Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH AGAMA KATOLIK


DAN ETIKA

“IMAN KATOLIK dan SEKULARISASI”


Oleh : Ignatius Wahyu Aji Wibowo

2019
JAKARTA
1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................2

1.1 Latar belakang..........................................................................................................2


1.2 Rumusan masalah.....................................................................................................3
1.3 Tujuan penulisan......................................................................................................3

BAB II ISI..................................................................................................................................4

2.1 Hakekat iman Katolik secara sederhana...................................................................4


2.2 Sekulariasi iman.......................................................................................................5
2.3. Bentuk-bentuk arus sekularisasi..............................................................................5
2.3.1 Individualisme...........................................................................................6
2.3.2 Spiritual tetapi tidak religius (klenik)........................................................8
2.3.3 Ibadat hanya sebagai ritual keagamaan.....................................................9
2.3.4 Fundamentalisme yang menyerang iman katolik....................................10
2.3.5 Penyelesaian pragmatis dalam hidup keluarga........................................12
2.3.6 Dominasi uang dalam semua segi kehidupan..........................................13
2.3.7 Gaya hidup konsumtif dan hedonisme (materialis).................................15
2.3.8 Media digital dan internet yang ekspansif...............................................16
2.4 Menjawab fundamentalis, bukti Yesus adalah Tuhan............................................17
2.5 Menghadapi arus sekularisasi.................................................................................18
BAB III PENUTUP..................................................................................................................20
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................20
3.2 Saran.......................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21
LAMPIRAN.............................................................................................................................22

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sekularisasi berasal dari kata dasar sekuler yang secara etimologis yaitu bersifat
duniawi atau kebendaan (bukan bersifat keagamaan atau kerohanian). 1 Sekulerisasi secara
untuh memiliki dua arti, arti pertama yaitu hal-hal yang membawa ke arah kehidupan yang
tidak didasarkan pada ajaran agama, sedangkan arti yang kedua adalah pengambilan bangunan
atau barang milik yayasan keagamaan untuk dijadikan milik negara dan digunakan untuk
kepentingan lain.2 Dalam makalah ini sekularisasi yang dimaksud oleh penulis adalah mengacu
pada pengertian pertama.

Dewasa ini arus sekularisasi bila kita merenungkan bersama secara mendalam,
menjadi tantangan keimanan kita secara amat serius. Sekularisasi telah merambah pada seluruh
pemikiran kita pada hal apapun dalam aspek kehidupan kita. Baik atau buruk tentu akan kita
refleksikan bersama dalam makalah ini, karena bila kita adalah umat beriman yang cerdas, kita
harus membuka diri untuk mau mempelajari dengan cermat dan memahami segala tantangan
iman kita. Apabila kita tidak beriman, makalah ini tetap bisa dibaca untuk bahan permenungan
tambahan mengenai kehidupan kita dan menambah wawasan luas mengenai kehidupan ini.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi Ulangan Tengah Semester Genap tahun ajaran
2018/2019 mata kuliah Agama Katolik dan Etika Universitas Pertamina. Selain itu, penulis
merasa terdorong dengan sungguh dan ingin berbagi mengenai analisa penulis terhadap
sekularisasi dan iman Katolik. Di era milenial ini bagi penulis adalah pintu gerbang kejayaan
sekularisasi, apabila kita tidak paham dan kuat dalam iman kita mulai sekarang, sekularisasi
akan semakin berjaya dan “Tuhan” hanya akan menjadi sebatas dongeng masa lalu bagi
kehidupan manusia. Lantas bagaimana kita sebagai manusia harus bersikap dan bertindak
dalam makalah ini akan dikaji analisa yang ada mengenai hal tersebut.

1
KBBI online, https://kbbi.web.id/sekuler
2
KBBI online, https://kbbi.web.id/sekularisasi

3
1.2 Rumusan masalah
 Apa itu iman katolik?
 Apa saja bentuk arus sekularisasi iman Katolik yang merajarela?
 Bukti apa Yesus sebagai Tuhan?
 Apa yang harus kita lakukan dalam menghadapi arus sekularisasi?

1.3 Tujuan penulisan


 Mengetahui segala bentuk arus sekularisasi
 Mengetahui iman Katolik
 Mengetahui bukti Yesus sebagai Tuhan
 Mengetahui apa yang harus dilakukan dalam menghadapi arus sekularisasi

4
BAB II
ISI

2.1 Hakekat iman Katolik secara sederhana

Sebagai seorang beriman, kita harus mengetahui secara mendalam apa iman kita,
bagaimana, dan mengapa kita beriman pada iman kita tersebut. Jawaban karena kita telah di
didik orang tua sejak lahir tentu kurang mendalam, kita dengan sadar harus mencari dan
berusaha bertanggungjawab atas iman kita. Mencari dalam hal ini adalah mencari alasan sejati
yang menjadikan kita mau menghayati panggilan iman kita tersebut. Lantas apa itu iman? Dan
bagaimana hakekat iman katolik itu sendiri?

