Anda di halaman 1dari 12

Halaman 1 | 2 | 3 | 4

Perempuan berkulit putih dengan postur sedang ini tampak bersemangat saat menceritakan bisnis bakery-nya.
Berasal dari kalangan berada tak membuatnya lantas berpangku tangan. Jiwa bisnisnya tergugah untuk
menciptakan lapangan kerja bagi orang lain dengan mendirikan kafe CinnZeo, sebuah konsep waralaba dari
Canada yang menyajikan bakery citarasa tinggi.

Tara Amalia Diandra, komisaris PT Triandra Rasa


Investama, perusahaan yang memegang hak waralaba CinnZeo
di Indonesia, mengatakan bahwa menikmati santapan di
CinnZeo tak sekadar memuaskan rasa lapar, namun juga soal
citarasa. Pendapat Tara memang tak salah. Saat saya
mendapat kesempatan datang ke gerai CinnZeo Kelapa Gading
dan mencicipi hidangan, hmmm..rasanya memang lain. Saat
menikmati Chocoroll yang dibalur coklat lembut, rasa kental
coklatnya akan langsung 'meleleh' begitu sampai di lidah.

Meski menolak buka suara mengenai modal yang harus disetor untuk mendapatkan hak waralaba kafe
CinnZeo di Indonesia, namun menurut sebuah sumber angkanya mencapai miliran rupiah. Kenapa Tara,
yang berasal dari kalangan berada, jatuh cinta pada bisnis waralaba asal Kanada ini? Berikut penuturan
istri dari Sasha Papadimitrou dan ibu satu anak, Ibnu Pasha (2 tahun), kepada Hanyawanita.com (HW).
HW: Kenapa tertarik berbisnis waralaba, terutama ke bakery?
Tara: Ketertarikan saya terhadap bisnis waralaba adalah karena pedoman dan guidance (petunjuk) yang
diberikan oleh master franchiser. Ini sangat menguntungkan mengingat tidak adanya pengalaman saya
dalam menjalankan bisnis di bidang food & beverages sebelumnya. 'Manual' yang diberikan bukan hanya
dalam pembuatan makanan dan minuman yang disajikan, tapi juga dalam pemilihan lokasi, pemilihan dan
training karyawan, appraisal dan sebagainya.

HW: Kendala apa saja yang harus dihadapi hingga berhasil mendirikan gerai pertama di Kelapa
Gading?
Tara: Saya rasa tidak ada kendala yang sangat berarti dalam menyelesaikan gerai pertama kami
mengingat banyaknya support dan guidance dari franchiser. Mungkin sedikit masalah adalah dalam hal
pengiriman bahan-bahan makanan yang memang harus diimpor karena kita harus tetap menjaga standard
dan kualitas. Waktu itu, jadwal pengiriman barang kadangkala meleset dari yang kita perkirakan. Tapi
sekarang, seiring dengan jalannya waktu, masalah itu sudah bisa diatasi.
HW: Bagaimana peta persaingan di waralaba sejenis untuk Indonesia, sekarang ini kan
waralaba bakery sepertinya menjamur?

Tara: Memang waralaba bakery sedang menjamur di Indonesia. Tapi kami menganggap bahwa CinnZeo
bukan sekedar bakery. CinnZeo lebih mengarah ke 'destination location' dimana orang bukan saja bisa
membeli aneka cinnamon roll (yang lebih dari sekadar roti), tapi juga bisa "hang out", kumpul-kumpul
bersama keluarga dan teman di suatu tempat yang didesain hangat dan "cozy" sambil menikmati sajian
kami, the best tasting cinnamon rolls on earth.
Halaman 1 | 2 | 3 | 4

HW: Bagaimana peta persaingan di waralaba sejenis untuk


Indonesia, sekarang ini kan waralaba bakery sepertinya
menjamur?

Tara: Memang waralaba bakery sedang menjamur di Indonesia. Tapi


kami menganggap bahwa CinnZeo bukan sekedar bakery. Cinnzeo lebih
mengarah ke 'destination location' dimana orang bukan saja bisa membeli
aneka cinnamon roll (yang lebih dari sekedar roti), tapi juga bisa "hang
out", kumpul2 bersama keluarga dan teman di suatu tempat yang didisain
hangat dan "cozy" sambil menikmati sajian kami, the best tasting
cinnamon rolls on earth.

HW: Langkah taktis apa yang


digunakan untuk menjaring pembeli
dan mempertahankan loyalitas
pelanggan?
Tara: Untuk menghadapi persaingan,
tentunya kita harus terus
mempertahankan standar kualitas sajian
kita, walaupun itu berarti harus
mengimpor sekitar 90% dari bahan
makanan. Gandum kita datangkan dari
Canada yang merupakan gandum terbaik
di dunia. Siam Cinnamon (kayu manis)
didatangkan dari Vietnam yang
memproduksi kayu manis grade tertinggi
dan cream cheese frostingnya dibuat dari
Philadelphi Cream Cheese yang kaya rasa
dan sangat lembut. Disamping itu, kami
menjamin kalau makanan kita selalu
disajikan fresh from the oven.

HW: Kafe CinnZeo selalu selalu memilih lokasi di mall, ya?


Tara: Ya, karena itu persyaratan dari franchiser. Mereka mensyaratkan
dalam satu jam traffic-nya harus lebih dari seribu orang. Karena ini bukan
makanan untuk makan siang, ini kan makanan untuk iseng-iseng. Orang
bisa saja melihat lalu bilang , wah, sepertinya enak ya, cobain yuk! Lalu
mereka pulang, jadi memang orang tidak spesial datang

HW: Apa beda CinnZeo dengan waralaba bakery lainnya?


Tara: Tentu saja lain, CinnZeo itu tidak mengarah ke roti,
karakteristiknya lebih kepada cake. Kita menonjolkan aroma kayu manis.
Dalam sehari kita bisa menjual sekitar 200 item, kalau akhir pekan bisa
ramai lagi, mencapai 300-an.

HW: Pangsa pasar yang dituju?


Tara: Dulu kebanyakan eksekutif yang pulang kantor. Tapi belakangan
anak-anak juga suka, ibu-ibu malah sekarang ramai, banyak yang beli
dibawa pulang buat bekal anaknya ke sekolah. Banyak keluarga yang
datang.

W: Boleh sebut investasi yang ditanamkan untuk gerai


Surabaya?
Tara: Yang jelas lebih murah ketimbang gerai pertama di Jakarta.
Karena kita belajar, oh ternyata ada peralatan ini yang nggak perlu beli
di luar negeri, karena di Indonesia juga ada dengan harga lebih murah.

HW: Waralaba kan biasanya ketat dalam hal aturan, termasuk


desain gerai?
Tara: Oh, mereka memberi kebebasan dalam hal desain, disesuaikan
dengan budaya lokal. Tapi mural-mural yang ada di dinding ini harus
ada. Kita datangkan khusus dari Canada. Mural itu bercerita mulai dari
petani menanam kayu manis hingga dibeli oleh orang bule, hingga
akhirnya diolah menjadi bakery yang dinikmati tamu.
Halaman 1 | 2 | 3 | 4

HW: Rasa cinnamon rollsnya berkembang dari tahun ke tahun


atau sudah ada pakemnya dari Kanada?
Tara: Kalau rasa memang harus dipertahankan keasliannya,
makanya 90% ingredient masih diimpor. Cuma ada sedikit yang
dimodifikasi, orang indonesia kan tidak terlalu suka manis, itu yang
kita kurangi. Frosting-nya ada yang dipisah. Kalau mau minta frosting
tambahan, bisa. Kita sesuaikan dengan lidah Indonesia saja.

HW: Apakah juru masak juga


harus diimpor?
Tara: Semua juru masaknya
lokal. Begitu selesai tandatangan
kontrak, saya dan Pak Joeliardi
(Joeliardi Sunendar, Presdir PT
Triandra, yang juga ayah Tara)
itu ditraining di Filipina selama 3
bulan. Baru kemudian kita yang
training karyawan disini.

HW: Apa kewajiban Anda kepada franchiser dari hasil penjualan?


Tara: Mereka kita kasih persentase 5% dari penjualan.

HW: Selain di Indonesia, negara mana lagi di Asia yang buka


waralaba CinnZeo ini?
Tara: Baru Indonesia dan Filipina, dimana master franchiser untuk Asia
Tenggara ya yang di Filipina itu, makanya kita belajar ke sana. CinnZeo
bisa masuk ke Indonesia karena kita apply ke mereka. Banyak sih peserta
lain yang ikut mendaftar juga, tapi ternyata saya yang dapat.

HW: Anda tahu alasannya?


Tara: Saya tidak tahu. Sebenarnya bingung juga kok saya yang
dapat...karena kalau saya lihat yang lain-lain, kebetulan beberapa saya
kenal, mereka punya bisnis restoran, tapi nyatanya gagal mendapatkan
hak waralaba CinnZeo ini. Sementara saya kan tidak ada pengalaman
sama sekali di bisnis ini. Mungkin visi atau misi kami ada yang sama
dengan mereka.

HW: Hal apa yang mendorong Anda mengajukan diri membuka


bisnis waralaba CinnZeo di Indonesia?
Tara: Dari pengalaman saya sendiri. Saya ke Filipina dalam rangka
liburan, dan saya coba bakery-nya. Ternyata memang enak.

HW: Apa sih yang khas dari kafe CinnZeo?


