel D61 Rincian Privatisasi dan Penjualan Aset Program Restrukturisasi TA 2011 .................................. 222
Tabel D62 Rincian Penerimaan Surat Berharga Negara TA 2011 .................................................................. 222
Tabel D63 Rincian Pengeluaran Surat Berharga Negara TA 2011 ................................................................. 223
Tabel D64 Rincian Penyertaan Modal Negara/Dana Investasi Pemerintah TA 2011 ..................................... 223
Tabel D65 Rincian Pembiayaan Lain-lain dalam TA 2011 dan 2010 ............................................................. 224
Tabel D66 Rincian Realisasi Pinjaman Program TA 2011 dan 2010.............................................................. 225
Tabel D67 Rincian Realisasi Penarikan Pinjaman Program untuk TA 2011 .................................................. 225
Tabel D68 Rincian Realisasi Penarikan Pinjaman Proyek TA 2011 dan TA 2010 ......................................... 225
Tabel D69 Rincian Realisasi Penarikan Pinjaman Proyek TA 2011 ............................................................... 226
Tabel D70 Rincian Alokasi Anggaran Berdasarkan APBN 2011 untuk Pengguna Dana Tahun 2011........... 227
Tabel D71 Rincian Realisasi Penerusan Pinjaman TA 2011 dan TA 2010..................................................... 227
Tabel D72 Rincian Realisasi Pendapatan K/L................................................................................................. 228
Tabel D73 Rincian Realisasi Penerimaan SDA TA 2011 ............................................................................... 228
Tabel D74 Rincian Realisasi PNBP Lainnya TA 2011 ................................................................................... 229
Tabel D75 Rincian Realisasi Pendapatan BLU TA 2011 ................................................................................ 229
Tabel D76 Rincian SiLPA (SiKPA) Setelah Pendapatan dan Belanja K/L .................................................... 230
DAFTAR SINGKATAN
ix Daftar Singkatan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
Daftar Singkatan x
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
xi Daftar Singkatan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
DAFTAR CaLK
PENJELASAN UMUM
Catatan A.1 Dasar Hukum ......................................................................................................... 11
Catatan A.2 Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan ......................................................... 11
Catatan A.3 Kebijakan Akuntansi ............................................................................................. 20
NERACA
PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA
Catatan C.1 Posisi Keuangan Secara Umum............................................................................. 64
Catatan C.2 Penjelasan Per Pos Neraca..................................................................................... 64
Catatan C.2.1 Rekening Kas BUN di Bank Indonesia ................................................................. 64
Catatan C.2.2 Rekening Kas di KPPN ......................................................................................... 65
Catatan C.2.3 Rekening Pemerintah Lainnya .............................................................................. 66
Catatan C.2.4 Kas di Kementerian/Lembaga ............................................................................... 67
Catatan C.2.5 Kas di Bendahara Pengeluaran .............................................................................. 67
Catatan C.2.6 Kas di Bendahara Penerimaan ............................................................................... 67
Catatan C.2.7 Kas pada BLU ....................................................................................................... 67
Catatan C.2.8 Kas Lainnya dan Setara Kas .................................................................................. 68
Catatan C.2.9 Uang Muka dari Rekening Bendahara Umum Negara (BUN) .............................. 69
Catatan C.2.10 Piutang Bukan Pajak.............................................................................................. 72
Catatan C.2.11 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi ....................................................... 77
Catatan C.2.12 Bagian Lancar Penerusan Pinjaman ...................................................................... 77
Catatan C.2.13 Bagian Lancar Investasi Jangka Panjang .............................................................. 78
Catatan C.2.14 Uang Muka Belanja ............................................................................................... 78
Catatan C.2.15 Piutang Lain-lain ................................................................................................... 78
Catatan C.2.16 Penyisihan Piutang Tak Tertagih pada Piutang ..................................................... 82
Catatan C.2.17 Persediaan .............................................................................................................. 84
Catatan C.2.18 Rek. Dana Investasi/Rek. Pembangunan Daerah .................................................. 87
Catatan C.2.19 Dana Bergulir ........................................................................................................ 87
Catatan C.2.20 Penyisihan Piutang Tak Tertagih pada Investasi Jangka Panjang Non Permanen 91
Catatan C.2.21 Investasi Non Permanen Lainnya .......................................................................... 91
Catatan C.2.22 Investasi Permanen Penyertaan Modal Negara ..................................................... 93
Catatan C.2.23 Investasi Permanen BLU ..................................................................................... 108
Catatan C.2.24 Investasi Permanen Lainnya ................................................................................ 108
Catatan C.2.25 Aset Tetap ............................................................................................................ 109
Catatan C.2.26 Aset Lainnya ........................................................................................................ 110
Catatan C.2.27 Penyisihan Piutang Tak Tertagih pada Aset Lainnya.......................................... 132
Catatan C.2.28 Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) .............................................................. 132
Catatan C.2.29 Utang Kepada Pihak Ketiga ................................................................................ 133
Catatan C.2.30 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang ................................................................. 135
Catatan C.2.31 Utang Surat Perbendaharaan Negara ................................................................... 136
Catatan C.2.32 Utang Biaya Pinjaman ......................................................................................... 138
Catatan C.2.33 Utang Subsidi ...................................................................................................... 139
Catatan C.2.34 Utang Jangka Pendek Lainnya ............................................................................ 143
Catatan C.2.35 Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan .......................................................... 144
Catatan C.2.36 Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Non Perbankan ........................................ 144
Catatan C.2.37 Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Perbankan ................................................ 146
Catatan C.2.38 Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya .................................................... 146
Catatan C.2.39 Utang Kepada Dana Pensiun dan THT ............................................................... 148
Catatan C.2.40 Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan ................................................... 149
Catatan C.2.41 Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya ....................................................... 149
Catatan C.2.42 Saldo Anggaran Lebih (SAL) .............................................................................. 150
Catatan C.2.43 SiLPA (SiKPA)Setelah Penyesuaian .................................................................. 151
Catatan C.2.44 Dana Lancar Lainnya .......................................................................................... 151
Catatan C.2.45 Cadangan Piutang ................................................................................................ 152
Catatan C.2.46 Barang/jasa yang masih harus diterima ............................................................... 152
Catatan C.2.47 Cadangan Persediaan ........................................................................................... 152
Catatan C.2.48 Pendapatan Ditangguhkan ................................................................................... 152
Catatan C.2.49 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek ............ 153
Catatan C.2.50 Selisih Kurs Bagian Lancar ................................................................................. 153
Catatan C.2.51 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang ................................................. 153
Catatan C.2.52 Diinvestasikan dalam Aset Tetap ........................................................................ 153
Catatan C.2.53 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya .................................................................... 153
Catatan C.2.55 Dana yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang .......... 154
Catatan C.2.56 Selisih Kurs Jangka Panjang ............................................................................... 154
CATATAN PENTING LAINNYA
Catatan C.3 Catatan Penting Lainnya...................................................................................... 155
xv Daftar CaLK
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN NERACA
Lampiran 1. Saldo Kas KPPN per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 ................................................ L1
Lampiran 2. RPL di Bank Indonesia per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 ...................................... L2
Lampiran 3. RPL di Bank Umum per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010........................................... L3
Lampiran 4. Saldo Kas di K/L yang berasal dari Hibah Langsung per 31 Desember 2011 .............................. L4
Lampiran 5. Piutang Lancar Dividen BUMN dan Penyisihan Piutang Tak Tertagih ...................................... L5
Lampiran 6. Kekayaan Negara Lain-lain Berupa Hak Tagih kepada BDL ........................................................ L6
Lampiran 7. Rincian Penyaluran Dana Bergulir pada BLU Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan............... L7
Lampiran 8. Nilai Realisasi Bersih Dana Bergulir ............................................................................................. L8
Lampiran 9. Ikhtisar Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) per 31 Desember 2011 .......... L9
Lampiran 10. Daftar BYBDS pada BUMN per 31 Desember 2011 ............................................................... L10
Lampiran 11. Penyertaan Modal Negara pada Non BUMN 31 Desember 2011 ............................................ L11
Lampiran 12. Penyertaan Modal Negara pada BUMN di bawah Pembinaan Kemenkeu 31 Des 2011 ......... L12
Lampiran 13. Penyertaan Modal Negara pada Lembaga Keuangan Internasional .......................................... L13
Lampiran 14. Aset Tetap BUN per 31 Desember 2011................................................................................... L14
Lampiran 15. Aset Tanah KKKS yang Dicatat pada Neraca LKBUN ............................................................. L15
Lampiran 16. Daftar Aset Non Tanah KKKS yang Dicatat pada Neraca LKBUN .......................................... L16
Lampiran 17. Sumur Tidak Digunakan, Subsequent Expenditure, Aset Rusak Berta, Aset dala Proses
Penghapusan, (Aset KKKS) ..................................................................................................... L17
Lampiran 18. Sisa Aset Eks BPPN ................................................................................................................... L18
Lampiran 19. Aset Negara yang Dikelola PT. PPA per 31 Desember 2011 ................................................... L19
Lampiran 20. Daftar BMN yang Berasal dari Eks Pertamina .......................................................................... L20
Lampiran 21. Surat Berharga Negara Jangka Pendek per 31 Desember 2011 ................................................. L21
Lampiran 22. Utang Bunga/Imbalan-SBN (Accrued Interest/Return) per 31 Desember 2011 ....................... L22
Lampiran 23. Surat Berharga Negara Jangka Panjang Rupiah per 31 Desember 2011 ................................... L23
Lampiran 24. Surat Berharga Negara Jangka Panjang Valas per 31 Desember 2011 ...................................... L24
Lampiran 25. Daftar Aset Bekas Milik Asing/Cina yang Belum Selesai Diproses per 31 Desember 2011 ... L21
Lampiran 26. Daftar Aset Bekas Milik Asing/Cina yang Belum Selesai per Kanwil DJKN................. ........ L2621
Lampiran 27. Capaian Kinerja Penyelesaian ABMA/C per 31 Desember 2011 ............................................. L27
Lampiran 28. Ikhtisar Laporan Keuangan Badan Lainnya-LNS per 31 Desember 2011 ................................ L28
Lampiran 29. Ikhtisar Laporan Keuangan Badan Lainnya-Yayasan (Neraca) per 31 Desember 2011........... L29
Lampiran 30. Ikhtisar Laporan Keuangan Badan Lainnya-Yayasan (LRA) per 31 Desember 2011 .............. L30
LAMPIRAN LRA
LAMPIRAN LAIN-LAIN
Lampiran 36. Tindak Lanjut BUN terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas LKBUN Tahun 2010 .............. L36
Daftar Lampiran xvi
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
Daftar Lampiran xvii
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara Tahun Anggaran 2011 yang terdiri dari (i)
Laporan Arus Kas, (ii) Neraca, (iii) Laporan Realisasi Anggaran dan (iv) Catatan atas Laporan
Keuangan sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami, kecuali untuk hal-
hal yang terkait dengan badan lainnya yang berada di luar kendali Bendahara Umum Negara.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang
memadai dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan
Jakarta, 2012
Menteri Keuangan
Selaku Bendahara Umum Negara
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
RINGKASAN
Berdasarkan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara menyusun Laporan Arus Kas (LAK).
Selanjutnya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah bahwa dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN/APBD, setiap Entitas Pelaporan wajib menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan dan
Laporan Kinerja. Entitas Pelaporan terdiri dari:
a. Pemerintah Pusat;
b. Pemerintah Daerah;
c. Kementerian Negara/Lembaga; dan
d. Bendahara Umum Negara.
Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara setidak-tidaknya terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011, Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara
(BUN) menyelenggarakan Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN) untuk
menghasilkan Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara (LKBUN).
LKBUN Tahun Anggaran 2011 merupakan gabungan laporan keuangan entitas pelaporan BUN,
informasi keuangan yang berada dalam pengelolaan Bendahara Umum Negara (BUN), dan unit-unit
terkait lainnya yang mengelola dan/atau menguasai aset Pemerintah yang tidak dilaporkan dalam
laporan keuangan kementerian Negara/lembaga, yang disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lampiran II Pernyataan
Staandar Akuntansi Pemerintah Berbasis Kas Menuju Akrual).
Ringkasan 1
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Unaudited )
2. NERACA
Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan Pemerintah Pusat mengenai aset,
kewajiban dan ekuitas dana pada tanggal 31 Desember 2011.
Jumlah Aset per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp1.274,19 triliun yang terdiri dari Aset Lancar
sebesar Rp135,23 triliun; Investasi Jangka Panjang sebesar Rp750,03 triliun; Aset Tetap sebesar
Rp11,97 triliun; dan Aset Lainnya sebesar Rp376,96 triliun.
Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp1.931,08 triliun yang terdiri dari
Kewajiban Jangka Pendek sebesar Rp230,45 triliun dan Kewajiban Jangka Panjang sebesar
Rp1.700,63 triliun.
Sementara itu, jumlah Ekuitas Dana Neto per 31 Desember 2011 adalah sebesar minus Rp656,89
triliun yang terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar minus Rp77,94 triliun dan Ekuitas Dana
Investasi sebesar minus Rp578,95 triliun.
Ringkasan Neraca per 31 Desember 2011 dapat disajikan sebagai berikut:
Laporan Realisasi Anggaran BUN menggambarkan perbandingan antara Pagu Anggaran BUN Tahun
2011 dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan, belanja, dan pembiayaan selama
periode 1 Januari 2011 – 31 Desember 2011.
Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah BUN pada Tahun Anggaran 2011 adalah sebesar Rp1.135,91
triliun, atau mencapai 102,26 persen dari anggarannya. Jumlah realisasi Pendapatan tersebut terdiri
dari realisasi Penerimaan Perpajakan sebesar Rp873,68 triliun atau 99,45 persen, realisasi Penerimaan
Negara Bukan Pajak sebesar Rp256,78 triliun atau 112,91 persen, dan realisasi Penerimaan Hibah
sebesar Rp5,25 triliun atau 112,69 persen. Sementara itu, realisasi Belanja BUN pada Tahun
Anggaran 2011 adalah sebesar Rp876,17 triliun, atau 97,56 persen dari anggarannya. Jumlah realisasi
Belanja Negara BUN tersebut terdiri dari realisasi Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp464,85 triliun
atau 95,66 persen dari anggarannya, dan realisasi Transfer untuk Daerah sebesar Rp411,32 triliun
atau 99,80 persen dari anggarannya.
Realisasi Surplus Anggaran BUN Tahun 2011 adalah sebesar Rp259,74 triliun atau 122,12 persen.
Realisasi Pembiayaan Neto Tahun Anggaran 2011 adalah sebesar Rp130,95 triliun atau 86,82 persen
dari jumlah yang dianggarkan dalam DIPA TA 2011 sebesar Rp150,84 triliun.
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran BUN per 31 Desember 2011 dapat disajikan sebagai berikut
(dalam rupiah):
2 Ringkasan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
% Realisasi
Uraian Pagu Anggaran Realisasi thd
Anggaran
Pendapatan Negara dan Hibah BUN 1.110.777.680.827.320 1.135.909.533.566.980 102,26%
Penerimaan Perpajakan 878.685.216.762.000 873.873.892.399.381 99,45%
Penerimaan Negara Bukan Pajak 227.430.358.557.324 256.781.701.306.298 112,91%
Penerimaan Hibah 4.662.105.508.000 5.253.939.861.303 112,69%
Belanja Negara BUN 898.082.031.494.024 876.173.081.143.681 97,56%
Belanja Pemerintah Pusat 485.940.056.172.000 464.848.316.511.891 95,66%
Transfer untuk Daerah 412.141.975.322.024 411.324.764.631.790 99,80%
Surplus (Defisit) Anggaran 212.695.649.333.300 259.736.452.423.301 122,12%
Pembiayaan Neto 150.836.675.244.000 130.948.869.624.421 86,82%
Suspen Pembiayaan
SiLPA (SiKPA) Sebelum 390.685.322.047.722
Pendapatan dan Belanja K/L
Pendapatan K/L 59.136.958.444.676 74.690.119.792.432 126,30%
Belanja K/L 422.669.287.614.176 418.826.065.331.343 99,09%
SiLPA (SiKPA) Setelah Pendapatan 46.549.376.508.811
dan Belanja K/L
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menguraikan dasar hukum penyusunan LK BUN,
metodologi penyusunan LKBUN dan kebijakan akuntansi yang diterapkan. Selain itu, dalam CaLK
dikemukakan penjelasan pos-pos laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai.
Sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Kas Menuju Akrual, dalam penyajian
Laporan Realisasi Anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan diakui berdasarkan basis kas,
yaitu pada saat kas diterima atau dikeluarkan oleh dan dari Kas Umum Negara (KUN). Dalam
penyajian Neraca, aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat
diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas
diterima atau dikeluarkan oleh dan dari KUN.
Dalam CaLK ini diungkapkan pula kejadian penting setelah tanggal pelaporan keuangan serta
beberapa informasi tambahan yang diperlukan.
Ringkasan 3
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
4 Ringkasan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara (Audited )
Face LAK 5
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
6 Face LAK
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
ASET LANCAR
Kas dan Bank C.2
Rekening Kas BUN di Bank Indonesia C.2.1 82.453.918.298.407 82.430.710.192.763
Rekening Kas di KPPN C.2.2 11.870.556.947.661 9.218.612.887.732
Rekening Pemerintah Lainnya di BI C.2.3 6.615.552.720.213 8.539.601.162.593
Kas Pada Kementerian/Lembaga C.2.4 429.120.562.354 48.185.913.483
Kas di Bendahara Pengeluaran C.2.5 292.791.782.959 518.919.028.152
Kas di Bendahara Penerimaan C.2.6 0 0
Kas pada BLU C.2.7 13.089.016.578.965 7.287.580.742.179
Kas Lainnya dan Setara Kas C.2.8 4.926.150.414.788 7.323.616.344.465
Jumlah Kas dan Bank 119.677.107.305.347 115.367.226.271.367
Uang Muka
Uang Muka dari Rekening BUN C.2.9 1.408.995.648.910 1.876.259.417.429
Piutang
Piutang Bukan Pajak C.2.10 6.089.364.104.459 5.578.050.453.631
Bagian Lancar Tagihan TGR C.2.11 242.297.208 105.596.080
Bagian Lancar Penerusan Pinjaman C.2.12 4.462.395.347.776 0
Bagian Lancar Investasi Jangka Panjang C.2.13 0 4.842.752.393.007
Uang Muka Belanja C.2.14 0 3.357.734.901
Piutang Lain-Lain C.2.15 12.299.721.196.221 12.346.640.351.758
(Penyisihan Piutang Tak Tertagih pada
C.2.16 (11.286.262.785.275) (53.567.541.189)
Piutang)
Jumlah Piutang 11.565.460.160.389 22.717.338.988.188
Persediaan C.2.17 2.575.857.719.518 2.836.623.273.047
Jumlah Aset Lancar 135.227.420.834.163 142.797.447.950.031
INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi Non Permanen
Rekening Investasi/Rekening Pemb. Daerah C.2.18 0 43.584.962.741.584
(Peny. Piutang Tak Tertagih pd IJP Non
C.2.20 0 (217.924.813.708)
Permanen)
Dana Bergulir C.2.19 8.195.256.111.510 2.056.665.021.925
Investasi Non Permanen Lainnya C.2.21 4.749.737.167.996 49.000.000.000
Jumlah Investasi Non Permanen 12.944.993.279.506 45.472.702.949.801
Investasi Permanen
Investasi Permanen PMN C.2.22 736.991.554.233.013 564.087.107.302.153
Investasi Permanen BLU C.2.23 6.637.194.500
Investasi Permanen Lainnya C.2.24 87.609.772.784 94.959.618.306.997
Jumlah Investasi Permanen 737.085.801.200.297 659.046.725.609.150
Jumlah Investasi Jangka Panjang 750.030.794.479.803 704.519.428.558.951
ASET TETAP C.2.25
Tanah 7.014.566.178.769 4.801.177.817.545
Peralatan dan Mesin 2.400.713.948.863 4.229.555.953.083
Gedung dan Bangunan 893.831.639.647 921.583.657.732
Jalan. Irigasi. dan Jaringan 568.813.247.115 3.992.357.542.056
Aset Tetap Lainnya 29.426.173.464 187.834.278.027
Konstruksi Dalam Pengerjaan 1.061.688.059.670 1.624.358.631.404
Jumlah Aset Tetap 11.969.039.247.528 15.756.867.879.847
ASET LAINNYA C.2.26
Dana yang Dibatasi Penggunaannya 25.532.966.560.780 35.331.330.423.750
Aset Tak Berwujud 23.734.946.611 195.507.528.235
Dana Penerusan Pinjaman 46.540.275.969.108 2.080.560.968.499
Dana Kelolaan BLU 19.320.332.310.233 17.065.866.677.075
Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/TGR 0 14.477.928
Aset KKKS 150.508.980.296.216
Aset Eks BPPN 67.543.984.466.405
Piutang Jangka Panjang 2.978.489.535.491
Aset Lain-lain 69.183.911.800.819 171.548.617.001.932
Face Neraca 7
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KEWAJIBAN
8 Face Neraca
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
Face Neraca 9
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
D. PEMBIAYAAN D.2.4
I. Pembiayaan Dalam Negeri D.2.4.1 153.613.307.023.000 148.748.034.850.068 96,83% 96.118.516.369.933
1. Rekening Pemerintah D.2.4.1.1 40.574.043.832.000 40.319.043.049.000 99,37% 22.189.312.607.078
Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan
2. D.2.4.1.2 8.176.680.057.000 8.608.845.495.456 105,29% 0
Pinjaman
Privatisasi dan penjualan Aset Program 114,91%
3. D.2.4.1.3 1.390.690.442.000 1.597.981.517.178 3.232.148.153.136
Restrukturisasi
4. Surat Berharga Negara (Neto) D.2.4.1.4 126.653.893.000.000 119.864.365.459.065 94,64% 91.102.598.250.248
Penerimaan Surat Berharga Negara 207.136.113.196.150 167.634.217.942.000
Pengeluaran Surat Berharga Negara (87.271.747.737.085) (76.531.619.691.752)
5. Pinjaman Dalam Negeri D.2.4.1.5 1.452.125.992.000 619.382.641.633 42,65% 393.606.359.471
6. PMN/Dana Investasi Pemerintah D.2.4.1.6 (21.112.426.300.000) (19.643.883.312.264) 93,04% (19.799.149.000.000)
7. Kewajiban Penjaminan D.2.4.1.7 (904.000.000.000) 0 0,00% 0
8. Dana Pengembangan Pendidikan Nasional D.2.4.1.8 (2.617.700.000.000) (2.617.700.000.000) 100,00% (1.000.000.000.000)
9. Pembiayaan Lain Lain D.2.4.1.9 0 0 0
II. Pembiayaan Luar Negeri ( Neto) D.2.4.2 (2.776.631.779.000) (17.799.165.225.647) 641,03% (4.566.504.969.318)
1. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) D.2.4.2.1 56.182.884.835.000 33.747.178.723.921 60,07% 54.794.790.200.206
a. Penarikan Pinjam Program D.2.4.2.1.1 19.201.800.000.000 13.574.470.657.230 70,69% 28.974.644.489.116
b. Penarikan Pinjaman proyek D.2.4.2.1.2 36.981.084.835.000 20.172.708.066.691 54,55% 25.820.145.711.090
2. Penerusan Pinjaman D.2.4.2.2 (11.724.776.614.000) (4.223.841.471.298) 36,02% ( 8.728.763.587.688)
( 50.632.531.581.836)
3. Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri D.2.4.2.3 (47.234.740.000.000) (47.322.502.478.270) 100,19%
Jumlah Pembiayaan (D.I+D.II) 150.836.675.244.000 130.948.869.624.421 86,82% 91.552.011.400.615
Face Neraca 10
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
1. UUD 1945 Pasal 23 ayat (1) menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan
setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan
bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2011, sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2011.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan Lampiran II (Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Kas Menuju Akrual).
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah.
8. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 91/PMK.05/2007
tentang Bagan Akun Standar.
9. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
233/PMK.05/2011.
10. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 08/PMK.05/2010
tentang Tata Cara Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara
Umum Negara.
Catatan atas Laporan Keuangan 11
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
12 Catatan atas Laporan Keuangan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
Catatan atas Laporan Keuangan 13
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
14 Catatan atas Laporan Keuangan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
Catatan atas Laporan Keuangan 15
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
SAPP
SABUN SAI
SAK SIMAK‐BMN
SAU SAKUN
16 Catatan atas Laporan Keuangan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
UAPBUN Utang Ditjen
Pemerintah dan Hibah Pengelolaan Utang
UAPBUN Ditjen
Investasi Pemerintah Kekayaan Negara
UAPBUN Dit. SMI
Penerusan Pinjaman Ditjen Perbendaharaan
UAPBUN Ditjen
UAPBUN Transfer Ke Daerah Perimbangan Keuangan
UAPBUN Belanja Subsidi Ditjen
dan Lainnya Anggaran
UAPBUN Transaksi Khusus Dit. APK
dan Badan Lainnya Ditjen Perbendaharaan
UAPBUN Dit. PKN
Akuntansi Pusat Ditjen Perbendaharaan
Gambar A2.Unit Akuntansi Pembantu Bendahara Umum Negara
(UAPBUN)/entitas akuntansi
Gambar A.2 Unit Akuntansi Pembantu BUN
Dit.APK DJPB
Utang Hibah Investasi LKBUN
Pemerintah Pemerintah
Catatan atas Laporan Keuangan 17
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
18 Catatan atas Laporan Keuangan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
Catatan atas Laporan Keuangan 19
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
Laporan Realisasi APBN disusun dengan menggunakan basis kas yaitu basis
akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas
atau setara kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN) atau dikeluarkan dari
KUN.
Penyajian aset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam Neraca diakui berdasarkan
basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban
tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan dari
KUN.
Penyusunan dan penyajian LKBUN TA 2011 mengacu pada Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor
71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Lampiran II (Pernyataan
Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Kas Menuju Akrual). Dengan
demikian, dalam penyusunan LKBUN telah diterapkan kaidah-kaidah
pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
mengamanatkan bahwa penerapan akuntansi berbasis akrual dilaksanakan
selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun. Namun sampai dengan pelaporan
keuangan Tahun 2011 ini, Pemerintah belum sepenuhnya menerapkan akuntansi
berbasis akrual. Pemerintah telah menetapkan PP Nomor 71 Tahun 2010 sebagai
dasar penerapan akrual. Kesepakatan antara Pemerintah dengan DPR bahwa
akuntansi berbasis akrual diterapkan secara bertahap dan secara penuh
dilaksanakan paling lambat tahun 2015. Namun demikian sesuai UU APBN tiap
tahun disebutkan bahwa Laporan Realisasi Anggaran dilengkapi dengan
informasi pendapatan dan belanja secara akrual. Adapun tahapan menuju akrual
sebagai berikut:
1. Tahun 2011 – Penyiapan Aturan Pelaksanaan, Proses Bisnis, Sistem dan
Kebijakan.
2. Tahun 2012 – Melanjutkan Pengembangan Sistem Akuntansi (Finalisasi
Prosedur Manual) dan Meningkatkan Sumber Daya Manusia.
3. Tahun 2013 – Uji Coba dan Konsolidasi Pelaporan.
4. Tahun 2014 – Implementasi secara pararel dan Konsolidasi seluruh LKKL
dan LKBUN- CTA dan Akrual.
5. Tahun 2015 – Implementasi Akrual Secara Penuh dan Evaluasi.
Namun sejalan dengan penerapan Sistem Perencanaan dan Anggaran Negara
(SPAN) pelaksanaan akuntansi berbasis akrual direncanakan untuk diterapkan
pada Tahun 2013
Prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan LKBUN ini adalah:
(1) Pendapatan
Pendapatan Pendapatan adalah semua penerimaan KUN yang menambah ekuitas dana
diakui pada lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah
saat kas pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat. Pendapatan
diterima pada diakui pada saat kas diterima pada KUN atau pada saat pengesahan
KUN pendapatan oleh BUN. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas
bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat
jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan
disajikan sesuai dengan jenis pendapatan.
Pengecualian terhadap azas bruto pada penyusunan LKBUN TA 2011
adalah untuk penerimaan minyak dan gas bumi (migas) yang ditampung
dalam rekening antara (rekening 600.000.411980) dan penerimaan panas
bumi (rekening 508.000.084980). Hal ini dilandasi bahwa earnings process
20 Catatan atas Laporan Keuangan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
atas penerimaan migas dan panas bumi tersebut belum selesai, karena
penerimaan migas pada rekening 600.000.411980 dan penerimaan panas
bumi pada rekening 508.000.084980 masih harus memperhitungkan unsur-
unsur kewajiban Pemerintah seperti under/over lifting, DMO fee, dan
pengembalian (reimbursement) PPN dan PBB. Penerimaan migas pada
rekening 600.000.411980 dan penerimaan panas bumi pada rekening
508.000.084980 diakui sebagai “Pendapatan yang Ditangguhkan”.
Selanjutnya, terhadap pengeluaran-pengeluaran kewajiban Pemerintah yang
membebani rekening tersebut akan dikeluarkan terlebih dahulu, baru
kemudian disetor ke Kas Negara sebagai penerimaan negara (PNBP).
Pendapatan yang disajikan pada Laporan Realisasi Anggaran merupakan
data penerimaan kas yang dikelola oleh Menteri Keuangan selaku BUN
terdiri dari Penerimaan Perpajakan, Penerimaan Negara Bukan Pajak BUN,
Penerimaan Hibah sebagai pembukuan intrakomtabel atas seluruh
penerimaan uang BUN yang riil masuk ke Kas Negara. Sedangkan data
realisasi Pendapatan Negara dan Hibah entitas pelaporan BUN selaku
pengguna anggaran sebagai penguji (kontrol) data BUN.
Dalam rangka menyajikan SiLPA, Laporan Realisasi Anggaran BUN
menyajikan angka pendapatan kementerian/lembaga yang berasal dari data
SAU.
(2) Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran KUN yang mengurangi ekuitas dana
lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh
Belanja diakui pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat. Belanja diakui pada saat
pada saat kas terjadi pengeluaran kas dari KUN atau pada saat pengesahan belanja oleh
keluar dari BUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan
KUN belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut
disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Belanja
disajikan pada muka (face) laporan keuangan menurut klasifikasi
ekonomi/jenis belanja.
Belanja yang disajikan pada laporan realisasi anggaran merupakan gabungan
dari seluruh belanja Unit Akuntansi Pembantu BUN selaku pengguna
anggaran BUN (data SAI). Perbedaan pencatatan realisasi belanja menurut
Unit Akuntansi Pembantu BUN (data SAI) dengan data SAU dicatat sebagai
Suspen.
Mulai TA 2008, sesuai dengan PMK 91 Tahun 2007 tentang Bagan Akun
Standar, mata anggaran untuk pengembalian pendapatan/belanja tahun
berjalan menggunakan mata anggaran yang sama dengan mata anggaran
realisasinya, tetapi dibedakan dalam penggunaan dokumen sumber. Jika
terjadi pengembalian pendapatan/belanja pada tahun anggaran berjalan,
maka langsung mengurangi realisasi pendapatan/belanja dengan mata
anggaran pendapatan/belanja yang berkenaan, dengan menggunakan
dokumen SSBP atau potongan SPM.
Dalam rangka menyajikan SILPA, Laporan Realisasi Anggaran BUN
menyajikan angka belanja kementerian/lembaga yang berasal dari Laporan
Keuangan Kementerian/ Lembaga (LKKL).
Catatan atas Laporan Keuangan 21
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
(3) Pembiayaan
Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan Pemerintah, baik penerimaan
Pembiayaan
maupun pengeluaran yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang
diakui pada
dalam penganggaran Pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup
saat kas
defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Pembiayaan diakui pada saat
diterima/
kas diterima pada KUN serta pada saat terjadinya pengeluaran kas dari
keluar dari
KUN. Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas
KUN
bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat
jumlah netonya (setelah dikompensasi dengan pengeluaran), meskipun
penyajian dalam LKBUN secara netto.
(4) Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
Aset terdiri Pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
dari Aset ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik
Lancar, oleh Pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan
Investasi uang, termasuk sumber daya non-keuangan yang diperlukan untuk
Jangka penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang
Panjang, Aset dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini tidak
Tetap dan termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut, dan
Aset Lainnya kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak
kepemilikan berpindah.
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi Jangka Panjang, Aset
Tetap, dan Aset Lainnya.
a. Aset Lancar
Suatu aset diklasifikasikan sebagai Aset Lancar jika berupa kas dan
setara kas serta diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau
dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal
Aset Lancar pelaporan. Aset lancar ini terdiri dari kas dan setara kas, investasi jangka
terdiri dari pendek, piutang, dan persediaan.
kas dan setara Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam
kas,investasi bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah
jangka BI pada tanggal neraca.
pendek,
piutang, dan Kas BUN di Bank Indonesia terdiri dari Rekening Kas Umum Negara
persediaan Dalam Rupiah, USD dan Yen, Rekening Penempatan Rupiah, USD dan
Yen, Rekening Bantuan Bencana Alam Sumtera, Rekening SAL,
Rekening Dana Investasi, Rekening Pemerintah Daerah dan Rekening
Khusus.
Kas di KPPN merupakan saldo kas pada rekening KPPN meliputi
rekening bank/pos persepsi, rekening Bank Operasional I, II, III,
22 Catatan atas Laporan Keuangan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
Catatan atas Laporan Keuangan 23
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
b. Investasi
Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat
ekonomis seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial sehingga
dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat.
Investasi pemerintah diklasifikasikan kedalam investasi jangka pendek
dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek adalah investasi
yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki dalam
kurun waktu setahun atau kurang. Investasi jangka pendek termasuk
dalam kelompok aset lancar. Investasi jangka panjang adalah investasi
yang dimaksudkan untuk dimiliki selama lebih dari setahun. Penyajian
investasi pada Neraca per 31 Desember 2011 terbatas pada investasi
jangka panjang.
Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya,
yaitu non permanen dan permanen.
(i) Investasi Non Permanen
Investasi non permanen adalah investasi jangka panjang yang
dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan. Investasi non
permanen sifatnya bukan penyertaan modal saham melainkan berupa
pinjaman jangka panjang yang dimaksudkan untuk pembiayaan
investasi perusahaan negara/daerah, pemerintah daerah, dan pihak
Investasi ketiga lainnya.
Jangka
Panjang Investasi Non Permanen meliputi:
terdiri dari Seluruh dana pemerintah yang bersumber dari dana pinjaman luar
Investasi Non negeri yang diteruspinjamkan melalui Subsidiary Loan Agreement
Permanen dan (SLA), dan dana dalam negeri dalam bentuk Rekening Dana
Investasi Investasi (RDI) dan Rekening Pembangunan Daerah (RPD) yang
Permanen dipinjamkan kepada BUMN/BUMD, dan Pemda. Saldo penerusan
pinjaman yang berasal dari Naskah Perjanjian Penerusan Pinjaman
(NPPP) sebelum tahun 2009, masih disajikan sebagai Investasi
Non Permanen. Namun, saldo penerusan pinjaman yang berasal
dari NPPP tahun 2009 dan setelah tahun 2009 disajikan sebagai
Aset Lainnya.
Seluruh dana pemerintah yang diberikan dalam bentuk Pinjaman
Dana Bergulir kepada pengusaha kecil, anggota koperasi, anggota
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), nasabah Lembaga Dana
Kredit Pedesaan (LDKP), nasabah Usaha Simpan Pinjam/Tempat
Simpan Pinjam (USP/TSP) atau nasabah BPR.
LKBUN 2011 menyajikan Investasi Non Permanen berupa Dana
Bergulir pada BLU Kementerian/Lembaga yang pendanaan Dana
Bergulir berasal dari BA 999.03 (Investasi Pemerintah). Selain itu
LKBUN 2011 menyajikan Investasi Non Permanen Lainnya pada
BLU PIP Kementerian Keuangan yang datanya diambil dari Laporan
Keuangan Kementerian Keuangan.
Dana kelolaan BLU yang masih berupa kas dan belum
digulirkan/diinvestasikan disajikan sebagai Dana Kelolaan BLU yang
Belum Digulirkan/Diinvestasikan pada pos Aset Lainnya.
24 Catatan atas Laporan Keuangan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
Catatan atas Laporan Keuangan 25
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
d. Aset Lainnya
Aset Lainnya Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi, dan aset
terdiri dari tetap. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Tagihan Penjualan Angsuran
Tagihan (TPA), Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang jatuh tempo lebih dari
Penjualan satu tahun, Dana yang Dibatasi Penggunaannya, Aset Tak Berwujud, dan
Angsuran Aset Lain-lain.
(TPA), TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset
Tagihan pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai
Tuntutan sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang
Ganti Rugi bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar oleh
(TGR), Dana pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran.
yang Dibatasi
TGR merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap bendahara/pegawai
Penggunaann
negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas
ya, Aset Tak
suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun
Berwujud,
tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar hukum yang
dan Aset
dilakukan oleh bendahara/pegawai tersebut atau kelalaian dalam
Lain-lain.
pelaksanaan tugasnya.
TPA dan Tagihan TGR yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu 12
(dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai aset lancar
(Lihat Kebijakan Akuntansi pada Aset Lancar).
Dana yang Dibatasi Penggunaannya merupakan kas atau dana yang
alokasinya hanya akan dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan tertentu
seperti rekening cadangan subsidi/PSO, rekening cadangan Dana Bagi
Hasil, rekening dana reboisasi, serta dana lain yang sejenis.
Aset Tak Berwujud merupakan aset non keuangan yang dapat
diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk
digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk
26 Catatan atas Laporan Keuangan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual. Aset Tak Berwujud
meliputi software komputer; lisensi dan franchise; hak cipta (copyright),
paten, goodwill, dan hak lainnya; hak jasa dan operasi Aset Tak Berwujud
dalam pengembangan.
Aset Lain-lain merupakan aset lainnya yang tidak dapat dikategorikan ke
dalam TPA, Tagihan TGR, Kemitraan dengan Pihak Ketiga, maupun Dana
yang Dibatasi Penggunaannya. Aset lain-lain dapat berupa aset tetap
pemerintah yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah, aset yang
dikelola pihak lain seperti aset pemerintah eks BPPN yang dialihkan
kepada PT Perusahaan Pengelola Aset (PT PPA) dan Tim Koordinasi, dan
aset pemerintah yang digunakan oleh Kontraktor Kontrak Kerjasama
(KKKS) minyak dan gas bumi. Di samping itu, piutang macet
Kementerian Negara/Lembaga yang dialihkan penagihannya kepada
Kementerian Keuangan juga termasuk dalam kelompok Aset Lain-lain.
Aset KKKS yang disajikan pada LKBUN TA 2011 adalah aset KKKS
yang telah dilakukan inventarisasi dan penilaian yang belum diserahkan
kepada Pemerintah. Aset KKKS yang belum diserahkan dan belum
dilakukan inventarisasi dan penilaian tidak dicatat dalam neraca, namun
diungkapkan dalam CaLK. Aset yang telah diserahkan kepada Pemerintah
c.q Kementerian ESDM dan sudah dilakukan inventarisasi dan penilaian,
dicatat dalam neraca sebagai aset tetap atau persediaan.
Terhadap pengakuan Aset KKKS sebagai Aset Lain-lain, Pemerintah tidak
mengakui adanya kewajiban atas pengakuan aset tersebut. Hal ini
didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi yang menyatakan bahwa
seluruh barang dan peralatan yang secara langsung digunakan dalam
Kegiatan Usaha Hulu yang dibeli Kontraktor menjadi Milik/Kekayaan
Negara. Dengan demikian, Pemerintah tidak mengakui adanya kewajiban
atas pengakuan Aset KKKS.
Termasuk dalam Aset Lainnya adalah dana kelolaan BLU yang masih
berupa kas yang belum digulirkan dan piutang penerusan pinjaman yang
berasal dari Naskah Perjanjian Penerusan Pinjaman (NPPP) tahun 2009
dan setelah tahun 2009.
Seluruh pencairan pinjaman pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil
(KUMK) eks dana Surat Utang (SU) 005 pada LKBUN tahun sebelumnya
disajikan sebagai Dana Bergulir, dan pada LKBUN Tahun 2010 disajikan
sebagai Aset Lainnya.
Terkait dengan pelaporan Badan Lainnya diantaranya Badan Pengusahaan
Batam, Otorita Asahan, Yayasan Gedung Veteran, Manggala Wanabakti
dan Taman Mini Indonesia Indah direklasifikasi dari Investasi Permanen
Lainnya menjadi Aset Lainnya. Sedangkan untuk aset non APBN pada
Badan Lainnya akan ditelusuri lebih lanjut dalam rangka penertiban dan
pembenahan Badan Lainnya. Terkait dengan pembenahan Badan Lainnya
tersebut telah disampaikan usulan dari Menteri Keuangan kepada Presiden
RI yaitu pembenahan Badan Lainnya dari perspektif keuangan negara
menyangkut tugas pokok dan fungsi dan dari sisi pendanaan atau
pembiayaannya. Sedangkan untuk Aset Lainnya pada Bapertarum tidak
disajikan dalam Neraca LKBUN Tahun 2011, namun diungkapkan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.
(5) Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
Pemerintah. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain
Catatan atas Laporan Keuangan 27
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
28 Catatan atas Laporan Keuangan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
referensi tertentu. Dalam hal ini referensi yang digunakan adalah tingkat
bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berjangka 3 (tiga) bulan. Kupon
dibayarkan secara periodik setiap 3 (tiga) bulan sekali. Obligasi VR dapat
diperdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di pasar
sekunder.
Zero Coupon (ZC) Bonds adalah obligasi negara tanpa bunga yang
dijual secara diskonto. Berdasarkan posisi 31 Desember 2011, terdapat 2
seri ZC dengan outstanding berkisar dari Rp1,25 triliun dengan masa
jatuh tempo berkisar antara tahun 2012 sampai dengan tahun 2013. Zero
Coupon dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di
pasar sekunder.
Surat Utang Pemerintah kepada Bank Indonesia (SUP kepada BI)
merupakan jenis surat utang yang tidak dapat diperdagangkan (non-
tradable). SUP kepada BI terdiri dari SU002, SU004, SU007, dan
SRBI01
SU-002 dan SU-004 adalah jenis utang Pemerintah kepada Bank
Indonesia berkaitan dengan program penjaminan dan Bantuan Likuiditas
Bank Indonesia (BLBI). SU-002 setelah restrukturisasi memiliki tingkat
bunga sebesar 1 persen per tahun (dari sebelumnya 3 persen), pokoknya
diamortisasi dengan jatuh tempo pokok yang terakhir pada tahun 2025
(sebelumnya 2018). SU-004 setelah restrukturisasi memiliki tingkat
bunga 3 persen per tahun (tidak berubah), pokoknya diamortisasi dengan
jatuh tempo pokok yang terakhir pada tahun 2025 (sebelumnya 2018).
SU-007 adalah surat utang hasil konversi indeksasi dan tungggakan
bunga SU-002 dan SU-004. SU-007 memiliki tingkat bunga 0,1 persen
pertahun dan jatuh tempo pada tahun 2025. angsuran pokok SU007
diamortisasi secara semiannually dan telah mulai dibayar sejak 1
Februari 2007 sebesar Rp509.352.721.728. Pembayaran angsuran pokok
SU007 dapat dilakukan dengan cara tunai (cash) atau dibayar dengan
menggunakan Surat Utang Negara (SUN) yang dapat diperdagangkan
(tradable).
SRBI-01 adalah surat utang yang diterbitkan oleh Pemerintah pada
tanggal 7 Agustus 2003 sebagai pengganti SU-001 dan SU-003, dalam
rangka BLBI. Jatuh tempo SRBI01 adalah tahun 2033 dengan tingkat
kupon 0,1 persen per tahun dihitung dari sisa pokok terutang yang
dibayarkan secara periodik 2 (dua) kali setahun.
International Bonds adalah jenis obligasi negara yang berdenominasi
mata uang asing yang dapat diperdagangkan/diperjualbelikan. Obligasi
ini disajikan di neraca dalam rupiah berdasarkan kurs tengah BI pada
tanggal pelaporan.
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) adalah surat berharga
berdasarkan prinsip syariah, atau dikenal secara internasional dengan
istilah sukuk. Instrumen keuangan ini pada prinsipnya sama seperti surat
berharga konvensional, dengan perbedaan pokok antara lain berupa
penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil sebagai pengganti bunga,
adanya suatu transaksi pendukung (underlying transaction) berupa
sejumlah tertentu aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk, serta adanya
aqad atau penjanjian antara para pihak yang disusun berdasarkan prinsip-
prinsip syariah.
Pada akhir tahun 2011, terdapat 10 seri fixed rate SBSN dengan masa
jatuh tempo antara tahun 2012 sampai dengan 2030 dengan tingkat
imbalan antara 8,70% sampai dengan 12%. Selain itu terdapat 5 seri
Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI) dengan masa jatuh tempo antara
Catatan atas Laporan Keuangan 29
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
tahun 2012 sampai dengan 2014 dan tingkat imbalan antara 7,13 %
sampai dengan 7,55%
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban
Pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung. Aliran ekonomi
sesudahnya seperti transaksi pembayaran, perubahan penilaian karena
perubahan kurs mata uang asing, dan perubahan lainnya selain perubahan
nilai pasar, diperhitungkan dengan menyesuaikan nilai tercatat kewajiban
tersebut.
Utang bunga atas utang Pemerintah dicatat sebesar biaya bunga yang
telah terjadi dan belum dibayar. Bunga dimaksud berasal dari utang
Pemerintah baik dari dalam maupun luar negeri. Utang bunga atas utang
pemerintah yang belum dibayar diakui pada setiap akhir periode
pelaporan sebagai bagian dari kewajiban yang berkaitan.
Utang PFK dicatat sebesar saldo pungutan/potongan berupa PFK yang
belum dikembalikan/dibayarkan kepada pihak ketiga sampai akhir
periode pelaporan.
Nilai yang dicantumkan dalam neraca untuk bagian lancar utang jangka
panjang adalah jumlah yang jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan
setelah tanggal pelaporan.
Nilai nominal atas utang luar negeri Pemerintah merupakan kewajiban
Pemerintah kepada pemberi utang sebesar pokok utang dan bunga sesuai
yang diatur dalam kontrak perjanjian dan belum diselesaikan sampai
tanggal pelaporan. Utang dalam bentuk sekuritas dinilai berdasarkan nilai
historis. Khusus untuk hedge bonds menggunakan kurs rupiah terhadap
USD yang terakhir.
SAP telah mengatur penyajian utang kepada pegawai (past service
liability). Namun demikian, penyajian utang Pemerintah di neraca belum
mencakup utang kepada pegawai terkait kompensasi pemerintah, sebagai
pemberi kerja, kepada pegawai sebagai pekerja atas jasa yang telah
diberikan. Past service liablility (Unfunded liability) berupa kewajiban
pensiun diungkapkan dalam Catatan Penting Lainnya, sedangkan Past
service liablility terkait Tabungan Hari Tua (THT) disajikan dalam
neraca.
Termasuk dalam kelompok kewajiban adalah Promissory Notes yang
diterbitkan oleh Pemerintah dalam rangka keanggotaan pada lembaga
internasional. Promissory Notes yang akan dilunasi/dibayar kurang dari 1
(satu) tahun setelah tanggal pelaporan disajikan sebagai kewajiban jangka
pendek. Promissory Notes yang akan dilunasi/dibayar lebih dari 1 (satu)
tahun setelah tanggal pelaporan disajikan sebagai kewajiban jangka
panjang.
30 Catatan atas Laporan Keuangan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
Kewajiban Kontinjensi terkait dengan risk sharing atas Program Kredit Usaha
Tani Tahun Penyediaan 1998/1999 disajikan dalam Neraca.
Catatan atas Laporan Keuangan 31
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang rupiah
dengan menjabarkan jumlah mata uang asing tersebut menurut kurs tengah
bank sentral pada tanggal transaksi. Lebih lanjut, Interpretasi Pernyataan SAP
(IPSAP) Nomor 01 tentang Transaksi dalam Mata Uang Asing, menyatakan
bahwa:
Dalam hal tersedia dana dalam mata uang asing yang sama dengan yang
digunakan dalam transaksi, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut
dicatat dengan menjabarkan ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs
tengah bank sentral pada tanggal transaksi.
Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan
dalam transaksi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan rupiah, maka
transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkan
kurs transaksi, yaitu sebesar rupiah yang digunakan untuk memperoleh
valuta asing tersebut.
Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan
untuk bertransaksi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan mata uang
asing lainnya, maka:
a. transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya dijabarkan
dengan menggunakan kurs transaksi; dan
b. transaksi dalam mata uang asing lainnya tersebut dicatat dalam rupiah
berdasarkan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi.
Perlakuan yang sama juga diterapkan pada transaksi penerimaan/penarikan.
Dalam penyusunan LKBUN TA 2011, transaksi dalam mata uang USD
dibukukan dalam mata uang rupiah dengan menjabarkan jumlah mata uang
USD tersebut menurut kurs tengah BI pada tanggal transaksi. Hal ini
disebabkan Pemerintah memiliki rekening dalam mata uang USD di BI,
sehingga dalam melakukan transaksi Pemerintah tidak harus membeli mata
uang asing yang bersangkutan.
Namun, transaksi dalam mata uang asing selain USD dibukukan dalam mata
uang rupiah dengan menjabarkan jumlah mata uang asing tersebut menurut
kurs tunai (spot rate) pada tanggal transaksi. Hal ini disebabkan Pemerintah
tidak memiliki rekening dalam mata uang asing selain USD di BI, sehingga
dalam melakukan transaksi, Pemerintah harus membeli mata uang asing yang
bersangkutan.
Setiap pos aset dan kewajiban dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam
mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal
neraca. Kurs tengah BI (Rupiah terhadap 1 USD) pada tanggal 31 Desember
2010 dan 30 Desember 2011:
31 Desember 31 Desember
Mata Uang Asing Satuan
2011 2010
Dolar Amerika Serikat [USD] 1 9.068,00 8.991,00
Dolar Australia [AUD] 1 9.202,68 9.142,51
Dolar Canada [CAD] 1 8.881,50 8.986,97
Franc Swiss [CHF] 1 9.636,07 9.600,14
Yuan China [CNY] 1 1.439,16 1.357,61
Kroner Denmark [DKK] 1 1.579,22 1.603,79
EURO [EUR] 1 11.738,99 11.955,79
Poundsterling Inggris [GBP] 1 13.969,27 13.893,80
Yen Jepang [JPY] 100 11.680,32 11.028,53
Korean Won [KRW] 1 7,84 7,97
Selisih penjabaran pos aset dan kewajiban dalam mata uang asing antara
tanggal transaksi dan tanggal neraca dicatat sebagai kenaikan atau penurunan
ekuitas dana periode berjalan. LK-BUN TA 2011 ini menyajikan selisih kurs
32 Catatan atas Laporan Keuangan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
atas aset atau kewajiban dalam mata uang asing sebagai kenaikan atau
penurunan ekuitas dana periode berjalan dalam Neraca.
Selisih kurs terkait dengan kas dalam valas, bagian lancar penerusan pinjaman
dan utang luar negeri disajikan pada ekuitas dana lancar, sedangkan selisih
kurs yang terkait dengan penerusan pinjaman, utang jangka panjang luar
negeri dan SBN Valas disajikan pada ekuitas dana investasi.
Pencatatan selisih kurs atas Kas BUN di BI dalam mata uang asing (valas):
a. Selisih kurs yang terealisasi dihitung dari:
‐ kurs transaksi pada saat konversi dikurangi kurs tengah BI hari
sebelumnya dikalikan dengan mata uang asing yang dikonversi;
‐ ditambah dengan proporsi akumulasi selisih kurs yang belum terealisasi
sampai dengan hari sebelumnya dari mata uang asing yang dikonversi
terhadap total mata uang asing.
Selisih kurs untung diakui sebagai PNBP Lainnya, sedangkan selisih kurs
rugi diakui sebagai Belanja Lain-lain, dan dilaporkan dalam Laporan
Realisasi Anggaran.
b. Selisih kurs yang belum terealisasi dibukukan pada saat tanggal pelaporan
keuangan dengan menjabarkan saldo mata uang asing dalam mata uang
rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal pelaporan.
Selisih kurs yang belum terealisasi tersebut disajikan pada Neraca sebagai
penambah atau pengurang ekuitas setelah memperhitungkan proporsi
selisih kurs dari mata uang asing yang telah terealisasi.
Catatan atas Laporan Keuangan 33
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
5. Investasi pada BI, Lembaga Penjamin Investasi pada BI dan Lembaga Penjamin Simpanan Seluruhnya disajikan sebagai “Investasi
Simpanan (LPS), Otorita Asahan, Otorita (LPS) disajikan sebagai “Investasi Permanen PMN” Permanen Lainnya”
Batam, Taman Mini Indonesia Indah (TMII),
Badan Pengelola Gedung Manggala Aset/kewajiban Otorita Asahan, Otorita Batam,
Wanabakti, dan Yayasan Gedung Veteran Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Badan Pengelola
Gedung Manggala Wanabakti, dan Yayasan Gedung
Veteran disajikan sebagai “Aset Lainnya pada Unit
Pemerintah Lainnya” dengan akun lawan
“Diinvestasikan pada Aset Lainnya”
6. Rekening Dana Investasi/ Rekening Disajikan pada kelompok Aset Lainnya Penerusan Disajikan sebagai bagian dari Investasi
Pembangunan Daerah (RDI/RPD) Pinjaman Jangka Panjang
7. Ekuitas Bapertarum Hanya diungkapkan dalam CaLK sebagaimana Disajikan sebagai “Aset yang Dibatasi
perlakukan untuk Dana Pensiun pada PT Taspen Penggunaannya” dengan akun lawan
“Utang Kepada Pihak Ketiga”
8. Aset KKKS dan Aset Eks BPPN Disajikan pada Aset Lainnya namun terpisah dari Disajikan dalam kelompok “Aset Lain-
kelompok Aset Lain-lain lain”
9. Aset KUMK, KKPA Bagi Hasil Bank Disajikan pada Aset Lainnya sebagai “Piutang Jangka Disajikan pada pada Aset Lainnya
Muamalat, Dana Induk Lingkungan Panjang” sebagai “Aset Lain-lain”
10. Pengakuan Penerimaan Pembiayaan dan Pada saat reimbursement dari lender atau donor Pada saat diterbitkan SP2D belanja
atau Hibah Luar negeri Penerimaan pembiayaan dan atau pendapatan hibah
diakui saat kas diterima pada reksus atau rekening
dana talangan, setelah dilakukan verifikasi antara
SP4HLN yang dilampiri copy NoD dengan APD-Reksus
Dalah hal kas telah diterima pada reksus atau
rekening dana talangan, namun SP4HLN yang
dilampiri copy NoD belum diterima, maka Direktorat
Jendral Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan
Kas Negara melakukan:
a. Konfirmasi kepada Direktorat Jenderal Pengelolaan
Utang c.q. Dit. Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen
dan atau
b. Pengakuan kas pada reksus atau rekening dana
talangan sebagai penerimaan pembiayaan dan atau
pendapatan hibah yang ditangguhkan
Dalam hal terdapat ketidaksesuaian antara kas masuk
pada reksus atau rekening dana talangan dengan
NoD, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang c.q. Dit.
Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen dan Direktorat
34 Catatan atas Laporan Keuangan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
Catatan atas Laporan Keuangan 35
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN ARUS KAS
PENJELASAN UMUM
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-08/PMK.05/2010 tentang Tata
Cara Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara, Unit
Akuntansi Pembantu Bendahara Umum Negara Akuntansi Pusat (UA-PBUN-AP)
dilaksanakan oleh Direktorat Pengelolaan Kas Negara selaku Kuasa BUN Pusat, KPPN
selaku Kuasa BUN Daerah dan Direktorat Pengelolaan Kas Negara selaku penggabung
Laporan Arus Kas Konsolidasian BUN.
Proses penggabungan Laporan Arus Kas Konsolidasian BUN yang merupakan konsolidasi
Laporan Arus Kas Kuasa BUN Pusat (Direktorat PKN) dan Kuasa BUN Daerah (KPPN)
belum menggunakan aplikasi Sistem Akuntansi Pusat (SiAP).
Untuk Laporan Arus Kas Kuasa BUN Daerah dikonsolidasi dengan menggunakan aplikasi
Sistem Akuntansi Pusat (SiAP 2011) berdasarkan database yang ada pada Direktorat
Sistem Perbendaharaan. Laporan Arus Kas Kuasa BUN Pusat terbagi 2 (dua) yaitu
Laporan Arus Kas yang berasal dari transaksi pada Subdit Rekening Kas Umum Negara
Direktorat PKN yang disusun menggunakan Aplikasi Verifikasi dan Akuntansi dan telah
terkonsolidasi dengan aplikasi SiAP 2011, sedangkan data transaksi pada Subdit Rekening
Pinjaman Hibah, Subdit Rekening Pemerintah Lainnya, dan Bendahara Instansi dicatat
belum menggunakan aplikasi sehingga belum terkonsolidasi pada Aplikasi SiAP 2011.
Penggabungan Laporan Arus Kas Konsolidasian BUN dengan Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan menjadi Laporan Keuangan BUN
dilaksanakan oleh Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.
B.1. IKHTISAR LAPORAN ARUS KAS
B.1.1. SALDO AWAL KAS
Saldo Awal Kas Saldo Awal Kas KPPN dan Direktorat PKN per 1 Januari 2011 yang telah dilakukan
per 1 Januari koreksi adalah sebesar Rp99.011.278.600.701,00. Rincian Saldo Awal Kas KPPN dan
2011 sebesar Direktorat PKN TA 2011 dan TA 2010 adalah sebagai berikut (dalam Rp):
Rp99,01 triliun
Uraian TA 2011 TA 2010
Kas di BUN Pusat 79.606.375.358.793 32.185.520.242.213
Kas di KPPN 9.218.612.887.732 8.309.379.301.258
Kas pada BLU 7.287.580.742.179 5.567.846.500.943
Kas di K/L dari Hibah 48.185.913.483 -
Jumlah Saldo Awal
96.160.754.902.188 46.062.746.044.414
Sebelum Koreksi
Koreksi Saldo Awal : 2.850.523.698.513 20.990.525.740.042
Memo Penyesuaian Kas Pada
26.554.437.138 (13.903.955.976)
BLU*)
Koreksi Kas BLU PIP 0 126.349.160.292
Koreksi Saldo Awal Non BLU**) 2.823.969.261.375 20.878.080.535.726
Saldo Awal Kas KPPN. BUN &
99.011.278.600.701 67.053.271.784.456
BLU setelah koreksi
Tabel B1. Rincian Saldo Awal Kas KPPN dan BUN TA 2011 dan TA 2010
36 Catatan atas Laporan Keuangan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
Keterangan :
*) Penyesuaian Sawal BLU :
KPPN Padang (23.171.136)
KPPN Serang (79.313.662)
KPPN Bandung I (279.729.486)
KPPN Manado (490.728.973)
KPPN Mataram 3.672.732.535
KPPN Tegal 753.018.497
KPPN Semarang II 4.021.931.355
KPPN Semarang I 968.870.991
KPPN Surabaya II 460.938.396
KPPN Makassar II 6.325.196.394
KPPN Jakarta II 8.281.761.667
KPPN Jakarta III 3.262.229.373
KPPN Bengkulu (319.298.813)
Jumlah Penyesuaian Saldo Awal BLU 26.554.437.138
Catatan atas Laporan Keuangan 37
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
*) Akumulasi Koreksi Pembukuan terdiri dari:
Koreksi Pendapatan TAYL (102.364.746.513)
Koreksi SiLPA (13.064.014.611)
Koreksi UP (551.052.742)
Koreksi ‘rr’ (216.316.651)
Koreksi BLU (375.080.500)
Koreksi Hibah (372.860.700)
Koreksi BO I dan Bank Persepsi 212.666.534
Koreksi transfer 4.176.986
Pendapatan Anggaran Lain2 (52.302)
Selisih Kurs 1.404.184.991.745
Koreksi Pembulatan 77
Akumulasi Koreksi Pembukuan 1.287.457.711.323
Saldo Akhir Kas Saldo Akhir Kas dan Bank TA 2011 dan TA 2010 sebesar Rp119.677.107.305.347,00 dan
TA 2011 sebesar Rp115.367.226.271.368,00 merupakan kas Pemerintah Pusat yang tersedia dan siap
Rp119,67 triliun digunakan untuk membiayai aktivitas pemerintah tahun anggaran berikutnya, dengan
rincian sebagai berikut (dalam Rp):
Tabel B3. Saldo Akhir Kas dan Bank TA 2011 dan TA 2010
**) Saldo Kas Rekening Khusus Menjadi Saldo Awal 2011 dan menjadi bagian Rekening
BUN serta masuk dalam transaksi Arus Kas.
*) Rincian perhitungan saldo akhir Kas pada BLU :
Saldo Kas pada BLU akhir tahun 2010 7.287.580.742.179
Pendapatan BLU 2011 20.103.995.586.771
Belanja Barang BLU (12.543.014.843.575)
Belanja Modal BLU (1.785.724.263.048)
Koreksi Saldo awal BLU TA 2011 26.554.437.138
Koreksi pembukuan kas BLU (375.080.500)
Saldo Akhir BLU TA 2011 13.089.016.578.965
38 Catatan atas Laporan Keuangan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
Kas di Rekening Kas SAL telah dicatat sebagai bagian dari Rekening Kas BUN di BI sesuai
PMK Nomor 206/PMK.05/2011 tentang Pengelolaan Saldo Anggaran Lebih.
Kas di Rekening Khusus adalah bagian dari Rekening BUN sesuai PMK Nomor
206/PMK.05/2011 tentang Pengelolaan Saldo Anggaran Lebih. Untuk Laporan Tahun 2011,
transaksi keuangan pada Rekening Khusus telah dicatat sesuai Sistem Akuntansi dan
dikonsolidasikan dalam Laporan Arus Kas ini.
Transaksi pemberian talangan uang muka BUN telah dicatat dan dikonsolidasikan dalam
Laporan Arus Kas ini.
Rincian Rekening Khusus dan Rekening Sub BUN Dana Talangan adalah sebagai berikut :
1. Rekening Khusus dalam Rupiah
2. Rekening Khusus dalam valuta AUD
3. Rekening Khusus dalam valuta EUR
4. Rekening Khusus dalam valuta JPY
5. Rekening Khusus dalam valuta USD
6. Rekening Dana Talangan No. 500.000001980
7. Rekening Sub BUN Dana Talangan IBRD No. 561.000001980
8. Rekening Sub BUN Dana Talangan ADB No. 561.000002980
9. Rekening Sub BUN Dana Talangan OECF/JBIC No. 561.000003980
10. Rekening Sub BUN Dana Talangan Lainnya No. 561.000005980
11. Rekening Penerimaan Pinjaman/Hibah Luar Negeri Dalam Rangka Reksus Dalam
Rupiah No. 609.000000980
12. Rekening Penerimaan Pinjaman/Hibah Luar Negeri Dalam Rangka Reksus Dalam Valu
USD No. 609.100411980
13. Rekening Penerimaan Pinjaman/Hibah Luar Negeri Dalam Rangka Reksus Dalam Valu
Yen No. 609.002111980
14. Rekening Penerimaan Pinjaman/Hibah Luar Negeri Dalam Rangka Reksus Dalam Valu
Asing Selain USD dan Yen USD No. 519.000120980
Catatan atas Laporan Keuangan 39
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
10. Menteri Keuangan untuk Penerimaan Bantuan Bencana Alam Sumatera dalam valuta
JPY nomor 609.007111980 selanjutnya disebut Rek Bencana Alam Sumatera-JPY;
11. Menteri Keuangan untuk Penerimaan Bantuan Bencana Alam Sumatera dalam
valuta USD nomor 609.022411980 selanjutnya disebut Rek Bencana Alam
Sumatera-USD;
12. Menkeu untuk Penerimaan Hibah Educt. Sector Support Programme (ESSP) d/Uni
Eropa d/val EUR-DCI-ASIE/2009/021-060DCI-ASIE/2010/021-723 nomor
609.001991980 (valuta EURO) selanjutnya disebut Rek ESSP-EUR.
Transaksi pendapatan dan belanja dari hibah langsung tunai yang diterima
Kementerian/Lembaga dicatat melalui SPM/SP2D Pengesahan di KPPN.
Penjelasan atas Laporan Arus Kas BUN dalam TA 2011 diuraikan sebagai berikut:
Arus Kas Bersih Arus Kas dari Aktivitas Operasi menjelaskan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas
dari Aktivitas untuk kegiatan operasional pemerintah selama TA 2011. Arus Kas Bersih dari Aktivitas
Operasi sebesar Operasi pada TA 2011 adalah sebesar Rp32.781.696.488.420,00 dan TA 2010 adalah
Rp32,78 triliun sebesar Rp33.197.591.404.912,00 dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp):
Tabel B4. Arus Kas dari Aktivitas Operasi TA 2011 dan TA 2010
Dibandingkan dengan arus kas bersih TA 2010 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi TA
2011 terdapat kenaikan arus kas bersih sebesar Rp415.894.916.492,00 atau sebesar 0,013
persen.
40 Catatan atas Laporan Keuangan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
Tabel B6. Rincian PPh Migas dan Non Migas TA 2011 dan TA 2010
Catatan atas Laporan Keuangan 41
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
500.000.000.000.000
400.000.000.000.000
300.000.000.000.000
2010
200.000.000.000.000
100.000.000.000.000 2011
0
PPh Migas PPH Non Migas Total Pajak
Penghasilan
Gambar B1. Rincian PPh Migas dan Non Migas TA 2011 dan TA 2010
Tabel B8. Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) TA 2011 dan TA 2010
Dengan demikian, penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan pada TA 2011 lebih besar
Rp1.312.574.345.656,00 atau 4,59 persen dari TA 2010.
42 Catatan atas Laporan Keuangan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
d. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
Penerimaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) pada TA 2011
dan TA 2010 adalah sebesar minus Rp730.151.679,00 dan Rp8.026.429.073.342,00.
Realisasi Penerimaan BPHTB 2011 merupakan pengembalian BPHTB Tahun
Anggaran Yang Lalu dikarenakan mulai tahun 2011 Penerimaan BPHTB diserahkan
ke Pemerintah Daerah.
e. Cukai
Penerimaan Cukai pada TA 2011 dan TA 2010 adalah sebesar
Rp77.010.010.613.795,00 dan Rp66.165.922.512.567,00 atau lebih besar
Rp10.844.088.101.228,00 atau 16,39 persen dibanding TA 2010, dengan rincian
sebagai berikut (dalam Rp):
Catatan atas Laporan Keuangan 43
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
g. Pajak Perdagangan Internasional
Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional pada TA 2011 dan TA 2010 adalah
sebesar Rp54.121.466.056.958,00 dan Rp28.656.900.712.960,00. Terdiri dari
Penerimaan Bea Masuk dan Penerimaan Bea Keluar dengan rincian sebagai berikut
(dalam Rp):
Uraian TA 2011 TA 2010
Bea Masuk
Bea Masuk 23.783.424.990.710 18.599.690.058.915
Bea Masuk ditanggung Pemerintah
3.173.020.085 2.061.591.716
atas Hibah (SPM Nihil)
Pendapatan Denda Administrasi
391.846.604.781 540.590.656.021
Pabean
Bea Masuk dalam rangka KITE 946.668.042.226 566.917.871.634
Denda atas sanksi adm atas brg tertentu 15.000.000 10.000.000
Pendapatan Bea Masuk Ditnggung
73.310.676.000 49.923.238.758
Pemerintah (Transaksi Non Kas)
Pabean Lainnya 67.424.975.573 0
Jumlah Bea Masuk 25.265.863.309.375 19.759.193.417.044
Bea Keluar
Bea Keluar 28.839.607.612.305 8.896.400.417.873
Denda Administrasi Bea Keluar 12.094.053.103 591.535.995
Pendapatan Bunga Bea Keluar 3.901.082.175 715.342.048
Jumlah Bea Keluar 28.855.602.747.583 8.897.707.295.916
Jumlah Pajak Perdagangan
54.121.466.056.958 28.656.900.712.960
Internasional
Tabel B11. Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional TA 2011 dan TA 2010
Dengan demikian penerimaan Pajak Perdagangan Internasional pada TA 2011 lebih besar
Rp25.464.565.343.998,00 atau 88,86 persen dari TA 2010.
Penerimaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada TA 2011 dan TA 2010 adalah sebesar
Negara Bukan Rp331.337.448.572.183,00 dan Rp268.677.979.570.355,00. Terdapat kenaikan penerimaan
Pajak (Netto) PNBP sebesar Rp62.659.469.001.828,00 atau 23,32 persen dari TA 2010. PNBP tersebut
Rp331,34triliun berasal dari semua penerimaan yang diterima negara dalam bentuk penerimaan dari sumber
daya alam, bagian pemerintah atas laba BUMN, PNBP Lainnya dan Pendapatan BLU
dikurangi dengan pengembalian PNBP. Rincian atas penerimaan negara bukan pajak TA
2011 dan TA 2010 adalah sebagai berikut (dalam Rp):
Uraian TA 2011 TA 2010
Penerimaan Sumber Daya Alam 213.823.349.552.827 168.825.442.320.286
Pendapatan Bagian Laba BUMN 28.183.973.126.600 30.096.932.694.265
Penerimaan PNBP Lainnya 69.226.130.305.985 59.164.762.520.534
Pendapatan BLU 20.103.995.586.771 10.590.842.035.270
Jumlah Penerimaan PNBP 331.337.448.572.183 268.677.979.570.355
44 Catatan atas Laporan Keuangan
A 2011 Lap
TA poran Keuan
ngan Konsollidasian Ben
ndahara Umu
um Negara ( Audited )
a Penerimaaan Sumber Daya
a. D Alam
Penerimaaan Sumber Daya D Alam (S
SDA) pada TAT 2011 dann TA 2010 adalah
a sebessar
Rp213.8233.349.552.8227,00 dan Rp168.825.442.320.2886,00. Pen nerimaan ini i
merupakann penerimaann negara yan ng berhubunngan dengan kegiatan ek
ksplorasi SDA A,
yang terdirri dari (dalam
m Rp):
Uraian TA 2011
2 TA
A 2010
Penndapatan Minnyak Bumi 141.303.493.452.283 111.814.923.202.1355
Penndapatan Gas Alam 52.187.085.923.633 40.918.314.502.4166
Penndapatan Perttambangan Um
mum 16.369.789.735.678 12.64
46.750.881.5800
Penndapatan Kehhutanan 3.216.476.006.406 3.00
09.672.120.6388
Penndapatan Perikanan 183.802.161.080 91.995.180.732
9 2
Penndapatan Perttambangan Pannas Bumi 562.702.273.746 343
3.786.432.7855
Jumlah Penerim maan SDA 213.823.349.552.827 168.825
5.442.320.2866
Tabel B13. Penerimaaan SDA TA
A 2011 dan T
TA 2010
150.000
100.000
50.000
‐
2010
2
2011
2
Gambar B2.
B Rincian Penerimaan
P Sumber Dayya Alam TA
A 2011 dan TA
T 2010
m Milyar ruppiah)
(Dalam
Catatan atas Laporran Keuanga
an 45
5
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
c. Penerimaan PNBP Lainnya
Penerimaan PNBP Lainnya pada TA 2011 dan TA 2010 adalah sebesar
Rp69.226.130.305.985,00 dan Rp59.164.762.520.534,00. Rincian Penerimaan PNBP
Lainnya TA 2011 dan TA 2010 terdiri dari (dalam Rp):
Uraian TA 2011 TA 2010
Pendapatan Penjualan Hasil
9.525.540.319.958 6.304.681.982.846
Produksi/Sitaan
Pendapatan Penjualan dari Kegiatan
11.803.490.967.212 9.782.852.016.185
Hulu Migas
Pendapatan Sewa 186.810.775.728 147.500.857.682
Pendapatan Jasa I 16.222.029.858.308 16.735.427.684.773
Pendapatan Jasa II 1.371.622.057.319 1.667.532.340.637
Pendapatan Jasa Luar Negeri 454.063.043.127 688.636.910.955
Pendapatan Jasa Perbankan 698.213.800 596.750.769
Pendapatan Atas Pengelolaan (TSA)
4.935.359.321.429 3.468.219.982.039
dan/atau atas Penempatan Uang Negara
Pendapatan Jasa Kepolisian I 3.295.511.200.017 2.551.632.939.516
Pendapatan Jasa Pelayanan Tol 0 144.628.206.659
Pendapatan Jasa Kepolisian II 95.921.998.922 43.535.283.500
Pendapatan Jasa Lainnya 259.310.892.000 116.335.390.253
Pendapatan Bunga 2.169.804.446.254 3.858.459.830.064
Pendapatan Gain On Bond Redemtion 760.000.000 48.397.000.000
Pendapatan Premium atas Obligasi
2.722.674.065.500 3.445.549.357.000
Negara
Pendapatan Fee atas Securities Lending 0 0
Pendapatan Kejaksaaan dan Peradilan
240.761.503.805 166.607.987.382
dan Hasil Tindak Pidana Korupsi
Pendapatan Pendidikan 2.965.915.235.801 2.983.449.553.759
Pendapatan Gratifikasi dan Uang Sitaan
92.848.578.390 213.767.299.728
Hasil Korupsi
Pendapatan Iuran dan Denda 1.319.106.624.583 704.797.429.654
Pendapatan dari Hasil Penerimaan
7.986.615.365.380 5.763.384.770.255
TAYL
Pendapatan Pelunasan Piutang 26.715.895.818 47.908.471.893
Pendapatan dari Penutupan Rekening 628.093.309.285 11.769.234.305
Pendapatan Selisih Kurs 2.713.540.544.637 64.500.000.000
Pendapatan Lain-lain 208.936.088.712 204.591.240.681
Jumlah PNBP Lainnya 69.226.130.305.985 59.164.762.520.535
Tabel B15. Penerimaan PNBP Lainnya TA 2011 dan TA 2010
46 Catatan atas Laporan Keuangan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
Uraian TA 2011 TA 2010
Pendapatan Jasa Layanan Umum 17.821.832.190.696 9.906.996.304.665
Pendapatan Hibah Badan Layanan
167.462.819.227 34.976.353.539
Umum
Pendapatan Hasil Kerja Sama BLU 647.563.491.201 172.630.678.219
Pendapatan BLU Lainnya 1.467.137.085.647 476.238.698.847
Jumlah Pendapatan Jasa Layanan
20.103.995.586.771 10.590.842.035.270
Umum
Catatan atas Laporan Keuangan 47
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
B.2.4. Belanja Pegawai
Belanja Pegawai
Belanja Pegawai pada TA 2011 dan TA 2010 adalah sebesar Rp175.745.947.140.204,00
sebesar Rp175,74
dan Rp148.072.602.131.332,00. Rincian Belanja Pegawai TA 2011 dan TA 2010 adalah
triliun
sebagai berikut (dalam Rp):
48 Catatan atas Laporan Keuangan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
B.2.6. Belanja Pembayaran Kewajiban Utang
Belanja Pembayaran Kewajiban Utang TA 2011 dan TA 2010 adalah sebesar
Belanja
Rp93.260.261.464.346,00 dan Rp88.381.042.974.663,00 Belanja Pembayaran Kewajiban
Pembayaran
Utang terdiri dari Bunga Utang Dalam Negeri sebesar Rp88.039.483.437.777,00 Belanja
Kewajiban Utang
Pembayaran Discount Utang sebesar Rp3.661.530.116.300,00 Belanja Pembayaran Loss
sebesar Rp93,26
On Bond Redemption sebesar Rp310.612.680.000,00 Belanja Denda sebesar
triliun
Rp1.247.399.871.387,00 dan Belanja terkait Pendapatan Hibah sebesar
Rp1.235.358.882,00. Terdapat kenaikan Belanja Pembayaran Kewajiban Utang sebesar
Rp4.879.218.489.683,00 atau 5,52 persen dari TA 2010.
