PENDAHULUAN
neuron. Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang
bertumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada
umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat
dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler primer.3
Serangan kejang sebagai gejala perunahan kepekaan neuron dihubungkan
dengan kompesi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Bebrapa
tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga
memperberat ganggguan neurologist fokal.
Peningkatan tekanan intrakranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor :
bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor, dan
perubahan sirkulasi cairan serebrospinal.
Beberapa tumor dapat menyebabkan perdarahan.Obstruksi vena dan edema
yang disebabkan oleh kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan
kenaikan volume intracranial dan meningkatkan tekanan intracranial. Obstruksi
sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel lateral ke ruangan subaraknoid
o Kemoterapi
Peranan kemoterapi tunggal untuk tumor ganas otak masih belum
mempunyai nilai keberhasilan yang bermakna sekali. Saat ini yang
menjadi titik pusat perhatian modalitas terapi ini adalah tumor-
tumor otak jenis astrositoma (Grade III dan IV) glioblastoma dan
astrositoma anaplastik beserta variannya. Ada beberapa obat
kemoterapi untuk tumor ganas otak yang saat ini beredar di
kalangan medis yaitu: HU (hidroksiurea), 5-FU (5-Fluorourasil),
PCV (prokarbazin, CCNU, Vincristine), Nitrous Urea (PCNU,
BCNU/Karmustin, CCNU/lomustin, MTX (metotrksat), DAG
(dianhidrogalaktitol) dan sebagainya. Potensi kemoterapi pada
susunan saraf di samping didasarkan oleh farmakologi sendiri juga
perlu dipertimbangkan aspek farmakokinetiknya (transportasi obat
mencapai target) mengingat adanya sawar darah otak. Pemberian
kemoterapi dapat dilakukan melalui intra-arterial (infuse, perfusi),
melalui intratekal/intraventrikuler (punksi lumbal, punksi sisterna,
via pudentz/omyama reservoir); atau intra tumoral.6
o Immunoterapi
Yang mendasari modalitas terapi ini adalah anggapan bahwa
tumbuhnya suatu tumor disebabkan oleh adanya gangguan fungsi
immunologi tubuh sehingga diharapkan dengan melakukan restorasi
sistem imun dapat menekan dapat menekan pertumbuhan tumor.
2.12. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat kita temukan pada pasien yang menderita
b. Gangguan kognitif
Nama : Tn. A R
Tanggal Lahir : 01-07-1965 (53 tahun)
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Badean- Bangsalsari, Jember
Pekerjaan : Kuli Bangunan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Status : Menikah
No. Rekam Medis : 230197
Tgl. Masuk RS : 22 Mei 2019
3.2 Anamnesis
Keluhan Utama: Penurunan Kesadaran
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD RSDS karena mengalami penurunan kesadaran sejak
tadi siang. Tidak ada demam dan sempat muntah 5 kali dalam sehari.
Riwayat operasi tumor otak di RSDS bulan November 2018. Kepala
membengkak lagi sejak bulan maret 2019. Direncanakan untuk operasi
ulang. Pasien menyadari ada benjolan di kepala sekitar bulan Februari
2018, sejak munculnya benjolan pasien merasakan sering sakit kepala,
sering lupa ingatan dan beberapa kali sempat mual dan muntah. Pasien
susah mengendalikan emosinya dan sering gelisah. Pada bulan November
2018, Pasien mengalami penurunan kesadaran dan kemudian dibawa ke
IGD RSDS untuk pertama kalinya dan kemudian didiagnosis tumor otak.