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan, dan bukti dari segala
sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr 11:1). dalam iman, akal budi dan kehendak manusia bekerja sama
dengan rahmat Ilahi (KGK, 155). Lebih jauh St. Thomas mengatakan bahwa “Iman adalah satu kegiatan
akal budi yang menerima kebenaran ilahi atas perintah kehendak yang digerakkan oleh Allah dengan
perantaraan rahmat” (ST, II-II, q.2, a.9). Jadi iman adalah merupakan operasi intellect atau akal
budi, dimana kita bekerja sama dengan rahmat Allah, sehingga kita dapat menjawab panggilan-Nya
dan percaya akan apa yang difirmankan-Nya. Namun kepercayaan ini bukan hanya asal percaya, atau
percaya berdasarkan perasaan saja. Iman dapat didefinisikan sebagai suatu persetujuan akal budi
yang kokoh kepada kebenaran, yang bukan berdasarkan perasaan, namun berdasarkan
kesaksian saksi, saksi disini adalah Tuhan itu sendiri.3 Iman katolik pada hakekatnya adalah
beriman pada Yesus Kristus sebagai Tuhan yang menjelma menjadi manusia dan wafat disalib
demi penebusan dosa dan menyelamatkan umat manusia. Kunci dari iman Katolik adalah pada
diri Yesus, Allah Bapa, dan Roh Kudus. Segala hal keimanan Katolik bersumber dari kitabsuci
nya yaitu Alkitab. Alkitab sendiri adalah kumpulan kitab yang ditulis oleh nabi-nabi dalam
kurun waktu yang sangat panjang hingga membentuk sebuah narasi yang utuh dan
berkesinambungan tentang hubungan Tuhan dengan manusia, dan karya-karya penyelamatan
Tuhan. Banyak penelitian yang menyatakan keotentikan Alkitab tidak bisa diragukan lagi.

3
http://www.katolisitas.org/iman-bukanlah-masalah-perasaan/

5
2.2 Sekularisasi iman

Sekularisasi berasal dari kata dasar sekuler yang secara etimologis yaitu bersifat
duniawi atau kebendaan (bukan bersifat keagamaan atau kerohanian). 4 Sekulerisasi secara
untuh memiliki dua arti, arti pertama yaitu hal-hal yang membawa ke arah kehidupan yang
tidak didasarkan pada ajaran agama, sedangkan arti yang kedua adalah pengambilan bangunan
atau barang milik yayasan keagamaan untuk dijadikan milik negara dan digunakan untuk
kepentingan lain.5 Dalam makalah ini sekularisasi yang dimaksud oleh penulis adalah mengacu
pada pengertian pertama.
Sekularisasi secara sederhana dapat diartikan adalah gerakan yang menduniawikan
suatu hal, tentu gerakan ini akan menjauhkan hal-hal yang Ilahi. Jadi poin penting dalam
sekularisasi adalah gerakan yang menjauhkan dari yang Ilahi (mengotonomikan duniawi).

2.3 Bentuk-bentuk arus sekularisasi

Sekularisasi adalah sebuah gerakan secara sosial dan ideologi dengan menerima
otonomi keduniawian secara penuh dan bertolak-belakang dengan unsur keilahian (iman dan
agama). Sekularisasi bergerak atas dasar sekularisme, yaitu paham mengutamakan otonomi
duniawi atas dasar rasionalisme, logika, dan akal sehat yang dapat diterima secara kognitif
daripada hal keilahian. Golongan sekularis memperpegang teguh semangat keduniawian dalam
segala aspek kehidupannya.

Dunia dewasa ini paham sekularisme dan gerakan sekularisasi semakin merajarela dan
semakin eksis. Berbanding lurus dengan perkembangan teknologi, apabila tidak didalami
dengan semangat iman yang kuat, maka sekularisasi akan semakin eksis adanya. Karena
teknologi membuat segala hal didunia menjadi rasional dan dapat dinalar serta dibuktikan,
orang akan semakin ragu terhadap eksistensi “Tuhan” sebagai sang pencipta. Contoh sederhana
adalah penemuan teori dan teknologi kloning makhluk hidup yang bila tidak dipahami dengan
iman yang kuat, akan meyakinkan bahwa tanpa campur tangan “Ilahi” manusia sendiri bisa
menciptakan kehidupan / makhluk hidup sesuai keinginannya. Penemuan teori asal mula
makhluk hidup yang berawal dari zat protein dasar yang tersambar petir ketika bumi masih

4
KBBI online, https://kbbi.web.id/sekuler
5
KBBI online, https://kbbi.web.id/sekularisasi

6
berumur muda (teori abiogenesis), bila tidak dipahami dengan kacamata iman yang kuat juga
akan memudarkan eksistensi Tuhan. Maka sekularisasi merupakan salah satu tantangan iman.

Gerakan sekularisasi makin jelas terlihat di era sekarang, hal tersebut terlihat begitu
banyak tokoh-tokoh yang dengan percaya diri dan eksis menyatakan bahwa dirinya atheis
(tidak percaya adanya Tuhan) dan Agnostik (sederhananya tidak percaya akan agama,
walaupun percaya Tuhan). Seperti ilmuwan yang terkenal Stephen Hawking, komika Indonesia
Coki Pardede, artis hollywood Brad Pit, youtuber Piedewpie, dengan berani menyatakan akan
ketidakpercayaannya terhadap adanya Tuhan atau eksistensi agama. Hal itu menunjukkan
bahwa sekularisasi tetap eksis terutama di kalangan publik figur. Berdasarkan pengalaman
pribadi penulis, kesaksian publik figur tersebut ketika dipublikasikan ke media seperti
Youtube, cukup membuat orang-orang menjadi terpengaruh.

Kata kunci dalam sekularisasi adalah diunggulkannya otonomi duniawi daripada


keilahian.

Supaya kita sebagai orang beriman semakin paham terhadap sekularisasi dan
sekularisme, berikut adalah macam-macam bentuk sekularisasi yang terjadi di dunia ini :

2.3.1 Individualisme

Individualisme berasal dari kata dasar individual yang berarti mengenai atau
berhubungan dengan manusia secara pribadi, bersifat perseorangan.6 Individualisme diartikan
sebagai paham yang mengutamakan manusia secara pribadi, bersifat perseorangan, dan
bertujuan lebih ke pribadi orang tersebut sendiri. Individualisme adalah salah satu bentuk
sekularisasi karena seorang individu tidak ingin atau tidak mau oranglain dan/atau hal lain
mencampuri urusannya. Individualisme dapat menimbulkan sifat “bisa melakukan suatu hal
sendirian” tidak mau ada campur tangan orang lain dan bahkan tidak mempedulikan campur
tangan Tuhan.

Individu secara pribadi adalah hal duniawi (sekular) lebih dipentingkan daripada hal-
hal lain, orang lain, dan bahkan Tuhan melalui nilai-nilai atau ajaran agama-Nya. Orang akan
menjalani hidup dengan idealisme nya sendiri yang bersifat individu, bahkan muncul istilah
dari kaum individualis yang berbunyi “hidupku ya hidupku, hidupmu ya hidupmu”.
Individualisme dewasa ini semakin jelas dan bahkan membudaya terutama di ranah perkotaan.

6
KBBI online, http://kbbi.web.id/individual

7
Dimana budaya tegur sapa, inisiatif gotongroyong kurang terealisasi. Berikut adalah contoh
kasus individualisme yang terjadi di tengah masyarakat :

Gambar 2.3.1 cuplikan berita nenek Marsiyah dalam laman Detik.com

Dalam situs resmi media massa detik, diberitakan bahwa diputuskan seorang terdakwa
nenek Marsiyah (72) satu tahun penjara dengan masa percobaan dua bulan karena perbuatan
pengeroyokan yang dilakukannya.7 Dalam sumber lain, yaitu tempo.co menyebutkan bahwa
nenek Marsiyah melakukan pengeroyokan kepada seorang adik penuntut hingga mengalami
luka-luka. Diketahui oleh berbagai pengamat sidang yang terjadi, motivasi Febriyanti
memejahijaukan nenek Marsiyah adalah supaya membuat ‘kapok’ sang nenek karena telah
melukai keluarganya. Nenek Marsiyah yang notabene adalah seorang janda, tidak bekerja, dan
sudah lanjut usia akan dimaafkan oleh Febriyanti bila sang nenek membayar uang sepuluh juta
rupiah. Tentu kasus semacam tidak hanya sekali terjadi, sekitar sepuluh tahun yang lalu ada
kasus yang menjerat seorang nenek juga karena dituduh mengambil ubi pohon di kebun yang
dimana tanah kebun tersebut milik sebuah perusahaan. Hasrat untuk mementingkan eksistensi
diri sendiri atau gengsi membuat semangat individualis manusia semakin besar, bila hal itu
sudah berapi-api maka dapat membutakan manusia tersebut dalam melihat realitas yang ada,

7
https://news.detik.com/berita/d-1385249/budaya-timur-terkikis-individualisme-meningkat

8
dalam kasus tersebut adalah realitas ‘lawan’ yang sudah lanjut usia dan perkara yang sepele
dimejahijaukan tanpa pengampunan. Bila kita renungkan, individualisme dapat membutakan
kita dari nilai-nilai iman kita sendiri seperti mengampuni, dan mengasihi.