Rincian Belanja Pembayaran Kewajiban Utang TA 2011 dan TA 2010 adalah sebagai
berikut:
1. Pembayaran Bunga Utang
Belanja Pembayaran Bunga atas Utang Dalam Negeri TA 2011 dan TA 2010 sebesar
Rp 88.039.483.437.777,00 dan Rp84.036.602.801.748,00 terdapat kenaikan sebesar Rp
4.002.880.636.029 atau 4,76 persen dari TA 2010. Pembayaran tersebut merupakan
pembayaran bunga atas Surat Utang Negara (obligasi) yang diterbitkan oleh
Pemerintah dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp):
Tabel B21. Belanja Pembayaran Bunga atas Utang Luar Negeri TA 2011 dan TA 2010
Dengan demikian Belanja Pembayaran Bunga atas Utang Luar Negeri turun sebesar
Rp666.543.942.119,00 atau 2,54 persen dari TA 2010.
Catatan atas Laporan Keuangan 49
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
Tabel B22. Belanja Pembayaran Bunga atas Utang TA 2011 dan TA 2010
Sehingga terdapat kenaikan sebesar Rp1.373.859.866.000,00 atau sebesar 60,05 persen
dari TA 2010.
4. Belanja Denda
Belanja Pembayaran Denda untuk TA 2011 dan TA 2010 adalah sebesar
Rp1.247.399.871.387,00 dan Rp1.319.296.422.615,00. Terdapat penurunan sebesar
Rp71.896.551.228 atau 5,45 persen dari TA 2010.
Belanja Subsidi Belanja Subsidi pada TA 2011 dan TA 2010 adalah sebesar Rp295.358.422.916.324,00
sebesar Rp295,36 dan Rp177.891.975.462.704,00 merupakan belanja negara yang diberikan kepada
triliun perusahaan/lembaga yang memproduksi, menjual, mengekspor atau mengimpor barang
dan jasa, yang memenuhi hajat hidup orang banyak, sehingga harga jual terjangkau oleh
masyarakat. Rincian Subsidi TA 2011 dan TA 2010 adalah sebagai berikut (dalam Rp):
50 Catatan atas Laporan Keuangan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
Belanja Bantuan Belanja Bantuan Sosial TA 2011 dan TA 2010 sebesar Rp71.076.290.233.168,00 dan
Sosial sebesar Rp68.595.466.637.272,00 merupakan uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat
Rp71,08 triliun guna melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial dengan rincian TA 2011 dan
TA 2010 sebagai berikut (dalam Rp):
Catatan atas Laporan Keuangan 51
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
Transfer Dana
Transfer Bagi Hasil Pajak merupakan penyaluran oleh Pemerintah Pusat kepada
Bagi Hasil Pajak
Pemerintah Daerah berupa penerimaan pajak yang merupakan bagian pendapatan
sebesar Rp41,53
Pemerintah Daerah. Transfer Bagi Hasil Pajak pada TA 2011 dan TA 2010 adalah sebesar
triliun
Rp41.525.561.096.164,00 dan Rp45.815.708.635.828,00 dengan rincian (dalam Rp):
52 Catatan atas Laporan Keuangan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
Uraian TA 2011 TA 2010
Bagi Hasil Pajak Penghasilan 13.237.326.489.261 10.931.465.581.702
Bagi Hasil PBB 28.281.486.730.011 27.108.379.095.361
Bagi Hasil BPHTB 6.747.876.892 7.775.863.958.765
Jumlah Bagi Hasil Pajak 41.525.561.096.164 45.815.708.635.828
Transfer Dana Transfer Bagi Hasil Sumber Daya Alam (SDA) dalam TA 2011 dan TA 2010 adalah
Bagi Hasil sebesar Rp53.974.986.297.954,00 dan Rp45.165.743.030.463,00. Terdapat kenaikan
Sumber Daya sebesar Rp8.809.243.267.491,00 atau 19,5 persen. Rincian Bagi Hasil Sumber Daya Alam
Alam sebesar adalah sebagai berikut (dalam Rp):
Rp53,97 triliun
Uraian TA 2011 TA 2010
Bagi Hasil Minyak Bumi 20.634.080.735.284 20.567.117.652.257
Bagi Hasil Gas Alam 16.672.249.758.993 14.629.244.504.747
Bagi Hasil Pertambangan Umum 14.498.126.522.475 7.790.420.800.000
Bagi Hasil Pertambangan Panas Bumi 519.987.115.194 305.855.434.155
Bagi Hasil Kehutanan 1.512.465.063.891 1.753.104.639.304
Bagi Hasil Perikanan 138.077.102.117 120.000.000.000
Jumlah Bagi Hasil SDA 53.974.986.297.954 45.165.743.030.463
Dana Alokasi Khusus adalah alokasi dari APBN kepada propinsi/kabupaten/kota tertentu
Transfer Dana dengan tujuan untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Pemerintah
Alokasi Khusus Daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Dana Alokasi Khusus digunakan untuk
sebesar Rp24,80 membiayai pendidikan. Transfer Dana Alokasi Khusus pada TA 2011 dan TA 2010 adalah
triliun sebesar Rp24.802.229.752.980,00 dan Rp20.956.311.168.000,00. Dengan demikian
terdapat kenaikan sebesar Rp 3.845.918.584.980,00 atau 18,35 persen dibanding TA 2010.
Catatan atas Laporan Keuangan 53
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
B.2.16. Transfer Dana Otonomi Khusus
Dana Otonomi Khusus adalah dana yang dialokasikan untuk membiayai pelaksanaan
Transfer Dana otonomi khusus suatu daerah. Penggunaan Dana Otonomi Khusus ditetapkan dalam
Otonomi Khusus Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Daerah
sebesar Rp10,42 Istimewa Aceh sebagai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Undang-Undang Nomor
triliun 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua. Transfer Dana Otonomi
Khusus pada TA 2011 dan TA 2010 sebesar Rp10.421.312.993.000,00 dan
Rp9.099.613.680.000,00 dengan demikian terdapat kenaikan sebesar Rp1.321.699.313.000
atau 14,52 persen.
B.2.17. Transfer Dana Penyesuaian
Transfer Dana
Dana Penyesuaian adalah dana yang dialokasikan untuk membantu daerah dalam
Penyesuaian
melaksanakan kebijakan Pemerintah Pusat. Transfer Dana Penyesuaian pada TA 2011 dan
sebesar Rp 53,66
TA 2010 adalah sebesar Rp53.657.183.069.474,00 dan Rp18.918.610.308.811,00. Dengan
triliun
demikian terdapat kenaikan sebesar Rp34.738.572.760.663,00 atau 183,62 persen.
Arus kas bersih Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan menjelaskan penerimaan dan
dari Aktivitas pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan dan pelepasan sumber daya ekonomi yang
Investasi Aset Non bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan pemerintah kepada masyarakat
Keuangan sebesar di masa yang akan datang. Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan pada TA 2011 dan TA
minus Rp117,62 2010 menunjukkan arus kas keluar neto sebesar minus Rp117.624.715.204.186,00 dan
triliun minus Rp80.043.299.758.387,00 dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp):
Tabel B29. Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan TA 2011 dan TA 2010
Dengan demikian, Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan pada TA
2011 lebih kecil Rp37.581.415.445.799,00 atau 46,95 persen dari TA 2010.
54 Catatan atas Laporan Keuangan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
B.2.19. Belanja Modal
Belanja Modal Belanja Modal pada TA 2011 dan TA 2010 adalah sebesar Rp117.759.087.730.733,00 dan
sebesar Rp117,76 Rp80.307.176.396.873,00 (terdapat kenaikan sebesar Rp 37.451.911.333.860,00 atau 46,64
triliun persen), dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp):
Dengan demikian, Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan TA 2011 lebih besar Rp
39.840.383.823.80500 atau 43,52 persen dibanding TA 2010.
Catatan atas Laporan Keuangan 55
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
56 Catatan atas Laporan Keuangan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
a. Pinjaman Program
Pinjaman Program yang diterima dalam TA 2011 dan TA 2010 sebesar
Rp15.266.144.513.219,00 dan Rp28.974.644.489.116,00 dengan rincian sebagai
berikut (dalam Rp):
Catatan atas Laporan Keuangan 57
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
Uraian TA 2011 TA 2010
Program Bilateral 873.396.325.700 7.296.002.579.700
Program Mutilateral 14.392.748.187.519 21.678.641.909.416
Jumlah Pinjaman Program 15.266.144.513.219 28.974.644.489.116
b. Pinjaman Proyek
Pinjaman Proyek yang diterima dalam TA 2011 dan TA 2010 sebesar
Rp18.481.034.210.702,00 dan Rp25.820.145.711.091,00 dengan rincian sebagai
berikut (dalam Rp):
58 Catatan atas Laporan Keuangan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
B.2.23. Penerimaan Pembiayaan Lain-lain
Penerimaan
Penerimaan Pembiayaan Lain-lain dalam TA 2011 dan TA 2010 adalah sebesar Nihil dan
Pembiayaan Lain-
di TA 2010 sebesar Nihil
lain sebesar Nihil
Pengeluaran Pengeluaran Pembiayaan Dalam Negeri dalam TA 2011 dan TA 2010 sebesar
Pembiayaan DN Rp89.889.447.737.085,00 dan Rp77.531.619.691.752,00. Realisasi pengeluaran
sebesar Rp89,89 pembiayaan dalam negeri TA 2011 lebih besar Rp12.357.828.045.333,00 atau 15,94
triliun persen dibanding TA 2010, dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp):
Catatan atas Laporan Keuangan 59
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
Uraian TA 2011 TA 2010
Penyertaan Modal Negara pada
8.240.874.519.422 6.038.600.000.000
BUMN
PMN pada Badan Internasional 611.283.192.842 0
PMN Lainnya 100.000.000 0
Investasi Pemerintah 2.676.500.000.000 8.427.500.000.000
Dana Bergulir 7.671.600.000.000 5.333.049.000.000
Jumlah Penyertaan Modal
19.200.357.712.264 19.799.149.000.000
Negara
B.2.27. RDI/RPD
RDI/RPD sebesar Merupakan pengeluaran pemerintah atas penerusan pinjaman luar negeri yang disalurkan
Rp4,22triliun untuk Pemda/BUMN/BUMD melalui RDI/RPD. Pemberian Pinjaman kepada
Pemda/BUMN/BUMD dalam TA 2011 sebesar Rp4.223.841.471.298,00 berasal dari
penerusan pinjaman tahun berjalan dan tahun yang lalu, jumlah tersebut lebih kecil
4.562.553.879.710,00 atau 51,93 persen dibandingkan 2010 sebesar
Rp8.786.395.351.008,00.
Pengeluaran Dalam TA 2011 dan TA 2010 tidak ada Pengeluaran Pembiayaan Lain-Lain.
Pembiayaan Lain-
lain sebesar Rp0
Kas bersih dari Arus Kas dari Aktivitas Non Anggaran merupakan aktivitas penerimaan dan pengeluaran
Aktivitas Non- kas yang tidak mempengaruhi anggaran dan tidak disajikan dalam Laporan Realisasi
anggaran sebesar APBN. Dalam 2011, Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran adalah sebesar
Rp1,31 triliun Rp1.313.542.615.566,00 dan TA 2010 adalah sebesar Rp2.927.386.748.278,00. Adapun
rincian aktivitas Non Anggaran adalah sebagai berikut:
60 Catatan atas Laporan Keuangan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
B.2.29. Perhitungan Fihak Ketiga
Perhitungan
Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) dalam TA 2011 dan TA 2010 adalah sebesar
Fihak Ketiga
Rp171.690.576.787,00 dan Rp669.346.458.124,00 berasal dari penerimaan pemerintah
(netto) sebesar
yang berasal dari sejumlah dana yang dipotong dari Surat Perintah Membayar (SPM)/Surat
Rp171,69 milyar
Perintah Pencairan Dana(SP2D) atau diterima secara tunai untuk fihak ketiga, seperti
potongan gaji, pensiun,beras BULOG, dan PFK lainnya dikurangi dengan jumlah
pembayaran yang telah dilakukan pemerintah kepada fihak ketiga yang berhak
menerimanya dan Non Anggaran Fihak Ketiga. Adapun Rincian penerimaan dan
pengeluaran PFK TA 2011 dan TA 2010 adalah sebagai berikut (dalam Rp):
Catatan atas Laporan Keuangan 61
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
B.2.30. PFK Prefinancing dan PFK Lainnya
PFK Prefinancing Dalam TA 2011 dan TA 2010 PFK Prefinancing dan PFK Lainnya sebesar Rp0 dan
sebesar Rp0 minus Rp34.367.584.001,00 dengan perincian sebagai berikut (dalam Rp) :
Uraian TA 2011 TA 2010
Penerimaan PFK Prefinancing
Penerimaan Reimburesement Dalam Rangka 0
Prefinancing (PP) dan PFK BUN Lainnya
Penerimaan Dana Talangan 0 0
Jumlah Penerimaan PFK Prefinancing 0 0
Pembayaran PFK Prefinancing dan PFK
BUN Lainnya
Pembayaran PFK Prefinancing dan PFK 0 (34.367.584.001)
BUN Lainnya
Pengembalian Penerimaan Dana Talangan 0 0
Jumlah Pembayaran PFK Prefinancing 0 (34.367.584.001)
Netto 0 (34.367.584.001)
Tabel B46. PFK Prefinancing dan PFK Lainnya TA 2011 dan TA 2010
62 Catatan atas Laporan Keuangan
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
B.2.32. Transito
Transito Rp219,67 Transito merupakan transaksi BUN yang terkait dengan Pengeluaran Uang Persediaan
milyar (UP) tahun berjalan kepada Kuasa Pengguna Anggaran dan Penerimaan atas Pengembalian
UP tersebut. Pengembalian UP dari Kuasa Pengguna Anggaran dapat berupa UP yang
diterima tahun berjalan maupun tahun yang lalu, dengan rincian TA 2011 dan TA 2010
sebagai berikut (dalam Rp):
Penerimaan
Dalam TA 2011 dan TA 2010 Penerimaan Pengeluaran Non Anggaran Pihak Ketiga
Pengeluaran Non
Karena Kesalahan Rekening merupakan utang kepada pihak ketiga yang timbul karena
Anggaran Fihak
retur SP2D, dengan perincian sebagai berikut (dalam Rp):
Ketiga Rp909,36
milyar Uraian TA 2011 TA 2010
Penerimaan Non Anggaran Pihak
5.156.956.594.762 303.806.199.164
Ketiga
Pengeluaran Non Anggaran Pihak
4.247.596.582.982 (353,338,549,118)
Ketiga
Jumlah Penerimaan/Pengeluaran
909.360.011.780 (49.532.349.954)
Non Anggaran Pihak Ketiga
Catatan atas Laporan Keuangan 63
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
Tabel C5. Rincian Pengesahan atas Pendapatan dan Belanja Operasional BLU serta
Koreksi Saldo Awal Kas pada BLU sampai dengan tanggal 31 Desember
2011(Audited) dan 31 Desember 2010 (Audited)
Tabel C6. Kas Lainnya dan Setara Kas per 31 Desember 2011(Audited) dan 31
Desember 2010 (Audited)
1. Kas Lainnya dan Setara Kas pada BA 999.03 sebesar Rp1.912.974.670,00
merupakan kas atas pengembalian program dana bergulir yang dikelola oleh
Kementerian Perindustrian yang saat ini masih tertampung dalam rekening LPT
Indak.
2. Kas Lainnya dan Setara Kas pada BA 999.05 sebesar Rp393.906.986.740,00
merupakan kas yang terdapat pada rekening dana cadangan sebagai sisa atas dana
cadangan DBH yang tidak disalurkan ke RKUD, dan disetorkan ke Kas Negara
pada akhir Februari 2012.
3. Kas Lainnya dan Setara Kas pada BA 999.07 sebesar Rp1.371.744.022.079,00
merupakan kas yang terdapat pada rekening dana cadangan sebagai sisa atas dana
cadangan subsidi, dan disetorkan ke Kas Negara pada akhir Februari 2012.
4. Kas Lainnya dan Setara Kas pada BA. 999.08 sebesar Rp3.158.586.431.299,00
terdiri dari:
No.BA Pel Uraian BA Pel 31 Desember 2011 31 Desember 2010
1 007 Sekretariat Negara 2,000,000,000 252,071,966
2 010 Kementerian Dalam Negeri 8,783 477,144
3 012 Kementrian Pertahanan 0 3,468,259,655,400
4 013 Kementerian Hukum dan HAM 4,620,000 4,188,500
5 015 Kementerian Keuangan 0 10,593,368
6 018 Kementerian Pertanian 461,477 600,879
7 027 Kementerian Sosial 100,684,600 35,646,375
8 036 Kementerian Koordinator Bidang 0 356,890,555
Kesejahteraan Rakyat
9 048 Aparatur Negara 0 3,262,116,000
10 060 Kepolisian Republik Indonesia 11,952,000 1,901,336,394,000
11 089 BPKP 0 3,990,861,094
12 103 BNPB 3,156,450,194,500 1,944,614,119,300
13 201 LP TVRI 2,658,000 1,433,000
14 202 LPP RRI 15,721,693 727,985
15 205 Pemprov. Papua 0 1,452,866,000
16 402 BP Batam 130,246 37,702,899
TOTAL 3,158,586,431,299 7,323,616,344,465
Tabel C7. Kas Lainnya dan Setara Kas pada BA 999.08 per 31 Desember
2011(Audited) dan 31 Desember 2010 (Audited)
• Kas Lainnya dan Setara Kas TA 2011 pada Kepolisian RI sebesar
Rp11.952.000,00 merupakan pengembalian belanja berupa sisa pembayaran
tunjangan kinerja yang belum disetor setelah tahun anggaran berakhir.
• Kas Lainnya dan Setara Kas TA 2011 pada Sekretariat Negara sebesar
Rp2.000.000.000,00 merupakan pengembalian belanja atas sisa anggaran
Bantuan Kemasyarakatan Presiden yang tidak digunakan TA 2011 dan telah
disetorkan ke Kas Negara pada bulan Januari 2012.
• Kas Lainnya dan Setara Kas TA 2011 pada Kementerian Dalam Negeri sebesar
Rp8.783,00 merupakan jasa giro yang disetor setelah tahun anggaran berakhir.
• Kas Lainnya dan Setara Kas pada Kementerian Hukum dan HAM sebesar
Rp4.620.000,00 merupakan pengembalian belanja yang disetor setelah tahun
anggaran berakhir.
• Kas Lainnya dan Setara Kas pada Kementerian Pertanian sebesar
Rp461.477,00 merupakan jasa giro yang disetor setelah tahun anggaran
berakhir.
• Kas Lainnya dan Setara Kas pada Kementerian Sosial sebesar
Rp100.684.600,00 merupakan pengembalian belanja uang disetor setelah
tahun anggaran berakhir.
• Kas Lainnya dan Setara Kas pada BNPB sebesar Rp3.156.460.194.500,00.
Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan saldo dana rehabilitasi dan
rekonstruksi yang belum didistribusikan/disalurkan kepada daerah-daerah
bencana sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER 63/PB/2010 tanggal 29 September 2011 dan saldo Dana Siap Pakai (On
Call) yang belum dicairkan oleh Penerima bantuan per 31 Desember 2011
(check in transit).
Saldo kas lainnya dan setara kas di Bendahara Pengeluaran tersebut terdiri
dari:
1. Dana bantuan rehabilitasi dan rekostruksi (RR) TA 2011 yang sudah
terealisasi sebesar Rp3.542.775.885.000,00 dan sudah disalurkan ke
daerah penerima bantuan sampai dengan per 31 Desember 2011 adalah
sebesar Rp398.250.190.500,00. Sehingga saldo dana RR per 31 Desember
2011 yang masih di Bendahara Pengeluaran sebesar
Rp3.144.525.694.500,00.
2. Dana Siap Pakai (On Call) TA 2011 yang sudah terealisasi sebesar
Rp735.753.405.800,00 dan sudah dicairkan sampai dengan per 31
Desember 2011 adalah sebesar Rp723.828.905.800,00. Namun masih
terdapat Saldo Dana Siap Pakai per 31 Desember 2011 yang belum ditarik
oleh penerima bantuan sehingga masih tersedia di rekening Bendahara
Pengeluaran sebesar Rp11.924.500.000,00. Dana tersebut untuk bencana
gempa bumi Turki sebesar Rp9.040.000.000,00, bencana badai Washi
Philipina sebesar Rp2.734.500.000,00 dan bencana angin puting beliung
Makasar sebesar Rp150.000.000,00.
Jumlah dana tersebut seluruhnya telah ditarik oleh penerima bantuan
dengan rincian sebagai berikut:
- Dana bantuan Gempa Turki sebesar Rp9.040.000.000,00 yang ditarik
pada tanggal 2 Januari 2012;
- Dana bantuan Badai washi Philipina sebesar Rp2.734.500.000,00 yang
ditarik pada tanggal 2 Januari 2012; dan
- Dana bantuan Puting Beliung BPBD Kota Makasar Provinsi Sulawesi
Selatan sebesar Rp150.000.000,00 yang ditarik pada tangggal 12
Januari 2012.
• Kas Lainnya dan Setara Kas pada LPP TVRI sebesar Rp2.658.000,00
merupakan pengembalian belanja (uang makan) yang disetor setelah tahun
anggaran berakhir.
• Kas Lainnya dan Setara Kas pada LPP RRI sebesar Rp15.721.693,00 dengan
akun penyeimbang Utang Kepada Pihak Ketiga sebesar Rp14.014.000,00 dan
Pendapatan yang Ditangguhkan sebesar Rp1.707.693,00.
• Kas Lainnya dan Setara Kas pada Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam sebesar Rp130.246,00 merupakan jasa giro
yang belum disetor sampai dengan tahun anggaran berakhir.
Berdasarkan hal tersebut di atas, diperoleh bahwa uang muka BUN yang tidak
mungkin lagi untuk mendapatkan penggantian (reimbursement) dari PPHLN karena
sudah melampaui closing date 30 Desember 2009 adalah sebesar
Rp1.853.845.761.331,00.
Dalam upaya penyelesaian penggunaan uang muka BUN yang tidak mungkin lagi
untuk mendapatkan penggantian (reimbursement) dari pemberi pinjaman/hibah, telah
diterbitkan PMK Nomor 78/PMK.05/2011 tentang Penyelesaian Backlog Atas
Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri Melalui Rekening Khusus yang Ineligible.
Dalam PMK Nomor 78/PMK.05/2011 disebutkan bahwa penyelesaian backlog atas
pinjaman dan/atau hibah luar negeri yang ineligible karena Reksus Kosong, dilakukan
melalui koreksi akuntansi.
Subdit RPH telah berupaya melaksanakan penertiban pencatatan Uang Muka dari
Rekening BUN dan setelah dilakukan perhitungan kembali berdasarkan batasan
closing date 30 Juni 2010, maka saldo Uang Muka dari Rekening BUN yang eligible
adalah sebesar Rp2.321.770.694.802,00. Sehubungan hal tersebut, Pemerintah akan
menerbitkan Keputusan Menteri Keuangan yang menetapkan besaran Uang Muka
BUN yang ineligible sampai dengan tahun 2010.
Perhitungan uang muka dari BUN sampai dengan tahun 2010 sebagai berikut:
No Uraian Jumlah
1 Saldo Uang Muka BUN sd TA 2008 3,726,790,367,113
2 Saldo Uang Muka BUN TA 2009 1,833,934,515,502
3 Saldo Uang Muka BUN TA 2010 (1,830,619,703,855)
4 Saldo Uang Muka BUN s.d. TA 2011 3,730,105,178,760
5 Koreksi akuntansi (KMK. 119/KMK.05/2011) 1,853,845,761,331
6 Saldo Neraca Uang Muka BUN pada LKPP Audited TA 2010 1,876,259,417,429
Penggunaan Uang Muka dari Rekening BUN pada tahun 2011 dapat dirinci sebagai
berikut:
No Rekening (PHLN) Saldo
1 561.000001980 (IBRD) (452,702,915,610)
2 561.000002980 (ADB) (64,300,509,379)
3 561.000003980 (JBIC/JICA) (25,595,840,927)
4 561.000005980 (Lainnya) (404,710,682,849)
Jumlah (947,309,948,765)
Penyajian Rincian Neraca Uang Muka dari Rekening BUN per 31 Desember 2011
sebagai berikut:
Tabel C8. Rincian Rincian Uang Muka dari Rekening BUN menurut lender
per 31 Desember 2011(Audited) dan 31 Desember 2010 (Audited)
BUMN Nilai Temuan (Rp) Nilai Pajak (Rp) Nilai Setoran (Rp)
PT Pupuk Sriwijaya 431,556,392,538 39,232,399,322 392,323,993,215
PT Pupuk Kujang 11,797,627,295 1,072,511,572 10,725,115,722
PT Petrokimia Gresik 305,863,981,354 27,805,816,487 278,058,164,867
PT Pupuk Iskandar
47,520,057,993 4,320,005,272 belum setor
Muda
Jumlah 796,738,059,180 72,430,732,653 681,107,273,804
c. Perum Bulog
Piutang Bukan Pajak TA 2011 pada Perum Bulog sebesar
Rp432.937.640.808,00 (Rp435.113.206.842,00 x 5 permil) sedangkan per
31 Desember 2010 sebesar Rp0,00. Piutang tersebut berasal dari
kelebihan pembayaran atas subsidi pangan berdasarkan hasil audit
BPKTahun 2011.
sebesar lima per mil (5/1000) untuk kategori lancar dan sebesar sepuluh
persen (10%) untuk kategori tidak lancar, sehingga nilai bersihnya (netto)
menjadi sebesar Rp4.883.204.379.980,00.
Bagian Lancar Jumlah Bagian Lancar Penerusan Pinjaman per 31 Desember 2011 dan 31 Desember
Penerusan Pinjaman 2010 sebesar Rp4.462.395.347.776,00 dan Rp0,00 merupakan potensi kewajiban
Rp4,46 triliun pokok yang akan jatuh tempo selama tahun 2012 yang berasal dari
perjanjian/penerusan pinjaman yang bersumber dari RDI/RPD dan SLA yang ditanda
tangani sebelum tahun 2010. Jumlah Bagian Lancar Penerusan Pinjaman mengalami
penurunan sebesar Rp380.357.045.231,00 dibandingkan dengan periode sebelumnya
karena terdapat beberapa pinjaman yang telah lunas. Pada LKBUN 2010 saldo
sebesar Rp4.842.752.393.007,00 disajikan sebagai saldo Bagian Lancar Investasi
Jangka Panjang. Rincian Bagian Lancar I per sektor adalah sebagai berikut:
31 Desember 2011
RDI 490,863,488,255
RPD 89,247,906,956
SLA 3,882,283,952,565
Sumber Dana Lainnya 0
Jumlah 4,462,395,347,776
Tabel C15. Rincian Bagian Lancar RDI per sektor per 31 Desember 2011
No Klasifikasi Debitur Uraian 31 Des 2011
Jatuh Tempo 2012 3,827,531,606,285
1 BUMN (Pendapatan Diterima Di Muka) (4,777,252,908)
Bagian Lancar 3,822,754,353,377
Jatuh Tempo 2012 454,890,632,842
2 BUMD (Pendapatan Diterima Di Muka) (1,288,604,538)
Bagian Lancar 453,602,028,304
Jatuh Tempo 2012 77,092,974,518
3 Pemda (Pendapatan Diterima Di Muka) (799,813,809)
Bagian Lancar 76,293,160,709
Jatuh Tempo 2012 109,745,805,386
4 Lainnya (Pendapatan Diterima Di Muka)
Bagian Lancar 109,745,805,386
Jumlah Bagian Lancar RDI/RPD 4,462,395,347,776
Bagian Lancar Jumlah Bagian Lancar Investasi Jangka Panjang per 31 Desember 2011 dan 31
RDI/RPD Rp0,00 triliun Desember 2010 sebesar Rp0,00 dan Rp4.842.752.393.007,00 merupakan potensi
kewajiban pokok yang akan jatuh tempo selama tahun 2012 yang berasal dari
perjanjian/penerusan pinjaman yang bersumber dari RDI/RPD dan SLA yang ditanda
tangani sebelum tahun 2010. Pada LKBUN 2011 Bagian Lancar Investasi Jangka
Panjang disajikan sebagai saldo Bagian Lancar penerusan Pinjaman.
C.2.14. Uang Muka Belanja
Uang Muka Belanja Jumlah Uang Muka Belanja per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar
Rp0,00 Rp0,00 dan Rp3.357.734.901,00. Uang Muka Belanja pada Kementerian Keuangan
per 31 Desember 2010 sebesar Rp3.357.734.901 berasal dari Direktorat Jenderal
Pajak sebagai pengungkapan informasi akrual atas sewa gedung beberapa Kantor
Pelayanan Pajak.
Tabel C18. Rincian Piutang pada 15 BDL eks Dana Talangan Pemerintah per 31
Desember 2011
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih terkait Piutang BDL per 31 Desember 2011
adalah sebesar Rp10.912.573.238.618,00. Penyisihan piutang ini diterapkan sesuai
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.06/2010 tentang Kualitas Piutang
Kementerian Negara/Lembaga dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak
Tertagih. Seluruh piutang kepada BDL diklasifikasikan pada kelompok dengan
kualitas macet.
Jumlah penyisihan piutang tersebut terdiri dari Penyisihan Piutang BDL eks Dana
Talangan sebesar Rp8.257.343.605.141,00 dan Penyisihan Piutang BDL eks Dana
Penjaminan sebesar Rp2.655.229.633.477,00.
Dalam rangka penyelesaian kewajiban BDL kepada Pemerintah, Pemerintah cq.
Kementerian Keuangan memperoleh sejumlah aset berupa surat berharga (promes,
obligasi, dan saham), tanah dan/atau bangunan, serta kendaraan bermotor dengan
nilai sedikitnya Rp254.513.108.900,00 dari piutang kepada BDL sebesar
Rp7.084.067.848.440,00. Selain itu, terdapat aset kredit senilai
No Uraian Jumlah
Kelebihan droping belanja pensiun ke PT
1 2.580.094.035
Taspen Bulan November 2011
Kelebihan droping belanja pensiun ke PT
2 5.513.193
Taspen Bulan Desember 2011
Kelebihan pencairan iuran asuransi kesehatan
3 22.674.141.694
veteran non tuvet tahun 2011
Saldo uang pensiun yang tidak diambil tahun
4 9.680.594.500
2011 melalui PT. Asabri (Persero)
Jumlah 34.940.343.422
Rincian :
a. kelebihan pencairan PT Taspen (Persero) bulan November 2011 ke PT
Taspen (Persero) sebesar Rp2.580.094.035,00 terdiri dari belanja PNS Daerah
Rp1.813.828.466,00 TNI/Polri (lama) Rp335.240.048,00 Hakim
Rp50.466.468,00. Tunjangan veteran Rp 277.288.840,00 dan Tunjangan
PKRI/KNIP Rp103.270.213,00.
b. Kelebihan pencairan Desember 2011 sebesar Rp 5.513.193. terdiri dari
Hakim Rp 1.292.429. dan tunjangan PKRI/KNIP Rp4.220.764,00.
c. Kelebihan pencairan iuran asuransi kesehatan veteran non tuvet sebesar Rp
22.674.141.694,00.
d. Saldo uang pensiun yang tidak diambil melalui PT Asabri (Persero) untuk
bulan Januari s/d Desember 2011 sebesar Rp. 9.680.594.500,00.
Tabel C20. Rincian Potensi Tunggakan yang dapat Ditagih per 31 Desember
2011
Tabel C23. Rincian Piutang Tak Tertagih pada Piutang per 31 Desember 2011
macet. Jumlah penyisihan piutang tersebut terdiri dari Penyisihan Piutang BDL
eks Dana Talangan sebesar Rp8.257.343.605.141,00 dan Penyisihan Piutang BDL
eks Dana Penjaminan sebesar Rp2.655.229.633.477,00.
C.2.17. Persediaan
Jumlah Persediaan per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar
Persediaan Rp2,58 Rp2.575.857.719.518,00 dan Rp2.836.623.273.047,00 merupakan persediaan pada
triliun Bagian Anggaran 999.07 dan Bagian Anggaran 999.08. Rincian Persediaan tersebut
adalah sebagai berikut:
31 Desember 2011 31 Desember 2010
Persediaan (Audited) (Audited)
BA 999.07 (Subsidi) 4.841.100.000 175.307.190.305
BA 999.08 (Belanja Lain-Lain) 2.571.016.619.518 2.661.316.082.742
Jumlah 2.575.857.719.518 2.836.623.273.047
No P ro v in s i P e n g irim a n D is a lu rk a n P e rs e d ia a n
.
1 Aceh 6 .0 00 5 .7 75 22 5
2 S u m a te ra U ta ra 1 3 .0 00 1 2.14 5 85 5
3 S u m a te ra B a ra t 6 .0 00 5 .7 20 28 0
4 R ia u 6 .0 00 6.00 0 -
5 Ja m b i 6 .0 00 5 .6 20 38 0
6 S u m a te ra S e la ta n 1 2 .0 00 1 1 .3 15 68 5
7 B e ng ku lu 6 .0 00 5.35 0 65 0
8 L a m p un g 7 .0 00 7 .0 00 -
9 B a ng ka B e litu ng 2 .0 00 1.92 0 80
10 K e p u la u a n R ia u 0 0 -
11 B a nte n 8 .0 00 7 .8 50 15 0
12 D K I Ja k a rta 1 .0 00 90 0 10 0
13 Ja w a B a ra t 2 5 .0 00 2 4 .3 52 64 8
14 Ja w a T e n g a h 2 5 .0 00 2 3 .8 85 1.11 5
15 D .I. Y o g ya ka rta 4 .0 00 4.00 0 -
16 Ja w a T im u r 2 5 .0 00 2 3 .7 10 1.29 0
17 B a li 2 .0 00 2 .0 00 -
18 N u s a T e n g g a ra B a ra t 8 .0 00 7.71 0 29 0
19 N u s a T e n g g a ra T im ur 7 .4 44 7 .0 44 40 0
20 K a lim a n ta n B a ra t 9 .0 00 8.40 0 60 0
21 K a lim a n ta n T e ng a h 5 .0 00 4.43 5 56 5
22 K a lim a n ta n S e la ta n 9 .0 00 8.30 0 70 0
23 K a lim a n ta n T im ur 5 .0 00 5.00 0 -
24 S u la w e s i U ta ra 3 .0 00 3.00 0 -
25 G o ro nta lo 2 .0 00 2.00 0 -
26 S u la w e s i T e ng a h 6 .0 00 6.00 0 -
27 S u la w e s i S e la ta n 1 3 .0 00 1 2 .6 35 36 5
28 S u la w e s i T e ng g a ra 5 .0 00 5 .0 00 -
29 S u la w e s i B a ra t 5 .0 00 5 .0 00 -
30 M a luku 3 .0 00 3.00 0 -
31 M a luku U ta ra 3 .0 00 2.85 0 15 0
32 P a p u a B a ra t 3 .0 00 2.72 0 28 0
33 P a p ua 3 .0 00 3.00 0 -
34 B B O P T ( N a s io na l) 1 .0 00 50 95 0
Ju m la h 244.444 233.686 10.758
H a rg a S a tu a n /B o x R p 4 50 .00 0
T o ta l 109.999.800.000 105.158.700.000 4.841.100.000
Tabel C27. Rincian Nilai Stock CBP Sebenarnya dengan Harga Perolehan per 31
Desember 2011(Audited) dan 31 Desember 2010 (Audited)
berikut:
a. Dana Bergulir pada BLU LPDB KUKM
Dana bergulir pada BLU LPDB KUKM per 31 Desember 2011 dan 31 Desember
2010 adalah Rp1.197.771.256.989,00. dan Rp344.190.000.000,00.
Peningkatan dana bergulir yang dikelola oleh BLU LPDB KUKM disebabkan oleh:
1. Adanya perpidahan pos/reklasifikasi pelaporan atas dana bergulir yang bukan
bersumber daru BA 999.03
Pada tahun 2010, dana bergulir bukan dari BA 999.03 dilaporkan pada Laporan
Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Pada tahun 2010, dana bergulir bukan
dari BA 999.03 telah dilaporkan pada Laporan Keuangan BA 999.03 LPDB
KUMKM, sehingga pelaporan ini menyebabkan kenaikan nilai bergulir per 31
Desember 2011.
2. Adanya peningkatan penyaluran dana bergulir pada Tahun 2011
Dana bergulir yang dikelola oleh BLU LPDB KUMKM berasal dari Bagian
Anggaran 999.03 dan berasal dari pengalihan dana bergulir yang dikelola oleh
Kementerian Koperasi dan UKM. Rincian perolehan dana tersebut adalah sebagai
berikut:
C.2.20. Penyisihan Piutang Tak Tertagih pada Investasi Jangka Panjang Non
Permanen
Penyisihan Piutang Tak Penyisihan Piutang Tak Tertagih pada Investasi Jangka Panjang Non Permanen per 31
Tertagih IJP Non Desember 2011 dan per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp0,00 dan
Permanen Rp0,00 miliar Rp217.924.813.708,00.
Investasi Non Permanen Lainnya per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010
Investasi Non Permanen sebesar Rp4.749.737.167.996,00 dan Rp49.000.000.000,00 merupakan Investasi Non
Lainnya Rp4,75 triliun Permanen pada BLU Kementerian/Lembaga yang berasal dari BA 999.03 yang
terdiri dari (dalam Rp):
Tabel C32. Rincian Inventasi Non Permanen Lainnya per 31 Desember 2011
Nilai investasi permanen lainnya per 31 Desember 2011, dengan rincian sebagai
berikut:
1. Investasi yang dikelola oleh Pusat Investasi Pemerintah sebesar
Rp4.701.776.528.784,00;
Investasi yang dikelola oleh Badan Layanan Umum Pusat Investasi Pemerintah
(BLU PIP) merupakan nilai investasi atau pinjaman yang diberikan BLU PIP
kepada pihak ketiga sebagai bagian dari kegiatan operasi BLU PIP. Dana investasi
yang disalurkan oleh PIP tersebut bersumber dari Bagian Anggaran 999.03/BA
Bendahara Umum Negara. Rincian investasi non permanen lainnya pada BLU PIP
adalah sebagai berikut:
a. Penyaluran pinjaman kepada PT Nindya Karya (Persero) untuk proyek
rehabilitasi Bendungan Gintung dan Pekerjaan Sipil Bendungan dan Jaringan
Irigasi Utama pada Sub Proyek Irigasi Batang Anai sebesar Rp2.000.000.000,00;
b. Penyaluran pinjaman kepada PT Nindya Karya (Persero) untuk proyek
pembangunan Jalan dan Jembatan Molibagu-Mamalia-Taludaa Provinsi
Sulawesi Utara sebesar Rp2.000.000.000,00;
c. Penyaluran pinjaman kepada Pemprov Sulawesi Tenggara untuk proyek
Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Type B di Provinsi
Sulawesi Tenggara sebesar Rp190.000.000.000,00;
d. Penyaluran pinjaman kepada Pemkot Surakarta untuk pembangunan Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Type C di Kota Surakarta sebesar
Rp7.799.999.000,00;
e. Penyaluran pinjaman kepada PT PLN (Persero) untuk pinjmana dengan
persyaratan lunak dalam rangka pelaksanaan pasal 22 A Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2010 sebesar Rp4.499.976.529.784,00;
2. Investasi non permanen pada Kementerian Perindustrian sebesar
Rp37.380.370.139,00;
Investasi Non Permanen lainnya pada Kementerian Perindustrian sebesar
Rp37.380.370.139,00 merupakan investasi yang terbentuk dari pinjaman kepada
perusahaan Industri Tekstil dan Produk Tekstil (ITPT) melalui Skim 2 dan diatur
melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 15/M-IND/PER/3/2008 tentang
program restrukturisasi mesin/peralatan industri tekstil dan produk tekstil.
Skim 2 adalah pinjaman pembelian mesin dengan suku bunga rendah melalui sistem
modal padanan. Pengelolaan pinjaman dengan suku bunga rendah untuk
pembiayaan pembelian mesin/peralatan tersebut dilakukan melalui kerjasama antara
Ditjen BIM dengan Lembaga Pengelola Program (LPP). Proporsi modal padanan
untuk pembelian mesin tersebut adalah sebagai berikut: perusahan ITPT sebesar
20%, LPP sebesar 10% dan Kemenperin sebesar 70%.
Pihak yang bertindak sebagai LPP untuk penyaluran pinjaman pada tahun 2007 dan
2008 adalah PT Permodalan Nasional Madani (PT PNM), sedangkan untuk
pinjaman TA 2009 adalah Bank Syariah Mandiri (BSM).
3. Investasi jangka panjang yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi Eks. Badan
Hukum Milik Negara sebesar Rp10.580.269.073,00.
Perguruan Tinggi Eks. BHMN yang memiliki investasi jangka panjang yang
dilaporkan sebagai investasi jangka panjang non permanen lainnya adalah:
a. Universitas Indonesia, dengan nilai sebesar Rp1.602.144.073,00, yang terdiri
dari investasi pada obligasi sebesar Rp763.125.000,00 dan investasi pada
reksadana sebesar Rp839.019.073,00;
b. Institut Teknologi Bandung dengan nilai sebesar Rp8.978.125.000,00 yang
merupakan investasi dalam bentuk obligasi.
31-Dec-11 31-Dec-10
PMN
(Audited) (Audited)
Perusahaan Negara 573,317,888,010,560 511,218,984,660,083
Non BUMN 4,261,956,608,163 3,969,599,282,340
Perusahaan Negara/ 16,448,773,915,576 12,075,071,705,638
Lembaga di bawah
pembinaan Kemenkeu
Lembaga Internasional 35,495,913,032,610 34,629,850,632,929
BHMN 1,168,034,176,846 2,193,481,021,163
Bank Indonesia 89,572,275,000,000 0
LPS 16,726,488,855,000 0
Badan Usaha lainnya 224,634,258 120,000,000
Jumlah 736,991,554,233,013 564,087,107,302,153
Tabel C33. Investasi Permanen Penyertaan Modal Negara (PMN) per 31 Desember
2011(Audited) dan 31 Desember 2010 (Audited)
Nilai PMN pada Perusahaan Negara per tanggal 31 Desember 2011 tersebut
merupakan nilai kepemilikan negara pada 141 Perusahaan Negara dengan status
data laporan keuangan sebagai berikut:
Jumlah Persentase
No. Status Laporan Nilai
BUMN Nilai
1. Audited 2011 119 560.647.212.986.596 97,79%
2. Unaudited 2011 17 11.103.091.629.773 1,94%
3. LK Audited 2010 3 1.630.723.136.338 0,28%
4. Unaudited 2010 1 7.247.892.217 0,001%
5. Audited 2005 1 (70.387.634.362) -0,01198%
Jumlah 141 573.317.888.010.561 100%
Tabel C34. Nilai PMN pada BUMN per 31 Desember 2011
tanggal 7 Juli 2011, dan mutasi kurang berupa nilai BPYBDS yang telah
menjadi penambahan PMN sebesar Rp48.167.600.000,00 melalui PP Nomor 79
tahun 2009 tanggal 29 Desember 2011.
8. Pada PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) terdapat mutasi kurang sebesar
Rp7.652.976.000,00 berupa nilai BPYBDS yang telah ditetapkan menjadi
penambahan PMN sesuai PP Nomor 58 Tahun 2011.
9. Pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) terdapat mutasi kurang sebesar
Rp252.523.701.100,00 berupa nilai BPYBDS yang telah ditetapkan sebagai
penambahan PMN sesuai PP Nomor 78 Tahun 2011.
10. Pada PT ASDP (Persero) terdapat koreksi saldo BPYBDS 31 Desember 2010
sesuai reviu BPKP sebesar Rp3.999.229,00 dan mutasi tambah sebesar
Rp257.667.921.400,00 dengan rincian sebagai berikut:
a. KMP Manta senilai Rp26.897.270.950,00;
b. KMP Menumbing Raya senilai Rp28.089.075.675,00;
c. KMP Tanjung Madlahar senilai Rp23.085.991.500,00;
d. KMP Muyu seniai Rp18.199.485.410,00;
e. KMP Arar senilai Rp27.105.885.400,00;
f. KMP Tanjung Api senilai Rp27.052.491.840,00;
g. KMP Kalibodri senilai Rp50.783.400.800,00;
h. KMP Bahteraman senilai Rp28.116.330.825,00;
i. KMP Lome senilai Rp28.337.989.000,00.
11. Pada PT Pelni (Persero) terdapat koreksi tambah nilai BPYBDS selama tahun
2011 yang berasal dari koreksi hasil reviu BPKP sesuai dengan Laporan Hasil
Reviu Nomor: LHA-9571/PW09/4/2011 tanggal 22 November 2011 sebesar
Rp66.059.723.879,00.
12. Pada PT Pos Indonesia (Persero) terdapat koreksi tambah akibat kurang catat
nilai BPYBDS dalam laporan keuangan PT Pos Indonesia per 31 Desember
2010 sebesar Rp8.610.071.120,00.
13. Pada Perum LKBN Antara terdapat mutasi kurang sebesar
Rp25.927.671.602,00 berupa nilai BPYBDS yang telah ditetapkan sebagai
penambahan PMN sesuai PP Nomor 42 Tahun 2011.
14. Pada PT Pengerukan Indonesia terdapat mutasi kurang sebesar
Rp58.698.972.481,00 berupa nilai BPYBDS yang telah ditetapkan sebagai
penambahan PMN sesuai PP Nomor 77 Tahun 2011.
15. Pada PT Pertamina (Persero) terdapat mutasi kurang sebesar
Rp45.283.874.466,00 berupa nilai BPYBDS yang tidak dapat di-PMN-kan
berdasarkan hasil reviu BPKP yang belum dibukukan oleh Kementerian
Perhubungan yaitu berupa PPN dan PPh Pasal 23 atas jasa konsultasi dan
konstruksi dengan rincian sebagai berikut:
a. PPN pada DPPU Bandara Juanda sebesar Rp25.534.397.551,00;
b. PPh Pasal 23 pada DPPU Bandara Juanda sebesar Rp5.356.304.702,00;
c. PPN pada DPPU Bandara Ketaping sebesar Rp11.055.838.425,00;
d. PPN pada DPPU bandara SMB II sebesar Rp3.337.333.788,00.
Disamping itu terdapat mutasi tambah sebesar Rp3.042.863.450,00 berupa
Instalasi Refueling Apron pada DPPU Bandara Hasanuddin Makassar Tahap II.
16. Perum Damri menerima BPYBDS berupa 12 unit Bus Mitsubishi FE.447 PS
135 sebesar Rp2.517.240.000,00 namun BASTO aset tersebut menyebutkan
bahwa jumlah bus yang diserahkan adalah sejumlah 14 unit dengan nilai total
Rp2.936.780.000,00 sehingga terdapat selisih 2 unit bus senilai total
Rp419.540.000,00. Terhadap selisih tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai
BPYBDS yang digunakan dan dicatat dalam laporan keuangan Perum Damri
adalah sebanyak 12 unit Bus Mitsubishi FE.447 PS 135 sebesar
Rp2.517.240.000,00. Perum DAMRI menyerahkan 2 unit Bus yang menjadi
selisih kepada Pemda Tingkat II Kab Aceh berdasarkan surat dari Dirjen
Perhubungan Darat. Terhadap hal tersebut akan dikoordinasikan kepada
Kementerian Perhubungan untuk menerbitkan BAST penarikan dari Perum
DAMRI dan agar 2 unit bus yang tidak diserahkan kepada Perum DAMRI
tetapi digunakan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II Kab. Aceh Jaya untuk
ditindaklanjuti sebagai hibah oleh Kementerian Perhubungan sesuai PP Nomor
6 Tahun 2006.
Pada Laporan Keuangan Audited Perum Damri Tahun 2011 nilai BPYBDS
pada Perum Damri adalah sebesar Rp161.462.000.000,00. Kenaikan tersebut
disebabkan adanya penambahan BPYBDS berupa 48 unit but, senilai
Rp15.520.000.000,00. Berdasarkan Berita Acara Rekonsiliasi BPYBDS, nilai
Rp15.520.000.000,00 telah diungkapkan, namun belum termasuk dalam nilai
yang disepakati pada saat rekonsiliasi, karena belum terdapat BASTO Definitif
atas aset 48 Bus tersebut. Mengingat LK Audited Perum Damri telah
menyajikan nilai sebesar Rp161.462.000.000,00 dan aset 48 Bus sudah tidak
tercatat pada Laporan Keuangan Kementerian Perhubungan, maka Laporan
Keuangan BA 999.03 Tahun 2011 menyajikan nilai BPYBDS sebesar
Rp161.462.000.000,00.
17. BPYBDS PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) berupa Prasarana dan sarana
pada Pelabuhan Kupang berupa Dermaga Serba Guna, Lapangan Penumpukan
Peti Kemas, Lapangan terbuka, jembatan, gedung kantor 2 lantai, mobil crane
kap.100 ton, forklift kap.5 ton, vessel 1.500 PS, dan fasilitas penunjang lainnya
ditemukan bahwa pada BASTO menggunakan kurs kesepakatan sebesar
Rp73,67 (kurs Pebruari 2004), sedangkan reviu BPKP menggunakan kurs
tanggal kontrak, sehingga terdapat selisih Rp13.649.131.615,00. Selain itu
terdapat kekurangan volume pekerjaan konstruksi yang diserahterimakan
sebesar Rp1.750.590.736,00. Terhadap hal tersebut sesuai dengan rekomendasi
BPKP dalam Laporan Nomor: LHA-15765/PW13/4/2008 tanggal 30 Desember
2008, nilai BPYBDS yang diakui dan dicatat adalah sesuai dengan volume fisik
aktiva yang diterima perusahaan setelah dikurangi kekeliruan penetapan kurs
valuta asing sebesar Rp13.649.131.615,00 dan kekurangan pekerjaan konstruksi
sebesar Rp1.750.590.736,00. Sehingga nilai proyek sebesar
Rp209.812.273.661,00 dikurangi 2 item tersebut nilai akhirnya adalah sebesar
Rp194.412.551.310,00. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) telah mencatat
aset Prasarana dan sarana pada Pelabuhan Kupang sebesar
Rp194.412.551.310,00.
18. BPYBDS pada PT Geo Dipa Energi (Persero) sebesar Rp1.670.877.372.176,00
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pada tahun 2002, berdasarkan Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Proyek
PLTP Dieng dan Patuha Nomor NST 01/HCE-PPL/BPDP/IX/2002 tanggal 4
September 2002, Pemerintah RI melalui Badan Pengelola Dieng-Patuha
(BPDP) telah memberikan hak untuk mengelola aset/barang milik negara yang
berasal dari pembangunan yang dilakukan oleh Himpurna California Energy
(HCE) dan Patuha Power Limited (PPL). Aset tersebut dalam bentuk sumur-
sumur panas bumi dan kelengkapannya, power plant, spareparts, tanah,
bangunan dan inventaris kantor yang berlokasi di Dieng (eks. HCE) dan Patuha
(eks. PPL). Aset eks. HCE yang berlokasi di Dieng telah dioperasikan oleh PT
GDE sejak tahun 2002 sedangkan aset eks. PPL hingga saat ini belum
beroperasi. Seluruh aset eks HCE dan eks PPL dicatat sebagai Bantuan
Pemerintah Yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS).
Nilai aset BPYBDS dicatat dan dilaporkan di Neraca PT GDE sebesar
c. PT Freeport Indonesia;
d. PT Indosat, Tbk;
e. PT Socfindo;
f. PT Waskita Karya;
g. PT Prasadha pamunah Limbah Industri (PPLI);
h. Kertas Padalarang;
i. PT Asean Bintulu Fertilizer.
3. Non-BUMN yang merupakan Perusahaan kerjasama negara-negara Asean, yang
dalam proses likuidasi dan tidak terdata nilai kepemilikannya adalah:
a. Asean Aceh Fertilizier, perusahaan patungan negara-negara Asean yang
berada di Aceh, yang merupakan perusahaan pupuk dan saat ini sedang
dalam proses likuidasi;
b. Asean Copper Product, perusahaan patungan negara-negara Asean yang
berada di Filipina, dan merupakan perusahaan penghasil tembaga. Hingga
saat ini Pemerintah telah berusaha untuk mendapatkan data kepemilikan
pada perusahaan tersebut, namun demikian sampai dengan saat ini data
kepemilikannya belum diperoleh.
Perubahan nilai kepemilikan negara pada Non-BUMN per 31 Desember 2011
disebabkan oleh:
1. Perubahan total ekuitas pada Non-BUMN dengan kepemilikan Pemerintah
antara 20% sampai dengan 50%, karena perhitungan Pemerintah menggunakan
metode ekuitas;
2. Penjualan kepemilikan Pemerintah pada PT Jakarta International Hotel
Development, Tbk, PT Kertas Basuki Rachmat dan PT Atmindo;
3. Pengurangan persentase kepemilikan Negara pada PT Kertas Padalarang,
diakibatkan pelaksanaan debt swap hutang PT Kertas Padalarang menjadi
modal Perum Peruri, sehingga kepemilikan pemerintah pada PT Kertas
Padalarang menjadi terdilusi.
4. Adanya perubahan kurs tengah BI untuk nilai tukar Dollar Amerika. Per tanggal
30 Desember 2011 kurs tengah BI adalah USD=Rp9.068, sedangkan per
tanggal 31 Desember 2010 adalah USD=Rp8.991. Perubahan kurs tengah BI
berpengaruh pada kepemilikan Pemerintah pada PT Freeport dan PT Indonesia
Asahan Alumunium. Pada kedua perusahaan tersebut, Laporan Keuangan
disajikan menggunakan mata uang Dollar Amerika Serikat, sehingga harus
dilakukan konversi ke dalam mata uang Rupiah, untuk menghitung nilai
kepemilikan Pemerintah;
5. Adanya perubahan kurs tengah BI untuk nilai tukar Ringgit Malaysia. Per
tanggal 30 Desember 2011 kurs tengah BI adalah MYR=Rp2.852,925,
sedangkan per tanggal 31 Desember 2010 adalah MYR= Rp2.915,85.
Perubahan kurs tengah BI untuk Ringgit Malaysia berpengaruh pada
kepemilikan di Asean Bintulu Fertilizer, mengingat nilai kepemilikan
Pemerintah disajikan pada mata uang Ringgit Malaysia.
Pada non-BUMN dengan kepemilikan Negara di bawah 20%, nilai penyertaan
negara pada Non-BUMN tersebut tetap, sepanjang tidak ada penambahan
penyertaan yang dilakukan Pemerintah, mengingat perhitungan kepemilikan negara
menggunakan metode biaya. Berdasarkan hal tersebut, nilai kepemilikan negara
pada Non-BUMN tersebut tidak tergantung pada status laporan keuangan non-
BUMN tersebut, atau perubahan ekuitas.
Rincian kepemilikan negara pada Non-BUMN dapat dilihat pada lampiran 11
(halaman L11).
Nilai penyertaan yang masih merupakan promissory notes dapat berkurang, yang
disebabkan:
1. Pembayaran atas promissory notes;
2. Pengurangan/penghapusan promissory notes, yang dapat disebabkan antara
lain adanya apresiasi nilai tukar Rupiah.
Rincian penyertaan pada Lembaga Keuangan Internasional dapat dilihat pada
Lampiran 13 (halaman L13).
Tabel C37. Nilai PMN pada BHMN per 31 Desember 2011(Audited) dan 31
Desember 2010 (Audited)
Nilai Penyertaan Modal Negara pada Badan Hukum Milik Negara yang disajikan
diatas bersumber dari data sebagai berikut:
1. Nilai penyertaan pada BHMN Institut Pertanian Bogor dan Universitas
Airlangga Tahun 2010 yang disesuaikan dengan pencatatan pada Laporan
Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
2. BPMIGAS bersumber dari Laporan Keuangan per 30 Juni 2011, mengingat
BPMIGAS belum menyelesaikan Laporan Keuangan per 31 Desember 2011.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum
Pendidikan (BHP), seluruh penyelenggara pendidikan harus berbentuk BHP,
untuk itu seluruh PT BHMN harus mengubah bentuk dan menyesuaikan tata
kelolanya sebagai BHP sesuai ketentuan UU tersebut.
Namun sebelum dilakukannya penyesuaian perubahan bentuk dan tata kelola
menjadi BHP, telah ditetapkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11-14-21-
126 dan 136/PUU-VII/2009 tanggal 31 Maret 2010 dalam sidang putusan uji
materi Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum
Pendidikan (UU BHP) yang memutuskan antara lain bahwa Penjelasan Pasal 53
ayat (1) UU Nomor 20 Tahun 2003 yang memberikan landasan hukum
penyelenggara pendidikan dalam bentuk BHMN tidak mempunyai kekuatan
hukum mengikat dan juga menyatakan UU BHP bertentangan dengan UUD 1945
dan tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat.
Sebagai tindak lanjut Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut, telah ditetapkan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan
Pendidikan yang menetapkan antara lain PT BHMN ditetapkan sebagai perguruan
tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah yang menerapkan pola pengelolaan
keuangan badan layanan umum.
Meskipun Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2010 menetapkan perubahan PT
BHMN menjadi instansi pemerintah yang menerapkan pola pengelolaan keuangan
BLU namun pelaksanaan pengalihan status tersebut masih memerlukan langkah-
langkah:
1. Penerbitan Peraturan pemerintah yang menetapkan PT BHMN Institut
Pertanian Bogor, Universitas Airlangga, Universitas Indonesia, Universitas
Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas Sumatera Utara, dan
Universitas Pendidikan Indonesia menjadi instansi pemerintah yang
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU)
2. Penetapan pengalihan seluruh kekayaan masing-masing PT BHMN menjadi
kekayaan instansi pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum.
Pada tahun anggaran 2011, BHMN Universitas Airlangga dan BHMN Institut
Pertanian Bogor telah mendapatkan alokasi DIPA dari Kementerian Pendidikan
Nasional. Atas hal tersebut, berdasarkan kebijakan pelaporan yang telah diambil
Pemerintah, diputuskan bahwa neraca BHMN yang sudah mendapatkan KMN
penetapan asetnya, yaitu Institut Pertanian Bogor dan Universitas Airlangga,
untuk perolehan aset dan kewajiban sampai tahun 2010 tetap tidak dimasukkan
dalam Laporan Keuangan Kementerian Pendidikan Nasional, namun BA 999.03
mencatatnya sebagai investasi pemerintah sebesar net equity.
Berdasarkan penelitian dan konsolidasi lebih lanjut dengan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas Airlangga serta Institut Pertanian Bogor,
dilakukan penyesuaian atas nilai ekuitas bersih Universitas Airlangga dan Institut
Pertanian Bogor, dengan penyesuaian sebagai berikut:
1. Institut Pertanian Bogor
Laporan Keuangan BHMN Institut Pertanian Bogor sejak awal penetapannya
telah memisahkan antara aset yang bersumber dari APBN (DIPA 023) dengan
aset yang bersumber dari masyarakat (PNBP).
Atas hal tersebut, penyesuaian nilai ekuitas bersih 2010 dilakukan atas nilai
yang disajikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengingat pada
Tahun 2011 IPB menggunakan mekanisme Badan Layanan Umum, yaitu:
a. Dikurangi nilai kas dan setara kas per 31 Desember 2010, mengingat semua
kas pada BLU, pada tahun 2011 telah disahkan menjadi pendapatan pada
BLU IPB, yang selanjutnya dikonsolidasikan dengan Laporan Keuangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2011;
b. Ditambah mutasi tambah atau kurang selama tahun 2011 atas akun-akun
terkait investasi jangka panjang dan reksadana mengingat akun-akun
6. Bank Indonesia
Nilai Penyertaan Modal Negara pada Bank Indonesia per 31 Desember 2011 dan
31 Desember 2010 adalah sebesar Rp89.572.275.000.000,00 dan Rp0,00
(Sebelumnya nilai penyertaan modal negara pada Bank Indonesia per 31
Desember 2010 sebesar Rp68.798.801.000.000,00 dilaporkan pada Laporan
Keuangan BA 999.99).
Sesuai dengan penjelasan pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia, modal Bank Indonesia merupakan kekayaan negara dipisahkan.
Oleh karena itu, modal Bank Indonesia dicatat dan dilaporkan sebagai bagian dari
investasi permanen pada Laporan Keuangan BA 999.03.
Investasi Permanen BLU Saldo Investasi Permanen BLU per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 yang
Rp6,64 miliar berjumlah Rp6.637.194.500,00 dan Rp0,00 merupakan penyertaan modal oleh BLU
PPK Gelora Bung Karno (Sekretariat Negara) pada PT Senayan Trikarya Sempana
(PT STS) dengan porsi kepemilikan sebesar 10%.
Pada pelaporan tahun 2010, investasi jangka panjang permanen BLU tidak dilaporkan
pada LKBUN, sehingga nilai pada LKBUN per 31 Desember 2010 adalah Rp0,00.
Tabel C38. Rincian Aset Tetap per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010
Tanah, Peralatan, dan Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan, Irigasi, dan Jaringan,
Aset Tetap Lainnya dan Konstruksi Dalam pengerjaan per 31 Desember 2011
merupakan Aset tetap yang dilaporkan pada neraca satker khusus pengguna dana
Bagian Anggaran 999.08 sebesar Rp11.969.039.247.528,00. Selanjutnya Aset Tetap
ini akan diserahterimakan kepada kementerian negara/lembaga yang terkait.
Rincian Aset Tetap disajikan pada pada Lampiran 14 (halaman L14).
1. Aset Tetap pada BA 999.07
Jumlah Aset Tetap pada BA 999.07 per 31 Desember 2011 sebesar Rp0,00
sedangkan 31 Desember 2010 sebesar Rp15.440.232.672,00. Pada 31 Desember
2010 saldo Aset Tetap pada BA 999.07 merupakan saldo Peralatan dan Mesin
sebesar Rp15.440.232.672,00. Peralatan dan Mesin tahun 2010 telah
diserahterimakan dari Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan kepada Sekjen
Kementerian Keuangan dengan Berita Acara Serah Terima Nomor : BAST-
1/AG/2011 tanggal 6 Januari 2011.
2. Aset Tetap pada BA 999.08
Jumlah Aset Tetap BA 999.08 per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010
sebesar Rp11.969.039.247.528,00 dan Rp15.741.427.647.175,00 merupakan nilai
aset tetap berdasarkan Kementerian/Lembaga dan Pihak Lain pengguna dana BA
BUN – Belanja Lain-lain (BA BUN - 999.08). Nilai Aset Tetap tersebut termasuk
seluruh Aset Tetap yang berasal dari TVRI dan RRI karena kedua Lembaga
tersebut di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 12 Tahun 2005
tentang LPP RRI dan PP No. 13 Tahun 2005 tentang LPP TVRI menyebutkan
bahwa “Kekayaan kedua lembaga tersebut merupakan kekayaan negara yang
tidak dipisahkan, yang dikelola sendiri sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku dan dimanfaatkan untuk mendanai kegiatan
operasionalnya”.
Tabel C41. Rincian Rekening Cadangan per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010
No Je n is Su b s id i/P SO D an a C ad an g an D an a Y an g D ic airkanSis a D an a C ad an g an
1 S ub sid i L istrik 284.141.726.597 284.141.726.597 -
2 S ub sid i B B M Je nis P re m ium 33.101.320.803 31.666.361.825 1.434.958.978
3 S ub sid i B B M Je nis S o la r 112.845.701.482 110.794.727.694 2.050.973.788
4 S ub sid i B B M Je nis M inya k T a na h 249.585.387.648 238.206.878.679 11.378.508.969
5 S ub sid i L P G 348.690.214.595 348.690.214.595 -
6 S ub sid i P up uk 3.344.529.740.510 2.250.517.999.430 1.094.011.741.080
7 S ub sid i B e nih 60.942.296.990 38.607.101.708 22.335.195.282
8 S ub sid i/P S O P T P o s Ind o ne sia 64.260.500.000 64.260.500.000 -
9 S ub sid i/P S O P T P E L NI 136.752.505.000 124.457.849.390 12.294.655.610
10 S ub sid i/P S O P T K A I 159.902.285.000 152.468.942.728 7.433.342.272
11 S ub sid i P a ng a n 4.100.839.284.800 3.880.034.638.700 220.804.646.100
Ju m lah 8.895.590.963.425 7.523.846.941.346 1.371.744.022.079
Penerusan Pinjaman
Saldo Penerusan Pinjaman per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar
Rp46.540.275.969.108,00 dan Rp2.080.560.968.499,00 merupakan piutang
penerusan pinjaman jangka panjang (jatuh tempo lebih dari 12 bulan) yang berasal
dari perjanjian penerusan pinjaman yang ditandatangani setelah 31 Desember 2008.
Penerusan pinjaman ini merupakan penerusan pinjaman kepada BUMN, BUMD,
Pemda dan lainnya. Berdasarkan klasifikasi debitur, komposisi Aset Lainnya
Penerusan Pinjaman adalah sebagai berikut:
No Uraian 31 Desember 2011
1 BUMN 44.093.413.855.679
2 BUMD 1.406.255.914.320
3 PEMDA 422.494.717.139
4 LAINNYA 618.111.481.970
Jumlah 46.540.275.969.108
Tabel C43. Komposisi Aset Lainnya Penerusan Pinjaman per 31 Desember 2011
Atas dana yang telah diterima oleh PIP tersebut, sebesar Rp4.701.776.528.784,00
telah diinvestasikan atau disalurkan kepada pihak ketiga dan dicatat sebagai
investasi non permanen pada neraca Laporan Keuangan BA 999.03. Sisa dana
sebesar Rp10.352.269.122.760,00 merupakan dana yang belum diinvestasikan dan
dicatat sebagai dana kelolaan pada Laporan Keuangan BA 999.03.
Rincian penempatan dana kelolaan pada BLU PIP adalah sebagai berikut:
Tabel C48. Rincian Penempatan Dana Kelolaan BLU pada BLU Pusat Pembiayaan
(Rincian dana kelolaan tersebut diatas termasuk pengembalian pokok, bunga dan
jasa giro Bank)
4. Dana Kelolaan pada BLU Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan
Dana kelolaan pada BLU Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan per 31
Desember 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp2.010.359.132.946,00
dan Rp620.982.699.000,00.
Perubahan nilai dana kelolaan pada BLU Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan
disebabkan adanya peralihan pelaporan atas alokasi dana bergulir yang bersumber
dari Bagian Anggaran Kementerian Kehutanan sebesar Rp1.393.600.000.000,00.
Pada pelaporan tahun 2010, dana kelolaan dan dana bergulir yang bersumber dari
Bagian Anggaran Kementerian Kehutanan dicatat dan dilaporkan pada Laporan
Keuangan Kementerian Kehutanan. Mulai pelaporan tahun 2011, dana kelolaan
dan dana bergulir yang bersumber dari Bagian Anggaran Kementerian Kehutanan
telah dilaporkan pada Laporan Keuangan BA 999.03, baik di tingkat Badan
Layanan Umum, maupun ditingkat Unit Akuntansi Pembantu Bendahara Umum
Negara.
Dana bergulir yang bersumber dari Bagian Anggaran Kementerian Kehutanan
Aset KKKS
Aset pada KKKS sebesar Rp150.508.980.296.216,00 terdiri dari aset negara berupa
tanah sebesar Rp14.362.284.169.984,00 dan aset lain non tanah sebesar
Rp136.146.696.126.232,00 pada 74 KKKS.
Sesuai dengan PP No.35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi, seluruh barang dan peralatan yang secara langsung digunakan dalam kegiatan
usaha hulu yang dibeli kontraktor menjadi milik/kekayaan negara yang pembinaannya
dilakukan oleh Pemerintah dan dikelola oleh Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
di Bidang Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS).
Dalam Production Sharing Contract (PSC) antara Pemerintah dengan Kontraktor
Kontrak Kerja Sama (KKKS) Migas, Pemerintah (BPMIGAS) mendapatkan
barang/aset yang dibeli atau digunakan secara langsung dalam kegiatan usaha hulu
minyak dan gas bumi serta mendapatkan bagi hasil dari hasil lifting minyak. Biaya
operasi yang timbul dalam pelaksanaan kontrak PSC diganti dari hasil lifting minyak
sebelum dibagi hasil antara Pemerintah dengan KKKS dengan syarat Pemerintah
telah memperoleh hasil yang cukup dengan mekanisme kontraktor membayar terlebih
dahulu (menalangi) nilai pengeluaran untuk biaya operasi tersebut baru kemudian
akan diberi penggantian. Penggantian biaya dimaksud disebut sebagai Cost Recovery.
Berdasarkan Pasal 9 PMK Nomor 02/PMK.05/2011 tentang Pedoman Akuntansi dan
Pelaporan Aset berupa Barang Milik Negara yang Berasal dari KKKS, Aset yang
diperoleh sampai dengan Tahun 2010 diklasifikasikan sebagai berikut:
1. aset yang belum diserahkan namun sudah dilakukan inventarisasi dan penilaian,
aset ini dicatat dalam neraca sebagai aset lainnya;
2. aset yang belum diserahkan dan belum dilakukan inventarisasi dan penilaian, aset
ini tidak dicatat dalam neraca, namun diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK);
3. aset yang telah diserahkan kepada Pemerintah c.q Unit Eselon I pada Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral yang menangani bidang minyak dan gas bumi
dan sudah dilakukan inventarisasi dan penilaian, dicatat dalam neraca sebagai aset
tetap atau persediaan.
Rincian aset KKKS yang disajikan pada Neraca LBUN Tahun 2011 adalah sebagai
berikut:
31 Desember 2011 31 Desember 2010
Jenis Aset
(Audited) (Audited)
Aset Tanah 14.362.284.169.984 13.788.358.699.984
Aset Non Tanah 136.146.696.126.232 54.435.971.627.007
dari 74 KKKS dari 20 KKKS
Jumlah KKKS Jumlah Aset Nilai Perolehan (USD) Nilai Wajar (Rp)
34 KKKS 13.897 item 8.589.430.703 44.345.555.350.377
Jumlah KKKS Jumlah Aset Nilai Perolehan (USD) Nilai Wajar (Rp)
5 KKKS 368 item 247.853.133 1.382.453.216.163
(jumlah aset dengan nilai perolehan negatif pada awalnya adalah 217 item
dengan nilai sebesar USD24,860,419 telah dikurangi dengan nilai aset yang
masuk dalam kategori Subsequent Expenditures sejumlah 8 item dengan nilai
perolehan USD840,439.
Aset dengan nilai wajar negatif yang telah dicatat pada aset subsequent
expenditure adalah sebagai berikut:
Jumlah KKKS Jumlah Aset Nilai Perolehan (USD)
2 KKKS 8 item (840.439)
Rincian Sumur Tidak Digunakan, Subsequent Expenditure, Aset Rusak Berat, Aset
dalam Proses Penghapusan pada KKKS Tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran 17
(halaman L17)
tagihan terkait perusahaan yang terafiliasi dengan PSP (group benefit) yang belum
diperhitungkan dalam APU. Penyajian indikasi nilai tagihan Pemerintah kepada
obligor eks Kejaksaan Agung R.I. sebesar Rp5.309.460.899.431,00 didasarkan pada
Neraca per 31 Agustus 2003 dari 7 (tujuh) bank.
Dalam tahun 2011, 726 aset properti dari 1.643 aset properti yang memiliki dokumen
aset yang memadai dinilai sebesar Rp1.981.229.805.153,00. Dalam proses penilaian
726 aset properti, kantor penilai tidak dapat menemukan fisik aset 67 aset properti,
maka atas aset dimaksud disajikan dengan menggunakan nilai buku sesuai data dari
Tim Koordinasi. 917 aset properti akan dilakukan penilaian di tahun anggaran 2012.
Perubahan jumlah dan nilai aset properti serta aset inventaris disebabkan oleh
pengalihan aset. Nilai disesuaikan sebesar nilai tercatat.
