Audit 2
Audit 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
Jenis Peristiwa...................................................................................................5
Proses Audit dalam Periode Setelah Tanggal Neraca ......................................5
Pengaruh Terhadap Laporan Auditor................................................................6
DAN PENILAIAN........................................................................................................7
1
Menyiapkan Surat Manajemen .......................................................................16
2
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,
anugrah dan kasih karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Audit yang berjudul
Penyelesaian Audit/Tanggung Jawab Sesudah Audit. Terima kasih sebelum dan sesudahnya
kami ucapkan kepada Dosen serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan
berupa moriil maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan.
Tim Penyusun,
3
PENYELESAIAN AUDIT
1. Prosedur itu tidak bersangkutan dengan siklus transaksi atau akun-akun spesifik.
2. Prosedur itu dilaksanakan sesudah tanggal neraca.
3. Prosedur itu melibatkan banyak pertimbangan subyektif oleh auditor.
4. Prosedur itu biasanya dilaksanakan oleh manajer audit atau anggota senior lainnya
dari tim auit yang mempunyai pengalaman yang luas dengan klien.
Ungkapan, “last but not least” , berlaku dalam penyelesaian audit. Jadi, keputusan
yang diambil oleh auditor dalam bagian audit ini biasanya sangat penting bagi hasil akhir dari
audit tersebut. Sebagai contoh, dalam menetukan prosedur yang akan digunakan dan dalam
mengevaluasi bukti yang diperoleh, auditor harus menyedari sepenuhnya risiko audityang
berkaitan dengan penugasan itu. Lebih lanjut, kesimpulan yang ditarik auditor dalam
penyelesaian audit sering mempunyai dampak langsung terhadap pendapat yang akan
dinyatakan pada laporan keuangan klien.
Dalam menyelesaikan audit, auditor seringkali menghadapi masalah atau kendala
untuk waktu yang ketat, terutama ketika klien berusaha mendapatkan tanggal yang paling
cepat untuk penerbitan laporan audit. Tanggung jawab auditor dalam menyelesaikan audit
dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
1. Menyelesaikan pekerjaan lapangan
2. Mengevaluasi temuan
3. Berkomunikasi dengan klien
Setelah menjelaskan aktivitas yang terlibat dalam penyelesaian audit, kemudian harus
diberikan pertimbangan pada tanggung jawab auditor sesudah audit di maan bersangkutan
dengan peristiwa yang terjadi sesudah tanggal laporan auditor.
4
1. MELAKUKAN REVIEW ATAS PERISTIWA KEMUDIAN
Tanggungjawab auditor untuk menilai kewajaran laporan keuangan klien tidak
terbatas pada pemeriksaan atas peristiwa dan transaksi yang terjadi hingga tanggal
neraca. SAS 1, Codifacation of Statements on Auditing Standars (AU 560, Subsequent
Events), menyatakan bahwa auditor juga mempunyai tanggung jawab spesifik atas
peristiwa dan transaksi, yaitu :
Mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan
Tejadi sesudah tanggal neraca tetapi sebelum penerbitan laporan keuangan
serta laporan auditor.
Jenis Peristiwa
5
melaksanakan prosedur audit dalam AU 560.12 atau mendekati pekerjaan lapangan,
yang terdiri atas :
6
signifikansi audit. Auditor harus menentukan bahwa semua notulen rapat
dewan yang diadakan selama periode yang sedang diaudit dan selama periode dari
tanggal neraca sampai akhir pekerjaan lapangan harus dierahkan kepadanya untuk
diriview atau ditelaah. Pembacaan notulen rapat biasanya dilakukan segera setalah hal
itu tersedia, guna memberikan auditor kesempatan maksimum untuk menilai
signifikansi auditnya. Misalnya, informasi yang dipelajari dari catatan itu dapat
menyebabkan auditor mengubah pengujan substantif yang telah direncanakan, atau
meminta klien untuk menyertakan pengungkapan peristiwa kemudian dalam laporan
keuangan. Pembacaan notulen rapat oleh auditor harus didokumentasikan dalam
kertas kerja.
3. MENDAPATKAN BUKTI MENGENAI LITIGASI, KLAIM, DAN
PENILAIAN
SFAS 5, Accounting for Contingencies, mendefenisikan kontijensi
sebagai kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang ada yang melibatkan
ketidakpastian mengenai kemungkinan keuntungan (kontinjensi keuntungan) atau
kerugian (kontinjensi kerugian) yang akan diperoleh apabila satu atau lebih peristiwa
masa depan terhadi atau tidak terjadi. Kontinjensi keuntungan, seperti klaim oleh
klien terhadap pihak lain atau pelanggaran paten, hanya akan menimbulkan masalah
yang relatif kecil bagi auditor karena menurut GAAP hal itu biasanya tidak akan
dicatat sampai terealisasi. Kontinjensi kerugian, di pihak lain, seringkali merupakan
masalah yang signifikan bagi auditor. Tergantung pada evaluasi yang subyektif atas
kemungkinan masa depan, GAAP mempersyaratkan bahwa kontinjensi kerugian
harus (1) dicatat sebagai kewajiban kontinjen, (2) diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan, atau (3) diabaikan. Kontinjensi ini meliputi kewajiban yang
potensial dari perselisihan pajak penghasilan; jaminan produk; jaminan kewajiban
pihak lain; dan litigasi, klaim serta penilaian.
