Anda di halaman 1dari 24

REFERAT

TUBERCULOSIS PADA ANAK


Oleh:
Henggar Allest P. 122011101080
Dear Farah Sielma 122011101092
Nindhya Kharisma P. 122011101097
Wahyu Dian Puspita 132011101069

Pembimbing
dr. R H Sumanagung Hargono, Sp. Rad
dr. Loedhfi Ariesbianto, Sp. Rad
dr. Handi Sembodo, Sp. Rad
dr.Heny Fatmawati, M.Kes., Sp. Rad

INSTALASI RADIOLOGI
RSD Dr. SOEBANDI JEMBER
2017
PENDAHULUAN 2

TB Anak =
MASALAH Diagnosis Terapi
TB Dewasa
Terjadi
overdiagnosis
yang diikuti
Diagnosis Gejala TB overtreatment.
anak tidak
Disebabkan khas. Atau
oleh underdiagnosis
Mycobacterium Diagnosis dan diikuti
Tuberculosis pasti: undertreatment.
menemukan
Terapi kuman TB. Penanganan TB
anak kurang
diperhatikan.
PENDAHULUAN 3
ANAK: Kelompok risiko tinggi
 mengingat TB merupakan
salah satu penyebab utama
kematian pada anak dan bayi
di negara endemis TB.

Proporsi kasus TB Anak di


Gambaran TB Anak di
antara semua kasus TB  8-
Indonesia
11 % (dalam batas normal)

Apabila dilihat pada tingkat


provinsi - fasilitas pelayanan
kesehatan menunjukkan
variasi proporsi yang cukup
lebar yaitu 1,8 – 15,9%.
DEFINIS 4

I
Tuberkulosis (TB)
• Penyakit akibat infeksi Mycobacterium
tuberkulosis yang bersifat sistemik .
• Lokasi terbanyak di paru  lokasi infeksi primer.

TB pada anak
• TB pada anak dengan usia <15 tahun
DEFINIS 5

I
Paparan TB
• Kontak yang signifikan dengan orang dewasa atau remaja yang terinfeksi TB
• Test tuberkulin negatif, rontgen toraks negatif.

Infeksi TB
• Droplet nuclei Mycobacterium tuberculosis  kuman menetap secara intraseluler
pada jaringan paru dan jaringan limfoid sekitarnya.
• Rontgen toraks bisa normal atau hanya terdapat granuloma atau kalsifikasi pada
parenkim paru dan jaringan limfoidnya serta uji tuberkulin positif.
Sakit TB:
• Gejala klinis yang mendukung + gambaran kelainan rontgen toraks yang mendukung
gambaran TB.

6

International Standard For Tuberculosis Care (ISTC)


Point :
2. Semua pasien TB Paru (…anak yang dapat keluarkan dahak) harus menjalani
pemeriksaan sputum secara Mikroskopis
3. Semua pasien TB ekstra Paru (…anak) harus menjalani pemeriksaan bahan yang di
dapat dari kelainan yang dicurigai ….histopatologi
6. Diagnosis TB Intra toraks (paru, pleura, KGB hilus / mediastinal) pada anak dengan BTA
negatif berdasarkan foto toraks yang sesuai dengan TB dan terdapat riwayat kontak atau
uji tuberkulin / interferon gamma release assay positif. Bila ada fasilitas harus dilakukan
pemeriksaan biakan dari bahan yang berasal dari batuk, bilasan lambung atau induksi
sputum.
10.Respon terapi semua pasien harus di monitor….penilaian respons terapi pada anak-
anak, paling baik dinilai secara klinis, pemeriksaan foto toraks untuk evaluasi tidak
diperlukan dan dapat menyesatkan (misleading)
16. Kontak dengan pasien TB terutama Balita….evaluasi (pemeriksaan TB laten maupun
aktif)
EPIDEMIOLO
7
GI

Jumlah anak <15


tahun: 40−50% dari Data TB Anak
jumlah seluruh Indonesia
populasi.

Apabila dilihat data per


Proporsi kasus TB provinsi, menunjukkan Kasus BTA positif
Anak di antara semua variasi proporsi: pada TB Anak dari
kasus TB: 2010  semua kasus TB Anak:
9,4%; 1,8% hingga 15,9% 
kualitas diagnosis TB 2010  5,4%
2011  8,5%; anak masih sangat 2011 6,3%
2012  8,2%. bervariasi pada level 2012  6%
provinsi.
8
ETIOLOGI

Mycobacterium tuberculosis • Ukuran: panjang 1-10 um


lebar 0,2-0,6 um
• Berbentuk batang, tidak membentuk spora,
tidak berkapsul, nonmotil, pleomorfik, dan
termasuk bakteri gram positif lemah
• M. Tuberculosis tumbuh optimal pada suhu
37-41-̊ C dan merupakan bakteri aerob obligat
yang berkembang biak secara optimal pada
jaringan yang mengandung banyak udara
seperti jaringan paru terutama bagian apeks.
• Kuman ini sangat peka terhadap panas, sinar
matahari, dan sinar ultraviolet.
9

PATOFISIOLOGI
10

PATOFISIOLOGI
11

Berbagai permasalahan dalam menegakkan diagnosis TB pada anak :


o Diagnosis TB pada anak sulit sehingga sering terjadi
DIAGNOSIS misdiagnosis, baik overdiagnosis maupun underdiagnosis.
o Diagnosis pasti TB ditegakkan dengan ditemukannya M.
tuberculosis pada pemeriksaan sputum atau bilasan lambung,
cairan serebrospinal, cairan pleura, atau pada biopsi jaringan.
o Kesulitan menegakkan diagnosis pasti pada anak disebabkan oleh
2 hal, yaitu sedikitnya jumlah kuman (paucibacillary) dan
sulitnya pengambilan spesimen sputum.
12
Anamnesis:
○ Riwayat kontak dengan pasien TB paru dewasa.
○ Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau berat badan
tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya atau terjadi gagal
DIAGNOSIS tumbuh (failure to thrive) meskipun telah diberikan upaya
perbaikan gizi yang baik selama 1-2 bulan.
○ Demam lama (≥2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab
yang jelas (bukan demam tifoid, infeksi saluran kemih,
malaria, dan lain-lain). Demam umumnya tidak tinggi.
Keringat malam saja bukan merupakan gejala spesifik TB
pada anak apabila tidak disertai dengan gejala-gejala
sistemik/umum lain.
○ Batuk lama ≥2 minggu, batuk bersifat non-remitting (tidak
pernah reda atau intensitas semakin lama semakin parah) dan
sebab lain batuk telah dapat disingkirkan.
○ Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain.
13
Gejala Spesifik Terkait Organ

TB KELENJAR TB SSP TB SISTEM SKELETAL


• Biasanya di daerah leher
• Tulang belakang
• Pembesaran KGB (tdk Meningitis TB: Gejala-
(spondilitis TB)  gibbus
nyeri), konsistensi kenyal, gejala meningitis dengan • Tulang panggul (koksitis):
multiple dan kadang saling seringkali disertai gejala pincang, gangguan berjalan,
melekat (konfluens). akibat keterlibatan saraf- atu tanda peradangan di
• Ukuran > 2x2 cm, biasanya
pembesaran terlihat jelas
saraf otak yang terkena daerah panggul.
• Tulang lutut (gonitis):
bukan hanya teraba.
Tuberkuloma otak: Pincang dan/atau bengkak
• Tidak berespon terhadap
pada lutut tanpa sebab jelas
pemberian antIbiotika Gejala-gejala adanya lesi
• Tulang kaki dan tangan
• Bisa terbentuk rongga dan desak ruang (spina ventosa/daktilitis).
discharge
14
Gejala Spesifik Terkait Organ

TB
TB MATA TB KULIT pada organ lainnya

• Disebut juga Tuberkulosis organ-organ


lainnya, misalnya
skrofulodermma peritonitis TB, TB ginjal,
• Konjungtivitis fliktenularis
• Tuberkel koroid
• Ditandai adanya ulkus dicurigai bila ditemukan
(hanya terlihat dengan disertai dengan gejala gangguan pada
jembatan kulit antar organ-organ tersebut
funduskopi)
tanpa sebab yang jelas
tepi ulkus (skin bridge)
dan disertai kecurigaan
adanya infeksi TB.
15
Untuk memudahkan penegakan diagnosis TB anak, IDAI merekomendasikan
diagnosis TB anak dengan menggunakan sistem skoring, yaitu pembobotan
terhadap gejala atau tanda klinis yang dijumpai
Gambaran radiologik yang dicurigai sebagai TBC: 16
1. Komplek Primer dengan atau tanpa perkapuran

2. Bayangan berawan di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan
segmen superior lobus bawah.
PEMERIKSAA 3. Kavitas, terutama lebih dari satu, di kelilingi oleh bayangan opak berawan
N atau nodular.

