Anda di halaman 1dari 2

10 November "PAHLAWAN TAK DIKENAL"

Karya Toto Sudarto Bachtiar

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring


Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang

Dia tidak ingat bilamana dia datang


Kedua lengannya memeluk senapang
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang

wajah sunyi setengah tengadah


Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu
Dia masih sangat muda

Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun


Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring


Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata : aku sangat muda.
Cerpen Belajar Berhemat

Aah, Ariz jadi bingung. Sepatu, atau tas baru, ya?


Lusa kemarin, ia melihat tas yang sedang tren di sekolahnya. Akan tetapi,
sepatunya sudah benar-benar butut, sudah bolong-bolong. Ariz pun bicara pada
Nenek. Katanya, dahulukan kebutuhan, baru keinginan. Akhirnya Ariz memilih
sepatu.

Eits, tapi Ariz menjadi teringat perkataan Umi. Kalau Ariz mau sesuatu, harus
menabung dulu. Ia pun mengurungkan niatnya meminta pada Umi. Mulai besok,
aku akan mulai menabung, tekad Ariz dalam hati.

Setelah dirasa cukup banyak, ia memecahkan celengannya.


Aha! Muncul ide di benak Ariz. Besok, Ariz akan ke toko sepatu milik Bunda Alice.
Lagi pula, uangnya telah terkumpul sekitar Rp. 200.000,-, sementara harga di toko
Bunda Alice bisa terbilang cukup murah.

Rupanya, Alice setuju. Bahkan ia bersedia mengantarkan Ariz. Bunda Alice


menyambut hangat. Setelah mengerti maksud Ariz, Bunda Alice memberikan
diskon. Ariz memilih sepatu, lalu membayar. Totalnya hanya Rp. 88.000,-. Ariz
berterima kasih lalu pulang dengan hati riang gembira.

Anda mungkin juga menyukai