2.3.2 Spiritual, tetapi tidak religius (klenik)

Walaupun zaman telah modern, tetapi tidak sedikit pula dari kita yang masih
mempercayai hal-hal diluar kekuatan yang ilahi, dimana kekuatan tersebut atau bisa dikatakan
teori/ilmu tersebut sangat duniawi. Seperti pada kasus bahwa remaja sekarang masih banyak
mempercayai ramalan nasib berdasarkan horoskope yang mengacu pada periode rasi-rasi
bintang tertentu ketika seseorang lahir. Hal tersebut terbukti secara survei sederhana penulis
dalam menanyakan pengaruh dan motivasi kerabat penulis terkait horoskope. Banyak kerabat
penulis terutama kaum perempuan yang mempercayai dan bahkan rutin setiap hari untuk
melihat ramalan nasib dirinya pada sebuah akun online tentang horoskope nya. Akun-akun
media sosial tentang horoskop pun tidak bisa dianggap sepele, dengan jumlah pengikut lebih
dari 2,1 juta pengikut, salah satu akun media sosial instagram “rahasiagadis” (favorit kerabat
penulis) dengan disiplin mempublikasikan ramalan-ramalan horoskope zodiak terkini melalui
postingannya, dengan salah satu postingan ramalan zodiaknya disukai oleh 15.455 orang dan
komentar hingga 200 komentar.8

Meskipun terkadang orang mengaku beragama dan ber-Tuhan tetapi dengan


bergantung dengan ramalan zodiak yang ada tentu hal itu menjauhkan diri dari
penyelenggaraan Tuhan sendiri dalam kehidupannya. Bahkan ada seseorang yang mencari
pasangan hidupnya harus cocok dengan ramalan zodiaknya, tentu sikap seperti ini masuk dalam
ranah sekularisasi.

8
https://instagram.com/p/BuvTu-oHGGm/

9
Gambar 2.3.2 halaman akun media sosial instagram rahasiagadis

2.3.3 Ibadat hanya sebagai ritual keagamaan

Salah satu bentuk sekularisasi yang terjadi dalam kehidupan umat beriman adalah
maraknya orang yang beridealisme bahwa ibadat keagamaan hanya formalitas ritual saja tanpa
ada manfaat yang diharapkan, akibatnya tindakan seorang tersebut menjadi tidak baik dan
10
bahkan mendekatkan diri pada hal kriminalitas. Kaum sekularis kebanyakan berpandangan
seperti ini, karena walaupun mereka secara administratif masih beragama tetapi dalam tindakan
nyata tidak mencerminkan dari nilai-nilai keagamaan nya. Nilai-nilai keagamaan tentu didapat
dari setiap Ibadah yang dilakukan dengan sadar, penuh iman, dan penghayatan. Seperti kasus
berikut :

Gambar 2.3.3 berita skandal pelecehan seksual yang melibatkan seorang pastor dari
laman berita msn.

Seorang pastor yang notabene adalah pemuka agama, pemimpin ibadat kristen, dapat
terjerumus ke kasus kriminalitas yaitu pelecehan seksual di Dili. 9 Tentu dia secara sadar telah
gagal melaksanakan imamat pastor tersebut, dan secara tidak langsung ini adalah implementasi
dari bentuk sekularisasi bahwa ibadat (agama) hanya sebuah ritual (formalitas saja) tanpa ada
niatan yang tulus dalam iman untuk mengamalkan nila-nilai keagamannya, yang sejati nya
adalah nilai-nilai yang Ilahi.

2.3.4 Fundamentalisme yang menyerang iman katolik

Fundamentalisme adalah gerakan suatu paham yang mengutamakan suatu hal dari
fundamentalnya (hal mendasarnya). Dalam konteks iman katolik, dewasa ini banyak serangan
datang yang menyerang keimanan umat katolik dari hal fundamental nya, seperti Yesus yang

9
https://www.msn.com/id-id/berita/nasional/skandal-pelecehan-seksual-di-gereja-katolik-dili-melibatkan-
pastor-dari-as/ar-BBTtYmc

11
sebagai Tuhan bagi umat Katolik, diserang tentang status kemanusiaannya “Tuhan kok
manusia? Tuhan kok mau mati disalib?” pertanyaan-pertanyaan tersebut sering menyerang
iman katolik secara implisit maupun eksplisit. Bila direnungkan secara iman Katolik, serangan
fundamental tersebut berusaha menyangkal akan keAllahan Yesus, supaya umat katolik
percaya dan meninggalkan Yesus, dan bila hal itu terjadi maka secara tidak langsung umat
katolik akan menjauhkan diri dari hal Ilahi mereka yaitu Ketuhanan Yesus.

Bukti-bukti nyata serangan fundamental iman Katolik telah banyak dipublikasikan di


media sosial terutama www.youtube.com, dimana disana terdapat banyak video-video tentang
argumen-argumen penyangkalan ketuhahan Yesus. Karena hal yang paling fundamental dari
iman Katolik adalah diri Tuhan Yesus Kristus, maka kaum fundamentalis dengan berbagai cara
dan teorinya berusaha menyangkal hal tersebut.

Salah satu nya adalah berbagai video dakwah seseorang yang menamakan dirinya Dr.
Zakir Naik. Dakwah-dakwah Dr. Zakir Naik memperlihatkan bahwa bagaimana dia berusaha
mematahkan dan menyangkal Yesus melalui kacamata agama lain yang bila dilihat secara
rasional hal tersebut kurang tepat, karena menilai sesuatu dengan sebuah pedoman yang sangat
berbeda dari hal yang dinilainya. Ironisnya, dakwah-dakwah Dr. Zakir Naik tersebut disambut
baik oleh negara kita dan difasilitasi terbukti dengan tur dakwah Dr. Zakir Naik di beberapa
kota di Indonesia.10

10
https://www.youtube.com/watch?v=ytNfCux0ISU

12
Gambar 2.3.4 salah satu video dakwah Dr. Zakir Naik di Indonesia

Melalui dakwah Dr. Zakir Naik tentang perbandingan agama melalui kacamata agama Islam,
yang difasilitasi di Infonesia, akhirnya membuat banyak orang kristen (protestan dan katolik)
akhirnya meninggalkan imannya.

Tak hanya serangan dari agama lain, tapi fundamentalisme juga menyerang dari kaum
atheis, dimana mereka dengan gamblang menyatakan bahwa tidak percaya adanya Tuhan.
Serangan dari kaum atheis kepada iman Katolik lebih nyata dan jelas sifat fundamentalnya
daripada serangan dari agama lain. Salah satu tokoh yang terkenal menentang eksistensi Tuhan
adalah seorang ilmuwan terkenal yang belum lama ini telah meninggal dunia yaitu Stephen
Hawking. Stephen mengatakan bahwa “segala hal di dunia ini dapat dilihat dan dirasionalkan
tanpa adanya Tuhan, dan kehidupan setelah kematian itu tidak ada, kita adalah seperti
komputer, tidak ada tempat dimana komputer itu telah rusak dan mati.:

2.3.5 Penyelesaian pragmatis dalam hidup keluarga

Pragmatis secara sederhana adalah gerakan filsafat yang menyatakan bahwa sebuah
pernyataan atau pemikiran dianggap benar jika bisa dimanfaatkan atau difungsikan dan berhasil
memuaskan, sederhananya segala tindakan manusia mengarah ke hal yang praktis dan diterima
dengan mudah dan memuaskan. Tentu hal ini bersifat sekuleritas karena bila ada tindakan yang
dapat menjauhkan diri dari eksistensi Ilahi dan itu dianggap lebih mudah dan memuaskan,
maka mengapa tidak bila hal itu tidak dilakukan?. Pemikiran pragmatis dapat membuat
seseorang melupakan kepentingan orang lain, melupakan kebutuhan dan hal dasar terutama
yang berkaitan dengan orang lain. Pragmatisme cenderung dapat menjerumuskan manusia
keperbuatan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang Ilahi dan semakin menjauhkan.

Dewasa ini, pragmatisme dalam kehidupan keluarga sangat mudah dijumpai. Era
kehidupan keluarga zaman sekarang adalah kebanyakan orang tua adalah orang tua karir, yang
memiliki tantangan tersendiri dalam merawat anak-anaknya daripada orangtua rumah tangga.
Maka banyak anak yang merasa kekurangan kasih sayang dari orangtua dan tak jarang mereka
akan terjerumus ke pergaulan bebas atau hal-hal yang merugikan bagi masa depannya. Salah
satu kasus pragmatisme dalam keluarga yang amat jelas adalah sebagai berikut :

13
Gambar 2.3.5 berita sepasang orangtua menelantarkan anak-anaknya

Dalam kasus tersebut yang terjadi di Cibubur pada tahun 2015 lalu, orangtua dengan
inisial T dan N telah menelantarkan anak-anaknya hingga mengalami kekurangan gizi,
diketahui lebih lanjut, ternyata mereka juga pengonsumsi narkoba. 11 Bila dari awal orangtua
tersebut menanamkan dalam diri dengan sungguh akan berharganya seorang anak dari mereka
sendiri, maka penelantaran tersebut tidak akan terjadi. Mereka telah menganggap bahwa
mengonsumsi narkoba adalah hal praktis yang diterima dengan mudah dan memuaskan, maka
mereka akhirnya melupakan kelangsungan hidup anak-anak mereka sendiri.

2.3.6 Dominasi uang dalam semua segi kehidupan

Uang adalah salah satu hal pokok dalam kehidupan manusia, tetapi sekarang banyak
manusia yang telah terjerumus bahwa uang adalah hal pokok dalam hidup manusia, bukan
salah satu lagi, sehingga tanpa uang manusia tidak dapat hidup. Tentu hal tersebut adalah
sekularisasi karena menolak bahwa rahmat Tuhan yang sejatinya bersifat universal tidak hanya
dalam wujud uang saja.