Dengan demikian, keseluruhan aset yang berasal dari Tim Koordinasi per tanggal 31
Desember 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
31 Desember 2011 31 Desember 2010
JENIS ASET
Jumlah Nilai *) Jumlah Nilai *)
Aset Kredit 5.087 21.167.693.030.197 16.067 25.149.958.821.745
(termasuk PKPS)
USD 1.472.167.923,48 USD 232.633.140
JPY 6.644.744.692,87 JPY 9.610.910
DEM 500.000,00 DEM 500.000
EUR 13.263.365,67
AUD 1.332.783,73
GBP 266.124,00
Aset Properti 1.643 1.981.229.805.153 1.128 1.462.099.189.630
Aset Nostro n.a. 478.622.000.000 n.a. 478.622.000.000
Aset Inventaris 36.985 12.135.475.108 58.937 16.247.173.622
Tabel C50. Rincian Inventarisasi, Verifikasi, dan Penilaian Terhadap Aset Kredit dan
Aset Properti eks BPPN per tanggal 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010
*) Nilai dalam mata uang rupiah kecuali dinyatakan lain
Rincian jumlah aset dan nilai pengalihan disajikan pada Lampiran 18 (halaman L18)
Tabel C51. Rincian Piutang Jangka Panjang Lainnya per 31 Desember 2011
Aset Lain-lain
Aset Lain-lain per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 sebesar
Rp69.183.911.800.819,00 dan Rp171.548.617.001.932,00 berdasarkan instansi/unit
terkait dapat dirinci sebagai berikut (dalam Rp):
31 Desember 2011
Instansi/Unit Terkait
(Audited) 31 Desember 2010 (Audited)
PT PPA (Persero) 0 2.614.411.741.232
Aset Eks PT PPA yang dikembalikan 0 1.749.873.770.941
kepada Menteri Keuangan (DJKN)
Tim koordinasi 0 29.203.047.197.602
KKKS 0 68.221.567.531.991
Pertamina 0 44.283.237.799.177
Satker PNBP DJA 0 0
Uang Persediaan di Kemenlu yang
99.879.811.915 80.077.829.066
dipakai
BA 999.99 49.476.131.894.229
BA 999.03 142.127.657.545
BA 999.04 19.419.108.122.984 24.365.985.778.115
BA 999.08 46.664.314.146 30.415.353.808
Jumlah 69.183.911.800.819 170.548.617.001.932
Tabel C53. Rincian Aset Lain-lain Berdasarkan Instansi/Unit Terkait
per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010
Penjelasan Aset Lain-lain adalah sebagai berikut:
1. Aset Lain-Lain sebesar Rp99.879.811.915,00 merupakan Uang Persediaan yang
berada di Kementerian Luar Negeri yang telah dipakai sebagai belanja, yang
berasal dari BA 011 sebesar Rp99.842.134.372,00 dan BA. 999 sebesar
Rp37.677.543,00. Pada tahun 2010 saldo Aset Lain-Lain tersebut adalah sebesar
Rp80.077.829.066,00.
2. Aset Lain-lain pada BA 999.99 merupakan aset lain-lain yang berasal dari PT
PPA (Persero), aset lain-lain eks kelolaan PT PPA, aset lain-lain yang berasal dari
aset lain-lain dari Pertamina, dan Satker PNBP DJA. Pada tahun 2010, aset lain-
lain yang berasal dari PT PPA (Persero), aset lain-lain eks kelolaan PT PPA, aset
lain-lain yang berasal dari Tim Koordinasi, dan aset lain-lain dari Pertamina
belum dikonsolidasikan ke dalam Laporan Keuangan BA 999.99. Rincian Aset
Lain-lain pada BA 999.99 adalah sebagai berikut:
Instansi/Unit Terkait 31 Desember 2011 31 Desember 2010
(Audited) (Audited)
PT PPA (Persero) 2.644.490.527.174 2.614.411.741.232
Aset Eks PT PPA yang dikembalikan 1.484.449.098.120 1.749.873.770.941
kepada Menteri Keuangan (DJKN)
Tim Koordinasi disajikan terpisah 29.203.047.197.602
KKKS disajikan terpisah 68.224.330.326.991
Pertamina 43.984.876.106.228 44.283.237.799.177
Satker PNBP DJA 1.362.316.162.707 -
Jumlah 49.476.131.894.229 146.074.900.835.943
Tabel C54. Rincian Aset Lain-lain pada BA 999.99 per 31 Desember 2011
dan 31 Desember 2010
a. Aset Lain-lain yang berasal dari PT PPA (Persero) sebesar
Rp2.644.490.527.174,00 merupakan aset pemerintah eks BPPN yang masih
dikelola PT PPA (Persero) menunggu untuk dijual dan hasilnya disetorkan ke
Kas Negara sebagai PNBP. Nilai aset tersebut merupakan nilai pengalihan eks
BPPN ke Menteri Keuangan. Rincian Aset Lain-lain yang berasal dari PT
PPA disajikan pada Lampiran 19 (halamann L19).
b. Aset lain-lain eks kelolaan PT PPA merupakan aset eks kelolaan PT PPA
yang dikembalikan kepada Menteri Keuangan dan dikelola oleh Ditjen
Kekayaan Negara per 31 Desember 2011 sebesar Rp1.484.449.120,00. Mutasi
aset tersebut selama tahun 2011 dan realisasi pengelolaan aset sebagai berikut:
Tabel C55. Rincian Aset Lain-lain eks Kelolaan PT. PPA per 31 Desember 2011
Nilai yang disajikan pada neraca Laporan Keuangan BA 999.03 Tahun 2011
bersumber dari data yang disampaikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Nilai, pengelolaan dan tanggungjawab atas tindak lanjut permasalahan atas
pengelolaan dana bergulir merupakan kewenangan Kementerian Kelautan dan
Perikanan.
Nilai piutang eks dana bergulir pada Kementerian Perindustrian per 31 Desember
2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp30.647.942.918,00 dan Rp0,00.
Piutang pada Kementerian Perindustrian merupakan piutang atas program dana
bergulir yang pengelolaannya dilakukan oleh LPT Indag.
Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor:
30/IKM/KEP/2/2009 tanggal 26 Februari 2009 yang diubah dengan Peraturan
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Nomor: 69/IKM/PER/8/2009
tanggal 31 Agustus 2009, telah ditetapkan bahwa hak tagih piutang lancar LPT
Indag diserahkan ke Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, sedangkan
hak tagih piutang macet diserahkan ke Kementerian Keuangan c.q KPKNL
setempat.
Piutang PNBP berupa dividen merupakan piutang dividen yang jatuh tempo dalam
jangka waktu lebih dari satu tahun. Rincian piutang PNBP berupa dividen tersebut
adalah sebagai berikut:
Tahun PER 31 DESEMBER 2011
No. BUMN
Buku POKOK DENDA JUMLAH
1. PT Pengelolaan Daerah 2002 67.171.274,86 78.113.363,42 145.284.638,28
Industri Batam
2. PTPN IX 1998 1.450.120.378,60 1.450.120.378,60
3. Perum Perumnas 1991-1997 67.875.637.648 67.875.637.648
4. PTPN II 1999 21.317.527.689,75 21.317.527.689,75
5. PT Inhutani I 2000 5.012.468.076,49 5.012.468.076,49
6. PT Inhutani V 1999 2.060.000.000 1.411.919.265,35 3.471.919.265,35
Jumlah 70.002.808.922,86 29.270.148.773,61 99.272.957.696,47
Tabel C56. Rincian Piutang PNBP berupa Dividen per 31 Desember 2011
Pada pelaporan tahun 2010, piutang PNBP berupa dividen tidak dilaporkan pada
Laporan Keuangan BA 999.03 Tahun 2010, sehingga nilai pada Laporan
Keuangan BA 999.03 per 31 Desember 2010 adalah Rp0,00.
Tabel C60 Rincian Aset Lainnya dari Unit Pemerintah Lainnya Berdasarkan
Instansi/Unit per 31 Desember 2011
Penjelasan Aset Lainnya dari Unit Pemerintah Lainnya adalah sebagai berikut:
Uraian 31-Dec-11
Penyisihan Piutang pada Aset Lainnya 232,701,379,846
Penerusan Pinjaman
Penyisihan Piutang pada Piutang Jangka 14,892,447,677
Panjang
Penyisihan Piutang pada Aset Lainnya RDI 18,416,218,955,190
Penyisihan Piutang pada Kredit Program Non 768,018,513,945
Subsidi
Total 19,431,831,296,657
Tabel C61. Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih pada Aset Lainnya per 31
Desember 2011
dengan Penerimaan PFK eks PNS PT KAI yang telah dibayarkan pada bulan Januari
2010 sebesar Rp8.449.353.860,00 yang dilaksanakan sebelum rekonsiliasi akhir tahun
2010 dengan pihak ketiga (penandatanganan BA Rampung PFK Tahun 2009),
sehingga Utang PFK PT KAI Tahun 2010 sebesar Rp775,00
Sisa Dana
Pembentukan
Jenis Escrow Pemindahbukuan Cadangan 2011
MAK Dana Cadangan
TA 2011 pada TA 2012 yang kembali ke
TA 2011
RKUN
611211 Minyak Bumi 15% 3.127.743.501.674 2.838.874.108.731 -
611212 Minyak Bumi 0,5% - 92.884.500.762 -
611214 Minyak Bumi Otsus - 195.984.892.181 -
611221 Gas Bumi 30% 3.555.354.558.735 3.328.269.214.659 -
611222 Gas Bumi 0,5% - 53.332.711.232 -
611224 Gas Bumi Otsus - 173.752.632.844 -
611231 Iuran Tetap 99.270.261.693 19.230.900.313 80.039.361.380
611232 Royalty 2.829.295.790.021 2.527.994.480.676 301.301.309.345
611251 IIUPH/IHPH 23.157.369.419 23.157.369.419 -
611252 PSDH 122.101.799.746 114.471.796.956 7.630.002.790
611256 DR 127.375.731.493 122.439.418.268 4.936.313.225
611261 Perikanan 15.348.647.120 15.348.647.120 -
Total 9.899.647.659.901 9.505.740.673.161 393.906.986.740
Tabel C65. Rincian Utang Transfer ke Daerah yang belum dibayarkan dan
dananya masih disimpan pada Rekening Cadangan
• Utang Bapertarum per 31 Desember 2011 dan 31 desember 2010 sebesar Rp0,00
dan Rp3.551.726.799.482,00.
• Utang Kepada Pihak Ketiga (KPPN) merupakan utang yang timbul kepada pihak
ketiga karena terjadinya Penerimaan Non Anggaran Pihak Ketiga karena
kesalahan rekening yaitu retur SP2D sebesar Rp1.137.834.225.993,00. Jumlah ini
berasal dari Utang Tahun 2010 sebesar Rp228.178.119.195,00 ditambah
penerimaan Non Anggaran Pihak Ketiga karena kesalahan rekening tahun
berjalan sebesar Rp5.156.956.594.762,00 dikurangi pengeluaran Non Anggaran
Pihak Ketiga karena kesalahan rekening sebesar Rp4.247.596.582.982,00 serta
Koreksi Pemindahbukuan sebesar Rp296.095.018,00.
• Utang Pihak Ketiga pada Rekening Retur merupakan utang kepada Pihak Ketiga
yang disetor ke Rekening Retur yang berasal dari retur SP2D karena kesalahan
nama dan nomor rekening yang tercantum dalam SP2D sebesar Rp0,00.
• Jumlah Utang Kepada Pihak Ketiga pada BA 999.08 (Belanja Lainnya) per 31
Desember 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp3.495.984.368.048,00
dan Rp8.709.596.834.582,00 dengan rincian:
a. Utang Kepada Pihak Ketiga pada Sekretariat Negara sebesar
Rp339.296.000.000,00 berupa utang pembayaran termin III dalam rangka
pengadaan Pesawat Kepresidenan BBJ-2, dengan penyeimbang akun Dana
yang harus Disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Pendek.
b. Utang Kepada Pihak Ketiga pada LPP TVRI dan LPP RRI sebesar
Rp120.128.875,00 dan Rp104.030.673,00 dengan penyeimbang akun Dana
yang harus Disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Pendek.
c. Utang Kepada Pihak Ketiga pada LPP RRI sebesar Rp14.014.000,00
merupakan kekurangan rapel beras, dengan penyeimbang akun Dana yang
harus Disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Pendek.
d. Utang Kepada Pihak Ketiga pada BNPB sebesar Rp3.156.450.194.500,00
merupakan dana yang akan disalurkan kepada BPBD atau instansi yang
menangani bencana tahun 2011.
Penjelasan Bagian Lancar Utang Jangka Panjang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Bagian Lancar Utang Luar Negeri sebesar Rp48.296.753.806.497,00 merupakan
reklasifikasi utang luar negeri yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan
setelah tanggal pelaporan.
2. Bagian Lancar Utang Dalam Negeri sebesar Rp58.480.265.654.328,00 merupakan
reklasifikasi utang dalam negeri yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan
setelah tanggal pelaporan. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang ini terdiri dari
Bagian Lancar untuk Pinjaman Dalam Negeri sebesar Rp135.658.235.872,00 dan
Bagian Lancar untuk SBN sebesar Rp58.344.607.418.456,00. Bagian Lancar
untuk SBN dengan rincian sebagai berikut (dalam Rp):
Tabel C71. Rincian Utang Bunga Pinjaman Luar Negeri per 31 Des 2011
dan 31 Des 2010
Tabel C72. Rincian Utang Subsidi per 31 Des 2011 dan 31 Des 2010
Uraian Utang Subsidi Dana Cadangan Belum Dialokasikan Total Utang Subsidi
Subsidi BBM dan LPG 729.358.182.793 706.931.193.991 1.436.289.376.784
• Subsidi Premium
21.540.607.132
(termasuk BBN)
• Subsidi Minyak Solar
434.861.916.316
(termasuk BBN)
• Subsidi LPG 250.528.670.543
Subsidi Listrik 284.141.726.597 4.506.797.782.554 4.790.939.509.151
Tabel C73. Rincian Utang Subsidi Energi per 31 Des 2011 dan 31 Des 2010
Tabel C74. Rincian Utang Subsidi Bunga per 31 Des 2011 dan 31 Des 2010
Utang subsidi kredit program tahun 2010 telah diselesaikan pada tahun 2011.
Kenaikan Utang Subsidi tersebut merupakan:
• Tindak lanjut dari rekomendasi pada Laporan Hasil Pemeriksaan Badan
Pemeriksa Keuangan nomor 21b/LHP/XV/05/2011 tanggal 19 Mei 2011.
Tindak lanjut tersebut mewajibkan bank pelaksana dan perusahan
penjaminan untuk melakukan penagihan dan konfirmasi kewajiban
Pemerintah atas subsidi bunga dan imbal jasa penjaminan periode
triwulan IV 2011 dan periode November 2011 s.d. Desember 2011 paling
lambat pada akhir Januari 2012.
• Kurang bayar subsidi bunga tahun 2011 kepada Bank Sumut (Subsidi
Bunga KPP NAD Nias) berdasarkan hasil audit BPK RI tahun 2011
sebesar Rp763.965.363,00.
• Kurang bayar subsidi bunga tahun 2011 kepada Bank Jatim (Subsidi
Bunga KKP-E) berdasarkan hasil audit BPK RI tahun 2011 sebesar
Rp10.268.539,00.
2. Kementerian Pertanian
Utang Kementerian Pertanian yang tersaji dalam Neraca BA 999.07 per 31
Desember 2011 sebesar Rp4.077.250.619.191,00 yang berasal dari :
• Dana escrow account senilai Rp2.289.125.101.138,00
• Kekurangan bayar subsidi pupuk kepada PT Pupuk Kalimantan Timur
berdasarkan hasil audit BPK No.18/AUDITAMA/VII/PDTT/07/2011 sebesar
Rp84.228.013.923,00
• Kekurangan pembayaran subsidi pupuk tahun 2011 senilai
3. Kementerian Perhubungan
Utang subsidi per 31 Desember 2011 sebesar Rp276.926.792.118,00 sedangkan
per 31 Desember 2010 sebesar Rp184.147.988.515,00 sehingga utang subsidi
tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar Rp92.778.803.603,00 atau 50,38 persen
dari tahun sebelumnya.
Utang subsidi/PSO Kementerian Perhubungan terdiri dari :
• Utang subsidi/PSO sebesar Rp124.457.849.390,00 merupakan utang
subsidi/PSO kepada PT PELNI ;
• Utang subsidi/PSO sebesar Rp152.468.942.728.000,00 merupakan utang
subsidi/PSO kepada PT KAI;
yang akan diselesaikan dengan menggunakan dana yang telah ditempatkan di
rekening dana cadangan subsidi/PSO atas nama Menteri Keuangan.
4. Kementerian Komunikasi dan Informatika
Utang subsidi/PSO per 31 Desember 2011 sebesar Rp64.260.500.000,00
sedangkan per 31 Desember 2010 sebesar Rp43.750.000.000,00 sehingga utang
subsidi/PSO tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar Rp20.510.500.000,00 atau
46,88 persen dari tahun sebelumnya. Utang subsidi/PSO Kementerian Kominfo
merupakan utang subsidi/PSO kepada PT POS yang akan diselesaikan dengan
menggunakan dana yang telah ditempatkan di rekening dana cadangan
subsidi/PSO atas nama Menteri Keuangan.
5. Perum BULOG
Utang subsidi per 31 Desember 2011 sebesar Rp3.880.034.638.700,00 sedangkan
per 31 Desember 2010 sebesar Rp3.631.115.058.846,00 sehingga utang subsidi
pangan tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar Rp248.919.579.854,00 atau 6,86
persen dari tahun sebelumnya. Utang subsidi pada Perum BULOG merupakan
utang subsidi pangan kepada Perum BULOG yang akan diselesaikan dengan
menggunakan dana yang telah ditempatkan di rekening dana cadangan
subsidi/PSO atas nama Menteri Keuangan.
Tabel C75. Rincian Utang Jangka Pendek Lainnya per 31 Des 2011 dan 31 Des 2010
• BA 999.03, Utang Promissory Notes adalah utang yang terkait dengan penyertaan
pemerintah pada lembaga-lembaga keuangan internasional yang belum dibayar
yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun setelah tanggal neraca.
Pembayaran promissory notes dilakukan setelah adanya permintaan pencairan
promissory notes dari Organisasi/Lembaga Keuangan Internasional/Regional dan
komitmen pembayaran yang dinyatakan oleh Pemerintah RI. Berdasarkan posisi
per 31 Desember 2011, nilai Promissorry Notes sebesar Rp39.174.191.965,00
merupakan Promissory Notes akan dibayar dalam jangka waktu satu tahun sejak
tanggal laporan pada International Bank for Reconstruction and Development
(IBRD).
• Utang Jangka Pendek Lainnya pada BA 999.08 tahun 2010 merupakan utang atas
Jasa Perbendaharaan atas perjanjian Treasury Single Account (TSA) Penerimaan
Negara.
• Utang Jangka Pendek Lainnya pada BA 999.99 per 31 Desember 2011 sebesar
Rp212.347.602.839,00 dengan rincian sebagai berikut:
No Uraian Jumlah
Kekurangan droping belanja pensiun ke PT
1 5.346.876.480
Taspen Bulan November 2011
Kekurangan droping belanja pensiun ke PT
2 49.737.041.034
Taspen Bulan Desember 2011
Saldo utang atas imbalan jasa/ fee bank/ pos
4 yang belum dibayarkan sampai dengan tahun 157.263.685.325
2011
Jumlah 212.347.602.839
Tabel C77. Rincian Utang Jangka Pendek Lainnya pada BA 999.99
per 31 Desember 2011
Keterangan:
• Baik obligasi jenis FR maupun ORI dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan
kepemilikannya di pasar sekunder.
• SBN Tanpa Bunga (Zero Coupon) adalah obligasi negara tanpa bunga yang dijual
secara diskonto. Berdasarkan posisi akhir tahun 2010, terdapat 3 seri ZC dengan
outstanding berkisar dari Rp1,36 triliun sampai dengan Rp5,8 triliun dengan masa
jatuh tempo berkisar antara tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Zero coupon
dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder.
• Surat Utang kepada Bank Indonesia (BI) merupakan jenis surat utang yang tidak
dapat diperdagangkan (non-tradable). Surat Utang kepada BI terdiri dari SU002,
SU004, SU007 dan SRBI01.
• SU002 dan SU004 adalah jenis utang Pemerintah kepada BI berkaitan dengan
program penjaminan dan BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia). SU002
setelah restrukturisasi memiliki tingkat bunga sebesar 1% setahun (dari
sebelumnya 3%), pokoknya diamortisasi dengan jatuh tempo pokok yang terakhir
Utang Jangka Panjang Jumlah Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Perbankan per 31 Desember 2011 dan
DN Perbankan Rp0,00 31 Desember 2010 sebesar Rp0,00 dan Rp0,00 merupakan posisi Utang Jangka
miliar Panjang Dalam Negeri Perbankan yang akan jatuh tempo lebih dari 1 (satu) tahun
setelah tanggal neraca.
Tabel C79. Rincian Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya per 31 Des 2011
dan 31 Des 2010
Nilai tersebut telah diakui pemerintah, walaupun nilai tersebut sd saat ini masih
merupakan nilai yang ditetapkan sepihak oleh PT Taspen. Sehingga selayaknya di
kemudian hari, Pemerintah dapat menyesuaikan besaran Unfunded Liability tersebut,
apabila pemerintah cq. Kemenkeu dapat menetapkan nilai yang pasti atas klaim
sepihak atas PT Taspen tersebut.
Pelunasan Unfunded Liability akan dilakukan Pemerintah apabila dinilai perlu setelah
dilakukan :
a. Audit menyeluruh (due diligence) atas PT Taspen (Persero) oleh auditor dan
aktuaris independen; dan
b. Pemisahan kekayaan dan kewajiban Program THT non-PNS dari kekayaan dan
kewajiban Program THT PNS sesuai dengan PMK No.79/PMK.010/2011 tentang
Kesehatan Keuangan Badan Penyelenggara Program Tabungan Hari Tua PNS.
Jumlah Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan per 31 Desember 2011 dan 31
Desember 2010 sebesar Rp571.982.048.619.444,00 dan Rp569.983.008.549.466,00
Utang Jangka Panjang
merupakan posisi Utang Luar Negeri Perbankan yang akan jatuh tempo lebih dari satu
LN Perbankan Rp571,98
tahun setelah tanggal neraca. Rincian Utang Jangka Panjang LN Perbankan adalah
triliun
sebagai berikut (dalam Rp):
Uraian 31 Desember 2011 31 Desember 2010
Utang Bilateral 306,805,893,874,544 304,131,160,950,816
Utang Multilateral 197,266,978,813,746 192,151,937,241,684
Utang Kredit Ekspor 63,382,838,534,316 69,553,738,449,152
Utang Komersial 4,526,337,396,838 4,146,171,907,814
JUMLAH 571,982,048,619,444 569,983,008,549,466
Uraian 2011
Rincian SAL terdiri dari:
– BUN+Rek bencana +Rek SAL +Reksus 82.453.918.298.407
– KPPN 11.870.556.947.661
– Kas di Kementerian/Lembaga 429.120.562.354
– Kas di Bendahara Pengeluaran 292.791.782.959
– Kas BLU Disahkan 13.089.016.578.965
– Uang Persediaan di Kemenlu yang dipakai 99.879.811.915
– Utang PFK (1.755.574.696.265)
– Utang Kepada Pihak Ketiga (1.137.834.225.993)
Total Fisik 105.341.875.060.003
Selisih Kas (Lebih) Kurang (17.425.252.113)
SAL Akhir 105.324.449.807.890
Tabel C83. Rincian Perhitungan SAL per 31 Desember 2011
Barang/jasa yang masih Jumlah Barang/jasa yang masih harus diterima per 31 Desember 2011 dan 31
harus diterima Rp0,00 Desember 2010 sebesar Rp0,00 dan Rp3.357.734.901,00 merupakan pasangan akun
uang muka belanja yang berasal dari BA 999.08 (Belanja Lain-Lain).
C.2.49. Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek
Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek sebesar minus
Dana yang Harus Rp198.842.074.828.214,00. Perkiraan tersebut merupakan bagian dari ekuitas dana
Disediakan untuk yang disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek. Rincian penghitungan dana
Pembayaran Utang yang harus disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek adalah sebagai
Jangka Pendek berikut (dalam Rp):
(Rp198,84 triliun)
31 Desember 2011 31 Desember 2010
Uraian
(Audited) (Audited)
Utang jangka Pendek (BA.999.01) (168.109.239.693.290) (137.690.866.732.011)
Selisih Kurs Utang Jangka Pendek (BA.999.01) 3.207.294.640.602 7.407.254.635.468
Utang Kelebihan Pembayaran pendapatan (BA (212.347.602.839) (3.218.622.014.394)
999.99)
Bagian lancar Utang jangka Panjang (BA 999.08) (339.520.159.548) (1.515.196.187.511)
Utang Subsidi diluar yang tersimpan di Rekening (22.244.062.048.396) (10.072.446.216.819)
Dana Cadangan (999.07)
Utang kepada pihak ketiga (BA 999.05) (8.786.985.004.250) (7.424.385.241.557)
Utang BA 999.03 (2.357.214.960.493) (40.000.000.000)
JUMLAH (198.842.074.828.214) (152.554.261.756.824)
Tabel C87. Rincian Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka
Pendek per 31 Desember 2011
Tabel C88. Rincian Akumulasi Selisih Kurs Bagian Lancar per 31 Desember 2011
Tabel C89. Rincian Dana Yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka
Panjang
Tabel C90. Rincian Selisih Kurs Jangka Panjang per 31 Desember 2011
Dan per 31 Desember 2011
Tabel C91. Rincian Rekening Panas Bumi per 31 Desember 2011 dan 31 Desember
2010
Penjelasan :
1) Rekening No. 508.000084980 adalah Rekening Penerimaan Panas Bumi
Kementerian Keuangan di Bank Indonesia yang digunakan untuk menampung
penerimaan negara yang berasal dari kegiatan panas bumi di Indonesia serta
menyelesaikan kewajiban pemerintah di bidang perpajakan (pembayaran
kembali PPN, Pembayaran PBB) terkait dengan kegiatan usaha panas bumi.
2) Dalam rangka menampung setoran bagian Pemerintah dari kegiatan usaha
panas bumi serta untuk memberikan kepastian hukum atas penyelesaian
kewajiban pemerintah terkait dengan kegiatan dimaksud, telah ditetapkan
Peraturan Menteri Keuangan No. 114/PMK02/2009 tentang Rekening Panas
Bumi. Adapun rincian saldo rekening Panas Bumi per 31 Desember 2011
adalah sebesar Rp197.960.188.007,64 yang merupakan cadangan untuk
pembayaran kewajiban yang terkait dengan kegiatan usaha panas bumi yang
terdiri dari:
a. Cadangan pembayaran kembali (reimbursement) PPN panas bumi sebesar
Rp189.874.992.052,64 kepada:
1. PT Pertamina (Persero) Rp 33.805.227.001,74
2. Chevron Geothermal Salak, Ltd Rp 72.147.883.218,00
3. Chevron Geothermal Indonesia, Ltd Rp 83.921.881.832,90
b. Cadangan Pembayaran PBB pertambangan panas bumi Tahun 2011 sebesar
Rp8.085.195.955,00 untuk Wilayah Kerja Panas Bumi PT Geodipa Energy
yang belum dapat dibayarkan karena masih diperlukan klarifikasi landasan
hukum atas pembayaran PBB untuk badan usaha tersebut dengan rincian :
1. PBB pertambangan panas bumi Tahun 2010 sebesar Rp3.772.271.558,00;
2. PBB pertambangan panas bumi Tahun 2011 sebesar Rp4.312.924.397,00
7. Kewajiban Diestimasi
Pada LK BUN 2011, belum melaporkan kewajiban di estimasi atas risk
sharing kredit program Kredit Program Kredit Usaha Tani (KUT) Tahun
Penyediaan 1998/1999 pola chanelling sebesar Rp1,91 triliun dengan
pertimbangan sebagai berikut:
a. Risk sharing yang dituangkan dalam surat Menkeu tanggal 24 November
1998 Nomor S-607/MK.017/1998 tersebut belum didukung dengan
“perjanjian risk sharing” yang mengatur Term and Condition Risk Sharing
antara Pemerintah, Perum PKK dan Bank Indonesia.
b. Hasil audit BPK terhadap Tunggakan KUT TP 1998/1999 yang
disampaikan kepada Pemerintah tanggal 14 Januari 2011 belum
merupakan dokumen final sebagai dokumen pengakuan kewajiban Risk
Sharing Pemerintah kepada BI. Hasil Audit tersebut dipergunakan sebagai
dasar untuk melakukan verifikasi lapangan oleh Kementerian Koperasi
yang hasilnya akan dipergunakan pada rapat konsultasi antara Pemerintah
bersama-sama Bank Indonesia dan Jamkrindo (Perum PKK) dengan DPR
sebagaimana amanat kesimpulan rapat dengan DPR tahun 2004.
Dalam hal koordinasi penyelesaian KUT TP 1998/1999, pemerintah telah dan
masih melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
8. Bapertarum
Bapertarum PNS didirikan berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 14
Tahun 1993 tentang Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil, sebagaiman
telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 46 Tahun 1994. Tabungan
Perumahan diwajibkan kepada setiap PNS yang dipotong dari gaji masing-
masing PNS. Untuk mengelola tabungan tersebut dibentuk Badan
pertimbangan Tabungan Perumahan PNS dengan tujuan membantu
Penjelasan:
1. Dalam melakukan penempatan dana Taperum-PNS, Kementerian
Keuangan merujuk kepada:
a. Keppres Nomor 14 Tahun 1993 tentang Tabungan Perumahan Pegawai
Negeri Sipil, dalam Pasal 6 ayat (2) dinyatakan "Sekurang-kurangnya
40% dari jumlah dana tabungan disimpan dalam bentuk deposito atau
jenis investasi lain yang aman untuk pemupukan dana jangka panjang
pada bank pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
b. Surat Menteri Keuangan nomor S-449/MK.03/1993 tanggal 27 Februari
1993 perihal Penunjukan PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO)
sebagai Bank Pengelola Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil,
menunjuk BTN sebagai Bank Pengelola Tabungan Perumahan Pegawai
Negeri Sipil.
c. Surat Menteri Keuangan Nomor S-311/Mk.03/2000 tanggal 27 Juni
2000 tentang penempatan sebagian dana Taperum-PNS pada Bank
Pemerintah selain Bank BTN, menunjuk Bank BNI, BRI dan Bank
Mandiri sebagai bank penyimpan dana Taperum-PNS dalam bentuk
deposito.
2. Alur perolehan dan penempatan dana Taperum-PNS secara singkat sebagai
berikut:
a. Untuk PNS Pusat, dana Taperum-PNS dipotong dari gaji yang
bersangkutan setiap bulan, dan oleh KPPN dibukukan di rekening kas
negara sebagai dana PFK Taperum-PNS Pusat.
b. Untuk PNS Daerah, dana Taperum-PNS dipotong dari gaji yang
bersangkutan setiap bulan dan oleh Bendahara Umum Daerah disetor
ke rekening kas negara melalui bank/pos persepsi sebagai penerimaan
PFK Taperum-PNS Daerah.
c. Setiap bulan dana PFK Taperum-PNS Pusat dan daerah tersebut,
berdasarkan permintaan Kepala Pelaksana Sekretariat Bapertarum-
9. Kewajiban Kontijensi
Dalam rangka mendukung percepatan pembangunan infrastruktur dan
mempertimbangkan besarnya kebutuhan dana investasi, Pemerintah
memberikan dukungan berupa:
a. Jaminan kewajiban pembayaran BUMN/BUMD kepada kreditur atas
pembiayaan proyek-proyek infrastruktur.
b. Jaminan pembayaran BUMN kepada investor swasta atas kewajiban –
kewajiban tertentu dalam perjanjian jual beli listrik.
belas miliar sembilan ratus enam puluh dua juta delapan ratus sembilan
puluh empat ribu tiga ratus lima puluh lima rupiah) dan USD
3,958,718,574 (tiga miliar sembilan ratus lima puluh delapan juta tujuh
ratus delapan belas ribu lima ratus tujuh puluh empat dolar US).
2. Untuk program percepatan penyediaan air minum, telah diterbitkan
sebanyak 3 Surat Jaminan Pemerintah Pusat untuk 3 PDAM (Kab. Bogor,
Kab. Ciamis dan Kab. Lombok Timur). Nilai total jaminan Pemerintah
tersebut adalah sebesar IDR 50,187,000,000 (lima puluh miliar seratus
delapan puluh tujuh juta rupiah).
3. Untuk proyek Central Java Power Plant (CJPP), berupa Guarantee
Agreement yang telah ditandatangani antara PT PII dan Pemerintah selaku
penjamin dengan PT Bhimasena Power Indonesia, dimana PT PII
menjamin maksimal sebesar Rp300 miliar, sedangkan sisanya dijamin oleh
Pemerintah sebesar asumsi nilai proyek Rp. 30 triliun dikurangi
penjaminan PT PII Rp. 300 miliar. Sampai dengan saat ini, penjaminan
proyek PLTU Jawa Tengah belum efektif mengingat PT Bhimasena Power
Indonesia belum mendapatkan pendanaan (financial close) dan masih
terdapat syarat administratif yang belum dipenuhi.
4. Untuk program pembangunan pembangkit tenaga listrik dengan
menggunakan energi terbarukan, batubara, dan gas, sampai saat ini masih
dalam proses evaluasi dan penerbitan Surat Jaminan Kelayakan Usaha
(SJKU).
Alokasi anggaran kewajiban kontijensi penjaminan Pemerintah dalam
APBN Tahun Anggaran 2011 adalah sebagai berikut:
Probability Expected
Program Exposure X x ( 100 % - Recovery Rate) =
Default Loss
dalam APBN TA. 2011 ditetapkan menjadi sebesar Rp.10 Miliar (sepuluh
miliar rupiah).
Untuk penjaminan proyek FTP II, Pemerintah menyediakan dana penjaminan
pemerintah dalam APBN terkait jaminan kelayakan usaha melalui dana subsidi
listrik (PSO). Sedangkan alokasi anggaran penjaminan untuk proyek Central
Java Power Plant (CJPP), akan mulai dilakukan tahun 2013 dengan asumsi
penjaminan Pemerintah efektif pada Oktober 2012 (setelah financial close
tercapai).
Sampai dengan Desember 2011, alokasi anggaran penjaminan Pemerintah
dalam APBN tidak dicairkan, dengan kata lain tidak terjadi gagal bayar pihak
yang dijamin (PT PLN (Persero) dan PDAM).
Dalam penjelasan pasal demi pasal disebutkan bahwa kekayaan pihak lain
sebagaimana dimaksud pasal 2 butir I UU 17/2003 meliputi kekayaan yang
dikelola oleh orang atau badan lain berdasarkan kebijakan pemerintah,
yayasan-yayasan di lingkungan kementerian negara/lembaga, atau perusahaan
negara/daerah.
Berdasarkan ruang lingkup keuangan negara di atas, yayasan di lingkungan
kementerian/lembaga adalah yayasan yang terafiliasi dengan kementerian
negara/lembaga. yang menurut Akta Notaris dan Anggaran Dasarnya didirikan
atau dipimpin oleh pejabat pemerintah aktif di kementerian negara/lembaga
tertentu atau yayasan yang menerima dan memanfaatkan aset negara dalam
melaksanakan kegiatannya. Identifikasi atas yayasan di lingkungan
kementerian negara/lembaga ini diperlukan untuk kemajuan tata kelola
pemerintahan melalui transparasi dan akuntabilitas sektor publik.
Identifikasi lebih lanjut atas yayasan di lingkungan kementerian
negara/lembaga dipisahkan dari yayasan-yayasan yang bernaung dibawah
institusi TNI. Hal ini karena karena pasal 76 Undang-undang nomor 34 tahun
2004 tentang TNI telah mengamanatkan bahwa dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun sejak berlakunya undang-undang ini, Pemerintah harus mengambil alih
seluruh aktifitas bisnis yang dimiliki dan dikelola oleh TNI baik secara
langsung maupun tidak langsung. Saat ini ada 900-an unit bisnis baik berupa
yayasan maupun koperasi di bawah naungan TNI yang telah teridentifikasi
oleh Badan Pengelola Transformasi Bisnis TNI yang diketuai oleh Sekretaris
1. Sekitar 75% (68 LNS) dibiayai dari APBN. Sebanyak 43 Sekretariat LNS
merupakan Satker yang berada dibawah Kementerian Negara/Lembaga
(K/L). sedangkan 25 Sekretariat LNS dibiayai dari Kegiatan K/L. Dari 43
satker tersebut. diantaranya adalah 13 Badan Pengelola Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu (BP KAPET) yang didanai APBN
melalui Dana Dekonsentrasi di SKPD Dinas PU & Kimpraswil.
2. Tiga LNS yakni: Bapertarum, Badan Pengelola Dana Abadi Umat, dan
Otorita Asahan. mendanai kegiatannya dari penerimaan tertentu tanpa
kucuran dana dari APBN.
3. Empat Lembaga Non Struktural yang menerima dana dari APBN dan Non
APBN yakni: Badan Wakaf Indonesia (BWI). Badan Amil Zakat Nasional
(Baznas). Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan
(KOMNAS PEREMPUAN) dan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional
(KPAN).
Enam LNS saat ini sudah tidak aktif lagi namun peraturan perundang-
undangan tentang pembentukan LNS tersebut belum dicabut. Sedangkan 8
LNS belum aktif karena belum lama dibentuk pemerintah dan 10 LNS yang
baru dibentuk pada tahun 2011 .
Lembaga Non Struktural yang dibiayai dari APBN murni, akuntansi atas
transaksi keuangan dan laporan keuangannya sudah dikonsolidasikan dalam
laporan keuangan kementerian/lembaga maupun dalam Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat. Lembaga non struktural yang menjadi satuan kerja atau
entitas akuntansi tersendiri, pengurusan administrasi keuangannya ditangani
oleh Sekretariat yang dipimpin oleh Kepala Sekretariat atau pejabat struktural
K/L yang menaungi dan bertindak sebagai Kuasa Pengguna Anggaran.
Lembaga Non Struktural sebagai entitas akuntansi tunduk pada ketentuan
pasal 27 ayat 1 PP 8/2006 bahwa Kepala Satuan Kerja sebagai Kuasa
Pengguna Anggaran di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga
menyampaikan Laporan Keuangan dan Kinerja interim sekurang-kurangnya
setiap triwulan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga. Selanjutnya.
Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun Laporan Keuangan dan Kinerja interim
Kementerian Negara/Lembaga berdasarkan Laporan Keuangan dan Kinerja
interim Kuasa Pengguna Anggaran dan menyampaikannya kepada Menteri
Keuangan. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional. dan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.
Sampai dengan akhir Tahun 2011, total aset LNS sebesar Rp34,31 triliun.
Pemilik aset terbesar: Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Batam, Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan-PNS,
LPP RRI, dan LPP TVRI.
Ikhtisar laporan keuangan Badan Lainnya (Lembaga Non Struktural dan
Yayasan Pemerintah) disajikan dalam Lampiran 28, 29, dan 30 (halaman
L28, L29, L30).
Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah BUN pada TA 2011 berasal dari Penerimaan
Perpajakan, Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Penerimaan Hibah.
Sementara itu, Belanja BUN dilakukan berdasarkan pada prinsip pengendalian
anggaran belanja BUN dengan tetap menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar dan
alokasi belanja minimum, dengan mempertimbangkan penghematan dan efisiensi
penggunaan belanja negara, menjamin terlaksananya kegiatan administrasi
pemerintahan, serta terselenggaranya agenda-agenda penting kenegaraan. Belanja
BUN meliputi (i) Belanja Pemerintah Pusat, dan (ii) Transfer ke Daerah. Transfer ke
Daerah bertujuan untuk mendukung dan memantapkan pelaksanaan otonomi daerah.
Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah TA 2011 sebesar
Rp1.135.909.533.566.980,00 atau mencapai 102,26 persen dari target APBN-P TA
2011 sebesar Rp1.110.777.680.827.320,00. Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah
berasal dari Penerimaan Perpajakan sebesar Rp873.873.892.399.381,00, Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp256.781.701.306.298,00 dan Penerimaan
Hibah sebesar Rp5.253.939.861.303,00. Pendapatan Negara dan Hibah TA 2011
mengalami kenaikan Rp185.785.990.409.132,00 atau 19,55 persen jika dibandingkan
dengan TA 2010. Rincian Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Tahun 2011 per
Mata Anggaran Penerimaan dapat dilihat di Lampiran 31 (halaman L31).
Realisasi Belanja BUN pada TA 2011 sebesar Rp876.173.081.143.681,00 atau
mencapai 97,56 persen dari target APBN-P sebesar Rp898.082.031.494.024,00.
Realisasi Belanja BUN TA 2011 terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat sebesar
Rp464.848.316.511.891,00 dan Transfer ke Daerah sebesar
Rp411.324.764.631.790,00.
Tabel D1. Rincian Realisasi Penerimaan Pajak Dalam Negeri TA 2011 dan TA 2010
Realisasi Pajak Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional TA 2011 adalah sebesar
Perdagangan Rp54.121.466.056.958,00 atau mencapai 115,30 persen dari target APBN-P sebesar
Internasional sebesar Rp46.939.868.126.000,00. Hal ini berarti Pajak Perdagangan Internasional TA 2011
Rp54,12 Triliun lebih besar Rp25.206.932.366.510,00 atau 87,18 persen dibandingkan dengan
realisasi TA 2010. Rincian realisasi Pajak Perdagangan Internasional (dalam Rp):
Tabel D2. Rincian Realisasi Pajak Perdagangan Internasional TA 2011 dan TA 2010
Tabel D4. Rincian Realisasi Bagian Pemerintah atas Laba BUMN TA 2011
dan TA 2010
Realisasi PNBP Lainnya Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya TA 2011 sebesar
sebesar Rp34,54 Triliun Rp34.544.446.530.035,00 atau 137,79 persen dari target APBN-P sebesar
Rp25.071.155.557.324,00. Hal ini berarti realisasi PNBP Lainnya TA 2011 lebih
besar Rp3.836.148.672.702,00 atau naik sebesar 12,49 persen dibandingkan dengan
realisasi TA 2010.
Tabel D6. Rincian Realisasi Penerimaan Hibah BUN TA 2011 dan TA 2010
Tabel D8. Rincian Realisasi Bruto Belanja Pegawai TA 2011 dan TA 2010
Realisasi Belanja Barang Tahun 2011 sebesar Rp0,00 dan tidak terdapat pagu
anggaran belanja barang pada Tahun 2011, sedangkan Realisasi Belanja Barang
Realisasi Belanja Tahun 2010 sebesar Rp17.994.106.000,00 atau sebesar 99,55 persen dari DIPA TA
Barang Nihil 2010. Dibandingkan dengan Tahun 2010, Realisasi Belanja Barang Tahun 2011
mengalami penurunan sebesar Rp17.994.106.000 atau sebesar 100 persen.
Dalam realisasi subsidi Tahun Anggaran 2011 terdapat pembayaran beberapa jenis
subsidi yang dananya belum tersalurkan sampai dengan akhir TA 2011, dan
ditempatkan pada rekening dana cadangan subsidi/PSO sebesar
Rp8.895.590.963.425,00. Penempatan dana cadangan tersebut dilakukan karena
dokumen penagihan dari pihak penerima subsidi belum selesai diverifikasi. Setelah
verifikasi selesai, maka dana cadangan subsidi tersebut akan dibayarkan kepada
penerima.
Rincian penempatan dana cadangan subsidi TA 2011 adalah sebagai berikut :
Uraian Jumlah
Subsidi Premium Rp 33.101.320.803
Subsidi Minyak Tanah Rp 249.585.387.648
Subsidi Minyak Solar Rp 112.845.701.482
Subsidi LPG Rp 348.690.214.595
Subsidi Listrik Rp 284.141.726.597
Subsidi Pangan Rp 4.100.839.284.800
Subsidi Pupuk Rp 3.344.529.740.510
Subsidi Benih Rp 60.942.296.990
Subsidi PT Pos Indonesia Rp 64.260.500.000
Subsidi PT PELNI Rp 136.752.505.000
Subsidi PT KAI Rp 159.902.285.000
Jumlah Rp 8.895.590.963.425
Tabel D14. Rincian Dana Cadangan Subsidi/PSO TA 2011
Rincian realisasi belanja subsidi tahun anggaran 2011 adalah sebagai berikut (dalam
Rp) :
Tabel D13. Realisasi Belanja Subsidi menurut Jenis Subsidi TA 2011 dan 2010
Tabel D15. Rincian Belanja Subsidi per Unit Eselon I TA 2011 dan 2010
Grafik D1. Jenis Belanja Subsidi Lembaga Non Keuangan BBM TA 2011
Uraian Jumlah
1. Subsidi BBM
a. Premium 33.101.320.803
b. Minyak Tanah 249.585.387.648
c. Minyak Solar dan Bio Solar 112.845.701.482
2. Subsidi LPG Tabung 3 Kg 348.690.214.595
3. Subsidi Listrik 284.141.726.597
Jumlah (1+2+3) 1.028.364.351.125
Tabel D18. Perbandingan Realisasi Belanja Subsidi Energi TA 2011 dan 2010
160,000,000,000,000
140,000,000,000,000
120,000,000,000,000
100,000,000,000,000
80,000,000,000,000
60,000,000,000,000
40,000,000,000,000
20,000,000,000,000
-
Subsidi Subsidi Subsidi
BBM LPG Listrik
Tabel D23. Perbandingan Realisasi Belanja Subsidi Pajak TA 2011 dan 2010
b. Kementerian Pertanian
Kementerian Pertanian pada tahun 2011 menerima alokasi dana belanja subsidi
sebesar Rp18.923.324.730.000,00 terdiri dari dana subsidi pupuk sebesar
Rp18.803.001.851.000,00 dan subsidi benih sebesar Rp120.322.879.000,00.
Realisasi Belanja Subsidi pada Kementerian Pertanian sampai dengan 31
Desember 2011 sebesar Rp16.441.501.539.484,00 atau 86,88 persen dari pagu.
Dari realisasi belanja subsidi tersebut terdapat dana yang ditempatkan pada
rekening dana cadangan sebesar Rp3.405.472.037.500,00.
Uraian Anggaran Realisasi %
Bel.Subsidi Benih 120.322.879.000 96.913.542.095 80,54
Bel.subsidi Pupuk 18.803.001.851.000 16.344.587.997.389 86,93
Jumlah 18.923.324.730.000 16.441.501.539.484 86,88
Tabel D24. Rincian Anggaran dan Realisasi Menurut Sub Kelompok Belanja
c. Kementerian Perhubungan
Kementerian Perhubungan Tahun Anggaran 2011 menerima alokasi dana Bagian
Anggaran Bendahara Umum Negera Belanja Subsidi sebesar
Rp1.550.134.956.000,00. Realisasi Belanja Subsidi sampai dengan 31 Desember
2011 sebesar Rp1.504.729.278.779,00 atau 97,07 persen dari pagu. Dari
Realisasi Belanja Subsidi tersebut termasuk dana cadangan subsidi/PSO (Escrow
Account) sebesar Rp296.654.790.000,00.
Alokasi Belanja Subsidi dapat dirinci sebagai berikut:
a. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
Tahun Anggaran 2011 Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menerima
alokasi anggaran untuk kegiatan PSO PT PELNI sebesar
Rp872.752.505.000,00 dan sampai dengan 31 Desember 2011 realisasi
belanja subsidi/PSO PT PELNI sebesar Rp872.752.505.000,00 atau 100
persen dari anggarannya. Dari realisasi belanja tersebut terdapat dana yang
ditempatkan pada rekening dana cadangan sebesar Rp136.752.505.000,00
sesuai dengan surat nomor S-11887/PB/2011 tanggal 27 Desember 2011
tentang Pemberitahuan Rekening Dana Cadangan Subsidi PT PELNI.
USULAN BMDTP
NO. NAMA AIRLINES SURAT KMK REALISASI
2011
PT. GARUDA
1. TIDAK ADA Rp 11.008.000.000 Rp 0
INDONESIA
PT. MERPATI
2. 2296/KM.4/2011 Rp 4.849.894.813 Rp. 0
NUSANTARA
PT. LION MENTARI
3. 2193/KM.4/2011 Rp 12.655.703.229 Rp 1.040.705.000
AIRLINES
4. PT. WINGS ABADI 2191/KM.4/2011 Rp 2.169.423.734 Rp 65.156.000
PT. REPUBLIC
5. TIDAK ADA Rp 444.276.000 Rp. 0
EXPRESS
PT. SABANG
6. MERAUKE RAYA TIDAK ADA Rp 363.560.000 Rp 0
AIR CHARTER
PT. AIRFAST
7. 2192/KM.4/2011 Rp 1.205.618.321 Rp 0
INDONESIA
PT. INDONESIA AIR
8. TIDAK ADA Rp 258.422.908 Rp 0
TRANSPORT
PT. SRIWIJAYA
9. TIDAK ADA Rp 2.377.521.668 Rp 0
AIRLINES
PT. TRANSWISATA
10. TIDAK ADA Rp 2.440.885.203 Rp 0
PRIMA AVIATION
JUMLAH Rp 37.773.305.876 Rp. 1.105.861.000
e. Perum BULOG
Tahun Anggaran 2011 Perum BULOG memperoleh alokasi anggaran belanja
subsidi pangan sebesar Rp16.539.282.621.000,00. Sampai dengan 31 Desember
2011, realisasi belanja subsidi pangan sebesar Rp16.539.282.621.000,00 atau
100 persen dari pagu, sedangkan realisasi belanja subsidi pangan pada TA 2010
adalah sebesar Rp15.153.810.327.000,00 sehingga realisasi tahun 2011
mengalami kenaikan sebesar Rp1.385.472.294.000,00 atau 9,14 persen dari
tahun sebelumnya. Dari realisasi belanja subsidi pangan tersebut terdapat dana
sebesar Rp4.100.839.284.800,00 yang ditempatkan pada rekening Dana
Cadangan.
Pencairan pagu anggaran tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
No.150/PMK.02/2011 tentang Subsidi Beras bagi Masyarakat Berpendapatan
Rendah. Realisasi belanja tersebut merupakan Subsidi Pangan dari Pemerintah
yang diberikan kepada masyarakat berpendapatan rendah yang berupa
penyaluran beras Perum Bulog kepada 17.488.007 Rumah Tangga Sasaran (RTS)
yang tersebar pada 33 Provinsi.
f. Kementerian Perindustrian
Tahun Anggaran 2011 Kementerian Perindustrian memperoleh alokasi anggaran
belanja subsidi bea masuk sebesar Rp285.245.500.000,00. Sampai dengan 31
Desember 2011, realisasi belanja subsidi Bea Masuk sebesar
Rp70.325.959.000,00 atau 24,65 persen dari pagu, sedangkan realisasi subsidi
bea masuk pada TA 2010 adalah sebesar Rp240.222.635.488,00 sehingga
realisasi tahun 2011 mengalami penurunan sebesar Rp169.896.676.488,00 atau
70,72 persen dari tahun sebelumnya.
Berikut Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Subsidi Bea Masuk per Eselon 1
dalam tabel dan grafik :
Tabel D26. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja BMDTP per Eselon I
Kementerian Perindustrian
250
200
Dalam Milyar
150
Pagu
100 Realisasi
50
0
IUBTT BIM
Grafik D4. Anggaran dan Realisasi Belanja per Eselon I Kementerian Perindustrian
Tabel D27. Realisasi Belanja Subsidi pada Ditjen Industri Unggulan Berbasis
Teknologi Tinggi TA 2011
U raian R ealis as i
In d u s tri A la t T u lis b e ru p a B a llp o in t 593.544.000
In d u s tri K a rp e t d a n /a ta u P e rm a d a n i 438.740.000
In d u s tri P e m b u a ta n K e m a sa n P la stik 15.677.326.000
In d u s tri P e m b u a ta n R e sin 1.817.763.000
In d u s tri P e m b u a ta n S o rb ito l -
JU ML AH 18.527.373.000
Tabel D28. Realisasi Belanja Subsidi pada Ditjen Industri Manufaktur TA 2011
Berikut rincian realisasi per Perusahaan yang mendapat fasilitas Subsidi Bea
Masuk DTP:
NO. NAMA PERUSAHAAN REALISASI
1 PT Nobel Industries 132.621.000
2 PT.Biggy Cemerlang 677.848.000
3 PT.Berlian 354.889.000
4 PT.Rexaplast 146.305.000
5 PT.Mitra Mulia Makmur 518.876.000
6 PT.Anta Tirta Kirana 940.534.000
7 PT.Dynaplast Tbk 410.316.000
8 PT.Avesta Conventional Pack 182.643.000
9 PT.Bella Prima Perkasa 314.234.000
10 PT.Dayaguna Perkasa 533.922.000
11 PT.Politama Pakindo 490.315.000
12 PT.Panca Budi Idaman 1.217.808.000
13 PT.Anta Tirta Kirana 1.418.660.000
14 PT.Plastik Injection 47.042.000
15 PT.Bella Putra Perkasa 419.900.000
16 PT.Avesta Conventional Pack 306.250.000
17 PT.Panca Budi Idaman 2.302.467.000
18 PT.Sasa Inti 112.194.000
19 PT.Inawan Chemtex Sukses Abadi 21.233.000
20 PT.Dolphin Putra Sejati 227.400.000
21 PT.Karung Emas 189.264.000
22 PT.Standardpen Industries 335.074.000
23 PT.Surya Sukses Abadi Prima 193.290.000
24 PT.Panca Budi Idaman 4.673.169.000
25 PT.Nobel Industri 306.119.000
26 PT.Petronika 1.716.869.000
27 PT.Standardpen Industries 258.470.000
28 PT.Inawan Chemtex Sukses Abadi 79.661.000
JUMLAH 18.527.373.000
Tabel D29. Perusahaan Yang Mendapat Fasilitas Subsidi Bea Masuk
ASKES/ASKESKIN REGULER
Jenis Barang dan
No
Bahan
Volume (kg) Nilai (Rp) Volume (kg) Nilai (Rp)
Rincian realisasi Netto Belanja Bantuan Sosial TA 2011 adalah sebagai berikut:
Belanja untuk Bantuan Sosial RP 3.978.530.668.800
(Bruto)
Pengembalian Belanja (197.514.000)
Belanja Bantuan Sosial (Netto) RP 3.978.333.154.800
TA 2011 TA 2010
Uraian
(A udited ) (Audited )
Belanja untuk Rekonstruksi Aceh - 1.118.978.756
Rincian realisasi Netto Belanja BA BUN – Belanja Lain-lain untuk Belanja Lain-
Lain TA 2011 adalah sebagai berikut:
Sesuai amanat PP 55 Tahun 2005, jumlah alokasi DBH Pajak pusat yang
dibagihasilkan ke daerah ditetapkan berdasarkan besaran prosentase tertentu
terhadap Prognosa Realisasi Penerimaan Perpajakan ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Keuangan Definitif tahun berkenaan.
Alokasi DBH Pajak TA 2011 adalah sebesar Rp41.518,92 miliar. Jumlah tersebut
terdiri dari alokasi DBH PPh Perorangan sebesar Rp13.237,33 miliar, alokasi DBH
PBB sebesar Rp28.281,48 miliar dan alokasi DBH BPHTB hanya sebesar Rp117,36
juta. Atas pagu alokasi seluruh jenis DBH Pajak tersebut, telah direalisasikan sebesar
Rp41.525,55 miliar.
20,000 Perorangan
Transfer Dana Bagi
15,000
Hasil Pajak Bumi dan
Bangunan
10,000
Realisasi DBH PPh Perorangan TA 2011 sebesar Rp13.237,33 milyar, terdiri dari
PPh pasal 21 dan PPh Pasal 25/29 WPOPDN.
Alokasi DBH PPh Perorangan terdiri dari DBH Pasal 21 dan DBH PPH Pasal 25/29.
Pada TA 2011 masing-masing dialokasikan sebesar Rp12.514,58 milyar untuk DBH
PPh Pasal 21 dan Rp722,74 milyar untuk DBH PPH Pasal 25/29.
Alokasi DBH PPh Pasal 25/29 Perorangan tersebut dilakukan sesuai dengan PP 55
Tahun 2005 yaitu sebesar 20% dari penerimaan perpajakan yang bersangkutan. Porsi
20% tersebut dibagikan sebesar 8% untuk Provinsi dan 12% untuk bagian
Kabupaten/Kota.
Penyaluran DBH PPh Perorangan dilakukan triwulanan. Pencairan untuk tahap I s.d.
III adalah masing-masing sebesar 20% dari alokasi DBH yang telah ditetapkan.
Selanjutnya penyaluran Triwulan IV adalah sebesar Prognosa Realisasi Penerimaan
TA 2011 dikurangi dengan penyaluran yang telah dilakukan.
Alokasi DBH PBB meliputi DBH PBB Bagian Daerah, DBH Biaya Pemungutan
PBB (BP PBB), dan DBH PBB Bagian Pemerintah Pusat yang Dikembalikan ke
Kabupaten/Kota. Dua jenis yang pertama dialokasikan ke Provinsi maupun
Mulai TA 2011, penyaluran DBH PBB Bagian Daerah dan DBH BP PBB dari selain
sektor pertambangan migas dan panas bumi dilaksanakan oleh KPPN yang ditunjuk
dengan menerbitkan SPM dan SP2D sesuai dengan PMK nomor 126/PMK.07/2010
tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah.
Penyaluran DBH PBB Bagian Pusat yang dikembalikan ke daerah dilakukan sesuai
dengan PP 55 Tahun 2005 yaitu sebesar 10% dari Prognosa Penerimaan PBB Tahun
2011. Porsi 10% tersebut 6,5% dibagi rata untuk seluruh Kabupaten/Kota dan 3,5%
untuk insentif PBB.
Tabel D37. Realisasi DBH PBB TA 2011 Berdasarkan DJPK dan KPPN Daerah
Penyaluran DBH PBB bagian pusat TA 2011 dilakukan secara 3 tahap. Pencairan
DBH PBB untuk Tahap I dan II adalah sebesar 25% dan 50% dari Rencana
Penerimaan TA 2011. Sedangkan Penyaluran Tahap III adalah sebesar Prognosa
Realisasi Penerimaan TA 2011 dikurangi dengan pencairan Tahap I dan II.
Berdasarkan data pada SPM dan SP2D yang telah diterbitkan, realisasi DBH PBB
Bagian Pemerintah Pusat yang Dikembalikan ke Daerah TA 2011 sebesar
Rp2.923,61 miliar (100%). Realisasi tersebut mengalami peningkatan sebesar
Rp105,06 miliar (3,73%) apabila dibandingkan dengan realisasi TA 2010.
20,000
15,000 Transfer DBH Biaya/Upah
Pungut PBB
10,000
5,000 Transfer DBH PBB bagian
- Pemerintah Pusat yang di
kembalikan ke Kab/Kota
Realisasi 2010 Realisasi 2011
4.000.000
3.500.000 Transfer DBH BPHTB
3.000.000 untuk Propinsi
2.500.000
2.000.000
Juta
1.500.000
1.000.000 Transfer DBH BPHTB
500.000 untuk
Kabupaten/Kota
-
Realisasi Realisasi
2010 2011
8 DBH Kehutanan TA 2006, 2007, dan 2009 dalam APBN-P TA 2011 37.961.352.578
Jumlah 4.688.891.296.910
Tabel D41. Kurang Salur DBH SDA yang Direalisasikan pada TA 2011
Perlu diungkapkan pula bahwa penyaluran DBH SDA ini termasuk yang dilakukan
dengan pembentukan dana cadangan sebesar Rp9.899,65 miliar. Hal ini dilakukan
karena untuk menampung pendapatan SDA yang pada akhir tahun baru diketahui
besaran totalnya, tetapi belum diketahui secara pasti besaran per daerah. Dana ini
pada akhir Februari 2012 dipindahbukukan ke masing-masing daerah yang berhak.
Tabel D42. Komposisi Alokasi dan Realisasi BDH SDA Minyak Bumi TA 2011
Sesuai dengan penerapan basis kas pada LRA, pencatatan Realisasi Transfer DBH
SDA Minyak Bumi pada LKTD TA 2011 didasarkan pada SPM/SP2D TA 2011,
termasuk didalamnya SPM/SP2D atas pembentukan Dana Cadangan SDA Minyak
Bumi TA 2011.
Atas pemindahbukuan dana cadangan TA 2011 dari Rekening Dana Cadangan ke
RKUD yang dilakukan bulan Februari 2012, sebagaimana tertera pada Surat
Permintaan Pencairan Dana Cadangan DBH SDA Migas TA 2011 Nomor S-
94/PK/2012, porsi Dana Cadangan Minyak Bumi 15% yang dibentuk di akhir tahun
2011 sebesar Rp3.127,74 miliar dicairkan ke dalam 3 MAK DBH SDA Minyak
Bumi, yang terdiri dari:
Jumlah 3.127.743.501.674
Pencairan atas Dana Cadangan tersebut mengubah jumlah realisasi masing masing
MAK Transfer DBH SDA Minyak Bumi, tetapi tidak mengubah jumlah total
realisasi DBH SDA Minyak Bumi.
Apabila dibandingkan dengan realisasi TA 2010, realisasi transfer DBH
Pertambangan Minyak Bumi 15% TA 2011 turun sebesar Rp53,80 milyar (0,28%).
Sedangkan realisasi transfer DBH pertambangan Minyak Bumi 0,5% untuk
pendidikan naik sebesar Rp102,89 milyar (20,85%). Sementara itu, transfer DBH
pertambangan Minyak Bumi dalam rangka Otonomi Khusus naik sebesar Rp17,86
milyar (2,22%).
Juta
19,240,000
19,220,000
19,200,000
19,180,000
REALISASI TA 2010 REALISASI TA 2011
Grafik D10. Realisasi DBH Pertambangan Minyak Bumi TA 2011 dan TA 2010
400,000
200,000
-
REALISASI TA 2010 REALISASI TA 2011
Grafik D11. Realisasi DBH Pertambangan Minyak Bumi 0,5 % untuk Pendidikan
TA 2011 dan TA 2010
810,000
800,000
790,000
REALISASI TA 2010 REALISASI TA 2011
Grafik D12. Realisasi DBH Pertambangan Minyak Bumi dalam rangka Otsus TA
2011 dan TA 2010
Realisasi DBH SDA Gas Realisasi Transfer DBH SDA Gas Bumi TA 2011 sebesar Rp16.672.249.758.993,00
Bumi Rp16,67 Triliun naik Rp2.043,01 milyar (13,97%) dari realisasi tahun sebelumnya
Realisasi Transfer DBH SDA Gas Bumi TA 2011 sebesar Rp16.672.249.758.993
atau 100% dari pagu DIPA. Perbandingan alokasi dan realisasi DBH SDA Gas Bumi
sebagai berikut:
Tabel D44. Komposisi Alokasi dan Realisasi BDH SDA Gas Bumi TA 2011
Sesuai dengan penerapan basis kas pada LRA, pencatatan realisasi transfer DBH
SDA Gas Bumi pada LKTD TA 2011 didasarkan pada SPM/SP2D TA 2011,
termasuk didalamnya SPM/SP2D atas pembentukan Dana Cadangan SDA Gas Bumi
TA 2011.
Jumlah 3.555.354.558.735
Juta
14,000,000
13,500,000
13,000,000
12,500,000
REALISASI TA 2010 REALISASI TA 2011
Grafik D13. Realisasi DBH Pertambangan Gas Bumi TA 2011 dan TA 2010
200,000
Juta
150,000
100,000
50,000
-
REALISASI TA 2010 REALISASI TA 2011
Grafik D14. Realisasi DBH Pertambangan Gas Bumi 0,5 % untuk Pendidikan TA
2011 dan TA 2010
850,000
Juta
800,000
750,000
700,000
REALISASI TA 2010 REALISASI TA 2011
Grafik D15. Realisasi DBH Pertambangan Gas Bumi dalam rangka Otsus TA 2011
dan TA 2010
Tabel D46. Komposisi Alokasi dan Realisasi BDH SDA Pertambangan Umum TA
2011
200.000
100.000
-
REALISASI TA 2010 REALISASI TA 2011
Grafik D16. Realisasi DBH Pertambangan Umum Iuran Tetap TA 2011 dan TA
2010
5.000.000
-
REALISASI TA 2010 REALISASI TA 2011
Grafik D17. Realisasi DBH Pertambangan Umum Royalti TA 2011 dan TA 2010
Realisasi Transfer DBH SDA Pertambangan Panas Bumi TA 2011 adalah sebesar
Rp519,98 milyar, naik 70,02 persen yaitu sebesar Rp214,15 milyar dari realisasi
Realisasi DBH SDA tahun 2010
Pertambangan Panas
Realisasi Transfer DBH SDA Pertambangan Panas Bumi TA 2011 adalah sebesar
Bumi Rp519,98 Milyar
Rp519,98 milyar atau sebesar 100% dari pagu DIPA. Perbandingan alokasi dan
realisasi DBH SDA Pertambangan Panas Bumi sebagai berikut:
Tabel D47. Komposisi Alokasi dan Realisasi BDH SDA Pertambangan Panas Bumi
TA 2011
Jumlah realisasi transfer DBH pertambangan panas bumi tahun anggaran 2011 ini
mengalami peningkatan signifikan apabila dibandingkan dengan realisasi TA 2010.
400,000
Juta
200,000
-
REALISASI TA 2010 REALISASI TA 2011
Grafik D18. Realisasi DBH Pertambangan Panas Bumi TA 2011 dan TA 2010
REALISASI REALISASI
NO URAIAN ALOKASI TA 2011
TA 2011 TA 2010
(Rp) (Rp) (Rp)
DBH Kehutanan IIUPH/
1 104.955.969.733 104.955.969.733 203.203.994.668
IHPH
Tabel D48. Komposisi Alokasi dan Realisasi BDH SDA Kehutanan TA 2011
Transfer DBH hasil kehutanan ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu transfer DBH
Kehutanan IIUPH/IHPH, transfer DBH Kehutanan PSDH dan transfer DBH
Kehutanan Dana Reboisasi. Realisasi transfer DBH IIUPH/IHPH turun sebesar
Rp98,25 milyar (48,35%) dibandingkan realisasi TA 2010. Sementara itu, untuk
transfer DBH PSDH TA 2011 mengalami kenaikan sebesar Rp66,01 milyar
(10,33%) dari realisasi tahun sebelumnya. Sedangkan realisasi DBH Dana Reboisasi
TA 2011 juga mengalami penurunan sebesar Rp208,41 milyar (22,88%) dari
realisasi tahun sebelumnya.
Realisasi DBH SDA Perikanan Tahun 2011 Rp138,08 milyar, naik Rp18,08 milyar
(15,06%) dari realisasi tahun sebelumnya.
Realisasi DBH SDA
Realisasi Transfer DBH SDA Perikanan TA 2011 adalah sebesar Rp138,08 milyar
Perikanan Rp138,08
atau sebesar 100% dari pagu DIPA. Sementara itu, realisasi transfer DBH perikanan
Milyar
TA 2010 sebesar Rp120 milyar. Hal ini berarti terjadi kenaikan realisasi transfer
pada tahun 2011 sebesar 18,08 milyar (15,06%) dari realisasi TA 2010.
Tabel D49. Komposisi Alokasi dan Realisasi BDH SDA Perikanan TA 2011
Realisasi DBH Cukai No Uraian Alokasi TA 2011 Realisasi TA 2011 Realisasi TA 2010
Hasil Tembakau (Rp) (Rp) (Rp)
Rp1,42 Triliun Transfer DBH Cukai
1 1.415.973.003.052 1.408.448.764.184 1.202.111.025.283
Hasil Tembakau
Jumlah 1.415.973.003.052 1.408.448.764.184 1.202.111.025.283
Tabel D50. Realisasi Transfer DBH Cukai Hasil Tembakau TA 2011 dan 2010
Alokasi DBH Cukai Hasil Tembakau (CHT) Tahun Anggaran 2011 ditetapkan
sebesar Rp1.415,97 miliar dan telah direalisasikan sebesar Rp1.408,45 miliar, naik
sebesar 17,16% dari tahun sebelumnya. Alokasi dimaksud termasuk alokasi kurang
bayar tahun 2009 yaitu sebesar Rp42,53 miliar yang terdiri dari alokasi untuk
Provinsi dan Kabupaten/Kota. Berdasarkan UU Nomor 39 tahun 2007 tentang Cukai
dan PMK Nomor 84/PMK.07/2008 tentang Penggunaan DBH CHT dan Sanksi Atas
Penyalahgunaan Alokasi DBH CHT, penyaluran DBH CHT dilakukan dengan
memperhatikan realisasi penggunaan oleh daerah penerima bersangkutan.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang nomor 33 Tahun 2004, jumlah DAU Tahun
2011 ditetapkan sebesar 26% dari Pendapatan Dalam Negeri Neto yang ditetapkan
dalam APBN TA 2011 yang dibagi untuk provinsi sebesar 10% dan untuk
kabupaten/kota sebesar 90%.
Penghitungan DAU untuk masing-masing daerah provinsi dan kabupaten/kota
dilakukan dengan menggunakan formula DAU sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah, serta memperhatikan hasil Rapat Kerja Panitia Anggaran
Dewan Perwakilan Rakyat dengan Pemerintah dalam pembahasan Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2011. Alokasi DAU TA 2011
ditetapkan sebesar Rp225.533,71 miliar.
Selain alokasi tersebut diatas, dalam APBN-P TA 2011 ada penambahan alokasi
sebesar Rp887.223.000 untuk menampung kurang bayar atas alokasi DAU TA 2010.
Daerah-daerah yang mendapatkan tambahan tersebut adalah sebagai berikut
(sebagaimana tertuang dalam PMK 153/PMK.07/2011):
No Daerah Jumlah
1 Kab. Aceh Utara 21.970.000
2 Kab. Kampar 165.909.000
3 Kota Dumai 23.310.000
4 Kab. Karimun 221.000
5 Kab. Musi Banyuasin 123.557.000
6 Kab. Bulungan 24.588.000
7 Kab. Kutai Timur 64.877.000
8 Kab. Nunukan 33.150.000
9 Kab. Pasir 120.582.000
10 Kota Balikpapan 93.536.000
11 Kota Samarinda 89.394.000
12 Kota Badung 126.129.000
Jumlah 887.223.000
Tabel D52. Rincian Alokasi Tambahan Koreksi Positif Kurang bayar atas DAU TA
2010
Penambahan tersebut merupakan dampak dari koreksi perhitungan alokasi DAU TA
2010 yang pada awalnya terjadi kekurangan alokasi untuk Kab. Indramayu sebesar
Rp121,25 miliar. Pada penghitungan ulang untuk alokasi 2010 selain kurang salur
sejumlah Rp887.223.000, juga ada lebih salur sebesar Rp122,14 miliar. Lebih salur
tersebut dipotongkan pada penyaluran DAU TA 2011.
Berbeda dengan alokasi DAU pada TA 2010, pada TA 2011 ini seluruh 524 Daerah
mendapatkan alokasi DAU. Pada TA 2010 terdapat 2 Provinsi dan 9 Kabupaten/Kota
yang tidak mendapat alokasi DAU. Hal itu dikarenakan daerah-daerah tersebut
mempunyai kapasitas fiskal yang tinggi sehingga tanpa mendapatkan alokasi DAU
sudah dapat memenuhi kebutuhan fiskal masing-masing.
Penyaluran DAU untuk masing-masing daerah provinsi atau kabupaten/kota
dilakukan setiap bulan sebesar satu per duabelas dari alokasi daerah bersangkutan.
Penyaluran DAU ke kas daerah dilaksanakan setiap awal bulan berkenaan
berdasarkan pada SPM yang diterbitkan pada akhir bulan sebelumnya yang
disampaikan Kuasa Pengguna Anggaran kepada Bendahara Umum Negara untuk
diterbitkan SP2D.
Pada penyaluran DAU selama TA 2011 terjadi penundaan sebesar 25% setiap
bulannya terhadap 19 daerah. Penundaan ini terjadi sebagai sanksi karena terlambat
menyampaikan Perda APBD. Jumlah daerah yang terkena sanksi ini naik dari hanya
dua daerah tahun sebelumnya. Peningkatan jumlah ini terutama disebabkan adanya
percepatan pengenaan sanksi satu bulan setelah diterapkannya Peraturan Pemerintah
Nomor 65 tahun 2010 yang mengatur tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah.
Sanksi penundaan dicabut setelah Pemda yang bersangkutan menyampaikan Perda
APBD dan jumlah DAU yang ditunda disalurkan seluruhnya. Hingga akhir Semester
I, seluruh 19 daerah telah dicabut sanksinya.
Hingga akhir TA 2011, dari pagu DAU Rp225.533,71 miliar, telah disalurkan
seluruhnya.
250,000
200,000
150,000
Anggaran
Miliar
100,000
Realisasi
50,000
0
2010 2011
DAK dialokasikan untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari
Realisasi Belanja DAK program yang menjadi prioritas nasional. Realisasi Transfer DAK TA 2011 sebesar
sebesar Rp24,80 Triliun Rp24.803.509.925.000,00, naik 18,36% dari realisasi tahun sebelumnya.
No Uraian Alokasi TA 2011 Realisasi TA 2011 Realisasi TA 2010
1 Transfer DAK 25.232.800.900.000 24.803.509.925.000 20.956.311.168.000
Jumlah 25.232.800.900.000 24.803.509.925.000 20.956.311.168.000
Sesuai dengan amanat Undang-Undang nomor 33 Tahun 2004, jumlah DAU Tahun
2011 ditetapkan sebesar 26% dari Pendapatan Dalam Negeri Neto yang ditetapkan
dalam APBN TA 2011 yang dibagi untuk provinsi sebesar 10% dan untuk
kabupaten/kota sebesar 90%.
Penghitungan DAU untuk masing-masing daerah provinsi dan kabupaten/kota
dilakukan dengan menggunakan formula DAU sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah, serta memperhatikan hasil Rapat Kerja Panitia Anggaran
Dewan Perwakilan Rakyat dengan Pemerintah dalam pembahasan Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2011. Alokasi DAU TA 2011
ditetapkan sebesar Rp225.533,71 miliar.
Selain alokasi tersebut diatas, dalam APBN-P TA 2011 ada penambahan alokasi
sebesar Rp887.223.000 untuk menampung kurang bayar atas alokasi DAU TA 2010.
