Anda di halaman 1dari 32

BAB I

DASAR-DASAR BANGUNAN
Ilmu bangunan adalah ilmu yang digunakan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan perbaikan bangunan.

Syarat dalam perencanaan bangunan diantaranya:


-Bangunan harus dibuat sesuai dengan fungsinya
-Memperhatikan aspek struktural
-Memperhatikan aspek arsitektoris
-Memperhatikan aspek ekonomis

Jenis Bangunan
Bangunan teknik sipil kering (Bangunan gedung dan bangunan transportasi) : Rumah tinggal, Perkantoran,
Mall, Jalan Raya, Bandara, Bangunan teknik sipil basah (Hidro) : Bendungan, Saluran irigasi, Pelabuhan,
Jembatan.
Jenis Bangunan Gedung
-Rumah tinggal
-Kantor/perkantoran
-Toko/pertokoan
-Industri/pabrik
-Rekreasi
-Ibadah
-Sekolah Sosial
-Singgah penumpang
Bagian-Bagian Bangunan Gedung
Bangunan bawah
Bagian bangunan yang letaknya di bawah lantai : pondasi. Bangunan bawah berfungsi untuk menahan
seluruh berat bangunan yang ada di atasnya, kemudian meneruskannya ke tanah. Bangunan atas
Bagian bangunan yang letaknya di atas lantai : tembok, kolom, pintu, jendela, ring balk, atap.dll
Tanah : Pembuatan bata, genteng
Beton : Campuran dari pasir, kerikil, semen untuk pembuatan kolom, balok, ring balk dll
Besi : Penulangan pada beton bertulang
Baja : Pembuatan kolom, balok, rangka atap
Batu : fondasi, dinding.
Alumunium : Pembuatan kusen
Untuk dapat merencanakan bangunan dengan baik, kita harus dapat mengenal sifat dari masing-masing
bahan yang akan kita gunakan. Sebagai contoh, bahan yang dipakai untuk perencanaan rangka atap.
Perencanaan Denah Bangunan Gedung
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan denah
Fungsi bangunan
Luas lahan yang tersedia
Tata letak ruangan
Luas masing-masing ruangan
Anggaran yang tersedia

Peraturan penggambaran
Skala 1 : 100
Ukuran rapido
Garis tepi : 0.5
Denah : 0.2
Keterangan/Text : 0.3
Simbol
Tembok 1/2 bata (tebal 1,5 mm)
Pintu (kusen 6 mm)
Jendela Bouven light
Kolom (ukuran 15 x 15)
Pedoman & Peraturan Bangunan Gedung
Peraturan Bangunan Nasional
Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung
Pedoman Perencanaan Bangunan Tahan Gempa
Standar Arsitektur di Bidang Perumahan
Peraturan Beton, Baja, Kayu.Dsb.
Prinsip Dasar Desain Rumah Tinggal

Sebuah aktivitas desain rumah yang berhasil adalah kombinasi dari sensitivitas visual,
kepraktisan, pemahaman materi dan kesediaan untuk bekerja sama dengan alam sekitarnya.
Sebuah rumah yang berhasil tampak pada keindahan visual saat kita melihatnya, tapi selain itu,
yang tidak kalah penting adalah kesesuaian pemilihan bahan material dengan kemampuan budget
dan kenyamanan ketika rumah tersebut dihuni.

Lokasi
Sebuah rumah baru bisa dirancang ketika desainer tahu lokasi di mana rumah itu akan dibangun.
Merancang rumah tanpa mengetahui apa yang terjadi di sekitarnya pasti akan menghasilkan
sebuah bangunan yang terlihat seolah-olah jatuh dari langit. Rumah yang ideal selalu masuk ke
dalam percakapan yang produktif dengan lingkungannya, baik lingkungan yang berada dalam
kota, sebuah lembah terpencil atau lingkungan pertanian. Sebuah rumah bisa dibangun dari
bahan-bahan lokal sehingga tampaknya telah tumbuh dari lanskap, atau dapat kontras dengan
lanskap untuk membuat kesan dramatis.

Bahan

Desain dengan komposisi yang baik akan menjadi sia-sia jika rumah tersebut dibangun dari bahan
yang murahan, jelek atau mengandung zat-zat yang beracun. Bahan-bahan yang direncanakan
harus diutamakan ketika mulai merancang rumah, sehingga tampilan, tekstur dan kepadatan
bahan akan tampak selaras dengan ukuran dan bentuk rumah.

Kepraktisan

Sebuah rumah yang dirancang dengan baik dibuat agar bisa ditinggali dengan nyaman. Sirkulasi
harus bisa dilalui dengan efekif dan nyaman. Kehangatan dan kesejukan menjadi perhatian
penting dengan memanfaatkan sinar matahari dan penghawaan alami. Seni dalam mendesain
rumah bisa dikatakan berhasil apabila tercapai keselaran antara kepraktisan dan keindahan.

Komposisi

Komposisi adalah seni keseimbangan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi arsitek ketika
menerapkannya pada desain rumah. Ada nilai-nilai komposisi yang biasa dipakai dalam
merancang seperti golden section, bentuk geometri dasar, pengulangan, hierarki dan lain-lain.
Nilai-nilai komposisi tersebut sebenarnya adalah nilai seni universal yang bisa kita temui pada
karya seni lain seperti music, luisan, atau patung. Ketika kita bisa menerapkan hal ini pada desain
rumah, maka kita sudah membuat sebuah karya seni pada rumah tersebut.
II. PRINSIP PERANCANGAN ARSITEKTUR
Dalam arsitektur dikenal beberapa prinsip perancangan yang dapat memberikan nilai lebih produk arsitektur, di antaranya:

1. PRINSIP KEGUNAAN (UTILITAS)

 Merujuk pada kondisi atau persyaratan arsitektur bangunan yang pertama dari Vitruvius, yaitu utilitas atau
kegunaan

 Bangunan dapat menampung lebih dari sekedar fungsi (fisik) dengan baik

 Pengertian diperluas lagi menyangkut kualitas ruang dan kualitas hidup:

1. Rumah tinggal memberikan ketenteraman dan kebetahan bagi penghuni

2. Bangunan peribadatan memberikan kekhusukan

3. Toko/restoran memberi kesan mengundang, laku, dan banyak pengunjung

 Bangunan dituntut untuk menampung kecenderungan pergantian/perkembangan fungsi di masa depan

Gambar studio perancangan arsitektur yang sesuai dengan kegunaannya.

2 . PRINSIP KEKOKOHAN (FIRMITAS)

 Merujuk pada kondisi atau persyaratan arsitektur bangunan yang kedua dari Vitruvius, yaitu firmitas atau
kekokohan

 Bangunan harus benar secara teknis struktur, konstruksi, teknologi, bahan, dan manajemen pembangunan
Gambar Partenon, kuil kuno dengan arsitektur klasik di Yunani yang memperlihatkan kolom-
kolom yang menunjang kekokohan.
3. PRINSIP KEINDAHAN (VENUSTAS)

 Merujuk pada kondisi atau persyaratan arsitektur bangunan yang kedua dari Vitruvius, yaitu venustas atau
keindahan

 Bangunan dirancang menggunakan estetika visual: komposisi, harmoni, sekuen, hirarki, proporsi, dsb.

 Pengertian diperluas menjadi suasana, karakter, kepantasan visual, komunikasi, dsb.

 Pengertian diperluas lagi menjadi estetika non-visual: estetika audial/akustik, tektonik, heptik (rabaan)

Gambar rumah tinggal dengan fasad minimalis yang memperlihatkan indahnya bangunan
yang sederhana.

4. PRINSIP KESELAMATAN (SAFETY)

 Bangunan tidak menggunakan bahan yang mudah terbakar, menimbulkan asap berbahaya dll

 Bangunan memiliki sarana penyelamatan dari kemungkinan bahaya (kebakaran) berupa fasilitas:

1. Statis (tangga kebakaran, alarm, pintu darurat, dsb)

2. Dinamis (hidran, sprinkler, pemadam kebakaran portabel, dsb.


Gambar tangga darurat pada bangunan tinggi untuk menunjang keselamatan.

5. PRINSIP KESEHATAN (HEALTHY)

 Bangunan tidak memiliki komponen bangunan yang mengandung unsur berbahaya bagi kesehatan penghuni
dan tetangga

 Bangunan tidak memiliki kualitas ruangan yang dapat membuat penghuni sakit

6. PRINSIP AKSESIBILITAS (UNIVERSALLY DESIGN)

 Bangunan memiliki sarana yang memudahkan bagi pengunjung dengan kebutuhan (kemampuan) khusus
(difable: differently able), termasuk juga:

1. Orang lanjut usia

2. Wanita hamil

3. Pengguna kursi-roda

Gambar jalur difable untuk memudahkan sirkulasi bagi mereka.

7. PRINSIP BERKELANJUTAN SECARA LINGKUNGAN (ENVIRONMENTALLY SUSTAINABLE)


 Bangunan menghemat pemakaian energi yang tak terbarukan (energi fosil)

 Bangunan tidak merusak pelestarian lingkungan

 Bangunan mempertahankan (tidak menghabiskan/menghilangkan/menurunkan) kualitas sumber daya alam


yang tak terbarukan, yang diperlukan oleh masyarakat sekitar dan untuk generasi mendatang

Gambar Campus Center ITB karya Baskoro Tedjo yang ramah lingkungan tidak merusak
lahan hijau namun justru memindahkannya ke atas bangunan.

8. PRINSIP BERKELANJUTAN SECARA EKONOMI (ECONOMICALLY VIABLE)

 Perawatan dan pengelolaan bangunan tidak membebani pemilik, pengguna bangunan masa sekarang dan di
masa mendatang secara ekonomi

 Pembangunan menguntungkan tetangga bangunan/lingkungan secara ekonomis, melibatkan kegiatan ekonomi


warga

Gambar Studio Akanoma milik Yu Sing yang terbuat dari bahan-bahan murah namun tetap
fungsional, kokoh, dan estetis.

9. PRINSIP BERKELANJUTAN SECARA SOSIAL (SOCIALLY ACCEPTABLE)

 Bangunan tidak menimbulkan potensi konflik sosial, mpada masa kini maupun masa mendatang
 Bangunan membantu menjaga kerukunan social mantar warga yang berbeda latar-belakang

 Bangunan menyediakan fasilitas sosial/fasilitas umum yang dapat digunakan bersama oleh warga yang
berbeda latar belakang

Bangunan menguntungkan warga yang selama ini kurang beruntung/minoritas


Mengetahui Tentang Dasar - Dasar Perencanaan Rumah
Secara umum, rumah adalah suatu keperluan, keinginan yang perlu ada dan berfungsi sebagai tempat
berlindung, jadi seperti yang perna dikatakan Maslow, setelah manusia terpenuhi kebutuhan jasmaniahnya :
Sandang, Pangan dan Kesehatan, maka kebutuhan akan rumah merupakan salah satu motivasi untuk
mengembangkan kehidupan yang lebih tinggi.

Rumah bukan hanya sekedar untuk menghindarkan hujan dan panas, melainkan rumah telah mampu
memberikan ketenangan, kesenangan, bahkan kenangan akan segala peristiwa hidupnya.

Nah sekarang, bagaimana caranya untuk memulai mendesain rumah?? Disini kita harus mengetahui situasi dan
kondisi setempat, baik secara alami atau secara formal akibat adanya peraturan dan persyaratan yang berlaku
pada wilayah itu.

Jika suatu perencanaan tidak memperhatikan situasi dan kondisi serta peraturan/persyaratan yang berlaku, maka
besar kemungkinan justru akan menyimpang dari tujuan pokok pembangunan rumah sebagai sarana kehidupan
yang memerlukan suasana nyaman, tenang, indah, sehat dan aman.

Dalam perencanaan rumah minimalis ini memiliki nilai praktis, fungsional, ringan, hemat dan efisien, sehingga
lahirlah karya-karya, atau gagasan perencana arsitektur sesuai keinginan masing-masing, apa itu style
manimalis, klasik, mediterania, natural dan sebagainya.

Langkah pertama yang kita lakukan ialah, mulailah dari mensurvey lahan tanah kemudian cobalah mensket
denah sesuai dengan selerah pemilik rumah sehingga kita bisa memulai mendesain rumah.

Untuk tata rungan terlebih dahulu kita harus mengetahui fungsi dan sifat dasar ruangan, na apa
definisinya??. . . . . . . . . TUTU TW. SUROWIYONO didalam bukunya “DASAR PERENCANAAN RUMAH
TINGGAL” menyebutkan bahwa di dalam ruang rumah dibagi atas 3 (tiga) kelompok berdasarkan fungsi dan
sifat yang sejenis yang selanjutnya disebut area :

Area pemukiman (living area)

Area peristirahatan (sleeping area)

Area pelayanan (service area)

Ketiga kelompok diatas dapat di bagi lagi dalam bentuk fungsi dan kegunaan masing-masing :

1. Area pemukiman (living area)


Ruang Tamu

Ruang makan

Ruang keluarga

uang belajar/kerja

2. Area peristirahatan (sleeping area)

- Kamar tidur

- Kamar mandi

Yang dimaksud dengan area peristirahatan adalah area yang digunakan untuk beristirahat penuh. Jadi, bukan
sekedar istirahat sejenak atau santai seperti fungsi ruang keluarga. Area peristirahatan terdiri dari kamar tidur
dan ruang-ruang pelengkap, misalnya kamar mandi/WC, ruang penyimpan barang pribadi.

3. Area pelayanan (service area)

- Ruang dapur

- Ruang penyimpanan (gudang)

- Ruang Garasi.

Setelah semua rincian diatas telah anda penuhi maka anda akan lebih muda untuk merancang rumah idaman
anda, disini kita menggunakan software Autocad, salah satu program desain gambar yang biasa dimanfaatkan
untuk mendesain rancangan bangunan. Aplikasi yang praktis, mudah, dan cepat ini, juga bisa berkolaborasi
dengan software 3D Max. Pada perkembangannya aplikasi Autocad dimanfaatkan pula oleh para pengembang
perumahan, tak terkecuali untuk mendesain rumah minimalis.

Pada tahapan selanjutnya pengaturan unit satuan, membuat layer baru, dinding, lantai, pintu, ornamen, jendela,
atap, dan carport. Nah, agar obyek tampak lebih nyata dan berdimensi ruang (3D), file gambar dari Autocad
dipindahkan pada aplikasi 3d Max untuk menambahkan material, kamera, pencahayaan, sehingga tampak lebih
nyata. Belajarlah untuk menambah wawasan anda dengan melihat desain – desain rumah yang ada, atau dari
buku – buku perencanaan rumah agar kita tidak jenuh untuk memulainya.

Dan sebagai tips sebelum anda mendesain rumah minimalis atau model rumah yang anda inginkan berikut
beberapa saran dari saya tentang perencanaan rumah minimalis :
1. Berikan sirkulasi udara yang baik ke dalam ruangan untuk mengurangi panas dan lembab, penyinaran matahari
langsung kedalam ruangan minimal satu jam dalam sehari untuk kesehatan, dan dapat dilengkapi dengan teritis
atap yang cukup untuk perlindungan bangunan terhadap panas matahari dan curah hujan.

2. Agar rumah lebih terkesan hidup buatlah pekarangan di muka rumah sebagai pertanaman yang diperlukan untuk
penghijauan, kesegaran, keindahan, dan keserasian rumah.

3. Perhatikan tentang keadaan lokasi tanah aman atau tidaknya dari banjir, sehingga kita dapat menentukan tinggi
lantai bangunan dari permukaan tanah.

4. Dalam menetapkan jumlah dan ukuran ruang terlebih dahulu diadakan inventarisasi seperti, jumlah anggota
keluarga, adat dan kebiasaan, hobi dan selera, ukuran tanah dan dana yang tersediah

5. Desainlah ruangan rumah yang mampu memberikan nilai tambah bagi kehidupan dan gaya hidup si pemiliknya
atau anda sendiri. Bagi yang suka baca, sebaiknya disediakan semacam ‘miniature library’ (perpustakaan
pribadi) dirumahnya, juga bagi yang ingin membuka kantor dirumah atau yang workaholic (berjiwa
entreprenueship, suka kerja lembur dirumah, kalangan profesional kreatif, dan sebagainya) bisa dibuatkan
ruangan kerja tersendiri dirumah, hal ini mampu memberikan nilai tambah (plus) tersendiri bagi si pemiliknya.

Bagaimanapun banyak lagi fitur rumah yang bisa ditambahkan kepada desain rumah kita, hingga terasa mampu
menampung banyak hal walaupun dengan lahan terbatas, jika didesain dengan cermat, akan menghasilkan
desain rumah yang bisa mengakomodasi berbagai kepentingan dan berbagai impian yang mungkin sebelumnya
tidak terpikir atau terencana.

Semoga artikel cara mendesain rumah minimalis ini bisa membantu anda dalam mendesain rumah idaman yang
sesuai dengan impian anda.
KONSEP MERANCANG RUMAH

A. LATAR BELAKANG

Rumah adalah sebuah tempat bernaung bagi perorangan maupun sekelompok manusia dan rumah menjadi kebutuhan dasar
bagi setiap manusia selain sandang dan pangan

Dalam arti umum, rumah adalah bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu.

Dalam arti khusus, rumah mengacu pada konsep-konsep sosial-kemasyarakatan yang terjalin di dalam bangunan tempat
tinggal, seperti keluarga, tempat bertumbuh, makan, tidur, beraktivitas, dll.

Sebagai bangunan, rumah berbentuk ruangan yang dibatasi oleh dinding dan atap, biasanya memiliki jalan masuk berupa
pintu, bisa berjendela ataupun tidak. Lantainya bisa berupa tanah, ubin, babut, keramik, atau bahan lainnya.

Sebagai suatu tempat untuk “pulang”,rumah haruslah menjadi tempat yang nyaman untuk semua penghunianya karena
setelah melakukan berbagai aktivitas di luar rumah misalnya seperti sekolah, bekerja, bepergian,dll tentunya kita
memerlukan tempat istirahat yang nyaman dan rumah yang baik harus memiliki suasana itu karena dengan suasana yang
nyaman dan tenang akan bisa mengembalikan ketentraman dan ketenangan dalam diri si penghuni.

Rumah yang nyaman tidak harus mewah karena rumah yang nyaman adalah rumah yang bisa memenuhi kebutuhan
kebutuhan penghuninya. Sekarang ini banyak rumah yang sering ditingal penghuninya karena kurang merasa nyaman berada
dirumah,itu artinya rumah tersebut belum bisa menjadi rumah yang nyaman bagi penghuninya karena penghuninya sering
keluar rumah untuk mencari tempat yang menurutnya nyaman.

