Anda di halaman 1dari 22

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Sistem Informasi Akuntansi Persediaan

a. Pengertian sistem informasi akuntansi

Mulyadi (2016: 3) menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi

adalah organisasi, formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan

sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang

dibutuhkan manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

Mardi (2014: 4) menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi

adalah suatu kegiatan yang terintergrasi yang menghasilkan laporan di

bentuk data transaksi bisnis yang diolah dan disajikan sehingga menjadi

sebuah laporan keuangan yang memiliki arti bagi pihak yang

membutuhkan.

Marshall & Paul Jhon (2015: 10) menjelaskan bahwa sistem

informasi akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat,

dan menyimpan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi

pengambil keputusan.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah kumpulan elemen

yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menghasilkan laporan di

10
11

bentuk data transaksi bisnis yang diolah dan disajikan untuk

menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan.

b. Tujuan sistem informasi akuntansi

Mardi (2014: 4) mengungkapkan tujuan sistem informasi

akuntansi adalah sebagai berikut :

1. Guna memenuhi setiap kewajiban sesuai dengan otoritas yang

diberikan kepada seseorang. Pengolahan perusahaan selalu mengacu

kepada tanggung jawab manajemen guna menata secara jelas segala

sesuatu yang berkaitan dengan sumber daya yang dimiliki oleh

perusahaan. Keberadaan dari sistem informasi membantu ketersediaan

informasi yang dibutuhkan oleh pihak eksternal maupun laporan

keuangan tradisional dan laporan yang diminta lainnya, demikian pula

ketersediaan laporan internal yang dibutuhkan oleh seluruh jajaran

dalam bentuk laporan pertanggungjawaban pengelolaan perusahaan.

2. Setiap informasi yang dihasilkan merupakan bahan beharga bagi

pengambilan keputusan manejemen . Sistem informasi menyediakan

informasi guna mendukung setiap keputusan yang diambil oleh

pimpinan sesuai dengan pertanggungjawaban yang ditetapkan.

3. Sistem informasi diperlukan untuk mendukung kelancaran operasional

perusahaan sehari – hari. Sistem informasi menyediakan informasi

bagi setiap satuan tugas dalam berbagai level manajemen, sehingga

mereka dapat lebih produktif.


12

Marshall & Paul (2017: 11) mengungkapkan tujuan sistem

informasi akuntansi adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk atau jasa

2. Meningkatkan efisiensi

3. Berbagi pengetahuan

4. Meningkatkan efesiensi dan efektifitas rantai pasokan

5. Menigkatkan struktur pengendalian internal

6. Meningkatkan pengambilan keputusan

Mulyadi (2016: 19) mengungkapkan tujuan sistem informasi

akuntansi adalah sebagai berikut :

1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru

2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah

ada

3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern

4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan

akuntansi.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa tujuan dari sistem informasi akuntansi adalah

guna memenuhi setiap kewajiban sesuai dengan otoritas yang

diberikan kepada seseorang, setiap informasi yang diberikan sangat

beharga, mendukung kelancaran operasional, meningkatkan efesien,

struktur SPI, pengambilan keputusan dan mengurangi biaya klerikal

dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.


13

c. Fungi Sistem Informasi Akuntansi

Marshall & Paul (2017: 11) menjelaskan fungsi sistem informasi

akuntansi antara lain :

1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas yang

dilaksanakan oleh organisasi dan para pelaku yang terlibat dalam

berbagai aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai d an

pihak – pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang hal –

hal yang terjadi.

2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak

manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan.

3. menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset – aset

organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data

tersebut tersedia saat dibutuhkan.

Menurut Mardi (2014: 10) menjelaskan fungsi sistem informasi

akuntansi antara lain :

1. Jika sistem dan prosedur ditata dengan baik, maka produk yang

dihasilkan lebih efisien, melalui SIA dapat dibuat SOP sehingga tidak

ada pekerjaan yang menyimpang.

2. Sebuah pekerjaan dilakukan terencana sesuai prosedur yang dapat

meningkatkan efesiensi, perancangan SIA yang baik dapat membantu

memperbaiki efesiensi jalannya suatu proses secara tepat waktu.


14

3. Informasi yang diterima tepat waktu dapat dapat meningkatkan

kualitas pengambilan keputusan, melalui SIA dapat dihasilkan

informasi yang akurat.

4. Merancang SIA yang baik dan utuh akan mempermudah proses alih

pengetahuan dan pengelaman, terutama pada tingkat operator dan

desainer.