Daerah-daerah yang mendapatkan tambahan tersebut adalah sebagai berikut
(sebagaimana tertuang dalam PMK 153/PMK.07/2011):
No Daerah Jumlah
1 Kota Medan 100.000
2 Kab. Meranti 100.000
3 Kab. Karimun 100.000
4 Kota Tanjung Pinang 200.000
5 Kab. Tulang Bawang Barat 100.000
6 Kab. Tangerang 100.000
7 Kota Tangerang Selatan 100.000
8 Kab. Kutai Timur 100.000
Jumlah 900.000
Tabel D55. Rincian Alokasi Tambahan Koreksi Positif Kurang bayar
atas DAK TA 2010
Dari total pagu alokasi DAK tahun 2011 sebesar Rp25.232,80 miliar, hingga akhir
tahun telah terealisasi sebesar Rp24.803,51 miliar atau sebesar 98,30% dari pagu
DAK. Realisasi TA 2011 lebih tinggi dari TA 2010 sebesar 18,36%.
30,000
25,000
20,000
Miliar
15,000 Anggaran
Realisasi
10,000
5,000
0
2010 2011
Tabel D56. Rincian Realisasi Transfer Dana Otonomi Khusus TA 2011 dan 2010
5,000,000,000,000
Dana Otonomi Khusus
4,000,000,000,000
Papua
3,000,000,000,000
2,000,000,000,000
Dana Otonomi Khusus
1,000,000,000,000 Aceh
0
Realisasi 2010 Realisasi 2011
Tabel D57. Rincian Realisasi Dana Penyesuaian (Tamsil, TPG, dan DPPID)
6 Dana Penyesuaian
Infrastruktur Daerah 7.700.800.000.000 7.535.043.988.000 5.275.832.730.000
7 Dana Percepatan
Pembangunan Infrastruktur 6.313.000.000.000 6.136.834.227.363 0
Daerah
8 DPDF – PPD 0 0 6.880.652.670.011
9 Dana Kurang Bayar DAK 0 0 80.200.000.000
10 Dana Kurang Bayar DISP 0 0 32.000.000.000
11 Pembangunan Infrastruktur
Pendidikan 0 0 1.126.519.500.000
Jumlah
54.044.263.675.602 53.657.237.684.474 18.916.705.121.311
Berdasarkan Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah dan Realisasi Belanja BUN TA
2011, maka Surplus Anggaran TA 2011 sebesar Rp259.736.452.423.301,00 yang
berarti 122,12 persen dari yang dianggarkan dalam APBN-P sebesar
Surplus Anggaran Rp212.695.649.333.300,00 dengan perhitungan sebagai berikut:
Rp259,76 Triliun
Uraian TA 2011 (Audited) TA 2010 (Audited)
Pendapatan Negara dan
1,135,909,533,566,980 950,123,543,157,850
Hibah
D.2.4. Pembiayaan
Realisasi Anggaran atas pembiayaan Dalam Negeri selama tahun 2011 sebesar
Rp148.748.034.850.068,00 atau sebesar 96,83 persen dari total anggaran sebesar
Realisasi Pembiayaan Rp153.613.307.023.000,00. Pembiayaan Dalam Negeri meliputi Rekening
DN sebesar Rp148,75 Pemerintah, Penerusan Pinjaman, Privatisasi dan Penjualan Aset Program
Triliun Restrukturisasi, Surat Berharga Negara (Netto), dan PMN/Dana Investasi
Pemerintah.
Jumlah 8.608.845.495.456
Jumlah 1.597.981.517.178
Tabel D61. Rincian Privatisasi dan Penjualan Aset Program Restrukturisasi TA 2011
Jumlah 19.643.883.312.264
TA 2011 TA 2010
Uraian
(Audited ) (Audited )
Koreksi Penyesuaian Penambahan Saldo Rekening KUN Rekening Valuta 0 0
USD Karena selisih Kurs
Koreksi Penyesuaian Penurunan Saldo Rekening KUN dalam Valuta USD 0 0
Karena Selisih Kurs
Jumlah 0 0
Tahun
Pinjaman Program
2011 (Audited ) 2010 (Audited )
Penarikan pinjaman OECF 873.396.325.700 4.586.102.579.700
Penarikan Pinjaman Program
Bilateral Lainnya - 2.709.900.000.000
Penarikan Pinjaman Program
IBRD 10.758.748.187.519 15.338.031.909.416
Penarikan Pinjaman program dari
ADB 3.634.000.000.000 6.340.610.000.000
Selisih ini antara lain disebabkan adanya perbedaan saat pengakuan penerimaan
pinjaman (selisih kurs) antara Ditjen Perbendaharaan selaku Kuasa BUN dengan
Ditjen Pengelolaan Utang selaku Kuasa Pengguna Anggaran BA 999.01.
Tabel D68. Rincian Realisasi Penarikan Pinjaman Proyek TA 2011 dan TA 2010
Pendapatan Penjualan
0 1,978,630,775,685
dan Sewa
Pendapatan Sewa 8,573,913,961,835
Pendapatan Jasa 20,346,617,462,361 21,086,923,522,769
Pendapatan Bunga
2,000,187,945 2,618,030,090
Lainnya
Pendapatan
Kejaksanaan dan 240,360,996,877 166,606,571,386
Peradilan
Pendapatan
2,963,427,008,101 3,104,264,439,715
Pendidikan
Pendapatan Gratifikasi
dan Uang Sitaan 96,988,603,252 213,731,759,728
korupsi
Pendapatan Iuran dan
1,295,525,367,699 662,031,917,780
Denda
Pendapatan Anggaran
1,297,222,714,427 1,505,534,284,535
Lain-lain
Jumlah 34,816,056,302,497 28,720,341,301,688
Pendapatan Jasa
17,821,832,190,696 9,906,996,304,665
Layanan Umum
Pendapatan Hasil
647,563,491,201 172,630,678,219
Kerjasama BLU
Tabel D76. Rincian SiLPA (SiKPA) Setelah Pendapatan dan Belanja K/L
1. Terdapat pembayaran cicilan pokok, bunga dan biaya pinjaman luar negeri
melebihi pagu anggaran dikarenakan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata
uang asing. Hal tersebut dilaksanakan sesuai PP nomor 10 tahun 2011 tentang Tata
Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri Dan Penerimaan Hibah pasal 41 ayat (3)
yang menyatakan bahwa Menteri Keuangan wajib melakukan pembayaran dalam
hal dana untuk membayar cicilan pokok, bunga dan kewajiban lainnya melebihi
perkiraan dana yang disediakan dalam APBN.
2. Masih terdapat potensi NoD yang belum dilaporkan pada laporan keuangan
unaudited disebabkan samapi dengan per 31 Desember 2011 masih terdapat NoD
yang belum diterima DJPU dari lender. Atas NoD yang diterima setelah
penyusunan laporan keuangan unaudited akan dilakukan koreksi pada laporan
keuangan audited TA 2011.
3. Penyusunan laporan keuangan hibah tahun 2011 mencakup Pendapatan dan
belanja hibah serta belanja pembayaran bunga utang yang tercatat dalam APBN
maupun diluar mekanisme APBN yang telah dilakukan pengesahan sesuai amanah
PMK. PMK Nomor 40/PMK.05/2009 sebagaimana telah dirubah menjadi PMK
Nomor 230/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi Hibah dan PMK Nomor
255/PMK.05/2010 tentang Tata Cara Pengesahan Realisasi Pendapatan dan
Belanja yang Bersumber dari Hibah Luar Negeri/Dalam Negeri yang Diterima
Langsung oleh Kementerian Negara/Lembaga dalam Bentuk Uang sebagaimana
telah dirubah menjadi PMK Nomor 191/PMK.05/2011 tentang Mekanisme
Pengelolaan Hibah.
4. Alokasi Dana Belanja Lain-lain untuk Belanja Pegawai berupa Tunjangan Kinerja
pada beberapa Kementerian/Lembaga hanya sampai dengan Triwulan III Tahun
2011, untuk Triwulan IV dan ke-13 dialokasikan pada Bagian Anggaran
Kementerian/Lembaga masing-masing.
5. Berdasarkan surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : S-10420/PB/2011
tanggal 8 Nopember 2011 perihal Ralat DIPA Nomor : 0049/999-08.1.04/00/2011
Satker Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian telah dilakukan ralat DIPA, sehingga
Nomor DIPA yang semula : 0049/999-08.1.04/00/2011 menjadi : 0049/999-
07.1.03/00/2011 dan Bagian Anggaran yang semula 999.08 menjadi 999.07. Ralat
DIPA tersebut terdapat pada Satker BA BUN Belanja Subsisi (984161) yang
dialokasikan untuk Belanja Kurang Bayar Subsidi Pupuk Tahun 2008 sebesar
Rp458.400.000.000,00.
6. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.05/2011 tentang
Sistem Akuntansi Transaksi Khusus maka realisasi belanja pensiun, pengeluaran
hubungan internasional dilaporkan dalam Laporan Keuangan Transaksi Khusus.
Demikian pula pendapatan untuk jasa perbendaharaan dalam rangka pengelolaan
kas dan belanja akibat rugi selisih kurs.
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 1
L1
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 1
L1
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 1
L1
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 1
L1
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 1
L1
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 1
L1
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 2
L2
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 3
REKENING PEMERINTAH LAINNYA DI BANK UMUM
PER 31 DESEMBER 2011
L3
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 4
L4
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 5
KLASIFIKASI LANCAR
Penyisihan Piutang Net Realizable
No Nama BUMN Jumlah Keterangan
tak Tertagih (0.5%) Value
1 PT PDI P Batam 85.865.000,00 429.325,00 85.435.675,00 Jadwal Pembayaran pada bulan September
2 PT. Kawasan Industri Wijayakusuma 26.854.202,51 134.271,01 26.719.931,50 Jadwal Pembayaran setiap bulan genap sebesar Rp.5 Juta
3 PT. Perkebunan Nusantara IX 1.450.120.379,31 7.250.601,90 1.442.869.777,41 Jadwal Pembayaran pada bulan Mei
4 Perum Perumnas 600.000.000,00 3.000.000,00 597.000.000,00 Jadwal Pembayaran pada bulan Juni
5 PT. Perkebunan Nusantara II 800.000.000,00 4.000.000,00 796.000.000,00 Jadwal Pembayaran pada setiap Triwulan sebesar Rp.200 Juta
6 PT Inhutani I 300.000.000,00 1.500.000,00 298.500.000,00 Jadwal Pembayaran pada setiap Triwulan sebesar Rp.75 Juta
7 PT Inhutani V 120.000.000,00 600.000,00 119.400.000,00 Jadwal Pembayaran pada setiap Bulan sebesar Rp.10 Juta
Jumlah 3.382.839.581,82 16.914.197,91 3.365.925.383,91
L5
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 6
1 PT. Bank Anrico 07 Juni 2007 200.277.000.000,00 9.803.728.375,73 210.080.728.375,73 9.532.957.340,07 9.502.388.722,00 357.853.052,78 1.609.203.328,00 6.540.713.343,00 12.619.581.693,00 40.162.697.478,85 169.918.030.896,88
2 PT. Bank Guna Internasional 08 Maret 2007 251.055.008.000,00 0,00 251.055.008.000,00 183.555.008.000,00 17.316.896.847,89 2.660.283.085,82 2.048.426.605,69 2.996.154.673,00 3.859.090.506,92 212.435.859.719,32 38.619.148.280,68
3 PT. Bank Harapan Sentosa 29 Maret 2007 2.296.138.048.061,00 1.570.044.264.791,07 3.866.182.312.852,07 585.728.056.499,00 41.314.533.283,56 5.204.191.984,61 5.106.988.512,65 8.779.090.328,44 3.495.995.672,14 649.628.856.280,40 3.216.553.456.571,67
4 PT. Bank Citrahasta Dhanamanunggal 08 Maret 2007 43.398.000.000,00 158.404.166.935,30 201.802.166.935,30 25.098.188.837,19 6.315.060.527,00 385.357.786,00 190.370.760,00 0,00 0,00 31.988.977.910,19 169.813.189.025,11
5 PT. Bank Kosagraha Semesta Sejahtera 08 Maret 2007 46.872.202.071,00 154.940.412.220,48 201.812.614.291,48 46.872.202.071,00 30.746.092.410,83 7.878.883.538,00 2.046.975.489,00 3.296.914.583,00 974.999.999,00 91.816.068.090,83 109.996.546.200,65
6 PT. Bank Mataram Dhanarta 08 Maret 2007 53.498.000.000,00 283.265.209.866,98 336.763.209.866,98 31.186.000.000,00 4.018.000.000,00 3.193.944.737,00 0,00 0,00 0,00 38.397.944.737,00 298.365.265.129,98
7 PT. Bank Pasific 08 Maret 2007 290.023.076.268,00 1.843.343.358.571,63 2.133.366.434.839,63 332.023.076.267,80 29.347.497.898,00 111.657.561.420,00 14.675.177.662,50 19.726.988.659,30 1.960.001.520,16 509.390.303.427,76 1.623.976.131.411,87
8 PT. Sejahtera Bank Umum 08 Maret 2007 1.483.617.626.147,00 203.731.889.225,53 1.687.349.515.372,53 857.387.217.393,65 550.081.483,46 66.997.186.362,78 29.687.774.331,00 37.982.436.510,76 28.020.046.077,00 1.020.624.742.158,65 666.724.773.213,88
9 PT. South East Asia Bank 08 Maret 2007 166.082.000.000,00 733.317.023.305,99 899.399.023.305,99 99.302.719.380,89 28.197.078.896,79 134.453.227,00 3.489.512.824,00 230.736.340,00 27.808.545.454,00 159.163.046.122,68 740.235.977.183,31
10 PT. Bank Dwipa Semesta 17 Januari 2008 6.970.134.589,81 103.135.862.541,06 110.105.997.130,87 6.970.134.600,00 0,00 27.300.000.000,00 0,00 0,00 329.500.000,00 34.599.634.600,00 75.506.362.530,87
11 PT. Astria Raya Bank 31 Maret 2008 121.949.000.000,00 456.969.260.698,77 578.918.260.698,77 131.949.603.600,00 0,00 51.742.862.725,42 0,00 0,00 1.299.224.575,00 184.991.690.900,42 393.926.569.798,35
12 PT. Bank Pinaesaan 05 Maret 2008 269.966.000.000,00 411.118.490.919,58 681.084.490.919,58 18.456.680.100,11 745.723.907,00 24.308.490.543,00 3.590.996.621,00 4.534.212.586,00 1.303.214.409,00 52.939.318.166,11 628.145.172.753,47
13 PT. Bank Jakarta Belum BAST 210.994.000.000,00 0,00 210.994.000.000,00 120.959.930.061,67 60.000.000.000,00 21.323.394.608,00 0,00 0,00 2.000.000.000,00 204.283.324.669,67 6.710.675.330,33
14 PT. Bank Industri Sudah BAST 279.124.000.000,00 232.346.229.326,68 511.470.229.326,68 279.124.000.000,00 0,00 0,00 78.318.742.617,00 88.420.788,00 47.841.145,00 357.579.004.550,00 153.891.224.776,68
15 PT. Bank Umum Majapahit Jaya TL Bubar Sebelum BAST 7.971.008.175,00 583.781.467,67 8.554.789.642,67 2.500.000.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2.500.000.000,00 6.054.789.642,67
Total BDL Eks Dana Talangan 5.727.935.103.311,81 6.161.003.678.246,47 11.888.938.781.558,30 2.730.645.774.151,38 228.053.353.976,53 323.144.463.070,41 140.764.168.750,84 84.175.667.811,50 83.718.041.051,22 3.590.501.468.811,88 8.298.437.312.746,40
1 PT Bank Asiatic 886.579.224.443,83 5.000.000.000,00 18.500.000.000,00 5.000.000.000,00 31.500.000.000,00 0,00 0,00 826.579.224.443,83
2 PT Bank Dagang Bali 1.331.516.911.477,24 0,00 0,00 0,00 269.906.630.005,00 123.389.652.865,00 0,00 938.220.628.607,24
3 PT Bank Global Internasional 804.234.270.395,51 0,00 0,00 0,00 62.260.000.000,00 0,00 100.000.000.000,00 641.974.270.395,51
4 PT Bank Ratu 71.817.985.352,00 0,00 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00 0,00 10.000.000.000,00 0,00 41.817.985.352,00
5 PT Bank Prasidha Utama 227.134.559.144,00 4.000.000.000,00 0,00 0,00 16.497.034.464,52 0,00 0,00 206.637.524.679,48
Total BDL Eks Dana Penjaminan 3.321.282.950.812,58 9.000.000.000,00 28.500.000.000,00 15.000.000.000,00 380.163.664.469,52 133.389.652.865,00 100.000.000.000,00 2.655.229.633.478,06
L6
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 7
L7
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 8
NILAI REALISASI BERSIH DANA BERGULIR PADA KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
TOTAL 852.505.033.137,00
L8
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 9
KEWAJIBAN TAMBAHAN
AKTIVA TIDAK KEWAJIBAN % SAHAM KEPEMILIKAN
BUMN STATUS LAPORAN KESEHATAN AKTIVA LANCAR AKTIVA LAIN TOTAL AKTIVA JANGKA TOTAL KEWAJIBAN HAK MINORITAS MODAL SAHAM MODAL BPBYDS EKUITAS LAIN LABA DITAHAN TOTAL EKUITAS
LANCAR JANGKA PENDEK NEGARA NEGARA
PANJANG DISETOR
14=(9+10+11+12
1 2 3 4=(1+2+3) 5 6 7=(5+6) 8 9 10 11 12 13 15
+13) 16=(14*15)
PT Perkebunan Nusantara I Audited 2011 115.770 735.563 851.333 392.937 304.306 697.243 120.000 - - 48.442 (14.352) 154.090 100% 154.090
PT Perkebunan Nusantara II Audited 2011 679.496 1.749.461 55.955 2.484.912 938.882 1.286.389 2.225.271 327.606 - - (67.965) 259.641 100% 259.641
PT Perkebunan Nusantara III Audited 2011 2.421.826 6.664.478 9.086.304 2.141.028 2.437.003 4.578.031 6.250 315.000 (22.895) 4.209.918 4.502.024 100% 4.502.024
PT Perkebunan Nusantara IV Audited 2011 1.874.276 5.833.453 453.616 8.161.344 1.469.735 2.602.271 4.072.005 173.809 975.000 235 - - 2.940.295 3.915.530 100% 3.915.530
PT Perkebunan Nusantara V Audited 2011 944.775 2.831.099 186.602 3.962.476 1.071.966 1.189.720 2.261.686 820.000 - - 880.789 1.700.789 100% 1.700.789
PT Perkebunan Nusantara VI Audited 2011 512.375 1.196.229 3.561 1.712.165 507.014 341.464 848.478 8.714 200.000 473.203 181.770 854.974 100% 854.974
PT Perkebunan Nusantara VII Audited 2011 1.827.646 4.209.899 - 6.037.546 1.556.040 2.947.455 4.503.495 365.000 10.203 - 8.889 1.149.959 1.534.051 100% 1.534.051
PT Perkebunan Nusantara VIII Audited 2011 742.020 1.791.506 2.533.526 663.134 732.050 1.395.184 270.000 - - (5.093) 873.436 1.138.342 100% 1.138.342
PT Perkebunan Nusantara IX Audited 2011 1.113.326 1.099.992 24.139 2.237.456 1.351.486 87.441 1.438.926 (10.764) 165.000 644.294 809.294 100% 809.294
PT Perkebunan Nusantara X Audited 2011 1.228.705 670.694 376.526 2.275.925 918.034 262.797 1.180.831 3.071 250.000 - 10.062 831.962 1.092.024 100% 1.092.024
PT Perkebunan Nusantara XI Audited 2011 698.784 785.622 175.924 1.660.330 826.105 247.213 1.073.318 165.000 - 422.013 587.013 100% 587.013
PT Perkebunan Nusantara XII Audited 2011 289.200 1.073.860 1.094 1.364.154 279.792 357.664 637.456 200.000 - - 391.496 135.203 726.698 100% 726.698
PT Perkebunan Nusantara XIII Audited 2011 909.624 2.671.087 45.863 3.626.574 1.175.616 1.097.181 2.272.798 62.825 460.000 830.952 1.290.952 100% 1.290.952
PT Perkebunan Nusantara XIV Audited 2011 248.315 448.092 121.629 818.036 824.343 438.632 1.262.975 235.000 - - 30.591 (710.529) (444.938) 100% (444.938)
PT Rajawali Nusantara Indonesia Unaudited 2011 3.236.002 1.441.204 1.348.670 6.025.876 2.507.294 2.563.445 5.070.739 256.424 352.425 - - 346.288 698.713 100% 698.713
Perum Perhutani Unaudited 2011 1.701.035 724.601 104.639 2.530.276 408.328 140.596 548.924 17.343 700.000 - - 925.118 338.891 1.964.009 100% 1.964.009
PT Inhutani I Audited 2011 83.478 159.181 242.658 80.398 104.223 184.621 450.333 16.001 (408.297) 58.037 100% 58.037
PT Inhutani II Audited 2011 51.193 164.038 - 215.231 52.894 43.594 96.488 183.083 6.785 - - (71.125) 118.743 100% 118.743
PT Inhutani III Unaudited 2011 39.329 8.270 128.528 176.127 4.240 10.098 14.338 324.120 - - 21.694 (184.024) 161.790 100% 161.790
PT Inhutani IV Audited 2011 58.555 6.379 6.167 71.101 8.179 4.181 12.360 92.253 2.301 - (35.813) 58.741 100% 58.741
PT Inhutani V Unaudited 2011 5.604 177.317 2.246 185.167 159.134 5.655 164.789 132.659 44.861 - - ((157.142)) 20.378 100% 20.378
PT Perikanan Nusantara Audited 2011 25.756 166.081 125.459 317.296 20.173 171.442 191.615 110.895 6.074 - 4.262 4.449 125.680 100% 125.680
Perum PPS Audited 2011 52.820 72.546 125.366 14.467 28.106 42.573 - 24.498 4.400 47.037 6.859 82.794 100% 82.794
Perum Bulog Audited 2011 13.522.383 2.876.719 2.272.927 18.672.029 12.914.637 830.791 13.745.428 6.847.136 670.114 (2.590.648) 4.926.601 100% 4.926.601
PT Sang Hyang Seri Audited 2011 1.505.846 220.777 1.726.622 1.320.100 119.290 1.439.391 134.000 - 153.232 287.232 100% 287.232
PT Pertani Audited 2011 1.126.666 89.194 - 1.215.860 943.237 123.703 1.066.940 197 51.315 35.952 61.456 148.724 100% 148.724
PT Pusri Audited 2011 24.187.530 15.118.522 39.306.052 9.572.074 9.221.475 18.793.549 164.445 11.948.054 - - 8.400.006 20.348.059 100% 20.348.059
Perum Jasa Tirta I Audited 2011 177.197 63.931 5.482 246.610 59.022 3.888 62.910 30.570 - 1.131 108.562 43.437 183.701 100% 183.701
Perum Jasa Tirta II Audited 2011 239.461 235.083 23.463 498.007 70.124 26.173 96.297 164.548 - - 218.828 18.335 401.711 100% 401.711
PT Antam Tbk Audited 2011 9.108.020 6.093.215 15.201.235 855.830 3.573.362 4.429.192 9 953.846 2.526 128.626 9.687.036 10.772.034 65% 7.001.822
PT Timah Tbk Audited 2011 4.631.418 1.938.389 6.569.807 1.421.976 550.036 1.972.012 335 251.651 120.792 9.285 4.215.732 4.597.460 65% 2.988.349
PT Bukit Asam Tbk Audited 2011 8.859.260 2.647.844 11.507.104 1.912.423 1.429.679 3.342.102 76.743 1.152.066 30.485 - (783) 6.906.491 8.088.259 65,02% 5.258.986
PT Sarana Karya Audited 2011 49.709 2.388 - 52.097 46.680 2.566 49.246 5.000 7.432 - (9.580) 2.852 100% 2.852
PT Pertamina Audited 2011 156.819.485 155.179.619 311.999.104 113.276.035 80.383.426 193.659.461 657.136 82.569.779 520.918 (21.715.263) 56.307.073 117.682.507 100% 117.682.507
PT PGN Tbk Audited 2011 13.656.295 17.320.150 30.976.445 2.483.317 11.308.417 13.791.734 1.344.957 2.424.151 1.709.791 (551.385) 12.257.199 15.839.756 56,97% 9.023.909
PT Energy Management Indonesia Audited 2011 14.180 40.905 1.739 56.825 26.165 1.465 27.630 - 15.555 - 36.465 (22.826) 29.194 100% 29.194
PT Batan Tek Audited 2011 18.733 7.385 26.118 6.366 1.421 7.788 27.200 (8.870) 18.330 100% 18.330
PT Semen Gresik Tbk Audited 2011 7.646.145 12.015.458 - 19.661.603 2.889.137 2.157.369 5.046.506 150.466 593.152 1.458.258 - 5.821 12.407.400 14.464.631 51,01% 7.377.769
PT Semen Baturaja Audited 2011 612.064 370.991 983.056 146.353 120.683 267.036 60.414 1 - 655.604 716.019 100,00% 716.019
PT Semen Kupang Unaudited 2011 20.854 365 607.329 628.548 174.817 521.417 696.234 133.713 - - - (201.399) (67.686) 61,48% (41.613)
PT Dirgantara Indonesia Unaudited 2011 2.529.951 389.521 68.506 2.987.978 2.454.803 794.498 3.249.301 - 4.204.718 749.745 - 24.757 (5.240.543) (261.322) 92,76% (242.403)
PT PAL Indonesia Audited 2011 2.320.763 838.369 3.159.133 3.033.873 721.134 3.755.007 14 1.137.331 648.330 - 14.822 (2.396.371) (595.888) 100% (595.888)
PT Pindad Audited 2011 1.012.938 399.758 1.412.697 818.730 295.830 1.114.560 2 70.000 297.542 - (92.091) 22.684 298.134 100% 298.134
PT Dahana Audited 2011 415.046
415 046 404.615
404 615 - 819.661
819 661 310.531
310 531 189.355
189 355 499.886
499 886 76.090
76 090 6.398
6 398 - 13.735
13 735 223.553
223 553 319.776
319 776 100% 319.776
319 776
PT Krakatau Steel Tbk Audited 2011 13.213.392 8.298.170 21.511.562 9.204.702 1.951.867 11.156.569 174.005 7.887.500 1.015.514 (14.200) 1.292.174 10.180.988 80% 8.144.790
PT INKA LK Audited 2010 607.342 64.094 27.073 698.509 386.600 16.934 403.534 - 251.843 8.083 - - 35.047 294.973 100% 294.973
PT Barata Indonesia Audited 2011 595.858 55.385 15.642 666.885 564.983 17.144 582.127 128.203 15.000 - 98.482 (156.927) 84.758 100% 84.758
PT Boma Bisma Indra Audited 2011 144.165 17.820 42.192 204.176 233.794 88.830 322.624 (16) 295.372 13.245 - 10.429 (437.478) (118.432) 100% (118.432)
PT Dok dan Kodja Bahari Audited 2011 720.692 451.553 1.172.245 3.018.339 16.685 3.035.024 76.600 85 - (1.939.463) (1.862.779) 100% (1.862.779)
PT Dok dan Perkapalan Surabaya Audited 2011 419.708 139.345 1.518 560.571 414.561 45.669 460.230 3.724 40.535 402 3.466 52.214 96.617 100% 96.617
PT Industri Kapal Indonesia Audited 2011 22.281 249.737 - 272.018 59.825 223.683 283.508 - 56.694 - - - (68.185) (11.491) 100% (11.491)
PT Industri Sandang Nusantara Audited 2011 14.250 658.902 1.213 674.365 353.436 62.130 415.565 - 197.500 1.369 - 463.842 (403.911) 258.800 100% 258.800
PT Garam Audited 2011 170.088 204.811 374.899 149.102 53.222 202.324 200.000 - - (27.425) 172.575 100% 172.575
PT Primissima Audited 2011 47.740 8.112 55.851 49.395 8.573 57.968 13.000 121 - 1.756 (16.994) (2.117) 53% (1.122)
PT Iglas Audited 2011 88.384 206.036 - 294.420 367.646 152.365 520.011 - 47.007 - - 94.583 (367.181) (225.591) 100% (225.591)
PT Industri Soda Indonesia (dalam Likuidasi) Audited 2005 12.956 143.335 4.803 161.094 100.687 130.795 231.482 - 15.000 - - - (85.388) (70.388) 100% (70.388)
Perum Peruri LK Audited 2010 1.277.892 1.137.882 161.534 2.577.308 642.427 776.966 1.419.393 - 363.573 - - - 794.341 1.157.914 100% 1.157.914
PT Balai Pustaka Audited 2011 102.444 7.935 - 110.379 230.692 2.132 232.824 - 10.000 - - (132.445) (122.445) 100% (122.445)
Perum PNRI Unaudited 2011 88.058 59.748 6.487 154.293 54.420 6.537 60.957 43.243 - 1.003 43.969 5.121 93.336 100% 93.336
PT Pradnya Paramita Unaudited 2011 1.276 1.739 9 3.025 1.968 749 2.717 - 1.871 - - - (1.563) 308 100% 308
PT Kertas Leces Audited 2011 66.228 879.888 62.814 1.008.931 600.143 956.756 1.556.899 415.073 1.976 496.770 (1.461.788) (547.968) 100% (547.968)
PT Kertas Kraft Aceh Unaudited 2011 78.896 195.581 165.050 439.527 860.772 - 860.772 - 798.994 - - 45.000 (1.265.238) (421.245) 97,00% (408.607)
PT Indofarma Tbk Audited 2011 706.558 408.343 1.114.902 459.404 46.304 505.708 1 309.927 75.100 203.344 20.821 609.192 80,66% 491.375
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 9
KEWAJIBAN TAMBAHAN
AKTIVA TIDAK KEWAJIBAN % SAHAM KEPEMILIKAN
BUMN STATUS LAPORAN KESEHATAN AKTIVA LANCAR AKTIVA LAIN TOTAL AKTIVA JANGKA TOTAL KEWAJIBAN HAK MINORITAS MODAL SAHAM MODAL BPBYDS EKUITAS LAIN LABA DITAHAN TOTAL EKUITAS
LANCAR JANGKA PENDEK NEGARA NEGARA
PANJANG DISETOR
14=(9+10+11+12
1 2 3 4=(1+2+3) 5 6 7=(5+6) 8 9 10 11 12 13 15
+13) 16=(14*15)
PT Kimia Farma Tbk Audited 2011 1.263.030 477.012 54.201 1.794.242 459.694 82.042 541.737 3 555.400 43.580 653.523 1.252.503 90,03% 1.127.628
PT Bio Farma Audited 2011 814.712 912.689 6.103 1.733.504 220.879 34.525 255.403 450.000 - - - 1.028.100 1.478.100 100% 1.478.100
PT Telkom Tbk Audited 2011 21.258.000 81.796.000 103.054.000 22.189.000 19.884.000 42.073.000 13.471.000 5.040.000 1.073.000 (5.657.000) 47.054.000 47.510.000 53,24% 25.294.324
PT INTI Audited 2011 922.334 78.534 138 1.001.006 538.305 39.918 578.223 3.114 350.000 - - 69.670 - 419.670 100% 419.670
PT LEN Industri Audited 2011 800.962 129.904 - 930.866 660.251 65.507 725.759 2.568 45.601 0 - 81.007 75.931 202.539 100% 202.539
Perum LKBN Antara Audited 2011 46.620 49.599 96.220 38.472 8.017 46.490 9.116 25.928 14.686 49.730 100% 49.730
Perum Produksi Film Negara Unaudited 2011 1.472 28.979 30.451 9.317 - 9.317 41.879 14.904 (35.648) 21.135 100% 21.135
PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA Audited 2011 58.252.342 358.467.765 - 416.720.107 62.918.962 208.250.734 271.169.696 96.391 46.197.380 29.049.437 1.202.016,00 69.005.188 145.454.021 100% 145.454.021
PT Pelabuhan Indonesia I Audited 2011 600.297 2.846.278 3.446.575 595.983 860.446 1.456.429 455.059 48.168 435.790 1.051.129 1.990.146 100% 1.990.146
PT Pelabuhan Indonesia II Unaudited 2011 2.216.861 6.625.864 131.826 8.974.550 1.099.781 780.737 1.880.518 45.530 1.009.958 0 0 34.479 6.004.065 7.048.502 100% 7.048.502
PT Pelabuhan Indonesia III Unaudited 2011 1.591.336 3.874.885 42.185 5.508.406 798.849 548.562 1.347.411 327.534 809.222 - 209.731 2.103.523 710.985 3.833.461 100% 3.833.461
PT Pelabuhan Indonesia IV Audited 2011 521.254 1.626.963 2.148.217 302.882 181.229 484.112 350.625 252.524 68.176 (3.801) 996.581 1.664.105 100% 1.664.105
PT ANGKASA PURA I Audited 2011 3.480.616 6.655.513 10.136.129 704.257 521.640 1.225.898 1.800.000 3.393.091 3.172.913 544.227 8.910.231 100% 8.910.231
PT ANGKASA PURA II Audited 2011 2.995.486 5.022.792 1.956.946 9.975.224 551.756 320.313 872.069 1 1.900.000 174.578 2.221.583 3.699.529 1.107.464 9.103.154 100% 9.103.154
PT Kereta Api Indonesia Audited 2011 1.824.495 4.241.914 6.066.410 1.237.591 880.623 2.118.215 43.767 2.470.000 826.546 968 606.914 3.904.428 100% 3.904.428
PERUM PPD Unaudited 2011 21.205 65.981 1.563 88.749 81.514 29.699 111.213 231.769 153.873 67.771 12.596 (488.473) (22.464) 100% (22.464)
PERUM DAMRI Audited 2011 95.890 436.760 0 532.650 81.241 182.274 263.514 0 19.700 111.297 161.462 539 (23.863) 269.135 100% 269.135
PT MERPATI NUSANTARA AIRLINES Unaudited 2011 858.927 1.787.523 791.823 3.438.273 2.835.266 2.749.921 5.585.187 - 1.403.556 561.000 - 2 (4.111.472) (2.146.914) 95,79% (2.056.568)
PT GARUDA INDONESIA Audited 2011 6.784.092 11.225.875 18.009.967 5.866.978 4.595.856 10.462.834 14.914 11.320.498 995.422 - 1.190.522 (5.974.223) 7.532.220 69,14% 5.207.777
PT PELNI Audited 2011 1.401.103 4.163.559 215.270 5.779.933 686.241 406.555 1.092.796 373 359.000 3.194.908 2.997.874 55.532 (1.920.550) 4.686.764 100% 4.686.764
PT ANGKUTAN SUNGAI DANAU PENYEBERANG Audited 2011 777.064 1.458.629 43.860 2.279.554 145.404 39.428 184.832 405.753 7.742 1.304.919 376.308 2.094.722 100% 2.094.722
PT Djakarta Lloyd Unaudited 2011 94.187 711.833 223.459 1.029.479 1.011.934 86.374 1.098.308 180.640 - 667.189 363.513 (1.280.171) (68.829) 100,00% (68.829)
PT Amarta Karya Audited 2011 160.907 16.620 177.527 111.455 50.469 161.924 11.250 - - 5.363 (1.010) 15.603 100% 15.603
PT Adhi Karya Tbk Audited 2011 5.377.660 717.140 18.154 6.112.954 4.875.488 247.098 5.122.586 6.791 180.132 19.144 (6.484) 790.784 983.576 52,28% 514.214
PT Istaka Karya Unaudited 2010 595.646 118.351 50.350 764.346 463.261 293.838 757.099 50.000 (59.871) 17.119 7.248 100% 7.248
PT Pembangunan Perumahan Tbk Audited 2011 6.636.861 296.492 6.933.354 5.095.937 411.977 5.507.914 0 484.244 462.166 479.030 1.425.440 51% 726.974
PT Nindya Karya Unaudited 2011 1.188.032 59.208 50.380 1.297.620 1.086.884 100.000 1.186.884 59.500 - - - 51.237 110.737 100% 110.737
PT Hutama Karya Audited 2011 3.789.740 281.564 4.071.303 2.981.574 471.010 3.452.584 159 200.000 418.560 618.560 100% 618.560
PT Wijaya Karya Tbk Audited 2011 5.838.852 2.067.122 417.006 8.322.980 5.127.209 976.395 6.103.604 147.815 602.727 611.572 2.581 854.681 2.071.561 66,37% 1.374.895
Perum Perumnas Audited 2011 1.471.673 726.275 17.793 2.215.741 623.557 929.085 1.552.641 564 1.000 469.901 5.068 55.036 131.530 662.535 100% 662.535
PT Brantas Abipraya Audited 2011 386.407 253.708 640.116 272.638 205.981 478.619 10.000 151.554 7.585 (7.643) 161.497 100% 161.497
PT Bina Karya Audited 2011 37.857 26.259 64.116 24.152 22.227 46.379 2.728 - - 9.636 5.373 17.737 100% 17.737
PT Indah Karya Audited 2011 13.657 7.046 20.703 17.796 1.363 19.159 7.000 - (5.455) 1.545 100% 1.545
PT Yodya Karya Audited 2011 78.233 4.171 1.925 84.329 54.263 5.584 59.847 8.000 - 11.356 5.127 24.482 100% 24.482
PT Indra Karya Audited 2011 62.519 17.257 79.775 49.577 23.476 73.053 - 2.000 - - - 4.723 6.723 100,00% 6.723
PT Virama Karya Audited 2011 34.362 20.761 55.122 34.161 5.359 39.521 10.000 - - 5.602 15.602 100% 15.602
PT Kawasan Berikat Nusantara Audited 2011 182.027 528.229 8.858 719.114 66.408 29.672 96.080 - 363.945 - 112.505 146.584 623.033 73,15% 455.749
PT Kawasan Industri Makassar Audited 2011 47.482 25.118 1.467 74.066 7.268 1.458 8.726 40.000 - - 13.491 11.850 65.341 60% 39.205
PT Kawasan Industri Medan Audited 2011 133.469 38.717 2.525 174.711 16.681 18.131 34.812 30.000 109.900 139.900 60% 83.940
PT Kawasan Industri Wijayakusuma Audited 2011 34.613 16.295 50.908 7.978 7.978 25.863 - - 17.067 42.930 51,09% 21.933
PT PDIP Batam Audited 2011 34.401 59.567 93.968 7.662 35.766 43.428 - 19.000 7.184 - 26.442 (2.086) 50.540 100% 50.540
PT Varuna Tirta Prakasya Audited 2011 66.240 16.262 3 82.505 88.338 4.922 93.260 11.000 (21.755) (10.755) 100% (10.755)
PT Bhanda Ghara Reksa Audited 2011 217.602 51.636 27.477 296.715 109.405 6.151 115.556 60.000 121.159 181.159 100% 181.159
PT Bank Mandiri Tbk Audited 2011 120.723.005
120 723 005 423.918.798
423 918 798 7.249.901
7 249 901 551.891.704
551 891 704 454.707.167
454 707 167 34.530.129
34 530 129 489.237.296
489 237 296 861.189
861 189 11.666.667
11 666 667 17.195.760
17 195 760 - (574.735)
(574 735) 33.505.527
33 505 527 61.793.219
61 793 219 60,00%
60 00% 37.075.931
37 075 931
PT Bank BRI Tbk Audited 2011 161.441.996 303.163.783 5.293.505 469.899.284 395.324.538 24.754.417 420.078.955 45.769 6.167.291 2.773.858 - 814.157 40.019.254 49.774.560 56,75% 28.247.063
PT Bank BNI Tbk Audited 2011 80.144.968 213.562.438 5.350.755 299.058.161 238.819.032 22.396.104 261.215.136 109.870 9.054.807 14.568.468 (312.172) 14.422.051 37.733.154 60% 22.639.892
PT Bank BTN Tbk Audited 2011 28.086.499 58.133.487 2.901.473 89.121.459 63.763.830 18.035.986 81.799.816 4.417.985 794.518 35.181 2.073.959 7.321.643 71,91% 5.264.993
PT JIWASRAYA Audited 2011 7.229.325 303.811 432.342 7.965.478 129.119 6.483.012 6.612.131 430 235.000 - - 721.075 396.842 1.352.917 100% 1.352.917
PT ASABRI Audited 2011 231.765 7.800.143 4.300 8.036.208 54.537 6.568.266 6.622.803 200.000 265.440 947.965 1.413.405 100% 1.413.405
PT JAMSOSTEK Audited 2011 114.506.122 517.097 1.351.820 116.375.039 100.739.473 10.814.577 111.554.050 2 1.000.000 808.782 - 1.059.984 1.952.221 4.820.986 100% 4.820.986
PT TASPEN Audited 2011 18.371.747 81.562.208 63.513 99.997.469 4.422.226 89.547.637 93.969.863 3.857 100.000 - - 2.810.526 3.113.222 6.023.748 100% 6.023.748
PT ASKES Audited 2011 6.614.290 6.473.228 2.366 13.089.884 4.398.645 173.849 4.572.494 8.680 1.000.000 (3.245) 7.511.955 8.508.710 100% 8.508.710
PT JASINDO Audited 2011 3.113.084 161.945 49.307 3.324.337 1.018.563 996.949 2.015.512 4.858 425.000 - - 625.654 253.312 1.303.966 100% 1.303.966
PT RUI Audited 2011 1.137.930 42.249 1.823 1.182.002 694.922 435.281 1.130.203 5 40.000 - - 11.276 519 51.794 100% 51.794
PT JASA RAHARJA Audited 2011 283.770 6.285.678 6.569.448 2.018.993 52.560 2.071.553 24.053 1.800.000 89.408 2.584.434 4.473.842 100% 4.473.842
PT ASEI Audited 2011 195.911 771.549 967.460 210.170 64.405 274.575 300.000 - - 2.044 390.840 692.885 100% 692.885
PT ASKRINDO Audited 2011 542.921 3.472.585 4.015.505 772.727 233.749 1.006.476 3 3.200.000 - 18.351 (209.324) 3.009.027 100% 3.009.027
PERUM JAMKRINDO Audited 2011 4.622.670 301.205 5.300 4.929.175 676.535 819.010 1.495.544 1.849.733 1.200.000 - 11.526 372.371 3.433.630 100% 3.433.630
PT PPA Audited 2011 6.407.845 1.764.070 60.780 8.232.695 4.784.179 100.308 4.884.487 6.231 2.801.359 (123.391) 664.009 3.341.977 100% 3.341.977
PT Danareksa Audited 2011 2.887.560 133.400 29.486 3.050.446 553.327 1.955.858 2.509.185 101 701.480 85.927 - (246.246) 541.161 100% 541.161
PT Permodalan Nasional Madani Audited 2011 3.593.201 85.058 8.246 3.686.505 2.337.790 821.326 3.159.116 4.934 300.000 (270) 222.725 522.455 100% 522.455
Perum Pegadaian Audited 2011 25.537.221 682.132 - 26.219.353 17.689.388 4.453.602 22.142.990 205.000 46.252 3.825.111 4.076.363 100% 4.076.363
PT PANN Multi Finance Audited 2011 2.952.918 59.262 259.918 3.272.098 533.773 5.659.681 6.193.455 45.997 192.066 - 86.850 (3.246.269) (2.921.356) 93% (2.718.030)
PT Bahana PUI Audited 2011 2.365.125 782.827 54.373 3.202.325 982.008 2.218.977 3.200.985 369.703 22.500 - - (101.186) (289.678) (368.364) 100% (368.364)
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 9
KEWAJIBAN TAMBAHAN
AKTIVA TIDAK KEWAJIBAN % SAHAM KEPEMILIKAN
BUMN STATUS LAPORAN KESEHATAN AKTIVA LANCAR AKTIVA LAIN TOTAL AKTIVA JANGKA TOTAL KEWAJIBAN HAK MINORITAS MODAL SAHAM MODAL BPBYDS EKUITAS LAIN LABA DITAHAN TOTAL EKUITAS
LANCAR JANGKA PENDEK NEGARA NEGARA
PANJANG DISETOR
14=(9+10+11+12
1 2 3 4=(1+2+3) 5 6 7=(5+6) 8 9 10 11 12 13 15
+13) 16=(14*15)
PT Perusahaan Perdagangan Indonesia Audited 2011 554.950 405.269 - 960.219 823.820 572.538 1.396.358 643 156.200 86 - (593.069) (436.782) 100% (436.782)
PT Sarinah Audited 2011 115.089 106.314 14.333 235.736 85.700 22.652 108.352 2 46.850 - - 80.532 127.382 100% 127.382
PT Surveyor Indonesia Audited 2011 472.710 87.406 560.117 129.768 67.212 196.980 25.000 - - 338.136 363.136 85,12% 309.102
PT Sucofindo Audited 2011 683.481 250.656 63.406 997.542 350.937 105.785 456.722 300.000 740 240.080 540.820 95% 513.779
PT BKI Audited 2011 152.024 80.269 - 232.293 51.827 5.780 57.607 45.000 - - - 129.686 174.686 100% 174.686
PT Hotel Indonesia Natour Audited 2011 311.288 297.936 32.310 641.534 69.990 454.629 524.619 - 101.700 82 - 12.704 2.428 116.914 100% 116.914
PT TWC PBR Audited 2011 50.918 96.664 16.324 163.906 20.721 4.444 25.165 79.502 106 - (1.230) 60.365 138.742 100% 138.742
PT Pengembangan Pariwisata Bali Audited 2011 233.396 88.520 614.865 936.781 19.128 57.151 76.279 616 707.660 106.480 45.747 859.887 100% 859.887
PT Berdikari LK Audited 2010 628.800 130.183 - 758.983 514.010 67.121 581.131 15 75.000 99.837 2.999 177.836 100% 177.836
PT Jasa Marga Tbk Audited 2011 3.996.741 17.435.393 21.432.134 3.768.596 8.423.258 12.191.853 911.490 3.400.000 2.335.525 - (9.504) 2.602.769 8.328.790 70% 5.830.153
PT Pengerukan Indonesia Audited 2011 136.059 366.405 502.464 176.029 25.106 201.135 482.923 58.699 - 4.165 (244.458) 301.329 100% 301.329
PT Pos Indonesia Audited 2011 3.347.059 846.601 4.193.660 3.282.739 317.425 3.600.164 (30.532) 425.000 - 29.936 169.092 624.028 100% 624.028
PT Kliring Berjangka Indonesia Audited 2011 720.963 20.138 5.317 746.418 523.825 2.915 526.740 102.000 - - 74.343 43.336 219.679 100% 219.679
PT Survai Udara Penas Unaudited 2011 1.997 6.063 - 8.060 16.131 720 16.851 - 13.000 - - - (21.791) (8.791) 100% (8.791)
GRAND TOTAL 141 1.021.117.940 1.892.349.687 34.557.473 2.948.025.100 1.618.480.760 619.967.025 2.238.447.785 19.572.135 260.316.294 54.712.675 42.693.681 (6.127.855) 338.410.389 690.005.185 573.317.888
LKBUN Tahun 2011 (Audited) Lampiran 10
L10
LKBUN Tahun 2011 (Audited) Lampiran 11
Kepemilikan
% Saham
No. Nama Perusahaan Sumber a) Nilai Ekuitas Pemerintah Per 31
Kepemilikan RI
Desember 2011
Audited 2011
1 PT Indonesia Asahan Alumunium (INALUM) 41,12% 8.388.009.577.712 3.449.149.538.355
(31 Maret 2011)
2 PT Surabaya Indah Estate Rungkut (SIER) Audited 2011 50,00% 229.367.676.116 114.683.838.058
3 PT Jayakarta Indah Estate Pulogadung (JIEP) Unaudited 2011 50,00% 210.052.236.000 105.026.118.000
4 PT Asean Aceh Fertilizer Proses Likuidasi -
5 PT Asean Copper Product n.a. -
Jumlah I 3.668.859.494.413
% Saham
No. Nama Perusahaan Sumber a) Saham Jumlah Saham Kepemilkan Pemerintah
Kepemilikan RI
JUMLAH II 593.097.113.750
JUMLAH I + II 4.261.956.608.163
L11
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 12
Catatan:
1. Kurs Special Drawing Right (SDR) IMF adalah kurs official IMF per 30 Desember 2011, SDR1 = USD 1.535266
2. Kurs USD adalah kurs tengah BI pada tanggal 30 Desember 2011, yaitu USD 1 = Rp 9068
3. Kurs Euro adalah kurs tengah BI pada tanggal 30 Desember 2011, yaitu, EUR1 = USD 11738,99
4. Kurs Islamic Dinar (ID) sama dengan kurs Special Drawing Right (SDR) IMF pada tanggal 30 Desember 2011
5. Kurs franc Perancis ke Euro adalah tetap sebesar EUR 1 = 6.55957
6. Kurs Euro ke USD adalah kurs IMF per 30 Desember 2011, EUR1 = USD 1.2939
7. Pada tahun 2012 Indonesia akan membayar hutang promissory note IBRD sebesar Rp 39.174.191.965,2.
8. Hutang ke BI adalah dana talangan BI kepada Pemerintah ketika BI masih menjadi bagian dari Pemerintah (sebelum berlakukan UU tentang independensi BI tahun 2009).
Kemenkeu dan BI sedang membahas proses penyelesaiannya.
L13
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 14
L14
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 14
L 14
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 14
L 14
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 15
ASET TANAH KKKS YANG DICATAT PADA NERACA LKBUN TAHUN 2011
L15
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 15
42 PT PERTAMINA EP REGION JAWA BAGIAN BARAT JAWA BAGIAN BARAT - 68.597.208.000,00 Hasil IP 2011
43 Chevron Indonesia Company East Kalimantan 11.924.889 475.008.806.000,00 Hasil IP 2011
44 PT PERTAMINA EP Cepu 89.369 30.319.456.000,00 Hasil IP 2011
TOTAL 573.925.470.000,00
TOTAL 667.919.254 14.362.284.169.984,00
kurs 1 US$ = Rp9.400
L15
LKBUN Audited Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 16
Jumlah
Kontraktor Kontrak Kerja Sama Kontrak Area Hasil IP Aset Non Tanah
No Aset
(KKKS) (Block)
Nilai Perolehan (USD) (Rp)
1 2 3 4 5 6
KKKS PRODUKSI
1 BOB PT Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu Coastal Plain Pekanbaru 6.765 223.156.225 962.528.383.135
2 BP Berau Ltd. Berau
3 BP Muturi Ltd. Muturi 221 625.356.492 6.420.196.686.910
4 BP WIRIAGAR Wiriagar
5 Camar Resources Canada Ltd. Bawean 159 47.546.153 207.800.598.620
6 Chevron
Ch IIndonesia
d i CCompany (Ci
(Cico)*
)* East
E t Kalimantan
K li t 4.201
4 201 736.851.012
736 851 012 3.705.065.244.719
3 705 065 244 719
7 Chevron Makassar Ltd. Makassar Strait 97 435.514.026 2.373.190.921.407
8 Citic Seram Ltd. Seram Non Bula 701 65.428.478 355.539.808.623
9 CNOOC South East Sumatera Ltd. Southeast Sumatera 1.681 704.397.899 4.307.496.957.285
10 ConocoPhillips (Grissik) Ltd. Corridor 1.141 867.098.247 5.402.435.174.739
11 ConocoPhillips (South Jambi) Ltd. South Jambi B 255 47.765.930 278.741.845.786
12 ConocoPhillips Indonesia Ltd. South Natuna Sea B 1.972 2.288.497.258 20.830.850.030.970
13 Energy Equity EPIC (Sengkang) Pty Ltd. Sengkang 501 17.159.299 74.092.281.835
14 ExxonMobil Indonesia Inc. Block B 4.865 1.122.134.334 4.977.143.088.940
15 Hess (Indonesia Pangkah) Ltd. Pangkah 272 347.575.097 3.519.113.744.796
16 JOB Pertamina - Golden Spike Ltd Raja Pendopo 41 8.098.151 75.912.082.730
17 JOB Pertamina-Costa International Group Ltd. North Gebang 188 39.865.582 167.223.579.061
18 JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi Senoro-Toili 28 10.653.763 116.093.590.199
19 JOB Pertamina-PetroChina East Java Tuban 1.007 103.963.783 696.119.418.879
20 JOB Pertamina-PetroChina Salawati Kepala
p Burung g 205 22.220.684 129.918.609.542
21 JOB Pertamina-Talisman (Ogan Komering) Ltd. Ogan Komering 1.001 53.971.488 302.934.160.227
22 JOB Pertamina-Talisman Jambi Merang Jambi Merang 285 590.664 5.575.792.147
23 Kalila (Korinci Baru) Pty Ltd. Korinci Baru 102 10.269.906 88.309.436.143
24 Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. Bula 900 6.028.908 31.338.286.668
L16
LKBUN Audited Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 16
Jumlah
Kontraktor Kontrak Kerja Sama Kontrak Area Hasil IP Aset Non Tanah
No Aset
(KKKS) (Block)
Nilai Perolehan (USD) (Rp)
1 2 3 4 5 6
25 Kangean Energy Indonesia Kangean 383 339.216.478 962.929.613.541
26 Kodeco Energygy Co. Ltd. West Madura 339 221.500.439
500 39 2.090.598.649.436
090 598 6 9 36
27 Kondur Petroleum S.A. Malacca Strait 1.314 170.678.511 870.230.911.831
28 Lapindo Brantas Inc. Brantas 219 18.810.200 128.101.350.329
29 Mobil Cepu Ltd. Cepu 1.317 88.533.669 826.944.954.045
30 Mobil Exploration Indonesia North Sumatera Offshore 589 437.154.022 2.429.479.131.736
31 MontD
MontD'Or
Or Tungkal Oil Ltd. Tungkal 57 14 310 596
14.310.596 132 233 579 776
132.233.579.776
32 Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd Offshore Northwest Java 15 358.564.948 2.085.904.759.378
33 Perusda Benuo Taka Wailawi 521 8.141.964 38.980.990.984
34 PetroChina International (Bangko) Ltd. Bangko 23 409.011 3.827.014.250
35 PetroChina International (Bermuda) Ltd. Salawati Basin 2.863 76.970.452 386.189.722.754
36 PetroChina International (Jabung) Ltd
Ltd. Tanjung Jabung 5.632
5 632 520.951.856
520 951 856 4.379.413.803.338
4 379 413 803 338
37 Petroselat Ltd. Selat Panjang 80 4.795.594 36.406.235.432
38 Premier Oil Natuna Sea BV Natuna Sea Block A 614 305.126.859 1.930.334.016.637
39 PT Chevron Pacific Indonesia Siak 300 11.355.965 48.073.381.431
40 PT Chevron Pacific Indonesia Rokan 49.437 3.081.069.208 17.533.562.672.650
41 PT.SPR
PT SPR Langgak Mountain Front Kuantan 90 3 689 212
3.689.212 21 743 118 651
21.743.118.651
42 PT Medco E&P Indonesia South & Central Sumatera 1.123 125.149.323 945.928.371.658
43 PT Medco E&P Lematang Lematang 27 72.692.535 632.459.522.762
44 PT Medco E&P Malaka Block A 1 32.080 113.338.000
45 PT Medco E&P Rimau Barisan Rimau 2.411 179.939.127 1.257.192.761.282
46 PT Medco E&P & Tarakan Tarakan 186 30.446.205 211.008.547.572
47 PT Pertamina EP* Indonesia 3.963 639.296.217 5.666.761.000.475
48 Santos (Madura) Pty Ltd. Madura 13 15.988.607 148.694.046.377
49 Santos (Sampang) Pty Ltd. Sampang 43 94.343.073 904.968.630.104
50 Star Energy (KAKAP) Ltd. Kakap 707 379.049.130 1.881.318.722.421
51 Total E&P Indonesie Mahakam 7.032 3.237.019.830 28.778.336.795.030
52 Total E&P Indonesie Tengah Area 54 22.335.338 212.193.394.037
53 Triangle Pase Inc Pase 37 60.313.435 427.090.461.000
54 Vico Indonesia Co. Sanga-sanga 3.672 1.199.777.816 6.125.994.488.706
SUB TOTAL KKKS PRODUKSI 109.650 19.501.805.079 136.124.633.708.984
L16
LKBUN Audited Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 16
Jumlah
Kontraktor Kontrak Kerja Sama Kontrak Area Hasil IP Aset Non Tanah
No Aset
(KKKS) (Block)
Nilai Perolehan (USD) (Rp)
1 2 3 4 5 6
KKKS EKSPLORASI
55 Anadarko Indonesia Company North East Madura II 12 30.121,00 274.366.543,00
56 Anadarko Indonesia Nunukan Company Nunukan 5 151.231,00 1.687.112.240,00
57 Anadarko Papalang Ltd. Papalang 14 23.778 215.381.124
58 Anadarko Popodi Ltd. Popodi 14 23.778 215.381.124
59 Bungamas International Co. Bungamas 23 186 894
186.894 1 673 658 210
1.673.658.210
60 Elnusa Bangkanai Energy Ltd. Bangkanai 21 25.053,00 193.042.264,00
61 ENI Ambalat Ltd. Ambalat
62 ENI Bukat Ltd. Bukat 77 295.765 1.888.014.066
63 ENI Krueng Mane Ltd. Offshore North Aceh 9 49.646,00 298.009.358
64 ENI Muara Bakau B B.V.
V Muara Bakau 5 7.639
7 639 69.692.883
69 692 883
65 ENI Bulungan B.V Bulungan
66 ExxonMobil Exploration and Production Indonesia (Mandar) Limited Mandar 1 313.721,59 3.435.251.410,50
67 ExxonMobil Exploration and Production Indonesia Surumana Limited Surumana 4 319.798,48 3.493.282.376,00
68 Husky Oil (Madura) Ltd. Madura Strait 95 31.590 304.215.294
69 Husky Oil North Sumbawa Ltd North Sumbawa 64 158 276
158.276 1 508 064 422
1.508.064.422
70 Inpex Masela Ltd Masaela 43 104.713 885.568.533
71 Irian Petroleum Ltd Manokwari 50 45.813 379.235.780
72 Kalila (Bentu) Ltd. Bentu Block 31 78.098 697.871.754
73 AED Rombebai B.V Rombebai 90 177.080 1.636.022.894
74 Pearl Oil
O (Sebuku)
(S ) S
Sebuku 18 240.684 2.264.167.432
75 Transworld Seruway Exploration LTD. 89 100.221 944.079.540
76 BP Bomberai Ltd Bomberai
SUB TOTAL KKKS EKSPLORASI 665 2.363.900 22.062.417.248
L16
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 17
Jumlah
Kontraktor Kontrak Kerja Sama Kontrak Area Sumur Tidak Digunakan
No Aset
(KKKS) (Block)
Nilai Perolehan ((USD)) ((Rp)
p)
1 2 3 4 5 6
KKKS PRODUKSI
L17
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 17
Jumlah
Kontraktor Kontrak Kerja Sama Kontrak Area Sumur Tidak Digunakan
No Aset
(KKKS) (Block)
Nilai Perolehan (USD) (Rp)
1 2 3 4 5 6
27 Kondur Petroleum S.A. Malacca Strait 2 523.322 2.311.117.255
28 Lapindo
p Brantas Inc. Brantas
29 Mobil Cepu Ltd. Cepu
30 Mobil Exploration Indonesia North Sumatera Offshore
31 MontD'Or Tungkal Oil Ltd. Tungkal
32 Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd Offshore Northwest Java 4 1.002.456 1.521.997.115
33 Perusda Benuo Taka Wailawi
34 PetroChina International (Bangko) Ltd. Bangko 15 1.504.467 13.867.595.915
35 PetroChina International (Bermuda) Ltd. Salawati Basin
36 PetroChina International (Jabung) Ltd. Tanjung Jabung 2 329.981 3.157.272.500
37 Petroselat Ltd. Selat Panjang 1 96.045 442.817.603
38 Premier Oil Natuna Sea BV Natuna Sea Block A
39 PT Chevron Pacific Indonesia Siak
40 PT Chevron Pacific Indonesia Rokan 255 13.653.673,00 34.841.928.737,00
41 PT.SPR Langgak Mountain Front Kuantan
42 PT Medco E&P Indonesia South & Central Sumatera
43 PT Medco E&P Lematang Lematang
44 PT Medco E&P Malaka Block A
45 PT Medco E&P Rimau Barisan Rimau
46 PT Medco E&P Tarakan Tarakan
47 PT Pertamina EP* Indonesia
48 Santos
S (Madura)
( ) Pty Ltd. Madura
49 Santos (Sampang) Pty Ltd. Sampang
50 Star Energy (KAKAP) Ltd. Kakap 21 13.782.983 60.608.368.588
51 Total E&P Indonesie Mahakam 131 96.026.008 750.802.929.482
52 Total E&P Indonesie Tengah Area
53 Triangle Pase Inc Pase
54 Vico Indonesia Co. Sanga-sanga 13 2.058.840 5.877.521.789
SUB TOTAL KKKS PRODUKSI 623 196.275.734 1.119.972.096.205
KKKS EKSPLORASI
L17
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 17
Jumlah
Kontraktor Kontrak Kerja Sama Kontrak Area Sumur Tidak Digunakan
No Aset
(KKKS) (Block)
Nilai Perolehan (USD) (Rp)
1 2 3 4 5 6
55 Anadarko Indonesia Company North East Madura II
56 Anadarko Indonesia Nunukan Company
p y Nunukan
57 Anadarko Papalang Ltd. Papalang
58 Anadarko Popodi Ltd. Popodi
59 Bungamas International Co. Bungamas
60 Elnusa Bangkanai Energy Ltd. Bangkanai
61 ENI Ambalat Ltd. Ambalat
62 ENI Bukat Ltd. Bukat
63 ENI Krueng Mane Ltd. Offshore North Aceh
64 ENI Muara Bakau B.V. Muara Bakau
65 ENI Bulungan B.V Bulungan
66 ExxonMobil Exploration and Production Indonesia (Mandar) Limited Mandar
67 ExxonMobil Exploration and Production Indonesia Surumana Limited Surumana
68 Husky Oil (Madura) Ltd. Madura Strait
69 Husky Oil North Sumbawa Ltd North Sumbawa
70 Inpex Masela Ltd Masaela
71 Irian Petroleum Ltd Manokwari
72 Kalila (Bentu) Ltd. Bentu Block
73 AED Rombebai B.V Rombebai
74 Pearl Oil (Sebuku) Sebuku
75 Transworld Seruway Exploration LTD.
76 BP Bomberai Ltd Bomberai
SUB TOTAL KKKS EKSPLORASI - - -
L17
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 17
Jumlah
Kontraktor Kontrak Kerja Sama Kontrak Area Subsequent Expenditure
No Aset
(KKKS) (Block)
Nilai Perolehan (USD) (Rp)
1 2 3 4 5 6
KKKS PRODUKSI
L17
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 17
Jumlah
Kontraktor Kontrak Kerja Sama Kontrak Area Subsequent Expenditure
No Aset
(KKKS) (Block)
Nilai Perolehan (USD) (Rp)
1 2 3 4 5 6
26 Kodeco Energy Co. Ltd. West Madura 27 14.223.847 140.742.033.423
27 Kondur Petroleum S.A. Malacca Strait 558 44.034.331 225.539.973.243
28 Lapindo Brantas Inc. Brantas 13 1.862.015 17.055.044.587
29 Mobil Cepu Ltd. Cepu 3 6.764 41.262.952
30 Mobil Exploration Indonesia North Sumatera Offshore 11 1.213.919 8.191.499.850
31 MontD'Or Tungkal Oil Ltd. Tungkal 14 243.351 2.374.006.133
32 Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd Offshore Northwest Java 5.036 2.046.606.392 8.586.206.989.619
33 Perusda Benuo Taka Wailawi
34 PetroChina International (Bangko) Ltd. Bangko
35 PetroChina International (Bermuda) Ltd. Salawati Basin 437 41.166.063 145.816.269.059
36 PetroChina International (Jabung) Ltd. Tanjung Jabung 1.270 148.154.702 1.399.370.950.720
37 Petroselat Ltd. Selat Panjang 1 3.790 35.000.650
38 Premier Oil Natuna Sea BV Natuna Sea Block A 162 114.834.929 1.610.055.947.049
39 PT Chevron Pacific Indonesia Siak
40 PT Chevron Pacific Indonesia Rokan
41 PT.SPR Langgak Mountain Front Kuantan
42 PT Medco E&P Indonesia South & Central Sumatera
43 PT Medco E&P Lematang Lematang
44 PT Medco E&P Malaka Block A
45 PT Medco E&P Rimau Barisan Rimau 9 1.515.128 16.527.649.948
46 PT Medco E&P Tarakan Tarakan
47 PT Pertamina EP* Indonesia
48 Santos (Madura) Pty Ltd. Madura 10 12.199.946 113.459.502.248
49 Santos (Sampang) Pty Ltd. Sampang 1 1.475 16.217.625
50 Star Energy (KAKAP) Ltd. Kakap 6 26.495 27.320.718
51 Total E&P Indonesie Mahakam 1.555 2.869.068.268 19.998.774.266.861
52 Total E&P Indonesie Tengah Area 3 20.829.854 196.196.396.145
53 Triangle Pase Inc Pase
54 Vico Indonesia Co. Sanga-sanga 133 37.069.898 178.227.862.741
SUB TOTAL KKKS PRODUKSI 13.893 8.589.424.524 44.345.498.225.493
L17
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 17
Jumlah
Kontraktor Kontrak Kerja Sama Kontrak Area Subsequent Expenditure
No Aset
(KKKS) (Block)
Nilai Perolehan (USD) (Rp)
1 2 3 4 5 6
KKKS EKSPLORASI
55 Anadarko Indonesia Company North East Madura II
56 Anadarko Indonesia Nunukan Company Nunukan
57 Anadarko Papalang Ltd. Papalang
58 Anadarko Popodi Ltd. Popodi
59 Bungamas International Co. Bungamas
60 Elnusa Bangkanai Energy Ltd. Bangkanai
61 ENI Ambalat Ltd. Ambalat
62 ENI Bukat Ltd. Bukat
63 ENI Krueng Mane Ltd. Offshore North Aceh
64 ENI Muara Bakau B.V. Muara Bakau
65 ENI Bulungan B.V Bulungan
66 ExxonMobil Exploration and Production Indonesia (Mandar) Limited Mandar
67 ExxonMobil Exploration and Production Indonesia Surumana Limited Surumana
68 Husky Oil (Madura) Ltd. Madura Strait
69 Husky Oil North Sumbawa Ltd North Sumbawa
70 Inpex Masela Ltd Masaela
71 Irian Petroleum Ltd Manokwari
72 Kalila (Bentu) Ltd. Bentu Block
73 AED Rombebai B.V Rombebai
74 Pearl Oil (Sebuku) Sebuku 4 6.179 57.124.884
75 Transworld Seruway Exploration LTD.
76 BP Bomberai Ltd Bomberai
SUB TOTAL KKKS EKSPLORASI 4 6.179 57.124.884
L17
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 17
Jumlah
Kontraktor Kontrak Kerja Sama Kontrak Area Aset Rusak Berat
No Aset
(KKKS) (Block)
Nilai Perolehan (USD) (Rp)
1 2 3 4 5 6
KKKS PRODUKSI
1 BOB PT Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu Coastal Plain Pekanbaru 979 18.667.081 29.583.750.371
2 BP Berau Ltd. Berau
3 BP Muturi Ltd. Muturi 7 687.823 835.940.459
4 BP WIRIAGAR Wiriagar
5 Camar Resources Canada Ltd. Bawean 26 1091276 1627215306
6 Chevron Indonesia Company (Cico)* East Kalimantan 1.446 10.154.570 27.078.758.965
7 Chevron Makassar Ltd. Makassar Strait
8 Citic Seram Ltd. Seram Non Bula 56 1.004.502 1.413.888.767
9 CNOOC South East Sumatera Ltd. Southeast Sumatera 1.164 25.495.803 43.732.641.273
10 ConocoPhillips (Grissik) Ltd. Corridor 26,00 2.678.951,00 4.317.686.254,18
11 ConocoPhillips
p ((South Jambi)) Ltd. South Jambi B 1 1.295 1.663.298
12 ConocoPhillips Indonesia Ltd. South Natuna Sea B 1.958,00 11.020.689,00 23.997.017.678
13 Energy Equity EPIC (Sengkang) Pty Ltd. Sengkang 69 995107,05 1520561964
14 ExxonMobil Indonesia Inc. Block B 1.697 76.377.427 117.377.647.479
15 Hess (Indonesia Pangkah) Ltd. Pangkah
16 JOB Pertamina - Golden Spike Ltd Raja Pendopo 10 1.107.629
1 107 629 10.252.883.251
10 252 883 251
17 JOB Pertamina-Costa International Group Ltd. North Gebang 3 4.404 7.795.000
18 JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi Senoro-Toili
19 JOB Pertamina-PetroChina East Java Tuban 232 723.431 1.272.693.074
20 JOB Pertamina-PetroChina Salawati Kepala Burung 101 3.274.604 13.949.906.189
21 Pertamina Talisman (Ogan Komering) Ltd.
JOB Pertamina-Talisman Ltd Ogan Komering 314 2339618 3419681606
22 JOB Pertamina-Talisman Jambi Merang Jambi Merang 31 29.093 272.586.687
23 Kalila (Korinci Baru) Pty Ltd. Korinci Baru
24 Kalrez Petroleum (Seram) Ltd. Bula 524 2.356.035,21 5.336.633.286,70
25 Kangean Energy Indonesia Kangean 98 1.682.082 2.039.641.273
L17
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 17
Jumlah
Kontraktor Kontrak Kerja Sama Kontrak Area Aset Rusak Berat
No Aset
(KKKS) (Block)
Nilai Perolehan (USD) (Rp)
1 2 3 4 5 6
26 Kodeco Energy Co. Ltd. West Madura 83 29.936.455 130.715.199.760
27 Kondur Petroleum S.A. Malacca Strait 54
5 308.736
308 36 1.470.408.642
0 08 6
28 Lapindo Brantas Inc. Brantas 20 111.186,00 182.741.529,00
29 Mobil Cepu Ltd. Cepu 37 264.432 438.698.838
30 Mobil Exploration Indonesia North Sumatera Offshore 13,00 37.173.535,82 56.565.504.881,08
31 MontD'Or Tungkal Oil Ltd. Tungkal
32 Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd Offshore Northwest Java 5 00
5,00 143 308 095 00
143.308.095,00 217 169 663 104
217.169.663.104
33 Perusda Benuo Taka Wailawi
34 PetroChina International (Bangko) Ltd. Bangko
35 PetroChina International (Bermuda) Ltd. Salawati Basin 619 4.164.022,58 7.136.416.368,00
36 PetroChina International (Jabung) Ltd. Tanjung Jabung 456 3.674.564,00 8.007.919.882
37 Petroselat Ltd
Ltd. Selat Panjang 65 118.537
118 537 142.878.748
142 878 748
38 Premier Oil Natuna Sea BV Natuna Sea Block A 89,00 373.497,33 276.558.568,44
39 PT Chevron Pacific Indonesia Siak 13 1.741.120 2.631.649.862
40 PT Chevron Pacific Indonesia Rokan 9.046 199.048.040,89 339.964.862.902,76
41 PT.SPR Langgak Mountain Front Kuantan
42 PT Medco E&P Indonesia South & Central Sumatera 283,00
283 00 952.461,57
952 461 57 1.381.652.019,00
1 381 652 019 00
43 PT Medco E&P Lematang Lematang 6 2.336.571 3.506.379.367
44 PT Medco E&P Malaka Block A 46 363.366 344.621.000
45 PT Medco E&P Rimau Barisan Rimau 178 3.960.450 7.131.641.551
46 PT Medco E&P Tarakan Tarakan 39 395.357 878.498.152
47 PT Pertamina EP** Indonesia 217 6858099,447 40.706.601.782,88
48 Santos (Madura) Pty Ltd. Madura
49 Santos (Sampang) Pty Ltd. Sampang
50 Star Energy (KAKAP) Ltd. Kakap 221 910.478 1.756.675.853
51 Total E&P Indonesie Mahakam 312,00 22.443.423,42 73.756.730.463,13
52 Total E&P Indonesie Tengah Area
53 Triangle Pase Inc Pase 17 9.876.713 18.410.547.185
54 Vico Indonesia Co. Sanga-sanga 858 58.832.439 111.929.946.792
SUB TOTAL KKKS PRODUKSI 21.419 686.843.001 1.312.544.389.430
L17
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 17
Jumlah
Kontraktor Kontrak Kerja Sama Kontrak Area Aset Rusak Berat
No Aset
(KKKS) (Block)
Nilai Perolehan (USD) (Rp)
1 2 3 4 5 6
KKKS EKSPLORASI
55 Anadarko Indonesia Company
p y North East Madura II
56 Anadarko Indonesia Nunukan Company Nunukan
57 Anadarko Papalang Ltd. Papalang
58 Anadarko Popodi Ltd. Popodi
59 Bungamas International Co. Bungamas
60 Elnusa Bangkanai Energy Ltd. Bangkanai
61 ENI Ambalat Ltd. Ambalat 2 4.310 5.255.989
62 ENI Bukat Ltd. Bukat 11 137.432 165.413.966
63 ENI Krueng Mane Ltd. Offshore North Aceh 46 245.635 299.866.658
64 ENI Muara Bakau B.V. Muara Bakau
65 ENI Bulungan B B.V
V Bulungan
66 ExxonMobil Exploration and Production Indonesia (Mandar) Limited Mandar
67 ExxonMobil Exploration and Production Indonesia Surumana Limited Surumana
68 Husky Oil (Madura) Ltd. Madura Strait
69 Husky Oil North Sumbawa Ltd North Sumbawa 2 2.562 24.586.781
70 Inpex Masela Ltd Masaela 4 3.835
3 835 26.483.037
26 483 037
71 Irian Petroleum Ltd Manokwari 18 23.633 215.740.729
72 Kalila (Bentu) Ltd. Bentu Block
73 AED Rombebai B.V Rombebai 1 977 1.084.954
74 Pearl Oil (Sebuku) Sebuku 1 2.275 20.083.700
75 Transworld Seruway
S Exploration LTD. 1 552 6.008.154
76 BP Bomberai Ltd Bomberai
SUB TOTAL KKKS EKSPLORASI 86 421.212 764.523.968
L17
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 17
Jumlah
Kontraktor Kontrak Kerja Sama Kontrak Area Aset Dalam Proses penghapusan
No Aset
(KKKS) (Block)
Nilai Perolehan (USD) (Rp)
1 2 3 4 5 6
KKKS PRODUKSI
L17
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 17
Jumlah
Kontraktor Kontrak Kerja Sama Kontrak Area Aset Dalam Proses penghapusan
No Aset
(KKKS) (Block)
Nilai Perolehan (USD) (Rp)
1 2 3 4 5 6
26 Kodeco Energy Co. Ltd. West Madura 19 100.227,00 927.406.395,00
27 Kondur Petroleum S.A. Malacca Strait
28 Lapindo Brantas Inc. Brantas
29 Mobil Cepu Ltd. Cepu
30 Mobil Exploration Indonesia North Sumatera Offshore
31 MontD'Or Tungkal Oil Ltd. Tungkal
32 Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd Offshore Northwest Java
33 Perusda Benuo Taka Wailawi
34 PetroChina International (Bangko) Ltd. Bangko
35 PetroChina International (Bermuda) Ltd. Salawati Basin
36 PetroChina International (Jabung) Ltd. Tanjung Jabung
37 Petroselat Ltd. Selat Panjang
38 Premier Oil Natuna Sea BV Natuna Sea Block A
39 PT Chevron Pacific Indonesia Siak
40 PT Chevron Pacific Indonesia Rokan
41 PT.SPR Langgak Mountain Front Kuantan
42 PT Medco E&P Indonesia South & Central Sumatera
43 PT Medco E&P Lematang Lematang
44 PT Medco E&P Malaka Block A
45 PT Medco E&P Rimau Barisan Rimau
46 PT Medco E&P Tarakan Tarakan
47 PT Pertamina EP* Indonesia
48 Santos (Madura) Pty Ltd. Madura
49 Santos (Sampang) Pty Ltd. Sampang
50 Star Energy (KAKAP) Ltd. Kakap
51 Total E&P Indonesie Mahakam
52 Total E&P Indonesie Tengah Area
53 Triangle Pase Inc Pase
54 Vico Indonesia Co. Sanga-sanga
SUB TOTAL KKKS PRODUKSI 19 100.227 927.406.395
L17
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 17
Jumlah
Kontraktor Kontrak Kerja Sama Kontrak Area Aset Dalam Proses penghapusan
No Aset
(KKKS) (Block)
Nilai Perolehan (USD) (Rp)
1 2 3 4 5 6
KKKS EKSPLORASI
55 Anadarko Indonesia Company North East Madura II
56 Anadarko Indonesia Nunukan Company Nunukan
57 Anadarko Papalang Ltd. Papalang
58 Anadarko Popodi Ltd. Popodi
59 Bungamas International Co. Bungamas
60 Elnusa Bangkanai Energy Ltd. Bangkanai
61 ENI Ambalat Ltd. Ambalat
62 ENI Bukat Ltd. Bukat
63 ENI Krueng Mane Ltd. Offshore North Aceh
64 ENI Muara Bakau B.V. Muara Bakau
65 ENI Bulungan B.V Bulungan
66 ExxonMobil Exploration and Production Indonesia (Mandar) Limited Mandar
67 ExxonMobil Exploration and Production Indonesia Surumana Limited Surumana
68 Husky Oil (Madura) Ltd. Madura Strait
69 Husky Oil North Sumbawa Ltd North Sumbawa
70 Inpex Masela Ltd Masaela
71 Irian Petroleum Ltd Manokwari
72 Kalila (Bentu) Ltd. Bentu Block
73 AED Rombebai B.V Rombebai
74 Pearl Oil (Sebuku) Sebuku
75 Transworld Seruway Exploration LTD.
76 BP Bomberai Ltd Bomberai
SUB TOTAL KKKS EKSPLORASI ‐ ‐ ‐
L17
LKBUN Tahun 2011 (Audited) Lampiran 18
Per 31 Desember 2005* Per 31 Desember 2010 Hasil Inventarisasi dan Penilaian Koreksi (+/-) Per 31 Desember 2011
No. JENIS ASET
JUMLAH NILAI PENGALIHAN JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH NILAI (setelah konversi
NILAI (Rp) NILAI NILAI NILAI
ASET (Rp) ASET ASET ASET ASET ke Rupiah)*****
1 Surat Berharga
- Surat Berharga Treasury 37 286.574.211.485
- Surat Berharga Non Treasury 121 169.269.366.213
- Surat Berharga terkait PKPS 2 18.100.848.909
2 Penyertaan di Bank Lainnya 8 0
3 Penyertaan Non Bank 21 25.321.044.355
4 Pinjaman yang Diberikan
- Dikelola BPPN 11.785 2.129.067.262.645 16.051 4.083.423.025.982,22 7.811 21.234.418.492.623,50 (249) (66.725.462.426,29) 5.087 21.167.693.030.197,20 21.167.693.030.197,20
USD 232.633.139,50 USD 1.479.593.941,49 USD (7.426.018,01) USD 1.472.167.923,48 13.349.618.730.116,60
JPY 9.610.910,20 JPY 6.644.744.692,87 JPY 6.644.744.692,87 776.127.443.310,23
DEM 500.000,00 DEM 500.000,00 DEM 500.000,00 -
EUR 13.263.365,67 EUR 13.263.365,67 155.698.516.966,47
AUD 1.332.783,73 AUD 1.332.783,73 12.265.182.176,40
GBP 266.124,00 GBP 266.124,00 3.717.558.009,48
- Dikelola BDI** 1 19.489.668.884
5 Aktiva Non Inti
- NCA Properti 365 31.594.228.599 1.128 1.462.099.189.630,00 1.643 1.995.763.024.993,00 - (14.533.219.840,00) 1.643 1.981.229.805.153,00 1.981.229.805.153,00
- NCA Non Properti 7 293.510.290.511
- Inventaris*** 76.413 8.134.769.815 58.937 16.247.173.622,00 (21.952) (4.111.698.514,00) 36.985 12.135.475.108,00 12.135.475.108,00
6 Tagihan PKPS 17 2.235.982.000.000
1) Telah diserahkan kepada PUPN 8 12.967.404.025.762,90 - (143.406.199.826,36) 8 12.823.997.825.936,50 12.823.997.825.936,50
2) Eks Kepolisian Negara RI 8 8.099.131.770.000,00 3.374.286.230.000,00 8 11.473.418.000.000,00 11.473.418.000.000,00
3) Eks Kejaksaan Agung RI**** 7 - 5.309.460.899.431,10 7 5.309.460.899.431,10 5.309.460.899.431,10
7 Piutang Bank 13 1.249.659.000.000
8 Piutang Non Bank 3 20.000.000
9 Penempatan Antar Bank dan Nostro 2 83.698.000.000 n.a. 478.622.000.000,00 n.a. 478.622.000.000,00 478.622.000.000,00
10 Aktiva Lainnya 7 93.971.000.000
Jumlah 88.802 6.644.391.691.416 76.139 27.106.927.184.997,10 43.738 67.543.984.466.405,10
USD 232.633.139,50
JPY 9.610.910,20
DEM 500.000,00
Keterangan:
* Sumber data berasal dari Surat Tim Audit LKPP BPK RI No. 08/ST-6 LKPP/06/2006 tanggal 12 Juni 2006
** Telah disatukan dalam pinjaman yang dikelola BPPN
*** Nilai koreksi aset inventaris merupakan nilai tercatat aset inventaris yang dialihkan
**** Nilai indikasi
***** Menggunakan kurs tengah per 30 Desember 2011, kecuali matauang DEM
L18
LKBUN Tahun 2011 (Audited) Lampiran 19
L19
LKBUN Tahun 2011(Audited) LAMPIRAN 20
L20
LKBUN Tahun 2011(Audited) LAMPIRAN 20
TOTAL 16.242.092.564.001
Penjelasan terkait aset eks Pertamina untuk disajikan dalam Neraca LKBUN Tahun 2011, sebagai
berikut:
a. Pemanfaatan aset eks KKKS Pertamina senilai Rp16,2 Triliun oleh PT Pertamina EP dan
pemanfaatan aset di Jalan Tarogong 33 oleh Jakarta International School, saat ini sedang dalam
tahap finalisasi Perjanjian Sewa Aset.
b. Sehubungan dengan Temuan Pemeriksaan BPK, inventarisasi dan penilaian aset eks Pertamina
tersebut angka II akan dilaksanakan oleh 13 Kantor Wilayah dan 23 KPKNL di lingkungan DJKN
pada bulan Juni 2012 berkoordinasi dengan Pusat Pengelolaan Barang Milik Negara Kementerian
ESDM, PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina EP.