11
https://megapolitan.kompas.com/read/2015/06/17/15164351/Orangtua.Penelantar.Anak.di.Cibubur.Akhirn
ya.Menjadi.Tersangka.

14
Bila manusia sampai berprinsip seperti itu, maka kehidupannya akan kosong dan hanya
meterialistis saja yang dapat dia pandang bagi semua hal dalam hidupnya, tanpa bisa
memandang dari segi lain yang lebih luhur.

Gambar 2.3.6 Berita tentang politik uang dalam laman CNN Indonesia

Uang menjadikan sarana bagi manusia untuk menghalalkan segala cara dalam memperoleh
apa yang diinginkannya (materialis). Seperti pada gambar diatas, dalam berita dari laman resmi
CNN Indonesia, Peneliti politik dari LIPI menyatakan bahwa politik uang di Pilkada serentak
tahun 2018 akan marak terjadi.12 Hal tersebut menunjukkan bagaimana begitu materialistisnya
sebuah jabatan kepemimpinan, untuk mendapatkannya orang-orang lebih memilih
mendewakan uang sebagai solusi memperoleh jabatan, tentu hal tersebut menggeser peranan
Tuhan dan nila-nilai Ilahi-Nya dalam hal memperoleh jabatan pemimpin, yang dimana
seharusnya menjadi pemimpin adalah sebuah panggilan Tuhan.

12
https://www.cnnindonesia.com/pilkadaserentak/nasional/20180117191337-32-269707/politik-uang-
diprediksi-marak-di-pilkada-2018?

15
2.3.7 Gaya hidup konsumtif dan hedonis (materialisme)

Gaya hidup konsumtif tentu merupakan bentuk sekularisasi. Karena gaya hidup
tersebut hanya mementingkan kebutuhan material seseorang yang harus terpenuhi bahkan
dengan standar yang tinggi. Hal tersebut dapat menjauhkan manusia dari nilai-nilai Ilahi
mengenai hidup, yaitu bersyukur, dan berbagi penuh kasih. Catatan terkenal dari Santo Ignatius
Loyola yang merupakan refleksinya atas hidupnya mengatakan bahwa “hanya Rahmat dan
Kasih dari-Mu itu cukup bagi ku”. Seorang konsumtif dan hedonis tidak akan sampai ke
pemahaman tersebut karena kebutuhan materialis adalah yang mereka utamakan.

Menurut hukum ekonomi, kebutuhan manusia dipenuhi oleh alat pemuas kebutuhan,
dan dimana kebutuhan manusia itu sendiri dapat tidak terbatas. Orang akan merasa butuh
sepeda, dan akhirnya menjadi motor, hingga menjadi pesawat terbang. Tanpa nila-nilai
bersyukur yang mendalam dan Ilahi, manusia akan terus rakus untuk memenuhi kebutuhannya
yang tidak terbatas.

Gambar 2.3.7 pendapat Menteri Sosial RI tentang fenomena belanja online

16
Menurut artikel dari laman tempo.co, menteri sosial RI Khofifah Indar Parawansa
berpendapat bahwa maraknya fasilitas digital belanja online membuat sifat konsumtif
masyarakat tersumbang cukup signifikan.13 Karena fenomena maraknya situs belanja online,
membuat manusia semakin ‘tertarik’ untuk konsumtif karena begitu mudahnya mendorong
barang. Sifat konsumtif manusia dapat terus berkembang tanpa henti dan berbanding lurus
dengan keinginan untuk menjadi manusia yang ber-prestise tinggi dengan mengkonsumsi
barang-barang yang mahal. Hal-hal tersebut dapat menjauhkan manusia dari rasa bersyukur
yang Ilahi.

2.3.8 Media digital dan internet yang ekspansif

Di era digital yang sangat pesat ini, media digital terutama media sosial menjadi salah
satu jati diri manusia dalam kehidupannya. Tidak hanya itu, segala informasi penting sekarang
juga mutlak dari media sosial. Oleh sebab itu media sosial sekarang begitu ekspansif merambah
kehidupan manusia. Akibat manusia tidak membentengi dengan kuat dari ekspansi tersebut
peristiwa seperti contoh berikut terjadi, yaitu :

Gambar 2.3.8 cuplikan berita petani di demak buang cabai karena termakan hoaks

13
https://nasional.tempo.co/read/848126/mensos-belanja-online-sumbang-sifat-konsumtif-masyarakat

17
Melalui berita di laman Tribun timur.com,14 sejumlah petani di Demak membuang cabai-cabai
hasil panen mereka di jalanan gara-gara termakan kabar bohong (hoax) tentang adanya impor
cabai yang dapat mengancam mereka melalui media sosial pesan berantai whatsapp. Aksi
tersebut membuat para petani rugi sendiri dan kabar bohong tersebut telah meresahkan
masyarakat Demak. Karena ketidaksiapan kita dalam membentengi diri dari serangan ekspansi
media digital, kita dapat dengan mudah terjerumus untuk melakukan hal yang menjauhkan diri
kita kepada hal Ilahi, seperti kecerobohan petani Demak yang membuang cabai nya ke jalanan.