Tara: Mungkin atmosfernya, ya. Kalau di tempat lain orang beli dalam
bentuk barang jadi, tapi di CinnZeo orang bisa lihat bagaimana proses
pembuatan cinnamon roll, mulai dari rolling, masuk ke oven hingga
disajikan ke konsumen. Konsepnya open, seperti baking theatre. Orang
nggak sekadar menikmati hidangan, tapi juga menyaksikan atraksi
bagaimana hidangan itu tersaji.

HW: Kapan target Break Event Point (BEP)?


Tara: Dalam 1,5-2 tahun kita targetkan sudah BEP. Sejauh ini sudah
sesuai dengan rencana kita. Untuk gerai Kelapa Gading sudah mencapai
85% dari target.

HW: Apakah Anda merasa cocok berbisnis waralaba ini, ataukah


masih juga menjajaki peluang bisnis lainnya?
Tara: Selain mempertahankan mutu, kita juga harus memberikan servis
nomor satu kepada para tamu CinnZeo. Kami memiliki value "Guest
Satisfaction is Top Priority", kebutuhan tamu adalah prioritas utama kami,
selalu berkata "ya, kita bisa" sebisa mungkin daripada "tidak bisa". Selain
itu, karyawan kami sudah mendapatkan top quality training sehingga
mereka memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan.

"Guest Satisfaction is Top Priority", kebutuhan tamu


adalah prioritas utama kami, selalu berkata "ya, kita
bisa"

HW: Tahun ini, apakah ada rencana ekspansi lagi setelah gerai
Surabaya?
Tara: Tahun ini rencananya akan buka 1 gerai lagi di Jakarta. Nama
belum bisa saya sebutkan karena masih dalam tahap negosiasi. Tahun
depan akan buka 2 di Forum Senayan dan Pondok Indah Mall 2. Jadi di
tahun 2005, Insya Allah, sudah akan ada 5 gerai CinnZeo meskipun
sebenarnya persyaratan dari master franchisor adalah membuka 6 dalam
waktu 5 tahun.

HW: Ada kesulitan dalam menyeimbangkan antara bisnis


dengan urusan rumah tangga?
Tara: Biar bagaimanapun, untuk saya keluarga adalah nomor satu.
Untungnya karena ini adalah usaha sendiri jadi sangat mudah bagi
saya untuk mengatur waktu. Pada awalnya memang sangat menyita
waktu karena saya harus terus menerus di outlet untuk mengawasi
dan memberi pengarahan. Tetapi sekarang, karyawan-karyawan
sudah sangat pintar dan bisa mengatur sendiri, saya tinggal
memantau saja. Biasanya setelah mengantar anak ke sekolah, saya
ke kantor dan ada di rumah sore. Kalaupun anak sedang perlu
perhatian lebih, saya bisa mengerjakan pekerjaan di rumah.
Halaman 1 | 2 | 3 | 4

HW: Apakah masih dapat menikmati hobi? Apa saja itu?

Tara: Dulu saya hobi travelling dan berolah raga di fitness center.
Sekarang hobi travelling saya berkurang karena adanya usaha ini dan
tentunya karena anak saya yang masih kecil. Untuk urusan olah raga,
sekarang saya lebih senang melakukan olah raga yang bisa dilakukan
dirumah seperti yoga.

HW: Jika harus mendeskripsikan diri


Anda dalam kalimat singkat,
bagaimana Anda menilai diri sendiri?

Tara: Life is short, I enjoy life to the


fullest.

HW: Ngomong-ngomong, yang duduk di kursi presdir adalah ayah


Anda sendiri, sementara Anda jadi komisaris. Bagaimana
pembagian porsi kerjanya?
Tara: Kita bekerja bersama-sama regardless of the position sebagai satu
tim. Ayah saya jelas sangat berperan dan terus membimbing saya bukan
saja dalam menjalankan CinnZeo tapi juga dalam hal-hal lainnya.

"Putri pasangan Handara Sutowo-Joeliardi Sunendar ini


memang cerdas dan tahu bagaimana berbisnis."

Putri pasangan Handara Sutowo-Joeliardi Sunendar ini memang cerdas dan


tahu bagaimana berbisnis. Menyadari dirinya bukanlah pakar bisnis
restoran, sarjana akuntansi dari University of New South Wales ini memilih
bisnis waralaba. 'Karena pada bisnis waralaba kita dibimbing, ada
manualnya dari A sampai Z. Mulai memilih staf hingga menentukan lokasi
gerai. Daripada trial and error, lebih baik saya pilih franchise yang minim
risiko," begitu alasan wanita kelahiran 7 Juni 1975. Menurutnya, lokasi
pegang peranan dalam sukses tidaknya usaha waralaba ini, karena terkait
dengan lalu lintas pengunjung. Tempat yang sibuk, akan selalu jadi pilihan.
Itulah Tara, perempuan yang meski sibuk ini tetap berprinsip harus dapat
menikmati hidup sebaik-baiknya, mengingat hidup di dunia hanya singkat
saja.
Anda menyusul menjadi wirausaha seperti Tara?

Anda mungkin juga menyukai