Anda di halaman 1dari 4

BENTENG PENDEM CILACAP

Benteng Pendem Cilacap

Benteng Pendem Cilacap (bahasa Belanda: Kustbatterij op de Landtong te Cilacap), adalah

benteng peninggalan Belanda di pesisir pantai Teluk Penyu kabupaten Cilacap, Jawa Tengah

yang dibangun pada tahun 1861. Bangunan ini merupakan bekas markas pertahanan tentara

Hindia Belanda yang dibangun di area seluas 6,5 hektare secara bertahap selama 18 tahun,

dari tahun 1861 hingga 1879. Benteng pendem sempat tertutup tanah pesisir pantai dan tidak

terurus. Benteng ini kemudian ditemukan dan mulai digali pemerintah Cilacap tahun 1986.

Saat ini, pemerintah Kabupaten Cilacap menjadikan benteng ini sebagai tempat wisata

sejarah
TELUK PENYU

Teluk Penyu merupakan kawasan pantai di selatan Kabupaten Cilacap, utamanya sepanjang
pesisir dari Kecamatan Cilacap Selatan yang lokasinya tidak langsung berhubungan dengan
Samudera India atau Indonesia karena dikelilingi oleh Pulau Nusakambangan.

Lokasi Pantai Teluk Penyu berjarak 2 Km ke arah timur dari Pusat Pemerintahan Kabupaten
Cilacap dan dapat dijangkau dengan kendaraan umum dan pribadi. Teluk ini cukup memiliki
pemandangan yang indah dengan luas kira-kira 14 ha.

Area Teluk Penyu yang biasa dikunjungi oleh para pengunjung (utamanya penduduk dan
wisatawan lokal) biasanya mulai dari pelabuhan perikanan Samudera dari hingga bibir pantai
yang biasa disebut Areal 70 (merujuk kepada sebutan masyarakat sekitar terhadap kawasan
tangki-tangki penimbunan bahan bakar dari PT Pertamina UP IV) dimana para wisatawan
atau pengunjung bisa melihat langsung Pulau Nusakambangan dari bibir pantai.

Terdapat beraneka kerajinan kerang dan souvenir lainnya yang dijual di sepanjang koridor
jalan masuk lokasi wisata ini. Kawasan wisata ini ramai dikunjungi pada waktu pagi dan sore
hari oleh para penduduk Kota Cilacap sedangkan pada siang hari lebih banyak dikunjungi
oleh para wisatawan lokal, utamanya pada masa-masa libur sekolah atau pada hari-hari
besar/libur. Di sekitar Teluk Penyu terdapat benteng yang disebut Benteng Pendem.
GUA JATIJAJAR

Gua Jatijajar adalah sebuah situs geologi yang terbentuk dari proses alamiah, yang terletak di
Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Gua yang keseluruhannya terbentuk dari kapur, ini
memiliki panjang 250 meter, dari pintu masuk sampai keluar dengan.lebar rata-rata 15 meter,
dan tinggi rata-rata 12 meter. Lokasi gua ini berada 50 meter di atas permukaan laut. Gua
Jatijajar merupakan salah satu objek pariwisata andalan di Kabupaten Kebumen, selain
Waduk Sempor.

Sejarah Gua ini ditemukan pada tahun 1802 oleh seorang petani bernama Jayamenawi yang
memiliki lahan pertanian di atas gua tersebut. Pada suatu ketika Jayamenawi sedang
mengambil rumput, kemudian jatuh kesebuah lubang yang ternyata lobang itu adalah sebuah
ventilasi yang ada di langit-langit gua tersebut. Lobang ini mempunyai garis tengah 4 meter
dan tinggi dari tanah yang berada dibawahnya 24 meter. Setelah Jayamenawi menemukan
gua, tak lama kemudian Bupati Ambal, salah satu penguasa Kebumen waktu itu, meninjau
lokasi tersebut. Saat mendatangi goa, dia menjumpai dua pohon jati tumbuh berdampingan
dan sejajar pada tepi mulut gua. Dari kisah itulah asal-muasal penamaan Gua Jatijajar. Pada
mulanya pintu-pintu Gua masih tertutup oleh tanah. Maka setelah tanah yang menutupi
dibongkar dan dibuang, ditemukanlah pintu gua yang sekarang menjadi pintu masuk.
PANTAI AYAH

Pantai Ayah, adalah pantai yang terletak 8 km selatan Gua Jatijajar, 48 km dari Kota
Karanganyar (Kedu) dan 63 km dari kota Kabupaten Kebumen, tepatnya di Desa/Kecamatan
Ayah, merupakan objek wisata pantai yang memiliki keindahan alam sangat menawan. Dari
kondisinya, yang berada di antara laut selatan dengan kawasan hutan jati milik Perum
Perhutani KPH Kedu selatan ini, merupakan kombinasi atau perpaduan antara pantai dan
hutan, seperti itu jarang kita jumpai. Untuk di jawa Tengah mungkin hanya ada di kota yang
berslogan "BERIMAN" ini.Pantai wisatanya cukup luas, apalagi saat ini sudah bebas
pandangan, dengan dilarangnya mendirikan warung-warung di sentral pandangan. Sehingga
para wisatawan bisa lebih asyik menikmati pemandangan yang ada tanpa terganggu
pandangan yang kurang sedap. Selain pantainya yang cukup lapang, para wisatawan juga bisa
menikmati indahnya muara sungai Bodo, dengan perahu-perahu pesiar yang disediakan para
nelayan setempat. Dengan perahu-perahu tradisional, maupun perahu tempel, kita bisa
menelusuri muara sungai Bodo yang merupakan pemisah antara wilayah Kabupaten
Kebumen dengan Kabupaten Cilacap. Selain air sungai Bodo yang tenang, rimbunnya pohon-
pohon playau di tepian sungai, serta lebatnya hutan jati milik perhutani, menambah indahnya
pemandangan.

Anda mungkin juga menyukai