2.4 Menjawab fundamentalis, bukti Yesus adalah Tuhan

Pertanyaan kaum fundamentalis yang paling sering digunakan dan untuk menyerang
iman Katolik adalah Ketuhanan Yesus. Apabila umat katolik membalas dan membela diri,
lantas apa buktinya yang menyatakan bahwa Yesus sendiri adalah Tuhan?
1. Yesus adalah diri-Nya sebagai Tuhan
Dalam alkitab, injil-injil yang mengkisahkan Yesus menuliskan bahwa Yesus tidak
pernah mengarang, dan Dia selalu berterus terang mengatakan bahwa Dia adalah Tuhan.
Karena hingga sekarang dalam sejarah manusia, tidak adanya yang berani seperti Yesus dan
membuktikan bahwa diri-Nya memang Tuhan. Seperti pada ayat-ayat Alkitab berikut :
a. Mat 26:63, “…katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau
tidak?”). Jawab Yesus: “Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah.”
b. Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah
Guru dan Tuhan.” (Yoh 13:13)
c. Yesus menyatakan diri-Nya sebagai sumber air hidup yang akan menjadi mata air di
dalam diri manusia, yang terus memancar sampai ke hidup yang kekal (Yoh 4:14).
Dengan demikian Yesus menyatakan diri-Nya sebagai sumber rahmat; hal ini tidak
mungkin jika Yesus bukan Tuhan, sebab manusia biasa tidak mungkin dapat menyatakan
diri sebagai sumber rahmat bagi semua orang.
d. Yesus menyatakan, “Aku adalah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang
datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh 14:6); dan dengan demikian Ia
menempatkan diri sebagai Pengantara yang mutlak bagi seseorang untuk sampai kepada
Allah Bapa.
e. Pengantar Injil Yohanes 1:1-18

14
http://makassar.tribunnews.com/2019/01/14/bikin-aksi-buang-cabai-di-jalan-petani-demak-minta-maaf

18
2. Yesus mampu mengatasi ruang dan waktu

Perbedaan antara manusia dengan Tuhan adalah dimensinya, terutama ruang dan
waktu. Manusia hidup sebatas ruang dan waktu, setelah manusia mati, dia tidak akan bisa hidup
lagi. Dalam Injil, dinyatakan bahwa Yesus dapat bangkit dari kematian karena Ketuhanan
Yesus sendiri, yaitu tidak terbatas ruang dan waktu.

3. Misteri Kain Kafan di Turin, Italia

Penemuan kain kafan yang kini disimpan di salah satu basilika di Turin, Italia
merupakan bukti fisik yang jelas tentang keberadaan Yesus dan kebenaran Injil. Kain kafan
tersebut dipercayai sebagai kain kafan Yesus karena terdapat noda-noda luka yang menunjukan
bahwa manusia yang terbungkus kain kafan itu terluka-luka sesuai luka-luka yang dialami
Yesus. Para ilmuan yang bahkan berlatarbelakang atheis melakukan uji dan penelitian terkait
penciptaan noda tersebut dalam proyek penelitian bernama STURP (Shroud of Turin Research
Project) dan menghasilkan kesimpulan bahwa pembuatan noda-noda dalam kain kafan tersebut
masih misteri dan bukan merupakan lukisan.

2.5 Menghadapi arus sekularisasi

Dalam setiap perkembangan sejarah manusia, usaha-usaha ‘dia yang jahat’ untuk
semakin menjauhkan manusia dari yang Ilahi adalah memang benar adanya. Sepanjang
perjalanan Iman Katolik dan Gereja-Nya selalu dihadapkan dengan hal yang bertujuan untuk
menyangkal Yesus, dan segala paham-paham Ketuhanan. Gereja akhirnya melalui berbagai
kesepakatan, strategi, dari konsili-konsili nya akhirnya dapat bertahan hingga kini dan tetap
eksis. Kita sebagai umat katolik yang merupakan ujung tombak kristiani dan Gereja harus dapat
bertahan dan mengalahkan sekularisasi berawal dari dalam diri kita sendiri. Berikut adalah apa
yang harus kita lakukan untuk menghadapi arus sekularisasi :

1. Menanamkan dengan sungguh dalam diri sendiri untuk taat beriman

Menanamkan kepada diri sendiri adalah langkah sederhana sekaligus paling pokok
karena hal besar yang dihadapi nanti diri sendiri harus memiliki niat yang kuat dalam bertahan.