Pasien direncanakan untuk operasi untuk pertama kalinya tanggal 8
Oktober 2018. Setelah dioperasi, keadaan umum pasien membaik, pasien
dapat beraktivitas dengan baik setelah itu. 3 bulan yang lalu pasien
mengeluh muncul benjolan kembali pada kepala dan mengalami kelemahan
pada bagian tubuh sisi kanan dan kembali mengalami pusing, mual dan
muntah. Pasien datang ke IGD untuk yang kedua kalinya pada tanggal 21
Mei 2019 dengan keluhan utama penurunan kesadaran. Pasien juga
mengalami pusing, mual muntah sehari 5 kali. Pasien kemudian MRS dan
pada hari tersebut pasien mulai susah berbicara maupun mengungkapkan
maksud dengan kata-kata, namun masih dapat mengikuti perintah. Pasien
dilakukan operasi untuk yang kedua kalinya pada tanggal 23 mei Mei 2019.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami kejadian dan keluhan serupa.
Riwayat hipertensi dan Diabetes Mellitus disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada keluarga dengan riwayat penyakit yang sama dan riwayat hipertensi
dan Diabetes Mellitus di keluarga disangkal.
Riwayat Pengobatan:
Riwayat operasi tumor otak 26 november 2018 dengan hasil PA
oligodendroglioma (WHO grade II)
Status Generalis:
Kepala : skull defect (+) , massa (+) regio temporal sinistra
Mata : Sklera tidak didapatkan ikterus
Konjungtiva tidak didapatkan anemis
Telinga : didapatkan darah dari lubang telinga kanan, perdarahan aktif (-)
Hidung : tidak didapatkan sekret dan darah, tidak didapatkan pernafasan
cuping hidung
Mulut : tidak didapatkan perdarahan, tidak sianosis
Thorax :
Cor : iktus cordis tidak tampak dan teraba di ICS V MCL Sinistra, batas
jantung tidak melebar, S1S2 tunggal e/g/m = -/-/-
Pulmo : Gerak dada simetris, ketertinggalan gerak -/-, sonor +/+, Vesikuler
+/+, Rhonki -/- , Wheezing -/-
Abdomen :
Inspeksi : flat
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, pekak hepar (+) normal, hepatosplenomegali (-)
Palpasi : soepel, nyeri tekan (-), massa (-)
Extremitas : Akral Hangat di keempat ekstremitas
Edema tidak didapatkan di keempat ekstremitas
Status Neurologis :
GCS : 3-2-5
N II dan III : Pupil bulat anisokor, RC +/+, Ø 2 mm/4 mm
Motorik : kesan lateralisasi (+) dextra
Sensorik : respon to pain (+)
Otonom : BAK (+), BAB (-)
Kesan: GBM lobus temporalis kiri mendesak sulci gyri dan ventrikel lateralis di
dekatnya dan menyebabkan defiasi midline shift ke kanan sejauh 0,8 cm.
Bulging Hemisfer serebri kiri isertai ensephalomalasia disekitarnya setinggi 2,5 cm
melalui defek post craniostomy os temporo parietal kiri uk. +- 9cm
Sinusiti maxilaris bilateral.
CT Scan (21 Mei 2019)
3.8 Prognosis
Ad Vitam : Dubia Ad bonam
Ad Functionam : Dubia
Ad Sanationam : Dubia
3.9 Follow Up (24-05-2019)/06.00/H3MRS/H1 Post OP / ICU
(23-05-2019)/06.00/H2MRS/R. Gardena S) penurunan kesadaran
S) pasien sadar, kesulitan dalam berbicara O) KU : lemah