Menurut Anastasia Diana (2011: 10) Menjelaskan fungsi sistem

informasi akuntansi adalah untuk mendukung fungsi operasional dan

pengambilan keputusan manajemen. Dengan memperoleh informasi yang

benar, manajemen dapat menggunkan informasi tersebut untuk

merencanakan dan mengendalikan kegiatan perusahaan.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan

bahwa fungsi sistem informasi akuntansi adalah mengumpulkan dan

mengubah data menjadi informasi, menjaga aset – aset organisasi,

menghasilkan produk yang efesien, membantu memperbaiki efesiensi

jalannya suatu proses secara tepat waktu, akan mempermudah proses alih

pengetahuan dan pengelaman serta untuk mendukung fungsi operasional

dan pengambilan keputusan manajemen

d. Pengertian sistem persediaan

Krismiaji (2015: 395) menjelaskan bahwa sistem persediaan

merupakan sebuah sistem yang memelihara catatan persediaan dan

memberitahu manajer apabila jenis barang tertentu memerlukan

penambahan .
15

Mulyadi (2016: 463) menjelaskan bahwa sistem persediaan

adalah sistem yang bertujuan untuk mencatat mutasi tiap jenis persediaan

yang disimpan digudang.

Yuhanis Ladewi (2017: 28) menjelaskan bahwa sistem persediaan

adalah sistem yang dirancang untuk menangani transaksi yang

berhubungan dengan mutasi persediaan yang disimpan digudang.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan

bahwa, sistem persediaan merupakan Sistem yang bertujuan untuk

menangani dan mencatat mutasi tiap jenis persediaan digudang,

memelihara catatan persediaan, serta memberitahu manajer apabila jenis

barang tertentu memerlukan penambahan .

e. Catatan akuntansi digunakan dalam akuntansi persediaan

Menurut Mulyadi (2016: 465) pencatatan yang digunakan

dalam sistem persediaan yaitu :

1. Kartu persediaan

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat adjusment terhadap

data persediaan ( kuantitas dan harga pokok total ) yang tercantum

dalam kartu persediaan oleh bagian kartu persediaan, berdasarkan

hasil perhitungan fisik persediaan

2. Kartu gudang

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat adjusment terhadap

data persediaan yang tercantum dalam kartu gudang yang

diselenggarakan oleh bagian kartu gudang.


16

3. Jurnal umum

Jurnal umum digunakan untuk mencatat adjustment rekening

persediaan karena adanya perbedaan antara saldo yang dicatat dalam

rekening persediaan dengan saldo menurut perhitungan fisik.

Menurut Dwi Martani (2012: 250) menjelaskan ada 2 sistem

pencatatan persediaan antara lain :

1. Catatan periodik

Sistem pencatatan persediaan dimana kuantitas persediaan ditentukan

secara periodik yaitu hanya pada saat perhitungan fisik yang biasanya

dilakukan secara stock opname.

2. Catatan perpetual

Sistem pencatatan persediaan dimana pencatatan yang up-to-date

terhadap barang persediaan selalu dilakukan setiap terjadi perubahan

nilai persediaan.

Menurut Krismiaji (2015: 397) menjelaskan bahwa sistem

pencatatan persediaan, antara lain :

1. Dalam sistem manual, perusahaan yang menggunakan metode

perpetual membutuhkan sebuah rekening pembantu persediaan untuk

mencatat perubahan yang terjadi pada setiap jenis barang. Rekening

pembantu ini sering disebut kartu persediaan. Dalam kartu tersebut

selain dicatat bertambah dan berkurangnya nilai persediaan, juga

dicatat bertambah dan berkurangnya kuantitas persediaan, saldo baru.


17

2. Dalam sistem berbasis komputer, catatan akuntansi yang

diselenggarakan terdiri atas file induk dan file transaksi. Jika

perusahaan menggunakan pendekatan sistem manajemen database,

maka data yang disimpan sama, namun DBMS menyimpan data ini

secara independen, file yang diselenggarakan itu sama yaitu file

induk persediaan.

Dari penjelasan para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa

catatan persediaan terdiri dari kartu persediaan, kartu gudang, jurnal

umum, catatan periodik dan perpetual.

f. Prosedur Sistem yang bersangkutan dengan sistem akuntansi

persediaan

Menurut Mulyadi (2016: 468) prosedur yang bersangkutan

dengan sistem akuntansi persediaan bahan baku terdiri dari:

1 ) Prosedur pencatatan produk jadi

2 ) Prosedur pencatatan harga pokok yang dijual

3 ) Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima

kembali ke pembeli

4 ) Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuian kembali harga

pokok persediaan produk dalam proses.

