Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS USAHA KECIL DAN MENENGAH

PEMASARAN JASA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jasa merupakan bagian yang besar dalam perekonomian, meskipun bisnis di
bidang jasa bersifat tidak terlihat, tetapi tetap diperlukan analisis untuk mengamati
perilaku pasar, pasar yang selalu berubah, menuntut penyesuaian dari dalam dan luar
perusahaan untuk memperbaiki kualitas pelayanan secara berkelanjutan terhadap pasar.
Seiring dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, maka konsumsi akan barang-
barang juga semakin meningkat. Konsumsi jasa seperti pada restoran, rumah makan,
dan kedai memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan perekonomian. Banyak
perusahaan terjun pada bisnis jasa dibidang kuliner dan mengkonsentrasikankan diri
pada bisnis ini.
Salah satu kuliner yang banyak dikembangkan ialah sate. Sate atau yang biasa
dikenal dengan istilah satai, merupakan salah satu makanan khas Indonesia. Tidak
hanya di Indonesia, sate atau satai dapat kita jumpai di beberapa negara di kawasan
asia tenggara, seperti malaysia, singapura, thailand, kamboja, dan lainnya. Sate atau
satai merupakan sebutan bagi makanan yang berbahan dasar daging sapi, kambing, atau
pun ayam yang cara penyajiannya menggunakan tusukan yang berbahan dasar bambu.
Kemudian, diberikan tambahan bumbu kacang ataupun bumbu lainnya sebagai
tambahan saat kita memakan makanan sate atau satai.
Sate atau satai dipilih menjadi objek penelitian kami kali ini, karena makanan
ini banyak kita temui di pinggir jalan atau pun jalan di sekitar kampus. Selain dekat
dengan kampus, objek peneltian kami dipilih berdasarkan harganya yang menurut kami
sesuai untuk kantong mahasiswa. Ada banyak jenis sate atau satai yang terkenal di
Indonesia. Diantaranya, sate padang, sate madura, sate maranggi, dan lainnya.
Sebagai mahasiswa manajemen kami ingin memanfaatkan ilmu yang kami
dapatkan untuk di aplikasikan dalam kehidupan nyata, tidak hanya sekedar teori namun
ilmu yang kami dapatkan bisa kami bagikan kepada penjual sate atau satai yang
harapannya dengan ilmu yang kami bagikan akan dapat membantu strategi penjualan
dari para penjual sate sendiri. Kewajiban mahasiswa sebagai pengabdi masyarakat
kami terapkan dalam praktek turun lapang kali ini.
Penelitian kali ini menngunakan metode kualitatif dengan menyebarkan
kuisioner kepada konsumen maupun dari produsen penjual sate atau satai tersebut.
Kuisioner yang telah diisi kami kumpulkan lalu kami analisis dengan pendekatan
melalui materi yang kami dapatkan di kelas. Harapannya data tersebut dapat digunakan
untuk memberikan inovasi terhadap konsumen yang dibuat untuk produsen agar
penjualan sate atau satai dapat betambah dan meningkat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana gambaran umum perusahaan kuliner sate?
2. Bagaimana strategi pemasaran jasa yang digunakan?
3. Bagaimana STP, Positioning map, Pricing dan Promoting yang digunakan?
4. Bagaimana analisis deskriptif frekuentif yang digunakan?

1.3 Tujuan
Penelitian ditujukan sebagai penerapan ilmu pemasaran jasa serta belajar untuk
berhadapan dengan orang baru sebagai sampel untuk penelitian. Dan juga penelitian
dimaksudkan untuk memenuhi penugasan mata kuliah pemasaran jasa. Selain itu,
untuk mengatahui kendala apa saja yang ditemui oleh produsen atau penjual sate/satai.
Dan juga masukan apa yang dapat kita dapatkan melalui kuisioner yang diisi oleh
konsumen sebagai sampel penelitian. Agar nantinya, dapat diperlihatkan kepada
penjual sebagai ukuran evaluasi terhadap mekanisme penjualan dan sebagainya.
Memberikan inovasi terhadap penjual bagaimana cara sistem pemasaran yang baik
menurut bidang ilmu manajemen ekonomi itu sendiri.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep UKM