Pertimbangan Audit
SAS 12, Inquiry of a Client’s Lawyer Concerning Ligitation, Claims, and
Assessments (AU 337.04) menyatakan bahwa auditor harus mendapatkan bukti
tentang :
Eksistensi kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang menunjukkan
ketidakpastian mengenai kemungkinan terjadinya kerugian pada suatu entitas
dari litigasi, klaim, dan penilaian (litigation, claims, and assessments-LCA)
7
Periode di mana penyebab yang mendasari tindakan hukum terjadi.
Tingkat probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.
Jumlah atau rentang kerugian yang potensial.
Harus diakui bahwa biasanya auditor tidak meiliki keahlian hukum yang
mencukupi untuk membuat pertimbangan yang jelas mengenai semua LCA. Jadi, AU
337.08 menunjukkan bahwa surat pertanyaan audit (letter of audit inquiry) kepada
ahli hukum klien merupakan sarana utama bagi auditir untuk mendapatkan informasi
pendukung tentang LCA yang diserahkan oleh manajemen. Surat pertanyaan audit
harus dikirimkan oleh manajemen kepada setia ahli hukum yang telah ditugaskan oleh
klien, dan telah memberikan perhatian yang cukup besar selama tahun berjalan pada
LCA atau kalim signifikan yang belum ditegaskan yang mungkin bersifat material.
8
4. MENDAPATKAN SURAT REPRESENTASI KLIEN
Auditor diwajibakan untuk mendaptkan representasi tertulis tertentu dari menajemen
dalam memenuhi standar ketiga pekerjaan lapangan. Ini dapat dicapai melalui surat
representasi klien (client representation letter), yang umumnya dikenal sebagai
surat rep. AU 333, Management Representations (SAS 85 dan SAS 89), menjelaskan
bahwa representasi merupakan bagian dari barang bukti tetapi bukan pengganti
penerapan prosedur audit yang diperlukan untuk mendapatkan dasar yang layak atas
suatu pendapat.
AU 333.06 memberikan pedoman atas empat kategori utama dari representasi spesifik
yang harus termasuk dalam surat rep. surat rep itu harus mencakup representasi
mengenai:
Laporan Keuangan
Kelengkapan informasi
Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
Peristiwa kemudian
Sebagai contoh, sesuai dengan tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan,
manajemen harus mengetahui bahwa mereka bertanggung jawab menyesuaikan
laporan keuangan atas setiap salah saji material yang dideteksi oleh auditor, dan setiap
salah saji yang belum dikoreksi yang telah dikumpulkan oleh auditor selama
penugasan masa berjalan adalah tidak material, baik secara individual maupun
agregat, terhadap laporan keuangan secara keseluruhan.
9
memberikan represenasi tertulis mungkin cukup, menurut pertimbangan auditor,
untuk membuat auditor menarik diri dari penugasan.
5. MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS
Bab-bab terdahulu telah menjelaskan serta menggambarkan penerapan prosedur
analitis dalam perencanaan audit dan dalam pelaksanaan pengujian substantive akhir
tahun. Perlu diingat kembali bahwa prosedur analitis melibatkan penggunaan rasio
dan teknik-teknik komparatif lainnya. Prosedur analitis juga disyaratkan dalam
penyelesaian audit sebagai review keseluruhan (atau akhir)atas laporan keuangan.
SAS 56,Analytical Procedures (AU 329.22), menyatakan bahwa tujuan dari review
keseluruhan adalah untuk membantu auditor menilai kesimpulan yang dicapai audit
dan dalam mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Dalam melakukan review keseluruhan, auditor membaca laporan keuangan
dan catatan yang menyertainya serta mempertimbangkan kelayakan bukti yang
diperoleh dalam menanggapi saldo dan hubungan yang tidak biasa serta tidak terduga
(1) yang diantisipasi dalam perencanaan audit, atau (2) diidentifikasi selama audit
dalam pengujian substantive. Prosedur analitis kemudian diterapkan pada laporan
keuangan untuk menentukan apakah ada hubungan tambahan yang tidak biasa atau
tidak terduga. Jika terjadi hubungan semacam itu, maka prosedur audit tambahan
harus dilaksanakan dalam penyelesaian audit.
Prosedur analitis untuk review keselurruhan harus dilaksanakan oleh pribadi
yang mempunyai pengetahuan komprehensif mengenai bisnis dan industry klien
seperti partner atau manajer audit. Berbagai prosedur analitis dapat digunakan.
Prosedur itu harus
Diterapkan pada bidang-bidang audit yang kritis yang diidentifikasi selama audit.
Dodasarkan atas data laporan keuangan sesudah semua penyesuaian dan reklasifikasi
audit telah diakui.
Dalam melakukan review keseluruhan atas kewajaran penyajian laporan
keuangan, data perusahaan dapat dibandingkan dengan (1) hasil yang diharapkan
entitas berdasarkan dinamika bisnis yang mendasarinya, (2) data yang tersedia
mengenai kinerja industry, dan (3) data nonkeuangan yang relevan seperti unit yang
diproduksi atau dijual serta jumlah karyawan. Suatu review keseluruhan biasanya
akan membandingkan kinerja keuangan entitas yang dilaporkan dengan sasaran
strategisnya atas pendapatan, pelangga, dan pangsa pasar, atas efisiensi dari proses
10
inti, serta kesesuaian ukuran nonkeuangan dengan gambaran keseluruhan yang
dilaporkan dalam laporan keuangan.
B. MENGEVALUASI TEMUAN
Auditor mempunyai dua tujuan berikut dalam mengevaluasi teuan-temuan : (1)
menentukan jenis pendapat yang harus dinyatakan dan (2) melihat apakah GAAS
telah dipenuhi dalam audit. Untuk mencapainya auditor meyelesaikan langkah-
langkah berikut
Melakukan penilaian akhir atas materialitas dan risiko audit
Mengevaluasi apakah ada keraguan yang besar mengenai kemampuan entitas
untuk mempertahankan kelanjutan usahanya (going concern).
Melakukan review teknis atas laporan keuangan
Merumuskan pendapat dan membuat naskah laporan audit.
Melakukan review akhir atas kertas kerja.
11
(aggregate likely misstatement). Penilaian auditor atas salah saji agregat yaang
bmungkin dapa juga mencakup pengaruh dari semua salah saji yang mungkin yang
belum dikoreksi selama periode sebelumnya terhadap laporan keuangan periode
berjalan. Penilaian ini dilakukan apabila hal itu dapat mengarah pada kesimpulan
bahwa terdapat risiko yang tinggi yang tidak dapat diterima bahwa laporan keuangan
periode berjalan mengandung salah saji yang material.
12
Kondisi dan peristiwa bersangkutan yang menimbulkan penilaian atas
keraguan yang substansial mengenai kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelanjutan usahanya selama periode waktu yang layak.
Kemungkinan pengaruh kondisi dan peristiwa tersebut.
Evaluasi manajemen atas signifikan dari kondisi-kondisi dan peristiwa itu
serta setiap faktor yang dapat mengurangi.
Kemungkinan penghentian operasi.
Rencana manajemen (termasuk informasi keuangan propektif yang relevan)
Informasi tentang mpemulihan atau klasifikasi jumlah aktiva yang tercatat
atau jumlah atau klasifikasi kewajiban.
13
5. MELAKUKAN REVIEW AKHIR ATAS KERTAS KERJA
Review ini dilakukan untuk mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan, bukti yang
diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat oleh penyusun kertas kerja. Review tambahan
atas kertas kerja dapat dilakukan pada akhir pekerjaan lapangan oleh anggota tim
audit.
Komunikasi antara auditor dengan klien pada penutupan audit melibatkan komite audit dan
manajemen. Komunikasi dengan komite audit membicarakan hal-hal berkenaan dengan
14
Menunjukkan bahwa tujuan audit adalah melaporkan tentang laporan
keuangan dan bukan memberikan kepastian tentang pengendalian
internal.
Menyertakan definisi tentang kondisi yang dapat dilaporkan
Menyertakan pembatasan pembagian.
Suatu kondisi yang dapat dilaporkan begitu besar sehingga merupakan kelemahan
yang material. AU 325.15 mendefinisikan kelemahan yang material sebagai : suatu
kondisi yang dapat dilaporkan di mana rancangan atau operasi dari satu atau lebih
komponen pengendalian internal tidak mengurangi risiko hinggah tingkat yang relatif
rendah, sehingga salah saji yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan dalam
jumlah material dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang sedang diaudit
mungkin terjadi dan tidak terdeteksi pada periode yang tepat waktu oleh karyawan
ketika melaksanakan kegiatan normal dan fungsi yang telah dibebankan kepadanya.
16
TANGGUNG JAWAB SETELAH AUDIT
Bagian ini akan membahas tanggung jawab auditor setelah penyelesaian pekerjaan lapangan.
Tanggung jawab setelah audit (postaudit responsibility) mencakup pertimbangan atas :
1. Peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal dan penerbitan laporan audit
2. Penemuan fakta yang ada
3. Penemuan prosedur yang dihilangkan
17
prosedur yang dihilangkan dapat berasal dari review setelah penugasan yang
dilaksanakan selama program pengendalian mutu perusahaan atau selama review
horizontal (peer review) oleh akuntan publik luar.
18