5 ) Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli

6 ) Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan

kepada pemasok.

7 ) prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.


18

8 ) prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena

pengembalian barang gudang.

9 ) sistem perhitungan fisik persediaan

Menurut Yuhanis Ladewi (2017: 244) Jaringan prosedur yang

bersangkutan dengan sistem akuntansi persediaan bahan baku terdiri dari:

1. Prosedur sistem pembelian aktiva tetap

2. Prosedur sistem perolehan aset tetap pembangunan sendiri

3. Prosedur sistem pengeluaran modal

4. Prosedur sistem penghentian pemakaian aktiva tetap

5. Prosedur sistem transfer aktiva tetap

6. Prosedur sistem revaluasi aktiva tetap

7. Prosedur sistem akuntansi dapresiasi aktiva tetap

Menurut Krismiaji (2010: 395) menjelaskan bahwa prosedur

yang bersangkutan dengan sistem akuntansi persediaan antara lain :

1. Prosedur pembelian barang

2. Prosedur penjualan barang

Dari penjelasan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

posedur yang berkaitan dengan sistem persediaan adalah prosedur

pencatatan dan permintaan barang , prosedur pembelian dan penjualan

barang, prosedur perolehan aset tetap pembangunan sendiri, prosedur

pengeluaran modal, prosedur penghentian pemakaian aktiva tetap,

prosedur transfer aktiva tetap, prosedur revaluasi aktiva tetap, dan

prosedur akuntansi dapresiasi aktiva tetap.


19

g. Fungsi yang terkait

Mulyadi (2016 : 487) mengungkapkan bahwa fungsi yang terkait

dalam sistem perhitungan fisik persediaan adalah :

1. Panitia perhitungan fisik persediaan

Panitia ini berfungsi untuk melaksanakan perhitungan fisik

persediaan dan menyerahkan hasil perhitungan tersebut kepada

bagian kartu persediaan untuk digunakan sebagai dasar adjustment

terhadap catatan persediaan dalam kartu persediaan.

2. Fungsi akuntansi

Fungsi ini bertanggung jawab untuk : (a) mencantumkan harga

pokok satuan persediaan yang dihitung kedalam daftar hasil

perhitungan fisik. (b) mengalihkan kuantitas dan harga pokok

persatuan yang tercantum dalam daftar hasil perhitungan fisik. (c)

mencamtumkan harga pokok total dalam daftar hasil perhitungan

fisik. (d) melakukan adjustment terhadap kartu persediaan berdasar

data hasil perhitungan fisik persediaan. (e) membuat bukti memorial

untuk mencatat adjustment data persediaan dalam jurnal umum

berdasarkan hasil perhitungan fisik persediaan.

3. Fungsi gudang

Fungsi gudang bertanggung jawab untuk melakukan adjustment data

kuantitas persediaan yang dicatat dalam kartu gudang berdasarkan

hasil perhitungan fisik persediaan.


20

Menurut Yuhanis Ladewi (2017: 243) fungsi bagian yang terkait

dalam sistem akuntansi persediaan antara lain :

1. Bagian pemakai bertanggung jawab mengajukan usulan investasi

dalam asset tetap dan mengajukan surat permintaan otorisasi investasi

untuk merealisasikan perolehan aset tetap seperti yang tercantum

dalam anggaran investasi.

2. Bagian riset dan pengembangan : bertanggung jawab mengajukan

ususlan investasi dalam aset tetap yang dimanfaatkan bersama oleh

lebih dari satu bagian, bertanggungjawab juga melakukan study

kelayakan terhadap usulan investasi dari berbagai bagian.

3. Direktur utama bertanggung jawab memberikan persetujuan terhadap

usulan investasi dan surat permintaan otorisasi raparasi yang diajukan

oleh unit organisasi yang ada dibawah wewenangnya.

4. Direktur utama bertanggungjawab memberi otoritasi terhadap semua

mutasi aset tetap. Otorisasi ini dicantumkan dalam surat permintaan

otorisasi investasi reparasi.

5. Bagian pembelian bertanggungjawab memilih pemasok dan

menerbitkan surat order pembelian untuk pengadaan aset tetap.

6. Bagian penerimaan bertanggungjawab melakukan pemeriksaan

terhadap aset tetap yang diterima dari pemasok.