Dalam hal ini saya akan memberikan sebuah konsep rumah tinggal yang nyaman dan bisa memenuhi kebutuhan
penghuninya. Sebuah konsep rumah type 60m2 di lahan seluas 150m2. Rumah seperti ini sangat cocok untuk sebuah
keluarga kecil karena rumah type 60 ini tergolong rumah yang tidak terlalu luas tetapi juga tidak terlalu kecil. Dengan
adanya konsep ini semoga benar benar bisa memberikan kenyamanan bagi penghuni rumah sehingga pepatah “rumahku
istanaku” bisa tercermin dalam konsep ini

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1) Maksud dari perencanaan rumah type 60 ini adalah memberikan konsep rancangan hunian rumah tinggal sebagai dasar
desain rumah yang nyaman yaitu rumah yang bisa menampung dan menyelaraskan aktivitas penghuninya dengan fungi
rumah tersebut

2) Tujuan dari konsep perancangan rumah type 60 ini adalah melatih ketrampilan merancang rumah tinggal dan
ketrampilan dalam konsep rancangan dan desain

C. KERANGKA PIKIR

Pembahasan proses perencanaan dan perancangan rumah tinggal ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu:

1. Pengumpulan Data

Dalam merencanakan dan merancang sebah bangunan dibutuhkan bemacam-macam data yang relevan. Data-data yang
dibutuhkan dibedakan menjadi:

a. Data Primer

Merupakan data pokok yang dijadikan bahan dasar dalam perencanaan dan perancangan rumah tinggal. Yaitu data dari
owner itu sendiri.

b. Data Sekunder

Merupakan data tambahan yang digunakan sebagai pendukung. Pada proses ini, pengumpulan data-data tersebut hal-hal
yang dilakukan adalah:
1. Survey

Metode survey bersifat kemandirian penulis yang bertujuan untuk mendapatkan data-data yang kami butuhkan di lapangan.

2. Studi Literatur

Pada proses ini, penulis mencoba mencari data melalui buku-buku referensi dan situs-situs internet yang terkait dengan judul
yang diajukan.

3. Studi Komparasi

Untuk lebih mendukung obyek pembahasan, penulis melalui studi banding dari obyek bangunan yang telah ada. Hal ini
dapat digunakan sebagai pembanding dari kasus yang diambil dari judul.

4. Analisa Data

Dalam proses perencanaan dan perancangan rumah tinggal ini, pada tahapan analisa akan dilakukan pengolahan data-data
yang telah terkumpul dan dikelompokkan berdasarkan pemrograman fungsional, performansi, dan arsitektural.

1. Analisa Fungsional bertujuan untuk mengidenifikasi penggunaan rumah tinggal, termasuk kegiatan pengguna,
kebutuhan dan aktivitas di dalam rumah tinggal tersebut.

2. Analisa Performansi membahas tentang persyaratan atau kriteria persyaratan dan program ruang dalam bangunan
rumah tinggal.

3. Analisa Arsitektural merupakan tahap penggabungan dari hasil identifikasi kedua hasil analisa sebelumnya
(fungsional dan performansi). Dalam proses ini akan menganalisa masalah massa, ruang, tampilan, pengolahan site, utilitas,
dan struktur bangunan yang menyatukan antara tuntutan kebutuhan pengguna dengan persyaratan yang ada.

5. Konsep Perencanaan dan Perancangan

Dari proses analisa dan sintesa arsitektural akan dihasilkan beberapa konsep yaitu konsep tampilan bangunan, konsep
utilitas, dan struktur bangunan.

D. PENYAJIAN DATA NON FISIK

Data yang dibutuhkan dikumpulkan melalui observasi (tinjauan langsung ke lokasi objek), ditambah dengan wawancara
sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan diperlukan. Selain itu juga menjadi bahan literatur yang menunjang teori-teori
tentag objek yang dibahas (studi literatur).

Data tersebut dibagi dan dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu data fisik dan non fisik.

1. Data fisik, meliputi lokasi site, ukuran site, denah peruangan, bentuk atau tampak bangunan, potongan, interior
atau eksterior, utilitas, struktur dan konstruksi, material bahan dan sebagainya.

2. Data non fisik, meliputi aktivitas user, jenis kelamin, pekerjaan, karekteristik, umur, latar belakang, religi, dan
sebagainya.

E. METODE PEMBAHASAN

Metoda deskriptif yang digunakan adalah analisa-sintesa yaitu metoda dengan cara mengidentifikasi aspek-aspek yang
berpengaruh kemudian melakukan pemilihan yang kemudian di analisa, sintesa serta mengambil keputusan terhadap suatu
konsep perancangan.

• Analisa

Menganalisa hasil identifikasi masalah dan mengkaitkannya kedalam faktor-faktor pembahasan dengan berpedoman pada
standart yang ada sehingga menghasilkan unsur-unsur yang berperan dalam menyusun program perancangan.
• Sintesa

Mensintesakan atau membuat satu kesimpulan tentang pemecahan masalah yang dapat digunakan sebagai pendekatan
konsep perencanaan rumah tinggal
Konsep Rumah Ramah Lingkungan
07.03 arsitek, konsep, rancangan, rumah, sistematika konsep No comments

Isu pemanasan global selalu mendapatkan perhatian khusus. Gerakan untuk menghemat energi gencar dilakukan, mulai hal-
hal kecil sampai saat membuat konsep untuk membangun rumah.Rumah tinggal selalu dijadikan tempat untuk berkumpul
dan beraktivitas bersama keluarga.

Mungkin sebagian dari Anda ada yang belum mengetahui bahwa rumah tinggal juga banyak menyerap energi bumi, malah
nomor dua terbesar setelah industri. Bila membicarakan konsep rumah yang ramah lingkungan, artinya Anda harus
mengetahui dulu seluk-beluk penggunaan materialnya serta semua aspek yang terkait. Misalkan rancangan arsitektur
bangunan, metodelogi membangun, material bangunan, efisiensi penggunaan air, dan life cycle and ecological living

Kalau Anda membangun rumah ramah lingkungan, berarti Anda juga telah ikut menjaga kelestarian lingkungan.Langkah
pertama yang bisa Anda lakukan untuk menciptakan rumah ramah lingkungan, yaitu dengan efisiensi pencahayaan, efisiensi
ruang, merencanakan bahan untuk bangunan dan penempatan ventilasi, merancang atap yang tepat agar memberikan kesan
dingin, material yang ramah lingkungan, pemanfaatan lahan hijau, dan yang terakhir adalah gaya hidup yang
hemat.rumah ramah lingkungan selalu memanfaatkan pencahayaan alami sinar matahari. Pencahayaan alami bisa dengan
membuat jendela besar, atau bisa juga menggunakan pencahayaan atas yang dibuat melalui lubang atap.