Di Indonesia, UKM tidak memiliki satu definisi yang standar. Seperti yang
dikutip dari Tambunan (2002), Departemen Perindustrian dan Perdagangan
(Depperindag), Bank Indonesia, Departemen Keuangan, Depkop dan PKM
mendefinisikan UKM berdasarkan aset (diluar tanah dan banguan) dan nilai penjualan
yang dihitung dalam rupiah. Sedangkan BPS mendifinisikan UKM berdasarkan jumlah
tenaga kerja. Menurut UU no. 9 tahun 1995, “Industri Kecil adalah kegitan ekonomi
yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan, yang
bertujuan untuk memproduksi barang ataupun jasa untuk diperniagakan secara
komersial, yang mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta, dan
mempunyai nilai penjualan per tahun sebesar satu milyar rupiah atau kurang. Industri
Menengah adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau badan,
yang bertujuan untuk memproduksi barang ataupun jasa untuk diperniagakan secara
komersial, yang mempunyai nilai penjualan per tahun lebih besar dari satu milyar
rupiah namun kurang dari Rp. 50 milyar”. Badan Pusat Statistik (BPS) membuat
batasan UKM didasarkan tenaga kerja (tidak termasuk pemilik) yaitu kegiatan ekonomi
yang dilakukan oleh perseorangan atau badan, yang bertujuan untuk memproduksi
barang ataupun jasa untuk diperniagakan secara komersial, dengan jumlah tenaga kerja
dibawah 100 orang.

2.2. Kapabilitas Pemasaran


Kapabilitas Pemasaran meliputi kemampuan perusahaan untuk menghadapi
permasalahan pemasaran dan kinerja (Zaman et al. 2012). Kapabilitas Pemasaran
terjadi melalui integrasi pengetahuan perusahaan akan pasar dan ketrampilan karyawan
(O’Shannassy 2008; Vijande et al. 2007). 1. Kapabilitas Produk (jasa) berkaitan dengan
menawarkan produk/jasa tetapi juga dilengkapi dengan manfaat dan nilai dari jasa
tersebut. 2. Kapabilitas Harga berkaitan dengan perusahaan untuk menjalankan strategi
penentuan harga yaitu bertahan, memaksimalkan laba, memaksimalkan penjualan,
gengsi atau prestisi, pengembalian utang investasi (ROI). 3. Kapabilitas Tempat
berkaitan dengan tempat utuk memberikan jasa kepada konsumen. 4. Kapabilitas
Promosi berkaitan dengan kegiatan untuk mengidentifikasi konsumen, mencapai
tujuan promosi, mengembangkan pesan yang disampaikan dan memilih bauran
komunikasi. 5. Kapabilitas Orang berfungsi sebagai penyedia jasa yang mempengaruhi
kualitas jasa yang diberikan. 6. Kapabilitas Proses berkaitan dengan kegiatan
pemasaran jasa terkait dengan kualitas jasa yang diberkan, terutama dalam hal system
penyampaian jasa. 7. Kapabilitas Bukti Fisik berkaitan dengan kegiatan untuk
melaksanakan aktivitas pelayanan pratransaksi, saat transaksi dan pasca transaksi

BAB III
GAMBARAN UMUM UKM
3.1 Sate H. Ismail
Merupakan Rumah Makan Sate yang menjual Sate khas Madura yang didirikan
pada tahun 1961 oleh H. Ismail. Rumah Makan Sate H. Ismail menjual berbagai macam
produk sate, mulai dari sate kambing, sate ayam, tongseng, tengkleng. Rumah Makan
Sate H. Ismail didirikan di daerah Jl. Ceremai Ujung No.6, Babakan, Bogor Tengah,
Kota Bogor, Jawa Barat. Alasan awal pendiri mendirikan usaha ini adalah keinginan
sendiri, karena Rumah Makan Sate H. Ismail didirikan dari inisiatif H.Ismail tersendiri,
bahkan dulunya hanya sebuah gerobak saja, belum menjadi Rumah Makan seperti
sekarang ini.
Rumah Makan Sate H. Ismail merupakan usaha industri kecil karena jika dilihat
dari jumlah karyawannya pun belum melebihi dari 19 orang. Rumah Makan Sate H.
Ismail sangat ramai pengunjung, dimana rata-rata omzet per bulan nya kisaran Rp.
50.000.000,00 hingga Rp. 100.000.000,00. Dengan kekayaan bersih dibawah Rp.
70.000.000,00 karena jumlah ini belum termasuk tanah dan bangunan.
Selain menjual berbagai jenis Sate, Warung Sate Shinta juga menjual berbagai
jenis makanan dan minuman lainnya, namun sebagian besar menunya dapat
digolongkan ke jenis makanan utama. Dan menu selain sate tersebut dijadikan sebagai
pengembangan produk yaitu pengembangan lini produk, seperti tengkleng, sop
kambing, tongseng, dll.
Berdasarkan penuturan dari Narasumber, yang merupakan karyawan dari
Rumah Makan Sate H. Ismail, mereka tidak memiliki pesaing disekitar Bogor Tengah.
Menurut narasumber produk mereka sulit untuk ditiru, karena memiliki ciri khas
sendiri yaitu rasa bumbunya yang akan sangat berbeda dengan sate-sate lainnya,
ditambah lagi sate H.Ismail merupakan sate yang paling melegendaris di Bogor.
Segmentasi pasar dari Rumah Makan Sate H. Ismail adalah seluruh kalangan,
baik dari Bogor ataupun wisatawan dari luar Bogor. Rumah Makan Sate H. Ismail ingin
menanamkan di benak konsumennya, jika Rumah Makan Sate H. Ismail adalah Sate
legendaris Bogor. Jadi ketika seseorang mengingat sate di Bogor, maka akan pergi ke
Rumah Makan Sate H. Ismail.
Proses pengambilan data didapatkan melalui wawancara dengan karyawan dari
Rumah Makan Sate H. Ismail. Kesulitan yang dihadapi dalam pengambilan data adalah
masalah waktu karena wawancaranya dilakukan saat jam bekerja, karyawan yang
memberi info pun sangat terbatas dalam hal waktu, dan hal tersebut pun terjadi karena
dari pihak kami pun mengalami kendala dalam keterbatasan waktu pula.

3.2 Sate Shinta


Merupakan Warung Sate yang menjual Sate khas Cipanas yang didirikan pada
tahun 1977 oleh Ibu Shinta. Warung Sate Shinta menjual berbagai macam produk sate,
mulai dari sate kambing spesial, sate kambing biasa, sate ayam, sate maranggi, dan sate
jeroan. Warung Sate Shinta pertama kali didirikan di daerah Puncak Cisarua,
Bogor.Warung Sate Shinta memiliki banyak cabang, diantaranya di Yasmin, Cipayung,
Cugenang, Cisarua, Cipanas, Cianjur, Sukabumi, Pasteur Bandung, dan ada juga
cabang di Kuala Lumpur Malaysia. Namun, disini kelompok kami lebih terfokus pada
cabang dari Warung Sate Shinta yang berada di, Bogor Barat, lebih tepatnya yang
berada di Jl. K. H. Abdullah Bin Nuh, Yasmin, Semplak.
Warung Sate Shinta cabang Yasmin merupakan cabang yang ke sepuluh dari
Warung Sate Shinta. Cabang Yasmin ini didirikan oleh Ibu Dr. Maya pada tahun 2017.
Alasan awal pendiri mendirikan usaha ini adalah saran dari keluarganya, karena
Warung Sate Shinta sendiri merupakan usaha keluarga, dimana pemilik setiap
cabangnya bersaudara. Karena pemilik di setiap cabangnya berbeda, Warung Sate
Shinta cabang Yasmin dapat dikategorikan sebagai usaha waralaba.
Warung Sate Shinta merupakan usaha industri besar jika kita melihat secara
kesulurahan cabang Sate Shinta, namun jika hanya fokus pada cabang Yasmin saja,
cabang Yasmin termasuk usaha Industri Kecil, dimana mereka hanya memiliki lebih
kurang lima belas orang karyawan.
Dilihat dari banyaknya karyawan, tentu saja Warung Sate Shinta cabang
Semplak ini merupakan warung sate yang ramai pengunjung, dimana omzet perharinya
bisa mencapai Rp. 7.000.000,00 , dimana rata-rata omzet per bulan nya lebih dari Rp.
200.000.000,00 . Dengan kekayaan bersih dibawah Rp. 25.000.000,00 karena jumlah
ini belum termasuk tanah dan bangunan.
Selain menjual berbagai jenis Sate, Warung Sate Shinta juga menjual berbagai
jenis makanan dan minuman lainnya, namun sebagian besar menunya dapat
digolongkan ke jenis makanan utama. Berbagai menu yang ada di Warung Sate Shinta
cabang Yasmin suda hada sejak awal pendiriannya, karena menunya mengikut pada
menú di pusatnya. Jadi, selama berdirinya Warung Sate Shinta cabang Yasmin tidak
pernah melakukan inovasi ataupun pengembangan produk baru.
Berdasarkan penuturan dari Narasumber, yang merupakan karyawan dari
Warung Sate Shinta Yasmin, mereka tidak memiliki pesaing disekitar Bogor Barat.
Menurut narasumber produk mereka sulit untuk ditiru, karena memiliki ciri khas
sendiri yaitu Sate Khas Cipanas, dan Warung Sate Shinta sendiri sudah terkenal karena
sate khas Cipanasnya tersebut, dan mereka sudah memiliki kesadaran konsumen untuk
wilayah Bogor Barat sebagai Warung Sate yang menjual Sate khas Cipanas.
Segmentasi pasar dari Warung Sate Shinta adalah masyarakat menengah ke atas
baik yang dari Bogor ataupun wisatawan dari luar Bogor, Sate Shinta ini juga ditujukan
untuk orang yang bepergian bersama keluarganya. Warung Sate Shinta ingin
menanamkan di benak konsumennya, kalau Sate Shinta itu adalah Warung Sate khas
Cipanas, jadi saat konsumen ingin makan Sate khas Cipanas, orang-orang akan
langsung teringat dengan Warung Sate Shinta.
Proses pengambilan data didapatkan melalui wawancara dengan karyawan dari
Warung Sate Shinta cabang Yasmin, kesulitan yang dihadapi dalam pengambilan data
adalah karena wawancaranya dilakukan dengan karyawan yang ada disana, dan bukan
dengan pemilik dari Warung Sate Shinta cabang Yasmin, sehingga data yang didapat
tidak begitu lengkap.

3.3 Sate Sumsum Pak Oo


Kedai Sate Pak Oo, namanya berasal dari seorang pria yang mendirikan usaha
sate tersebut sejak 1950 di Bogor. Resep yang sudah turun-temurun kini telah dipegang
teguh oleh generasi ketiga, yaitu Bapak Saparudin. Zaman dulu, Sate Oo berjualan di
tenda kaki lima dan belum sukses seperti sekarang ini. Saat ini sudah berjualan di ruko.
Dalam satu porsi sate campur, tersaji lima tusuk sate sum-sum, dan lima lagi sate ginjal.
Semuanya disajikan dengan bumbu kacang, tak lupa perasan jeruk nipis dan sambal
menambah kesegaran sate ini. Namun, mayoritas pelanggannya merupakan keluarga
yang telah berlangganan semenjak generasi pertama dan kedua. Kedai Sate Sum-sum
Pak Oo, berlokasi di Jalan Surya Kencana Nomor 193, yang terkenal dengan kawasan
Pecinan Bogor. Kedai siap beroperasi mulai pukul 16.00 hingga pukul 20.30 WIB.
Untuk menikmatinya, kedai ini menyajikan satu porsi dijual dengan harga Rp
22.000,00.

