Anda di halaman 1dari 7

Draft Penelitian Tesis

Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar


TA 2019/2021

DAMPAK TECHNOLOGY FINANCIAL (FINTECH)


TERHADAP INDUSTRI PERBANKAN

I. PENDAHULUAN

Menurut survei Bank Dunia (2014), hanya 36 persen populasi penduduk


Indonesia kategori dewasa yang memiliki rekening di lembaga keuangan formal.
Angka ini lebih rendah dibanding rata-rata negara Asia Timur dan Pasifik (69 persen),
rata-rata negara berpenghasilan menengah ke bawah (42 persen). Di Asia Tenggara,
Indonesia bahkan tertinggal jauh dari Thailand, yang 78 persen penduduknya
memiliki rekening bank. Oleh kerena itu Indonesia merupakan salah satu negara
dengan tingkat penetrasi layanan perbankan yang rendah. Dibanding negara
berkembang lainnya, Indonesia tergolong tertinggal dalam hal finansial inklusi.

Gambar 1. Tabel Tingkat Penetrasi Perbankan

Adapun penduduk dewasa yang memanfaatkan pinjaman dana dari institusi


keuangan hanya meliputi 13 persen. Alih-alih berurusan dengan lembaga keuangan,
sebanyak 42 persen lebih suka meminjam uang dari keluarga atau teman. Fakta ini
mengindikasikan besarnya potensi pasar pendanaan yang bisa dimanfaatkan. (Baca:
Riset DBS Indonesian Multi-Finance Companies, Bridging Gaps with the
Underbanked)

DIAN ISTIKASARI Page 1


Draft Penelitian Tesis
Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar
TA 2019/2021

Angka tersebut sangat timpang jika dibandingkan dengan penetrasi telepon


selular. Survey We Are Social menyebutkan, 91 persen penduduk Indonesia memiliki
ponsel. Sedangkan pemilik smartphone sebesar 47 persen. Pengguna kartu ponsel
bahkan lebih besar dari populasi Indonesia, yaitu 371,4 juta atau 142 persen dari
populasi. Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2016
menyebutkan, jumlah pengguna internet di Indonesia sebesar 132,7 juta penduduk
atau 51,8 persen dari total populasi Indonesia.

Gambar 2. Jenis Layanan Internet Yang Digunakan

Besarnya pengguna ponsel tersebut bisa dimanfaatkan untuk menjangkau


sistem keuangan melalui layanan keuangan digital. Sehingga puluhan jutaan orang,
terutama pengguna telepon pintar yang memiliki akses internet, yang belum tersentuh
sistem keuangan bisa dijangkau melalui perangkat mobile.
Era digital memberi kemudahan bagi nasabah untuk mengakses layanan
keuangan hanya melalui genggaman tangan. Nasabah bisa mudah melakukan
transaksi melalui ponsel menggunakan berbagai cara mulai dari SMS banking hingga
internet banking. Hadirnya layanan aplikasi masing-masing bank membuat nasabah
bisa mengakses layanan dengan leluasa, tanpa harus datang ke kantor cabang.
Tren penggunaan transaksi digital juga terus meningkat seiring meningkatnya
penetrasi internet. Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan pengguna e-banking
melonjak 270 persen, dari 13,6 juta nasabah pada 2012 menjadi 50,4 juta nasabah

DIAN ISTIKASARI Page 2


Draft Penelitian Tesis
Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar
TA 2019/2021

pada 2016. Frekuensi transaksi penggunaan e-banking juga naik 169 persen, dari
150,8 juta transaksi pada 2012 menjadi 406,6 juta transaksi pada 2016.
Pertumbuhan teknologi dan perkembangan digital yang pesat membawa
perubahan bisnis. Jika dua dekade lalu inovasi teknologi keuangan masih berpusat
dalam internal perbankan, namun saat ini inovasi teknologi juga merambah sisi
nasabah atau konsumen. Pergeseran itu membuat menjamurnya perusahaan keuangan
berbasis teknologi atau financial technologi (fintech), termasuk di Indonesia.
Menurut definisi yang dikemukakan oleh National Digital Research Centre
(NDRC), teknologi finansial (fintech) adalah istilah yang digunakan untuk menyebut
suatu inovasi di bidang jasa finansial, di mana istilah tersebut berasal dari kata
“financial” dan “technology” (fintech) yang mengacu pada inovasi finansial dengan
sentuhan teknologi modern. (Sukma, 2016). Sedangkan menurut (Dofeitner, G.,
Hornuf, L., Schmitt, M. & Weber, 2016), FinTech merupakan industri yang bergerak
dengan sangat cepat dan dinamis dimana terdapat banyak model bisnis yang berbeda.
Berdasarkan data dari sumber Asosiasi Fintech Indonesia dan OJK, tren
fintech di tahun 2017 didominasi dengan aktivitas payment dan lending. payment
tentunya tetap menjadi faktor utama pembentuk tren di perkembangan fintech, karena
bertransaksi adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh semua orang. Sementera
bisnis lending atau peminjaman juga menyumbang angka yang cukup besar.

Tabel 1. Pasar Financial Technology (FinTech) Indonesia

Sektor Pangsa Pasar (%)


Pembayaran 42,22
Pembiayaan 17,78
Agregator 12,59
Personal/Financial Planning 8,15
Crowdfunding 8,15
Lainnya 11,11

Sumber: Asosiasi FinTech dan OJK (2017)

Konsep teknologi finansial tersebut mengadaptasi perkembangan teknologi


yang dipadukan dengan bidang finansial pada lembaga perbankan, sehingga

DIAN ISTIKASARI Page 3


Draft Penelitian Tesis
Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar
TA 2019/2021

diharapkan bisa memfasilitasi proses transaksi keuangan yang lebih praktis, aman
serta modern, meliputi layanan keuangan berbasis digital yang saat ini berkembang di
Indonesia, yaitu payment channel system, digital banking, online digital
insurance,Peer to Peer (P2P) Lending, serta crowd funding (Siregar, 2016)
Kuatnya arus teknologi dalam sistem pembayaran mendorong Bank Indonesia
sebagai bank sentral Republik Indonesia untuk memastikan lalu lintas pembayaran
yang telah terpenetrasi oleh teknologi tetap berjalan dengan tertib dan aman serta
mendukung pilar-pilar dalam pencapaian visi dan misi Bank Indonesia. Bank
Indonesia menjamin keamanan dan ketertiban dalam hal lalu lintas pembayaran
dengan menjadi:
1. Fasilitator. Bank Indonesia berperan menjadi fasilitator dalam hal penyediaan lahan
untuk lalu lintas pembayaran.
2. Analis bisnis yang intelligent. Melalui kerjasama dengan otoritas dan agen-agen
internasional, Bank Indonesia menjadi analis bagi para pelaku usaha terkait fintech
untuk memberikan pandangan dan arahan tentang bagaimana menciptakan system
pembayaran yang tertib dan aman.
3. Asesmen. Bank Indonesia melakukan pengawasan (monitoring) dan penilaian
(assessment) terhadap setiap kegiatan usaha yang melibatkan fintech dan system
pembayarannya menggunakan teknologi.
4. Koordinasi dan Komunikasi. Bank Indonesia senantiasa menjaga hubungan dengan
otoritas terkait untuk tetap mendukung keberadaan fintech system pembayaran di
Indonesia. Bank Indonesia juga senantiasa berkomitmen untuk mendukung para
pelaku usaha di Indonesia dengan memberikan pengarahan secara berkala mengenai
fintech.
Keberadaan fintech semakin diuntungkan dengan perilaku masyarakat yang
gemar melakukan transaksi secara digital. Tren bertransaksi di jalur digital di
perbankan naik hingga 35%. Padahal, tiga tahun lalu, 75% bankir memperkirakan
lebih dari separuh transaksi dilakukan di kantor cabang. Kini angkanya turun menjadi
34%. Berdasarkan data Bank Indonesia pada gambar 1, penduduk dewasa yang
memiliki rekening di lembaga keuangan formal baru mencapai 36,06% pada 2014.
Sementara yang memiliki tabungan hanya 15,3%, bahkan yang memiliki pinjaman ke
lembaga keuangan formal hanya 8,5% (lihat gambar 3). Hasil penelitian kantor jasa
konsultan internasional atau Pricewaterhouse Coopers (PwC) Indonesia juga

DIAN ISTIKASARI Page 4


Draft Penelitian Tesis
Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar
TA 2019/2021

menyatakan perkembangan fintech menjadi salah satu risiko bagi industri perbankan
nasional (Fitra, 2018).

Sumber : Bank Indonesia dalam Fitra (2017)


Gambar 3. Penduduk Dewasa Dengan Akses Perbankan

II. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan kondisi Financial Technology (fintech) dalam hal penetrasi


FinTech ke sektor payment dan lending yang sangat masif saat ini, maka
penelitian ini dibatasi hanya yang berkaitan dengan pokok-pokok bahasan, yaitu:
a. Bagaimana Industri Perbankan menyikapi terhadap perkembangan Fintech
yang begitu pesat di Indonesia.
b. Apakah dimungkinkan kolaborasi yang sinergis antara Industri Perbankan dan
fintech dalam upaya meningkatkan kegiatan inklusi keuangan di Indonesia.

III. METODOLOGI PENELITIAN

DIAN ISTIKASARI Page 5


Draft Penelitian Tesis
Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar
TA 2019/2021

1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang merupakan
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau
melukiskan keadaan subyek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan
fakta yang tampak.17 Sehingga dapat diperoleh analisa dan fakta secara cermat,
teliti, dan jelas terkait dengan permasalahan yang dikaji tentang dampak fintech
terhadap Industri Perbankan.
2. Jenis Data
Data yang disajikan dari sumber-sumber data yang meliputi data primer
dan data sekunder. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh berupa fakta atau keterangan hasil penelitian
secara langsung di lokasi penelitian dan hasil wawancara dengan pihak pengelola
Industri Perbankan.
b. Data Sekunder
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
berupa Peraturan Bank Indonesia dan Peraturan dari OJK serta berbagai publikasi
dari web.

3. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan adalah dengan


merujuk kepada bahan-bahan yang didokumentasikan, sedangkan alat yang
dipergunakan adalah studi dokumen, yaitu studi dengan cara mempelajari data
baik berupa buku, laporan hasil penelitian, makalah seminar, tulisan para ahli, dan
semua peraturan yang berkaitan dengan materi penelitian. Selain itu juga dengan
studi lapangan yang dilakukan secara langsung di lokasi penelitian. Studi
lapangan dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dengan pihak yang
berwenang pada Industri Perbankan.

DIAN ISTIKASARI Page 6


Draft Penelitian Tesis
Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar
TA 2019/2021

4. Metode Analisis Data


Analisa data dilakukan secara kualitatif yang berupa data dalam bentuk
kata-kata atau kalimat. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan
logika deduktif, untuk menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi
kasus yang bersifat khusus atau individual. Proses analisis data yang diperoleh
dari penelitian lapangan dan studi kepustakaan selanjutnya dianalisis secara
kualitatif. Hasil analisis kemudian disajikan secara deskriptif, untuk disusun
sebagai kesimpulan dalam menjawab permasalahan terkait dengan dampak
perkembangan fintech terhadap Industri Perbankan di Indonesia.

IV. HASIL YANG DIHARAPKAN


Melalui tulisan ini, diharapkan akan dapat memberikan manfaat dan
kontribusi bagi para pemegang kewenangan di bidang keuangan khususnya pada
Industri Perbankan, sebagai berikut :
a. Memberikan gambaran tentang upaya yang dilakukan Industri Perbankan
terhadap fintech yang begitu pesat.
b. Mampu menghasilkan kolaborasi yang sinergis antara Industri Perbankan dan
fintech dalam meningkatkan kegiatan inklusi keuangan di Indonesia.

REFERENSI
DBS Indonesian Multi-Finance Companies, Bridging Gaps with the Underbanked
Dofeitner, G., Hornuf, L., Schmitt, M. & Weber, M. (2016). The Fintech Market in Germany
SSRN,fromhttps://doi.org/https://dx.doi.org/10.2139/ssrn.2885931
Fitra, S. (2018). Penetrasi Fintech ke Pembiayaan: Ancaman atau Peluang Perbankan
Retrieved January 3,2018, from https://katadata.co.id
Kottler P., G. A. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Nizar, M. A. (2017). Teknologi Keuangan (Fintech) : Konsep dan Implementasinya di
Indonesia. Retrieved January 5, 2019, from https://www.researchgate.net
Peraturan Bank Indonesia mengenai Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran
(PBI No.18/40/PBI/2016)
Peraturan Bank Indonesia tentang Uang Elektronik (PBI No. 18/17/PBI/2016)
Peraturan Bank Indonesia tentang Penyelenggaraan Teknologi Finansial. (PBI No.
19/12/PBI/2017)
Peraturan OJK No 77/POJK.01/2016 Tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis
Teknologi Informasi.
Siregar, A. E. (2016). Financial Technology Tren Bisnis Keuangan Ke Depan. Retrieved
December 27, 2018, from http://infobanknews.com
Sukma, D. (2016). Fintechfest, mempopulerkan teknologi finansial di Indonesia. Retrieved
December 27, 2018, from https://arenalte.com

DIAN ISTIKASARI Page 7

Anda mungkin juga menyukai