Desain rumah dapat dibuat lebih terbuka, kurangi penggunaan sekat, dan menggabungkan fungsi ruang. Menggabungkan
lebih dari satu fungsi dalam satu ruangan adalah pilihan baik dibandingkan harus memboroskan ruangan dengan
menggunakan sekat. Misalnya menggabungkan fungsi ruang tamu dengan ruang keluarga.Penggabungan fungsi ruang bakal
menciptakan kenyamanan dan memaksimalkan aktivitas keluarga Anda.

Bangunan ramah lingkungan dirancang dengan massa ruang, keterbukaan ruang, dan hubungan ruang bagian dalam dan luar.
Bagian teras bisa dibuat lebih lebar, gunakan model ventilasi bersilang, dan void yang berimbang.Langkah selanjutnya, pilih
material atap yang memiliki elemen pengantar panas yang kuat, dan bisa memantulkan panas dengan baik. Untuk bahan
atap, sebaiknya pilih bahan tanah atau keramik. Jangan lupa untuk menambahkan lembaran aluminium foil yang bisa
dipasang di bawah penutup atap. Penggunaan bahan ini bakal memberikan rasa nyaman dan hawa di dalamrumah bisa
semakin sejuk.Pendingin ruangan bukanlah satu-satunya solusi untuk membuat rumah terasa nyaman dan sejuk. Dengan
membangun rumah yang ramah lingkungan, melalui penggunaan material tertentu misalnya, kenyamanan bagi penghuni
juga bisa diciptakan.(Harian Seputar Indonesia)
DASAR – DASAR INSTALASI LISTRIK
Standarisasi dan Persyaratan

Tujuan standarisasi ialah mencapai keseragaman antara lain mengenai

1. Ukuran , bentuk dan mutu barang.


2. Cara menggambar dan cara kerja

Dengan makin rumitnya konstruksi dan makin meningkatnya jumlah dan jenis barang yang
dihasilkan, standarisasi menjadi suatu keharusan.

- Standarisasi juga mengurangi pekerjaan tangan maupun pekerjaan otak. Dengan tercapainya
standarisasi, mesin-mesin dn alat-alat dapat dipergunakan secara lebih baik dan lebih efisien,
sehingga dapat menurunkan harga pokok dan meningkatkan mutu.

- Standarisasi membatasi jumlah jenis bahan dan barang, sehingga mengurangi kemungkinan
terjadinya kesalahan.

Peraturan umum untuk instalasi cahaya dan tenaga.

1. Semua alat hubung dan perlangkapan pembagi pesawat listrik, motor listrik, hantaran dari
alat-alat harus memenuhi peraturan dan pemeriksaan yang berlaku untuk itu.
2. Hal tersebut di atas tidak berlaku untuk tegangan yang lebih dari pada yang ditetapkan.
3. Tegangan untuk instalasi penerangan arus bolak-balik tidak boleh lebih tinggi dari 300 volt
terhadap tanah.
4. Instalasi harus terdiri dari paling sedikit dua golongan. Terkecuali jika instalasi tersebut
tidak lebih dari 6 titik hubung. Tiap golongan tidak lebih dari 12 titik hubung, untuk
pemasangan yang baru tidak lebih dari 10 titik. Ketentuan di atas tidak berlaku untuk
penerangan reklame, pesta dan yang bersifat istimewa seperti pada toko.
5. Setiap golongan penerangan, pembagian arusnya harus sama rata pada bagian fasenya.

Instalasi Rumah Tinggal

Untuk pemasangan suatu instalasi listrik lebih dahulu harus dibuat gambar-gambar
rencananya berdasarkan denah bangunan, dimana instalasinya akan dipasang jika
spesifikasinya dan syarat-syarat pekerjaan yang diterima dari pihak bangunan / pemesan.
Harus diperhatikan spesifikasi dan syarat pekerjaan ini menguraikan syarat yang harus
dipenuhi pihak pemborong, antara lain mengenai pelaksanaannya material yang digunakan,
waktu penyerahannya dan sebagainya.
Gambar-gambarnya harus jelas, mudah dibaca dan dimengerti. Gambar denah bangunannya
biasanya disederhanakan. Dinding-dindingnya digambar dengan garis tunggal agar tipis,
saluran-saluran listriknya karena lebih penting maka digambar lebih tebal. Supaya gambarnya
rapi harus dipilih tebal garis yang tepat.

Menurut ayat 401B3, gambar-gambar yang diperlukan yaitu :

Gambar situasi, untuk menyatakan letak bangunan dimana sintalasinya akan dipasang, serta
rencana penyambungan dengan jaringan PLN.

A) Gambar Instalasinya meliputi :

- Rencana penempatan semua peralatan listrik yang akan dipasang dan sarana peralatan,
misalnya titik lampu, sakelar, kontak-kontak, perlengkapan hubung bagi.

- Rencana penyambungan peralatan listrik dengan alat pelayanannya misalnya antara lampu
dengan sakelarnya, motor dan pengasutnya dan sebagainya.

- Hubungan antara peralatan listrik dan sarana pelayanannya dengan perlengkapan hubung
bagi yang bersangkutan.

- Data teknis penting dari setiap peralatan listrik yang akan dipasang
perencanaan letak saklar,lampu dan stop kontak

B) Diagram instalasi garis tunggal meliputi :

- Diagram perlengkapan hubung bagi dengan keterangan mengenai ukuran/daya nominal


setiap komponen.

- Keterangan mengenai beban yang terpasang dan pembaginya.

- Ukuran dan jenis hantaran yang akan digunakan.

- System pentanahannya.
diagram garis tunggal

C) Gambar perincian atau keterangan yang diperlukan misalnya :

- Perkiraan ukuran fisik perlengkapan hubung bagi.

- Cara pemasangan alat-alat listriknya

- Cara pemasangan kabelnya.

- Cara kerja instalasi kontrolnya kalau ada.


Pengawasan dan tanggung jawab.

Pengawasan pemasangan instalasi listrik dan tanggung jawab pelaksana dan pelaksanaan
pekerjaan diatur dalam pasal 910 antara lain ditentukan sebagai berikut.

1. Setiap pemasangan listrik harus mendapat ijin dari instansi yang berwenang, umumnya
dari cabang PLN setempat.
2. Penaggung jawab pekerjaan instalasi harus seorang yang ahli berilmu pengetahuan dalam
pekerjaan instalasi listrik danmemiliki ijin dari instansi yang berwenang.
3. Pekerjaan pemasangan instalasi listrik harus diawasi oleh seorang pengawas yang ahli dan
berpengetahuan tentang listrik, menguasai pengaturan perlistrikan, berpengalaman dlaam
pemasangan instalasi listrik dan bertanggung jawab atas keselamatan para pekerjanya.
4. Pekerjaan pemasangan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh orang-orang yang
berpengalaman tentang listrik.
5. Pemasangan instalasi listrik yang selesai dikerjakan harus dilaporkan secara tertulis kepada
bagan pemeriksa (umumnya PLN setempat) untuk diperiksa dan diuji.
6. Setelah dinyatakan baik secara tertulis oleh bagan pemeriksa dan sebelum diserahkan
kepada pemilik, instalasinya harus dicoba dengan tegangan dan arus kerja penuh selama
waktu yang cukup lama, semua peralatan yang dipasang harus dicoba.
7. Perencana suatu instalasi listrik bertanggung jawab atas rencana yang telah dibuatnya.
8. Pelaksana pekerjaan instalasi listrik bertanggung jawab atas pekerjaannya selama batas
waktu tertentu. Jika terjadi suatu kecelakaan karena kesalahan pemasangan ia bertanggung
jawab atas kecelakaan tersebut.

Pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik meliputi :

1. Tanda-tanda.
2. Peralatan listrik yang dipasang.
3. Cara pemasangannya.
4. Polaritasnya.
5. Pentanahannya.
6. Tahanan isolasi.
7. Continuenitas rangkaian.
PENGELOMPOKAN AKTIVITAS RUANG DI DALAM
RUMAH TINGGAL

Dalam pembangunan rumah perlu adanya pembagian dalam masing-masing ruang, dengan tujuan
keguaan dan kebutuhan ruang dapat berfungsi dengan baik.

Ada tiga tiga pengelompokan aktivitas dalam perumahan antara lain:

1. Area Permukiman ( living Area )

Area ini merupakan kelompok ruang yang terdiri atas:

a. Ruang tamu, berfungsi sebagai tempat untuk menerima tamu. Ruang ini dapat pula menampung
fungsi-fungsi lain sesuai dengan kebutuhan aktivitas penghuni, misalnya untuk pertemuan atau
perjamuan. Biasanya ruang ini terletak pada area yang mudah di akses oleh tamu/orang luar. Pada
umumnya ruang tamu ini berada di bagian depan bangunan .

b. Ruang Makan, merupakan tempat untuk makan seluruh anggota keluarga. Sesuai dengan fungsinya ,
ruang ini sesbaiknya di letakkan berdekatan dengan area persiapan makanan ( dapur ). Biasanya saat
makan bersama maka sesluruh atau sebagian besar anggota keluarga berkumpul sehingga aktivitas ini
juga merupakan sarana interaksi antar anggota keluarga. Karenanya ruang makan sebaiknya
dapatmenampung dua aktifitas tersebut. Ruang makan ssbaiknya agar bersuasana santai namun dapat
meningkatkan keakraban.

c. Ruang Keluarga, merupakan tempat berkumpul dan berinteraksi antar anggota keliuarga. Di ruang
ini sering kali di lakukan aktivitas rekreas ( nonton televise, mendengarkan musik ,dll ) dan bersantai ,
ruang ini merupakan area semi publik dan di rencanakan dengan suasana akrab.

d. Ruang Belajar/rung kerja adalah bagian dari rumah yang di gunakan untuk aktivitas belajar atau
bekerja. Karenanya ruang ini harus di lengkapi dengan sarana yang di perlukan untuk belajar/bekerja.
Biasanya tatanan ruang ini cenderung formal dan membuutuhkan privatisasi yang sangat tinggi.

2. Area Peristirahatan ( sleeping area ), yang terdiri dari:

a. Ruang Tidur, merupakan ruang tempat beristirahat setalah seharian beraktivitas. Karenanya ruang
ini harus di rencanakan dengan perlengkapan istirahat dan suasana santai seerta tenang, agar penghuni
dapat beristirahat dengan yaman. Ruang ini harus di hindarkan dari kebisingan, polusi cukup sinar
mataharai dan memiliki sirkulasi udara yang lancer.
b. Kamar mandi merupak area untuk membersihkan diri.

3. Area Pelayanan (service area), yaitu kelompok ruang dengan fungsi-fungsi pelayanan bagi seluruh
aktifitas di dalam rumah, yaitu:

a. Dapur, merupakan ruang untuk mempersiapkan makanan,ruang ini harus di rencanakan dengan
material yang mudah di bersihkan, sehingga kebersiihan dan kesehatan selalu terjaga.pada ruang ini
dilakukan aktivitas memasak makanan yang sering menggunakan api atau listrik. Karenanya instalasi
yang di perlukan harus bekerja dengan baik. Sirkulasi udara di ruang ini harus di rencanakan dengan
baik agar asap yang timbul dari aktivitas memasak dapat secepat mungkin hilang.

b. Ruang Penyimpanan (Gudang), yang disediakan untuk menyimpan berbagi peralatan dan
perlengkapan rumah tangga, baik yang belum akan digunakan, maupun yang sudah tidak digunakan
lagi. Keberadan ruang penyimpanan pada sebuah rumah direncanakan dengan tujuan untuk menjaga
kebersihan dari barang-barang yang sudah tidak di butuhkan lagi, sehingga tidak menelan ruang-ruang
di dalam rumah.

c. Garasi, yaitu area untuk menyimpan kendaraan. Area ini perlu di pisahkan karena biasanya dekat
denngan debu dan polusi.

Idealnya sebuah rumah memang harus dapat memeenuhi kebutuhan aktivitas harian penghuninya.
Namun demikian bukan berarti bahwa semua ruang tersebut harus diadakan. Pada kasus-kasus
tertentu beberapa fungsi dapat di tamping sekaligus dalam satu ruan, misalnya ruang keluarga
sekaligus ruang tamu, yang sekaligus juga menampung aktivitas makan anggota keluarga. Penyediaan
ruang ini sangat di pengaruhi kondisi ekonomi pemilik rumah. Kelengkapan ruang-ruang pun
berfariasi dari yang sederhana, yang sekedar ada agar aktivitas yang di rencanakan dapat berlangsung,
hingga pada kelengkapan yang mewah sekalipun.

Secara arsitektural, besarnya ruang pada sebuah rumah harus memenuhi standar kebutuhan ruang
gerak bagi penghuni untuk melakukan aktivitas tertentu.Ruang gerak untuk aktivitas makan akan
berbeda dengan ruang gerak yang di butuhkan untuk melakuakan interaksi soisal. Selain itu, ukuran
ruang tersebut harus juga melihat kapasitas untuk daya tampung ruang yang direncanakan.kebutuhan
rung gerak untuk dua orang tentu berbeda dengan kebutuhan ruang untuk tiga orang.
PERUMAHAN

Kali kami akan membahas perumahn yang meliputi definisi perumahan dan aspek- aspek perancanaan
perumahan,

1. Definisi perumahan

Bila dikaji melalui pengertian yang tertuang dalam undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang
perumahan dan pemukiman, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian yang di lengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.

Bagi sebuah lingkungan perkotaan, kehadiran lingkungan perumahan sangatlah penting dan berarti
karena bagian terbesar pembentuk struktur ruang perkotaan adalah lingkungan pemukiman. Sehingga
baik buruknya system perkotaan di pengaruhi oleh baik- buruknya lingkungan permukiman.

Oleh karena itu perencanaan sebuah perumahan memegang peran yang sangat penting dalam
pengendalian laju pembangunan agar berdampak positif dan berkesenambungan. Perencanaan itu
harus dilakukan, dimulasi dari perencanaan rumah-rumah hingga perencanaan lingkungan
permukiman dasn ruang perkotaan, bahkan hingga scenario wilayahnya.

2. Aspek Perencanaan Perumahan

Untuk membuat sebuah perencanaan perumahan yang betul-betul dapat menjawab tuntutan
pembangunan perumahan dan permukiman maka perlu di pertimbangkan secara matang aspek-aspek
perencanaannya. Keberhasilan pembangunan perumahan sebagai bagian dari program pengembangan
nasional memang tidak lepas dari aspek-aspek perencaaan yang harus di penuhi. Implementasinya
atau pengaruhnya pada hasil yang meliputi pengembangan konsep pembangunan perumahan dan
pemukiman maupun [pembangunan fisik perumahan dan permukiman yang selanjutnya di
oimplementasikan oleh pemerintahdalam bentuk kegiatan, program, dan proyek pembangunan
perumahan dan permukiman.
Dengan memperhatikan aspek-aspek perencanaan sepanjang pembangunannya, di harapkan baik arah
maupun laju pembangunan perumahan akan dapat mencapai suatu kondisi dimana jumlah dan
kualitasnya sesai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Karena perumahan dan permukiman
berfungsi sebagai wadah pengembangan sumber daya manusia serta sebagai tata cara dari kehidupan
social yang tertib maka di dalam merencanakan perumahan harus mempertimbangkan aspek-aspek
yang mendasari perencanaan perumahan tersebut.

Antara lain:

1. Lingkungan

Hal utama yang harus di pertimbangkan dalam perencanaan perumahan adalah menejemen
lingkungan yang baik dan terarah, karena lingkungan suatu perumahan merupakan factor yang sangat
menentukan yang keberadaannya tidak boleh di abaikan. Hal tersebut dapat terjadi karena baik
buruknya kondisi lingkungan akan berdampak terhadap penghuni perumahan.

Gambar perumahan bertipe kecil yang di tunjang dengan desain dan penataan lingkungan yang bagus
dan tertata sehingga berkesan luas dan nyaman.

Pertimbangan terhadap faktor-faktor lingkungan dalam perencanaan lingkungan perumahan mutlak di


perlukan, karena pada hakikatnya proses tembentukannya lingkungan perumahan merupakan
akumulasi dari unit-unit rumah sebagai pembentuk perumahan di perlukan juga perencanaan terhadap
lingkungan perumahan tersebut, terkait secara mikro ( perencanaan secara detail terhadap unit-unit
rumah ) serta makro ( perencanaan dan pencermatan terhadap lingkungan dimana perumahan tersebut
berada ).

2. Daya beli

Perencanaan bangunan di harapkan dapat mendukung tercapainya tujuan pembangunan yang telah di
canangkan sesuai dengan programnya. Di dalam perencanaan perumahan selalu di pikirkan
kesesuaian antara ukuran bangunan, kebutuhan ruang, konstruksi bangunan maupun bahan bangunan
yang digunakan yang digunakan dengan jangkauan pelayanannya. Hal ini perlu di antisipasi
mengingat kemampuan rata-rata ( kemampuan daya beli ) masyarakat pada wilayah satu dengan yang
lainnya tidak sama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli masyarakat antara lain:

a. Pendapatan perkapita sebagian besar masyarakat yang masih relative rendah ( di bawah standar )

b. Tingkat pendidikan sebagaian besar masyarakat, terutama di daerah pedesaan, masih relative rendah.

c. Pembangaunan yang belum merata pada berbagai daerah sehingga memicu timbuknya kesenjangan
social dan ekonomi yang berdampak terhadap persaingan antara golongan yang berpenghasilan tinggi
dengan masyarakat yang berpenghasilan rendah , seolah- olah fasilitas dan kemajuan pembangunan
haya dapat di nikmati olehn kalangan yang berpenghasilan tinggi saja.

d. Situasi politik dan keamanan yang cenderung tidak stabil sehingga mempengaruhi minat dan daya
masyarakat untuk berinfestasi dan mengembangkan modal.

e. Inflasi yang tinggi yang menyebabkan naiknya hartga bahan bangunan, yang berdampak dengan
melambungnya harga rumah, baik untuk katagori rumah sederhana , menengah maupun mewah

Gambar perumahan menengah atas yang tidak terjangkau oleh masyarakat bawah.

Elemen Permukaan

Permukiman terbentuk dari kesatuan isi dan wadahnya. Kesatuan antara manusia sebagai
penghuni ( isi ) dengan lingkungan hunian ( wadah ) akan membentuk suatu komonitas yang secara
bersamaan dapat membentuk suatu pemukiman yang mempunyai dimensi yang sangat luas, dimana
batas dari permukiman biasanya berupa batasan geografis yang ada di permukaan bumi, misalnya
suatu wilayah atau benua yang terpisah karena lautan.

Sepanjang perjalanan hidup, manusia selalu menyesuaikan diri dengan berbagai halangan yang di
temui. Oleh karena itu manusia selalu berubah dan berkembang, menciptakan berbagai bentuk fungsi
yang merupakan dimensi ketiga dalam kehidupan manusia. Karena untuk menciptakan fungsi itu
membutuhkan waktu, maka sebenarnya dalam suatu lingkungan permukiman manusia membutuhkan
empat dimensi untuk dapat melangsungkan kehidupan.

1. Alam

a. Geologi

Geologi merupakan kondisi batuan dimana permukiman tersebut berada.sifat dan karakter geologi
suatu pemukiman ( wilayah ) akan berbeda dengan pemukiman yang lain. Perbedaan tersebut antara
lain di sebabkan oleh adanya kondisi dan letak georafis yang berbeda. Misalnya wilayah pegunungan
dengan daerah di tepi pantai akan mempunyai kondisi geologi yang berbeda.

b. Topografi

Topografi merupakan kemiringan suatu wilayah yang juga di tentukan oleh letak dan kondisi
geogrofis suatu wilayah.kemiringan permukaan suatu wilayah permukiman dengan wilayah
permukiman yang lain pasti berbeda. Sebagai contoh, tepogrofi suatu lereng pegunungan akan miring
relative terjal, akan tetapi pada daerah selain pegunungan maka topografinya cenderung datar.

c. Tanah

Tanah merupakan media untuk meletakkan bangunan ( rumah )dan menanam tanaman yang
bermanfaat yang dapat digunakan untuk menopang kehidupan.

Pendirian perumahan sesuai dengan peruntukannya, kemudian pembagian peruntukannya juga harus
di sesuaikan dengan peraturan kelembagaan yang berlaku ( misalnya perbandingan daerah terbangun
dan wilayah terbuka sebesar 40% di banding 60% dan sebagainya, agar kelestarian lingkungan tetap
terjaga sepanjang masa.

d. Air

Air merupakan sumber kehidupan yang pokok dan fital sepanjang kehidupan masih berlangsung, baik
untuk manusia maupun mahluk hidup yang lain.

2. Manusia

Di dalam suatu wilayah permukiman, manusia manusia merupakan pelaku utama kehidupan, di
samping mahluk hidup lain seperti hewan,tumbuhan dan lainnya. Sebagai mahluk yang paling
sempurna, dalam kehidupannya manusia membutuhkan berbagai hal yang dapat menunjang
kelangsungan hidupnya, baik itu kebutuhan biologis ( ruang, udara, temperature dan lain-lain ),
perasaan dan presepsi, kebutuhan emosional, serta kebutuhan akan nilai-nilai moral.

3. Masyarakat

Masyarakat merupakan kesatuan sekelompok orang ( keluarga ) dalam suatu permukiman yang
membentuk suatu komonitas tertentu. Hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang terjadi di
dalam masyarakat yang mendiami suatu wilayah permukiman adalah sebagai berikut:
a. Kepadatan dan komposisi penduduk.

b. Kelompok social

c. Adat dan kebudayaan.

d. Pengembangan ekonomi

e. Pendidikan

f. Kesehatan

g. Hokum dan administrasi

4. Bangunan /Rumah

Bangunan ( rumah ) merupakan wadah bagi manusia ( keluarga ).

Pada prinsipnya bangunan yang dapat digunakan sepanjang operasional kehidupan manusia bias di
katagorikan sesuai dengan fungsi masing-masing, yaitu:

a. Rumah pelayanan masyarakat ( sekolah, rumah sakit,dll )

b. Fasilitas rekreasi ( fasilitas hiburan )

c. Pusat perbelanjaan ( perdagangan ) dan pemerintahan

d. Industry

e. Pusat transportasi

5. Networks

Networks merupakan sistem buatan maupun alam yang menyediakan fasilitas untuk operasional suatu
wilayah permukiman. Untuk sistem buatan, tingkat pemenuhannya bersifat relatif, dimana antara
wilayah permukiman yang satu dengan yang lain tidak harus sama. Sebagai contoh, untuk daerah
pegunungan akan berbeda dengan daerah perkantoran dalam hal pemenuhan air bersih.di daerah
pegunungan air bersih dapat dengan mudah diperoleh sehingga tidak membutuhkan jaringan air
bersih. Di wilayah perkotaan, jaringan air bersih mutlak di perlukan karena air dari sumur biasanya
sudah tercemar dengan limbah, baik industry maupun rumah tangga.

Sistem buatan yang keberadaan di perlukan di dalam suatu wilayah, antara lain:
a. Sistem jaringan air bersih

b. Sistem jaringan listrik

c. Sistem transportasi

d. Sistem komunikasi

e. Drainase dan air kotor

f. Tata letak fisik


Panduan Dasar Merancang Denah Rumah

Rumah Minimalis – Konsep minimalis pada sebuah hunian kini


menjadi fovorit banyak orang, khususnya bagi pasangan muda yang hendak membangun ataupun
membeli sebuah hunian. Dimana minimalis mengacu pada sebuah. Pada umumnya tahapan dalam
membangun rumah minimalis ataupun jenis lainnya berawal daru konsep yang kemudian
dituangkan dalam sebuah denah rumah minimalis modern.

Berikut ini langkah-langkah membuat denah rumah minimalis modern yang bisa anda coba :

Pertama, cobalah dalam sebelum membuat denah rumah minimalis modern anda merinci
kepentingan-kepentingan berupa daftar seperti jumlah kamar yang diinginkan dan tentunya
disesuaikan dengan luas tanah, dan model rumah yang anda inginkan dan berapa lantai yang
hendak anda bangun.

Proses kedua yaitu penentuan dan penataan posisi masing kamar. Tuk itu, anda bisa
melakukannya dgn menggambar diagram bubble agar anda dapat menentukan ruangan mana yg
harus terletak berdekatan. Lalu apa itu diagram bubble? Diagram ini sebenarnya hanyalah daftar
ruangan dan garis yg menghubungkan masing-masing ruangan tersebut. Dgn diagram ini, anda
juga bisa melihat hubungan antara masing-masing ruang yg ada di rumah anda. Hal ini juga
penting tuk membantu anda membuat desain lantai rumah anda.

Setelah anda bisa melihat hubungan dari masing-masing ruang tersebut, anda sekarang bisa
menentukan ukurannya. Sekarang, gambarlah dgn menggunakan skala tertentu. Dgn gambar ini,
anda bisa melihat bagaimana bentuk rumah anda nantinya. Selain itu, gambar ini juga berfungsi
sebagai landasan bagaimana rumah anda akan dibangun.

Terakhir, sering-sering membaca referensi tentang membangun denah rumah minimalis modern
baik dengan membaca artikel, majalah, buku tentang rumah atapun melihat berbagai rumah unik
yang mungkin bisa menjadi inspirasi anda. Selamat mencoba.

Anda mungkin juga menyukai