3.4 Sate dan Sop Talang


Sate dan Sop Pak Talang bertempat di pinggir jalan utama jalan raya Bogor-
Jakarta dan cukup sulit untuk menemukan tempat parkir karena lahannya yang
terbatas. Walaupun warung satenya sederhana tetapi tidak pernah sepi akan
pengunjung setiap harinya. Menu utamanya adalah sate kambing dan sop kambing.
amis. Menu makanan yang paling juara disini adalah Sop Kaki Kambing Kedung
Halang. Selain itu, sate ayam yang disajikan tidak kalah menarik. Maka dari itu,
kelompok kami memilih menu sate ayam. Menu berharga kisaran Rp25.000 –
Rp30.000.

3.5 Sate Taichan Taman Air Mancur


Beberapa tahun belakangan ini sate taichan sangat popular di kalangan pecinta
kuliner. Konsep sate taichan yang berbeda dengan sate lainnya mampu menjadi
pembeda yang sangat unik. Sate Taichan memiliki khasnya dari warna satenya, yakni
berwarna putih kecokelatan setelah dibakar, tidak disiram kecap ataupun bumbu
kacang. Sate taichan menggunakan bahan baku dari dada ayam karena memiliki
kandungan lemak yang lebih sedikit. Banyak orang diet yang memilih sate ini karena
alasan tersebut. Kedai sate buka setiap hari Selasa sampai Minggu dari pukul 18.30 –
00.00 WIB. Sate Taichan menggunakan sambal sebagai bumbunya yang diolah dari
cabai rawit dan dicampur dengan jeruk nipis untuk menciptakan rasa segar. Dalam
sehari dirinya menyediakan kurang lebih dari dua ribu tusuk sate taichan, dan selalu
habis dalam waktu yang tidak lama. Warung Sate Taichan per harinya mampu menjual
hingga 2000 tusuk dengan harga per tusuk nya Rp2.500,00 sehingga omzet per harinya
sekitar Rp5.000.000,00.

BAB IV
HASIL OBSERVASI

4.1 Jenis Jasa yang Ditawarkan


Jasa yang ditawarkan ialah jasa kuliner, dengan variasi service yang berbeda-
beda. Pada Warung Sate H.Ismail, services yang ditawarkan berupa area parkir,
makanan yang semuanya halal, menerima pesanan go food, serta tempat makan dengan
nuansa casual. Pelayanan juga dilakukan dengan baik oleh para pelayan. Sementara
pada Warung Sate Shinta, jenis services yang tersedia berupa terdapat area parkir,
menerima pesanan untuk dibawa pulang, menerima pesanan, gratis wifi, semua
makanan yang ditawarkan halal, tempat makan outdoor, menyediakan alkohol,
menyediakan tempat untuk merokok, menyediakan ruangan VIP, tempat makan yang
casua, serta pelayanan yang sangat baik dari para pelayan di warung. Selanjutnya pada
Warug Sate Sumsum Pak Oo, services yang tersedia adalah berupa tempat parkir,
menerima pesanan untuk dibawa pulang, makanan yang halal, tempat makan outdoor,
menyediakan tempat untuk merokok, serta menerima pesanan melalui go food, dan
yang tidak kalah penting ialah pelayanan dari para pelayan yang ramah.
Pada Warung Sate dan Sop Talang, jenis Services yang ditawarkan berupa
menerima pesanan untuk dibawa pulang, adanya tempat parkir, makanan yang halal,
tempat makan indoor, serta pelayanan yang sangat baik dari para pelayan dalam
melayani konsumen. Lalu pada Warung Sate Taichan Taman Air Mancur, jenis
services yang tersedia adalah berupa adanya tempat parkir, menerima pesanan untuk
dibawa pulang, makanan yang halal, menyediakan tempat khusus untuk merokok, serta
pelayanan yang cepat dari pelayan.