O) TD : 100/68 mmHg HR : 58 x/m
KU : sedang TD : 142/80 mmHg RR : 14 x/m Tax : 36 0C
HR : 88 x/m RR : 21 x/m Kepala/Leher : a/i/c/d : -/-/-/-
0
Tax : 36,6 C Thorax :Cor : S1S2 tunggal e/g/m = -/-/-
Kepala/Leher : a/i/c/d : -/-/-/- Pulmo : simetris, sonor +/+, Vesikuler +/+, Rh -/- , Wheezing -/-
Thorax :Cor : S1S2 tunggal e/g/m = -/-/- Abdomen : flat, bising usus (+) normal, timpani, soepel, nyeri tekan (-)
Pulmo : simetris, sonor +/+, Ves +/+, Rh -/- , Wh-/- Extremitas : Akral Hangat di keempat ekstremitas
Abdomen : flat, BU (+) normal, timpani, soepel, nyeri tekan (-) Edema tidak didapatkan di keempat ekstremitas
Extremitas : Akral Hangat di keempat ekstremitas Status Neurologis :
Edema tidak didapatkan di keempat ekstremitas GCS : 2-x-4
Status Neurologis : N II dan III : Pupil bulat anisokor, RC +/+, Ø 2 mm/4 mm
GCS : 4-2-5 Motorik : kesan lateralisasi (+) Sensorik : respon to pain (+)
N II dan III : Pupil bulat anisokor, RC +/+, Ø 2 mm/4 mm Otonom : BAK (+), BAB (-)
Motorik : kesan lateralisasi (+) A) post eksisi tumor cerebri H1
Sensorik : respon to pain (+) P) PZ 1500 cc/24 jam
Otonom : BAK (+), BAB (-) Ceftriaxone 2x1
A) tumor cerebri Antrain 3x1
P) pro eksisi tumor cerebri Ranitidin 2x50 mg
Dexametasone 3x1 amp
Kalnex 3x500mg
Kutoin 3x100mg
(25-05-2019)/06.00/H4MRS/H2 Post OP / ICU (26-05-2019)/06.00/H5MRS/H3 Post OP / ICU
S) penurunan kesadaran S) penurunan kesadaran
O) KU : lemah O) KU : lemah
TD : 100/68 mmHg HR : 58 x/m TD : 130/68 mmHg HR : 82 x/m
RR : 14 x/m Tax : 36 0C RR : 14 x/m Tax : 36 0C
Kepala/Leher : a/i/c/d : -/-/-/- Kepala/Leher : a/i/c/d : -/-/-/-
Thorax :Cor : S1S2 tunggal e/g/m = -/-/- Thorax :Cor : S1S2 tunggal e/g/m = -/-/-
Pulmo : simetris, sonor +/+, Ves +/+, Rh -/- , Wh -/- Pulmo : simetris, sonor +/+, Ves +/+, Rh-/- , Wheezing -/-
Abdomen : flat, BU (+) N, timpani, soepel, nyeri tekan (-) Abdomen : flat, BU (+) normal, timpani, soepel, nyeri tekan (-)
Extremitas : Akral Hangat di keempat ekstremitas Extremitas : Akral Hangat di keempat ekstremitas
Edema tidak didapatkan di keempat ekstremitas Edema tidak didapatkan di keempat ekstremitas
Status Neurologis : Status Neurologis :
GCS : 2-x-4 GCS : 3-x-5
N II dan III : Pupil bulat anisokor, RC +/+, Ø 2 mm/4 mm N II dan III : Pupil bulat isokor, RC +/+, Ø 3 mm/3 mm
Motorik : kesan lateralisasi (+) Sensorik : respon to pain (+) Motorik : kesan lateralisasi (+) Sensorik : respon to pain (+)
Otonom : BAK (+), BAB (-) Otonom : BAK (+), BAB (-)
A) post eksisi tumor cerebri H2 A) post eksisi tumor cerebri H3
P) PZ 1500 cc/24 jam P) PZ 1500 cc/24 jam
Ceftriaxone 2x1 Antrain 3x1 Ceftriaxone 2x1 Antrain 3x1
Ranitidin 2x50 mg Dexametasone 3x1 amp Ranitidin 2x50 mg Dexametasone 3x1 amp
Kalnex 3x500mg Kutoin 3x100mg Kalnex 3x500mg Kutoin 3x100mg
(27-05-2019)/06.00/H6MRS/H4 Post OP / ICU (27-05-2019)/06.00/H6MRS/H4 Post OP / ICU
S) penurunan kesadaran S) kesadaran membaik
O) KU : lemah O) KU : lemah
TD : 125/70 mmHg HR : 83 x/m TD : 130/80 mmHg HR : 80 x/m
RR : 16 x/m Tax : 36 0C RR : 20 x/m Tax : 36 0C
Kepala/Leher : a/i/c/d : -/-/-/- Kepala/Leher : a/i/c/d : -/-/-/-
Thorax :Cor : S1S2 tunggal e/g/m = -/-/- Thorax :Cor : S1S2 tunggal e/g/m = -/-/-
Pulmo : simetris, sonor +/+, Ves +/+, Rh -/- , Wh -/- Pulmo : simetris, sonor +/+, Ves +/+, Rh -/- , Wh -/-
Abdomen : flat, BU (+) normal, timpani, soepel, nyeri tekan (-) Abdomen : flat, BU (+) normal, timpani, soepel, nyeri tekan (-)
Extremitas : Akral Hangat di keempat ekstremitas Extremitas : Akral Hangat di keempat ekstremitas
Edema tidak didapatkan di keempat ekstremitas Edema tidak didapatkan di keempat ekstremitas
Status Neurologis : Status Neurologis :
GCS : 3-x-5 GCS : 4-2-6
N II dan III : Pupil bulat isokor, RC +/+, Ø 3 mm/3 mm N II dan III : Pupil bulat anisokor, RC +/+, Ø 2 mm/4 mm
Motorik : kesan lateralisasi (+) Sensorik : respon to pain (+) Motorik : kesan lateralisasi (+) Sensorik : respon to pain (+)
Otonom : BAK (+), BAB (-) Otonom : BAK (+), BAB (-)
A) post eksisi tumor cerebri H4 A) post eksisi tumor cerebri H5
P) PZ 1500 cc/24 jam P) inf Aminofluid 500cc + Clinimix 500cc
Cefixime 2x100 mg Asam mefenamat 3x500 mg Ranitidin 2x1 mg Cefixime 2x100mg
Ranitidin 2x1 mg Kutoin 3x100 mg Antrain 3x1 Dexametason 2x1
Sonde susu 6x100 Metoclopramide 3x2
Sonde susu 6x10
DAFTAR PUSTAKA
2. Harsono, Tumor Otak dalam Buku Ajar Neurologi Klinis edisi I, Gajah
Mada University Press, Yogyakarta, 1999 : 201 – 207
3. Mahar, M., Proses Neoplasmatik di Susunan Saraf dalam Neurologi
Klinis Dasar edisi 5, Dian Rakyat, Jakarta, 2000 : 390 – 402
4. Uddin,Jurnalis. Kerangka Umum Anatomi Susunan Saraf dalam
Anatomi susunan saraf manusia. Langgeng sejati. Jakarta; 2001: 3-13
5. Price,Sylvia A. 2005. Tumor Sistem Saraf Pusat dalam Patofisiolosi
edisi 6. EGC. Jakarta.
6. Farina Hanif1, Kanza Muzaffar, Kahkashan Perveen, Saima M Malhi,
Shabana U Simjee. 2017. Glioblastoma Multiforme: A Review of its
Epidemiology and Pathogenesis through Clinical Presentation and
Treatment. Asian Pacific Journal of Cancer Prevention, Vol 18.
7. Elif Ozdemir-Kaynak1, Amina A. Qutub and Ozlem Yesil-Celiktas.
2018. Advances in Glioblastoma Multiforme Treatment: New Models
for Nanoparticle Therapy. Fronties of physiology.
8. P A McKinney. 2004. BRAIN TUMOURS: INCIDENCE,
SURVIVAL, AND AETIOLOGY. J Neurol Neurosurg Psychiatry.
9. J. Ricardo McFaline-Figueroa, MD, PhD, Eudocia Q. Lee, MD, MPH.
2018. Brain Tumors. The American Journal of Medicine.
10. Mary Elizabeth Davis, RN, MSN, CHPN, AOCNS. 2016.
Glioblastoma: Overview of Disease and Treatment. HHS Public
Access.
11. De Jong, W., Sjamsuhidajat, R. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi III.
Jakarta: EGC, 2010