PENUNJANG 4. Bayangan bercak milier.

5. Kalsifikasi serta fibrosis

6. Pleuritis dengan Efusi

7. Destroyed lobe sampai destroyed lung

8. Infiltrat dengan pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal

9. Atelektasis/kolaps konsolidasi

Gambaran röntgen TBC paru pada anak tidak khas dan interpretasi foto biasanya sulit, harus hati-
hati, kemungkinan bisa overdiagnosis atau underdiagnosis. Paling mungkin kalau ditemukan infiltrat
dengan pembesaran kelenjar hilus atau kelenjar paratrakeal.
Gambaran radiologik yang dicurigai sebagai TBC
17

Kavitas, terutama lebih dari


Komplek Primer TBC pada hilus
satu, di kelilingi oleh bayangan Bayangan Bercak milier
kanan
opak berawan atau nodular

Infiltrat dengan pembesaran


Pleuritis dengan efusi
kelenjar hilus atau paratrakeal
18

○ Vaksinasi : BCG

PENCEGAHA ○ Kemoprofilaksis :
N ◦ Primer : pada anak yang belum terinfeksi (uji
tuberkuli -) namun memiliki kontak erat dengan
penderita TB aktif, diberikan INH : INH 5 – 10
mg/kgBB/hari selama 2 – 3 bulan
◦ Sekunder : anak dengan uji tuberkulin positif tanpa
gejala klinis, dan foto paru normal, tetapi memiliki
faktor resiko menjadi TB aktif, diberikan INH 5 – 10
mg/kgBB/hari selama 6 –12 bulan
19
TERAPI
○ Pengobatan selama 6 bulan : 2 bulan tahap intensif 4 bulan tahap lanjutan

○ Tahap intensif : INH, Rifampisin, Pirazinamid

○ Tahap lanjutan : INH, Rifampisin

Nama Dosis (mg/kgBB/hari) Dosis maksimal


(mg/hari)
Isoniazid (INH) 5-15 mg/kgBB/hari 300 mg/hari

Rifampisin (RIF) 10-20 mg/kgBB/hari 600 mg/hari

Pirazinamid (PZA) 25-35 mg/kgBB/hari 2000 mg/hari

Streptomisin 15-40 mg/kgBB/hari 1250 mg/hari


(harus parenteral)

Etambutol 15-25 mg/kgBB/hari 1000 mg/hari


20
TERAPI

○ Di PKM memakai obat FDC (Fixed Dose Combination)

Berat badan (KG) 2 bulan tiap hari 4 bulan tiap hari


RHZ (75/50/150) RH (75/50)

5-9 1 Tablet 1 Tablet

10-14 2 Tablet 2 Tablet

15-19 3 Tablet 3 Tablet

20-32 4 Tablet 4 Tablet


21

Komplikasi yang dapat timbul antara lain :


KOMPLIKA ○ TB milier
SI ○ Meningitis TB
○ Efusi pleura
○ Pneumotoraks
○ Atelektasis
22

Dipengaruhi oleh banyak factor :


○ Umur anak,
PROGNOSI
○ Lamanya mendapat infeksi,
S
○ Kadaan gizi,
○ Keadaan sosial ekonomi keluarga,
○ Diagnosis dini,
○ Pengobatan adekuat, dan
○ Adanya infeksi lain seperti morbili, pertusis, diare yang
berulang dan lain-lain.

23

KESIMPULAN TB memerlukan
pengobatan yang
TB pada anak sulit lama dan teratur
TB (infeksi oleh M.
didiagnosis, gejala Prognosis
Tuberculosis)
tidak khas, penyakit TB pada
merupakan satu
gambaran röntgen anak tidak selalu
diantara 10
TB paru pada baik  dilakukan
penyebab
anak tidak khas upaya
kematian anak di
dan interpretasi pencegahan
dunia
foto biasanya sulit dengan
pemberian
vaksinasi BCG
24

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai