Anda di halaman 1dari 20

UPAYA MENGEFEKTIFKAN KALIMAT

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Diskusi Kelompok
pada Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester Dua
yang Diampu oleh Drs. M. Nur Fawzan Ahmad, S.S., M. A.

OLEH :
1. M. RIZAL (24060118130132)
2. ANDI TANHAR (24060118130133)
3. REZZA ALDY S. (24060118140134)
4. SAFIRA RAHMA D. (24060118130135)
5. HANIF HUSNI (24060118130136)

PROGRAM STUDI INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya maka
penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Upaya Mengefektifkan
Kalimat”.

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia di Prodi Informatika Fakultas Sains dan
Matematika Universitas Diponegoro.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada :

1. Bapak Drs.H.M. Fawzan Ahmad, M.A selaku dosen pengampu pada mata kuliah
Bahasa Indonesia.
2. Rekan-rekan semua yang mengikuti perkuliahan Bahasa Indonesia.
3. Keluarga yang selalu mendukung penyusun.
4. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan Makalah “Upaya Mengefektifkan
Kalimat”, yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Dalam penyusunan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan


baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penyusun. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Semarang, 2 April 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
BAB II UPAYA MENGEFEKTIFKAN KALIMAT 3
A. Pengertian Kalimat 3
B. Pengertian Kalimat Efektif 3
C. Fungsi Kalimat Efektif 3
D. Ciri Kalimat Efektif 4
E. Tata Cara Membuat Kalimat Efektif 10
BAB III PENUTUP 15
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN 17
A. SOAL 17
B. KUNCI JAWABAN 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

3
Kalimat adalah salah satu unsur utama tata bahasa yang dapat berdiri sendiri
sebagai satu kesatuan. Kalimat merupakan unit gramatikal terbesar yang mengandung
kata, frasa, dan klausa. Dengan kata lain, kalimat merupakan serangkaian kelompok
kata yang saling berkaitan dan menjadi sebuah satu kesatuan. Di perguruan tinggi,
dosen sering menugasi mahasiswa untuk menulis makalah. Tujuannya adalah untuk
mengetahui cara berfikir mahasiswa dalam membahas suatu persoalan. Akan tetapi,
dosen sering merasa kecewa ketika membaca sebagian besar makalah-makalah itu. Dia
tidak dapat memahami apa yang sebenarnya ingin dikemukakan oleh penulisnya.
Komunikasi antara dosen, sebagai pembaca, dan mahasiswa penulisnya telah gagal.
Tentu saja, dengan berat hati, sang dosen terpaksa memberi angka yang kurang
memuaskan terhadap makalah-makalah tersebut. Hal ini pasti juga membuat para
mahasiswa penulis makalah itu kecewa.
Karena dengan penulisan kalimat yang tepat dan efektif, pesan yang akan
disampaikan oleh penulis akan tersampaikan dengan baik dan pembaca akan mudah
memahami apa maksud dari penulisan yang dibacanya. Oleh karena itu, penggunaan
kalimat efektif amatlah penting dalam sebuah karya tulis ataupun makalah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sebuah kalimat?
2. Apa maksud dari kalimat efektif?
3. Apa fungsi kalimat efektif?
4. Apa ciri dari kalimat efektif?
5. Bagaimana cara membuat kalimat menjadi kalimat efektif?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari sebuah kalimat.
2. Menjelaskan makna dari kalimat efektif
3. Menjelaskan fungsi/kegunaan dari kalimat efektif.
4. Menjelaskan ciri dari kalimat efektif.

4
5. Menjelaskan cara membuat kalimat efektif secara benar.

BAB II

MENGEFEKTIFKAN KALIMAT

A. Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan
suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir.

5
Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!) (Suyatno,2017: 89).

B. Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
penutur/penulis secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara
tepat. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan
menimbulkan gagasan atau pikiran pada pembaca/pendengar. Dengan kata lain, kalimat
efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat
sehingga pendengar/pembaca memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan
lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya (Suyatno,2017: 103).

