Anda di halaman 1dari 6

RENCANA STRATEGIS MERAIH CITA-CITA PASCA SMA

“TEKUN DAN FOKUS MERAIH CITA-CITA”

Esai disusun untuk memenuhi tugas Pengenalan Budaya Akademik dan


Kemahasiswaan (PBAK) FKIK 2018

Oleh:
Farah Dita Anggraini

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN (FKIK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
Semua orang punya cita-cita, sedari dini kita sudah diajarkan untuk memiliki
cita-cita setinggi langit. Rata-rata cita-cita anak Indonesia adalah menjadi seorang
dokter, polisi, pilot dan sebagainya hal ini dipengaruhi oleh keterbatasan pengetahuan
sang Anak mengenai bidang pekerjaan yang ada dan tontonan serta apa yang didengar
oleh sang Anak juga ikut berpengaruh.
Namun seiring berjalannya waktu, cita-cita juga bisa berubah karena berbagai
macam faktor. Saat kita sudah memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi,
kita seolah tersadar dan baru merancang kehidupan kita selanjutnya. Mau jadi apa
setelah tamat SMA? Kuliah atau kerja? Dan banyak lagi. Kita akan mengalami dilema
hebat dan terlalu banyak berpikir tanpa disadari kita belum memiliki rencana apapun
mengenai hidup pasca SMA. Seolah tertampar realita kita juga baru menyadari bahwa
untuk menggapai cita-cita tersebut dibutuhkan usaha, rencana dan dukungan dari
berbagai pihak. Terkadang keteguhan hati dan mempunyai mental yang kuat
dibutuhkan dalam proses mewujudkan cita-cita, karena terkadang pasti ada saja orang
yang meremehkan dan membuat kita menjadi down.
Cita-cita bisa kita jadikan tujuan atau fokus kita selanjutnya setelah
menamatkan pendidikan kita di SMA. Cita-cita dan keinginan itu harus kita
gantungkan pada diri sendiri jangan digantungkan pada orang lain. Apabila sudah
mempunyai cita-cita, kita bisa mulai membuat rencana untuk menggapainya.
Contohnya A berkeinginan untuk menjadi seorang dokter maka setelah tamat dari
SMA, A harus melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi dan masuk Fakultas
Kedokteran. Langkah tersebut terlihat sepeleh namun hal tersebut bisa dijadikan
motivasi untuk A agar menjadi mahasiswa/i Fakultas Kedokteran. Selanjutnya kita
berusaha seperti tekun belajar, meraih prestasi baik akademik maupun non akademik
yang akan menunjang dan membantu kita dalam meraih cita-cita.
Tapi terkadang dalam proses mewujudkan cita-cita kebanyakan dari kita masih
bermalas-malasan dan bersantai, seolah-olah waktu 3 tahun di SMA sangat panjang
dan harus benar benar dinikmati terlebih dahulu. Pikiran itulah yang membuat kita bisa
gagal dalam meraih cita-cita karena kita terlalu santai dan tidak terasa kita kehabisan
waktu. Seperti contoh di atas, A ingin menjadi seorang dokter begitupula B. Untuk
mewujudkan cita-cita nya si A tekun belajar, dan meningkatkan prestasi akademik
maupun non akademiknya. A menyadari bahwa untuk menggapai impiannya, ia harus
berjuang. Sedangkan B masih bermimpi untuk menjadi seorang dokter tanpa ada usaha
yang serius. Ibaratnya B seperti bermimpi di siang bolong mengharapkan “kesuksesan”
jatuh begitu saja. Hasilnya? Tentu saja Tuhan yang menentukan. Bisa saja si B lulus
dan menjadi mahasiswa/i Fakultas Kedokteran karena dia sebenarnya seorang yang
jenius. Tetapi, bisa dikatakan kasus tersebut sangat langka. Seseorang yang tidak
memiliki persiapan ataupun usaha sedikit pun biasanya akan mengalami kegagalan
begitu pula orang yang berusaha juga bisa gagal. A bisa saja gagal dalam tes pertama
untuk masuk perguruan tinggi, namun A mencoba tes kedua dan bisa masuk Perguruan
Tinggi. Jadi selain berusaha, kita juga harus berdoa dan bertawakkal serta intropeksi
diri mengapa kita masih gagal? Mungkin usaha kita belum cukup atau Tuhan
mempunyai rencana lain. Tapi yang terpenting adalah kita tidak menyerah akan cita-
cita kita. Jika kita menginginkan sesuatu yang belum pernah kita miliki sebelumnya,
kita harus melakukan sesuatu yang belum pernah kita lakukan untuk mencapainya.
Perjuangan untuk menjadi seorang mahasiswa di Perguruan Tinggi merupakan
gerbang awal dalam meraih cita-cita. Pada saat kita sudah menentukan tujuan atau cita-
cita, pada jenjang ini kita harus membuat tujuan tersebut lebih spesifik. Misalnya
tujuan jangka panjang adalah setelah lulus kuliah ingin menjadi seorang yang sukses.
Seseorang yang sukses memiliki banyak definisi lagi, maka harus lebih di spesifikkan
lagi menjadi seorang yang sukses dengan gaji 20 juta perbulan dan lainnya. Begitu pula
dengan tujuan jangka pendek kita. Misalnya setelah diterima menjadi mahasiswa di
salah satu Perguruan Tinggi bisa lancar berbahasa arab. Kemudian tujuan-tujuan ini
dijabarkan lebih spesifik lagi, contohnya ingin belajar bahasa Arab kita harus
mengetahui dimana letak kelemahan kita misalnya lemah dalam struktur bahasa. Maka
kita bisa memprioritaskan untuk belajar struktur bahasa dibandingkan yang lainnya.
Setelah kita membuat tujuan menjadi lebih spesifik maka tolak ukur pencapaian
dibutuhkan, agar rencana yang dibuat menjadi semakin jelas. Contohnya lamanya
proses kuliah 4 tahun dan menjadi lulusan terbaik. Dengan dibuatnya indikator kita
bisa mengetahui sejauh mana kita sudah mencapai tujuan tersebut. Apabila semua
sudah terarah dan jelas, kita harus konsisten menjalankan rencana-rencana tersebut.
Bentuk aktivitas tersebut terlihat sepele tapi justru menjadi kunci utama untuk
keberhasilan rencana yang telah kita susun dalam mewujudkan cita-cita.
Walaupun dalam proses mewujudkannya pasti ada halangan dan rintangan, dan
disaat kita ingin mundur dari rencana tersebut kita harus mengingat perjuangan kita
dahulu dan alasan mengapa kita memulai semua ini. Senantiasa minta doa restu orang
tua dan dukungan dari berbagai pihak untuk menguatkan kita dalam mewujudkan cita-
cita dan menjadi orang yang sukses di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

1. Amanah AN. Rencana strategis meraih cita-cita pasca sma: kesuksesan bukan
simsalabim. 2015. 2p.
2. Sritopia. Strategi untuk mencapai cita-cita impian. 2016. 1p.
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Farah Dita Anggraini
NIM : 11181330000001
Fakultas : Fakultas Kedokteran

dengan ini menyatakan bahwa judul esai:

Rencana Strategis Meraih Cita-cita Pasca SMA: Tekun dan Fokus Meraih Cita-cita

benar bebas dari plagiat, dan apabila pernyataan ini terbukti tidak benar maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Palembang, 4 Agustus 2018


Yang membuat pernyataan,

( Farah Dita Anggraini)

Anda mungkin juga menyukai