4.2 Segmentasi dan Positioning


Segmentasi yang digunakan menggunakan dasar geografi berupa masyarakat di
wilayah Bogor dan sekitarnya, sementara dasar demografi yang digunakan berupa
masyarakat dengan penghasilan rata-rata menengah ke bawah. Namun, khusus untuk
Warung Sate Shinta, target yang dituju ialah untuk masyarakat dengan tingkat
penghasilan menengah ke atas karena target yang dituju merupakan masyarakat sekitar
Bogor dan juga wisatawan luar Bogor. Kelima warung sate ini dapat dikonsumsi oleh
laki-laki maupun perempuan, dan oleh semua usia. Dari sisi psikografis, kelima warung
sate di atas cocok dipasarkan bagi masyarakat yang suka mengonsumsi makanan yang
termasuk ringan namun mengenyangkan. Segmentasi yang dilakukan oleh kelima
warung sate termasuk ke dalam market expansion karena karakterisitik segmentasi
tidak berubah, tetapi ukuran pasar berubah.
Positioning dari kelima warung sate yang diamati adalah harga yang diberikan
cukup terjangkau, cocok bagi kalangan mayarakat dengan status ekonomi menengah
hingga kebawah, namun tetap mengedepankan dan memperhatikan kualitas dari setiap
tusuk sate nya. Warung Sate H. Ismail, Sate Shinta, dan Warung Sate Sumsum Pak Oo
juga menerima pesanan baik secara offline maupun online dengan melalui sosial media
seperti Line, Whatsapp, Intagram, dan juga melalui go food. Warung sate tersebut juga
melayani pemesanan baik secara jumlah kecil maupun besar. Sementara pada Warung
Sate Shinta memiliki tempat makan yang strategis sehingga memudahkan masyarakat
dalam menemukan warung makan tersebut. Warung Sate Shinta juga memiliki
beberapa cabang.

4.3 Positioning Map

Sate H.Ismail
Sate Shinta
Sate Pak Oo
Sate Talang
Sate Taichan Air Mancur

Service Service
Kurang lengkap

Harga Mahal

Positioning Map
Jarak dekat Sate H.Ismail
Sate Shinta
Sate Pak Oo
Sate Talang
Sate Taichan Air Mancur

Variasi menu Variasi menu


sedikit banyak

Jarak jauh
Positioning Map

Besarnya lingkaran menunjukkan besarnya market share dari setiap warung


sate. Dari data dapat dijelaskan bahwa market share dari Warung Sate Shinta yang
paling besar, karena dilihat dari banyaknya cabang, banyaknya pelanggan yang
mengunjungi warung, kelengkapan services, serta lokasi warung yang strategis.

4.4 Pricing dan Promosi


Promosi merupakan kegiatan untuk mempengaruhi konsumsi agar mereka
menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan dan kemudian mereka
menjadi senang dan memutuskan untuk membeli produk tersebut. Kegiatan promosi
ini dianggap penting oleh usaha sate di Wilayah Bogor karena dapat mempengaruhi
tingkat penjualan dank arena banyaknya persaingan antar sesama penjual sate. Dalam
upaya meningkatkan penjualan, warung sate menggunakan beberapa cara dalam
kegiatan promosi yaitu memasang plang nama warung dan menu yang ditawarkan,
rutin mengikuti event tahunan yang bekerja sama dengan pemerintah yang rutin
dilaksanakan untuk mempromosikan produk yang mereka tawarkan. Kelemahannya
adalah usaha beberapa warung sate di atas tidak memiliki cabang usaha di tempat lain
sehingga pemasaran produk hanya di sekitar Bogor saja, hanya Warung Sate Shinta
yang memiliki beberapa cabang di berbagai daerah. Selain promosi melalui mulut ke
mulut, promosi juga dilakukan di media sosial seperti instagram. Para penjual selalu
update setiap hari lengkap dengan promo yang ditawarkan.
Strategi penetapan harga pada masing-masing warung sate berbeda. Pada
Warung Sate H.Ismail, harga yang ditetapkan mulai dari Rp20.000,00 hingga
Rp30.000,00. Pada Warung Sate Shinta harga yang ditetapkan mulai dari Rp35.000,00
hingga Rp50.000,00. Lalu pada Warung Sate Sumsum pak Oo harga yang ditetapkan
ialah Rp22.000,00. Pada Sate dan Sop Talang harga ditetapkan mulai dari Rp25.000,00
hingga Rp30.000,00. Dan pada Sate Taichan Taman Air Mancur harga yang ditetapkan
mulai dari Rp20.000,00 hingga Rp35.000,00. Semua harga merupakan harga per porsi
yang berisi 10 tusuk sate.