7. Bagian aktiva tetap bertanggungjawab atas pengolahan aset tetap

perusahaan, memiliki wewenang dan penempatan, pemindahan dan

penghentian pemakaian aset tetap.


21

8. Bagian akuntansi bertanggungjawab dalam pembuatan dokumen

sumber untuk pencatatan mutasi aset tetap.

Dari penjelasan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi persediaan adalah panitia

perhitungan fisik persediaan, fungsi gudang, fungsi akuntansi, bagian

pemakai, pengembangan, direktur utama, pembelian, penerimaan, aktiva

tetap dan manajer.

h. Dokumen yang digunakan

Menurut Mulyadi (2016: 562) dokumen – dokumen yang

digunakan dalam sistem informasi persediaan adalah sebagai berikut :

1) Surat order pengiriman dan faktur penjualan

Dokumen yang digunakan untuk melakukan order barang kepada

pemasok

2) Laporan penerimaan barang dan memo kredit

Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan

bahwa barang yang telah diterimadari pemasok telah memenuhi syarat

seperti jenis spesifikasi, mutu dan kuantitas seperti yang tercantum di

surat order pembelian

3) Bukti memorial

Dokumen ini dibuat untuk mencatat tambahan kuantitas dan harga

pokok persediaan poduk dalam proses dalam jurnal umum.


22

4) Laporan penerimaan barang

Dokumen ini digunakan oleh bagian gudang untuk dasar pencatatan

tambahan kuantitas barang dari pembelian ke kartu gudang.

5) Laporan pengiriman barang

Dokumen ini digunakan bagian gudang untuk mencatat kuantitas

persediaan yang dikirimkan kembali kepada pemasok kedalam kartu

gudang.

6) Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang

Dokumen ini digunakan untuk mencatat pengurangan pesediaan

karena pemakaian intern.

7) Prosedur pengembalian barang gudang

Dokumen ini digunakan bagian gudang untuk mencatat tambahan

kuantitas persediaan kedalam kartu gudang.

Menurut Krismiaji (2015: 403) menjelaskan dokumen yang

terkait dalam sistem persediaan, antara lain :

1. Jadwal produksi

2. Order produksi

3. Bukti permintaan bahan baku

Menurut Yuhanis Ladewi (2017: 241) dokumen – dokumen yang

digunakan dalam sistem informasi persediaan adalah sebagai berikut :

1. Surat permintaan otorisasi investasi

2. Surat permintaan reparasi

3. Surat permintaan transfer aktiva tetap


23

4. Surat permintaan penghentian pemakaian aktiva tetap

5. Surat perintah kerja

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

dokumen – dokumen yang terkait dalam sistem persediaan, antara lain

Surat order pengiriman dan faktur penjualan, laporan penerimaan barang

dan memo kredit, Bukti memorial, laporan penerimaan dan pengiriman

barang, bukti permintaan dan prosedur pembelian barang, jadwal

produksi, order produksi, bukti permintaan bahan baku dan surat

permintaan.

2. Sistem pengendalian intern persediaan

a. Pengertian Sistem Pengendalian Intern persediaan

Mardi (2014: 59) mengungkapkan sistem pengendalian intern

adalah suatu sistem yang meliputi struktur organisasi beserta semua

mekanisme dan ukuran – ukuran yang dipatuhi untuk menjaga seluruh

harta kekayaan organisasi dari berbagai arah.

Anastasia Diana (2011: 82) mengungkapkan sistem

pengendalian intern adalah semua rencana organisasional, metode, dan

pengukuran yang dipilih oleh suatu kegiatan usaha untuk mengamankan

harta, kekayaannya, mengecek keakuratan dan keandalan data akuntansi

usaha tersebut, meningkatkan efesiensi operasional, dan mendukung

dipatuhinya kebijakan manajerial yang telah ditetapkan.

Mulyadi (2016: 129) menjelaskan bahwa sistem pengendalian

intern adalah struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang


24

dikoordinasikan untuk menjaga aset organisasi, mengecek ketelitian

dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan di dorong di

patuhinya kebijakan manajemen.

Menurut Yuhanis Ladewi (2017: 38) mengungkapkan sistem

pengendalian intern adalah suatu perencanaan yang meliputi struktur

organisasi dan semua metode dan alat – alat yang dikoordinasikan yang

digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan menjaga keamanan harta

milik perusahaan.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan,

bahwa sistem pengendalian intern merupakan struktur organisasi,

metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga dan

melindungi dan menjaga harta milik perusahaan dan menghasilkan

informasi yang akurat dan dapat dipercaya

b. Unsur – unsur pengendalian Intern Persediaan

Mulyadi (2016: 164) Menjelaskan unsur pokok pengendalian

intern adalah :

1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional

secara tegas. Struktur organisasi merupakan rerangka (framework)

pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi

yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

2) Sistem wawenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan

biaya. Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar


25

otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui

terjadinya transaksi tersebut.

3) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

organisasi. Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem

wewenang dan prosedur pencatatan yang lebih ditetapkan tidak akan

terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk

menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya.

Menurut Yuhanis Ladewi (2017: 41) Menjelaskan unsur

pengendalian intern adalah :

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab regional secara

tegas

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadapa kekayaan, utang, pendapatan

dan biaya

3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan bagian setiap

organisasi

Menurut Mardi (2014: 60) menjelaskan unsur pengendalian

intern sebagai berikut :

1. Struktur organisasi, merupakan suatu kerangka pemisahan

tanggungjawab berdasarkan fungsi dan tingkatan unit yang dibentuk.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan dalam organisasi.

Struktur organisasi harus dilengkapi dengan uraian tugas yang

mengatur hak dan wewenang.


26

3. Pelaksanaan kerja secara sehat. Tata cara sehat merupakan

pelaksanaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga mendukung

tercapainya tujuan pengendalian intern.

Berdasarkan pendapat para ahli terssebut, dapat disimpulkan

bahwa unsur – unsur pengendalian intern adalah struktur

organisasi,sistem dan wewenang, praktek yang sehat, pegawai

berkualitas, keterbatasan pengendalian intern dan sistem pengendalian

intern dan manajemen

c. Tujuan Sistem Pengendalian Intern Persediaan

Yuhanis Ladewi (2017: 39) menjelaskan tujuan sistem

pengendalian intern sebagai berikut :

1) Menjaga keamanan harta kekayaan dan catatan perusahaan.

Kekayaan fisik suatu perusahaan dapat dicuri, disalahgunakan atau

hancur karena kecelakaan, kecuali kekayaan tersebut dapat

dilindungi dengan pengendalian yang memadai, begitu juga dengan

kekayaan yang tidak memiliki wujud fisik, seperti piutang dagang

akan rawan resiko kecurangan, jika dokumen penting tidak dijaga.

2) Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

Manajemen memerlukan informasi keuangan yang diteliti dan

andal untuk menjalankan kegiatan usahanya. Banyak informasi

akuntansi digunakan manajemen untuk dasar pengambilan

keputusan.
27

3) Mendorong efisiensi operasi

Pengendalian intern ditunjukkan untuk mencegah duplikasi usaha

yang tidak perlu atau pemborosan dalam kegiatan bisnis

perusahaan dan untuk mencegah penggunaan sumber daya

perusahaan yang tidak efisien.

4) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Untuk mencapai tujuan perusahaan, manajemen menetapkan

kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang ditunjukkan

untuk memberikan jaminan yang memadai agar kebijakan

manajemen dipatuhi oleh semua karyawan.

Menurut Mulyadi (2016: 140) mengungkapkan tujuan sistem

pengendalian intern adalah :

1. Menjaga keamanan harta kekayaan dan catatan perusahaan

a) Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi

yang telah ditetapkan

b) Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan dicatat dibandingkan

dengan kekayaan sesungguhnya ada

2. mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

a) Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah

ditetapkan

b) Pencatatan akuntansi yang terjadi dalam catatan akuntansi


28

Menurut Mardi (2014: 59) mengungkapkan tujuan sistem

pengendalian intern adalah :

1. Menjaga harta milik perusahaan

2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran informasi akuntansi

3. Meningkatkan efesiensi operasional perusahaan

4. Membantu menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan

Berdasarkan pendapat para ahli terssebut, dapat disimpulkan

bahwa tujuan pengendalian intern adalah menjaga keamanan harta

kekayaan dan catatan perusahaan, mengecek ketelitian dan keandalan

data akuntansi, meningkatkan efesiensi operasional perusahaan dan

membantu menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.

3. Penelitian sebelumnya

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Dya Risca Febriyanti,

Dwiatmanto, Devi Farah Azizah (2017) dengan judul analisis sistem

akuntansi persediaan bahan baku Dalam meningkatkan pengendalian

intern. Lokasi penelitian dilakukan di CV. Cool clean malang. Jenis

penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan

studi kasus, melalui wawancara dan dokumentasi.

Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa prosedur-

prosedur dalam sistem akuntansi persediaan bahan baku masih terdapat

kelemahan. Hal ini dapat dilihat pada fungsi yang terkait terdapat

perangkapan fungsi dan tanggung jawab, Jumlah pembuatan dokumen

juga masih kurang diperhatikan, tidak terdapat daftar hasil perhitungan


29

fisik. Pada sistem wewenang dan prosedur pencatatan dalam pembuatan

laporan penerimaan barang yang dilakukan oleh bagian gudang,

padahal seharusnya tanggung jawab atas penyimpanan barang bukan

penerimaan barang. Pada sistem perhitungan fisik dilakukan hanya

sekali serta tidak terdapat panitia pemegang stok opname dan pengecek,

selain itu, perhitungan fisik dilakukan oleh bagian gudang padahal

bagian gudang yang akan dievaluasi, ini dapat melemahkan

pengendalian intern. Hasil dari penelitian tersebut perlu dilakukan

pemisahan fungsi, jumlah pembuatan dokumen diperhatikan, dibuat

daftar hasil perhitungan fisik, membentuk panitia perhitungan fisik

untuk meningkatkan pengendalian intern perusahaan.

Penelitian yang dilakukan Aulia Desy Windiati (2017) dengan

judul peranan sistem informasi akuntansi dalam pengendalian

persediaan bahan baku pada UD.NANITA.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa UD Nanita telah memiliki

sistem informasi persediaan dan pengendalian intern yang mendukung

kegiatan perusahaan, namun sistem informasi akuntansi persediaan dan

pengendalian intern perusahaan masih perlu diperbaiki dan dilakukan

pengawasan, masalah yang terdapat pada UD Nanita adalah

ketidakcocokan antaran jumlah persediaan barang pada kartu stock dan

pelaksanaan tugas pada masing-masing bagian yang masih belum

sesuai dengan tugas sebenarnya, kemudian perhitungan target penjualan

ditentukan berdasarkan hasil laporan penjualan sebelumnya.


30

Penelitian yang dilakukan dengan judul Antonius anny, Agnes

estephina loho, Tommy ferdy lolowang ( 2016 ) dengan judul Analisis

persediaan bahan baku kelapa pada pt. Dimembe nyiur agripro (dna) di

desa tetey, kecamatan dimembe, kabupaten minahasa utara.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa persediaan bahan baku

optimal untuk setiap kali pembelian/pemesanan selama tahun 2015

yang sebaiknya dilakukan oleh PT. Dimembe Nyiur Agripro (DNA)

adalah 61.307 kg dengan frekuensi pembelian sebanyak 203 kali dan

selang waktu pembelian/pemesanan ulang adalah 2 hari. Dengan

demikian perusahaan dapat meminimalisir total biaya persediaan.


31

Tabel II.1
Persamaan dan perbedaan

No Nama, tahun, dan judul persamaan Perbedaan

1 Antonius anny, Sama sama meneliti Perbedaan terletak pada objek


Agnes estephina loho, tentang persediaan penelitian, penelitian
Tommy ferdy lolowang bahan baku sebelumnya dilakukan pada PT.
( 2016 ) dengan judul Dimembe nyiur agripro (dna),
Analisis persediaan bahan sedangkan penelitian ini
baku kelapa pada pt. dilakukan di PT. Selatan Agro
Dimembe nyiur agripro Makmur Lestari
(dna) di desa tetey,
kecamatan dimembe,
kabupaten minahasa utara.
2 Dya Risca Febriyanti, Sama - sama meneliti Perbedaan terletak pada objek
Dwiatmanto, Devi Farah tentang sistem penelitian, penelitian
Azizah (2017) dengan judul pengendalian intern sebelumnya dilakukan pada di
Analisis sistem akuntansi CV. Cool clean malang,
persediaan bahan baku sedangkan penelitian ini
Dalam meningkatkan dilakukan di PT.Selatan Agro
pengendalian intern. Lokasi Makmur Lestari
penelitian dilakukan di CV.
Cool clean malang

3 Aulia Desy Windiati (2017) Sama - sama meneliti Perbedaan terletak pada objek
dengan judul Peranan sistem tentang sistem penelitian, penelitian
informasi akuntansi dalam akuntansi akuntansi sebelumnya dilakukan pada
pengendalian persediaan UD.NANITA, sedangkan
bahan baku. Penelitian ini penelitian ini dilakukan di
dilakukan di UD.NANITA PT.Selatan Agro Makmur
Lestari
Sumber : Penulis, 2018

Anda mungkin juga menyukai