2. Berani belajar, mempertanyakan, dan mencari jawaban tentang kebenaran iman


kita sendiri

19
Dengan berani belajar akan iman kita sendiri, dapat membuat keimanan kita menjadi
kuat

3. Berani untuk belajar dan paham terhadap ilmu pengetahuan dan perkembangan
zaman

Zaman yang berkembang dan teknologi manusia yang terus maju memang tidak bisa
dipungkiri lagi, oleh sebab itu kita sebagai umat beriman harus mau dan berani untuk
mempelajari, kalau bisa hingga menguasai, untuk mengetahui dengan dalam ilmu dan segala
hal dalam perkembangan zaman itu sendiri.

4. Berani untuk terus mewartakan kabar sukacita iman kita melalui berbagai media
sesuai perkembangan zaman

Gerakan sekularisasi yang masif perlu dihadapi dengan gerakan yang masif pula, oleh
sebab itu seiring perkembangan zaman, kita sebagai ujung tombak iman harus mau untuk
mengajak sesama dan mengingatkan sesama akan pentingnya iman dan kehadiran Tuhan dalam
hidup kita.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sekularisasi berbanding lurus dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan


manusia, perlu dasar yang kuat dan Gereja sebagai institusi Iman Katolik harus tetap tegar
laksana Bahtera yang membawa berbagai jenis hewan mengarungi samudera raya sekular yang
amat deras. Tuhan Yesus sendiri pernah berkata kepada Petrus : “diatas batu karangmu ini akan
kudirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya” (Matius 16:18). Artinya bahwa
Yesus senantiasa menyertai kita sampai akhir zaman dan melindungi kita dari segala kuasa
jahat yang menyerang sesuai janji-Nya itu. Kita sudah diberi rahmat perlindungan oleh Yesus
sendiri dalam menghadapi sekularisasi. Kita sebagai Gereja-gereja kecil harus berani dan tidak
takut dalam menghadapi sekularisasi, sebab Yesus sendiri selalu beserta kita.

3.2 Saran

Gereja Katolik harus tetap selalu berbenah, tetap taguh dalam iman, dan menjawab
segala tantangan zaman dari waktu ke waktu.

21
DAFTAR PUSTAKA
Etimologi :
KBBI online, https://kbbi.web.id/sekuler

Dasar pemikiran makalah :


Artikel-artikel katekis dari www.katolisitas.org

Artikel berita :
https://news.detik.com/berita/d-1385249/budaya-timur-terkikis-individualisme-meningkat
https://instagram.com/p/BuvTu-oHGGm/
https://www.msn.com/id-id/berita/nasional/skandal-pelecehan-seksual-di-gereja-katolik-dili-melibatkan-
pastor-dari-as/ar-BBTtYmc
https://megapolitan.kompas.com/read/2015/06/17/15164351/Orangtua.Penelantar.Anak.di.Cibubur.Akhirnya
.Menjadi.Tersangka.
https://www.cnnindonesia.com/pilkadaserentak/nasional/20180117191337-32-269707/politik-uang-
diprediksi-marak-di-pilkada-2018?
https://nasional.tempo.co/read/848126/mensos-belanja-online-sumbang-sifat-konsumtif-masyarakat
http://makassar.tribunnews.com/2019/01/14/bikin-aksi-buang-cabai-di-jalan-petani-demak-minta-maaf
https://www.youtube.com/watch?v=ytNfCux0ISU

22
LAMPIRAN

23
SOAL UTS MATA KULIAH AGAMA KATOLIK
SEMESTER GENAP 2018/2019
Mahasiswa membuat makalah dengan tema “Membangun Iman Katolik yang teguh”.
Isi makalah tersebut mencakup:
1. Membuat analisis terhadap berbagai jenis tantangan iman seperti terlihat di
bawah ini, dengan memberikan contoh-contohnya dari internet (sertakan
linknya).

2. Bukti apakah yang bisa Anda tunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah Allah,
sehingga kita bisa mengandalkanNya untuk menghadapi semua tantangan itu?
Sertakan ayat-ayat pendukungnya.

3. Kesimpulan praktis apa yang bisa Anda lakukan untuk membentengi diri
terhadap tantangan tersebut. Sertakan ayat pendukungnya.

Sumber rujukan:
1. Petrus Danan Widharsana dan RD.Victorius Rudy Hartono, Pengajaran Iman
Katolik, Kanisius: 2017
2. E-book: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Pendidikan
Agama Katolik, 2016
Makalah dibuat oleh masing-masing mahasiswa secara mandiri (tidak boleh
mencontek) dan diserahkan pada tanggal jadwal UTS jam 12:00 (paling lambat)
dalam bentuk hardcopy ke Sekretariat (dikumpulkan ke ketua kelas) dan softcopy
dengan format WORD (bukan PDF) dikirim ke email ke:
kuliah.agama.katolik@gmail.com

24

Anda mungkin juga menyukai