C. Fungsi Kalimat Efektif


1. Menghindari kesalahan pemahaman pembaca.
Kalimat yang baik akan membuat pembaca mengerti apa maksud dari
yang penulis ingin sampaikan, sehingga kesalahpahaman itu dapat di
minimalisir (Suyatno,2017: 101).
2. Memudahkan orang dalam memahami kalimat tersebut karena tidak berbelit-
belitdan langsung mengacu pada inti.
Kalimat yang berbelit-belit hanya akan membuat pembaca bingung dan
akhirnya pesan yang ingin disampaikan penulis malah tidak tersampaikan
dengan baik (Suyatno,2017: 101).

D. Ciri Kalimat Efektif


Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan struktur,
keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran,
kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa (Suyatno,2017: 101).

1. Kesepadanan
Kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur
bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan
gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Menurut (Suyatno,2017:
101), kesepadanan kalimat memiliki beberapa ciri, yaitu

6
a. Kalimat tersebut mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat
kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat
dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi
untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan
subjek.
Contoh:
1) Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar
uang kuliah. (Salah)
2) Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang
kuliah. (Benar)
b. Tidak terdapat subjek yang ganda.
Contoh:
1) Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
2) Saat itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan cara berikut
1) Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
2) Saat itu bagi saya kurang jelas.
Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal
Contoh:
1) Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat
mengikuti acara pertama.
2) Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia
membeli sepeda motor Suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara.
Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua
gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan
penghubung antarkalimat, sebagai berikut.
1) Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat
mengikuti acara pertama. Atau kami datang terlambat. Oleh
karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
2) Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia
membeli sepeda motor Suzuki. Atau Kakaknya membeli sepeda
motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki.

7
c. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh:
1) Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
2) Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannya adalah sebagai berikut.
1) Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
2) Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.

2. Keparalelan
Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat
itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama
menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
b. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan
tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan
pengaturan tata ruang.
Kalimat a tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang
mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan
kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk
itu. Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes. Kalimat b tidak
memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama
bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan.
Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai
berikut. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan
tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan
pengaturan tata ruang.

3. Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide
pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat
itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Menurut
(Suyatno,2017: 103), ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam
kalimat:

8
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini
dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya Harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
b. Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
1) Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
2) Saat itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut.
1) Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
2) Saat itu bagi saya kurang jelas.
Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh:
1) Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat
mengikuti acara pertama.
2) Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia
membeli sepeda motor Suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara.
Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua
gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan
penghubung antarkalimat, sebagai berikut.
1) Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat
mengikuti acara pertama. Atau kami datang terlambat. Oleh
karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
2) Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia
membeli sepeda motor Suzuki. Atau Kakaknya membeli sepeda
motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki.
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh :

9
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur
e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.

4. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata,
frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus
menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Peghematan
di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak
diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Menurut
(Suyatno,2017:104), ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan:
a. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan
subjek.
Contoh:
1) Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
2) Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden
datang.
Perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut
1) Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
2) Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
b. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian
superordinat pada hiponimi kata.
Kata merah sudah mencakupi kata warna.
Kata pipit sudah mencakupi kata burung.
Perhatikan
1) Ia memakai baju warna merah.
2) Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Kalimat tersebut dapat diubah menjadi
1) Ia memakai baju merah.
2) Di mana engkau menangkap pipit itu?

10
c. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman
dalam satu kalimat.
Kata naik bersinonim dengan ke atas.
Kata turun bersinonim dengan ke bawah.
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.
1) Dia hanya membawa badannya saja.
2) Sejak dari pagi dia bermenung.
Kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi
1) Dia hanya membawa badannya.
2) Sejak pagi dia bermenung.
d. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata
yang berbentuk jamak. Misalnya
1) Para tamu-tamu para tamu.
2) Beberapa orang-orang beberapa orang.

5. Kecermatan
Menurut (Suyatno,2017:104), cermat adalah bahwa kalimat itu tidak
menimbulkan tafsiran ganda. Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat
berikut.
a. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat a memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau
perguran tinggi. Kalimat b memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang,
seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah. Perhatikan kalimat berikut,
“Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para
menteri”. Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan,
yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi “Yang
diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri”.

6. Kepaduan
Menurut (Suyatno,2017:104), kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan
pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak
terpecah-pecah.

11
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir
yang tidak simetris. Oleh karena itu, kita menghindari kalimat yang panjang
dan bertele-tele. Misalnya
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota
yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara
tidak sadar bertindak ke luar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut
kemanusiaan yang adil dan beradab. Silakan Anda perbaiki kalimat di atas
supaya menjadi kalimat yang padu.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib
dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
1) Surat itu saya sudah baca.
2) Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara
agen dan verbal.
Seharusnya kalimat tersebut berbentuk
1) Surat itu sudah saya baca.
2) Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada
atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita. Perhatikan
kalimat ini
1) Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
2) Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah
adat.
Seharusnya:
1) Mereka membicarakan kehendak rakyat.
2) Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.

7. Kelogisan
Menurut (Suyatno,2017:105), kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat
diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Perhatikan kalimat di bawah ini
a. Waktu dan tempat kami persilakan.
b. Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini.
c. Haryanto Arbi meraih juara pertama Jepang Terbuka.

12
d. Hermawan Susanto menduduki juara pertama Cina Terbuka.
e. Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di
daerah tersebut.
Kalimat tersebut tidak logis (tidak masuk akal). Yang logis adalah sebagai
berikut
a. Bapak Menteri kami persilakan.
b. Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini.
c. Haryanto Arbi meraih gelar juara pertama Jepang Terbuka.
d. Hermawan Susanto menjadi juara pertama Cina Terbuka.
e. Sebelum meninggal, wanita yang mayatnya ditemukan.

E. Tata Cara Membuat Kalimat Efektif


Dalam penulisan kalimat efektif, Anda hendaknya sudah benar-benar
memahami kalimat yang Anda tuliskan. Untuk menuliskan bahwa kalimat yang Anda
tulis sudah efektif, Anda dapat menilainya dengan menggunakan beberapa acuan pada
ciri-ciri kalimat efektif yang sudah di jelaskan di sub bab sebelumnya (Achmad. 2016:
158).

1. Sepadan
Teknik menulis kalimat efektif harus memenuhi syarat kesepandan. Sepadan adalah
seimbang antara pemakaian pikiran (gagasan) dan struktur bahasa. Gagasan dan
kepaduan pikiran yang baik akan memperlihatkan kesepadanan. Dalam unsur
kesepadanan terdapat beberapa syarat (Achmad. 2016: 158), antara lain
a. Kalimat memiliki fungsi-fungsi yang jelas.
Teknik menulis subjek, predikat, objek, dan keterangan hendaknya dituliskan
dengan benar dan menempati strukturnya masing-masing. Kalimat yang jelas
dalam teknik menulis sebaiknya dituliskan dengan menghindari penggunaan
kata depan sebelum menuliskan subjek (Achmad. 2016: 158).
b. Tidak terdapat subjek ganda.
Subjek yang dituliskan dalam kalimat hendaknya hanya satu. Penyebutan
subjek untuk kedua kalinya kurang tepat, lebih baik Anda menggunakan kata
ganti agar kalimat lebih sepadan (Achmad. 2016: 158).
c. Penggunaan kata hubung tepat

13
Kata hubung atau konjungsi sebaiknya digunakan dengan tepat. Perlu Anda
cermati kembali penggunaan konjungsi agar tidak menyalahi kaidah. Anda
sebaiknya memahami dengan baik letak konjungsi dalam kalimat (Achmad.
2016: 158).
d. Predikat sebaiknya tidak didahului dengan kata yang
Predikat yang dituliskan dalam bentuk kata kerja dan bukan kata kerja
sebaiknya tidak didahului kata yang. Predikat bukan kata kerja yang
didahului yang tidak akan membentuk kalimat, melainkan frasa atau
kelompok kata. Sementara itu, penggunaan kata yang pada kalimat
berpredikat kata kerja bisa berujung pada pemborosan kata (Achmad, 2016:
158).
2. Paralel
Kalimat yang paralel memiliki kesamaan bentuk kata di dalamnya. Maksudnya, jika
bentuk pertamanya menggunakan kata benda (nomina), bentuk berikutnya pun sama.
Kemudian jika bentuk pertama menggunakan kata kerja (verba), begitupun bentuk
seterusnya (Achmad. 2016: 158).

3. Hemat
Hemat adalah salah satu ciri kalimat efektif. Hemat berarti menggunakan kata, frasa,
atau bentuk lain yang tidak berlebihan. Hemat berarti tidak menuliskan kata-kata
yang tidak diperlukan. Kalimat yang hemat juga bukan berarti menghilangkan kata-
kata yang berguna memperjelas kalimat selama tidak menyalahi kaidah tata bahasa
(Achmad. 2016: 159).
Kita bisa membuat kalimat menjadi hemat dengan cara sebagai berikut (Achmad. 2016:
159).
a. Menghilangkan subjek yang ganda
b. Menghindari pemakaian subordinat pada hiponimi kata
Contoh: pada tahun, pada hari, hari Kamis, pada bulan, bulan November
c. Menghindari penggunaan sinonim dalam satu kalimat
Contoh: Akhir-akhir ini banyak terjadi bencana alam, seperti tanah longsor, gempa,
banjir, dan lain-lain.
Penggunaan kata seperti yang ditambah dengan dan lain-lain kurang tepat.
Sebaiknya Anda menggunakan salah satu di antara kata-kata tersebut.
d. Tidak menjamakkan kata-kata jamak

14
Contoh: Beberapa negara-negara penghasil minyak di dunia sudah tergabung dalam
sebuah organisasi internasional.
Kata beberapa negara-negara kurang tepat, sebab beberapa dan negara-negara
masing-masing mengandung arti lebih dari satu. Anda hanya dapat menggunakan
salah satu dari kata-kata tersebut (Achmad. 2016: 159).

4. Cermat
Kalimat yang cermat berarti tidak menimbulkan tafsiran ganda dan menggunakan
pemilihan kata yang tepat. Tidak hanya itu, penyusunan kata dan penggunaan logika
dalam kalimat juga diperlukan. Kecermatan dalam kalimat meliputi beberapa aspek,
seperti (Achmad. 2016: 159)
a. Memiliki struktur yang tepat
Contoh: Siswa sekolah yang terbaik itu meraih medali emas dalam olimpiade sains
nasional (Achmad. 2016: 159).
Kata yang di atas menimbulkan makna ganda dalam teknik menulis. Jadi, pembaca
dapat berpikir bahwa yang terbaik lebih ditekankan untuk kata siswa atau sekolah.
Untuk menghindari kasus seperti ini, lebih baik Anda mencermati kembali struktur
kalimat yang ditulis (Achmad. 2016: 159).
b. Pemilihan kata
Pemilihan kata juga penting untuk diperhatikan dalam menuliskan sebuah kalimat.
Contoh:
1) Sebagian toko tertutup sehingga banyak orang kesulitan berbelanja
dan mendapatkan barang yang dibutuhkan.
2) Menurut cerita Bapak Budi adalah orang pandai di kampung itu.
Contoh kalimat di atas juga menimbulkan makna ganda. Kata tertutup (contoh 1)
bisa menimbulkan beberapa interpretasi, yakni tidak berjualan, toko tetap dibuka
sebagian, dan terhalang sesuatu. Sementara itu, dalam contoh kedua, orang pandai
yang dimaksud bisa berarti orang bernama Budi yang dipanggil dengan sebutan
Bapak, ayah dari Budi, atau Budi (Achmad. 2016: 160).

5. Padu
Kepaduan atau koherensi menjadi syarat kalimat efektif. Kalimat yang padu berarti
memberikan informasi yang jelas dan tidak pecah. Kalimat juga tidak dituliskan

15
bertele-tele agar sistematis. Kepaduan kalimat menunjukkan adanya hubungan
timbal balik antara subjek, predikat, objek, dan lain-lain (Achmad. 2016: 160).
Kesalahan yang menjadikan kalimat tidak padu adalah penempatan kata depan dan
kata penghubung yang salah. Kata depan dan kata penghubung sebaiknya diletakkan
sesuai tempatnya. Kemudian kepaduan juga rusak karena kesalahan menggunakan
imbuhan. Menyisipkan sebuah kata di antara predikat dan objek juga menjadi hal
yang dapat merusak kepaduan kalimat (Achmad. 2016: 160).
Selain itu, kalimat juga menjadi tidak padu karena dituliskan terlalu panjang. Hal ini
tidak hanya menjadikan kalimat tidak efektif, tetapi juga menyulitkan pembaca
untuk memahami ide kalimat. Kalimat yang terlalu panjang juga akan membuat
pembaca cepat merasa bosan (Achmad. 2016: 160).

6. Logis

Jauh sebelum Anda teknik menulis, pastinya sudah dapat Anda pahami bersama
bahwa kalimat yang logis adalah kalimat yang masuk akal dan idenya bisa diterima.
Menurut Moeliono, kalimat yang logis akan sesuai dengan penalaran sehingga dapat
diperoleh kesimpulan di akhir. Hendaknya kalimat yang dengan logis memiliki
kemampuan untuk memunculkan gagasan kembali di pikiran pembaca sehingga ia
dapat memahami alur berpikir penulis (Achmad. 2016: 161).
Pemahaman mengenai penggunaan kalimat efektif ini akan membuat Anda lebih
berhati-hati dalam teknik menulis. Anda akan lebih cermat dan teliti agar kalimat
yang Anda tuliskan sesuai dengan kaidah dan efektif. Dengan begitu, nantinya Anda
akan menghasilkan karya yang tidak hanya bagus, tetapi juga informatif. Jadi, para
pembaca mampu memahami alur berpikir yang Anda tuangkan ke dalam tulisan.
Pembaca juga akan memperoleh informasi secara menyeluruh ketika membaca
karya Anda (Sofyan, 2007: 46).

BAB III
16
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mengungkapkan gagasan penutur/penulis secara tepat sehingga dapat dipahami oleh
pendengar/pembaca secara tepat.
Kalimat efektif berfungsi untuk menghindari kesalahpahaman pembaca dan
memudahkan pembaca memahami isi. Ciri kalimat efektif, yaitu memiliki kesepadanan
kata, hemat kata, paralel, logis, dan padu. Kalimat efektif sangat diperlukan dikeseharian
karena dengan menggunakan kalimat efektif dapat menghemat kata baik secara lisan
maupun tertulis.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad. 2016. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga

17
Sofyan, Agus Nero. 2007. Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah. Bandung:

Suyatno. 2017. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Bogor: IN MEDIA

SOAL

1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?

18
2. Sebutkan 3 ciri-ciri kalimat efektif!
3. Sebutkan fungsi kalimat efektif!
4. Berikan 2 contoh kalimat efektif!
5. Berikan 2 contoh kalimat paralel!
6. Kecermatan dalam kalimat meliputi beberapa aspek, dibawah ini yang termasuk dalam
aspek menulis kalimat yang benar adalah . . . .
A. Pemilihan struktur yang tepat
B. Pengetahuan terhadap kalimat
C. Kesesuain tema
D. Makna dari kalimat tersebut
7. Dibawah ini, faktor yang tidak mempengaruhi kalimat menjadi hemat adalah . . . .
A. Menghilangkan subjek yang ganda
B. Menghindari pemakaian subordinat pada hiponimi kata
C. Tidak menjamakkan kata-kata jamak
D. Tidak menggunakan konjungsi
8. Ide yang dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku
disebut . . . .
A. Kesepadanan
B. Kehematan
C. Kelogisan
D. Kecermatan
9. Ciri dari ketegasan yaitu . . .
A. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat
B. Tidak terdapat subjek ganda
C. Memiliki struktur yang tepat
D. Menghindari pemakaian subordinat pada hiponimi kata
10. Perbaikan dari kalimat dibawah ini yang benar, yaitu . . . .
Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
A. Bahasa Indonesia berasal dari Melayu C. Bahasa Indonesia dari Melayu
B. Bahasa Indonesia dari bahasa Melayu D. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu

KUNCI JAWABAN

19
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulis secara
tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat.
2. Ciri kalimat efektif yaitu mengandung kesepadanan kata, kehematan kata, dan keparalelan
kalimat.
3. Fungsi kalimat efektif adalah menghindari kesalahan pemahaman pembaca dan
memudahkan orang dalam memahami kalimat tersebut karena tidak berbelit-belit dan
langsung mengacu pada inti.
4. A. Siswa sekolah yang terbaik itu meraih medali emas dalam olimpiade sains nasional.
B. Sebagian toko tertutup sehingga banyak orang kesulitan berbelanja dan mendapatkan
barang yang dibutuhkan.
5. a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
b. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang
penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
6. A.
7. D.
8. C
9. A
10. D

20

Anda mungkin juga menyukai