Anda di halaman 1dari 23

FISIOLOGI TENGGOROK

Pembimbing:
dr Nindya Shinta, Sp.THT

Mardhiyyah Nurul H(142011101059)

SMF Ilmu Penyakit THT-KL


Fakultas Kedokteran Universitar Jember
RSD dr. Soebandi Jember
2019
FUNGSI FARING

1. Pertahanan oleh jaringan limfoid cincin


waldeyer
2. Saluran pernapasan
3. Saluran pencernaan, terdapat 3 fase dalam
proses menelan, yaitu: fase oral, fase
faringeal, dan fase esofageal
4. Resonator suara
CINCIN WALDEYER

Fungsi :
1. Pertahanan lokal terhadap
kuman patogen dengan
fagositosis oleh lekosit dan
makrofag
2. Penghasil antibodi spesifik
(Ig A)
3. Penghasil limfosit
4. Berperan terhadap proses
imunologis
1. FASE ORAL Proses Menelan

Bila makanan sudah siap ditelan,


makanan ditelan secara sadar oleh
tekanan lidah ke atas dan ke belakang
terhadap palatum.

Proses ini berlangsung otomatis dan


umumnya tidak dapat dihentikan.
2. FASE FARINGEAL

Bolus merangsang daerah epitel


reseptor menelan (pintu faring, tiang-
tiang tonsil)  batang otak 
kontraksi otot faringeal.
3. FASE ESOFAGEAL

Fungsi utama: menyalurkan makanan


secara cepat dari faring ke lambung

Dua tipe peristaltik:


1. Peristaltik primer
2. Peritaltik sekunder
FUNGSI TONSIL

 Pembentukan Lekosit terutama limfosit yg dibentuk dlm


folikel tonsil
 Tempat penghancuran bakteri yang masuk melalui
hidung/mulut
FUNGSI LARING

1. Fungsi Fonasi, otot laring menggerakkan plika


vocalis, syaratnya : plika vocalis aproksimasi
baik, mempunyai ketegangan yang baik, vibrasi
yang baik

2. Fungsi Proteksi, mencegah makanan dan benda


asing masuk ke dalam trakea dengan menutup
aditus laring dan rima glottis secara bersamaan

3. Fungsi Batuk, mengeluarkan benda asing yang


telah masuk trakea dan mengeluarkan secret
dari paru
4. Fungsi Respirasi, mengatur abduksi dan
adduksi rima glottis sehingga bila mengalami
gangguan akan menyebabkan stridor, dispneu

5. Fungsi Sirkulasi, mengatur sirkulasi darah


dengan adanya perubahan tekanan udara
dalam traktus trakeo-bronkial yang
mempengaruhi sirkulasu darah dari alveolus

6. Fungsi Menelan, menutup aditus laring dan


mendorong bolus maknan turun ke hipofairng
LINGKUP BAHASAN

FONASI / VOKALISASI
RESONANSI
ARTIKULASI
ANATOMI ORGAN BICARA
FONASI
SISTEM YANG BERPERAN :
Sistem pernafasan (khususnya laring)
Terdapat pita suara, otot otot laring
Terdapat 2 pita (vocal vold dan vestibular vold)
Organ organ laring yang berperan dalam fonasi : kartilago krikoid, kartilago tiroid, kartilago
aritenoid.
Inervasi: n. Laryngeal ekstermus dan n. Laryngeal rekuren.
Otot otot laring atau otot aritenoid kemudian mengatur kartilago aritenoid untuk membuka
dan menutup pita suara ➡ proses ini dinamakan rima glotis
PROSES FONASI
Pita suara diregangkan diantara kartilago tiroid dan arytenoid
M. krikoarytenoid posterior menarik kartilago arytenoid
menjauhi kartilago tiroid (menegangkan pita suara)
M arytenoid transversum mendekatkan kartilago arytenoid
(mendekatkan pita suara)
M. krikoatytenoid lateral menarik kartilago aritenoid ke lateral
(membuka pita suara)
Terdapat beberapa otot dekat pita suara yang mengatur
bentuk pita suara (dapat berkontraksi secara bebas selama
proses fonasi)
PROSES FONASI

Aliran udara ekspirasi melalui glotis dalam laring ➡ Melewati pita


suara dan mengalami fibrasi ➡ Pita suara diregangkan serta diatur
posisinya oleh beberapa otot khusus laring atau otot aritenoid.➡
dengan adanya perbedaan regangan dan ruang yang dibentuknya,
maka terbentuk celah dengan macam-macam ukuran yang
menghasilkan suara sebagai berikut:
PROSES FONASI (LANJUTAN)

Voiceless
yaitu pita suara membuka penuh waktu inspirasi, pita suara saling menjauh, sehingga
udara bebas lewat di antaranya.
Voiced,
udara mendorong pita suara saling menjauh, aliran udara lewat dengan cepat , menarik
kembali pita suara untuk saling mendekat. Proses ini berlangsung berulang-ulang
sehingga terjadi getaran pita suara.
Suara yang dihasilkan oleh proses fonasi memiliki nada (frekuensi), kekerasan
(intensitas), dan kualitas lemah.
Fonasi-suara-bisikan: suara hasil produksi laring yang hanya berkaitan demgan suara.
Suara bisikan ➡rima glotis terbuka sebagian
Suara bukan fonasi: suara lain yang diproduksi laring yang tidak berkaitan dengan bicara
(batuk, berdehem, tertawa).
PROSES FONASI
Suara yang terbentuk dalam proses fonasi didalam
laring kemudian masuk keruang resonator ➡ suara
fonasi mengalami resonansi dan artikulasi ➡ terbentuk
suara yang keluar lewat bibir / mulut.

Terbentuknya suara dipengaruhi oleh:


- faktor pembukaan rima glotis
- faktor panjang nya pita suara
- faktor ketegangan pita suara
- faktor ketebalan pita suara
- faktor besar kecilnya tekanan udara ekspirasi
RESONANSI

 Terdiri dari rongga faring, rongga hidung,rongga mulut, sinus paranasalis dan
rongga dada.
 Suara fonasi dari pita suara menghasilkan intensitas yang lemah, tidak berwarna
dan sulit dikenal maka dari itu alat-alat resonansi berfungsi sebagai resonator,
maka suara tersebut kemudian akan mendapat variasi pada frekuensi tertentu,
intensitasnya (meningkat), kualitasnya (warna suara) dan idenitasnya. tetapi
suara yang sudah diresonansi ini masih bukan merupakan suara yang dihasilkan
saat bicara.
 Ciri-ciri resonansi sangat bervariasi pada setiap orang dan merupakan aspek yang
sangat penting bagi efektivitas bicara.
ARTIKULASI

Bibir : membendung udara pada pembentukan suara letup.


Palatum mole-durum menghalangi dan membentuk aliran udara turbulen dan sebagai
kompas bagi lidah bahwa suara terbaik sudah dihasilkan.
Lidah, membentuk suara dengan mengangkat, menarik, menyempit, menipis, melengkung,
menonjol, atau mendatar.
Gigi berfungsi menahan aliran udara dalam membentuk konsonan labio-dental dan apiko-
alveolar.
Mandibula membuka dan menutup waktu bicara
ARTIKULASI
Proses mengubah suara yang dihasilkan oleh laring menjadi bunyi vokal
(vowel) atau bunyi konsonan
Struktur yang paling berperan adalah lidah
Bunyi vokal : suara yang dihasilkan selama proses fonasi, selama berjalan
dalam ruang resonator tidak banyak mengalami interupsi oleh
hambatan artikulasi
Bunyi konsonan : suara yang dihasilkan selama proses fonasi, selama
berjalan dalam ruang resonator mengalami interupsi oleh gerakan
palatum mole, lidah,bibir dan posisi gigi rahang atas dan rahang bawah
NEUROLINGUISTIK

Area bahasa (umumnya) terletak pada hemisfer serebri kiri (HEMISFER DOMINAN)
Proses bicara merupakan proses yang melibatkan sistem sensorik dan motorik
Terdapat 2 area bahasa reseptif dan 1 area bahasa eksekutif yang menghasilkan bahasa
Area Wernikce mengatur persepsi bahasa yang diucapkan (lisan/verbal)
Girus angularis lobus parielis inferior berperan terhadap bahasa tulisan
Area Broadman 44 (Broca) merupakan bagian eksekutif utama yang bertanggung jawab
terhadap aspek motorik bicara.

Anda mungkin juga menyukai