L20
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 21
L21
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 22
L22
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 22
Maturity
No. Seri Principle Rate (%) Accrued Interest
Date
L22
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 22
Maturity
No. Seri Principle Rate (%) Accrued Interest
Date
L22
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 23
L23
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 23
L23
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 24
L24
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 25
Tahun
No. Petunjuk Penyelesaian
2008 2009 2010 2011
1 Disertifikatkan a.n. Pemerintah RI 101 100 95 88
2 Disertifikatkan a.n. Pemda 445 445 433 409
3 Kompensasi 234 233 231 230
4 Ditukar 15 15 15 15
5 Hibah 1 1 1 1
6 Dikembalikan 0 0 0 0
7 Dikeluarkan 0 0 0 0
8 Beberapa Alternatif Petunjuk 133 132 131 129
9 Penelitian 81 79 79 77
Jumlah 1010 1005 985 949
L25
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 26
Petunjuk Penyelesaian
Disertifikatkan Disertifikatka Kompensasi Ditukar Hibah Dikembal Dikeluar Beberapa Penelitian
No. Kanwil Provinsi Jumlah
a.n. n a.n. Pemda ikan kan Alternatif
Pemerintah RI Petunjuk
1 I Banda Aceh Nangroe Aceh Darussala 0 3 3 5 0 0 0 4 0 15
2 II Medan Sumatera Utara 11 44 48 0 0 0 0 24 6 133
3 III Pekanbaru Sumatera Barat 1 2 1 0 0 0 0 3 4 11
4 Riau 0 5 0 0 0 0 0 2 0 7
5 Kepulauan Riau 3 47 0 0 0 0 0 6 2 58
6 IV Palembang Sumatera Selatan 2 16 5 2 0 0 0 6 10 41
7 Bangka Belitung 4 10 1 2 0 0 0 12 1 30
8 Jambi 2 9 1 0 0 0 0 0 0 12
9 V Bandar LampungLampung 1 8 1 0 0 0 0 4 1 15
10 Bengkulu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 VI Serang Banten 0 4 1 0 0 0 0 1 2 8
12 VII Jakarta DKI Jakarta 3 13 13 0 0 0 0 1 13 43
13 VIII Bandung Jawa Barat 7 47 34 0 0 0 0 1 1 90
14 IX Semarang Jawa Tengah 5 16 16 0 0 0 0 9 0 46
15 D.I Yogyakarta 0 1 3 0 0 0 0 0 3 7
16 X Surabaya Jawa timur 27 69 26 3 0 0 0 25 10 160
17 XI Pontianak Kalimantan Barat 15 74 45 0 0 0 0 6 17 157
18 XII Banjarmasin Kalimantan Selatan 2 2 5 0 0 0 0 0 0 9
19 Kalimantan Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 XIII Samarinda Kalimantan Timur 0 5 6 0 0 0 0 0 3 14
21 XIV Denpasar Bali 0 4 0 1 0 0 0 0 0 5
22 Nusa Tenggara Barat 0 0 0 1 0 0 0 2 0 3
23 Nusa Tenggara Timur 0 3 4 1 0 0 0 2 0 10
24 XV Makassar Sulawesi Selatan 3 10 13 0 0 0 0 7 3 36
25 Sulawesi Tenggara 0 0 1 0 0 0 0 2 0 3
26 Sulawesi Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
L26
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 26
Petunjuk Penyelesaian
Disertifikatkan Disertifikatka Kompensasi Ditukar Hibah Dikembal Dikeluar Beberapa Penelitian
No. Kanwil Provinsi Jumlah
a.n. n a.n. Pemda ikan kan Alternatif
Pemerintah RI Petunjuk
27 XVI Manado Sulawesi Tengah 1 4 1 0 0 0 0 0 0 6
28 Gorontalo 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
29 Maluku Utara 1 1 0 0 0 0 0 1 0 3
30 Sulawesi Utara 0 2 1 0 1 0 0 6 1 11
31 XVII Jayapura Papua 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3
32 Maluku 0 6 0 0 0 0 0 5 0 11
33 Irian Jaya Barat 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
Jumlah 88 409 230 15 1 0 0 129 77 949
Keterangan:
Dari total aset sebanyak 1.010 dalam lampiran PMK 188/PMK.06/2008, tersisa 949 karena selama tahun 2009 s.d. 2010 telah diselesaikan ABMA/C sebanyak 36 aset yaitu:
1. Pemantapan status ABMA/C menjadi BMN sebanyak 15 aset
2. Pemantapan status ABMA/C menjadi BMD sebanyak 42 aset
3. Pelepasan ABMA/C kepada pihak ketiga dengan pembayaran kompensasi sebanyak 4 aset
Direktur Jenderal Kekayaan Negara atas nama Menteri Keuangan dengan surat nomor S-320/MK.6/2009 tanggal 28 Oktober 2009 telah menetapkan kompensasi atas
ABMA/C di Jalan M.T. Haryono Nomor 94 Kutoarjo sebesar Rp 1.081.320.500,00 (satu miliar delapan puluh satu juta tiga ratus dua puluh ribu lima ratus rupiah) kepada
Yayasan Pendidikan Kristen Kutoarjo dengan diberikan keringanan sebesar 50%, pembayaran kompensasi telah dilunasi oleh YPPK Kutoarjo
L26
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 27
Petunjuk Penyelesaian
No. Kanwil Dimantapkan Dimantapka Kompensas Dikembalika Jumlah
Dikeluarkan
sebagai BMN n sebagai i n
BMD
1 I Banda Aceh 0 1 0 0 0 1
2 II Medan 0 4 0 0 0 4
3 III Pekanbaru 0 0 0 0 0 0
4 IV Palembang 0 0 0 0 0 0
5 V Bandar Lampung 0 1 0 0 0 1
6 VI Serang 0 1 0 0 0 1
7 VII Jakarta 0 4 0 0 0 4
8 VIII Bandung 0 3 0 0 0 3
9 IX Semarang 1 4 0 0 0 5
10 X Surabaya 0 6 1 0 0 7
11 XI Pontianak 0 2 0 0 0 2
12 XII Banjarmasin 3 1 0 0 0 4
13 XIII Samarinda 0 0 0 0 0 0
14 XIV Denpasar 2 1 0 0 0 3
15 XV Makassar 0 0 0 0 0 0
16 XVI Manado 1 0 0 0 0 1
17 XVII Jayapura 0 0 0 0 0
Jumlah 7 28 1 0 0 36
Keterangan:
Penyelesaian di Tahun 2009:
2 aset menjadi BMN, dan 3 aset dilepaskan ke pihak ketiga/swasta (total 5 aset)
Sehingga dari total ABMA/C sebanyak 1.010 dalam lampiran PMK 188/PMK.06/2008, 61 aset telah
diselesaikan statusnya, masih sisa 949 aset yang belum diselesaikan status hukumnya.
L27
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 28
REALISASI
JUMLAH TOTAL ASET
NO NAMA LEMBAGA APBN BELANJA BELANJA BELANJA BELANJA LAIN- SISA NON APBN KETERANGAN Keterangan BA
REALISASI BERSIH
PEGAWAI BARANG MODAL LAIN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) 8.692.307 606.000 5.404.196 661.911 - 6.672.107 2.020.200 1.357.936 - TA. 2011 Satker 007
2 Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) 3.000.000 - - - 3.000.000 3.000.000 - 16.313.705 40.312.976 TA. 2011 APBN/Non APBN 025
3 Badan Intelijen Negara (BOTASUPAL) 2.900.269 - 2.900.269 - - 2.900.269 - - - TA. 2011 Satker 050
4 Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) - - - - - - - BA Baru
5 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) - - - - - - - - - TA. 2011 Belum Aktif
6 Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) 25.000.000 3.050.132 16.174.149 - - 19.224.281 5.775.719 5.652.200 - TA. 2011 Satker 026
7 Badan Kebijaksanaan dan Pengendalian Pembangunan Perumahan dan P - - - - - - - - - TA. 2011 Belum Aktif 033
8 Badan Koordinasi Keamanan Laut (BAKORKAMLA) 356.830.000 5.503.295 68.421.781 199.617.114 - 273.542.190 83.287.810 471.208.029 - TA. 2011 Satker 034
9 Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN) 1.498.500 237.000 1.186.418 - - 1.423.418 75.082 1.498.500 - TA. 2011 Kegiatan 055
10 Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI) 15.000.000 8.190.776 3.595.560 3.188.664 25.000 15.000.000 - 60.366.531 - TA. 2011 Kegiatan 025
11 Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPP-S 38.628.745 918.119 32.139.918 3.721.288 - 36.779.325 1.849.420 24.038.674 - TA. 2011 Kegiatan 033
12 Badan Pengatur Hilir Migas (BPH MIGAS) 235.913.473 9.686.850 116.221.211 8.213.752 - 134.121.813 101.791.660 829.547.324 - TA. 2011 Satker 020
13 Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) - - - - - - - - - TA. 2009 Tdk dpt alokasi dana
14 Badan Pengelola Dana Abadi Umat (BP DAU) - - - - - - - 2.077.597.299 352.847.834 TA. 2011 Non APBN 025
15 Badan Pengelola KAPET Bandar Aceh Darussalam - Pembinaan Manajem 7.650.000 - 5.454.798 - - 5.454.798 2.195.202 3.551.698 - TA. 2011 Satker 033
16 Badan Pengelola KAPET Batui - Pembinaan Manajemen Pengelolaan 1.400.000 1.389.997 - - 1.389.997 10.003 2.428.331 - Smt I TA 2011 kegiatan 033
17 Badan Pengelola KAPET Batulicin - Pembinaan Manajemen Pengelolaan 4.350.438 - 3.430.819 - - 3.430.819 919.619 - - TA. 2009 kegiatan 033
18 Badan Pengelola KAPET Biak - Pembinaan Manajemen Pengelolaan - - - - - - - - - Smt 1 2009 kegiatan 033
19 Badan Pengelola KAPET Bima - Pembinaan Manajemen Pengelolaan 1.300.000 - 1.057.123 - - 1.057.123 242.877 - - Smt 1 2008 kegiatan 033
20 Badan Pengelola KAPET Bukari - Pembinaan Manajemen Pengelolaan 1.000.000 - 211.917 - - 211.917 788.083 - - TA. 2009 kegiatan 033
21 Badan Pengelola KAPET DAS KAKAB - Pembinaan Manajemen Pengelola 7.000.000 - 7.000.000 - - 7.000.000 - 4.823.034 - TA. 2011 kegiatan 033
22 Badan Pengelola KAPET Khatulistiwa - Pembinaan Manajemen Pengelola 6.409.000 - 6.334.299 - - 6.334.299 74.701 3.672.540 - TA. 2011 kegiatan 033
23 Badan Pengelola KAPET Manado Bitung - Pembinaan Manajemen Penge 2.850.000 - 2.787.244 - - 2.787.244 62.756 - - TA. 2009 Satker 033
24 Badan Pengelola KAPET Mbay - Pembinaan Manajemen Pengelolaan 1.000.000 - - - 982.970 982.970 17.030 - - TA. 2009 kegiatan 033
25 Badan Pengelola KAPET Parepare - Pembinaan Manajemen Pengelolaan 1.227.460 - 1.213.365 - - 1.213.365 14.095 - - TA. 2009 Satker 033
26 Badan Pengelola KAPET Sasamba - Pembinaan Manajemen Pengelolaan 8.809.000 - 8.446.276 67.400 - 8.513.676 295.324 5.333.974 - TA. 2011 Satker 033
27 Badan Pengelola KAPET Seram - Pembinaan Manajemen Pengelolaan 1.500.000 690.000 679.384 - - 1.369.384 130.616 - - TA. 2009 kegiatan 033
28 Badan Pengembangan Wilayah Surabaya - Madura (BP-SURAMADU) - - - - - - TA. 2011 BA Baru 109
29 Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Beba 140.000.000 - 139.429.899 139.429.899 570.101 14.704.594.148 580.474.000 TA. 2011 APBN/Non APBN 999
30 Badan Pengembangan Kawasan perdagangan Bebas dan Pelabuhan Beb 424.894.700 - - - 409.902.468 409.902.468 14.992.232 1.575.926.835 - TA. 2011 Satker 999
31 Badan Perlindungan Konsumen Nasional RI (BPKN) 14.810.550 3.174.310 7.638.437 699.476 - 11.512.223 3.298.327 - - TA. 2011 Satker 090
32 Badan Pertimbangan Kepegawaian (BAPEK) 1.169.667 251.710 173.045 153.189 523.603 1.101.547 68.120 - - TA. 2011 Kegiatan 088
33 Badan Pertimbangan Kesehatan Nasional (BPKN) - - - - - - - - - TA. 2011 Belum Aktif 024
34 Badan Pertimbangan Perfilman Nasional (BP2N) 48.385.876 - - - 47.795.485 47.795.485 590.391 8.455.326 Smt I TA 2011 Kegiatan 040
35 Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan - PNS (BAPERTARUM-PNS) - - - - - - - 3.946.777.286 347.608.904 TA. 2011 Non APBN 033
36 Badan Wakaf Indonesia (BWI) 4.500.631 1.538.968 2.961.032 - - 4.500.000 631 1.709.818 83.655 TA. 2011 APBN/Non APBN 025
37 Dewan Buku Nasional (DBN) - - - - - - - - - TA. 2011 Belum Aktif 023
38 Dewan Energi Nasional (DEN) 52.307.396 5.184.637 38.110.736 2.386.553 - 45.681.926 6.625.470 14.299.449 - TA. 2011 Satker 020
39 Dewan Gula Indonesia (DGI) 1.500.020 - - - 1.355.121 1.355.121 144.899 - - TA. 2011 Kegiatan 018
40 Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam - - - - - - - - - TA. 2011 Blm dpt dana dr APBN -
41 Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Bintan - - - - - - - - - TA. 2011 Blm dpt dana dr APBN -
42 Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun - - - - - - - - - TA. 2011 Blm dpt dana dr APBN -
43 Dewan Kelautan Indonesia (DEKIN) 10.880.000 - 10.617.487 64.902 - 10.682.389 197.611 1.439.937 - TA. 2011 Satker 032
44 Dewan Ketahanan Pangan (DKP) 5.108.860 - 4.277.227 - - 4.277.227 831.633 164.304 - TA. 2011 Kegiatan 018
45 Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN) 57.862.899 - - - 57.342.152 57.342.152 520.747 42.670 - TA 2010 Kegiatan 007
46 Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (DN KEK) - - - - - - - - - TA. 2011 Satker 035
47 Dewan Nasional Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (De - - - - - - - - - TA. 2011 Belum Aktif -
48 Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) 130.000.000 - 107.396.143 183.650 - 107.579.793 22.420.207 6.355.465 - TA. 2011 Satker 043
49 Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional (DEPANRI/LAPAN) 338.980 - 328.980 - 328.980 10.000 - - TA. 2011 Kegiatan 082
50 Dewan Pengembangan Kawasan Timur Indonesia (DPKTI) - - - - - - - - - TA. 2011 Belum Aktif
51 Dewan Pengupahan Nasional (DEPENAS) 703.568 498.800 95.918 - 108.850 703.568 - - - TA. 2011 Kegiatan 026
52 Dewan Pers 17.760.000 1.326.618 13.126.664 901.211 - 15.354.493 2.405.507 4.380.751 - TA 2011 Satker 059
L28
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 28
REALISASI
JUMLAH TOTAL ASET
NO NAMA LEMBAGA APBN BELANJA BELANJA BELANJA BELANJA LAIN- SISA NON APBN KETERANGAN Keterangan BA
REALISASI BERSIH
PEGAWAI BARANG MODAL LAIN
53 Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD) 3.607.710 - 2.090.104 - - 2.090.104 1.517.606 - - TA. 2011 Kegiatan 010
54 Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) 44.284.945 2.971.890 26.540.778 1.648.725 - 31.161.393 13.123.552 9.848.674 - TA 2011 Satker 007/999
55 Dewan Riset Nasional (DRN) 3.915.000 - 3.826.094 - - 3.826.094 88.906 1.236 - TA. 2011 Satker 042
56 Dewan Sumber Daya Air Nasional (DSDAN) 6.945.043 155.646 6.197.195 109.426 - 6.462.267 482.776 1.489.579 - TA. 2011 Satker 033
57 Dewan Teknologi Informasi Komunikasi Nasional (DETIKNAS) 3.000.000 1.336.000 205.000 - 1.025.000 2.566.000 434.000 - - TA. 2011 Kegiatan 059
58 Komisi Banding Merek 537.200.000 - 70.915.000 - - 70.915.000 466.285.000 - - TA. 2011 Kegiatan 013
59 Komisi Banding Paten 451.000.000 - 74.231.000 - - 74.231.000 376.769.000 - - TA. 2011 Kegiatan 013
60 Komisi Hukum Nasional (KHN) 11.147.029 778.500 7.625.570 86.597 - 8.490.667 2.656.362 1.559.686 - Smt I TA 2011 Satker 007
61 Komisi Informasi Pusat (KIP) - - - - - - - - - TA. 2011 Satker 059
62 Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik (KKH PRG) - - - - - - - - - TA. 2011 Belum Aktif
63 Komisi Kejaksaan Republik Indonesia 6.149.784 1.558.192 2.511.328 224.399 - 4.293.919 1.855.865 3.589.254 - TA. 2011 Satker 006
64 Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) 11.608.213 3.402.967 7.208.996 - - 10.611.963 996.250 7.125.678 - TA. 2011 Satker 060
65 Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (KOMNAS PEREM 10.438.793 3.338.400 5.075.725 75.525 - 8.489.650 1.949.143 - 8.766.721 TA. 2011 Kegiatan 074
66 Komisi Nasional Lanjut Usia (KOMNAS LANSIA) 3.556.700 1.058.860 668.730 - 1.728.625 3.456.215 100.485 - - TA 2011 Kegiatan 027 / 999
67 Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) 24.796.884 - - - 20.242.072 20.242.072 4.554.812 38.438.599 59.408.294 TA. 2011 Kegiatan 036
68 Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) - - - - - - - - - TA. 2011 Belum Aktif 025
69 Komisi Pengawas Persaingan Usaha ( KPPU ) - - - - - - - - - BA Baru 108
70 Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) 27.900.000 3.563.312 20.929.879 680.904 - 25.174.095 2.725.905 8.278.272 - TA. 2011 Satker 059
71 Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) 8.600.000 1.414.000 6.206.923 78.400 - 7.699.323 900.677 3.839.114 - TA. 2011 Satker 047
72 Komite Akreditasi Nasional (KAN) 6.945.237 - 6.663.636 - - 6.663.636 281.601 - - TA. 2011 Kegiatan 084
73 Komite Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Buruk untuk - - - - - - - - - TA. 2011 Tdk ada dana 026
74 Komite Ekonomi Nasional (KEN) - - - - - - - - - Smt I TA 2011 Belum Aktif
75 Komite Inovasi Nasional (KIN) 3.824.834.000 - - - 3.527.232.260 3.527.232.260 297.601.740 604.332.900 - Smt I TA 2011 Kegiatan 999
76 Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) - - - - - - - - - TA. 2011 Belum Aktif
77 Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur (KKPPI) 675.000 349.081 181.683 - 75.240 606.004 68.996 1.961.670 - TA. 2009 Kegiatan 055
78 Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) 34.829.089 - 20.688.261 7.834.899 - 28.523.160 6.305.929 36.306.529 - TA. 2011 Satker 022
79 Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadap 2.106.166 - - - 1.440.203 1.440.203 665.963 - - TA 2010 Kegiatan 036
80 Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) 12.600.000 5.200.637 1.038.960 - 3.563.635 9.803.232 2.796.768 4.959.653 - TA 2010 Satker 092
81 Komite Pengarahan Reformasi Birokrasi Nasional (KPRBN) - - - - - - - - - TA. 2011 Belum Aktif
82 Komite Privatisasi Perusaahaan Perseroan (Persero) 586.913 135.000 4.417 5.600 - 145.017 441.896 - - TA. 2011 Kegiatan 041
83 Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) 3.896.140 3.800.505 - - 3.800.505 95.635 913.598 - TA. 2011 Satker 015
84 Komite Standar Nasional untuk Satuan Ukuran (KSNSU) 713.178 - 608.797 - - 608.797 104.381 - - TA. 2011 Kegiatan 084
85 Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) 42.745.000 - 25.422.364 5.504.028 - 30.926.392 11.818.608 39.871.858 - TA. 2011 Satker 024
86 Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) - - - - - - - - - TA. 2011 Kegiatan 088
87 Lembaga Kerja Sama Tripartit Nasional (LKS TN) 1.321.035 899.400 262.937 - - 1.162.337 158.698 - - TA. 2011 Kegiatan 026
88 Lembaga Koordinasi dan Pengendalian Peningkatan Kesejahteraan Sosia - - - - - - - - - 0 Belum Aktif 027
89 Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) - - - - - - - - - TA. 2011 Non APBN -
90 Lembaga Penyiaran Publik RRI (LPP RRI) 706.101.000 - - - 676.904.143 676.904.143 29.196.857 4.484.555.684 - TA. 2011 Satker 999
91 Lembaga Penyiaran Publik TVRI (LPP TVRI) 696.917.000 - - 682.947.340 682.947.340 13.969.660 4.498.970.508 - TA. 2011 Satker 999
92 Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) - - - - - - - - - TA. 2011 Belum Aktif 007
93 Lembaga Produktivitas Nasional (LPN) 789.190 - 523.790 - 252.000 775.790 13.400 - - Smt I TA 2011 Kegiatan 026
94 Lembaga Sensor Film (LSF) 20.750.000 2.610.824 9.003.964 6.086.447 - 17.701.235 3.048.765 28.501.270 - TA 2011 Satker 040
95 Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan (MDTK) - - - - - - - - - TA. 2011 Belum Aktif 024
96 Ombudsman Republik Indonesia (ORI) - - - - BA Baru 110
97 Otorita Asahan - - - - - - - 746.947.319 46.746.678 TA. 2011 Non APBN -
98 Sekretariat Pengadilan Pajak 52.408.667 19.392.705 5.074.843 1.587.680 - 26.055.228 26.353.439 12.080.607 - TA. 2011 Satker 015
99 Staf Khusus Presiden 24.840.958 - 14.862.084 - - 14.862.084 9.978.874 - - TA. 2011 Kegiatan 007
100 Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan 70.754.012 11.336.341 23.234.265 12.730.166 - 47.300.771 23.453.241 - - TA. 2011 Satker 007
101 Komite Antar Departemen Bidang Kehutanan - - - - - - - - - TA. 2011 Belum Aktif 029
JUMLAH 8.300.145.025 100.358.970 814.377.221 256.511.906 5.575.876.066 6.747.124.162 1.553.020.863 34.305.107.452 1.436.249.062
L28
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 29
L29
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 30
Pendapatan
Pendapatan Total Beban Beban Non Surplus
No. Badan Hukum Milik Negara Non Total Beban
Operasional Pendapatan Operasional Operasional (Defisit)
Operasional
(1) (2) (3) (4) (5)=(3)+(4) (6) (7) (8)=(6)+(7) (9)=(5)-(8)
1 Yayasan Harapan Kita/ Badan Pengelola
67.750.900 - 67.750.900 65.921.227 1.944.552 67.865.779 (114.879)
dan Pengembangan TMII
2 Yayasan Sarana Wana Jaya/ Badan Pengelola
48.061.307 1.734.931 49.796.238 44.315.644 4.381.406 48.697.050 1.099.188
Gedung Manggala Wanabakti
3 Yayasan Gedung Veteran RI "Graha Purna Yudha" 4.907.533 - 4.907.533 3.588.257 146.754 3.735.011 1.172.522
4 Yayasan Bhumi Bhakti Adiguna - - - - - - -
5 Yayasan Gedung Arsip Nasional RI - - - - - - -
6 Yayasan Yustisia Dharmayukti Karini - - - - - - -
7 Yayasan Purna Bhakti (YARNATI) - - - - - - -
8 Yayasan Pengembangan BUMN - - - - - - -
TOTAL 120.719.740 1.734.931 122.454.671 113.825.128 6.472.712 120.297.840 2.156.831
L30
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 31
KENAIKAN
KODE AKUN URAIAN AKUN ANGGARAN REALISASI TA 2011 % REALISASI TA 2010
(PENURUNAN)
1 2 3 4 5 6 7
4 PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH 1.110.777.680.827.320 1.135.909.533.566.980 102,26% 950.123.543.157.850 185.785.990.409.132
41 Penerimaan Perpajakan 878.685.216.762.000 873.873.892.399.381 99,45% 723.306.668.621.739 150.567.223.777.642
411 Pendapatan Pajak Dalam Negeri 831.745.348.636.000 819.752.426.342.423 98,56% 694.392.134.931.291 125.360.291.411.132
4111 Pendapatan Pajak Penghasilan 431.977.019.922.000 431.121.712.728.316 99,80% 357.045.537.152.188 74.076.175.576.128
41111 Pendapatan PPh Migas 65.230.670.000.000 73.095.496.754.938 112,06% 58.872.731.112.807 14.222.765.642.131
411111 Pendapatan PPh Minyak Bumi 24.122.940.000.000 25.941.792.126.888 107,54% 22.833.341.093.125 3.108.451.033.763
411112 Pendapatan PPh Gas Alam 41.107.730.000.000 47.153.704.628.050 114,71% 36.039.390.019.682 11.114.314.608.368
411119 Pendapatan PPh Migas Lainnya 0 0- 0 0
L31
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 31
KENAIKAN
KODE AKUN URAIAN AKUN ANGGARAN REALISASI TA 2011 % REALISASI TA 2010
(PENURUNAN)
1 2 3 4 5 6 7
4112 Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai 298.441.393.727.000 277.800.076.679.384 93,08% 230.604.864.967.823 47.195.211.711.561
41121 Pendapatan PPN 298.441.393.727.000 264.377.821.470.207 88,59% 207.134.899.640.327 57.242.921.829.880
411211 Pendapatan PPN Dalam Negeri 0 157.178.437.931.519 - 124.270.086.028.947 32.908.351.902.572
411212 Pendapatan PPN Impor 0 107.000.114.903.086 - 82.705.863.862.547 24.294.251.040.539
411219 Pendapatan PPN Lainnya 0 199.268.635.602 - 158.949.748.833 40.318.886.769
4113 Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan 29.057.780.000.000 29.893.164.324.396 102,87% 28.580.589.978.740 1.312.574.345.656
41131 Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan 29.057.780.000.000 29.893.164.324.396 102,87% 28.580.589.978.740 1.312.574.345.656
411311 Pendapatan PBB Pedesaan 0 1.177.346.608.822 - 1.231.724.607.759 -54.377.998.937
411312 Pendapatan PBB Perkotaan 0 6.603.174.032.018 - 6.379.133.976.045 224.040.055.973
411313 Pendapatan PBB Perkebunan 0 985.954.945.312 - 906.563.035.437 79.391.909.875
411314 Pendapatan PBB Kehutanan 0 251.302.697.483 - 231.794.826.611 19.507.870.872
411315 Pendapatan PBB Pertambangan 0 397.619.412.898 - 499.103.659.423 -101.484.246.525
411316 Pendapatan PBB Migas 20.477.766.627.863 - 19.332.269.873.465 1.145.496.754.398
411319 Pendapatan PBB Lainnya 0 0 - 0 0
L31
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 31
KENAIKAN
KODE AKUN URAIAN AKUN ANGGARAN REALISASI TA 2011 % REALISASI TA 2010
(PENURUNAN)
1 2 3 4 5 6 7
411513 Pendapatan Cukai Minuman mengandung Ethyl Alkohol 2.411.761.228.000 3.583.211.248.830 148,57% 2.697.254.271.105 885.956.977.725
411514 Pendapatan Denda Administrasi Cukai 0 11.381.400.196 - 12.995.359.858 -1.613.959.662
411519 Pendapatan Cukai Lainnya 0 11.035.664.483 - 14.520.253.278 -3.484.588.795
412 Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional 46.939.868.126.000 54.121.466.056.958 115,30% 28.914.533.690.448 25.206.932.366.510
4121 Pendapatan Bea Masuk 21.500.792.207.000 25.265.863.309.375 117,51% 20.016.826.394.532 5.249.036.914.843
41211 Pendapatan Bea Masuk 21.500.792.207.000 25.265.863.309.375 117,51% 20.016.826.394.532 5.249.036.914.843
412111 Pendapatan Bea Masuk 23.783.424.990.710 - 18.599.690.058.915 5.183.734.931.795
412112 Pendapatan Bea Masuk ditanggung Pemerintah atas Hibah (S 0 3.173.020.085 - 2.061.591.716 1.111.428.369
412113 Pendapatan Denda Administrasi Pabean 0 391.846.604.781 - 540.590.656.021 -148.744.051.240
412114 Pendapatan Bea Masuk dalam rangka Kemudahan Impor Tuju 0 946.668.042.226 - 566.917.871.634 379.750.170.592
412115 Denda atas Sanksi Administrasi dari Pelaksanaan Pengawasa 0 15.000.000 - 10.000.000 5.000.000
412116 Pendapatan BM - DTP (Non Kas) 0 73.310.676.000 - 257.632.977.488 -184.322.301.488
412119 Pendapatan Pabean Lainnya 0 67.424.975.573 - 49.923.238.758 17.501.736.815
L31
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 31
KENAIKAN
KODE AKUN URAIAN AKUN ANGGARAN REALISASI TA 2011 % REALISASI TA 2010
(PENURUNAN)
1 2 3 4 5 6 7
412211 Pendapatam Bea Keluar 0 28.839.607.612.305 - 8.896.400.417.873 19.943.207.194.432
412212 Pendapatan Denda Administrasi Bea Keluar 0 12.094.053.103 - 591.535.995 11.502.517.108
412213 Pendapatan Bunga Bea Keluar 0 3.901.082.175 - 715.342.048 3.185.740.127
L31
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 31
KENAIKAN
KODE AKUN URAIAN AKUN ANGGARAN REALISASI TA 2011 % REALISASI TA 2010
(PENURUNAN)
1 2 3 4 5 6 7
4215 Pendapatan Perikanan 0 0- 0 0
42151 Pendapatan Perikanan 0 0- 0 0
421511 Pendapatan Perikanan 0 0 0 0
4216 Pendapatan Pertambangan Panas Bumi 356.110.000.000 562.702.273.747 158,01% 343.786.432.785 218.915.840.962
42161 Pendapatan Pertambangan Panas Bumi 356.110.000.000 562.702.273.747 158,01% 343.786.432.785 218.915.840.962
421611 Pendapatan Pertambangan Panas Bumi 356.110.000.000 562.702.273.747 158,01% 343.786.432.785 218.915.840.962
422 Pendapatan Bagian Laba BUMN 28.835.823.000.000 28.183.973.126.600 97,74% 30.096.932.694.265 -1.912.959.567.665
4221 Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba BUMN 28.835.823.000.000 28.183.973.126.600 97,74% 30.096.932.694.265 -1.912.959.567.665
42211 Pendapatan Laba BUMN Perbankan 3.627.944.570.000 3.627.944.571.970 100,00% 3.622.669.340.835 5.275.231.135
422111 Pendapatan Laba BUMN Perbankan 3.627.944.570.000 3.627.944.571.970 100,00% 3.622.669.340.835 5.275.231.135
42212 Pendapatan Laba BUMN Non-Perbankan 25.207.878.430.000 24.556.028.554.630 97,41% 26.474.263.353.430 -1.918.234.798.800
422121 Pendapatan Laba BUMN Non Perbankan 25.207.878.430.000 24.556.028.554.630 97,41% 26.474.263.353.430 -1.918.234.798.800
423116 Pendapatan Penjualan Informasi, Penerbitan, Film, Survey, Pemetaan dan Hasil Cetaka 17.662.500 - 0 17.662.500
423117 Pendapatan Penjualan Dokumen-dokumen Pelelangan 98.850.500 - 18.100.000 80.750.500
423118 Pendapatan Penjualan Cadangan Beras Pemerintah Dalam Rangka Operasi Pasar Mur 1.320.234.630.463 - -5.230.000 1.320.239.860.463
423119 Pendapatan Penjualan Lainnya 585.032.896 - 555.000 584.477.896
L31
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 31
KENAIKAN
KODE AKUN URAIAN AKUN ANGGARAN REALISASI TA 2011 % REALISASI TA 2010
(PENURUNAN)
1 2 3 4 5 6 7
423129 Pendapatan Penjualan Aset Lainnya yang Berlebih/Rusak/Dihapuskan 486.829.732 - 2.441.498.850 -1.954.669.118
42313 Pendapatan Penjualan dari kegiatan Hulu Migas 11.803.418.915.315 - 9.782.775.574.892 2.020.643.340.423
423131 Pendapatan Bersih Hasil Penjualan Bahan Bakar Minyak 0 - 401.648.482.797 -401.648.482.797
423132 Pendapatan Minyak Mentah (DMO) 11.757.316.445.743 - 9.225.089.194.939 2.532.227.250.804
423139 Pendapatan Lainnya dari kegiatan Hulu Migas 46.102.469.572 - 156.037.897.156 -109.935.427.584
423212 Pendapatan Tempat Hiburan/Taman/Museum dan Pungutan Usaha Pariwisata Alam (PU 18.112 0 18.112
423213 Pendapatan Surat Keterangan, Visa, Paspor, SIM, STNK, dan BPKB 3.206.054.000 -34.450.000 3.240.504.000
423214 Pendapatan Hak dan Perijinan 289.387.800 -4.527.708.084 4.817.095.884
423215 Pendapatan Sensor/Karantina, Pengawasan/Pemeriksaan 11.224.836.037 -19.134.000 11.243.970.037
423216 Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, Informasi, Pelatihan, Teknologi, Pendapatan BP 1.005.302.147.819 377.123.831.513 628.178.316.306
423217 Pendapatan Jasa Kantor Urusan Agama -3.810.000 0 -3.810.000
423218 Pendapatan Jasa Bandar Udara, Kepelabuhan, dan Kenavigasian 1.425.129.810 50.815.100 1.374.314.710
423219 Pendapatan Pelayanan Pertanahan -3.955.921 0 -3.955.921
L31
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 31
KENAIKAN
KODE AKUN URAIAN AKUN ANGGARAN REALISASI TA 2011 % REALISASI TA 2010
(PENURUNAN)
1 2 3 4 5 6 7
423228 Pendapatan Biaya Pengurusan Piutang dan Lelang Negara -4.000.000 -58.573.611 54.573.611
423229 Pendapatan Registrasi Dokter dan Dokter Gigi 0 0 0
42325 Pendapatan Atas Pengelolaan Rekening Tunggal Perbendaharaan (TSA) dan/atau atas 4.933.481.657.779 - 3.413.546.611.338 1.519.935.046.441
423251 Pendapatan atas Penerbitan SP2D dalam Rangka TSA 72.792.144.960 0 72.792.144.960
423252 Pendapatan atas Penempatan Uang Negara pada Bank Umum 0 859.561.646.841 -859.561.646.841
423253 Pendapatan dari Pelaksanaan Treasury National Pooling 193.977.521.312 119.677.153.779 74.300.367.533
423254 Pendapatan dari Penempatan Uang Negara pada Bank Indonesia 4.666.711.991.507 2.434.307.810.718 2.232.404.180.789
L31
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 31
KENAIKAN
KODE AKUN URAIAN AKUN ANGGARAN REALISASI TA 2011 % REALISASI TA 2010
(PENURUNAN)
1 2 3 4 5 6 7
423285 Pendapatan Denda Pelanggaran Lalu Lintas 0 0 0
4234 Pendapatan Kejaksaan Dan Peradilan Dan Hasil Tindak Pidan 450.060.779.952 400.506.928 0,09% 1.415.996 399.090.932
42341 Pendapatan Kejaksaan Dan Peradilan Dan Hasil Tindak Pidana Korupsi 400.506.928 - 1.415.996 399.090.932
423411 Pendapatan Legalisasi Tanda Tangan 497.308 6.850.825 -6.353.517
423412 Pendapatan Pengesahan Surat Dibawah Tangan 0 0 0
423413 Pendapatan Uang Meja (Leges) dan Upah Pada Panitera Badan Pengadilan (Peradilan) 1.727.200 -1.375.000 3.102.200
423414 Pendapatan Hasil Denda/Tilang dan sebagainya 230.225.400 -423.414 230.648.814
423415 Pendapatan Ongkos Perkara -22.415 -3.636.415 3.614.000
423416 Pendapatan Penjualan Hasil Lelang Tindak Pidana Korupsi 36.630.000 0 36.630.000
423417 Pendapatan Penjualan Hasil Lelang Gratifikasi 0 0 0
423419 Pendapatan Kejaksanaan dan Peradilan Lainnya 131.449.435 0 131.449.435
L31
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 31
KENAIKAN
KODE AKUN URAIAN AKUN ANGGARAN REALISASI TA 2011 % REALISASI TA 2010
(PENURUNAN)
1 2 3 4 5 6 7
4235 Pendapatan Pendidikan 453.103.948.006 2.488.227.700 0,55% -120.814.885.956 123.303.113.656
42351 Pendapatan Pendidikan 2.488.227.700 - -120.814.885.956 123.303.113.656
423511 Pendapatan Uang Pendidikan 964.500.000 -118.736.772.027 119.701.272.027
423512 Pendapatan Uang Ujian Masuk, Kenaikan Tingkat, dan Akhir Pendidikan 1.512.685.600 -7.000.000 1.519.685.600
423513 Pendapatan Uang Ujian untuk Menjalankan Praktek 0 -982.800.000 982.800.000
423519 Pendapatan Pendidikan Lainnya 11.042.100 -1.088.313.929 1.099.356.029
4236 Pendapatan Gratifikasi dan Uang Sitaan Hasil Korupsi 447.868.646.006 -4.140.024.862 -0,92% 35.540.000 -4.175.564.862
42361 Pendapatan Gratifikasi dan Uang Sitaan Hasil Korupsi -4.140.024.862 - 35.540.000 -4.175.564.862
423611 Pendapatan Uang Sitaan Hasil Korupsi yang Telah Ditetapkan Pengadilan -4.222.987.612 0 -4.222.987.612
423612 Pendapatan Gratifikasi yang Ditetapkan KPK Menjadi Milik Negara 30.100.000 0 30.100.000
423614 Pendapatan uang pengganti tindak pidana korupsi yang ditetapkan di pengadilan 0 0 0
423615 Pendapatan Hasil Pengembalian Uang Negara 52.862.750 0 52.862.750
4237 Pendapatan Iuran dan Denda 458.357.851.499 23.581.256.884 5,14% 42.765.511.874 -19.184.254.990
42371 Pendapatan Iuran Badan Usaha 0- 0 0
423711 Pendapatan Iuran Badan Usaha dari kegiatan usaha penyediaan dan pendistribusian BB 0 0 0
423712 Pendapatan Iuran Badan Usaha dari kegiatan usaha pengangkutan Gas Bumi melalui P 0 0 0
423713 Iuran Badan Usaha di bidang Pasar Modal dan Lembaga Keuangan 0 0 0
L31
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 31
KENAIKAN
KODE AKUN URAIAN AKUN ANGGARAN REALISASI TA 2011 % REALISASI TA 2010
(PENURUNAN)
1 2 3 4 5 6 7
423756 Pendapatan Denda Pelaksanaan Rekening Pengeluaran Bersaldo Nihil dalam Rangka T 516.230.678 -91.675 516.322.353
423757 Pendapatan Denda atas Pelaksanaan Penempatan Uang Negara di Bank Umum dab Ba 0 35.183.461 -35.183.461
423758 Pendapatan Denda atas Pelaksanaan Treasury National Pooling 1.554.710 0 1.554.710
423759 Pendapatan Denda atas Kekurangan/Keterlambatan Penyetoran Penerimaan Negara ol 2.947.516.687 36.726.891 2.910.789.796
423762 Pendapatan Denda atas Kekurangan/Keterlambatan Pembagian PBB/BPHTB oleh BO I 16.482.492 0 16.482.492
423922 Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yang Diderita Oleh Negara (Masuk TP 897.587.027 129.011.219 768.575.808
L31
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 31
KENAIKAN
KODE AKUN URAIAN AKUN ANGGARAN REALISASI TA 2011 % REALISASI TA 2010
(PENURUNAN)
1 2 3 4 5 6 7
423942 Pendapatan dari Selisih Untung Selisih Kurs UP Satker Perwakilan RI di Luar Negeri 0 0 0
43112 Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Barang 52.992.368.721 52.992.368.721
431121 Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Barang 0 52.992.368.721 0 52.992.368.721
43113 Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Uang 0 463.469.495.889 - 169.106.487.588 294.363.008.301
431132 Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Uang - Le 0 166.310.915.813 98.867.782.983 67.443.132.830
L31
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 31
KENAIKAN
KODE AKUN URAIAN AKUN ANGGARAN REALISASI TA 2011 % REALISASI TA 2010
(PENURUNAN)
1 2 3 4 5 6 7
431133 Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Uang - Pe 0 287.158.580.076 70.238.704.605 216.919.875.471
431139 Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Uang - La 0 10.000.000.000 0 10.000.000.000
43122 Pendapatan Hibah Luar Negeri Langsung Bentuk barang 0 499.204.355.709 - 0 499.204.355.709
431221 Pendapatan Hibah Luar Negeri Langsung Bentuk Barang – Pe 0 31.458.714.430 0 31.458.714.430
431222 Pendapatan Hibah Luar Negeri Langsung Bentuk Barang– Bila 0 467.745.641.279 0 467.745.641.279
L31
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 31
61112 Transfer Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan 28.281.482.553.025 28.281.482.553.025 100,00% 27.146.941.959.903
611121 Transfer DBH PBB untuk Propinsi 6.729.781.668.039 6.729.781.668.039 6.408.701.991.216
611122 Transfer DBH PBB untuk Kabupaten Kota 17.420.144.030.619 17.420.144.030.619 16.743.581.524.520
611123 Transfer DBH Biaya/Upah Pungut PBB untuk Propinsi 341.812.896.179 341.812.896.179 349.992.713.341
611124 Transfer DBH Biaya/Upah Pungut PBB untuk Kabupaten/Kota 866.132.791.624 866.132.791.624 826.120.809.545
611125 Transfer DBH PBB bagian Pemerintah Pusat yang di kembalikan ke Ka 2.923.611.166.564 2.923.611.166.564 2.818.544.921.281
61113 Transfer Dana Bagi Hasil Biaya Perolehan Hak atas Tanah dan Bangun 117.362.130 6.747.876.892 5749,62% 7.737.248.068.834
611131 Transfer DBH BPHTB untuk Propinsi 11.920.000 6.415.170.773 2.863.912.355.106
611132 Transfer DBH BPHTB untuk Kabupaten/Kota 57.119.882 284.383.871 3.506.858.637.648
611133 Transfer DBH BPHTB Bagian Pemerintah Pusat yang dikembalikan ke 48.322.248 48.322.248 1.366.477.076.080
6112 TRANSFER DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM 53.974.986.297.954 53.974.986.297.954 100,00% 45.165.724.598.146
61121 Transfer Dana Bagi Hasil Minyak Bumi 20.634.080.735.284 20.634.080.735.284 100,00% 20.567.117.652.257
611211 Transfer DBH Minyak Bumi 15% 19.502.862.904.433 19.213.993.511.490 98,52% 4.003.071.378.958
611212 Transfer DBH Minyak Bumi 0,5% 503.631.321.062 596.515.821.824 15.264.722.150.721
611214 Transfer DBH Minyak Bumi Dalam Rangka Otsus 627.586.509.789 823.571.401.970 805.708.152.486
611215 Transfer DBH Minyak Bumi 0,5% untuk Propinsi 0 0 108.148.736.726
611216 Transfer DBH Minyak Bumi 0,5% untuk Kabupaten/Kota Penghasil 0 0 385.467.233.366
61122 Transfer Dana Bagi Hasil Gas Bumi 16.672.249.758.993 16.672.249.758.993 100,00% 14.629.244.504.747
L31
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 31
61123 Transfer Dana Bagi Hasil Pertambangan Umum 14.498.126.522.475 14.498.126.522.475 100,00% 7.790.420.800.000
611231 Transfer DBH Iuran Tetap 242.999.565.975 242.999.565.975 16.697.264.742
611232 Transfer DBH Royalti 14.255.126.956.500 14.255.126.956.500 107.716.335.258
611233 Transfer DBH royalti untuk Propinsi 0 0 1.533.717.745.109
611234 Transfer DBH royalti untuk Kabupaten/Kota Penghasil 0 0 6.132.289.454.891
61124 Transfer Dana Bagi Hasil Pertambangan Panas Bumi 519.987.115.194 519.987.115.194 100,00% 305.837.001.838
611241 Transfer DBH Setoran bagian pemerintah 519.987.115.194 519.987.115.194 100,00% 60.837.746.196
611242 Transfer DBH Setoran bagian pemerintah untuk Kabupaten/Kota Pengh 0 0 244.999.255.642
61125 Transfer Dana Bagi Hasil Kehutanan 1.512.465.063.891 1.512.465.063.891 100,00% 1.753.104.639.304
611251 Transfer DBH IIUPH/IHPH 104.955.969.733 104.955.969.733 100,00% 35.509.843.525
611252 Transfer DBH PSDH 705.095.852.840 705.095.852.840 100,00% 167.694.151.143
611253 Transfer DBH PSDH untuk Propinsi 0 0 125.518.939.840
611254 Transfer DBH PSDH untuk Kabupaten/Kota Penghasil 0 0 513.563.310.123
611256 Transfer DBH Dana Reboisasi 702.413.241.318 702.413.241.318 910.818.394.673
61126 Transfer Dana Bagi Hasil Perikanan 138.077.102.117 138.077.102.117 100,00% 120.000.000.000
611261 Transfer DBH Perikanan 138.077.102.117 138.077.102.117 120.000.000.000
6113 TRANSFER DANA BAGI HASIL CUKAI 1.415.973.003.052 1.408.448.764.184 99,47% 1.202.111.025.283
61131 Transfer Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau 1.415.973.003.052 1.408.448.764.184 99,47% 1.202.111.025.283
611311 Transfer Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau 1.415.973.003.052 1.408.448.764.184 364.163.055.261
611312 Transfer Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Bagian Pemerintah Ka 0 0 837.947.970.022
L31
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 31
62 TRANSFER DANA OTONOMI KHUSUS DAN PENYESUAIAN 64.465.576.668.602 64.078.550.677.474 99,40% 28.016.318.801.311
L31
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 31
L31
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 33
Transfer Dana Penyesuaian: Dana Penyesuaian Lainnya, Dana Tamsil PNSD, dan Dana Insentif Daerah
Tahun Anggaran 2011
(dalam Rupiah)
Dana Penyesuaian Lainnya Dana Tamsil PNSD (MAK 622122) Dana Insentif Daerah (MAK 622125)
No. Nama Daerah
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
1 Provinsi Aceh 0 0 348.000.000 0 0 0
2 Provinsi Sumatera Utara 0 0 474.000.000 0 0 0
3 Provinsi Sumatera Barat 0 0 835.500.000 835.500.000 0 0
4 Provinsi Riau 0 0 369.750.000 369.750.000 0 0
5 Provinsi Kepulauan Riau 0 0 73.500.000 73.500.000 0 0
6 Provinsi Sumatera Selatan 0 0 671.250.000 671.250.000 24.250.923.000 24.250.923.000
7 Provinsi Bengkulu 0 0 211.500.000 211.500.000 0 0
8 Provinsi Lampung 0 0 363.000.000 0 0 0
9 Provinsi DKI Jakarta 0 0 47.071.250.000 47.071.250.000 0 0
10 Provinsi Jawa Barat 0 0 5.050.500.000 5.050.500.000 0 0
11 Provinsi Banten 0 0 456.000.000 456.000.000 0 0
12 Provinsi Jawa Tengah 0 0 1.740.750.000 1.740.750.000 27.209.938.000 27.209.938.000
13 Provinsi DI Yogyakarta 0 0 2.088.750.000 2.088.750.000 0 0
14 Provinsi Jawa Timur 0 0 114.750.000 114.750.000 28.360.352.000 28.360.352.000
15 Provinsi Kalimantan Barat 0 0 255.000.000 0 0 0
16 Provinsi Kalimantan Selata 0 0 255.000.000 255.000.000 25.124.038.000 25.124.038.000
17 Provinsi Kalimantan Timur 0 0 345.750.000 0 0 0
18 Provinsi Sulawesi Utara 0 0 199.500.000 0 33.834.749.000 33.834.749.000
19 Provinsi Gorontalo 0 0 173.250.000 0 0 0
20 Provinsi Sulawesi Tengah 0 0 41.250.000 41.250.000 0 0
21 Provinsi Sulawesi Selatan 0 0 861.750.000 861.750.000 0 0
22 Provinsi Sulawesi Barat 0 0 293.250.000 0 0 0
23 Provinsi Sulawesi Tenggar 0 0 366.750.000 275.064.000 0 0
24 Provinsi Bali 0 0 161.250.000 161.250.000 0 0
25 Provinsi Maluku 0 0 182.250.000 0 0 0
26 Provinsi Maluku Utara 0 0 258.000.000 0 0 0
27 Provinsi Papua 0 0 287.250.000 0 0 0
28 Provinsi Papua Barat 78.907.877.152 78.907.877.152 135.000.000 0 0 0
29 Kab. Aceh Barat 0 0 7.899.000.000 7.899.000.000 0 0
30 Kab. Aceh Besar 0 0 9.240.000.000 9.240.000.000 0 0
31 Kab. Aceh Selatan 0 0 7.588.500.000 7.588.500.000 0 0
32 Kab. Aceh Singkil 0 0 4.218.000.000 4.218.000.000 0 0
33 Kab. Aceh Tengah 0 0 7.332.000.000 7.332.000.000 24.786.539.000 24.786.539.000
34 Kab. Aceh Tenggara 0 0 6.277.500.000 6.277.500.000 18.469.095.000 18.469.095.000
35 Kab. Aceh Timur 0 0 8.241.750.000 8.241.750.000 0 0
36 Kab. Aceh Utara 0 0 17.504.250.000 17.504.250.000 0 0
37 Kab. Bireuen 0 0 12.307.500.000 12.307.500.000 0 0
38 Kab. Pidie 0 0 9.759.750.000 9.759.750.000 0 0
39 Kab. Simeulue 0 0 4.395.000.000 4.395.000.000 0 0
40 Kota Banda Aceh 0 0 6.882.000.000 6.882.000.000 23.972.981.000 23.972.981.000
41 Kota Sabang 0 0 1.951.500.000 1.951.500.000 0 0
42 Kota Langsa 0 0 5.185.500.000 5.185.500.000 0 0
43 Kota Lhokseumawe 0 0 3.921.750.000 3.921.750.000 0 0
44 Kab. Nagan Raya 0 0 8.038.500.000 8.038.500.000 0 0
45 Kab. Aceh Jaya 0 0 3.861.750.000 3.861.750.000 0 0
46 Kab. Pidie Jaya 0 0 4.317.750.000 4.317.750.000 0 0
47 Kab. Aceh Barat Daya 0 0 4.701.000.000 4.701.000.000 0 0
48 Kab. Gayo Lues 0 0 4.055.250.000 4.055.250.000 0 0
49 Kab. Aceh Tamiang 0 0 6.473.250.000 6.473.250.000 0 0
50 Kab. Bener Meriah 0 0 5.090.250.000 5.090.250.000 0 0
51 Kota Subulussalam 0 0 2.820.000.000 2.820.000.000 0 0
52 Kab. Asahan 0 0 11.779.500.000 11.779.500.000 0 0
53 Kab. Dairi 0 0 9.521.250.000 9.002.127.800 0 0
54 Kab. Deli Serdang 0 0 25.372.500.000 25.372.500.000 0 0
55 Kab. Karo 0 0 11.076.750.000 11.076.750.000 0 0
56 Kab. Labuhan Batu 0 0 6.966.000.000 6.966.000.000 0 0
57 Kab. Langkat 0 0 20.124.000.000 20.124.000.000 0 0
58 Kab. Mandailing Natal 0 0 7.611.000.000 7.611.000.000 0 0
59 Kab. Nias 0 0 2.850.750.000 2.850.750.000 0 0
60 Kab. Simalungun 0 0 22.356.750.000 22.356.750.000 0 0
L33
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 33
Dana Penyesuaian Lainnya Dana Tamsil PNSD (MAK 622122) Dana Insentif Daerah (MAK 622125)
No. Nama Daerah
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
61 Kab. Tapanuli Selatan 0 0 7.729.500.000 7.729.500.000 0 0
62 Kab. Tapanuli Tengah 0 0 8.084.250.000 8.084.250.000 0 0
63 Kab. Tapanuli Utara 0 0 9.894.000.000 9.894.000.000 19.718.112.000 19.718.112.000
64 Kab. Toba Samosir 0 0 6.833.250.000 6.833.250.000 0 0
65 Kota Binjai 0 0 6.117.000.000 6.117.000.000 0 0
66 Kota Medan 0 0 7.492.500.000 7.492.500.000 0 0
67 Kota Pematang Siantar 0 0 7.758.000.000 7.758.000.000 0 0
68 Kota Sibolga 0 0 3.128.250.000 3.128.250.000 0 0
69 Kota Tanjung Balai 0 0 4.113.750.000 4.113.750.000 0 0
70 Kab. Batu Bara 0 0 7.341.750.000 7.341.750.000 0 0
71 Kab. Labuhan Batu Utara 0 0 8.061.000.000 8.061.000.000 0 0
72 Kab. Labuhan Batu Selatan 0 0 3.812.250.000 3.812.250.000 0 0
73 Kab. Padang Lawas Utara 0 0 5.342.250.000 5.342.250.000 0 0
74 Kab. Padang Lawas 0 0 5.569.500.000 5.569.500.000 0 0
75 Kab. Nias Utara 0 0 2.400.000.000 2.400.000.000 0 0
76 Kab. Nias Barat 0 0 1.788.000.000 1.788.000.000 0 0
77 Kota Tebing Tinggi 0 0 3.865.500.000 3.865.500.000 0 0
78 Kota Padang Sidempuan 0 0 5.553.000.000 5.553.000.000 24.386.440.000 24.386.440.000
79 Kab. Pakpak Bharat 0 0 3.214.500.000 3.214.500.000 0 0
80 Kab. Nias Selatan 0 0 5.778.000.000 5.778.000.000 0 0
81 Kab. Humbang Hasunduta 0 0 7.155.750.000 7.155.750.000 0 0
82 Kab. Serdang Bedagai 0 0 10.987.500.000 10.987.500.000 0 0
83 Kab. Samosir 0 0 4.843.500.000 4.843.500.000 0 0
84 Kota Gunungsitoli 0 0 4.476.000.000 4.476.000.000 0 0
85 Kab. Lima Puluh Kota 0 0 9.424.500.000 9.424.500.000 0 0
86 Kab. Agam 0 0 11.854.500.000 11.854.500.000 0 0
87 Kab. Kepulauan Mentawai 0 0 2.616.750.000 2.616.750.000 0 0
88 Kab. Padang Pariaman 0 0 11.053.500.000 11.053.500.000 0 0
89 Kab. Pasaman 0 0 5.838.000.000 5.838.000.000 23.951.213.000 23.951.213.000
90 Kab. Pesisir Selatan 0 0 11.469.000.000 11.469.000.000 0 0
91 Kab. Sijunjung 0 0 5.479.500.000 5.479.500.000 0 0
92 Kab. Solok 0 0 8.938.500.000 8.938.500.000 0 0
93 Kab. Tanah Datar 0 0 7.399.500.000 7.399.500.000 0 0
94 Kota Bukit Tinggi 0 0 2.290.500.000 2.290.500.000 0 0
95 Kota Padang Panjang 0 0 1.366.500.000 1.366.500.000 0 0
96 Kota Padang 0 0 15.006.750.000 15.006.750.000 0 0
97 Kota Payakumbuh 0 0 3.258.000.000 3.258.000.000 0 0
98 Kota Sawahlunto 0 0 2.248.500.000 2.248.500.000 0 0
99 Kota Solok 0 0 1.684.500.000 1.684.500.000 18.995.277.000 18.995.277.000
100 Kota Pariaman 0 0 2.405.250.000 2.405.250.000 0 0
101 Kab. Pasaman Barat 0 0 7.452.750.000 7.452.750.000 0 0
102 Kab. Dharmasraya 0 0 4.647.750.000 4.647.750.000 0 0
103 Kab. Solok Selatan 0 0 4.809.000.000 4.809.000.000 0 0
104 Kab. Bengkalis 0 0 8.271.000.000 8.271.000.000 0 0
105 Kab. Indragiri Hilir 0 0 10.947.750.000 10.947.750.000 0 0
106 Kab. Indragiri Hulu 0 0 8.011.500.000 8.011.500.000 0 0
107 Kab. Kampar 0 0 13.711.500.000 13.711.500.000 0 0
108 Kab. Kuantan Singingi 0 0 8.593.500.000 8.593.500.000 0 0
109 Kab. Pelalawan 0 0 5.265.000.000 5.265.000.000 0 0
110 Kab. Rokan Hilir 0 0 9.344.250.000 9.344.250.000 0 0
111 Kab. Rokan Hulu 0 0 8.889.000.000 8.889.000.000 0 0
112 Kab. Siak 0 0 6.120.000.000 6.120.000.000 0 0
113 Kota Dumai 0 0 3.739.500.000 3.739.500.000 0 0
114 Kota Pekanbaru 0 0 12.601.500.000 12.601.500.000 18.477.347.000 18.477.347.000
115 Kab. Kepulauan Meranti 0 0 4.119.750.000 4.119.750.000 0 0
116 Kab. Bintan 0 0 3.918.000.000 3.918.000.000 0 0
117 Kab. Natuna 0 0 3.189.750.000 3.189.750.000 0 0
118 Kab. Karimun 0 0 4.488.750.000 4.488.750.000 0 0
119 Kota Batam 0 0 4.932.000.000 4.932.000.000 0 0
120 Kab. Kepulauan Anambas 0 0 1.435.500.000 0 0 0
121 Kota Tanjung Pinang 0 0 3.432.000.000 3.432.000.000 0 0
122 Kab. Lingga 0 0 5.020.740.000 5.020.740.000 0 0
123 Kab. Batanghari 0 0 7.279.500.000 7.279.500.000 0 0
124 Kab. Bungo 0 0 6.528.000.000 6.528.000.000 0 0
125 Kab. Kerinci 0 0 6.529.500.000 6.529.500.000 0 0
L33
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 33
Dana Penyesuaian Lainnya Dana Tamsil PNSD (MAK 622122) Dana Insentif Daerah (MAK 622125)
No. Nama Daerah
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
126 Kab. Merangin 0 0 7.986.000.000 7.986.000.000 0 0
127 Kab. Muaro Jambi 0 0 10.417.500.000 10.417.500.000 0 0
128 Kab. Sarolangun 0 0 6.279.750.000 6.279.750.000 0 0
129 Kab. Tanjung Jabung Bara 0 0 5.484.000.000 5.484.000.000 0 0
130 Kab. Tanjung Jabung Timu 0 0 6.379.500.000 6.379.500.000 0 0
131 Kab. Tebo 0 0 5.666.250.000 5.666.250.000 0 0
132 Kota Jambi 0 0 8.133.750.000 8.133.750.000 0 0
133 Kota Sungai Penuh 0 0 3.205.500.000 3.205.500.000 0 0
134 Kab. Lahat 0 0 8.649.750.000 8.649.750.000 0 0
135 Kab. Musi Banyuasin 0 0 9.543.000.000 9.543.000.000 0 0
136 Kab. Musi Rawas 0 0 9.588.000.000 9.588.000.000 0 0
137 Kab. Muara Enim 0 0 12.979.500.000 12.979.500.000 0 0
138 Kab. Ogan Komering Ilir 0 0 14.673.750.000 14.673.750.000 0 0
139 Kab. Ogan Komering Ulu 0 0 7.944.750.000 7.944.750.000 0 0
140 Kota Palembang 0 0 14.371.500.000 14.371.500.000 0 0
141 Kota Pagar Alam 0 0 3.598.500.000 3.598.500.000 0 0
142 Kota Lubuklinggau 0 0 3.471.000.000 3.471.000.000 19.062.439.000 19.062.439.000
143 Kota Prabumulih 0 0 4.276.500.000 4.276.500.000 0 0
144 Kab. Empat Lawang 0 0 3.850.500.000 3.850.500.000 0 0
145 Kab. Banyuasin 0 0 10.672.500.000 10.672.500.000 0 0
146 Kab. Ogan Ilir 0 0 10.329.750.000 10.329.750.000 0 0
147 Kab. Ogan Komering Ulu T 0 0 9.967.500.000 9.967.500.000 0 0
148 Kab. Ogan Komering Ulu S 0 0 7.922.760.000 7.922.760.000 0 0
149 Kab. Bangka 0 0 5.077.500.000 5.077.500.000 0 0
150 Kab. Belitung 0 0 3.648.000.000 3.648.000.000 0 0
151 Kota Pangkal Pinang 0 0 3.127.500.000 3.127.500.000 0 0
152 Kab. Bangka Selatan 0 0 3.211.500.000 3.211.500.000 0 0
153 Kab. Bangka Tengah 0 0 3.628.500.000 3.628.500.000 0 0
154 Kab. Bangka Barat 0 0 3.645.000.000 3.645.000.000 0 0
155 Kab. Belitung Timur 0 0 3.283.500.000 3.283.500.000 0 0
156 Kab. Bengkulu Selatan 0 0 5.919.750.000 5.919.750.000 0 0
157 Kab. Bengkulu Utara 0 0 5.626.500.000 5.626.500.000 0 0
158 Kab. Rejang Lebong 0 0 6.840.750.000 6.840.750.000 0 0
159 Kota Bengkulu 0 0 7.564.500.000 7.564.500.000 0 0
160 Kab. Kaur 0 0 3.454.500.000 3.454.500.000 0 0
161 Kab. Seluma 0 0 4.898.250.000 4.898.250.000 0 0
162 Kab. Mukomuko 0 0 4.197.750.000 4.197.750.000 0 0
163 Kab. Lebong 0 0 3.486.750.000 3.486.750.000 0 0
164 Kab. Bengkulu Tengah 0 0 3.354.750.000 3.354.750.000 0 0
165 Kab. Kepahiang 0 0 3.675.750.000 3.675.750.000 0 0
166 Kab. Lampung Barat 0 0 7.861.500.000 7.861.500.000 0 0
167 Kab. Lampung Selatan 0 0 11.643.750.000 11.643.750.000 0 0
168 Kab. Lampung Tengah 0 0 19.044.000.000 19.044.000.000 0 0
169 Kab. Lampung Utara 0 0 13.598.250.000 13.598.250.000 0 0
170 Kab. Lampung Timur 0 0 14.290.500.000 14.290.500.000 0 0
171 Kab. Tanggamus 0 0 9.642.750.000 9.642.750.000 0 0
172 Kab. Tulang Bawang 0 0 4.925.250.000 4.925.250.000 0 0
173 Kab. Way Kanan 0 0 8.439.750.000 8.439.750.000 0 0
174 Kab. Pesawaran 0 0 7.668.750.000 7.668.750.000 0 0
175 Kab. Pringsewu 0 0 7.538.250.000 7.538.250.000 0 0
176 Kab. Mesuji 0 0 2.753.250.000 2.753.250.000 0 0
177 Kab. Tulang Bawang Barat 0 0 4.964.250.000 4.964.250.000 0 0
178 Kota Bandar Lampung 0 0 9.676.500.000 9.676.500.000 0 0
179 Kota Metro 0 0 3.291.750.000 3.291.750.000 0 0
180 Kab. Bandung 0 0 28.761.000.000 28.761.000.000 0 0
181 Kab. Bekasi 0 0 14.557.500.000 14.557.500.000 0 0
182 Kab. Bogor 0 0 15.642.750.000 15.642.750.000 0 0
183 Kab. Ciamis 0 0 23.641.500.000 23.641.500.000 0 0
184 Kab. Cianjur 0 0 20.172.000.000 20.172.000.000 0 0
185 Kab. Cirebon 0 0 21.823.500.000 21.823.500.000 0 0
186 Kab. Garut 0 0 24.978.000.000 24.978.000.000 0 0
187 Kab. Indramayu 0 0 16.191.750.000 16.191.750.000 0 0
188 Kab. Karawang 0 0 19.028.250.000 19.028.250.000 0 0
189 Kab. Kuningan 0 0 18.710.250.000 18.710.250.000 0 0
190 Kab. Majalengka 0 0 18.876.750.000 18.876.750.000 0 0
L33
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 33
Dana Penyesuaian Lainnya Dana Tamsil PNSD (MAK 622122) Dana Insentif Daerah (MAK 622125)
No. Nama Daerah
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
191 Kab. Purwakarta 0 0 9.006.750.000 9.006.750.000 0 0
192 Kab. Subang 0 0 17.479.500.000 17.479.500.000 0 0
193 Kab. Sukabumi 0 0 18.347.250.000 18.347.250.000 0 0
194 Kab. Sumedang 0 0 15.151.500.000 15.151.500.000 0 0
195 Kab. Tasikmalaya 0 0 20.999.250.000 20.999.250.000 0 0
196 Kab. Bandung Barat 0 0 12.618.000.000 12.618.000.000 0 0
197 Kota Bandung 0 0 23.241.750.000 23.241.750.000 0 0
198 Kota Bekasi 0 0 6.047.250.000 6.047.250.000 0 0
199 Kota Bogor 0 0 3.477.000.000 3.477.000.000 0 0
200 Kota Cirebon 0 0 4.190.250.000 4.190.250.000 0 0
201 Kota Depok 0 0 4.980.750.000 4.980.750.000 0 0
202 Kota Sukabumi 0 0 5.403.000.000 5.403.000.000 0 0
203 Kota Cimahi 0 0 2.706.000.000 2.706.000.000 0 0
204 Kota Tasikmalaya 0 0 9.821.250.000 9.821.250.000 0 0
205 Kota Banjar 0 0 3.015.750.000 3.015.750.000 0 0
206 Kab. Lebak 0 0 18.825.750.000 18.825.750.000 0 0
207 Kab. Pandeglang 0 0 18.723.750.000 18.723.750.000 0 0
208 Kab. Serang 0 0 15.354.000.000 15.354.000.000 0 0
209 Kab. Tangerang 0 0 20.104.500.000 15.078.375.000 0 0
210 Kota Cilegon 0 0 5.513.250.000 5.513.250.000 21.090.361.000 21.090.361.000
211 Kota Tangerang 0 0 6.303.750.000 6.303.750.000 28.853.239.000 28.853.239.000
212 Kota Serang 0 0 8.291.250.000 8.291.250.000 0 0
213 Kota Tangerang Selatan 0 0 4.916.250.000 4.916.250.000 0 0
214 Kab. Banjarnegara 0 0 8.450.250.000 8.450.250.000 18.262.556.000 18.262.556.000
215 Kab. Banyumas 0 0 12.645.000.000 12.645.000.000 22.140.130.000 22.140.130.000
216 Kab. Batang 0 0 9.768.000.000 9.768.000.000 23.261.774.000 23.261.774.000
217 Kab. Blora 0 0 11.896.500.000 11.896.500.000 0 0
218 Kab. Boyolali 0 0 9.607.500.000 9.380.312.500 0 0
219 Kab. Brebes 0 0 16.216.500.000 16.216.500.000 0 0
220 Kab. Cilacap 0 0 16.008.750.000 16.008.750.000 23.568.026.000 23.568.026.000
221 Kab. Demak 0 0 8.131.500.000 8.131.500.000 0 0
222 Kab. Grobogan 0 0 12.876.000.000 12.876.000.000 0 0
223 Kab. Jepara 0 0 12.594.000.000 12.594.000.000 0 0
224 Kab. Karanganyar 0 0 11.291.250.000 11.291.250.000 0 0
225 Kab. Kebumen 0 0 20.130.750.000 20.130.750.000 0 0
226 Kab. Kendal 0 0 10.095.000.000 10.095.000.000 0 0
227 Kab. Klaten 0 0 22.980.000.000 22.980.000.000 0 0
228 Kab. Kudus 0 0 12.325.500.000 12.325.500.000 0 0
229 Kab. Magelang 0 0 13.134.750.000 13.134.750.000 0 0
230 Kab. Pati 0 0 9.811.500.000 9.764.175.000 0 0
231 Kab. Pekalongan 0 0 8.570.250.000 8.570.250.000 0 0
232 Kab. Pemalang 0 0 13.845.000.000 13.845.000.000 22.908.673.000 22.908.673.000
233 Kab. Purbalingga 0 0 10.674.750.000 10.674.750.000 27.795.381.000 27.795.381.000
234 Kab. Purworejo 0 0 8.963.250.000 8.963.250.000 0 0
235 Kab. Rembang 0 0 6.929.250.000 6.468.000.000 0 0
236 Kab. Semarang 0 0 10.510.500.000 10.510.500.000 0 0
237 Kab. Sragen 0 0 12.558.750.000 12.558.750.000 0 0
238 Kab. Sukoharjo 0 0 12.434.250.000 12.434.250.000 0 0
239 Kab. Tegal 0 0 14.274.750.000 14.274.750.000 0 0
240 Kab. Temanggung 0 0 7.949.450.000 7.949.450.000 0 0
241 Kab. Wonogiri 0 0 13.422.000.000 13.422.000.000 0 0
242 Kab. Wonosobo 0 0 7.765.500.000 7.765.500.000 0 0
243 Kota Magelang 0 0 2.398.500.000 2.398.500.000 0 0
244 Kota Pekalongan 0 0 2.064.000.000 2.064.000.000 0 0
245 Kota Salatiga 0 0 2.025.000.000 2.025.000.000 0 0
246 Kota Semarang 0 0 11.396.250.000 11.396.250.000 0 0
247 Kota Surakarta 0 0 9.291.000.000 9.291.000.000 0 0
248 Kota Tegal 0 0 3.120.000.000 3.120.000.000 0 0
249 Kab. Bantul 0 0 7.016.250.000 7.016.250.000 19.352.813.000 19.352.813.000
250 Kab. Gunungkidul 0 0 8.326.500.000 8.326.500.000 0 0
251 Kab. Kulon Progo 0 0 3.874.500.000 3.874.500.000 19.703.345.000 19.703.345.000
252 Kab. Sleman 0 0 8.313.000.000 8.313.000.000 0 0
253 Kota Yogyakarta 0 0 1.664.250.000 1.664.250.000 0 0
254 Kab. Bangkalan 0 0 10.116.000.000 10.116.000.000 0 0
255 Kab. Banyuwangi 0 0 15.324.000.000 15.324.000.000 0 0
L33
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 33
Dana Penyesuaian Lainnya Dana Tamsil PNSD (MAK 622122) Dana Insentif Daerah (MAK 622125)
No. Nama Daerah
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
256 Kab. Blitar 0 0 15.666.000.000 15.666.000.000 0 0
257 Kab. Bojonegoro 0 0 11.997.000.000 11.997.000.000 0 0
258 Kab. Bondowoso 0 0 11.591.250.000 11.591.250.000 0 0
259 Kab. Gresik 0 0 7.584.000.000 7.584.000.000 0 0
260 Kab. Jember 0 0 18.887.250.000 18.887.250.000 19.305.500.000 19.305.500.000
261 Kab. Jombang 0 0 11.832.000.000 11.832.000.000 18.575.039.000 18.575.039.000
262 Kab. Kediri 0 0 15.870.000.000 15.870.000.000 0 0
263 Kab. Lamongan 0 0 11.733.750.000 11.733.750.000 21.382.474.000 21.382.474.000
264 Kab. Lumajang 0 0 9.636.000.000 9.636.000.000 0 0
265 Kab. Madiun 0 0 10.023.750.000 10.023.750.000 0 0
266 Kab. Magetan 0 0 12.757.500.000 12.757.500.000 0 0
267 Kab. Malang 0 0 18.288.750.000 18.288.750.000 0 0
268 Kab. Mojokerto 0 0 14.188.500.000 14.188.500.000 0 0
269 Kab. Nganjuk 0 0 14.273.250.000 14.273.250.000 0 0
270 Kab. Ngawi 0 0 11.439.750.000 11.439.750.000 0 0
271 Kab. Pacitan 0 0 11.709.750.000 11.709.750.000 19.034.261.000 19.034.261.000
272 Kab. Pamekasan 0 0 11.651.250.000 11.651.250.000 0 0
273 Kab. Pasuruan 0 0 11.289.000.000 11.289.000.000 0 0
274 Kab. Ponorogo 0 0 13.020.750.000 13.020.750.000 0 0
275 Kab. Probolinggo 0 0 10.911.000.000 10.911.000.000 0 0
276 Kab. Sampang 0 0 11.069.250.000 11.069.250.000 0 0
277 Kab. Sidoarjo 0 0 25.342.500.000 25.342.500.000 0 0
278 Kab. Situbondo 0 0 10.134.000.000 10.134.000.000 0 0
279 Kab. Sumenep 0 0 13.441.500.000 13.441.500.000 0 0
280 Kab. Trenggalek 0 0 11.604.000.000 11.604.000.000 0 0
281 Kab. Tuban 0 0 10.122.750.000 10.122.750.000 0 0
282 Kab. Tulungagung 0 0 16.176.750.000 16.176.750.000 0 0
283 Kota Blitar 0 0 3.105.000.000 3.105.000.000 0 0
284 Kota Kediri 0 0 4.495.500.000 4.495.500.000 0 0
285 Kota Madiun 0 0 5.517.000.000 5.517.000.000 0 0
286 Kota Malang 0 0 7.287.750.000 7.287.750.000 0 0
287 Kota Mojokerto 0 0 1.826.250.000 1.826.250.000 0 0
288 Kota Pasuruan 0 0 2.516.250.000 2.516.250.000 0 0
289 Kota Probolinggo 0 0 3.537.000.000 3.537.000.000 0 0
290 Kota Surabaya 0 0 10.083.000.000 10.083.000.000 0 0
291 Kota Batu 0 0 3.069.000.000 3.069.000.000 0 0
292 Kab. Bengkayang 0 0 5.973.000.000 5.973.000.000 0 0
293 Kab. Landak 0 0 8.930.250.000 8.930.250.000 0 0
294 Kab. Kapuas Hulu 0 0 8.109.750.000 8.109.750.000 0 0
295 Kab. Ketapang 0 0 9.935.250.000 9.935.250.000 0 0
296 Kab. Pontianak 0 0 6.319.500.000 6.319.500.000 0 0
297 Kab. Sambas 0 0 13.192.500.000 13.192.500.000 0 0
298 Kab. Sanggau 0 0 9.831.750.000 9.831.750.000 0 0
299 Kab. Sintang 0 0 7.825.500.000 7.825.500.000 0 0
300 Kota Pontianak 0 0 9.375.000.000 9.375.000.000 0 0
301 Kota Singkawang 0 0 5.150.250.000 5.150.250.000 0 0
302 Kab. Kayong Utara 0 0 3.253.500.000 3.253.500.000 0 0
303 Kab. Kubu Raya 0 0 9.823.500.000 9.823.500.000 0 0
304 Kab. Sekadau 0 0 5.494.500.000 5.494.500.000 0 0
305 Kab. Melawi 0 0 4.957.500.000 4.957.500.000 0 0
306 Kab. Barito Selatan 0 0 5.469.000.000 5.469.000.000 0 0
307 Kab. Barito Utara 0 0 5.983.500.000 5.983.500.000 0 0
308 Kab. Kapuas 0 0 10.767.000.000 10.767.000.000 0 0
309 Kab. Kotawaringin Barat 0 0 5.603.250.000 5.603.250.000 0 0
310 Kab. Kotawaringin Timur 0 0 7.616.250.000 7.616.250.000 0 0
311 Kota Palangkaraya 0 0 7.036.500.000 7.036.500.000 0 0
312 Kab. Barito Timur 0 0 5.745.000.000 5.745.000.000 0 0
313 Kab. Murung Raya 0 0 4.773.000.000 4.773.000.000 0 0
314 Kab. Pulang Pisau 0 0 6.036.000.000 6.036.000.000 0 0
315 Kab. Gunung Mas 0 0 5.597.250.000 5.597.250.000 0 0
316 Kab. Lamandau 0 0 4.408.500.000 4.408.500.000 0 0
317 Kab. Sukamara 0 0 2.293.500.000 2.179.731.760 0 0
318 Kab. Katingan 0 0 6.520.500.000 6.520.500.000 0 0
319 Kab. Seruyan 0 0 3.548.250.000 3.548.250.000 0 0
320 Kab. Banjar 0 0 9.018.750.000 9.018.750.000 0 0
L33
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 33
Dana Penyesuaian Lainnya Dana Tamsil PNSD (MAK 622122) Dana Insentif Daerah (MAK 622125)
No. Nama Daerah
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
321 Kab. Barito Kuala 0 0 4.293.000.000 4.293.000.000 0 0
322 Kab. Hulu Sungai Selatan 0 0 6.573.750.000 6.573.750.000 0 0
323 Kab. Hulu Sungai Tengah 0 0 5.335.500.000 5.335.500.000 0 0
324 Kab. Hulu Sungai Utara 0 0 6.714.750.000 6.714.750.000 0 0
325 Kab. Kotabaru 0 0 4.891.500.000 4.891.500.000 0 0
326 Kab. Tabalong 0 0 4.182.750.000 4.182.750.000 0 0
327 Kab. Tanah Laut 0 0 6.329.250.000 6.329.250.000 0 0
328 Kab. Tapin 0 0 4.264.500.000 4.264.500.000 0 0
329 Kota Banjarbaru 0 0 3.032.250.000 3.032.250.000 0 0
330 Kota Banjarmasin 0 0 4.842.750.000 4.842.750.000 0 0
331 Kab. Balangan 0 0 4.009.500.000 4.009.500.000 0 0
332 Kab. Tanah Bumbu 0 0 5.553.000.000 5.553.000.000 0 0
333 Kab. Berau 0 0 6.282.750.000 6.282.750.000 0 0
334 Kab. Bulungan 0 0 4.664.250.000 4.664.250.000 0 0
335 Kab. Kutai Kartanegara 0 0 19.233.750.000 19.233.750.000 0 0
336 Kab. Kutai Barat 0 0 5.666.250.000 5.666.250.000 0 0
337 Kab. Kutai Timur 0 0 5.372.250.000 5.372.250.000 0 0
338 Kab. Malinau 0 0 2.788.500.000 2.788.500.000 31.202.795.000 31.202.795.000
339 Kab. Nunukan 0 0 3.984.000.000 3.984.000.000 0 0
340 Kab. Paser 0 0 5.352.750.000 5.352.750.000 0 0
341 Kota Balikpapan 0 0 6.683.250.000 6.683.250.000 0 0
342 Kota Bontang 0 0 1.857.750.000 1.857.750.000 0 0
343 Kab. Tana Tidung 0 0 1.392.750.000 1.392.750.000 0 0
344 Kota Samarinda 0 0 9.763.500.000 9.763.500.000 0 0
345 Kota Tarakan 0 0 3.397.500.000 3.397.500.000 20.530.875.000 20.530.875.000
346 Kab. Penajam Paser Utara 0 0 3.915.000.000 3.915.000.000 0 0
347 Kab. Bolaang Mongondow 0 0 4.697.250.000 4.697.250.000 0 0
348 Kab. Minahasa 0 0 5.979.750.000 5.979.750.000 20.992.810.000 20.992.810.000
349 Kab. Kepulauan Sangihe 0 0 4.320.000.000 4.320.000.000 0 0
350 Kota Bitung 0 0 2.531.250.000 2.531.250.000 20.195.330.000 20.195.330.000
351 Kota Manado 0 0 5.854.500.000 5.854.500.000 0 0
352 Kab. Kepulauan Talaud 0 0 4.307.250.000 4.307.250.000 0 0
353 Kab. Minahasa Selatan 0 0 4.661.250.000 4.661.250.000 0 0
354 Kab. Minahasa Tenggara 0 0 2.464.500.000 2.464.500.000 0 0
355 Kab. Kepulauan Siau Tagu 0 0 2.414.250.000 2.414.250.000 22.525.788.000 22.525.788.000
356 Kota Kotamobagu 0 0 2.022.000.000 2.022.000.000 27.014.094.000 27.014.094.000
357 Kab. Bolaang Mongondow 0 0 1.914.000.000 1.914.000.000 0 0
358 Kab. Bolaang Mongondow 0 0 1.800.750.000 1.800.750.000 0 0
359 Kota Tomohon 0 0 2.136.750.000 2.136.750.000 0 0
360 Kab. Minahasa Utara 0 0 4.127.250.000 4.127.250.000 0 0
361 Kab. Bolaang Mongondow 0 0 2.591.250.000 2.591.250.000 23.511.337.000 23.511.337.000
362 Kab. Boalemo 0 0 4.389.000.000 4.389.000.000 0 0
363 Kab. Gorontalo 0 0 5.515.500.000 5.515.500.000 29.077.009.000 29.077.009.000
364 Kota Gorontalo 0 0 4.641.750.000 4.641.750.000 21.961.784.000 21.961.784.000
365 Kab. Pohuwato 0 0 3.971.250.000 3.971.250.000 19.606.569.000 19.606.569.000
366 Kab. Gorontalo Utara 0 0 2.605.500.000 2.605.500.000 22.723.065.000 22.723.065.000
367 Kab. Bone Bolango 0 0 2.317.500.000 2.317.500.000 31.461.721.000 31.461.721.000
368 Kab. Banggai 0 0 9.109.500.000 9.109.500.000 24.465.541.000 24.465.541.000
369 Kab. Banggai Kepulauan 0 0 4.986.000.000 4.880.250.000 0 0
370 Kab. Buol 0 0 5.595.750.000 5.595.750.000 0 0
371 Kab. Tolitoli 0 0 4.732.500.000 4.732.500.000 0 0
372 Kab. Donggala 0 0 6.475.500.000 6.475.500.000 0 0
373 Kab. Morowali 0 0 7.509.000.000 7.509.000.000 0 0
374 Kab. Poso 0 0 8.316.000.000 8.316.000.000 22.397.465.000 22.397.465.000
375 Kota Palu 0 0 7.347.750.000 7.347.750.000 0 0
376 Kab. Parigi Moutong 0 0 6.717.000.000 6.717.000.000 0 0
377 Kab. Sigi 0 0 7.220.250.000 7.220.250.000 0 0
378 Kab. Tojo Una Una 0 0 4.944.000.000 4.944.000.000 0 0
379 Kab. Bantaeng 0 0 4.416.000.000 4.416.000.000 0 0
380 Kab. Barru 0 0 5.517.000.000 5.517.000.000 22.501.381.000 22.501.381.000
381 Kab. Bone 0 0 9.500.250.000 9.500.250.000 25.758.666.000 25.758.666.000
382 Kab. Bulukumba 0 0 9.014.250.000 9.014.250.000 0 0
383 Kab. Enrekang 0 0 6.065.250.000 6.065.250.000 24.422.275.000 24.422.275.000
384 Kab. Gowa 0 0 10.446.000.000 9.048.000.000 0 0
385 Kab. Jeneponto 0 0 7.328.250.000 7.328.250.000 0 0
L33
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 33
Dana Penyesuaian Lainnya Dana Tamsil PNSD (MAK 622122) Dana Insentif Daerah (MAK 622125)
No. Nama Daerah
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
386 Kab. Luwu 0 0 7.011.000.000 7.011.000.000 24.704.861.000 24.704.861.000
387 Kab. Luwu Utara 0 0 4.965.000.000 4.965.000.000 24.137.281.000 24.137.281.000
388 Kab. Maros 0 0 6.237.750.000 6.237.750.000 0 0
389 Kab. Pangkajene Kepulaua 0 0 7.803.750.000 7.803.750.000 22.923.331.000 22.923.331.000
390 Kab. Pinrang 0 0 7.352.250.000 7.352.250.000 21.100.219.000 21.100.219.000
391 Kab. Kepulauan Selayar 0 0 6.899.250.000 6.899.250.000 0 0
392 Kab. Sidenreng Rappang 0 0 6.066.000.000 6.066.000.000 20.808.903.000 20.808.903.000
393 Kab. Sinjai 0 0 7.555.500.000 7.555.500.000 0 0
394 Kab. Soppeng 0 0 7.347.000.000 7.347.000.000 0 0
395 Kab. Takalar 0 0 6.486.750.000 6.486.750.000 0 0
396 Kab. Tana Toraja 0 0 5.623.500.000 5.623.500.000 0 0
397 Kab. Wajo 0 0 8.304.750.000 8.304.750.000 0 0
398 Kota Parepare 0 0 4.521.000.000 4.521.000.000 20.035.361.000 20.035.361.000
399 Kab. Toraja Utara 0 0 3.759.750.000 3.759.750.000 0 0
400 Kota Makassar 0 0 13.155.000.000 13.155.000.000 18.927.274.000 18.927.274.000
401 Kota Palopo 0 0 4.704.750.000 4.704.750.000 0 0
402 Kab. Luwu Timur 0 0 4.146.000.000 4.146.000.000 0 0
403 Kab. Majene 0 0 6.372.000.000 6.372.000.000 0 0
404 Kab. Mamuju 0 0 6.464.250.000 6.464.250.000 0 0
405 Kab. Polewali Mandar 0 0 7.706.250.000 7.706.250.000 0 0
406 Kab. Mamasa 0 0 4.293.750.000 4.293.750.000 0 0
407 Kab. Mamuju Utara 0 0 3.788.250.000 3.788.250.000 0 0
408 Kab. Buton 0 0 6.204.000.000 6.204.000.000 21.759.847.000 21.759.847.000
409 Kab. Konawe 0 0 6.036.000.000 6.036.000.000 0 0
410 Kab. Kolaka 0 0 6.076.500.000 6.076.500.000 0 0
411 Kab. Muna 0 0 8.956.500.000 8.956.500.000 0 0
412 Kota Kendari 0 0 7.200.000.000 7.200.000.000 25.023.445.000 25.023.445.000
413 Kota Bau-bau 0 0 4.618.500.000 4.618.500.000 0 0
414 Kab. Konawe Selatan 0 0 4.623.750.000 4.623.750.000 0 0
415 Kab. Bombana 0 0 4.293.000.000 4.293.000.000 0 0
416 Kab. Konawe Utara 0 0 2.580.000.000 2.580.000.000 0 0
417 Kab. Buton Utara 0 0 2.643.000.000 2.631.750.000 0 0
418 Kab. Wakatobi 0 0 3.861.000.000 3.861.000.000 0 0
419 Kab. Kolaka Utara 0 0 3.158.250.000 3.158.250.000 0 0
420 Kab. Badung 0 0 8.715.750.000 8.715.750.000 0 0
421 Kab. Bangli 0 0 6.333.000.000 6.333.000.000 0 0
422 Kab. Buleleng 0 0 16.005.750.000 16.005.750.000 0 0
423 Kab. Gianyar 0 0 9.705.000.000 9.705.000.000 0 0
424 Kab. Jembrana 0 0 4.395.000.000 4.395.000.000 0 0
425 Kab. Karangasem 0 0 11.071.500.000 11.071.500.000 0 0
426 Kab. Klungkung 0 0 6.235.500.000 6.235.500.000 0 0
427 Kab. Tabanan 0 0 11.127.750.000 11.127.750.000 19.391.062.000 19.391.062.000
428 Kota Denpasar 0 0 7.818.750.000 7.818.750.000 27.118.977.000 27.118.977.000
429 Kab. Bima 0 0 14.346.750.000 14.346.750.000 0 0
430 Kab. Dompu 0 0 8.493.000.000 8.493.000.000 0 0
431 Kab. Lombok Barat 0 0 8.952.750.000 8.952.750.000 0 0
432 Kab. Lombok Tengah 0 0 14.132.250.000 14.132.250.000 0 0
433 Kab. Lombok Timur 0 0 18.129.750.000 18.129.750.000 0 0
434 Kab. Sumbawa 0 0 9.675.750.000 9.675.750.000 0 0
435 Kota Mataram 0 0 7.277.250.000 7.277.250.000 0 0
436 Kab. Lombok Utara 0 0 2.784.750.000 2.784.750.000 0 0
437 Kota Bima 0 0 5.349.750.000 5.349.750.000 0 0
438 Kab. Sumbawa Barat 0 0 3.647.250.000 3.647.250.000 0 0
439 Kab. Alor 0 0 6.374.250.000 6.374.250.000 0 0
440 Kab. Belu 0 0 11.780.250.000 11.780.250.000 0 0
441 Kab. Ende 0 0 8.149.500.000 8.149.500.000 0 0
442 Kab. Flores Timur 0 0 7.623.000.000 7.623.000.000 0 0
443 Kab. Kupang 0 0 7.140.750.000 7.140.750.000 0 0
444 Kab. Lembata 0 0 4.943.250.000 4.943.250.000 0 0
445 Kab. Manggarai 0 0 6.510.000.000 6.510.000.000 0 0
446 Kab. Ngada 0 0 5.278.500.000 5.278.500.000 0 0
447 Kab. Sikka 0 0 8.760.750.000 8.760.750.000 0 0
448 Kab. Sumba Barat 0 0 2.649.750.000 2.649.750.000 0 0
449 Kab. Sumba Timur 0 0 6.012.000.000 6.012.000.000 0 0
450 Kab. Timor Tengah Selatan 0 0 10.562.250.000 10.562.250.000 0 0
L33
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 33
Dana Penyesuaian Lainnya Dana Tamsil PNSD (MAK 622122) Dana Insentif Daerah (MAK 622125)
No. Nama Daerah
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
451 Kab. Timor Tengah Utara 0 0 8.372.250.000 8.372.250.000 0 0
452 Kota Kupang 0 0 7.698.000.000 7.698.000.000 0 0
453 Kab. Rote Ndao 0 0 4.350.000.000 4.350.000.000 0 0
454 Kab. Nagekeo 0 0 5.749.500.000 5.749.500.000 0 0
455 Kab. Sumba Tengah 0 0 2.803.500.000 2.803.500.000 0 0
456 Kab. Sumba Barat Daya 0 0 5.500.500.000 5.500.500.000 0 0
457 Kab. Manggarai Timur 0 0 6.278.250.000 6.278.250.000 0 0
458 Kab. Sabu Raijua 0 0 2.118.750.000 2.118.750.000 0 0
459 Kab. Manggarai Barat 0 0 5.820.750.000 5.820.750.000 0 0
460 Kab. Maluku Tenggara Bar 0 0 5.828.250.000 5.828.250.000 0 0
461 Kab. Maluku Tengah 0 0 17.141.250.000 17.141.250.000 0 0
462 Kab. Maluku Tenggara 0 0 5.143.500.000 5.143.500.000 0 0
463 Kab. Buru 0 0 5.175.750.000 5.175.750.000 0 0
464 Kota Ambon 0 0 9.059.250.000 9.059.250.000 0 0
465 Kab. Seram Bagian Barat 0 0 8.776.500.000 8.776.500.000 0 0
466 Kab. Seram Bagian Timur 0 0 4.392.750.000 4.392.750.000 0 0
467 Kab. Maluku Barat Daya 0 0 5.204.250.000 5.204.250.000 0 0
468 Kab. Buru Selatan 0 0 2.530.500.000 2.530.500.000 0 0
469 Kab. Kepulauan Aru 0 0 4.248.750.000 4.248.750.000 0 0
470 Kota Tual 0 0 1.878.750.000 1.878.750.000 0 0
471 Kab. Halmahera Tengah 0 0 3.239.250.000 3.239.250.000 0 0
472 Kab. Halmahera Barat 0 0 7.081.500.000 7.081.500.000 0 0
473 Kota Ternate 0 0 6.480.750.000 6.480.750.000 0 0
474 Kab. Halmahera Timur 0 0 2.592.000.000 2.592.000.000 0 0
475 Kota Tidore Kepulauan 0 0 7.379.250.000 7.379.250.000 20.984.054.000 20.984.054.000
476 Kab. Kepulauan Sula 0 0 4.322.250.000 4.322.250.000 0 0
477 Kab. Pulau Morotai 0 0 2.703.000.000 2.703.000.000 0 0
478 Kab. Halmahera Selatan 0 0 6.666.750.000 6.666.750.000 0 0
479 Kab. Halmahera Utara 0 0 6.700.500.000 6.700.500.000 0 0
480 Kab. Yalimo 0 0 495.000.000 495.000.000 0 0
481 Kab. Lanny Jaya 0 0 1.494.000.000 1.494.000.000 0 0
482 Kab. Biak Numfor 0 0 6.296.250.000 6.296.250.000 0 0
483 Kab. Jayapura 0 0 5.013.750.000 5.013.750.000 23.785.158.000 23.785.158.000
484 Kab. Jayawijaya 0 0 3.759.000.000 3.759.000.000 0 0
485 Kab. Merauke 0 0 5.283.750.000 5.283.750.000 0 0
486 Kab. Mimika 0 0 3.785.250.000 3.785.250.000 0 0
487 Kab. Nabire 0 0 4.363.500.000 4.363.500.000 0 0
488 Kab. Paniai 0 0 2.502.000.000 2.502.000.000 0 0
489 Kab. Puncak Jaya 0 0 1.410.000.000 1.410.000.000 0 0
490 Kab. Kepulauan Yapen 0 0 4.195.500.000 4.195.500.000 0 0
491 Kota Jayapura 0 0 5.238.000.000 5.238.000.000 26.192.444.000 26.192.444.000
492 Kab. Sarmi 0 0 1.486.500.000 1.486.500.000 0 0
493 Kab. Keerom 0 0 3.705.750.000 3.705.750.000 0 0
494 Kab. Yahukimo 0 0 1.793.250.000 1.793.250.000 0 0
495 Kab. Pegunungan Bintang 0 0 1.983.750.000 1.983.750.000 0 0
496 Kab. Tolikara 0 0 1.470.750.000 1.470.750.000 0 0
497 Kab. Boven Digoel 0 0 1.663.500.000 0 0 0
498 Kab. Mappi 0 0 2.766.000.000 2.766.000.000 0 0
499 Kab. Asmat 0 0 2.453.250.000 2.453.250.000 24.726.263.000 24.726.263.000
500 Kab. Waropen 0 0 1.705.500.000 1.705.500.000 0 0
501 Kab. Mamberamo Raya 0 0 1.641.000.000 1.641.000.000 0 0
502 Kab. Mamberamo Tengah 0 0 1.113.000.000 0 0 0
503 Kab. Nduga 0 0 1.250.250.000 1.250.250.000 0 0
504 Kab. Dogiyai 0 0 1.987.500.000 1.987.500.000 0 0
505 Kab. Intan Jaya 0 0 636.750.000 0 0 0
506 Kab. Puncak 0 0 1.486.500.000 0 0 0
507 Kab. Deiyai 0 0 1.616.250.000 1.616.250.000 0 0
508 Kab. Supiori 0 0 1.647.000.000 1.647.000.000 0 0
509 Kab. Sorong 0 0 3.381.000.000 3.381.000.000 0 0
510 Kab. Manokwari 0 0 5.116.500.000 5.116.500.000 0 0
511 Kab. Fakfak 0 0 4.440.750.000 4.440.750.000 0 0
512 Kota Sorong 0 0 3.993.750.000 3.993.750.000 0 0
513 Kab. Sorong Selatan 0 0 2.052.000.000 2.052.000.000 0 0
514 Kab. Raja Ampat 0 0 2.319.000.000 2.319.000.000 0 0
515 Kab. Teluk Bintuni 0 0 1.497.000.000 1.497.000.000 0 0
L33
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 33
Dana Penyesuaian Lainnya Dana Tamsil PNSD (MAK 622122) Dana Insentif Daerah (MAK 622125)
No. Nama Daerah
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
516 Kab. Teluk Wondama 0 0 2.240.250.000 2.240.250.000 0 0
517 Kab. Tambrauw 0 0 824.250.000 824.250.000 0 0
518 Kab. Maybrat 0 0 1.363.500.000 1.363.500.000 0 0
519 Kab. Kaimana 0 0 2.114.250.000 2.114.250.000 0 0
JUMLAH 78.907.877.152 78.907.877.152 3.696.177.700.000 3.678.526.736.060 1.387.800.000.000 1.387.800.000.000
L33
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 34
Transfer Dana Penyesuaian: Dana Tunjangan Profesi Guru dan Dana Bantuan Operasional Sekolah
Tahun Anggaran 2011
(dalam Rupiah)
Dana Tunjangan Profesi Guru (MAK 622131) Dana Bantuan Operasional Sekolah
No. Nama Daerah Realisasi
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
Sementara
1 Provinsi DKI Jakarta 713.357.165.360 713.357.165.360 713.357.165.360 552.826.032.000 552.826.032.000
2 Kab. Aceh Barat 9.541.007.520 9.541.007.520 9.541.007.520 10.882.764.000 10.882.764.000
3 Kab. Aceh Besar 25.262.371.200 25.262.371.200 25.262.371.200 16.717.541.000 16.717.541.000
4 Kab. Aceh Selatan 20.228.149.920 20.228.149.920 20.228.149.920 15.747.258.000 15.747.258.000
5 Kab. Aceh Singkil 4.548.374.160 4.548.374.160 4.548.374.160 10.079.978.000 10.079.978.000
6 Kab. Aceh Tengah 19.046.875.320 19.046.875.320 19.046.875.320 12.970.065.000 12.970.065.000
7 Kab. Aceh Tenggara 11.740.138.080 11.740.138.080 11.740.138.080 15.854.215.000 15.854.215.000
8 Kab. Aceh Timur 19.850.540.160 19.850.540.160 19.850.540.160 27.458.597.000 27.458.597.000
9 Kab. Aceh Utara 37.956.498.360 37.956.498.360 37.956.498.360 41.717.781.000 41.717.781.000
10 Kab. Bireuen 33.507.815.880 33.507.815.880 33.507.815.880 24.373.993.000 24.373.993.000
11 Kab. Pidie 40.482.095.280 40.482.095.280 40.482.095.280 24.647.756.000 24.647.756.000
12 Kab. Simeulue 3.812.664.240 3.812.664.240 3.812.664.240 7.440.988.000 7.440.988.000
13 Kota Banda Aceh 41.099.609.760 41.099.609.760 41.099.609.760 12.725.400.000 12.725.400.000
14 Kota Sabang 5.654.421.960 5.654.421.960 5.654.421.960 1.966.287.500 1.966.287.500
15 Kota Langsa 17.091.734.880 17.091.734.880 17.091.734.880 10.845.300.000 10.845.300.000
16 Kota Lhokseumawe 17.568.060.840 17.568.060.840 17.568.060.840 11.886.025.000 11.886.025.000
17 Kab. Nagan Raya 5.649.002.040 5.649.002.040 5.649.002.040 10.513.634.000 10.513.634.000
18 Kab. Aceh Jaya 4.972.583.880 4.972.583.880 4.972.583.880 4.877.181.000 4.877.181.000
19 Kab. Pidie Jaya 13.738.212.840 13.738.212.840 13.738.212.840 8.300.905.000 8.300.905.000
20 Kab. Aceh Barat Daya 11.975.828.040 11.975.828.040 11.975.828.040 9.765.106.000 9.765.106.000
21 Kab. Gayo Lues 4.266.048.600 4.266.048.600 4.266.048.600 7.315.246.000 7.315.246.000
22 Kab. Aceh Tamiang 18.048.497.280 18.048.497.280 18.048.497.280 20.201.655.000 20.201.655.000
23 Kab. Bener Meriah 11.804.634.600 11.804.634.600 11.804.634.600 9.532.578.000 9.532.578.000
24 Kota Subulussalam 4.146.017.040 4.146.017.040 4.146.017.040 7.467.950.000 7.467.950.000
25 Kab. Asahan 39.596.568.000 39.596.568.000 39.596.568.000 50.294.527.000 50.294.527.000
26 Kab. Dairi 16.242.959.040 16.242.959.040 16.242.959.040 29.041.085.500 29.041.085.500
27 Kab. Deli Serdang 66.059.192.760 66.059.192.760 66.059.192.760 118.409.588.000 118.409.588.000
28 Kab. Karo 31.506.008.160 31.506.008.160 31.506.008.160 30.229.400.000 30.229.400.000
29 Kab. Labuhan Batu 27.657.179.880 27.657.179.880 27.657.179.880 32.500.149.000 32.500.149.000
30 Kab. Langkat 47.964.248.640 47.964.248.640 47.964.248.640 71.118.102.500 71.118.102.500
31 Kab. Mandailing Natal 32.747.848.320 32.747.848.320 32.747.848.320 35.781.994.000 35.781.994.000
32 Kab. Nias 11.546.004.360 11.546.004.360 11.546.004.360 15.918.230.500 15.918.230.500
33 Kab. Simalungun 52.228.908.600 52.228.908.600 52.228.908.600 65.661.765.000 65.661.765.000
34 Kab. Tapanuli Selatan 16.636.979.040 16.636.979.040 16.636.979.040 23.402.587.000 23.402.587.000
35 Kab. Tapanuli Tengah 20.716.012.680 20.716.012.680 20.716.012.680 27.970.320.000 27.970.320.000
36 Kab. Tapanuli Utara 25.609.641.080 25.609.641.080 25.609.641.080 30.266.242.000 30.266.242.000
37 Kab. Toba Samosir 19.225.010.640 19.225.010.640 19.225.010.640 17.254.877.000 17.254.877.000
38 Kota Binjai 26.971.208.880 26.971.208.880 26.971.208.880 22.221.675.000 22.221.675.000
39 Kota Medan 159.271.189.440 159.271.189.440 159.271.189.440 169.784.550.000 169.784.550.000
40 Kota Pematang Siantar 30.532.142.520 30.532.142.520 30.532.142.520 22.895.225.000 22.895.225.000
41 Kota Sibolga 10.523.962.680 10.523.962.680 10.523.962.680 9.835.337.500 9.835.337.500
42 Kota Tanjung Balai 6.940.173.240 6.940.173.240 6.940.173.240 12.845.350.000 12.845.350.000
43 Kab. Batu Bara 19.372.020.360 19.372.020.360 19.372.020.360 29.791.584.000 29.791.584.000
44 Kab. Labuhan Batu Utara 11.759.258.280 11.759.258.280 11.759.258.280 27.135.676.000 27.135.676.000
45 Kab. Labuhan Batu Selatan 7.558.854.600 7.558.854.600 7.558.854.600 20.966.412.000 20.966.412.000
46 Kab. Padang Lawas Utara 5.090.701.440 5.090.701.440 5.090.701.440 18.677.473.000 18.677.473.000
47 Kab. Padang Lawas 4.830.105.720 4.830.105.720 4.830.105.720 18.669.480.000 18.669.480.000
48 Kab. Nias Utara 4.308.196.200 4.308.196.200 4.308.196.200 15.227.978.000 15.227.978.000
49 Kab. Nias Barat 2.765.555.760 2.765.555.760 2.765.555.760 10.517.577.000 10.517.577.000
50 Kota Tebing Tinggi 16.416.911.280 16.416.911.280 16.416.911.280 12.943.206.250 12.943.206.250
51 Kota Padang Sidempuan 23.271.128.760 23.271.128.760 23.271.128.760 17.104.450.000 17.104.450.000
52 Kab. Pakpak Bharat 3.097.110.720 3.097.110.720 3.097.110.720 4.200.648.500 4.200.648.500
53 Kab. Nias Selatan 4.798.784.760 4.798.784.760 4.798.784.760 40.654.721.000 40.654.721.000
54 Kab. Humbang Hasundutan 18.464.425.320 18.464.425.320 18.464.425.320 19.757.279.000 19.757.279.000
55 Kab. Serdang Bedagai 32.312.319.600 32.312.319.600 32.312.319.600 44.644.031.000 44.644.031.000
56 Kab. Samosir 10.557.946.080 10.557.946.080 10.557.946.080 13.506.027.000 13.506.027.000
57 Kota Gunungsitoli 8.931.624.240 8.931.624.240 8.931.624.240 12.675.025.000 12.675.025.000
58 Kab. Lima Puluh Kota 45.182.290.560 45.182.290.560 45.182.290.560 25.920.681.000 25.920.681.000
59 Kab. Agam 60.623.168.760 60.623.168.760 60.623.168.760 33.868.202.000 33.868.202.000
60 Kab. Kepulauan Mentawai 4.152.667.200 4.152.667.200 4.152.667.200 7.761.574.000 7.761.574.000
61 Kab. Padang Pariaman 51.649.232.240 51.649.232.240 51.649.232.240 35.609.604.000 35.609.604.000
62 Kab. Pasaman 31.130.767.800 31.130.767.800 31.130.767.800 21.281.489.000 21.281.489.000
L34
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 34
Dana Tunjangan Profesi Guru (MAK 622131) Dana Bantuan Operasional Sekolah
No. Nama Daerah Realisasi
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
Sementara
63 Kab. Pesisir Selatan 50.893.005.240 50.893.005.240 50.893.005.240 36.500.659.000 36.500.659.000
64 Kab. Sijunjung 22.518.369.720 22.518.369.720 22.518.369.720 16.586.245.000 16.586.245.000
65 Kab. Solok 41.196.335.720 41.196.335.720 41.196.335.720 28.263.458.000 28.263.458.000
66 Kab. Tanah Datar 59.410.218.440 59.410.218.440 59.410.218.440 24.821.738.000 24.821.738.000
67 Kota Bukit Tinggi 21.263.205.480 21.263.205.480 21.263.205.480 10.112.825.000 10.112.825.000
68 Kota Padang Panjang 15.066.571.080 15.066.571.080 15.066.571.080 4.568.200.000 4.568.200.000
69 Kota Padang 90.200.301.160 90.200.301.160 90.200.301.160 60.481.000.000 60.481.000.000
70 Kota Payakumbuh 24.069.884.520 24.069.884.520 24.069.884.520 10.125.750.000 10.125.750.000
71 Kota Sawahlunto 14.462.190.600 14.462.190.600 14.462.190.600 4.399.925.000 4.399.925.000
72 Kota Solok 17.516.883.120 17.516.883.120 17.516.883.120 5.429.318.750 5.429.318.750
73 Kota Pariaman 23.676.392.520 23.676.392.520 23.676.392.520 7.234.275.000 7.234.275.000
74 Kab. Pasaman Barat 25.565.556.720 25.565.556.720 25.565.556.720 30.415.548.000 30.415.548.000
75 Kab. Dharmasraya 15.739.835.760 15.739.835.760 15.739.835.760 14.319.436.000 14.319.436.000
76 Kab. Solok Selatan 12.410.789.160 12.410.789.160 12.410.789.160 11.888.838.000 11.888.838.000
77 Kab. Bengkalis 38.273.516.160 38.273.516.160 38.273.516.160 44.527.509.000 44.527.509.000
78 Kab. Indragiri Hilir 33.184.520.160 33.184.520.160 33.184.520.160 44.212.781.000 44.212.781.000
79 Kab. Indragiri Hulu 28.326.393.480 28.326.393.480 28.326.393.480 30.628.287.000 30.628.287.000
80 Kab. Kampar 54.555.951.120 54.555.951.120 54.555.951.120 53.291.236.000 53.291.236.000
81 Kab. Kuantan Singingi 28.674.484.080 28.674.484.080 28.674.484.080 23.221.277.000 23.221.277.000
82 Kab. Pelalawan 18.950.816.280 18.950.816.280 18.950.816.280 23.927.298.500 23.927.298.500
83 Kab. Rokan Hilir 20.790.380.160 20.790.380.160 20.790.380.160 46.575.272.000 46.575.272.000
84 Kab. Rokan Hulu 30.204.885.480 30.204.885.480 30.204.885.480 38.216.313.000 38.216.313.000
85 Kab. Siak 22.814.645.040 22.814.645.040 22.814.645.040 34.212.347.000 34.212.347.000
86 Kota Dumai 17.363.932.080 17.363.932.080 17.363.932.080 20.032.550.000 20.032.550.000
87 Kota Pekanbaru 62.701.892.880 62.701.892.880 62.701.892.880 63.749.575.000 63.749.575.000
88 Kab. Kepulauan Meranti 10.283.362.320 10.283.362.320 10.283.362.320 14.361.001.000 14.361.001.000
89 Kab. Bintan 10.935.957.120 10.935.957.120 10.935.957.120 9.758.657.000 9.758.657.000
90 Kab. Natuna 5.134.740.600 5.134.740.600 5.134.740.600 5.537.568.000 5.537.568.000
91 Kab. Karimun 19.060.967.640 19.060.967.640 19.060.967.640 16.211.272.000 16.211.272.000
92 Kota Batam 17.425.871.760 17.425.871.760 17.425.871.760 52.127.131.250 52.127.131.250
93 Kab. Kepulauan Anambas 1.525.702.200 1.525.702.200 1.525.702.200 3.159.977.000 3.159.977.000
94 Kota Tanjung Pinang 14.237.840.760 14.237.840.760 14.237.840.760 13.964.625.000 13.964.625.000
95 Kab. Lingga 7.012.204.320 7.012.204.320 7.012.204.320 6.378.016.000 6.378.016.000
96 Kab. Batanghari 20.345.740.800 20.345.740.800 20.345.740.800 18.295.914.000 18.295.914.000
97 Kab. Bungo 27.893.482.320 27.893.482.320 27.893.482.320 24.243.402.000 24.243.402.000
98 Kab. Kerinci 29.814.658.160 29.814.658.160 29.814.658.160 17.122.893.000 17.122.893.000
99 Kab. Merangin 26.167.592.880 26.167.592.880 26.167.592.880 27.153.335.000 27.153.335.000
100 Kab. Muaro Jambi 23.670.732.360 23.670.732.360 23.670.732.360 23.476.719.000 23.476.719.000
101 Kab. Sarolangun 17.672.392.320 17.672.392.320 17.672.392.320 19.728.501.000 19.728.501.000
102 Kab. Tanjung Jabung Barat 17.753.181.600 17.753.181.600 17.753.181.600 20.134.565.000 20.134.565.000
103 Kab. Tanjung Jabung Timur 14.992.841.160 14.992.841.160 14.992.841.160 14.420.056.000 14.420.056.000
104 Kab. Tebo 20.346.303.120 20.346.303.120 20.346.303.120 22.258.368.000 22.258.368.000
105 Kota Jambi 58.542.609.840 58.542.609.840 58.542.609.840 39.673.925.000 39.673.925.000
106 Kota Sungai Penuh 18.123.493.080 18.123.493.080 18.123.493.080 6.863.600.000 6.863.600.000
107 Kab. Lahat 35.890.909.560 35.890.909.560 35.890.909.560 30.490.394.000 30.490.394.000
108 Kab. Musi Banyuasin 24.634.701.960 24.634.701.960 24.634.701.960 43.934.875.000 43.934.875.000
109 Kab. Musi Rawas 26.682.588.240 26.682.588.240 26.682.588.240 41.297.571.000 41.297.571.000
110 Kab. Muara Enim 37.566.385.560 37.566.385.560 37.566.385.560 58.100.301.000 58.100.301.000
111 Kab. Ogan Komering Ilir 33.001.320.000 33.001.320.000 33.001.320.000 52.158.281.000 52.158.281.000
112 Kab. Ogan Komering Ulu 28.806.410.160 28.806.410.160 28.806.410.160 25.356.509.000 25.356.509.000
113 Kota Palembang 155.514.828.480 155.514.828.480 155.514.828.480 104.248.025.000 104.248.025.000
114 Kota Pagar Alam 11.931.102.480 11.931.102.480 11.931.102.480 9.706.375.000 9.706.375.000
115 Kota Lubuklinggau 22.505.949.840 22.505.949.840 22.505.949.840 16.475.212.500 16.475.212.500
116 Kota Prabumulih 15.301.425.480 15.301.425.480 15.301.425.480 13.304.250.000 13.304.250.000
117 Kab. Empat Lawang 8.369.232.960 8.369.232.960 8.369.232.960 19.122.990.000 19.122.990.000
118 Kab. Banyuasin 34.998.631.800 34.998.631.800 34.998.631.800 51.955.629.000 51.955.629.000
119 Kab. Ogan Ilir 27.773.024.400 27.773.024.400 27.773.024.400 28.144.464.000 28.144.464.000
120 Kab. Ogan Komering Ulu Tim 31.884.361.080 31.884.361.080 31.884.361.080 41.338.174.000 41.338.174.000
121 Kab. Ogan Komering Ulu Sel 12.428.338.560 12.428.338.560 12.428.338.560 24.403.704.000 24.403.704.000
122 Kab. Bangka 16.960.379.040 16.960.379.040 16.960.379.040 19.283.439.000 19.283.439.000
123 Kab. Belitung 12.306.117.120 12.306.117.120 12.306.117.120 11.362.913.000 11.362.913.000
124 Kota Pangkal Pinang 15.178.119.000 15.178.119.000 15.178.119.000 12.634.718.750 12.634.718.750
125 Kab. Bangka Selatan 6.564.700.560 6.564.700.560 6.564.700.560 12.650.448.000 12.650.448.000
126 Kab. Bangka Tengah 6.538.909.080 6.538.909.080 6.538.909.080 11.239.276.000 11.239.276.000
127 Kab. Bangka Barat 8.757.576.960 8.757.576.960 8.757.576.960 12.536.155.000 12.536.155.000
128 Kab. Belitung Timur 8.311.349.640 8.311.349.640 8.311.349.640 7.415.485.000 7.415.485.000
129 Kab. Bengkulu Selatan 21.936.014.760 21.936.014.760 21.936.014.760 12.502.988.000 12.502.988.000
L34
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 34
Dana Tunjangan Profesi Guru (MAK 622131) Dana Bantuan Operasional Sekolah
No. Nama Daerah Realisasi
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
Sementara
130 Kab. Bengkulu Utara 26.889.359.640 26.889.359.640 26.879.180.215 20.601.636.000 20.601.636.000
131 Kab. Rejang Lebong 21.518.129.160 21.518.129.160 21.518.129.160 20.518.836.000 20.518.836.000
132 Kota Bengkulu 29.078.689.200 29.078.689.200 29.071.151.700 23.898.850.000 23.898.850.000
133 Kab. Kaur 9.992.491.080 9.992.491.080 9.992.491.080 9.220.134.000 9.220.134.000
134 Kab. Seluma 14.137.219.800 14.137.219.800 14.137.219.800 14.608.853.000 14.608.853.000
135 Kab. Mukomuko 11.189.530.440 11.189.530.440 11.189.530.440 12.584.102.000 12.584.102.000
136 Kab. Lebong 8.626.800.600 8.626.800.600 8.626.800.600 7.858.184.500 7.858.184.500
137 Kab. Bengkulu Tengah 9.950.152.080 9.950.152.080 9.950.152.080 7.956.583.500 7.956.583.500
138 Kab. Kepahiang 10.860.842.520 10.860.842.520 10.814.285.165 9.587.767.500 9.587.767.500
139 Kab. Lampung Barat 27.181.542.960 27.181.542.960 27.181.542.960 30.156.342.000 30.156.342.000
140 Kab. Lampung Selatan 55.222.875.840 55.222.875.840 55.222.875.840 61.530.121.000 61.530.121.000
141 Kab. Lampung Tengah 101.198.185.440 101.198.185.440 101.198.185.440 81.669.125.000 81.669.125.000
142 Kab. Lampung Utara 47.940.289.320 47.940.289.320 47.940.289.320 46.149.817.000 46.149.817.000
143 Kab. Lampung Timur 79.302.719.760 79.302.719.760 79.302.719.760 67.727.742.000 67.727.742.000
144 Kab. Tanggamus 38.707.363.200 38.707.363.200 38.707.363.200 37.263.579.000 37.263.579.000
145 Kab. Tulang Bawang 15.902.327.760 15.902.327.760 15.902.327.760 31.445.968.000 31.445.968.000
146 Kab. Way Kanan 24.290.986.800 24.290.986.800 24.290.986.800 30.458.670.000 30.458.670.000
147 Kab. Pesawaran 33.293.043.960 33.293.043.960 33.293.043.960 28.942.438.000 28.942.438.000
148 Kab. Pringsewu 45.265.925.080 45.265.925.080 45.265.925.080 28.541.521.000 28.541.521.000
149 Kab. Mesuji 5.956.369.320 5.956.369.320 5.956.369.320 14.352.619.000 14.352.619.000
150 Kab. Tulang Bawang Barat 16.171.900.800 16.171.900.800 16.171.900.800 18.878.158.000 18.878.158.000
151 Kota Bandar Lampung 104.369.901.240 104.369.901.240 104.369.901.240 62.803.462.500 62.803.462.500
152 Kota Metro 32.995.597.800 32.995.597.800 32.995.597.800 11.506.925.000 11.506.925.000
153 Kab. Bandung 180.357.849.440 180.357.849.440 180.357.849.440 225.506.604.000 225.506.604.000
154 Kab. Bekasi 91.646.117.640 91.646.117.640 91.646.117.640 167.794.128.000 167.794.128.000
155 Kab. Bogor 164.411.116.320 164.411.116.320 164.411.116.320 311.749.067.000 311.749.067.000
156 Kab. Ciamis 117.374.088.440 117.374.088.440 117.374.088.440 90.141.788.000 90.141.788.000
157 Kab. Cianjur 122.122.794.040 122.122.794.040 122.122.794.040 162.376.850.500 162.376.850.500
158 Kab. Cirebon 111.105.877.080 111.105.877.080 111.105.877.080 140.655.536.000 140.655.536.000
159 Kab. Garut 163.795.129.080 163.795.129.080 163.795.129.080 191.592.379.000 191.592.379.000
160 Kab. Indramayu 94.323.644.560 94.323.644.560 94.323.644.560 113.525.944.000 113.525.944.000
161 Kab. Karawang 88.566.218.400 88.566.218.400 88.505.995.140 148.394.852.000 148.394.852.000
162 Kab. Kuningan 87.752.338.080 87.752.338.080 87.752.338.080 68.806.475.000 68.806.475.000
163 Kab. Majalengka 93.452.486.160 93.452.486.160 93.452.486.160 75.907.782.000 75.907.782.000
164 Kab. Purwakarta 62.103.330.960 62.103.330.960 62.103.330.960 61.190.917.000 61.190.917.000
165 Kab. Subang 82.263.552.360 82.263.552.360 82.263.552.360 98.382.842.000 98.382.842.000
166 Kab. Sukabumi 105.688.813.560 105.688.813.560 105.688.813.560 158.065.631.000 158.065.631.000
167 Kab. Sumedang 88.234.006.720 88.234.006.720 88.234.006.720 71.179.420.000 71.179.420.000
168 Kab. Tasikmalaya 131.545.244.160 131.545.244.160 131.545.244.160 109.088.146.000 109.088.146.000
169 Kab. Bandung Barat 82.263.302.880 82.263.302.880 82.263.302.880 100.135.350.500 100.135.350.500
170 Kota Bandung 185.168.892.480 185.168.892.480 185.168.892.480 154.344.812.500 154.344.812.500
171 Kota Bekasi 118.654.662.720 118.654.662.720 118.654.662.720 142.212.175.000 142.212.175.000
172 Kota Bogor 86.068.349.040 86.068.349.040 86.068.349.040 67.126.875.000 67.126.875.000
173 Kota Cirebon 40.633.722.360 40.633.722.360 40.633.722.360 26.373.162.500 26.373.162.500
174 Kota Depok 70.213.565.400 70.213.565.400 70.213.565.400 89.942.200.000 89.942.200.000
175 Kota Sukabumi 31.125.437.640 31.125.437.640 31.125.437.640 21.786.575.000 21.786.575.000
176 Kota Cimahi 50.605.943.520 50.605.943.520 50.605.943.520 33.422.800.000 33.422.800.000
177 Kota Tasikmalaya 61.936.609.320 61.936.609.320 61.936.609.320 42.524.525.000 42.524.525.000
178 Kota Banjar 18.289.035.600 18.289.035.600 18.289.035.600 11.877.150.000 11.877.150.000
179 Kab. Lebak 76.336.683.720 76.336.683.720 76.336.683.720 96.283.055.000 96.283.055.000
180 Kab. Pandeglang 90.408.356.280 90.408.356.280 90.408.356.280 94.767.471.000 94.767.471.000
181 Kab. Serang 58.972.770.120 58.972.770.120 58.972.770.120 104.045.021.000 104.045.021.000
182 Kab. Tangerang 100.217.370.000 100.217.370.000 100.217.370.000 181.105.006.000 181.105.006.000
183 Kota Cilegon 28.405.388.880 28.405.388.880 28.405.388.880 26.402.581.250 26.402.581.250
184 Kota Tangerang 93.326.956.800 93.326.956.800 93.326.956.800 106.504.125.000 106.504.125.000
185 Kota Serang 32.810.642.040 32.810.642.040 32.810.642.040 45.699.462.500 45.699.462.500
186 Kota Tangerang Selatan 41.724.548.240 41.724.548.240 41.724.548.240 65.675.812.500 65.675.812.500
187 Kab. Banjarnegara 93.880.491.520 93.880.491.520 93.880.491.520 53.148.452.000 53.148.452.000
188 Kab. Banyumas 151.955.463.000 151.955.463.000 151.955.463.000 96.654.630.000 96.654.630.000
189 Kab. Batang 56.141.030.880 56.141.030.880 56.141.030.880 41.303.406.000 41.303.406.000
190 Kab. Blora 71.038.432.080 71.038.432.080 71.038.432.080 50.938.167.000 50.938.167.000
191 Kab. Boyolali 113.035.573.200 113.035.573.200 108.302.542.294 51.540.990.000 51.540.990.000
192 Kab. Brebes 99.830.805.360 99.830.805.360 99.830.805.360 103.720.040.000 103.720.040.000
193 Kab. Cilacap 121.080.210.240 121.080.210.240 121.080.210.240 116.881.143.000 116.881.143.000
194 Kab. Demak 79.154.165.640 79.154.165.640 79.154.165.640 56.124.558.000 56.124.558.000
195 Kab. Grobogan 82.681.802.280 82.681.802.280 82.681.802.280 86.462.622.000 86.462.622.000
196 Kab. Jepara 56.262.930.240 56.262.930.240 56.262.930.240 54.776.529.000 54.776.529.000
L34
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 34
Dana Tunjangan Profesi Guru (MAK 622131) Dana Bantuan Operasional Sekolah
No. Nama Daerah Realisasi
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
Sementara
197 Kab. Karanganyar 100.627.685.040 100.627.685.040 100.627.685.040 48.240.447.000 48.240.447.000
198 Kab. Kebumen 82.778.005.200 82.778.005.200 82.778.005.200 80.762.412.000 80.762.412.000
199 Kab. Kendal 77.394.501.360 77.394.501.360 77.394.501.360 57.345.578.000 57.345.578.000
200 Kab. Klaten 143.841.784.680 143.841.784.680 143.841.784.680 69.558.389.000 69.558.389.000
201 Kab. Kudus 48.349.230.600 48.349.230.600 48.349.230.600 38.938.480.000 38.938.480.000
202 Kab. Magelang 61.926.041.000 61.926.041.000 61.926.041.000 61.131.855.000 61.131.855.000
203 Kab. Pati 108.136.284.960 108.136.284.960 104.035.026.635 59.621.121.000 59.621.121.000
204 Kab. Pekalongan 58.243.378.640 58.243.378.640 58.243.378.640 51.770.767.000 51.770.767.000
205 Kab. Pemalang 94.931.414.160 94.931.414.160 94.931.414.160 93.217.885.500 93.217.885.500
206 Kab. Purbalingga 67.158.038.640 67.158.038.640 67.158.038.640 53.868.020.000 53.868.020.000
207 Kab. Purworejo 101.668.826.160 101.668.826.160 101.668.826.160 47.632.163.000 47.632.163.000
208 Kab. Rembang 62.234.941.560 62.234.941.560 59.939.635.800 33.226.899.000 33.226.899.000
209 Kab. Semarang 79.991.208.000 79.991.208.000 79.991.208.000 51.790.520.000 51.790.520.000
210 Kab. Sragen 108.493.946.880 108.493.946.880 108.493.946.880 54.604.252.000 54.604.252.000
211 Kab. Sukoharjo 76.522.086.280 76.522.086.280 76.522.086.280 42.855.269.000 42.855.269.000
212 Kab. Tegal 78.716.383.680 78.716.383.680 78.716.383.680 87.609.479.000 87.609.479.000
213 Kab. Temanggung 59.611.432.320 59.611.432.320 59.611.432.320 39.840.312.000 39.840.312.000
214 Kab. Wonogiri 119.839.624.080 119.839.624.080 119.839.624.080 57.849.268.000 57.849.268.000
215 Kab. Wonosobo 64.376.623.080 64.376.623.080 64.376.623.080 49.540.527.000 49.540.527.000
216 Kota Magelang 31.643.265.720 31.643.265.720 31.643.265.720 11.320.300.000 11.320.300.000
217 Kota Pekalongan 32.359.002.720 32.359.002.720 32.359.002.720 16.887.975.000 16.887.975.000
218 Kota Salatiga 31.098.378.960 31.098.378.960 31.098.378.960 11.967.075.000 11.967.075.000
219 Kota Semarang 123.352.092.600 123.352.092.600 123.352.092.600 94.320.693.750 94.320.693.750
220 Kota Surakarta 86.590.631.440 86.590.631.440 86.590.631.440 46.044.000.000 46.044.000.000
221 Kota Tegal 35.626.052.880 35.626.052.880 35.626.052.880 19.041.800.000 19.041.800.000
222 Kab. Bantul 134.387.639.400 134.387.639.400 134.387.639.400 45.524.705.000 45.524.705.000
223 Kab. Gunungkidul 118.509.983.240 118.509.983.240 118.509.983.240 37.805.079.000 37.805.079.000
224 Kab. Kulon Progo 81.667.630.440 81.667.630.440 81.667.630.440 25.597.514.000 25.597.514.000
225 Kab. Sleman 139.769.286.360 139.769.286.360 139.769.286.360 54.525.375.000 54.525.375.000
226 Kota Yogyakarta 89.864.496.480 89.864.496.480 89.864.496.480 31.137.275.000 31.137.275.000
227 Kab. Bangkalan 63.563.323.560 63.563.323.560 63.563.323.560 68.398.824.500 68.398.824.500
228 Kab. Banyuwangi 122.870.821.920 122.870.821.920 122.870.821.920 84.991.678.000 84.991.678.000
229 Kab. Blitar 110.946.988.640 110.946.988.640 110.946.988.640 54.420.801.000 54.420.801.000
230 Kab. Bojonegoro 109.940.248.400 109.940.248.400 109.940.248.400 58.312.747.000 58.312.747.000
231 Kab. Bondowoso 61.614.550.800 61.614.550.800 61.614.550.800 40.106.589.000 40.106.589.000
232 Kab. Gresik 91.197.745.320 91.197.745.320 91.197.745.320 48.474.515.000 48.474.515.000
233 Kab. Jember 145.002.542.520 145.002.542.520 145.002.542.520 129.235.714.000 129.235.714.000
234 Kab. Jombang 96.512.462.640 96.512.462.640 96.512.462.640 55.008.830.000 55.008.830.000
235 Kab. Kediri 114.509.392.800 114.509.392.800 114.509.392.800 75.739.023.000 75.739.023.000
236 Kab. Lamongan 121.226.062.320 121.226.062.320 121.226.062.320 49.485.481.000 49.485.481.000
237 Kab. Lumajang 86.761.086.720 86.761.086.720 86.761.086.720 53.250.246.000 53.250.246.000
238 Kab. Madiun 73.217.886.360 73.217.886.360 73.217.886.360 31.773.995.000 31.773.995.000
239 Kab. Magetan 80.339.035.240 80.339.035.240 80.339.035.240 31.960.769.000 31.960.769.000
240 Kab. Malang 166.037.778.000 166.037.778.000 166.037.778.000 124.671.162.000 124.671.162.000
241 Kab. Mojokerto 72.743.497.160 72.743.497.160 72.743.497.160 48.600.063.000 48.600.063.000
242 Kab. Nganjuk 106.385.847.440 106.385.847.440 106.385.847.440 58.079.375.000 58.079.375.000
243 Kab. Ngawi 94.202.540.520 94.202.540.520 88.372.115.100 43.463.476.000 43.463.476.000
244 Kab. Pacitan 64.131.194.160 64.131.194.160 64.131.194.160 30.284.221.000 30.284.221.000
245 Kab. Pamekasan 47.269.935.560 47.269.935.560 47.269.935.560 41.361.055.000 41.361.055.000
246 Kab. Pasuruan 107.388.310.520 107.388.310.520 107.388.310.520 77.463.393.000 77.463.393.000
247 Kab. Ponorogo 95.470.189.320 95.470.189.320 95.470.189.320 44.521.581.000 44.521.581.000
248 Kab. Probolinggo 78.264.401.160 78.264.401.160 78.264.401.160 52.647.026.000 52.647.026.000
249 Kab. Sampang 37.803.075.400 37.803.075.400 37.803.075.400 51.759.405.000 51.759.405.000
250 Kab. Sidoarjo 124.417.427.920 124.417.427.920 124.417.427.920 104.881.463.000 104.881.463.000
251 Kab. Situbondo 50.380.415.560 50.380.415.560 50.380.415.560 34.454.175.000 34.454.175.000
252 Kab. Sumenep 59.625.878.400 59.625.878.400 59.625.878.400 41.533.982.000 41.533.982.000
253 Kab. Trenggalek 88.242.712.800 88.242.712.800 88.242.712.800 36.082.974.000 36.082.974.000
254 Kab. Tuban 97.481.215.880 97.481.215.880 97.481.215.880 51.674.274.000 51.674.274.000
255 Kab. Tulungagung 103.929.939.960 103.929.939.960 103.929.939.960 56.701.357.000 56.701.357.000
256 Kota Blitar 25.506.098.960 25.506.098.960 25.506.098.960 11.236.425.000 11.236.425.000
257 Kota Kediri 43.156.564.440 43.156.564.440 43.156.564.440 20.018.900.000 20.018.900.000
258 Kota Madiun 36.547.304.960 36.547.304.960 36.006.987.160 12.962.150.000 12.962.150.000
259 Kota Malang 82.549.440.600 82.549.440.600 82.549.440.600 51.742.675.000 51.742.675.000
260 Kota Mojokerto 18.065.877.720 18.065.877.720 18.065.877.720 10.707.362.500 10.707.362.500
261 Kota Pasuruan 22.893.384.360 22.893.384.360 22.893.384.360 12.647.600.000 12.647.600.000
262 Kota Probolinggo 27.336.272.040 27.336.272.040 27.336.272.040 13.330.800.000 13.330.800.000
263 Kota Surabaya 213.022.713.320 213.022.713.320 213.022.713.320 158.237.700.000 158.237.700.000
L34
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 34
Dana Tunjangan Profesi Guru (MAK 622131) Dana Bantuan Operasional Sekolah
No. Nama Daerah Realisasi
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
Sementara
264 Kota Batu 18.804.733.200 18.804.733.200 18.804.733.200 11.381.206.250 11.381.206.250
265 Kab. Bengkayang 10.629.058.440 10.629.058.440 10.629.058.440 20.724.478.000 20.724.478.000
266 Kab. Landak 15.280.181.400 15.280.181.400 15.280.181.400 33.142.077.500 33.142.077.500
267 Kab. Kapuas Hulu 13.762.826.880 13.762.826.880 13.762.826.880 18.409.412.000 18.409.412.000
268 Kab. Ketapang 16.162.155.240 16.162.155.240 16.162.155.240 35.796.661.000 35.796.661.000
269 Kab. Pontianak 15.434.105.280 15.434.105.280 15.434.105.280 16.836.240.000 16.836.240.000
270 Kab. Sambas 25.858.666.680 25.858.666.680 25.858.666.680 40.717.874.000 40.717.874.000
271 Kab. Sanggau 18.702.941.400 18.702.941.400 18.702.941.400 32.912.766.000 32.912.766.000
272 Kab. Sintang 15.907.007.160 15.907.007.160 15.907.007.160 33.203.399.000 33.203.399.000
273 Kota Pontianak 40.525.688.280 40.525.688.280 40.525.688.280 42.226.000.000 42.226.000.000
274 Kota Singkawang 18.461.106.840 18.461.106.840 18.461.106.840 16.503.900.000 16.503.900.000
275 Kab. Kayong Utara 2.871.773.520 2.871.773.520 2.871.773.520 8.207.755.000 8.207.755.000
276 Kab. Kubu Raya 22.788.015.360 22.788.015.360 22.788.015.360 34.553.045.000 34.553.045.000
277 Kab. Sekadau 4.488.686.400 4.488.686.400 4.488.686.400 15.891.743.000 15.891.743.000
278 Kab. Melawi 9.976.990.320 9.976.990.320 9.976.990.320 16.184.094.000 16.184.094.000
279 Kab. Barito Selatan 11.127.809.880 11.127.809.880 10.166.590.100 9.587.249.000 9.587.249.000
280 Kab. Barito Utara 9.284.338.800 9.284.338.800 9.284.338.800 10.214.525.000 10.214.525.000
281 Kab. Kapuas 26.419.190.160 26.419.190.160 26.419.190.160 21.851.773.000 21.851.773.000
282 Kab. Kotawaringin Barat 8.960.983.680 8.960.983.680 8.960.983.680 16.495.852.500 16.495.852.500
283 Kab. Kotawaringin Timur 16.368.546.480 16.368.546.480 16.368.546.480 29.175.981.000 29.175.981.000
284 Kota Palangkaraya 33.683.151.480 33.683.151.480 33.683.151.480 13.316.925.000 13.316.925.000
285 Kab. Barito Timur 8.309.883.120 8.309.883.120 8.309.883.120 6.924.484.000 6.924.484.000
286 Kab. Murung Raya 5.184.586.440 5.184.586.440 5.184.586.440 9.558.079.000 9.558.079.000
287 Kab. Pulang Pisau 8.842.491.240 8.842.491.240 8.842.491.240 8.871.751.000 8.871.751.000
288 Kab. Gunung Mas 5.860.430.400 5.860.430.400 5.860.430.400 9.315.835.500 9.315.835.500
289 Kab. Lamandau 4.060.240.800 4.060.240.800 4.060.240.800 4.936.582.500 4.936.582.500
290 Kab. Sukamara 2.253.394.440 2.253.394.440 2.134.644.440 3.386.791.000 3.386.791.000
291 Kab. Katingan 8.578.980.960 8.578.980.960 8.578.980.960 12.195.203.000 12.195.203.000
292 Kab. Seruyan 4.380.486.000 4.380.486.000 4.380.486.000 10.415.918.000 10.415.918.000
293 Kab. Banjar 35.659.195.440 35.659.195.440 35.659.195.440 25.407.009.000 25.407.009.000
294 Kab. Barito Kuala 33.300.818.760 33.300.818.760 33.300.818.760 16.550.621.000 16.550.621.000
295 Kab. Hulu Sungai Selatan 26.510.563.200 26.510.563.200 26.510.563.200 11.732.451.000 11.732.451.000
296 Kab. Hulu Sungai Tengah 34.952.330.160 34.952.330.160 34.952.330.160 14.644.191.000 14.644.191.000
297 Kab. Hulu Sungai Utara 20.584.765.080 20.584.765.080 20.584.765.080 9.512.421.000 9.512.421.000
298 Kab. Kotabaru 19.599.711.120 19.599.711.120 19.599.711.120 21.280.711.000 21.280.711.000
299 Kab. Tabalong 32.728.621.200 32.728.621.200 32.728.621.200 14.392.843.000 14.392.843.000
300 Kab. Tanah Laut 27.755.229.480 27.755.229.480 27.755.229.480 19.262.123.000 19.262.123.000
301 Kab. Tapin 22.728.236.520 22.728.236.520 22.728.236.520 10.167.325.000 10.167.325.000
302 Kota Banjarbaru 23.430.582.120 23.430.582.120 23.430.582.120 12.743.700.000 12.743.700.000
303 Kota Banjarmasin 72.029.707.840 72.029.707.840 72.029.707.840 39.353.918.750 39.353.918.750
304 Kab. Balangan 13.463.658.120 13.463.658.120 13.463.658.120 7.041.815.000 7.041.815.000
305 Kab. Tanah Bumbu 17.273.553.000 17.273.553.000 17.273.553.000 18.583.695.000 18.583.695.000
306 Kab. Berau 10.067.836.680 10.067.836.680 10.067.836.680 14.750.570.500 14.750.570.500
307 Kab. Bulungan 9.367.727.160 9.367.727.160 9.367.727.160 9.779.522.500 9.779.522.500
308 Kab. Kutai Kartanegara 34.848.877.800 34.848.877.800 34.848.877.800 47.974.055.000 47.974.055.000
309 Kab. Kutai Barat 5.901.708.120 5.901.708.120 5.901.708.120 15.038.707.000 15.038.707.000
310 Kab. Kutai Timur 15.572.937.600 15.572.937.600 15.572.937.600 21.227.241.000 21.227.241.000
311 Kab. Malinau 3.714.837.720 3.714.837.720 3.714.837.720 6.213.183.000 6.213.183.000
312 Kab. Nunukan 7.477.967.640 7.477.967.640 7.477.967.640 12.673.711.500 12.673.711.500
313 Kab. Paser 16.485.250.320 16.485.250.320 16.485.250.320 17.346.059.000 17.346.059.000
314 Kota Balikpapan 33.677.683.040 33.677.683.040 33.677.683.040 39.658.306.250 39.658.306.250
315 Kota Bontang 11.547.361.320 11.547.361.320 11.547.361.320 11.988.612.500 11.988.612.500
316 Kab. Tana Tidung 993.795.000 993.795.000 993.795.000 1.485.938.000 1.485.938.000
317 Kota Samarinda 50.355.340.520 50.355.340.520 50.355.340.520 50.922.825.000 50.922.825.000
318 Kota Tarakan 10.751.809.200 10.751.809.200 10.751.809.200 13.902.900.000 13.902.900.000
319 Kab. Penajam Paser Utara 9.371.024.520 9.371.024.520 9.371.024.520 11.011.404.500 11.011.404.500
320 Kab. Bolaang Mongondow 18.710.036.400 18.710.036.400 18.710.036.400 17.355.504.000 17.355.504.000
321 Kab. Minahasa 53.241.756.800 53.241.756.800 53.241.756.800 21.954.225.000 21.954.225.000
322 Kab. Kepulauan Sangihe 19.547.084.040 19.547.084.040 19.547.084.040 8.568.902.000 8.568.902.000
323 Kota Bitung 20.371.900.560 20.371.900.560 20.371.900.560 13.720.800.000 13.720.800.000
324 Kota Manado 65.339.111.640 65.339.111.640 65.339.111.640 32.861.125.000 32.861.125.000
325 Kab. Kepulauan Talaud 13.866.485.160 13.866.485.160 13.866.485.160 6.964.600.000 6.964.600.000
326 Kab. Minahasa Selatan 34.623.973.560 34.623.973.560 34.623.973.560 16.635.611.000 16.635.611.000
327 Kab. Minahasa Tenggara 11.956.049.160 11.956.049.160 11.956.049.160 8.564.575.000 8.564.575.000
328 Kab. Kepulauan Siau Tagulan 9.547.652.400 9.547.652.400 9.547.652.400 4.723.138.000 4.723.138.000
329 Kota Kotamobagu 21.200.964.840 21.200.964.840 21.200.964.840 8.694.975.000 8.694.975.000
330 Kab. Bolaang Mongondow Ti 2.697.356.640 2.697.356.640 2.697.356.640 4.575.547.000 4.575.547.000
L34
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 34
Dana Tunjangan Profesi Guru (MAK 622131) Dana Bantuan Operasional Sekolah
No. Nama Daerah Realisasi
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
Sementara
331 Kab. Bolaang Mongondow Se 2.190.497.760 2.190.497.760 2.190.497.760 4.858.971.000 4.858.971.000
332 Kota Tomohon 16.511.856.240 16.511.856.240 16.511.856.240 7.098.637.500 7.098.637.500
333 Kab. Minahasa Utara 24.345.222.000 24.345.222.000 24.345.222.000 14.228.664.000 14.228.664.000
334 Kab. Bolaang Mongondow Ut 5.612.797.080 5.612.797.080 5.612.797.080 6.106.670.000 6.106.670.000
335 Kab. Boalemo 12.747.917.160 12.747.917.160 12.747.917.160 10.905.129.000 10.905.129.000
336 Kab. Gorontalo 45.461.496.960 45.461.496.960 45.461.496.960 28.812.570.000 28.812.570.000
337 Kota Gorontalo 36.136.337.160 36.136.337.160 36.136.337.160 13.579.125.000 13.579.125.000
338 Kab. Pohuwato 9.672.710.520 9.672.710.520 9.672.710.520 10.143.092.000 10.143.092.000
339 Kab. Gorontalo Utara 8.758.075.920 8.758.075.920 8.758.075.920 8.957.651.000 8.957.651.000
340 Kab. Bone Bolango 24.564.067.440 24.564.067.440 24.564.067.440 10.716.276.000 10.716.276.000
341 Kab. Banggai 38.212.695.840 38.212.695.840 38.212.695.840 26.681.073.000 26.681.073.000
342 Kab. Banggai Kepulauan 16.922.524.080 16.922.524.080 15.977.657.980 16.550.196.000 16.550.196.000
343 Kab. Buol 10.128.474.840 10.128.474.840 10.128.474.840 13.669.916.000 13.669.916.000
344 Kab. Tolitoli 18.737.786.760 18.737.786.760 18.737.786.760 18.037.355.500 18.037.355.500
345 Kab. Donggala 28.545.207.240 28.545.207.240 28.545.207.240 25.377.191.000 25.377.191.000
346 Kab. Morowali 20.561.581.920 20.561.581.920 20.561.581.920 16.939.792.000 16.939.792.000
347 Kab. Poso 25.931.892.360 25.931.892.360 25.931.892.360 16.356.818.000 16.356.818.000
348 Kota Palu 51.314.140.680 51.314.140.680 51.314.140.680 23.669.075.000 23.669.075.000
349 Kab. Parigi Moutong 27.566.325.600 27.566.325.600 27.566.325.600 33.539.491.000 33.539.491.000
350 Kab. Sigi 20.755.878.000 20.755.878.000 20.755.878.000 17.124.026.500 17.124.026.500
351 Kab. Tojo Una Una 13.219.496.400 13.219.496.400 13.219.496.400 11.709.724.000 11.709.724.000
352 Kab. Bantaeng 21.919.030.320 21.919.030.320 21.919.030.320 13.802.570.000 13.802.570.000
353 Kab. Barru 27.931.153.800 27.931.153.800 27.931.153.800 13.380.690.000 13.380.690.000
354 Kab. Bone 88.843.506.840 88.843.506.840 88.843.506.840 53.359.048.000 53.359.048.000
355 Kab. Bulukumba 46.853.102.000 46.853.102.000 46.853.102.000 30.655.830.000 30.655.830.000
356 Kab. Enrekang 33.395.380.920 33.395.380.920 33.395.380.920 16.890.347.000 16.890.347.000
357 Kab. Gowa 55.154.460.240 55.154.460.240 47.681.488.600 48.290.125.000 48.290.125.000
358 Kab. Jeneponto 31.427.139.480 31.427.139.480 31.427.139.480 28.811.220.000 28.811.220.000
359 Kab. Luwu 35.421.055.560 35.421.055.560 35.421.055.560 30.437.021.000 30.437.021.000
360 Kab. Luwu Utara 26.975.102.880 26.975.102.880 26.975.102.880 25.941.346.500 25.941.346.500
361 Kab. Maros 35.872.174.800 35.872.174.800 35.872.174.800 24.828.841.000 24.828.841.000
362 Kab. Pangkajene Kepulauan 39.278.479.680 39.278.479.680 39.278.479.680 25.511.224.000 25.511.224.000
363 Kab. Pinrang 36.853.556.520 36.853.556.520 36.853.556.520 29.762.290.000 29.762.290.000
364 Kab. Kepulauan Selayar 17.354.264.400 17.354.264.400 17.354.264.400 9.593.790.000 9.593.790.000
365 Kab. Sidenreng Rappang 35.339.094.120 35.339.094.120 35.339.094.120 20.619.384.000 20.619.384.000
366 Kab. Sinjai 32.751.597.120 32.751.597.120 32.751.597.120 19.473.100.000 19.473.100.000
367 Kab. Soppeng 41.208.181.080 41.208.181.080 41.208.181.080 16.095.082.000 16.095.082.000
368 Kab. Takalar 32.170.451.280 32.170.451.280 32.170.451.280 21.130.663.000 21.130.663.000
369 Kab. Tana Toraja 31.829.921.640 31.829.921.640 31.829.921.640 22.987.239.000 22.987.239.000
370 Kab. Wajo 51.779.485.560 51.779.485.560 51.779.485.560 25.051.954.000 25.051.954.000
371 Kota Parepare 22.949.480.400 22.949.480.400 22.949.480.400 11.054.700.000 11.054.700.000
372 Kab. Toraja Utara 25.849.713.120 25.849.713.120 25.849.713.120 24.262.556.000 24.262.556.000
373 Kota Makassar 124.493.402.880 124.493.402.880 124.493.402.880 95.527.125.000 95.527.125.000
374 Kota Palopo 23.524.650.600 23.524.650.600 23.524.650.600 12.126.806.250 12.126.806.250
375 Kab. Luwu Timur 18.757.574.880 18.757.574.880 18.757.574.880 20.100.585.000 20.100.585.000
376 Kab. Majene 22.058.051.400 22.058.051.400 22.058.051.400 13.533.631.000 13.533.631.000
377 Kab. Mamuju 26.823.454.680 26.823.454.680 26.823.454.680 32.206.675.500 32.206.675.500
378 Kab. Polewali Mandar 39.390.096.240 39.390.096.240 39.390.096.240 30.673.187.000 30.673.187.000
379 Kab. Mamasa 10.677.887.880 10.677.887.880 10.677.887.880 16.335.978.000 16.335.978.000
380 Kab. Mamuju Utara 4.484.257.800 4.484.257.800 4.484.257.800 12.265.767.000 12.265.767.000
381 Kab. Buton 32.222.484.360 32.222.484.360 32.222.484.360 28.157.361.000 28.157.361.000
382 Kab. Konawe 33.679.447.560 33.679.447.560 33.679.447.560 23.026.563.000 23.026.563.000
383 Kab. Kolaka 34.801.638.960 34.801.638.960 34.801.638.960 28.718.466.000 28.718.466.000
384 Kab. Muna 42.124.808.880 42.124.808.880 42.124.808.880 27.776.579.000 27.776.579.000
385 Kota Kendari 40.948.611.000 40.948.611.000 40.948.611.000 21.876.493.750 21.876.493.750
386 Kota Bau-bau 25.777.729.560 25.777.729.560 25.777.729.560 11.892.637.500 11.892.637.500
387 Kab. Konawe Selatan 24.353.614.560 24.353.614.560 24.353.614.560 23.401.822.000 23.401.822.000
388 Kab. Bombana 11.882.824.800 11.882.824.800 11.882.824.800 11.764.145.000 11.764.145.000
389 Kab. Konawe Utara 3.931.769.160 3.931.769.160 3.931.769.160 5.618.793.000 5.618.793.000
390 Kab. Buton Utara 4.563.353.520 4.563.353.520 4.563.353.520 6.099.479.000 6.099.479.000
391 Kab. Wakatobi 12.377.707.320 12.377.707.320 12.377.707.320 8.881.901.000 8.881.901.000
392 Kab. Kolaka Utara 6.820.350.240 6.820.350.240 6.820.350.240 9.757.216.000 9.757.216.000
393 Kab. Badung 37.759.547.760 37.759.547.760 37.759.547.760 38.180.699.000 38.180.699.000
394 Kab. Bangli 21.119.881.200 21.119.881.200 21.119.881.200 15.294.339.000 15.294.339.000
395 Kab. Buleleng 71.062.560.360 71.062.560.360 71.062.560.360 45.918.630.000 45.918.630.000
396 Kab. Gianyar 45.011.114.280 45.011.114.280 45.011.114.280 31.467.488.000 31.467.488.000
397 Kab. Jembrana 26.798.860.760 26.798.860.760 26.798.860.760 17.542.462.000 17.542.462.000
L34
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 34
Dana Tunjangan Profesi Guru (MAK 622131) Dana Bantuan Operasional Sekolah
No. Nama Daerah Realisasi
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
Sementara
398 Kab. Karangasem 40.047.279.360 40.047.279.360 40.047.279.360 29.632.104.000 29.632.104.000
399 Kab. Klungkung 21.991.532.640 21.991.532.640 21.991.532.640 12.272.320.000 12.272.320.000
400 Kab. Tabanan 50.801.521.320 50.801.521.320 50.801.521.320 26.046.910.000 26.046.910.000
401 Kota Denpasar 49.390.211.640 49.390.211.640 49.390.211.640 52.892.837.500 52.892.837.500
402 Kab. Bima 41.341.571.680 41.341.571.680 41.341.571.680 40.454.290.000 40.454.290.000
403 Kab. Dompu 18.513.422.400 18.513.422.400 18.513.422.400 21.953.958.000 21.953.958.000
404 Kab. Lombok Barat 38.518.229.640 38.518.229.640 38.518.229.640 39.365.405.000 39.365.405.000
405 Kab. Lombok Tengah 54.451.360.920 54.451.360.920 54.451.360.920 53.918.850.000 53.918.850.000
406 Kab. Lombok Timur 58.071.547.360 58.071.547.360 58.071.547.360 72.913.877.000 72.913.877.000
407 Kab. Sumbawa 32.856.877.680 32.856.877.680 32.856.877.680 31.696.177.000 31.696.177.000
408 Kota Mataram 32.998.897.800 32.998.897.800 32.998.897.800 28.226.525.000 28.226.525.000
409 Kab. Lombok Utara 11.040.887.880 11.040.887.880 11.040.887.880 14.046.910.000 14.046.910.000
410 Kota Bima 22.531.394.480 22.531.394.480 22.531.394.480 10.365.900.000 10.365.900.000
411 Kab. Sumbawa Barat 10.135.356.000 10.135.356.000 10.135.356.000 8.368.631.500 8.368.631.500
412 Kab. Alor 7.815.374.160 7.815.374.160 7.815.374.160 18.125.708.000 18.125.708.000
413 Kab. Belu 15.561.035.160 15.561.035.160 15.561.035.160 37.541.714.000 37.541.714.000
414 Kab. Ende 18.995.375.520 18.995.375.520 18.995.375.520 24.409.315.000 24.409.315.000
415 Kab. Flores Timur 12.196.722.120 12.196.722.120 12.196.722.120 22.131.010.500 22.131.010.500
416 Kab. Kupang 22.557.619.920 22.557.619.920 22.557.619.920 30.116.508.000 30.116.508.000
417 Kab. Lembata 6.379.913.760 6.379.913.760 6.379.913.760 10.227.509.000 10.227.509.000
418 Kab. Manggarai 12.431.934.240 12.431.934.240 12.431.934.240 32.168.182.000 32.168.182.000
419 Kab. Ngada 7.559.166.120 7.559.166.120 7.559.166.120 13.720.169.000 13.720.169.000
420 Kab. Sikka 10.782.676.080 10.782.676.080 10.782.676.080 27.142.130.000 27.142.130.000
421 Kab. Sumba Barat 4.463.077.080 4.463.077.080 4.463.077.080 13.176.639.000 13.176.639.000
422 Kab. Sumba Timur 10.147.566.000 10.147.566.000 10.147.566.000 22.384.362.000 22.384.362.000
423 Kab. Timor Tengah Selatan 17.843.993.640 17.843.993.640 17.843.993.640 46.699.370.000 46.699.370.000
424 Kab. Timor Tengah Utara 7.705.101.360 7.705.101.360 7.705.101.360 23.968.684.000 23.968.684.000
425 Kota Kupang 35.704.887.240 35.704.887.240 35.704.887.240 26.997.612.500 26.997.612.500
426 Kab. Rote Ndao 5.974.808.400 5.974.808.400 5.974.808.400 11.327.017.500 11.327.017.500
427 Kab. Nagekeo 8.971.435.440 8.971.435.440 8.971.435.440 12.676.883.500 12.676.883.500
428 Kab. Sumba Tengah 1.265.282.040 1.265.282.040 1.265.282.040 7.002.175.000 7.002.175.000
429 Kab. Sumba Barat Daya 5.848.667.880 5.848.667.880 5.848.667.880 34.757.957.000 34.757.957.000
430 Kab. Manggarai Timur 7.489.404.120 7.489.404.120 7.489.404.120 36.850.814.000 36.850.814.000
431 Kab. Sabu Raijua 1.488.560.040 1.488.560.040 1.488.560.040 7.653.845.000 7.653.845.000
432 Kab. Manggarai Barat 4.787.369.400 4.787.369.400 4.787.369.400 23.177.162.500 23.177.162.500
433 Kab. Maluku Tenggara Barat 11.292.489.120 11.292.489.120 11.292.489.120 11.815.168.000 11.815.168.000
434 Kab. Maluku Tengah 33.809.775.120 33.809.775.120 33.809.775.120 35.248.822.500 35.248.822.500
435 Kab. Maluku Tenggara 10.259.124.480 10.259.124.480 10.259.124.480 9.948.976.000 9.948.976.000
436 Kab. Buru 9.557.547.120 9.557.547.120 9.557.547.120 10.976.907.000 10.976.907.000
437 Kota Ambon 58.745.013.360 58.745.013.360 58.745.013.360 24.436.075.000 24.436.075.000
438 Kab. Seram Bagian Barat 15.061.413.840 15.061.413.840 15.061.413.840 18.385.735.000 18.385.735.000
439 Kab. Seram Bagian Timur 3.368.472.360 3.368.472.360 3.368.472.360 11.017.403.000 11.017.403.000
440 Kab. Maluku Barat Daya 5.394.843.960 5.394.843.960 5.394.843.960 8.535.006.000 8.535.006.000
441 Kab. Buru Selatan 1.837.698.720 1.837.698.720 1.837.698.720 6.835.779.000 6.835.779.000
442 Kab. Kepulauan Aru 4.139.112.120 4.139.112.120 4.139.112.120 8.881.285.000 8.881.285.000
443 Kota Tual 6.097.984.200 6.097.984.200 6.097.984.200 5.427.150.000 5.427.150.000
444 Kab. Halmahera Tengah 1.996.794.360 1.996.794.360 1.996.794.360 5.003.239.000 5.003.239.000
445 Kab. Halmahera Barat 4.897.167.000 4.897.167.000 4.897.167.000 10.768.848.000 10.768.848.000
446 Kota Ternate 17.701.112.880 17.701.112.880 17.701.112.880 12.910.600.000 12.910.600.000
447 Kab. Halmahera Timur 1.909.847.280 1.909.847.280 1.909.847.280 7.493.072.000 7.493.072.000
448 Kota Tidore Kepulauan 10.206.477.600 10.206.477.600 10.206.477.600 7.327.500.000 7.327.500.000
449 Kab. Kepulauan Sula 4.136.144.760 4.136.144.760 4.136.144.760 15.646.872.000 15.646.872.000
450 Kab. Pulau Morotai 740.176.800 740.176.800 740.176.800 4.915.017.500 4.915.017.500
451 Kab. Halmahera Selatan 5.797.383.240 5.797.383.240 5.797.383.240 23.486.150.000 23.486.150.000
452 Kab. Halmahera Utara 6.419.594.280 6.419.594.280 6.419.594.280 16.694.140.000 16.694.140.000
453 Kab. Yalimo 0 0 0 2.922.297.500 2.922.297.500
454 Kab. Lanny Jaya 0 0 0 7.660.016.000 7.660.016.000
455 Kab. Biak Numfor 4.802.941.440 4.802.941.440 4.802.941.440 13.875.792.000 13.875.792.000
456 Kab. Jayapura 10.332.029.400 10.332.029.400 10.332.029.400 11.644.492.000 11.644.492.000
457 Kab. Jayawijaya 3.280.164.360 3.280.164.360 3.280.164.360 11.394.068.000 11.394.068.000
458 Kab. Merauke 15.806.970.960 15.806.970.960 15.806.970.960 18.191.603.000 18.191.603.000
459 Kab. Mimika 2.237.455.440 2.237.455.440 2.237.455.440 18.412.332.000 18.412.332.000
460 Kab. Nabire 7.673.878.080 7.673.878.080 7.673.878.080 11.315.726.000 11.315.726.000
461 Kab. Paniai 1.127.650.920 1.127.650.920 1.127.650.920 6.263.395.000 6.263.395.000
462 Kab. Puncak Jaya 695.603.040 695.603.040 695.603.040 2.895.541.000 2.895.541.000
463 Kab. Kepulauan Yapen 4.573.545.240 4.573.545.240 4.573.545.240 9.188.719.000 9.188.719.000
464 Kota Jayapura 23.188.040.040 23.188.040.040 23.188.040.040 20.438.450.000 20.438.450.000
L34
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 34
Dana Tunjangan Profesi Guru (MAK 622131) Dana Bantuan Operasional Sekolah
No. Nama Daerah Realisasi
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
Sementara
465 Kab. Sarmi 616.810.920 616.810.920 616.810.920 4.690.488.000 4.690.488.000
466 Kab. Keerom 3.852.302.520 3.852.302.520 3.852.302.520 4.399.270.500 4.399.270.500
467 Kab. Yahukimo 132.000.000 132.000.000 132.000.000 12.857.975.000 12.857.975.000
468 Kab. Pegunungan Bintang 357.885.000 357.885.000 357.885.000 5.084.342.000 5.084.342.000
469 Kab. Tolikara 99.000.000 99.000.000 99.000.000 7.465.688.000 7.465.688.000
470 Kab. Boven Digoel 330.599.280 0 0 5.122.374.000 5.122.374.000
471 Kab. Mappi 850.769.040 850.769.040 850.769.040 9.539.423.000 9.539.423.000
472 Kab. Asmat 577.539.600 577.539.600 577.539.600 7.567.706.000 7.567.706.000
473 Kab. Waropen 870.838.320 870.838.320 870.838.320 2.474.368.000 2.474.368.000
474 Kab. Mamberamo Raya 0 0 0 4.888.374.000 4.888.374.000
475 Kab. Mamberamo Tengah 33.000.000 33.000.000 33.000.000 2.917.437.000 2.917.437.000
476 Kab. Nduga 0 0 0 1.011.842.000 1.011.842.000
477 Kab. Dogiyai 125.150.520 125.150.520 125.150.520 6.481.186.000 6.481.186.000
478 Kab. Intan Jaya 0 0 0 2.442.655.000 2.442.655.000
479 Kab. Puncak 0 0 0 1.940.230.000 1.940.230.000
480 Kab. Deiyai 0 0 0 6.511.036.000 6.511.036.000
481 Kab. Supiori 386.304.600 386.304.600 386.304.600 2.034.825.000 2.034.825.000
482 Kab. Sorong 6.406.301.880 6.406.301.880 6.406.301.880 8.546.800.000 8.546.800.000
483 Kab. Manokwari 9.723.291.600 9.723.291.600 9.723.291.600 19.474.420.000 19.474.420.000
484 Kab. Fakfak 4.300.189.080 4.300.189.080 4.300.189.080 6.400.950.000 6.400.950.000
485 Kota Sorong 12.580.856.640 12.580.856.640 12.580.856.640 15.030.600.000 15.030.600.000
486 Kab. Sorong Selatan 1.808.191.440 1.808.191.440 1.808.191.440 4.548.813.000 4.548.813.000
487 Kab. Raja Ampat 1.035.947.880 1.035.947.880 1.035.947.880 6.146.491.500 6.146.491.500
488 Kab. Teluk Bintuni 1.018.859.160 1.018.859.160 1.018.859.160 5.020.955.000 5.020.955.000
489 Kab. Teluk Wondama 457.545.000 457.545.000 457.545.000 3.036.171.000 3.036.171.000
490 Kab. Tambrauw 0 0 0 1.579.290.000 1.579.290.000
491 Kab. Maybrat 132.000.000 132.000.000 132.000.000 3.064.055.000 3.064.055.000
492 Kab. Kaimana 2.045.326.800 2.045.326.800 2.045.326.800 4.969.603.000 4.969.603.000
JUMLAH 18.537.689.880.200 18.537.359.280.920 18.510.236.637.649 16.329.888.218.250 16.329.888.218.250
L34
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 35
Transfer Dana Penyesuaian: Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah dan Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah
Tahun Anggaran 2011
(dalam Rupiah)
L35
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 35
L35
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 35
L35
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 35
L35
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 35
L35
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 35
L35
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 35
L35
LKBUN Tahun 2011 (Audited) LAMPIRAN 35
L35
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
1.1 LKBUN Tahun 2010 1. LKBUN Tahun 2010 belum Kementerian Keuangan akan segera DJPBN
Belum Melaporkan melaporkan secara konsisten menetapkan PMK SA-IP, SA-TK, dan SA-
secara Konsisten lingkup kewenangan BUN. BL. Perkembangan saat ini adalah sebagai
Lingkup 2. Pemerintah belum menetapkan berikut:
Kewenangan BUN SA-IP, SA-TK, dan SA-BL.
dan Sistem 3. Beberapa sistem akuntansi yang 1. Kementerian Keuangan c.q. Ditjen Agustus 2011 1. Telah diterbitkan PMK No. DJPBN
Pengendalian telah ditetapkan tidak berjalan Perbendaharaan sedang dalam proses (selesai) 90/PMK.05/2011 tentang Sistem
Penyusunan LKBUN efektif. finalisasi draft PMK SA-IP dan Akuntansi Investasi Pemerintah.
Tahun 2010 belum 4. Unit akuntansi yang telah selanjutnya proses legal-drafting untuk
Memadai. ditunjuk belum melaksanakan diajukan penetapannya ke Menteri
fungsinya sebagaimana Keuangan.
ditetapkan dalam PMK
171/PMK.05/2007 maupun
2. Untuk SA-TK telah disusun modul September 2011 2. Telah diterbitkan PMK No. DJPBN
PMK 08/PMK.05/2010.
dalam rangka menyusun draft PMK. 234/PMK.05/2011, tanggal 23 Desember
5. Terdapat aset yang dikelola oleh
2011, tentang Sistem Akuntansi Transaksi
DJKN namun tidak tertampung
Khusus.
di BA manapun sehingga
langsung masuk ke LKBUN,
Aset tersebut antara lain Aset 3. Kementerian Keuangan c.q. Ditjen September 2011 3. Telah diterbitkan PMK No. DJPBN
Cina, Aset eks KKKS, Aset eks Perbendaharaan sedang dalam proses 235/PMK.05/2011, tanggal 23 Desember
PT.Pertamina, Aset eks PT.PPA penyempurnaan draft PMK SA-BL dan 2011, tentang Sistem Akuntansi dan
yang dikembalikan kepada Pelaporan Keuangan Badan Lainnya.
selanjutnya finalisasi untuk proses
Menkeu dan Aset Tim legal-drafting.
Koordinasi.
6. Saldo akun Kas di Bendahara
Pengeluaran yang disajikan 4. Kementerian Keuangan c.q. Ditjen Agustus 2011 4. Telah diterbitkan PMK No. DJPBN
pada Neraca LKBUN Tahun Perbendaharaan sedang melakukan 233/PMK.05/2011tanggal, 23 Desember
2010, sumber datanya berasal pengkajian yang memadai atas PMK 2011, tentang Perubahan atas PMK No.
dari saldo Kas di Bendahara 171/PMK.05/2007 tentang Sistem
No. 171/PMK.05/2007 sehingga
Pengeluaran yang disajikan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
menjadi masukan dalam penyusunan Pemerintah Pusat
LKKL. LKBUN tidak revisi yang diperlukan bagi
menggunakan saldo dari KPPN
penyempurnaan sistem akuntansi
karena saldo KPPN
menunjukan total angka negatif. pemerintah pusat.
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
Hal tersebut karena data dari
KPPN masih bercampur dengan 5. Kementerian Keuangan c.q. Ditjen November 2011 5. Proses masih berjalan DJPBN
saldo tahun-tahun sebelumnya Perbendaharaan akan segera
yang masih bermasalah dan menetapkan peraturan yang mengatur
belum terselesaikan sampai perlakuan Kiriman Uang
dengan tahun 2010. (KU)/Pemindahbukuan antar rekening
7. Terdapat perubahan struktur milik BUN.
rekening-rekening yang
diklasifikasikan sebagai akun
rekening Kas BUN di BI pada 6. Kementerian Keuangan c.q. Ditjen Tahun 2011 6. Proses masih berjalan seiring implementasi DJPBN
LKBUN Tahun 2010. Namun Perbendaharaan akan melakukan kajian SPAN pada tahun 2012 ini
perubahan tersebut belum dalam rangka penyempurnaan aplikasi-
diikuti dengan peraturan dan aplikasi terkait BA BUN dan aplikasi
penyempurnaan aplikasi atas konsolidasian LKBUN
perlakuan Kiriman Uang
(KU)/pemindahbukuan antar
rekening milik BUN sehingga 7. Penyempurnaan Kebijakan Akuntansi Tahun 2011 7. Telah diterbitkan PMK No.
pengelolaan transaksi non Hibah (PMK 255/PMK.05/2010 dan (selesai) 191/PMK.05/2011 tanggal 30 November
anggaran masih dilaksanakan Kebijakan Akuntansi 2011, tentang Mekanisme Pengelolaan
secara manual. Hibah dan PMK No.230/PMK.05/2011
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan
8. Terdapat ketidakwajaran tanggal 21 Desember 2011, tentang Sistem
(PMK 248/PMK.05/2010). Akuntansi Hibah.
database pendukung
penyusunan LKBUN amupun
LKPP Tahun 2010, khususnya 8. Penyusunan Kebijakan Akuntansi Aset Tahun 2011 8. Proses masih berjalan
database pendapatan negara KKKS (PMK 02/PMK.05/2011),
yang diambil dari data Kebijakan Akuntansi Selisih Kurs pada
GL_SAUS. Rekening BUN (Perdirjen PBN
9. LKBUN Tahun 2010 terlambat
71/PB/2010), dan Kebijakan Akuntansi
terbit, LKBUN disampaikan
kepada Ketua BPK pada tanggal Konsolidasian Laporan Keuangan BUN
30 Maret 2011 melalui surat (PMK 08/PMK.05/2010).
pengantar nomor SP-
02/PB.64/2011. Seharusnya, 9. Penyempurnaan formula perhitungan Tahun 2011 9. Proses masih berjalan
laporan keuangan tersebut Saldo Anggaran Lebih/SAL (PMK
disampaikan kepada Menkeu 206/PMK.05/2010) dan restrukturisasi
untuk selanjutnya disampaikan
akun non anggaran.
kepada BPK untuk diperiksa
paling lambat akhir bulan
Februari setelah tahun anggaran 10. PMK No.08/PMK.05/2010 secara Agustus 2011 10. Penyusunan LAK BUN untuk periode DJPBN
berakhir. efektif dilaksanakan mulai 1 Januari (Selesai) semester 1 2011 telah dilaksanakan oleh
2011 mengingat proses transisi yang Dit. PKN
Rekomendasi BPK: tidak dapat dipotong ditengah periode
a. Menetapkan PMK mengenai SA- pelaporan sehingga untuk tahun 2010
IP, SA-TK, dan SA-BL; seluruh proses pelaporan dilaksanakan
oleh Direktorat APK. Sedangkan mulai
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
b. Memerintahkan UAP BUN tahun 2011, tugas konsolidasi Laporan
terkait untuk melaksanakan Arus Kas BUN akan dilaksanakan oleh
sistem akuntansi yang telah ada Direktorat PKN.
sebagaimana mestinya;
c. Memperbaiki aplikasi sistem 11. Setoran atas aset yang dikelola DJKN Tahun 2011 11. Proses masih berjalan DJKN
akuntansi yang telah ada akan dibentuk bagian anggarannya oleh
sehingga berjalan optimal; DJKN dan akan dilaporkan dalam
d. Merevisi PMK No. laporan BUN yang dikelola DJKN
171/PMK.05/2007 sehingga mulai tahun 2011.
selaras antara isi dengan
lampiran; 12. Tanggal 15 April 2011, Nomor ST- Semester II Tahun 12. Telah dilaksanakan rapat koordinasi DJPBN
e. Menetapkan peraturan yang 913/PB.3/2011 tanggal 11 Mei 2011 2011 internal DJPB tanggal 15 Juni 2011
mengatur perlakuan dan Nomor ST-791/PB.3/2011 tanggal dalam rangka merumuskan langkah-
KU/pemindahbukuan antar 21 April 2011. langkah bagi KPPN untuk menyelesaian
rekening milik BUN; dan permasalahan kas di bendahara
f. Memperbaiki aplikasi-aplikasi Telah meminta penjelasan terkait saldo pengeluaran pada neraca tingkat KPPN
terkait yang digunakan untuk minus/negatif Kas di Bendahara khususnya terkait transaksi tahun-tahun
menyusun LKBUN. Pengeluaran pada 7 (tujuh) KPPN yang lalu.
dengan surat Direktur PKN Nomor S-
4329/PB.3/2011 tanggal 29 April 2011. Hasil dari koordinasi akan dibuat surat
kepada seluruh KPPN sebagai pedoman
penyelesaian permasalahan sbb:
Hasil penelusuran dan identifikasi
permasalahan saldo Kas di Bendahara Kesalahan setor bendahara atas sisa UP
Pengeluaran pada KPPN telah dibahas yang disetor ke bank persepsi bukan
dan akan dibuat petunjuk langkah- mitra kerja KPPN satker tsb.
langkah bagi KPPN dalam
penyelesaian permasalahan Kas di Koreksi atas kesalahan penggunaan
Bendahara Pengeluaran. akun pada setoran sisa UP.
Koreksi pencatatan atas kelebihan
setoran sisa UP untuk mengkoreksi
saldo kas di bendahara pengeluaran
yang muncul pada neraca KPPN.
Koreksi akuntansi atas kas di bendahara
pengeluaran yang sudah tidak dapat
ditelusuri lagi dokumen sumber maupun
satkernya.
13. Penyempurnaan klasifikasi rekening Agustus 2011 13. Rekening-rekening yang peraturan atau DJPBN
BUN pada tahun 2010 telah dilaporkan (Selesai) aplikasinya telah diselesaikan sbb:
dalam LKPP tahun 2010 sementara
peraturan dan aplikasi masih dalam Rekening kas SAL telah diklasifikasikan
proses penyusunan. Untuk tahun 2011 sebagai rekening BUN dengan PMK
diharapkan seluruh peraturan dan No.206/PMK.05/2010 tentang
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
aplikasi dapat diselesaikan sehingga Pengelolaan SAL dan dicatat secara
temuan dapat di drop. manual pada LKPP dan LKBUN 2010
namun tata cara teknis baru disusun
dengan Perdirjen 56//PB/2011 tentang
Tata Cara Pengelolaan Rekening Kas
Saldo Anggaran Lebih.
Pada 1 Januari 2011, Rekening Kas SAL
telah dibukukan dengan aplikasi.
Rekening Khusus dalam PMK
206/PMK.05/2010 telah ditetapkan
sebagai Rekening BUN. Peraturan
teknis mengenai tata cara pengelolaan
reksus sedang menunggu penetapan
posting rules. Saldo reksus telah
dicatatkan secara manual dalam LKPP
dan LKBUN 2010.
Sejak 1 Januari 2011, Reksus dan semua
rekening BUN yang dikelola Subdit DPH
telah dibukukan namun belum
diakuntansikan dengan aplikasi.
14. Memperbaiki prosedur rekonsiliasi data 14. Proses penyempurnaan prosedur DJBC
penerimaan negara dan prosedur rekonsiliasi data penerimaan negara dan
penatausahaan pendapatan negara pada prosedur penatausahaan pendapatan
unit fungsional negara pada unit fungsional sudah
berjalan.
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
1.2 Pelaksanaan 1. Dit. PKN belum pernah Menteri Keuangan akan dan terus
Rekonsiliasi Kuasa melaksanakan rekonsiliasi melakukan upaya-upaya:
BUN dengan Pihak- transaksi KU dari rek.
pihak Terkait Dalam 501.00000x ke rekening
Rangka Penyusunan 500.000000 serta transaksi
LKBUN Tahun 2010 penarikan dana oleh BO I KPPN
Belum Efektif dari RPK BUN-P dengan KPPN.
Hal tersebut karena Kepala KPPN
tidak secara teratur
menyampaikan laporan-laporan
terkait kepada Dit.PKN.
2. Rekonsiliasi antara Dit.PKN
dengan BI atas pemberian
remunerasi dana pemerintah yang
ditempatkan di BI belum
dilakukan secara bulanan dan
belum dilakukan atas seluruh
rekening.
3. rekonsiliasi antara Dit.PKN
dengan Kantor Pusat DJKN dan
DJP belum pernah dilaksanakan.
4. Rekonsiliasi antara Dit.PKN
dengan Dit.SMI dan Setjen
Kementerian Kehutanan terlambat
dilakukan. Selain itu, hasil
pemeriksaan LK BA 999.04 juga
menunjukkan adanya salah
klasifikasi penerimaan atas
setoran ke RKUN sebesar
Rp1.664.393,54 juta yang tidak
dapat diidentifikasikan jenis
setorannya.
5. Hasil rekonsiliasi antara DJPBN
dengan DJPU atas penarikan
pinjaman (akun 71xxxx) masih
menunjukkan adanya data yang
tidak terekonsiliasi, yaitu untuk
pinjaman yang pencairannya
melalui direct payment dan Letter
of Credit (LC) sebesar
Rp37.083,98 juta.
6. Terdapat 186 satker pada empat
KPPN yang terlambat melakukan
rekonsiliasi selama tahun 2010
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
7. Terdapat 22 provinsi yang belum
secara rutin melakukan 1. Sentralisasi penerimaan negara dengan Secara bertahap 1. Saat ini sedang dilakukan UAT terkait DJPBN
rekonsiliasi dengan DJPBN dan salah satu metodenya adalah penerapan akan dilakukan dengan billing system pada sistem
DJPK atas data realisasi DBH billing system yang diharapkan dapat Sentralisasi Bank/Pos Persepsi dan sistem pada
PBB bagian daerah, DBH BPHTB mengurangi transaksi reversal dan penerimaan negara Kementerian Keuangan (MPN).
bagian daerah, dan BP bagian menggunakan data MPN yang telah mulai semester II
daerah tahun 2010. diakui oleh bank/pos persepsi sebagai Tahun 2011
dokumen sumber pembukuan
Rekomendasi BPK: penerimaan negara untuk
menghilangkan perbedaan antara data
a. Memerintahkan Direktur PKN transaksi kas dan data MPN.
untuk melaksanakan rekonsiliasi
pemberian remunerasi dengan BI
secara teratur; 2. Penyempurnan peraturan rekonsiliasi Oktober 2011 2. Sedang dilakukan penyusunan peraturan DJPBN
b. Memberlakukan dan perpajakan tahun 2011 terkait dengan rekonsiliasi data hasil rekon
melaksanakan mekanisme sanksi atas dengan data hasil rekon bawah
kepada satker yang belum
melaksanakan rekonsiliasi
dengan Kuasa BUN secara lebih
efektif; dan
c. Memerintahkan seluruh Kepala
KPPN mengirimkan laporan
terkait KU dari rekening
501.00000x serta laporan
penarikan dana oleh BO I dari
RPK BUN-P kepada Dit. PKN
secara teratur serta menetapkan
pemberian sanksi bagi KPPN
yang tidak tertib menyampaikan
laporan-laporan tersebut.
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
4. Penyempurnaan prosedur pemantauan Agustus 2011 6. Penyempurnaan prosedur pemantauan dan SUBDIT
dan pelaporan transaksi reversal (Selesai) pelaporan transaksi reversal MPN/SAI KN
MPN/SAI dengan data SAU yang dengan data SAU yang dilakukan oleh
dilakukan oleh KPPN melalui intranet KPPN melalui intranet Ditjen
Ditjen Perbendaharaan dan Perbendaharaan dan selanjutnya
selanjutnya melakukan konfirmasi ke melakukan konfirmasi ke Bank Persepsi
Bank Persepsi mitra kerja KPPN. mitra kerja KPPN dilakukan melalui
penerbitan Surat Edaran Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor SE-36/PB/2011
tentang Tata Cara Pelaporan Data
Transaksi Reversal Penerimaan Negara
pada tanggal 24 Agustus 2011.
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
7. Dit. PKN telah melaksanakan Agustus 2011 8. Rekonsiliasi antara Kantor Pusat dengan SUBDIT
rekonsiliasi transaksi KU dari rekening (Selesai) KPPN terbagi 2 kegiatan sbb: KUN
501.00000x ke rekening 500.000000
untuk tahun 2010 dengan mengirimkan Rekonsiliasi 501.00000x dengan
Berita Acara Rekonsiliasi ke 50 KPPN 500.000000 terhadap 50 KPPN telah
KBI dan telah mendapatkan dilaksanakan secara bulanan (surat
pengesahan BAR dari KPPN. Dir.PKN No.S-4763/PB.3/2011 tangal
Sementara untuk transaksi dari 11 Mei 2011 tentang Daftar Rekonsiliasi
RPKBUN P ke BO I telah disusun KU antara SubRKUN Kuasa BUN Pusat
Berita Acara Rekonsiliasi ke 178 dan SubRKUN KPPN tahun 2010
KPPN namun karena pertimbangan terlampir)
tingkat validitas database yang belum Rekonsiliasi antara RPKBUN P dengan
dapat diyakini , BAR tersebut tidak jadi RPKBUN KPPN terhadap 177 KPPN
dikirimkan ke seluruh KPPN. telah dilaksanakan secara rutin.
9. Direktorat PKN telah melaksanakan Agustus 2011 10. Rekonsiliasi antara Dit. PKN dengan BI SUBDIT
rekonsiliasi remunerasi atas rekening (Selesai) masih tetap dilaksanakan secara rutin KUN,
yang dikelola di Bank Indonesia secara setiap bulan. SUBDIT
rutin setiap bulan sesuai rekomendasi DPH,
BPK. SUBDIT
RPL
11. Direktorat PKN akan menyampaikan Agustus 2011 12. Dit. PKN sudah menyampaikan surat SUBDIT
surat peringatan kepada DJKN agar (Selesai) peringatan (surat Direktur PKN no.S- KUN
segera melakukan pembukuan atas 4078/PB.3/2011 tanggal 21 April 2011
setoran yang dikelola DJKN dan tentang Tindak lanjut Temuan
melaporkannya pada bagian anggaran Pemeriksaan BPK RI terkait Rekonsiliasi
BUN. Selanjutnya, proses rekonsiliasi Penerimaan Negara Yang Dikelola Oleh
akan dilaksanakan secara rutin antara DJKN Yang Setorannya Melalui RKUN)
kepada DJKN. Selanjutnya DJKN telah
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
DJKN dengan Dit. PKN melaksanakan rekonsiliasi dengan Dit.
PKN (BAR terlampir)
13. Direktorat PKN telah menginisiasi Agustus 2011 14. Sejak bulan Januari 2011 Dit. PKN telah SUBDIT
rekonsiliasi secara rutin dengan Dit. (Selesai) melakukan rekonsiliasi bulanan dengan KUN
SMI sehingga dapat meminimalisir Dit.SMI. DAN
tidak teridentifikasinya setoran SUBDIT
tersebut. Kementerian Kauangan c.q. Dit. PKN RPL
(DJPBN) telah menginisiasi rekonsiliasi
secara rutin dengan Dit. SMI sehingga
dapat meminimalisir tidak
teridentifikasinya setoran tersebut.
Terhadap adanya salah klasifikasi setoran
yang tidak dapat diidentifikasikan jenis
setorannya , karena setoran tersebut
merupakan saldo akhir TA 2009 rekening
RDI dan merupakan akumulasi dari saldo
TA sebelumnya sehingga sulit
diidentifikasi, untuk TA 2010 saldo
tersebut sudah dimasukkan sebagai target
setoran PNBP untuk rekening RDI tahun
2010. Untuk TA 2011, tidak ada target
pendapatan maupun PNBP dari rekening
RDI ke KUN, karena sesuai PER
244/PB/2010 tentang Penetapan rekening
RDI sebagai Rekening Penerimaan,
sehingga setiap Penerimaan maupun
PNBP pada rekening RDI setiap akhir hari
kerja harus dinihilkan dan dilimpahkan ke
Rekening KUN, sesuai identifikasi
terhadap jenis setoran dilakukan pada saat
rekonsiliasi setiap bulan oleh Dit. PKN
dan Dit. SMI (DJPBN).
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
15. Untuk Kementerian Kehutanan, Agustus 2011 Kementerian Kehutanan telah melakukan DJPBN
Direktorat PKN akan menyampaikan (Selesai) rekonsiliasi dengan Direktorat PKN (BAR
surat peringatan untuk melakukan terlampir)
rekonsiliasi secara rutin dan
menginisiasi kegiatan rekonsiliasi
secara rutin.
2.1 Penerimaan Pada pemeriksaan LKBUN Tahun Menteri Keuangan telah dan sedang DJPBN,
Perpajakan Menurut 2010 masih ditemukan adanya selisih melakukan upaya-upaya: DJP,
SAU Senilai realisasi Penerimaan Perpajakan DJBC
Rp965,40 M belum antara data SAI, data MPN, dan data
dapat Direkonsiliasi SAU. 1. Melakukan pengendalian internal telah Tahun 2011 Penerimaan Perpajakan menurut SAI senilai DJPBN,
dengan Penerimaan dilakukan dengan melakukan Rp645,20 Miliar (terdiri dari Rp. 482,50 DJP
Menurut SAI dan Rekomendasi BPK: monitoring data harian dengan milyar penerimaan DJP dan Rp. 162,70 milyar
Transaksi menyelenggarakan pertemuan rutin penerimaan DJBC) Belum Dapat
BPK merekomendasikan Menteri mingguan antara DJP dan DJPBN di Direkonsiliasi dengan Penerimaan Menurut
Pembatasan
Keuangan agar menyempurnakan bawah koordinasi staff khusus Menteri SAU.
(Reversal)
sistem pencatatan, pelaporan, serta Keuangan Bidang IT. Dalam hal terjadi a. Menindaklanjuti penerimaan perpajakan
Penerimaan
rekonsiliasi penerimaan perpajakan reversal dalam jumlah yang signifikan DJP (SAI) yang tidak dapat direkonsiliasi
Perpajakan Senilai
dan bea cukai yang terintegrasi antara pada masing-masing Bank/Pos Persepsi dengan data SAU senilai
Rp3,39 T tidak dapat
DJP, DJBC, serta DJPBN. bersangkutan tentang sebab-sebab Rp482.502.044.016:
diyakini
kewajarannya. terjadinya reversal dalam jumlah yang 1) Data senilai Rp 409.131.802.460 hasil
signifikan. rekon dengan SAU telah tercatat di
rekening kas Negara (contoh
terlampir – Lampiran 1.1).
2) Data senilai Rp 73.370.241.556 telah
dikonfirmasi ulang oleh Bank/Pos
Persepsi (terlampir - Lampiran
1.2),dengan rincian sebagai berikut :
a) Total transaksi yang dibatalkan
menjadi Rp 70.563.749.572;
b) Total transaksi sudah
dilimpahkan menjadi Rp
2.795.651.934;
c) Total transaksi yang belum
dilimpahkan senilai Rp
10.840.050;
Melalui surat nomor S-1370/PJ.10/2011
tanggal 13 Oktober 2011, meminta Direktorat
Pengelolaan Kas Negara (PKN) DJPBN
untuk melakukan konfirmasi terhadap
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
transaksi yang sudah dilimpahkan dan belum
dilimpahkan sebanyak 992 transaksi senilai
Rp 2.806.491.984 kepada KPPN. Selanjutnya
akan dilakukan koreksi berdasarkan hasil
konfirmasi tersebut.
b. Koreksi dari Rencana Tindak Lanjut
sebelumnya pada UAPPA-E1 DJP
sebagai pengurangan pendapatan pada
LK Audited menjadi sebesar :
1) 1.169 transaksi senilai Rp
70.563.749.572 karena telah
dibatalkan oleh Bank/Pos Persepsi;
2) 72 transaksi senilaiRp 10.840.050
karena akan disetor di tahun anggaran
2011;
1. Dirjen Perbendaharaan telah meminta Agustus 2011 Sejak bulan Juni 2010 Dirjen Perbendaharaan DJPBN
kepada Bank/Pos Persepsi untuk (Selesai) telah meminta kepada Direksi Bank/Pos
melaporkan setiap transaksi yang Persepsi untuk melaksanakan pelaporan setiap
direversal ke KPPN mitra kerja. transaksi reversal yang dilakukan pada setiap
akhir hari kerja bersamaan dengan
penyampaian LHP ke KPPN mitra kerja
Bank/Pos Persepsi. Terakhir,Dirjen
Perbendaharaan menerbitkan SE-36/PB/2011
tentang Tata Cara Pelaporan Data Transaksi
Reversal Penerimaan Negara pada tanggal 24
Agustus 2011.
2. Dalam rangka meningkatkan compliance Agustus 2011 Melalui surat nomor S-1356/PJ.10/2011 DJPBN
Bank/Pos Persepsi dalam (Selesai) tanggal 6 Oktober 2011, reversal penerimaan
menatausahakan penerimaan negara, perpajakan senilai Rp 3,39Triliun dan
sejak tahun 2010, telah dilakukan UAT
transaksi yang dibatalkan oleh Bank/Pos
ulang terhadap Bank/Pos Persepsi.
Dengan UAT ulang tersebut, Bank/Pos Persepsi senilai Rp 70.563.749.572 telah
Persepsi telah menunjukkan kinerjanya disampaikan ke seluruh KPP. Terhadap data
yang semakin membaik. tersebut, KPP melakukan konfirmasi kepada
Wajib Pajak. Bilamana data tersebut telah
digunakan untuk pemenuhan kewajiban
perpajakan, selanjutnya KPP
menindaklanjutinya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
(Surat nomor S-1356/PJ.10/2011 tanggal 6
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
Oktober 2011 ditegaskan kembali melalui S-
743/PJ.013/2011 tanggal 10 November 2011)
Berdasarkan hasil klarifikasi reversal dari
Kanwil DJP per 23 September 2011 dapat
disampaikan bahwa:
Uraian Trnsks Rp
Data Reversal dan 72.441 4.225.395.293.590
Dibatalkan
Hasil Konfirmasi
Digunakan 994 432.450.016.121
Tidak Digunakan 13.361 371.554.406.018
Belum Proses 58.086 3.421.390.871.451
2. Pemerintah dalam hal ini Ditjen Bea dan Tahun 2011 Atas unmatch antara SAI dan SAU, telah DJBC,
Cukai telah menindaklanjuti unmatch ditindaklanjuti dengan mendistribusikan data DAPK
antara SAI dan SAU, dengan penerimaan yang unmatch tersebut ke satker-
mendistribusikan data penerimaan yang satker sesuai surat nomor:S-244/BC.1/2011
unmatch tersebut ke satker-satker sesuai tanggal 21 Juni 2011 untuk dilakukan
surat nomor S-244/BC.1/2011 tanggal penelitian lebih lanjut ke dokumen sumber
21 Juni 2011 untuk dilakukan penelitian (SSPCP). Dan dari tanggapan satker telah
lebih lanjut ke dokumen sumber diperoleh 1.116 record SAI yang ada di SAU
(SSPCP). dengan total nilai 26.578.510.268;
Telah dilaksanakan pula asistensi rekonsiliasi
penerimaan Triwulan III 2011 pada seluruh
Kantor Wilayah di lingkungan DJBC dari
tanggal 6-24 Oktober 2011
3. Mewajibkan satker untuk melakukan Tahun 2011 rekonsiliasi sudah dilakukan secara periodik DJA,
rekonsiliasi penerimaan secara periodik dan berjenjang sesuai dengan Perdirjen Bea DJP,DJB
dan berjenjang. dan Cukai No. Per-23/BC/2011 tanggal 15 C, dan
Juni 2011 tentang Tata Cara Rekonsiliasi Dit.APK
Penerimaan pada Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai.
a. Rekonsiliasi penerimaan sejak tahun 2011
sudah diberlakukan sesuai Per-
23/BC/2011;
b. Rekonsiliasi bulanan sudah dilakukan
oleh masing-masing Kantor Pengawasan
dan Pelayanan Bea dan Cukai;
c. Rekonsiliasi Triwulan III 2011 sudah
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
dilakukan oleh masing-masing Kantor
Wilayah Bea dan Cukai;
d. Rekonsiliasi Semester I dan Akhir Tahun
dilakukan di tingkat Pusat dengan
melibatkan seluruh Kantor Pengawasan
dan Pelayanan dan Kantor Wilayah.
5. Melakukan pembahasan dengan PT. Pos Tahun 2011 Atas transaksi barang kiriman pos (PPKP) , DJBC dan
mengenai penyempurnaan aplikasi pos telah dilakukan pembahasan dengan PT Pos Dit. APK
pabean dan penyusunan strategi mengenai penyempurnaan aplikasi kiriman
implementasi aplikasi pabean atas pos pabean dan penyusunan strategi
transaksi barang kiriman pos (PPKP), implementasi aplikasi pabean sesuai surat
sesuai surat undangan PT Pos nomor undangan PT Pos Nomor 928/Posint/0611
928/Posin/0611 tanggal 17 Juni 2011. tanggal 17 Juni 2011. Sampai saat ini
pembahasan masih terus berlangsung
4. Untuk transaksi SAU unmatch yang Tahun 2011 Sesuai Peraturan Direktur Jenderal DJBC,
mempunyai kode kantor bea dan cukai Perbendaharaan No.PER-05/PB/2010 tanggal DJPBN
dicatat sebagai penerimaan satker kantor 22 Februari 2010 tentang Pelaksanaan
pusat Bea dan Cukai sesuai Peraturan rekonsiliasi dan pelaporan realisasi anggaran
Direktur Jenderal Perbendaharaan pendapatan sektor perpajakan, Pada Laporan
Nomor Per-05/PB/2010 tanggal 22 Keuangan Audited 2010 atas transaksi SAU
Februari 2010 tentang pelaksanaan unmatch tersebut, yang mempunyai kode
rekonsiliasi dan pelaporan realisasi kantor dicatat sebagai penerimaan Kantor
anggaran pendapatan sektor perpajakan. Bea dan Cukai yang bersangkutan dan yang
tidak mempunyai kode kantor bea dan cukai
dicatat sebagai penerimaan satker Kantor
Pusat DJBC.
Sistem pencatatan transaksi Tahun 2011 Dalam rangka Pelaksanaan Ujicoba Penerapan
penerimaan melalui Bank/Pos Sistem Pembayaran Pajak Secara Elektronik
Persepsi akan disempurnakan (Billing System) Dalam Sistem MPN,
melalui penerapan sistem billing Direktorat Jenderal Perbendaharaan sedang
dan Menteri Keuangan telah melakukan UAT terhadap aplikasi dan sistem
menetapkan PMK No- billing yang dikembangkan oleh PT Pos
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
60/PMK.5/2011 tgl 23 Maret 2011 Indonesia. Uji coba untuk tahap awal
tentang Pelaksanaan Ujicoba dilakukan secara terbatas pada lingkup kantor
Penerapan Sistem Pembayaran Pajak pos persepsi di wilayah tertentu dan akan
Secara Elektronik (Billing System) terus diperluas baik pada lingkup PT Pos
Dalam Sistem MPN; Indonesia maupun pada perbankan seperti :
Bank Mandiri
Melakukan User Acceptance Test Agustus 2011 Sudah dilakukan UAT Ulang pada 81 DJPBN
(UAT) ulang terhadap sistem MPN (Selesai) Bank/Pos Persepsi dari jumlah keseluruhan
pada Bank/Pos persepsi guna Bank/Pos Persepsi 82. Bank Persepsi yang
menguji kehandalan sistem aplikasi belum di UAT ulang adalah PT. Bank
Bank/Pos persepsi. Dari 82 Himpunan Saudara 1906, Tbk
Bank/Pos persepsi, sudah 78
Bank/Pos persepsi yang
melaksanakan UAT ulang
sedangkan UAT ulang untuk 4 Bank
lainnya akan dilaksanakan tanggal
18 s.d 27 Juli 2011.
5. Melakukan penyempurnaan peraturan Tahun 2011 Sedang dilakukan penyusunan peraturan DJPBN
rekonsiliasi perpajakan tahun 2011. terkait dengan rekonsiliasi data hasilrekon
atas dengan data hasil rekon bawah.
7. Menyempurnakan prosedur Tahun 2011 Telah dikeluarkan Perdirjen Bea dan Cukai DJBC
pembukuan pada unit fungsional (Selesai) No. Per-47/BC/2011 tanggal 8 November
perpajakan di antaranya 2011, tentang Penatausahaan Penerimaan
dikeluarkannya Perdirjen Bea dan Negara di Ditjen Bea dan Cukai.
Cukai Nomor PER-23/BC/2011
tanggal 15 Juni 2011 tentang Tata
Cara Rekonsiliasi Penerimaan Pada
Ditjen Bea dan Cukai.
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
2.2 Pelaksanaan Terdapat beberapa kelemahan yang Kementerian Keuangan telah dan sedang Tahun 2011 Telah disusun 5 RPMK dan 2 Perdirjen DJP, DJA,
Monitoring dan dapat mempengaruhi optimalisasi melakukan upaya-upaya sebagai berikut: sebagai Peraturan Pelaksana PP 79/2010.
Penagihan atas penerimaan PPh Migas yang belum BP
Kewajiban PPH diungkapkan dalam LHP atas LKPP 1. Kementerian Keuangan c.q. Ditjen MIGAS
Migas Tidak Tahun 2009, yaitu: Pajak akan membuat SOP yang jelas,
Optimal, sehingga 1. Tidak ada instansi yang dengan Itjen Kementerian Keuangan
Selisih Kewajiban melakukan rekonsiliasi antara sebagai koordinator, konsep sudah
PPh Migas Sebesar nilai government tax entitlement dibuat oleh DJA dan akan dibahas
Rp1,25 T Tidak dalam FQR Tahun 2009 dengan bersama dengan fasilitas dari DJP;
Dipantau dan nilai pembayaran pajak oleh 2. Memperbaiki mekanisme monitoring
Kekurangan PPh operator dan partner dalam dan pelaksanaan kewajiban PPh Migas
Migas Sebesar Rp Laporan PSC 7.1 dan 7.2 Tahun dengan pembuatan PMK dan aturan
2,60 T Belum 2009. pelaksanaan PP 79 (DJP bersama DJA
Ditagih. 2. Pengawasan terhadap kepatuhan dan BP Migas), konsep sudah dibuat
KKKS masih lemah dan tidak oleh DJA dan akan dibahas bersama;
seluruhnya jumlah kewajiban 3. Memverifikasi selisih kewajiban PPh
pajak KKKS dapat diketahui. Migas dan akan menagih kekurangan
3. Tidak ada instansi yang PPh Migas, kerja sama antara DJP, DJA,
memantau ketetapan DJPK, BP Migas dan permintaan
kompensasi kelebihan konfirmasi ke BPKP atas hasil audit
pembayaran PPh Migas pada BPK.
periode kewajiban berikutnya Dalam rangka memperbaiki mekanisme
sehingga tidak dapat diketahui administrasi pelaporan dan penerimaan
ketepatan perhitungan migas (PPh Migas dan PNBP Migas),
kewajiban pajaknya. saat ini disusun Peraturan Menteri
4. Tidak ada instansi yang Keuangan (RPMK) dan dibahas
memantau First Tranche bersama antara Dit PNBP Ditjen
Petroleum (FTP) dan cost Anggaran, Ditjen Pajak dan BPMIGAS
recovey dalam perhitungan yang mengatur mengenai kewenangan
kewajiban pajak KKKS. dan koordinasi antar instansi terkait
dalam pengelolaan administrasi
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
Rekomendasi BPK: perpajakan dari KKKS.
a. Menetapkan dengan jelas
pembagian kewenangan antar 1. PP 79/2010 Pasal 12 ayat (2) huruf f September 2011 a. Draft RPMK telah disampaikan oleh DJP
instansi terkait dalam melalui surat S-157/PJ/2011 tanggal 5
Biaya yang dikeluarkan yang terkait Agustus 2011 dan telah diterima PKPN
pengelolaan PPh Migas dari langsung dengan operasi perminyakan
KKKS; tanggal 8 Agustus 2011;
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
b. Memperbaiki mekanisme huruf a wajib memenuhi syarat, antara b. Terhadap draft RPMK, telah diadakan
monitoring dan penagihan PPh lain untuk pengeluaran alokasi biaya rapat tanggal 19 September 2011 dan 13
Migas; tidak langsung kantor pusat dengan Oktober 2011, yang dihadiri perwakilan
c. Memverifikasi selisih kewajiban syarat salah satunya besarannya tidak dari BP Migas, Ditjen Migas
PPh Migas dan menagih melampaui batasan yang ditetapkan Kementerian ESDM, DJP, dan Biro
kekurangan PPh Migas. dengan Peraturan Menteri Keuangan Hukum Kementerian Keuangan;
setelah mendapat pertimbangan Menteri.
(ESDM) c. Terhadap hasil rapat, telah dikirim draft
RPMK beserta verbal penelitian PMK ke
DJP melalui surat Kepala BKF Nomor S-
608/KF/2011 tanggal 2 November 2011
untuk mendapatkan tanggapan dan
persetujuan.
d. Draft RPMK akan segera dikirim ke Biro
Hukum untuk legal drafting dan
penertiban produk hukum
2. PP 79/2010 Pasal 12 ayat (3) September 2011 a. Draft RPMK telah disampaikan oleh DJP
melalui surat S-159/PJ/2011 tanggal 5
Batasan maksimum biaya yang Agustus 2011 dan telah diterima PKPN
berkaitan dengan remunerasi tenaga tanggal 8 Agustus 2011;
kerja asing ditetapkan dengan Peraturan
Menteri Keuangan setelah mendpatkan b. Terhadap draft RPMK, telah diadakan
pertimbangan dari Menteri (ESDM) rapat tanggal 19 September 2011 dan 13
Oktober 2011, yang dihadiri perwakilan
dari BP Migas, Ditjen Migas
Kementerian ESDM, DJP, dan Biro
Hukum Kementerian Keuangan;
c. Terhadap hasil rapat, telah dikirim draft
RPMK beserta verbal penelitian PMK ke
Kepala BP Migas dan Dirjen Migas
Kementerian ESDM melalui surat Kepala
BKF Nomor S-622/KF/2011 tanggal 2
November 2011 untuk mendapatkan
tanggapan, namun sampai saat ini
tanggapan belum diterima.
d. Draft RPMK akan segera dikirim ke Biro
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
Hukum untuk legal drafting dan
penertiban produk hukum
3. PP 79/2010 Pasal 18 ayat (2) September 2011 a. DJP telah mengirimkan draft RPMK pada
bulan November 2011;
Ayat (1), Kontraktor dapat
membebankan iuran pesangon bagi b. Terhadap draft RPMK, telah dibahas
pegawai tetap yang dibayarkan kepada dalam rapat BKF dengan DJP pada
pengelola dana pesangon tenaga kerja tanggal 22 November 2011;
yang ditetapkan Menteri Keuangan.
c. Draft RPMK akan segera diproses verbal
Ayat (2), tata cara pengelolaan iuran penerbitannya dan dikirim ke Biro
pesangon dan besarnya pesangon diatur Hukum untuk legal drafting dan
dengan Peraturan Menteri Keuangan penerbitan produk hukum.
4. PP 79/2010 Pasal 25 ayat (9) September 2011 Telah diterbitkan Perdirjen Pajak No. PER-
29/PJ/2011 tanggal 19 September 2011
Ketentuan mengenai penerbitan surat
ketetapan pembayaran pajak penghasilan
minyak bumi dan gas bumi sebagaimana
dimaksud pada ayat (7) dan surat
keterangan pembayaran pajak
penghasilan minyak bumi dan gas bumi
sementara sebagaimana dimaksud pada
ayat (8), diatur dengan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak
5. PP 79/2010 Pasal 27 ayat (4) September 2011 a. Draft RPMK telah disampaikan oleh DJP
melalui surat S-158/PJ/2011 tanggal 5
Ketentuan mengenai tata cara Agustus 2011 dan telah diterima PKPN
pemotongan dan pembayaran atas tanggal 8 Agustus 2011;
pajak penghasilan sebagaimana
dimaksud pada ayat1), ayat (2) dan ayat b. Terhadap draft RPMK, telah diadakan
(3), diatur dengan Peraturan Menteri rapat tanggal 19 September 2011 dan 13
Keuangan Oktober 2011, yang dihadiri perwakilan
dari BP Migas, Ditjen Migas
Note: Kementerian ESDM, DJP, dan Biro
Ayat (1) mengenai uplift, ayat (2) Hukum Kementerian Keuangan;
mengenai participating interest, dan c. Terhadap hasil rapat, telah dikirim draft
ayat (3) mengenai pengecualian RPMK beserta verbal penelitian PMK ke
pengenaan pajak atas pengalihan DJP melalui surat Kepala BKF Nomor S-
participating interest kepada perusahaan 607/KF/2011 tanggal 2 November 2011
nasional. untuk mendapatkan tanggapan.
d. Draft RPMK akan segera dikirim ke Biro
Hukum untuk legal drafting dan
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
penertiban produk hukum
6. PP 79/2010 Pasal 31 ayat (4) September 2011 Telah diterbitkan Perdirjen Pajak PER-
28/PJ/2011 tanggal 19 September 2011
Setiap kontrakor wajib menyampaikan
SPT Tahunan PPh. Bentuk dan isi SPT
Tahunan PPh diatur dengan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak
7. PP 79/2010 Pasal 33 ayat (4) September 2011 Peraturan Pelaksana berupa PMK
Ps. 32 (2) Disampaikan Surat ke DJA, menyatakan
penyelesaian PMK ada di DJA, dengan Surat
Dalam hal Pemerintah membutuhkan Nomor S-814/PJ.031/2011 tanggal 19 Mei
minyak bumi dan/atau gas bumi untuk 2011
keperluan pemenuhan kebutuhan dalam
negeri, Pajak penghasilan kontraktor
dari kontrak bagi hasil, dapat berupa
volume minyak bumi dan/atau gas
bumi dari bagian kontraktor.
Ps. 32 (4)
Ketentuan mengenai perhitungan dan
tata cara pembayaran Pajak Penghasilan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan.
2.3 Terdapat 1. Hasil pemeriksaan secara uji Terkait inkonsistensi penggunaan tarif DJP, DJA
Inkonsistensi petik terhadap penerapan tarif pajak (tax treaty) dalam perhitungan PPh
Penggunaan Tarif PPh oleh KKKS dalam Migas telah dikeluarkan PP 79 tahun 2010
Pajak dalam perhitungan bagi hasil dan sehingga tidak terjadi lagi inkonsistensi
Perhitungan PPh kewajiban PPh Migas untuk tarif pajak di tahun 2011 dan seterusnya.
Migas dan periode Januari s.d. November Aturan pelaksanaannya sedang dalam
Perhitungan Bagi 2010 menunjukkan proses.
Hasil Migas, ketidakkonsistenan 29 KKKS
sehingga Pemerintah dalam menggunakan tarif PPh 1. PP 79/2010 Pasal 12 ayat (2) huruf f September 2011 a. Draft RPMK telah disampaikan oleh DJP
Kehilangan tersebut. melalui surat S-157/PJ/2011 tanggal 5
Penerimaan Negara 2. KKKS menggunakan tarif tax Biaya yang dikeluarkan yang terkait Agustus 2011 dan telah diterima PKPN
Minimal Sebesar treaty yang lebih kecil dari tarif langsung dengan operasi perminyakan tanggal 8 Agustus 2011;
Rp1,43 T PPh yang ditetapkan dalam PSC. sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Dengan menggunakan tarif tax huruf a wajib memenuhi syarat, antara b. Terhadap draft RPMK, telah diadakan
treaty tersebut, kontraktor lain untuk pengeluaran alokasi biaya rapat tanggal 19 September 2011 dan 13
memperoleh share lebih dari tidak langsung kantor pusat dengan Oktober 2011, yang dihadiri perwakilan
syarat salah satunya besarannya tidak dari BP Migas, Ditjen Migas
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
yang seharusnya sehingga melampaui batasan yang ditetapkan Kementerian ESDM, DJP, dan Biro
Pemerintah memperoleh dengan Peraturan Menteri Keuangan Hukum Kementerian Keuangan;
pendapatan yang lebih rendah setelah mendapat pertimbangan Menteri.
sebesar selisih tarif PPh sesuai (ESDM) c. Terhadap hasil rapat, telah dikirim draft
PSC dengan tarif tax treaty atau RPMK beserta verbal penelitian PMK ke
sebesar USD159.33 juta DJP melalui surat Kepala BKF Nomor S-
(ekuivalen Rp1.432.540,10 juta 608/KF/2011 tanggal 2 November 2011
dengan kurs tengah BI tanggal 31 untuk mendapatkan tanggapan dan
Desember 2010 Rp8.991,00). persetujuan.
d. Draft RPMK akan segera dikirim ke Biro
Rekomendasi BPK: Hukum untuk legal drafting dan
BPK merekomendasikan Menteri penertiban produk hukum
Keuangan agar mengupayakan
amandemen formulasi perhitungan 2. PP 79/2010 Pasal 12 ayat (3) September 2011 a. Draft RPMK telah disampaikan oleh DJP
sharing antara Pemerintah dengan melalui surat S-159/PJ/2011 tanggal 5
Batasan maksimum biaya yang Agustus 2011 dan telah diterima PKPN
KKKS yang disesuaikan dengan berkaitan dengan remunerasi tenaga
penerapan tax treaty. tanggal 8 Agustus 2011;
kerja asing ditetapkan dengan Peraturan
Menteri Keuangan setelah mendpatkan b. Terhadap draft RPMK, telah diadakan
pertimbangan dari Menteri (ESDM) rapat tanggal 19 September 2011 dan 13
Oktober 2011, yang dihadiri perwakilan
dari BP Migas, Ditjen Migas
Kementerian ESDM, DJP, dan Biro
Hukum Kementerian Keuangan;
c. Terhadap hasil rapat, telah dikirim draft
RPMK beserta verbal penelitian PMK ke
Kepala BP Migas dan Dirjen Migas
Kementerian ESDM melalui surat Kepala
BKF Nomor S-622/KF/2011 tanggal 2
November 2011 untuk mendapatkan
tanggapan, namun sampai saat ini
tanggapan belum diterima.
d. Draft RPMK akan segera dikirim ke Biro
Hukum untuk legal drafting dan
penertiban produk hukum
3. PP 79/2010 Pasal 18 ayat (2) September 2011 a. DJP telah mengirimkan draft RPMK pada
bulan November 2011;
Ayat (1), Kontraktor dapat
membebankan iuran pesangon bagi b. Terhadap draft RPMK, telah dibahas
pegawai tetap yang dibayarkan kepada dalam rapat BKF dengan DJP pada
pengelola dana pesangon tenaga kerja tanggal 22 November 2011;
yang ditetapkan Menteri Keuangan.
c. Draft RPMK akan segera diproses verbal
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
Ayat (2), tata cara pengelolaan iuran penerbitannya dan dikirim ke Biro
pesangon dan besarnya pesangon diatur Hukum untuk legal drafting dan
dengan Peraturan Menteri Keuangan penerbitan produk hukum.
4. PP 79/2010 Pasal 25 ayat (9) September 2011 Telah diterbitkan Perdirjen Pajak No. PER-
29/PJ/2011 tanggal 19 September 2011
Ketentuan mengenai penerbitan surat
ketetapan pembayaran pajak penghasilan
minyak bumi dan gas bumi sebagaimana
dimaksud pada ayat (7) dan surat
keterangan pembayaran pajak
penghasilan minyak bumi dan gas bumi
sementara sebagaimana dimaksud pada
ayat (8), diatur dengan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak
5. PP 79/2010 Pasal 27 ayat (4) September 2011 a. Draft RPMK telah disampaikan oleh DJP
melalui surat S-158/PJ/2011 tanggal 5
Ketentuan mengenai tata cara Agustus 2011 dan telah diterima PKPN
pemotongan dan pembayaran atas tanggal 8 Agustus 2011;
pajak penghasilan sebagaimana
dimaksud pada ayat1), ayat (2) dan ayat b. Terhadap draft RPMK, telah diadakan
(3), diatur dengan Peraturan Menteri rapat tanggal 19 September 2011 dan 13
Keuangan Oktober 2011, yang dihadiri perwakilan
dari BP Migas, Ditjen Migas
Note: Kementerian ESDM, DJP, dan Biro
Ayat (1) mengenai uplift, ayat (2) Hukum Kementerian Keuangan;
mengenai participating interest, dan c. Terhadap hasil rapat, telah dikirim draft
ayat (3) mengenai pengecualian RPMK beserta verbal penelitian PMK ke
pengenaan pajak atas pengalihan DJP melalui surat Kepala BKF Nomor S-
participating interest kepada perusahaan 607/KF/2011 tanggal 2 November 2011
nasional. untuk mendapatkan tanggapan.
d. Draft RPMK akan segera dikirim ke Biro
Hukum untuk legal drafting dan
penertiban produk hukum
6. PP 79/2010 Pasal 31 ayat (4) September 2011 Telah diterbitkan Perdirjen Pajak PER-
28/PJ/2011 tanggal 19 September 2011
Setiap kontrakor wajib menyampaikan
SPT Tahunan PPh. Bentuk dan isi SPT
Tahunan PPh diatur dengan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
7. PP 79/2010 Pasal 33 ayat (4) September 2011 Peraturan Pelaksana berupa PMK
Ps. 32 (2) Disampaikan Surat ke DJA, menyatakan
penyelesaian PMK ada di DJA, dengan Surat
Dalam hal Pemerintah membutuhkan Nomor S-814/PJ.031/2011 tanggal 19 Mei
minyak bumi dan/atau gas bumi untuk 2011
keperluan pemenuhan kebutuhan dalam
negeri, Pajak penghasilan kontraktor
dari kontrak bagi hasil, dapat berupa
volume minyak bumi dan/atau gas
bumi dari bagian kontraktor.
Ps. 32 (4)
Ketentuan mengenai perhitungan dan
tata cara pembayaran Pajak Penghasilan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan.
2.4 Penerimaan Hibah 1. DJPB tidak mencatat Penerimaan Kementerian Keuangan telah dan sedang Tahun 2011 Proses masih berjalan DJPU,
Langsung Minimal Hibah NonKas baik Penerimaan melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
Sebesar Rp868,43 M Hibah NonKas Dalam Negeri DJPBN
pada 18 KL Belum sebesar Rp4.553,52 juta maupun 1. Kementerian Keuangan c.q. Ditjen
Dilaporkan kepada Penerimaan Hibah NonKas Luar Pengelolaan Utang telah menerbitkan
BUN dan Dikelola Negeri sebesar Rp133.943,21 PMK No. 33/PMK.08/2010 mengenai
Diluar Mekanisme juta, namun telah Monitoring, Evaluasi, Pelaporan,
APBN mengungkapkannya dalam Publikasi, dan Dokumentasi Pinjaman
CaLK. dan/atau Hibah Pemerintah.
2. Terdapat perbedaan Penerimaan 2. Kementerian Keuangan akan lebih
Hibah Luar Negeri kas sebesar meningkatkan sosialisasi PMK tersebut.
Rp1.041.732,88 juta antara LKPP Selain itu, DJPU bersama DJPBN
dengan LK BA 999.02. DJPB sedang melakukan proses revisi PMK
telah menjelaskan dalam CaLK 40/PMK.05/2009 tentang Sistem
(audited) bahwa perbedaan Akuntansi Hibah dan dalam salah satu
Penerimaan Hibah sebesar pasal akan mengatur sanksi K/L yang
Rp1.041.732,88 juta disebabkan tidak melaporkan atas hibah yang
adanya selisih kurs atas diterima. Terkait konfirmasi kepada
Penerimaan Hibah Luar Negeri Donor, telah dilakukan sesuai dengan
dan perbedaan waktu pencatatan petunjuk BPK.
atas Penerimaan Hibah melalui
mekanisme rekening khusus.
3. Hasil pemeriksaan BPK secara
uji petik juga menunjukkan
bahwa KL yang menerima hibah
langsung belum seluruhnya
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
melaporkan atau mengesahkan
penerimaan hibahnya kepada
Kementerian Keuangan, baik
hibah kas maupun barang/jasa.
Pemeriksaan uji petik
menunjukkan bahwa terdapat 13
KL yang belum melaporkan
penerimaan hibahnya minimal
sebesar Rp885.346,33 juta dan
satu KL belum melaporkan
belanja hibah sebesar Rp7.994,75
juta.
Rekomendasi BPK:
BPK merekomendasikan Menteri
Keuangan agar menyempurnakan
sistem penerimaan dan pelaporan
hibah yang diterima langsung oleh
KL diantaranya dengan:
a. Menyempurnakan PMK No.
40/PMK.5/2010 dan peraturan
teknis lainnya yang mengatur
mengenai mekanisme koordinasi,
rekonsiliasi, penerimaan,
pencatatan, pelaporan, dan
pengesahan hibah;
b. Menetapkan kebijakan yang
mengatur penunjukan satker yang
bertanggung jawab untuk
mengelola hibah di masing-
masing KL; dan
c. Memperbaiki metode dan format
konfirmasi penerimaan hibah
yang dikirimkan kepada lembaga
donor.
3.1 Terdapat Alokasi - Hasil pemeriksaan BPK Terkait dengan alokasi anggaran dari Tahun 2012 TA 2011 sebagian telah dilakukan pergeseran DJA
Biaya dari Anggaran menunjukkan bahwa dalam Belanja Lain-lain yang tidak sesuai dengan anggaran Belanja Lain-lain ke anggaran K/L.
Belanja Lain-lain anggaran belanja lain-lain (mata Nature of Account, Pemerintah telah
yang Tidak Sesuai anggaran 58) sebesar berupaya untuk lebih meminimalisir
dengan Nature of Rp22.357.999,74 juta, terdapat Alokasi Belanja Lain-lain yang tidak tidak
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
Account Belanja kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan Nature of Account, salah satu
Lain-lain. seharusnya tidak dianggarkan upaya Pemerintah adalah membuat PMK
dengan menggunakan BA BUN, 187/PMK.02/2010 tentang tatacara
yaitu sebagai belanja lainnya pergeseran anggaran belanja lainnya (BA
sebesar Rp2.897.051,41 juta. 999.08) ke BA K/L Tahun 2010. Hal
Anggaran tersebut terdiri dari tersebut sesuai dengan pasal 16 ayat 1 huruf
kegiatan-kegiatan yang sama a pada UU APBN-P tahun 2010 bahwa
dengan tahun sebelumnya Pemerintah dapat melakukan pergeseran
(berulang) sebesar Rp351.249,81 dari BA 999.08 Pengelola Belanja Lainnya
juta. ke BA K/L, pergeseran tersebut dilakukan
oleh Pemerintah untuk kegiatan yang
Rekomendasi BPK: mempunyai ciri-ciri antara lain: Dilakukan
a. Mengoptimalkan kembali oleh K/L yang telah mempunyai kode BA,
verifikasi terkait penyusunan Tidak bersifat ad hoc, Kegiatan lintas
anggaran KL dan Menteri sektoral yang dikoordinasikan oleh satu
Keuangan menginstruksikan K/L, Bukan merupakan kewenangan
pimpinan KL untuk Menteri Keuangan selaku BUN.
menginventarisasi dan mencatat
seluruh aset tetap yang diperoleh
dari selain belanja modal; dan
b. Menetapkan status kelembagaan
LPP TVRI, LPP RRI, BPK
Sabang, dan Bawaslu.
- Terkait dengan status kelembagaan LPP Tahun 2011 Dalam RUU APBN 2012 terdapat klausul
TVRI, LPP RRI, BPK Sabang, dan yang mengatur penetapan Kepala Sekretariat
Bawaslu, Pemerintah telah berupaya untuk Bawaslu, Kepala LPP TVRI, dan Kepala LPP
melakukan penetapan Kelembagaan LPP RRI sebagai pengguna anggaran/pengguna
TVRI, LPP RRI agar dalam pengelolaan barang mulai tahun 2012, yaitu pada Pasal 21.
keuangan egara di entitas tersebut
menjadi jelas dan dapat “Pasal 21”
dipertanggungjawabkan. Salah satu upaya (1) “Guna menjaga independensi pelaksanaan
yang telah dilakukan DJA adalah dengan tugas Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)
melakukan beberapa kali rapat koordinasi dalam mengawasi tahapan
dengan melibatkan pejabat dilingkungan penyelenggaraan pemilihan umum dan
kementerian keuangan, LPP TVRI, LPP meningkatkan akuntabilitas pengelolaan
RRI, BPK Sabang dan Bawaslu dalam keuangan Bawaslu, Kepala Sekretariat
rangka pembentukan BA sendiri. Bawaslu ditetapkan sebagai Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang mulai Tahun
Anggaran 2012”.
(2) “Guna meningkatkan akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan penetapan
status Lembaga Penyiaran Publik Televisi
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
Republik Indonesia (LPP TVRI) dan
Lembaga Penyiaran Publik Radio
Republik Indonesia (LPP RRI), Kepala
LPP TVRI dan Kepala LPP RRI
ditetapkan sebagai Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang mulai Tahun
Anggaran 2012”.
BP Batam sudah memiliki kode Bagian
Anggaran, yaitu Bagian Anggaran 112,
sedangkan BPK Sabang sedang dalam proses
penyelesaian.
3.2 Pencatatan DBH 1. Belumseluruh provinsi DJPK melakukan rekonsiliasi dan validasi Tahun 2011 Data sudah divalidasi berdasarkan hasil DJPK,
PBB dan BPHTB melakukan rekonsiliasi secara data dengan DJP dan DJPBN. Proses (Selesai) konfirmasi ulang dengan KPPN terkait. DJPBN
Bagian Daerah rutin. Berdasarkan rekapitulasi tersebut telah dilakukan dan akan dilakukan
Belum Sepenuhnya penerimaan BAR DBH PBB dan lebih intens untuk mendapatkan data
Menggambarkan BPHTB tahun 2010 diketahui penyaluran yang lebih akurat.
Realisasi yang terdapat 122 BAR (26 Provinsi)
Diterima masing atau sebanyak 32% tidak
masing daerah. disampaikan ke DJPK dari 396
yang seharusnya diterima.
2. Rekonsiliasi yang dilaksanakan
tidak sepenuhnya menghasilkan
data yang valid karena masih
terdapat koreksi oleh KPPN atas
SPM Pengesahan atas DBH PBB,
BP PBB dan BPHTB yang
diterbitkan DJPK berdasarkan
data rekonsiliasi.
3. Rincian per daerah penerima
DBH PBB dan DBH BPHTB
masih berbeda dengan data SAU.
Rekomendasi BPK:
BPK merekomendasikan Menteri
Keuangan agar memerintahkan
Dirjen Perimbangan Keuangan
melakukan rekonsiliasi ulang dan
validasi rincian DBH PBB dan DBH
BPHTB bagian daerah yang masih
selisih dengan SAKUN
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
4.1 Uang Muka dari 1. Hasil pemeriksaan menunjukkan 1. Ditjen Perbendaharaan melakukan Tahun 2011 DJPU,
Rekening BUN bahwa sistem pengendalian koordinasi dengan kementerian teknis SUBDIT
sebesar Rp1,88 T pengelolaan reksus belum selaku KPA/satker selaku executing DPH
yang Disajikan pada memadai. Proses pengajuan WA agency secara lebih intensif .
LKBUN Tahun 2010 atas SP2D reksus yang telah
Belum dapat diterbitkan mulai dari pengajuan a. Melakukan rekonsiliasi data antara Tahun 2011 a. Terkait dengan upaya meningkatkan fungsi Subdit
Diyakini KL kepada lender/donor melalui DJPBN dan Kementerian/Lembaga koordinasi, pada tanggal 28 s.d. 29 Juli DPH
Kewajarannya. Dit. PKN sampai dengan proses untuk melakukan klarifikasi data 2011 telah dilaksanakan rekonsiliasi data
penggantian (reimbursement) antara penerimaan pembiayaan/ pinjaman dan hibah luar negeri (PHLN)
talangan bersangkutan masih pendapatan hibah dengan Aplikasi dan upaya penyelesaian masalah terkait
lemah: Penarikan Dana (withdrawal PHLN dengan Executing Agency. Sebagai
- Mekanisme hubungan kerja application-WA); output pelaksanaan rekonsilasi adalah
antara Kementerian Keuangan Berita Acara Rekonsiliasi (BAR),
dhi. DJPB selaku BUN dengan sebagaimana terlampir.
Kementerian Teknis selaku
Kuasa Pengguna Anggaran Rekonsiliasi data PHLN dengan
(KPA)/ satker selaku EA dalam executing agency akan dilakukan secara
pengelolaan reksus belum menyeluruh terhadap PHLN yang ada,
dapat menjamin ketepatan dengan mempertimbangkan prioritas
waktu dan ketepatan jumlah kebutuhan antara lain: batas waktu
pengajuan talangan serta closing date/closing account atau PHLN
reimbursement. yang memeiliki permasalahan untuk
- Sistem pengendalian dalam segera diselesaikan
pengelolaan rekening antara
Sub BUN Dana Talangan b. Melakukan koordinasi dengan Tahun 2011 b. Menyampaikan surat permintaan Subdit
Reksus oleh Dit. PKN belum Kementerian/Lembaga selaku replenishment/ reimbursement kepada DPH
optimal sehingga saldo dan executing agency secara lebih Executing Agency dari
klasifikasi akun Uang Muka intensif untuk menjamin Kementerian/Lembaga atas keterlambatan
dari Rekening BUN yang ketersediaan dana dalam rekening penyampaian pertanggungjawaban kepada
disajikan pada Neraca belum Khusus sesuai dengan rencana Pemberi PHLN. Bukti tindak lanjut
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
dapat diyakini. belanja KPA/Satker sehingga dapat sebagaimana surat-surat terlampir.
2. Pada Tahun 2009 dan 2010, meminimalkan terjadinya Rekening
terdapat nilai talangan dan Khusus kosong/tidak mencukupi;
reimbursement masingmasing
sebesar Rp1.142.215,25 juta dan 2. Menyempurnakan proses bisnis dan Tahun 2011
Rp1.427.815,40 juta yang tidak sistem akuntansi pengelolaan
dapat diidentifikasi loan ID-nya pinjaman dan/atau hibah melalui
(unidentified transactions). mekanisme Reksus
3. Selama tahun 2008 sampai
dengan tahun 2010, terdapat a. Memperbaiki proses bisnis Tahun 2011 a. Sudah diterbitkan PMK 78/PMK.05/2011 Subdit
pinjaman/hibah dengan nilai pengelolaan Rekening Khusus tentang Penyelesaian Backlog atas DPH
pengajuan reimbursement (WA terkait penggunaan Dana Talangan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri
yang diajukan) lebih kecil apabila terjadi Rekening Khusus Melalui Mekanisme Rekening Khusus
dibandingkan dengan nilai WA kosong/ tidak mencukupi. yang Ineligible,
yang disetujui oleh lender/donor
(WA yang di-reimburse). Selisih Sudah diterbitkan KMK Nomor
yang terjadi adalah sebesar 119/KMK.05/2011 tentang Penetapan
Rp2.916.868,15 juta. Jumlah Backlog atas Pinjaman dan/atau
4. Selama Tahun 2008 sampai Hibah Luar Negeri Melalui Mekanisme
dengan 2010, terdapat Rekening Khusus yang Ineligible dalam
reimbursement sebesar Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sejak
Rp85.847,43 juta atas tujuh tahun 2008 (Audited)
pinjaman/hibah dengan nilai
talangan Rp0,00. b. Memperbaiki sistem akuntansi dan Tahun 2011 b. Telah disusun Bisnis Proses Tata Cara Subdit
5. Terdapat WA untuk hibah TF pelaporan Rekening Khusus dan Penarikan dan Pengelolaan Rekening DPH
093613 dengan aplikasi nomor rekening danat talangan Pinjaman dan Hibah. Pelaksanaan proses
01/SBUN sebesar Rp787,45 juta bisnis berkenaan telah disampaikan kepada
yang batal diajukan kepada Bank Direktorat Akuntansi dan Pelaporan
Dunia. WA tersebut seharusnya Keuangan (APK) dan Sistem
diajukan untuk mengganti Perbendaharaan (SP) Ditjen
pemberian talangan pengeluaran Perbendaharaan untuk mendapatkan
SP2D nomor 152494O tanggal penetapan user requirement aplikasi
28 Desember 2009 melalui verifikasi, akuntansi dan pelaporan melalui
KPPN Jakarta III. Pembatalan surat kami tanggal 24 Juni 2011 dan 10
dilakukan karena pinjaman Agustus 2011 (kedua surat terlampir).
tersebut sebenarnya telah Tindak lanjut berikutnya, adalah
overdraft (telah melebihi nilai menunggu penyelesaian penetapan user
pagu pinjaman yang tercantum requirement aplikasi verifikasi, akuntansi
dalam DIPA). Dengan demikian, dan pelaporan berkenaan
pemberian talangan sebesar
Rp787,45 juta tersebut tidak akan
pernah mendapatkan penggantian
dari donor.
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
Rekomendasi BPK:
BPK merekomendasikan Menteri
Keuangan agar melakukan penertiban
dan penyempurnaan atas pengelolaan
reksus dan dana talangan dari
Rekening BUN dalam rangka
pencairan pinjaman/hibah luar negeri
BUN
3. Menyempurnakan peraturan/ petunjuk Tahun 2011 Melakukan revisi PMK No.143/PMK.05/2006 DJPU,
teknis pengelolaan pinjaman dan/atau tentang Tata Cara Penarikan Pinjaman SUBDIT
hibah melalui mekanisme Reksus dan/atau Hibah Luar Negeri dan telah DPH
diselesaikan DRAFT FINAL PMK berkenaan
a. Mengupayakan penyempurnaan pada tanggal 26 Agustus 2011, dan saat ini
peraturan atas pengelolaan Rekening sedang dalam proses penetapan oleh Menteri
Khusus dan rekening dana talangan Keuangan.
dalam rangka penarikan dan
pencairan pinjaman/hibah luar Sedang disusun Perdirjen Tata Cara
negeri. Pengelolaan dan Pembukuan Rekening
Khusus. Pembahasan DRAFT peraturan
b. Melakukan optimalisasi pelaksanaan berkenaan telah dilaksanakan pada tanggal 17
peraturan yang ada terkait dengan Juni 2011.
pengelolaan Rekening Khusus dan
rekening dana talangan. Sudah diterbitkan Perdiren Nomor Per-
04/PB/2011 tanggal 25 Januari 2011 yang
mengatur Tata Cara Pembebanan PHLN
Melalui Mekanisme Reksus pada pada KPPN
selain KPPN Khusus Jakarta VI.
Pengaturan Mengenai Tata Cara Pembebanan
PHLN Melalui Mekanisme Reksus pada
KPPN Khusus Jakarta VI yang
penyelesaiannya pada tahap finalisasi dengan
mempertimbangkan kesiapan UAT atas
aplikasi Surat Perintah Pembebanan (SPB)
dan penyelesaian aplikasi permintaan
kebutuhan dana e-Kirana untuk Valuta Asing.
Sedang dilakukan penyusunan revisi Perdirjen
Nomor Per-46/PB/2007 yang mengatur
tentang pengelolaan Rekening Khusus
Kosong dan Pengelolaan Dana Talangan
4. Melakukan klarifikasi data dan besaran Tahun 2011 Telah dilaksanakan pemetaan data untuk DJPU,
nilai dana talangan dan reimbursement tahun 2009 dan 2010, dan dari hasil evaluasi SUBDIT
tahun 2009 dan 2010. tersebut masih terdapat dana talangan sebesar DPH
Rp17.475.232.003,00 dan reimbursement
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
Melakukan klarifikasi atas data tahun sebesar Rp197.995.246.060,00 yang belum
2009 dan 2010, atas penggunaan nilai dapat selesai dipetakan. Dapat dijelaskan
dana talangan dan reimbursement secara umum bahwa unidentified transaction
masing-masing sebesar timbul sebagai akibat adanya koreksi dari
Rp.1.142.215,25 juta dan Bank Indonesia.
Rp.1.427.815,40, antara lain :
Telah terdapat perkembangan data identified
a. Dari data temuan atas unidentified transaction sebagaimana disebutkan pada
transaction telah dilaksanakan progress tindak lanjut sebelumnya. Tindak
pemetaan data dapat lanjut berikutnya adalah menyelesaikan
diindentifikasi. Data yang belum pemetaan terhadap unidentified transaction.
dapat diidenfikasi sebesar masing-
masing Rp.18.995.538.900,- dan Apabila semua data unidentified sudah
Rp.1.397.971.412.723,- dipetakan, maka akan dilakukan rapat dengan
Bank Indonesia untuk klarifikasi.
b. Mengajukan permintaan
penjelasan atas nilai talangan dan
reimbursement yang belum dapat
diindenfikasi loan ID-nya
(unidentified transaction) kepada
Bank Indonesia.
5. Melakukan pembenahan sistem Tahun 2011 Sudah dapat dihasilkan laporan keuangan DJPU,
akuntansi pengelolaan Rekening (Selesai) berupa LAK dan Neraca SUBDIT
Khusus dan dana talangan. DPH
6. Atas nilai Rp.85.847,43 juta sebagian Tahun 2011 Data yang sudah dapat diidentifikasi sebesar DJPU,
telah dapat diindenfikasi penyebabnya, (Selesai) Rp.15,554,921,134 sedangkan sisanya sebesar SUBDIT
yaitu : Rp.70,292,510,396 sudah dikonfirmasi ke DPH
BPK melalu email tanggal 23 Juni 2011 untuk
a. Adanya penggantian penggunaan memastikan rincian data sebagaimana
dana talangan atas pinjaman/hibah dimaksud.
oleh pinjaman/hibah lainnya
(retroactive).
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
b. Reimbursement dilakukan dengan
menggunakan nomor rekening
yang berbeda dibandingkan pada
saat mengunakan rekening dana
talangan berkenaan.
c. Referensi nama Rekening Khusus
tidak sesuai dengan yang
seharusnya.
d. Penggantian oleh lender/donor
tidak sekaligus tetapi dilaksanakan
secara bertahap.
e. Terdapat pengajuan withdrawal
application yang belum direkam
pengawasan.
DJPU,
7. Tindak lanjut atas pelaksanaan Tahun 2011 Direktorat Jenderal Perbendaharaan telah SUBDIT
anggaran yang overdraft adalah (Selesai) menerbitkan surat surat nomor S- DPH
membebankan penggunaan Dana 5993/PB/2011 tanggal 20 Juni 2011 tentang
Talangan kepada permintaan penggantian atas pengeluaran
Kementerian/Lembaga dan melakukan grant TF 93613 yang tidak mendapat
koordinasi dengan penggantian (ineligible) dari Bank Dunia
Kementerian/Lembaga dalam hal karena melebihi pagu hibah (sebagaimana
ketersediaan dana pada rekening terlampir).
khusus
Belanja yang seharusnya membebani
grant tetapi karena reksus kosong/ tidak
mencukupi dan selanjutnya membebani
dana talangan, dalam hal tidak dapat
dimintakan penggantiannya kepada
Lender/Donor karena pencairannya
melebihi nilai pagu grant (overdraft).
Overdraft dimaksud disebabkan oleh
factor nilai tukar (exchanga rate) antara
perencanaan sebagaimana pagu DIPA
dan nilai tukar pada pelaksanaan. Tindak
lanjut atas overdraft dimaksud adalah
membebankan penggunaan Dana
Talangan dimaksud kepada
Kementerian/Lembaga.
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
4.2 Pengendalian atas Beberapa kelemahan pengendalian 1. Menteri Keuangan telah menetapkan Juni 2011 Buletin Teknis Inventarisasi telah diterapkan DJKN
Pelaksanaan terkait dengan inventarisasi, yaitu: Buletin Teknis Inventarisasi untuk pada kegiatan IP lanjutan (dimulai bulan Juli-
Inventarisasi dan 1. Tidak adanya pemberian tanda IP penyempurnaan metode dan September 2011) di KKKS yang belum
Penilaian Aset Eks pada aset-aset yang telah pengendalian atas pelaksanaan IP BMN selesai dilakukan IP
KKKS belum diinventarisasi secara sensus KKKS. Buletin Teknis Inventarisasi
memadai. sehingga timbul risiko adanya tersebut akan digunakan sebagai
aset yang tidak terhitung pedoman pelaksanaan IP BMN KKKS
(terinventarisasi) atau terhitung yang belum selesai. (Buletin Teknis
dua kali. Inventarisasi terlampir).
2. Ketidakseragaman sudut pandang
atau penilaian masing-masing tim
atas kondisi (baik, sedang, atau
jelek) dan status (digunakan atau 2. Kantor Pusat DJKN telah melakukan September 2011 a. Kegiatan on the spot dalam rangka IP
tidak digunakan) serta adanya verifikasi terhadap seluruh hasil IP yang BMN KKKS sudah selesai dilakukan.
kreatifitas masing-masing tim telah selesai dilaksanakan dan b. Hasil IP sedang dalam proses
dalam melaksanakan inventarisasi memperbaikinya sesuai dengan hasil penyelesaian dan perbaikan laporan oleh
aset. rekomendasi/temuan BPK yang Kanwil dan Kantor Pusat DJKN
3. Pelaksanaan Inventarisasi aset meliputi: termasuk penggunaan kurs, foto-foto aset
KKKS secara sensus diragukan
− Penggunaan kurs sesuai dengan KKKS dan koreksi aset sumur yang tidak
karena adanya beberapa aset yang
tanggal/bulan perolehannya PIS digunakan.
kondisi dan statusnya berbeda
antara Berita Acara hasil IP (Place Into Service) untuk aset c. Terkait perlakuan subsequent
dengan Berita Acara hasil cek perolehan tahun 2005 ke atas. expenditure, Komite Standar Akuntansi
fisik BPK. Hasil koreksi kantor Pusat DJKN Pemerintahan (KSAP) telah
telah disampaikan kepada Kanwil menyampaikan tanggapan melalui surat
Kelemahan pengendalian terkait DJKN untuk dilakukan perbaikan S-84/K.1/KSAP/IX/2011 tanggal 28
penilaian, yaitu: atas Laporan Hasil Penertiban September 2011 (surat Dit. APK nomor
1. Tidak terdapat dokumentasi yang BMN KKKS, selanjutnya hasil S-9029/PB.6/2011 tanggal 30 September
memadai atas proses awal koreksi tersebut akan disampaikan 2011) yang pada intinya menjelaskan
penetapan metode penilaian kembali kepada Kantor Pusat bahwa subsequent expenditure dapat
menggunakan pendekatan biaya DJKN. dikapitalisasi sepanjang memenuhi
(NRC) dan perbandingan data kriteria sebagai berikut:
pasar, tentang bagaimana asumsi − Terhadap status sumur telah
dilakukan koreksi sesuai dengan memperpanjang manfaat; atau
disusun dan simplikasi ditetapkan.
2. Tidak adanya validasi atas data data yang disampaikan kemungkinan besar memberi manfaat
dasar Harmoni III yang BPMIGAS/KKKS, sehingga ekonomik di masa yang akan datang
digunakan, yang sebenarnya terhadap sumur yang sudah tidak dalam bentuk kapasitas, mutu
merupakan data aset KKKS yang digunakan (ditutup permanen) produksi, atau peningkatan standar
dibuat oleh PT. Pertamina (saat akan dikeluarkan dari neraca kinerja;
ini dikelola oleh BPMIGAS) (CaLK) sedangka sumur yang memenuhi suatu batasan jumlah biaya
untuk tujuan cost recovery bukan masih digunakan akan dicatat kapitalisasi (capitalization threshold)
untuk inventarisasi aset. dalam neraca.. tertentu.
3. Penilaian aset KKKS dilakukan − Telah disusun foto aset KKKS
Dengan demikian terhadap subsequent
tanpa membandingkan dengan expenditure dapat diselesaikan.
sesuai dengan format yang
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
dokumen sumber atau dokumen disepakati untuk menunjukkan
pendukung masing-masing aset. bahwa IP aset KKKS dimaksud
4. Pelaksanaan penilaian aset pada telah dilaksanakan secara sensus,
beberapa KKKS yang telah mengingat jumlah dan
dinyatakan selesai 100% belum karakteristik aset KKKS
sepenuhnya selesai. Masih diharapkan penyusunan foto
terdapat beberapa aset dengan selesai pada bulan September
nilai hasil penilaian senilai nol. 2011.
5. Penilaian aset yang diperoleh
tahun 2004 dan sebelumnya − Telah dimintakan pendapat kepada
menggunakan nilai kurs tanggal KSAP melalui Dit. APK (Ditjen.
penilaian, namun untuk aset yang Perbendaharaan) terkait perlakuan
diperoleh tahun 2005 s.d. 2010 akuntasi terhadap subsequent
menggunakan kurs akhir tahun expenditure untuk aset KKKS
perolehan. Dari Harmoni III dengan surat nomor S-
terdapat informasi bulan Place 197/KN.4/2011 tanggal 28 Juni
Into Service (PIS) sehingga 2011 hal Subsequent Expenditure
seharusnya kurs yang digunakan atas Aset KKKS.
untuk perolehan aset tahun 2005
s.d. 2010 adalah kurs akhir bulan 3. Melanjutkan IP BMN KKKS yang September 2011 a. Pencapaian IP BMN KKKS keseluruhan
perolehan. belum selesai. sampai dengan Minggu I November 2011
6. Dalam penilaian DJKN tidak berdasarkan laporan yang sudah
Berdasarkan rapat koordinasi tingkat diterima Kantor Pusat DJKN adalah
mempertimbangkan status aset. pusat yang diadakan tanggal 23 Juni
Selain itu nilai aset KKKS di sebanyak 72 KKKS dari target
2011 telah disepakati bahwa IP BMN penyelesaian 76 KKKS. Terhadap 4
Harmoni III termasuk biaya KKKS yang belum dilaksanakan
pemeliharaan yang dikeluarkan KKKS lainnya, 2 KKKS telah dilakukan
(terhadap 36 KKKS) akan dimulai pada IP dan pelaporan hasil IP sedang dalam
oleh KKKS setelah tanggal minggu kedua Juli 2011 yang didahului
perolehan. proses penyelesaian oleh Tim IP Daerah;
dengan pembekalan di 3 (tiga) tempat
7. Masih adanya beberapa aset yaitu Makassar (tanggal 01 Juli 2011), b. Terhadap 2 KKKS yaitu ENI Bulungan
dengan tahun perolehan setelah Pekanbaru (tanggal 04 Juli 2011) dan masih dalam tahap eksplorasi dan BP
tahun 2004 yang harus dinilai Jakarta (04 Juli 2011). Bomberai dalam tahap eksplorasi sudah
ulang karena dilaporkan dengan terminasi belum dilakukan IP, DJKN
nilai perolehan nol. telah melakukan konfirmasi kepada
Rekomendasi BPK: KESDM dan BPMIGAS melalui surat
nomor S-476/KN.4/ 2011 tanggal 02
BPK merekomendasikan Menteri November 2011 mengenai status dan
Keuangan agar memperbaiki metode kejelasan pencatatan aset pada kedua
dan pengendalian atas pelaksanaan IP KKKS tersebut.
aset KKKS yang saat ini masih
berlangsung serta memverifikasi
hasil IP yang telah selesai
dilaksanakan.
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
4.3 Pengendalian 1. Penatausahaan atas aset eks 1. Menteri Keuangan dalam hal ini DJKN Juli 2011 Telah diterbitkan Keputusan Dirjen Kekayaan DJKN
Penatausahaan Aset BPPN yang berasal dari Tim akan menyusun pedoman/juknis untuk Negara Nomor 144/KN/2011 tanggal 9
Eks BPPN yang Koordinasi belum memadai. melakukan inventarisasi dan verifikasi September 2011 tentang Pedoman
Berasal dari Tim 2. Aset properti eks BPPN yang aset kredit dan properti eks BPPN. Pelaksanaan Inventarisasi Aset Kredit,
Koordinasi Belum berasal dari aset yang dikelola Inventarisasi dan Penilaian Aset Properti Eks
Memadai Tim Koordinasi minimal senilai BPPN.
Rp532,09 miliar dan aset properti
hasil verifikasi tahun 2010 2. Setelah pedoman/juknis ditetapkan, Agustus-September Telah selesai dilaksanakan inventarisasi
sebanyak 244 unit belum DJKN akan melakukan inventarisasi 2011 seluruh dokumen sisa aset eks BPPN yang
dilakukan inventarisasi dan aset kredit dan aset properti eks BPPN di berada di kustodi :
penilaian. kustodi penyimpanan dokumen yaitu Bandung: 8-12 Agustus 2011
Rekomendasi BPK: Jakarta, Bandung, Medan, Bandar Semarang:8-12 Agustus 2011
Lampung, Surabaya, dan Semarang. Lampung: 15 s.d. 17 Agustus 2011
BPK merekomendasikan Menteri Medan : 15 s.d. 19 Agustus 2011
Keuangan agar melakukan Surabaya: 18 s.d.26 Agustus 2011
penyempurnaan penatausahaan dan
pelaksanaan IP atas aset-aset eks Jakarta : Juli s.d. September 2011
BPPN.
4. Terkait aset properti eks BPPN : November 2011 Inventarisasi fisik dan penilaian aset
berperkara sedang berlangsung, hasil
a. DJKN akan melaksanakan penilaian diperkirakan akan diperoleh pada
inventarisasi fisik aset berperkara, akhir November 2011.
aset sita kejaksaan, dan aset dalam
sengketa;
b. Kemudian terhadap aset tersebut
di atas berikut 244 aset hasil
verifikasi akan dilakukan
penilaian yang pelaksanaannya
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
dilakukan oleh penilai eksternal;
c. Hasil verifikasi dan penilaian atas
aset properti tersebut akan
dimigrasi kedalam database aset
properti Modul Kekayaan Negara
II.
4.4 Aset Tetap yang 1. Nilai koreksi yang berasal dari 1. Terkait dengan hasil IP: DJKN,
Disajikan dalam Laporan Tim Satgas IP DJKN per DJA
Neraca LKBUN 1 April 2011 pada 74 KL sebesar a. Mendorong seluruh K/L untuk Semester I 2011 Seluruh K/L telah menyampaikan LBP
Belum Jelas Status Rp410.294.609,02 juta, menyampaikan pelaporan BMN (Juli-Agustus) Semester I/2011 secara tetap dan telah
Kepemilikannya sedangkan nilai koreksi yang semester I/2011 secara lengkap dan (selesai) melaporkan koreksi hasil IP.
serta Belum telah diinput ke dalam Sistem tepat waktu termasuk untuk
Seluruhnya Informasi Manajemen dan melakukan verifikasi dan validasi
Dilakukan IP Akuntansi Barang Milik Negara data IP sebelum dilakukan
(SIMAK BMN) berdasarkan data penginputannya dalam SIMAK
DJKN sebesar Rp410.099.943,27 BMN (surat no S-1111/KN/2011 tgl
juta sehingga terdapat selisih neto 24 Juni 2011 Hal : Penyampaian Lap
sebesar Rp194.665.751,83 juta Barang Pengguna Semester I Tahun
(Rp410.294.609,02 juta – 2011).
Rp410099943,27 juta) atau selisih b. Menugaskan seluruh pemegang
absolut sebesar Rp12.946.515,83 nomenklatur di Direktorat BMN
juta (rp6.570.590,79 juta + Desember 2011 Pada saat proses rekonsiliasi data BMN
bersama-sama dengan (selesai)
Rp6.375.925,04 juta) yang terdiri Semester I/2011 telah dilakukan klarifikasi
KPKNL/Kanwil DJKN untuk
dari: kepada seluruh K/L terkait koreksi hasil IP.
melakukan rekonsiliasi hasil
- Koreksi di SIMAK BMN IP/klarifikasi kembali atas koreksi
pada 36 KL lebih kecil dari hasil IP satuan kerja K/L pada
koreksi berdasar laporan Tim proses rekonsiliasi BMN semester
Satgas dengan total sebesar I/2011 dan tahunan 2011 serta
Rp6.570.590,79 juta;. menuangkannya dalam Berita Acara
- Koreksi di SIMAK BMN Rekonsiliasi BMN.
pada 23 KL lebih besar dari
koreksi berdasar laporan Tim c. Mengumpulkan dan memetakan data
Satgas dengan total sebesar BMN yang belum dilakukan IP atau
Rp6.375.925,04 juta. sudah di-IP namun nilainya masih Sudah dilaksanakan dengan berkoordinasi
belumwajar (sebaran satker, jenis September 2011 dengan K/L terkait, melalui rapat dan
2. Hasil pemeriksaan pada KL juga BMN, lokasi BMN dll) dan surat nomor S-206/MK.6/2011 tanggal 8
menunjukan adanya permasalahan (selesai)
menyusun RAB untuk dukungan Juli 2011, namun sebagian K/L hanya
sebagai berikutt: pembiayaan. menyajikan data sebaran satker yang
- Terdapat Aset Tetap pada belum di-IP (belum termasuk data rinci
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
delapan KL dengan nilai BMN-nya).
perolehan sebesar Direktorat Penilaian melalui surat sudah
Rp5.344.273,04 juta yang meminta Kanwil DJKN dan KPKNL
belum dilakukan IP; terkait untuk berkoordinasi dengan satker
- Aset Tetap bukan milik KL terkait untuk mengumpulkan data BMN.
yang bersangkutan senilai RAB sudah disusun oleh Dit. Penilaian.
Rp27.127,02 juta dimasukkan
sebagai hasil IP;
- Hasil IP pada tiga KL sebesar Sedang dilakukan pengumpulan dan
d. melakukan IP dengan target pemetaan data satker dan data satker dan
Rp282.656,47 juta masih
penyelesaian sebelum Triwulan data BMN yang belum di-IP
belum menunjukkan nilai
IV/2011 sehingga masih cukup
wajar diantaranya karena Sudah dilakukan penyusunan RAB oleh
waktu bagi satker untuk melakukan Tahun
nilainya masih sebesar Dit. Penilaian DJKN.
verifikasi hasil IP, rekonsiliasi 2011,2012,2013
Rp1,00;
dengan tim pelaksana IP,
- Terdapat hasil IP sebesar
mengoreksi dalam aplikasi SIMAK
Rp56.419.063,69 juta pada
BMN dan melaporkannya dalam
empat KL yang belum dicatat
laporan barang selambat-lambatnya
dalam LKKL;
pada laporan tahunan 2011.
- BPK juga menemukan
permasalahan dalam proses IP
di lingkungan Kementerian
Pertahanan dan Tentara Pembinaan dan asistensi pada K/L dalam
Nasional Indonesia (Kemhan Melakukan pembinaan dan rangka penyusunan LBMN dan persiapan
TNI) yaitu pelaksanaan IP asistensi pada seluruh K/L rekonsiliasi BMN semester I/ 2011 sudah
yang belum selesai dilakukan, terutama terkait monitoring dilakukan termasuk melakukan monitoring
hasil IP belum dicatat koreksi IP dengan target TA 2011 Juni 2011 koreksi IP. Kegiatan ini akan terus dilakukan
seluruhnya diantaranya karena adalah periode terakhir koreksi (selesai) sampai akhir periodeTA 2011.
perbedaan penggolongan jenis IP.
BMN, inventarisasi fisik tidak
dilakukan secara populasi,
dan hasil IP masih
Sudah dilakukan rapat koordinasi dengan K/L
menunjukkan nilai yang tidak
terkait tanggal 8 Juni 2011 di Hotel Borobudur
wajar. e. Menyelenggarakan rapat dan
dan 16 Juni 2011 di RR Dit. BMN dalam
komunikasi informal dengan K/L
rangka percepatan penyelesaian BMN yang
terkait dalam rangka percepatan (selesai)
3. Pelaksanaan IP yang dilakukan belum dilakukan IP.
penyelesaian BMN yang belum
oleh Pemerintah dhi. DJKN, dilakukan IP.
belum mencakup penilaian
mengenai masa manfaat Aset
Tetap sehingga Pemerintah belum 2. Terkait dengan penerapan penyusutan Semester II Telah dilakukan pembahasan pada tanggal 10
bisa melakukan penyusutan aset: 2011 Agustus 2011 yang melibatkan BPK, Itjen
terhadap Aset Tetap. a. Menyusun RPMK tentang Oktober 2011 Kemenkeu, Kementerian PU, Kementerian
Penyusutan. (mundur Desember Perhubungan, Dit.SP (DJPBN), Dit. APK
4. Terdapat selisih nilai Aset Tetap 2011) (DJPBN), KSAP, dengan hasil:
b. Mengembangkan aplikasi, sosialisasi
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
antara Neraca LKPP Tahun 2010 dan piloting pada beberapa K/L. RPMK tentang Penyusutan akan mengacu
dan Laporan Barang Milik Negara pada lampiran I PP No.71/2010;
c. Menerapkan pada seluruh K/L
(LBMN) yang merupakan output Penerapan penyusutan aset tetap pada
dari SIMAK BMN sebesar dengan menyesuaikan terhadap
satker BLU berdasarkan lampiran II (cash
Rp37.729.066,22 juta diantaranya implementasi akuntansi berbasis
towards accrual) PP No.71/2010;
akrual
karena permasalahan- Penyelesaian PMK tentang Penyusutan
permasalahan sebagai berikut; Aset Tetap
- Bantuan Pemerintah Yang
Belum Ditetapkan Status RPMK tentang Penyusutan sedang dalam
Penggunaannya (BPYBDS) proses finalisasi penyusunan.
sebesar Rp26.418.257,87 juta Pengembangan aplikasi, sosialisasi, dan
masih dicatat dalam LBMN piloting akan diterapkan tahun 2012.
karena belum ada PP
mengenai penetapannya Penerapan penyusutan pada seluruh satker
sebagai Penyertaan Modal K/L dilakukan pada tahun 2013
Negara (PMN).
- BMN eks DK/TP sebesar 3. Terkait dengan aset BPYBDS: Tahun 2011 Pada tanggal 10 dan 11 Februari 2011 telah
Rp10.231.533,16 juta masih dilakukan rekoinsiliasi antara K/L dengan
a. Melakukan monitoring atas BUMN serta Kementerian BUMN dan DJKN
disajikan dalam LBMN pencatatan BPYBDS pada K/L yang
karena belum ada penyerahan untuk memastikan pencatatan BPYBDS telah
memiliki Asset BPYBDS; sesuai dengan Perdirjen Perbendaharaan
dari Pemerintah Pusat kepada
Pemerintah Daerah yang No.10/PB/2007 tentang Tata Cara Pelaporan
b. Meminta K/L agar mempercepat BPYBDS dalam Penyusutan LKPP dan Surat
menguasai BMN tersebut. penyampaian permohonan
Sementara itu, BMN eks Menteri Keuangan kepada K/L nomor S-
penetapan status sset BPYBDS 343/MK/06/2009 tanggal 4 Juni 2009, hal
DK/TP sudah tidak lagi menjadi PMN, sehingga dapat
dicatat di Neraca sebagai Aset Perlakuan Pencatatan BPYBDS pada neraca
diproses PP PMN nya; K/L dan Neraca BUMN.
Tetap melainkan
direklasifikasi menjadi Aset Telah dilakukan rapat koordinasi percepatan
Lain-Lain. c. Memproses usulan PMN dari penyelesaian BPYBDS tanggal 9 Juni 2011 di
- Aset Tetap Renovasi sebesar BPYBDS yang sudah disampaikan RR Timor, Hotel Borobudur dan dihadiri oleh
Rp 610.572,952 juta kepada Menteri Keuangan, antara Deputi Akuntan Negara BPKP, Auditor
dibukukan dalam Neraca lain: Utama II dan VII BPK, Deputi Bidang Usaha
menggunakan mekanisme Infrastruktur dan Logistik, Kementerian
jurnal aset karena akunnya BPYBDS pada Perum LKBN
Antara senilai Rp25,927 milyar, BUMN, Kementerian Perhubungan,
telah tersedia. Namun, Aset Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian
Tetap Renovasi tidak dapat dimana PP PMN nya telah
diharmonisasikan di Kumham, dan perindustrian, dan Direksi BUMN yang
dibukukan dalam LBMN memiliki BPYBDS.
karena aset belum tersedia dalam proses penyampaian ke
kodefikasinya. DPR; BPYBDS pada Perum LKBN Antara sebesar
Rp25.927.671.602,00 telah ditetapkan
BPYBDS pada PT PLN senilai
Rekomendasi BPK: menjadi PMN melalui PP Nomor 42 Tahun
Rp20,019 triliun, dimana saat ini
2011 tanggal 16 September 2011 (selesai);
telah dimintakan persetujuan
BPK merekomendasikan Menteri RPP PMN BPYBDS pada PT PLN telah
kepada DPR RI, dan sedang
Keuangan agar: disetujui oleh Komisi VII DPR, saat ini
dibahas di Komisi terkait di DPR.
sedang menunggu surat persetujuan dari DPR;
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
a. Segera menetapkan status BPYBDS pada 13 BUMN di bawah
kelembagaan LPP TVRI dan LPP BPYBDS pada 13 BUMN di
bawah Kementerian Perhubungan, Kemenhub tersebut dapat dilihat statusnya
RRI sehingga ada kejelasan status sebagai berikut:
aset yang dimiliki kedua lembaga dimana saat ini Kementerian
tersebut; dan Perhubungan akan melengkapi BPYBDS pada 7 BUMN telah diajukan
b. Menyelesaikan IP aset secara data-data atas kekurangan data kepada Presiden untuk mendapat
menyeluruh. yang telah disampaikan penetapan atas RPP, yaitu: PT.Angkasa
Pura I, PT.Angkasa Pura II, PT.Pelindo I,
PT Pelindo II, PT.Pelindo III, PT.Pelindo
IV, dan PT. ASDP;
BPYBDS pada 3 BUMN telah dilakukan
harmonisasi yaitu: yaitu PT Pelindo III
(untuk nilai BPYBDS yang belum
diharmonisasi), PT ASDP (untuk nilai
BPYBDS yang belum diharmonisasi), dan
PT Pengerukan Indonesia.
3 BUMN, yaitu PT. Pelindo I dan PT
Pelindo IV (keduanya untuk nilai
BPYBDS yang belum diharmonisasi) dan
Perum DAMRI telah dilakukan
praharmonisasi dan saat ini dalam proses
permintaan harmonisasi kepada
Kementerian Hukum dan HAM;
3 (tiga) BUMN sedang dalam proses
kajian bersama, yaitu : PT. Kereta Api
Indonesia, PT.Djakarta Lloyd, dan
PT.PELNI
4. Menyusun RPMK pengelolaan BMN Tahun 2011 Peraturan terkait Pengelolaan BMN eks
eks DK/TP yang diperoleh sebelum TA (Selesai) DK/TP sudah ditetapkan Menkeu pada
2010, termasuk di dalamnya pengaturan tanggal 8 Agustus 2011 melalui PMK
terkait mekanisme hibah, penjualan, No.125/PMK.06/2011 tentang Pengelolaan
pemusnahan, penghapusan, serta Barang Milik Negara yang berasal dari Dana
akuntansi dan pelaporannya. Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan
sebelum TA 2011.
5. Mengimplementasikan PMK Nomor Tahun 2011 Dalam penggolongan dan kodefikasi sesuai
29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan (Selesai) dengan PMK No. 29/PMK.06/2010, Aset
dan Kodefikasi BMN. Tetap Renovasi sudah diberikan kodefikasi
dan sudah diimplementasikan pada Laporan
BMN Semester I/2011
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
6. Menyempurnakan aplikasi SIMAK Tahun 2011 Aplikasi SIMAK BMN sudah disempurnakan
BMN (Selesai) dengan menyesuaikan penggolongan dan
kodefikasi BMN sesuai PMK No.
29/PMK.06/2010 dan semua K/L sudah
melakukan migrasi aplikasi SIMAK BMN
per-Semester I 2011.
7. Terkait dengan status kelembagaan LPP Tahun 2011 Dalam RUU APBN 2012 terdapat klausul
TVRI, LPP RRI, BPK Sabang, dan yang mengatur penetapan Kepala Sekretariat
Bawaslu, Pemerintah telah berupaya Bawaslu, Kepala LPP TVRI, dan Kepala LPP
untuk melakukan penetapan RRI sebagai pengguna anggaran/pengguna
Kelembagaan LPP TVRI, LPP RRI agar barang mulai tahun 2012, yaitu pada Pasal 21.
dalam pengelolaan keuangan egara di
entitas tersebut menjadi jelas dan dapat “Pasal 21”
dipertanggungjawabkan. Salah satu (1) “Guna menjaga independensi
upaya yang telah dilakukan DJA adalah pelaksanaan tugas Badan Pengawas
dengan melakukan beberapa kali rapat Pemilu (Bawaslu) dalam mengawasi
koordinasi dengan melibatkan pejabat tahapan penyelenggaraan pemilihan
dilingkungan kementerian keuangan, umum dan meningkatkan akuntabilitas
LPP TVRI, LPP RRI, BPK Sabang dan pengelolaan keuangan Bawaslu, Kepala
Bawaslu dalam rangka pembentukan BA Sekretariat Bawaslu ditetapkan sebagai
sendiri. Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
LPP TVRI dan LPP RRI telah dilakukan mulai Tahun Anggaran 2012”.
IP dengan diterbitkannya berita acara (2) “Guna meningkatkan akuntabilitas
inventarisasi BMN serta penetapan pengelolaan keuangan dan penetapan
kekayaan awal LPP TVRI dengan KMK status Lembaga Penyiaran Publik
467/KMK.06/2010 dan LPP RRI dengan Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI)
KMK 497/KMK.06/2010 dan Lembaga Penyiaran Publik Radio
Republik Indonesia (LPP RRI), Kepala
LPP TVRI dan Kepala LPP RRI
ditetapkan sebagai Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang mulai
Tahun Anggaran 2012”.
(4) “Guna meningkatkan akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan penetapan
status Badan Pengelola Sabang, Kepala
Badan Pengelola Kawasan Sabang
ditetapkan sebagai Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang mulai
Tahun Anggaran 2012”.
BP Batam sudah memiliki kode Bagian
Anggaran, yaitu Bagian Anggaran 112,
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
sedangkan BPK Sabang sedang dalam proses
penyelesaian.
5.1 Realisasi Subsidi Belum dapat dilakukan audit atas Kementerian Keuangan telah dan sedang DJA
Pangan/Beras TA subsidi beras/pangan dengan alasan melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
2008–2010 Belum sebagai berikut:
1. PMK terkait subsidi pangan/beras a. Percepatan penyusunan PMK mengenai
Diaudit sehingga
subsidi pangan Tahun 2011 yang telah Sudah diterbitkan PMK No.
Belum Ditetapkan TA 2009 Nomor Tahun 2011
memasukkan komponen-komponen 150/PMK.02/2011 tanggal 12 September
Nilai Finalnya 99/PMK.02/2009 dan TA 2010 (Selesai)
biaya (cost structure). 2011 tentang Tata Cara Penyediaan,
Nomor 125/PMK.02/2010 tidak Perhitungan, Pembayaran, dan
mengatur secara jelas status HPB. b. Percepatan penetapan status HPB 2008- Pertanggungjawaban Subsidi Beras bagi
2. PMK subsidi pangan/beras TA 2010. Masyarakat Berpendapatan Rendah.
2008 Nomor 175/PMK.02/2008
menyebutkan secara jelas bahwa Tahun 2011 Surat Menteri Keuangan Nomor S-
HPB yang ditetapkan bersifat (Selesai) 688/MK.02/2011 tanggal 31 Oktober
sementara dan tidak menetapkan 2011, perihal penetapan status HPB TA
master budget yang merupakan 2008-2010.
kerangka anggaran biaya dan
pendapatan Perum Bolog dalam
rangka melaksanakan penugasan
pemerintah.
3. Tidak ditetapkan atau
disahkannya master budget oleh
pemerintah dalam PMK TA 2008
– 2010 berbeda dengan PMK
tahun-tahun sebelumnya.
Rekomendasi BPK:
BPK merekomendasikan Menteri
Keuangan untuk menetapkan status
HPB TA 2008-2010 dan mengatur
struktur biaya yang diperbolehkan
dan tidak diperbolehkan (allowable
dan non-allowable cost) sebagai
komponen pembentuk HPB apabila
status HPB bersifat sementara
5.2 Status Penitipan, 1. Dalam hasil pemeriksaan BPK 1. Menteri Keuangan akan 2012-2014 DJA
Pengelolaan, atas LKPP Tahun 2007, BPK menyempurnakan kebijakan dan aturan (sesuai usulan road
Penggunaan, dan telah mengungkapkan mengenai penyelenggaran program map)
Pertanggungjawaban permasalahan ketidakjelasan
pensiun PNS, termasuk kejelasan
Potongan Gaji PNS status penitipan, pengelolaan,
untuk Iuran Dana penggunaan, dan mengenai status dana pensiun PNS.
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
Pensiun Masih pertanggungjawaban potongan 2. Penyelesaian ini merupakan dari grand
Belum Diatur dengan gaji PNS untuk iuran dana design perubahan program pensiun dan
Jelas. pensiun. THT PNS yang disinkronkan dengan
2. Atas permasalahan tersebut, BPK
implementasi SJSN.
merekomendasikan agar
pemerintah melakukan 3. Penyelesaian yang menyeluruh
penyempurnaan regulasi dana dilakukan melalui koordinasi lintas
pensiun PNS dan membuat Kementerian/Lembaga.
peraturan yang lebih teknis 4. Biro Dana Pensiun telah memberikan
menyangkut tata cara masukan kepada DJA sebagai leading
pengelolaan, penggunaan, dan unit dalam rangka tidak lanjut temuan
pertanggungjawaban potongan
tersebut.
gaji PNS untuk iuran dana
pensiun yang dititipkan Menteri
Keuangan kepada PT. Taspen
(Persero).
3. Sampai dengan tahun 2010
Pemerintah belum
menindaklanjuti rekomendasi
BPK dalam Hasil Pemeriksaan
LKPP tahun 2007.
Rekomendasi BPK:
BPK merekomendasikan Menkeu
agar melakukan penyempurnaan
regulasi dana pensiun PNS dan
membuat peraturan yang lebih teknis
menyangkut tata cara pengelolaan,
penggunaan,dan pertanggungjawaban
potongan gaji PNS untuk iuran dana
pensiun yang dititipkan Menkeu
kepada PT. Taspen (Persero).
6.1 Saldo Anggaran Saldo akhir SAL setelah dikurangi 1. Menteri Keuangan sedang menyusun Desember 2011 Proses penyusunan PMK mengenai perlakuan Dit. PA,
Lebih (SAL) Tahun Utang PFK dan Utang kepada Fihak Peraturan Menteri Keuangan mengenai selisih kurs masih dalam proses pembahasan Dit. APK
2010 masih Berbeda Ketiga Rp97.700.391,95 juta atau perlakuan selisih kurs pada perwakilan dan penyelesaian.
dengan Rincian Fisik lebih kecil sebesar Rp40.204,49 juta luar negeri di luar negeri oleh Direktorat
Kas dibandingkan catatannya, yang PA dan Direktorat APK
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
disebabkan karena:
1. Terdapat akumulasi uang
persediaan yang sudah digunakan 2. Menteri Keuangan telah melakukan Penelusuran dan identifikasi permasalahan DJPBN
oleh Kementerian Luar Negeri penelusuran dan identifikasi terkait saldo kas di bendahara pengeluaran
sebesar Rp80.077,83 juta namun permasalahan terkait saldo Kas di telah dilaksanakan pada 8 KPPN.
belum dipertanggungjawabkan Bendahara Pengeluaran pada Neraca
sehingga masih tercatat sebagai tingkat KPPN. Hasil identifikasi telah dibahas dalam rapat
utang KL pada BUN. koordinasi internal DJPBN tanggal 15 Juni
2. Belum efektifnya rekonsiliasi 2011 dalam rangka merumuskan langkah-
antara data realisasi belanja langkah bagi KPPN dalam penyelesaian
berdasarkan SAU dan SAI permasalahan terkait saldo kas di bendahara
sehingga masih terdapat selisih pengeluaran pada neraca tingkat KPPN, yaitu
sebesar Rp16.772,28 juta. antara lain:
3. Adanya kesalahan penggunaan a. Kesalahan setor bendahara atas sisa UP
mata anggaran atas penyetoran yang disetor ke bank persepsi bukan mitra
pengembalian UP oleh satker kerja KPPN satker tersebut;
selama tahun 2010.
Adanya permasalahan terkait b. Kesalahan penggunaan akun pada setoran
pengelolaan dana talangan dan sisa UP;
penggantiannya dari lender/donor.
c. Kelebihan setoran atas sisa UP.
Rekomendasi BPK:
Kesulitan menelusuri dokumen sumber
BPK merekomendasikan Menteri khususnya setoran sisa UP tahun-tahun
Keuangan agar segera sebelumnya karena data pada SSBP tidak diisi
menindaklanjuti rekomendasi terkait secara lengkap.
temuan dalam LHP LKPP tahun
2009 dan memperbaiki pengelolaan 3. Telah meminta penjelasan terkait saldo Progress no.3 dan 4 DJPBN
dan pencatatan transaksi yang minus/negatif Kas di Bendahara
berpengaruh terhadap SAL, antara Pengeluaran pada 7 (tujuh) KPPN Telah dilaksanakan rapat koordinasi internal
lain transito dan Uang Muka dari dengan surat Direktur PKN Nomor S- DJPB tanggal 15 Juni 2011 dalam rangka
rekening BUN 4329/PB.3/2011 tanggal 29 April 2011. merumuskan langkah-langkah bagi KPPN
untuk menyelesaian permasalahan kas di
bendahara pengeluaran pada neraca tingkat
KPPN khususnya terkait transaksi tahun-tahun
yang lalu.
Hasil dari koordinasi akan dibuat surat kepada
seluruh KPPN sebagai pedoman penyelesaian
permasalahan sbb:
Kesalahan setor bendahara atas sisa UP
yang disetor ke bank persepsi bukan
mitra kerja KPPN satker tsb.
Koreksi atas kesalahan penggunaan akun
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
pada setoran sisa UP.
Koreksi pencatatan atas kelebihan
setoran sisa UP untuk mengkoreksi saldo
kas di bendahara pengeluaran yang
muncul pada neraca KPPN.
Koreksi akuntansi atas kas di bendahara
pengeluaran yang sudah tidak dapat
ditelusuri lagi dokumen sumber maupun
satkernya
5. Atas temuan unidentified transaction, Telah dilaksanakan pemetaan data untuk DJPBN
akan dilakukan klarifikasi atas data tahun 2009 dan 2010, dan dari hasil evaluasi
tahun 2010 baik penggunaan dana tersebut masih terdapat dana talangan sebesar
talangan dan penggantiannya, serta Rp17.475.232.003 dan reimbursement
ditindaklanjuti dengan mengajukan sebesar Rp197.995.246.060 yang belum
permintaan penjelasan atas nilai talangan selesai dipetakan. Dapat dijelaskan, secara
dan penggantiannya kepada Bank umum unidentified transaction timbul sebagai
Indonesia. akibat adanya koreksi dari Bank Indonesia.
Telah terdapat perkembangan data identified
transaction sebagaimana disebutkan pada
progress tindak lanjut sebelumnya. Tindak
lanjut berikutnya adalah menyelesaikan
pemetaan terhadap unidentified transaction.
Apabila semua data unidentified sudah
dipetakan, maka akan dilakukan rapat dengan
Bank Indonesia untuk klarfikasi.
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
Peraturan Menteri Keuangan mengenai
mekanisme pengelolaan APBN pada satker
perwakilan luar negeri di luar negeri.
Terhadap UP yang belum
dipertanggungjawabkan sebesar
Rp80.077,83 juta oleh Kemenlu akan
dilakukan koordinasi dengan pihak-pihak
terkait (Direktorat PA, Kemenlu)
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
1.1 Penetapan, Hasil pemeriksaan terhadap 1. Melaksanakan perbaikan terhadap Juli-September 1. Ketentuan Pengenaan PBB sekaligus tata DJP,
Penagihan, dan penetapan, penagihan, dan peraturan-peraturan yang ada, 2011 cara penagihan dan pembayaran PBB DJA
Pembayaran PBB pembayaran PBB Migas khususnya yang mengatur masalah areal (review dan Migas dan PBB Panas Bumi diperbaiki
Migas Tidak Sesuai menunjukkan adanya beberapa on-shore dan hasil produksi. Langkah pembahasan
dengan Rancangan Peraturan Menteri
Dengan UU PBB dan permasalahan berikut. riil yang akan dilakukan adalah peraturan)
UU Migas Sehingga 1. Mekanisme penagihan dan mengadakan rapat koordinasi antar Keuangan (RPMK) yang mengatur
Realisasi PBB Migas pembayaran PBB Migas tidak Direktorat untuk memperbaiki Surat Oktober-November mengenai objek dan subjek PBB,
Sebesar Rp19,30 sesuai dengan UU PBB. Edaran Dirjen Pajak No. SE- 2011 pengenaan, penagihan, dan pembayaran
Triliun Tidak - DJP tidak melakukan 155/PJ./2010 dan Surat Edaran Dirjen (Pengajuan/Pengesa PBB Migas dan PBB Panas Bumi.
Diyakini pengawasan yang memadai Pajak No. SE-20/PJ/2010 untuk han) d. RPMK tersebut merupakan
Kewajarannya terkait penyampaian SPOP mempertegas mengenai definisi dan pengaturan terintegrasi pada unit
PBB Migas. klasifikasi objek PBB Migas, khususnya
eselon I di Lingkungan Kemenkeu.
- DJP tidak menggunakan areal onshore dengan menyesuaikan
mekanisme yang telah diatur dengan Undang-undang No. 12 Tahun e. RPMK tersebut mensinergikan
dalam UU PBB dalam 1985 sebagaimana diubah terakhir mekanisme pelunasan PBB
penetapan PBB Migas. dengan Undang-undang Nomor 12 tahun berdasarkan SPPT yang harus
- Penagihan PBB Migas kepada 1994 dan Undang-undang Nomor 22 dilunasi dalam jangka waktu paling
subjek pajak tidak memiliki tahun 2001 tentang Minyak dan Gas lama 6 bulan sejak SPPT diterima,
dasar hukum. Bumi dengan mekanisme distribusi dana
2. Penetapan Nilai PBB Migas
bagi hasil PBB yang dilakukan setiap
Tidak Wajar:
- Luas areal onshore yang 3 bulan.
digunakan DJP sebagai dasar f. RPMK tersebut nantinya akan
perhitungan PBB Migas bukan dikaitkan dengan peraturan yang
hanya luas tanah yang sudah mengatur dana bagi hasil pajak dari
dibebaskan, melainkan seluruh sector pertambangan yang dikelola
luas wilayah kerja berdasarkan
Ditjen Perimbangan Keuangan.
koordinat yang ditentukan
g. Secara garis besar, RPMK tersebut
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
dalam Kontrak Kerja Sama. telah disepakati dalam pembahasan
Hal tersebut mengakibatkan materi yang dilakukan pada tanggal
pengenaan ganda atas satu 31 Oktober s.d. 2 november 2011,
objek pajak yang sama,
penyempurnaan RPMK akan dibahas
bahkan pengenaan pajak atas
objek yang tidak dikenakan terakhir pada rapat berkelanjutan.
PBB atau yang dikecualikan 2. Melaksanakan perbaikan terhadap Juli-September 2. Perbaikan ketentuan pengenaan PBB
dari wilayah kerja. aturan dan mekanisme penetapan dan 2011 Migas sekaligus tata cara penagihan dan
- Luas areal onshore yang penagihan PBB Migas melalui: (review dan pembayaran disampaikan dalam bentuk
digunakan oleh DJP melebihi pembahasan Rancangan Peraturan Menteri Keuangan
luas wilayah administrasi a. Koordinasi bersama lintas Eselon I peraturan) (PMK) yang akan mengatur mengenai
kabupaten/kota yang di lingkungan Kementerian obyek dan subyek, pengenaan,
ditetapkan Menteri Dalam Keuangan untuk menyempurnakan Oktober-November penagihan, dan pembayaran PBB Migas.
Negeri. aturan yang selama ini menjadi 2011 Rancangan ini merupakan konsep
- Terdapat kelebihan penetapan payung hukum penetapan dan (Pengajuan/Pengesa terintegrasi antara unit eselon I yang
PBB Migas atas Hasil penagihan PBB Migas yang tidak han) berkaitan dengan PBB Migas, termasuk
Produksi sebesar sesuai lagi, antara lain: Panas Bumi. Dalam rancangan PMK
Rp371.779,28 juta
(Rp7.209.041,02 juta – Surat Edaran Bersama antara tersebut beberapa hal perlu disinergikan,
Dirjen Pajak dan Dirjen seperti mekanisme pelunasan PBB
Rp6.837.261,74 juta). berdasarkan SPPT yang harus dilunasi
- Selain itu, hasil uji petik Lembaga Keuangan (sekarang
Dirjen Anggaran) Nomor dalam jangka waktu paling lama 6 bulan
menunjukkan adanya KKKS sejak SPPT diterima dengan mekanisme
yang melaporkan hasil 630/4568, tanggal 24 September
2001 untuk disempurnakan distribusi dana bagi hasil PBB Migas
produksi pada KKKS yang yang dilakukan setiap 3 bulan.
belum menggambarkan lifting menjadi Peraturan Menteri
yang sebenarnya. Keuangan. Terkait dengan perbedaan luas wilayah
Rekomendasi BPK: Surat Edaran Direktur Jenderal kerja pertambangan dengan luas wilayah
Pajak Nomor SE-20/PJ/2010 administrasi di 51 kabupaten/kota, DJP
BPK merekomendasikan Menteri tentang Prosedur Kerja telah melakukan analisis dengan hasil
Keuangan agar: Pengenaan dan Permintaan bahwa wilayah kerja pertambangan
1. Mengatur lebih jelas mengenai Pemindahbukuan Pembayaran
dalam SPOP yang diisi oleh WP (KKKS)
objek pajak PBB Migas dengan PBB Migas untuk disesuaikan
mempertimbangkan UU PBB dengan aturan perundang- pada suatu kabupaten/kota, seharusnya
dan UU Migas; undangan yang ada. terletak pada beberapa kabupaten/kota.
2. Memperbaiki mekanisme Informasi tersebut telah disampaikan
penetapan dan penagihan PBB b. Menyusun SOP link, yaitu SOP
dalam rapat rekonisliasi data dengan BP
Migas; dan yang mengatur alur penetapan dan
penagihan PBB Migas antar unit Migas. BP Migas akan menindaklanjuti
3. Melakukan inventarisasi dan
eselon I di Kementerian dengan perbaikan data.
memperhitungkan pada tahun-
tahun berikutnya atas dampak- Keuangan.
dampak yang diakibatkan oleh c. Melaksanakan koordinasi dengan
pembayaran-pembayaran PBB BPMIGAS dan Kementerian
Migas, yaitu Belanja Transfer ke ESDM untuk mendorong
Daerah dan Upah Pungut percepatan penyampaian SPOP
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
dari KKKS sehingga SPPT PBB
Migas untuk tahun pajak berjalan
dapat segera terselesaikan.
4. Akan disusun PMK sebagai petunjuk Tahun 2011 dan 4. Dokumen tagihan PBB Migas telah
operasional perhitungan, penagihan dan 2012 dilengkai dengan SPPT dan DJA telah
pembayaran PBB Migas sebagai memproses pembayaran triwulan I & II
pengganti SEB Nomor SE-630/PJ/2001 2011 sesuai dengan tagihan DJP
dan SE-4568/LK/2001 bersama-sama
instansi terkait (DJP, DJA, DJPK, DJPB,
dan Itjen Kementerian Keuangan)
1.2 Penyelesaian PPN Penyelesaian PPN melalui Pemerintah akan mengubah skema September 2011 a. Pemerintah telah menghapus PPN DTP DJP,
sebesar Rp11,28 mekanisme Pajak DTP tidak sesuai pemberian Pajak Ditanggung Pemerintah dari APBN-P 2011; DJA,
Triliun melalui dengan UU Nomor 8 tahun 1983 menjadi skema pemberian subsidi harga. BKF
Mekanisme Pajak sebagaimana terakhir diubah dengan b. Terhadap penghapusan PPN DTP, PKPN
Ditanggung UU Nomor 42 Tahun 2009 tentang telah mengadakan rapat pada tanggal 12
Pemerintah (DTP) Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Agustus 2011, dengan mengundang DJP,
Tidak Sesuai dengan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Itjen, Biro Hukum Setjen, dan Pusat
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
UU PPN Mewah Pasal 16B yang menyatakan Kebijakan APBN BKF;
bahwa fasilitas PPN berupa: (1)
terutang tetapi tidak dipungut baik c. Terhadap hasil rapat, telah dikirim draft
sebagian maupun seluruhnya; dan (2) RPMK tentang pencabutan PMK PPN
dibebaskan. DTP Tahun Anggaran 2011 ke DJP
melalui surat Kepala PKPN BKF nomor
Rekomendasi BPK: S-390/KF.2/2011 tanggal 12 September
2011 untuk mendapatkan tanggapan dan
BPK merekomendasikan Menteri persetujuan;
Keuangan agar menerapkan
mekanisme penyelesaian PPN DTP d. Draft RPMK akan segera dikirim ke Biro
sesuai dengan UU PPN Hukum untuk legal drafting dan
penertiban produk hukum
e. Untuk Koreksi PPN DTP sebesar
Rp21,45 Triliun, dalam proses
permintaan pendapat ke Biro Hukum atas
pembatalan/perbaikan SPM ( melalui S-
324/PJ.08/2011 tanggal 23 september
2011).
f. Dalam LKPP audited tahun 2010, PPN
sebesar Rp11,28 Triliun diakui sebagai
penerimaan.
2 Belanja
2.1 Pengalokasian Dana Hasil pemeriksaan atas Dana Pemerintah akan menyampaikan Dana Tahun 2011 1. Aturan telah dimuat dalam draft Revisi UU DJPK,
Penyesuaian Tidak Penyesuaian adalah sebagai berikut. Penyesuaian dalam pembahasan Nota (Selesai) 33/2004. DJA
Berdasarkan Kriteria 1. Pengalokasian Dana Penyesuaian keuangan dan RAPBN TA 2012 2. Draft revisi UU 33/2004 sudah dikirim ke
dan Aturan yang Tahun Anggaran (TA) 2010 tidak berdasarkan peraturan perundang-undangan Kementerian Hukum dan HAM.
Jelas sesuai dengan UU Nomor 33 yang berlaku. Dalam hal diperlukan 3. Pemerintah sudah menyampaikan ke DPR
Tahun 2004. UU Nomor 33 tambahan Dana Penyesuaian, agar tetap pada saat pembahasan RUU APBN 2012,
Tahun 2004 Pasal 27 menyatakan mengacu pada kriteria dan aturan yang dan dalam APBN 2012 sudah tidak
bahwa penetapan Dana Alokasi dapat dipertanggungjawabkan (transparan dialokasikan Dana Penyesuaian DPID dan
Umum (DAU) dilakukan dan akuntabel). Pemerintah juga akan DPPID.
sekurang-kurangnya sebesar 26% mempertajam kriteria, program, dan jenis
dari Penerimaan Dalam Negeri kegiatan yang dapat mencerminkan output
(PDN) Netto yang ditetapkan dan outcome dalam mengalokasikan Dana
APBN dan Penjelasan Pasal 107 Penyesuaian.
ayat (2) menyatakan bahwa DAU
ditetapkan sebesar 25,5% dari
PDN Netto s.d. Tahun 2007.
2. Bidang yang dibiayai oleh DPDF
PPD, DPIPD, dan DPPIP hampir
sama dengan bidang yang
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
dibiayai oleh Dana Alokasi
Khusus (DAK).
3. Belum ada ketentuan dan
prosedur yang jelas dalam
menentukan daerah dan besaran
alokasi atas Dana Penyesuaian,
terutama DPDF PPD, DPIPD,
dan DPPIP.
4. Belum diketahui efektivitas
kegiatan yang didanai oleh Dana
Penyesuaian Alokasi kurang
bayar DAK tidak sesuai dengan
alokasi pos yang seharusnya.
Rekomendasi BPK:
BPK merekomendasikan Menteri
Keuangan agar membuat aturan dan
kriteria yang jelas mengenai
pengalokasian Dana Penyesuaian
tersebut.
3 Aset
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
3.1 Terdapat Aset Eks 1. Nilai aset eks Pertamina yang Kementerian Keuangan akan melakukan Aset KKKS Pertamina Yang Digunakan PT DJKN
Pertamina yang masuk ke dalam akun Aset Lain- hal-hal sebagai berikut: Pertamina EP
Dipakai Pihak Ketiga lain pada Neraca LKBUN TA a. Menteri Keuangan telah menyurati
Tanpa Didukung 2010 adalah senilai 1. Kementerian Keuangan telah menyurati Pertamina dengan surat Nomor: S-
PT. Pertamina (Persero) dengan surat Tahun 2011
Perjanjian Sewa Rp44.283.237,80 juta yang terdiri 23/MK.6/2009 tanggal 21 Januari 2009
Menyewa, sehingga atas aset-aset BMN eks Pertamina Nomor S-533/KN/2011 yang pada yang pada pokoknya menyampaikan
PNBP atas Sewa yang saat ini berada di bawah intinya agar segera menyetorkan bahwa BMN eks KKKS Pertamina berupa
Belum Dapat pengawasan dan pengelolaan PT. penerimaan yang seharusnya diterima Equipment, yang digunakan langsung oleh
Direalisasikan Pertamina (Persero). Aset tersebut oleh negara, mengingat biaya sewa telah Pertamina c.q. PT Pertamina EP merupakan
terdiri dari aset tanah dan dicantumkan dalam laporan Keuangan objek sewa aset. Selain itu, Pertamina juga
bangunan, Aset LNG Badak Audited PT Pertamina (Persero) Tahun diminta untuk melakukan inventarisasi dan
Bontang dan LNG Arun 2003 s.d 2009 ke rekening kas umum pemilahan aset untuk menentukan besaran
Lhokseumawe, dan Aset yang negara sebagai pendapatan dari sewa yang harus dibayar terhadap objek
digunakan PT Pertamina EP. pengelolaan BMN pada Pengelola sewa.
2. Atas aset-aset tersebut Barang (Kode Akun 423151).
b. Surat Dirut Pertamina No: 598/C00000/
pengelolaan dan penggunaannya 2. Pemerintah akan melakukan koordinasi 2010-S0 tanggal 9 Juni 2010 yang
diserahkan kepada PT Pertamina dengan pihak-pihak terkait dan menyampaikan hasil sementara
(Persero) berdasarkan KMK melakukan identifikasi atas aset-aset inventarisasi dan pemilahan aset.
92/KMK.06/2008 tentang yang dimanfaatkan oleh PT Pertamina
Penetapan Status eks Pertamina c. Surat Dirjen KN Nomor: S-3865/KN/2010
(Persero) khsususnya terkait aset eks tanggal 1 Juli 2010 yang meminta hasil
sebagai BMN KKKS senilai 16,2 T. Aset di Jl. Abdul final inventarisasi dan pemilahan aset.
3. Beberapa dari aset di atas telah Muis Jakarta Pusat yang dimanfaatkan
digunakan oleh pihak ketiga sebagai SPBU serta aset di Jl. Tarogong d. Surat Dirut Pertamina No.
sehingga merupakan kewajiban Jakarta yang dimanfaatkan oleh Jakarta 194/C00000/2011-S0 tanggal 29 Maret
bagi pemerintah untuk International School. 2011 yang menyampaikan hasil akhir
menagihkan biaya sewa atas inventarisasi dan pemilahan atas aset eks
penggunaan aset-aset tersebut. 3. Penyusunan naskah perjanjian sewa KKKS Pertamina.
Namun pemerintah belum bisa antara pemerintah dengan PT Pertamina e. Surat Dirjen KN kepada Dirut Pertamina
menagih biaya sewa mengingat (Persero) dan antara Pemerintah dengan Nomor S-533/KN/2011 tanggal 8 Maret
kontrak perjanjian sewa atas aset JIS. 2011 yang pada intinya agar Pertamina
tersebut ada. 4. Penyetoran sewa atas aset-aset yang segera menyetorkan penerimaan yang
4. Atas ketiga aset-aset di atas dimanfaatkan oleh PT Pertamina seharusnya diterima oleh Negara ke
seharusnya pemerintah dhi. DJKN (Persero) dan JIS. rekening kas umum negara sebagai
segera menerbitkan perjanjian pendapatan dari Pengelolaan BMN pada
sewa-menyewa antara pemerintah Pengelola Barang (Kode Akun 423151)
dengan pihak ketiga terkait, serta mengingat biaya sewa dimaksud telah
menagihkan biaya sewa agar dibebankan dan telah terutang dalam
dapat segera disetorkan ke kas Laporan Keuangan Audited PT Pertamina
negara. (Persero) Tahun 2003 s.d 2010.
Rekomendasi BPK: f. surat Direktur KND a.n. Dirjen KN Nomor:
S-929/KN/2011 tgl 24 Mei 2011 yang
BPK merekomendasikan Menteri kembali memintakan setoran uang sewa
Keuangan untuk menetapkan nilai BMN ke Rekening Kas Umum Negara.
sewa sesuai ketentuan berlaku dan
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
membuat perjanjian baru/amandemen g. Surat Direktur KND DJKN Nomor: S-
terkait sewa menyewa aset tersebut. 119/KN.3/2011 tanggal 5 Juli 2011 yang
menyampaikan arahan tentang tindak lanjut
inventarisasi Pertamina dan sekaligus
memintakan kembali setoran uang sewa
BMN.
h. pembahasan Perjanjian Sewa Aset
diselenggarakan pada tanggal 29 Juli 2011
dan 17 November 2011 dengan dihadiri
oleh perwakilan dari Biro Hukum
Kementerian Keuangan dan Direktorat
Hukum dan Humas DJKN serta unit terkait
di Pertamina dan PT Pertamina EP.
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
II akan melakukan rekonsiliasi
perhitungan pajak JIS untuk
membuktikan bahwa JIS adalah lembaga
nirlaba. Selain itu terdapat kesediaan JIS
untuk melakukan pembayaran sewa
Rp23.655.056.765,00 sebagai niat baik
untuk melanjutkan pemanfaatan BMN
tersebut sambil menunggu penetapan tarif
definitif.
d. Telah dilakukan peninjauan fisik ke JIS
pada tanggal 6 September 2011 dengan
hasil sebagai berikut:
JIS akan menyampaikan proposal
resmi kepada Menteri Keuangan atas
kesanggupan JIS membayar sewa
dengan dilampiri kesanggupan termin
pembayaran
JIS akan menyampaikan dokumen-
dokumen yang diperlukan kepada
Ditjen Pajak dalam rangka
menentukan aspek komersialitas dari
JIS
e. JIS menyampaikan kesanggupan
pembayaran sewa sebesar 50% dari tarif
normal untuk sewa selama 5 (lima tahun)
Aset di Jalan Abdul Muis 68
a. Menteri Keuangan dengan surat Nomor:
S-23/MK.6/2009 tanggal 21 Januari 2009
telah memutuskan pengenaan sewa atas
penggunaan sebagian aset di Jl. Abdul
Muis 68 untuk SPBU COCO Pertamina.
b. Direktur KND telah menyampaikan surat
Nomor: S-564/KN/2011 tanggal 14 Maret
2011 yang meminta agar Pertamina dapat
melakukan koordinasi dengan Dit.KND
guna penyetoran uang sewa BMN
dimaksud ke Rekening Kas Umum
Negara, sebagai kompensasi atas
penggunaan aset dimaksud oleh PT
Pertamina c.q. Pertamina Retail (untuk
SPBU COCO Pertamina) dan kantor PT
L36
LAMPIRAN 36
TA 2011 Laporan Keuangan Konsolidasian Bendahara Umum Negara ( Audited )
KLASIFIKASI
*) JADWAL
NO TEMUAN PENJELASAN TEMUAN TINDAK LANJUT PROGRESS TINDAK LANJUT PIC
PENYELESAIAN
1 2 3
Mitra Tours & Travel.
c. Surat Direktur KND Nomor: S-
134/KN.3/2011 tgl 20 Juli 2011 yang
memintakan kembali setoran uang sewa
BMN ke Rekening Kas Umum Negara.
L36