BAB V
ANALISIS

Jarak (dalam km) Nilai Perusahaan


0–3 5 -
3.1 – 6 4 Sate Shinta
6.1 – 9 3 -
9.1 – 12 2 Sate Taichan
12.1 – 15 1 Sate H.Ismail, Sate Sumsum Pak Oo,
Sate dan Sop Talang.

Variasi Menu Nilai Perusahaan


1–2 1 Sate dan Sop Talang, Sate H.Ismail
3–4 2 Sate Sumsum Pak Oo
5–6 3 Sate Shinta
7–8 4 Sate Taichan
9 – 10 5 -

Harga (dalam Nilai Perusahaan


ribu rupiah)
20 – 25 5 Sate H.Ismai, Sate Sumsum Pak Oo
26 – 30 4 Sate Taichan
31 – 35 3 -
36 – 40 2 Sate dan Sop Talang
41 – 45 1 Sate Shinta
Variasi Services Nilai Perusahaan
1–2 1 -
3–4 2 Sate dan Sop Talang, Sate Taichan
5–6 3 Sate H.Ismail, Sate Sumsum Pak Oo
7–8 4 -
9 – 10 5 Sate Shinta
Berdasarkan data yang diperoleh, terjadi persaingan yang cukup signifikan
antara Sate H. Ismail dan Sate Shinta dari aspek lokasi dan variasi menu yang
ditawarkan. Setelah itu, keduanya juga memiliki persaingan yang dekat dengan Sate
Sumsum Pak Oo. Jarak terdekat dari Kampus IPB Dramaga ialah Sate Shinta,
sementara variasi menu terbanyak ialah Sate Taichan Taman Air Mancur.
Dalam hal harga dan variasi service, terdapat persaingan yang sangat ketat
antara Sate H. Ismail dengan Sate Sumsum Pak Oo, kemudian persaingan yang dekat
lagi ialah dengan Sate Taichan Taman Air Mancur. Harga termurah terdapat di Sate H.
Ismail dan Sate Sumsum Pak Oo. Sementara Variasi service terbanyak terdapat di Sate
Shinta

BAB VI
REKOMENDASI

 Dengan memperhatikan harga, maka warung sate dengan harga termurah


terdapat di Warung Sate H. Ismail dan Sate Sumsum Pak Oo
 Dengan memperhatikan jarak, maka warung sate dengan jarak terdekat dari
Kampus IPB Dramaga ialah di Warung Sate Shinta
 Dengan memperhatikan Jumlah dan Variasi menu, maka warung sate dengan
variasi menu terbanyak terdapat di Warung Sate Taichan Taman Air Mancur
 Dengan memperhatikan variasi service, maka warung sate dengan service
terlengkap terdapat di Warung Sate Shinta

BAB VII
DAFTAR PUSTAKA

Sulistyastuti DR. 2004. DINAMIKA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)


Analisis Konsentrasi Regional UKM di Indonesia 1999-2001. Yogyakarta:
Center for Enterpreneurship and Policy Analysis (CEPA).
Tambunan, Tulus. 2002. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu
Penting. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
O’Shannassy. 2008. Sustainable Competitive advantage or Temporary Competitive
Advantage Improving Understanding of an Important Strategy Construct,
Journal of Strategy and Management. 1(2), pp. 168–180.
Hatta IH. 2014. ANALISIS PENGARUH INOVASI, PENGAMBILAN RESIKO,
OTONOMI, DAN REAKSI PROAKTIF TERHADAP KAPABILITAS
PEMASARAN UKM KULINER DAERAH DI JABODETABEK. Jakarta:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai