Pembimbing:
dr Nindya Shinta, Sp.THT
Fungsi :
1. Pertahanan lokal terhadap
kuman patogen dengan
fagositosis oleh lekosit dan
makrofag
2. Penghasil antibodi spesifik
(Ig A)
3. Penghasil limfosit
4. Berperan terhadap proses
imunologis
1. FASE ORAL Proses Menelan
FONASI / VOKALISASI
RESONANSI
ARTIKULASI
ANATOMI ORGAN BICARA
FONASI
SISTEM YANG BERPERAN :
Sistem pernafasan (khususnya laring)
Terdapat pita suara, otot otot laring
Terdapat 2 pita (vocal vold dan vestibular vold)
Organ organ laring yang berperan dalam fonasi : kartilago krikoid, kartilago tiroid, kartilago
aritenoid.
Inervasi: n. Laryngeal ekstermus dan n. Laryngeal rekuren.
Otot otot laring atau otot aritenoid kemudian mengatur kartilago aritenoid untuk membuka
dan menutup pita suara ➡ proses ini dinamakan rima glotis
PROSES FONASI
Pita suara diregangkan diantara kartilago tiroid dan arytenoid
M. krikoarytenoid posterior menarik kartilago arytenoid
menjauhi kartilago tiroid (menegangkan pita suara)
M arytenoid transversum mendekatkan kartilago arytenoid
(mendekatkan pita suara)
M. krikoatytenoid lateral menarik kartilago aritenoid ke lateral
(membuka pita suara)
Terdapat beberapa otot dekat pita suara yang mengatur
bentuk pita suara (dapat berkontraksi secara bebas selama
proses fonasi)
PROSES FONASI
Voiceless
yaitu pita suara membuka penuh waktu inspirasi, pita suara saling menjauh, sehingga
udara bebas lewat di antaranya.
Voiced,
udara mendorong pita suara saling menjauh, aliran udara lewat dengan cepat , menarik
kembali pita suara untuk saling mendekat. Proses ini berlangsung berulang-ulang
sehingga terjadi getaran pita suara.
Suara yang dihasilkan oleh proses fonasi memiliki nada (frekuensi), kekerasan
(intensitas), dan kualitas lemah.
Fonasi-suara-bisikan: suara hasil produksi laring yang hanya berkaitan demgan suara.
Suara bisikan ➡rima glotis terbuka sebagian
Suara bukan fonasi: suara lain yang diproduksi laring yang tidak berkaitan dengan bicara
(batuk, berdehem, tertawa).
PROSES FONASI
Suara yang terbentuk dalam proses fonasi didalam
laring kemudian masuk keruang resonator ➡ suara
fonasi mengalami resonansi dan artikulasi ➡ terbentuk
suara yang keluar lewat bibir / mulut.
Terdiri dari rongga faring, rongga hidung,rongga mulut, sinus paranasalis dan
rongga dada.
Suara fonasi dari pita suara menghasilkan intensitas yang lemah, tidak berwarna
dan sulit dikenal maka dari itu alat-alat resonansi berfungsi sebagai resonator,
maka suara tersebut kemudian akan mendapat variasi pada frekuensi tertentu,
intensitasnya (meningkat), kualitasnya (warna suara) dan idenitasnya. tetapi
suara yang sudah diresonansi ini masih bukan merupakan suara yang dihasilkan
saat bicara.
Ciri-ciri resonansi sangat bervariasi pada setiap orang dan merupakan aspek yang
sangat penting bagi efektivitas bicara.
ARTIKULASI
Area bahasa (umumnya) terletak pada hemisfer serebri kiri (HEMISFER DOMINAN)
Proses bicara merupakan proses yang melibatkan sistem sensorik dan motorik
Terdapat 2 area bahasa reseptif dan 1 area bahasa eksekutif yang menghasilkan bahasa
Area Wernikce mengatur persepsi bahasa yang diucapkan (lisan/verbal)
Girus angularis lobus parielis inferior berperan terhadap bahasa tulisan
Area Broadman 44 (Broca) merupakan bagian eksekutif utama yang bertanggung jawab
terhadap aspek motorik bicara.