Anda di halaman 1dari 12

Mata Kuliah : KKPMT-IV

Dosen Pembimbing : Asep Parlis Asli, S.ST, RMIK

Terminologi Medis
(Bentuk Jamak)

Oleh :

Kelompok 2

Nama : SITI SHALIHAH

NIM : 41480217001

D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

POLITEKNIK BAUBAU

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah Terminologi Medis dalam Bentuk Jamak ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna
bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Baubau, 15 Juli 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................

A. Latar belakang .......................................................................... 1


B. Rumusan masalah .................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 3

A. Sejarah Singkat Terminologi Medis ........................................... 3


B. Pengertian Plural Formation...................................................... 4
C. Cara Membentuk Plural Formation ........................................... 4

BAB III PENUTUP ............................................................................... 8


A. Kesimpulan ............................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terminologi medis merupakan bahasa khusus yang digunakan

antarprofesi kesehatan (petugas) untuk berkomunikasi baik dalam

bentuk lisan maupun tulisan sehingga menjadi sumber data dalam

pengolahan dan penyajian diagnosis (Nuryati, 2011). Diagnosis

seharusnya ditulis dengan terminologi medis yang tepat sehingga

memiliki nilai informatif (Khabibah dan Sri, 2013). Bentuk dari

pengolahan dan penyajian diagnosis berupa kegiatan pengkodean

yang akan menghasilkan kode untuk diagnosis tersebut. Untuk dapat

mengkode diagnosis secara tepat, diperlukan pengetahuan petugas

tentang terminologi medis.

Saat ini, petugas rekam medis sebagai profesi kesehatan yang

berkompetensi untuk mengkode diagnosis masih mengalami kesulitan

melakukan pengkodean diagnosis secara tepat. Padahal, petugas

rekam medis memegang peranan strategis dalam melaporkan status

kesehatan Indonesia. Kondisi data dan informasi status kesehatan

penduduk di negara berkembang, termasuk Indonesia masih lemah

(WHO, 2004). Selain itu, sekitar 65% rumah sakit di Indonesia, belum

membuat diagnosis yang lengkap dan jelas berdasarkan ICD-10 serta

belum tepat pengkodeannya (Oktamianiza, 2011). Salah satu

penyebabnya yakni pengetahuan petugas rekam medis yang masih 2

1
rendah dalam memberi kode sesuai tabel klasifikasi penyakit

(morbiditas) rumah sakit (Hatta, 2010).

Masalah ini berdampak pada ketidaktepatan kode diagnosis yang

dihasilkan, bahkan ketidaktepatan laporan status kesehatan Indonesia

di mata dunia. Selain itu, juga berdampak pada biaya pelayanan

kesehatan. Dalam hal ini, apabila kode yang dihasilkan tidak tepat,

maka jumlah pembayaran klaim akan berbeda. Biaya pelayanan

kesehatan yang terklaimkan rendah tentu akan merugikan pihak rumah

sakit, sebaliknya biaya pelayanan kesehatan yang tinggi terkesan

rumah sakit diuntungkan dari perbedaan tarif tersebut sehingga

merugikan pihak penyelenggara maupun pasien.

B. Rumusan Masalah
1. Sejarah singkat terminologi medis ?
2. Apa yang dimaksud dengan bentuk jamak?
3. Bagaimana cara membentuk plural formation ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah singkat terminologi medis.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan bentuk jamak
3. Untuk mengetahui cara membentuk plural formation

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Terminologi Medis

Pada awalnya disadari oleh para ilmuwan di bidang kesehatan

bahwa diperlukan kata-kata yang seragam untuk menyatakan

penemuan-penemuan medis yang dimulai dari zaman rennaisance

(atau rebirth dalam bahasa Inggrisnya, yang dimulai pada sekitar abad

13-17 di Italia lalu ke bagian eropa lain) sampai sekarang dan

kemudian para Ilmuwan kesehatan cenderung berkiblat kepada ahli

medis yunani dan romawi. Sebagian besar (±_ 75% Istilah) istilah

berasal dari bahasa yunani kuno (G) dan Latin (L) . pemakaian

bahasa yunani kuno (G) dan latin (L) karena konsisten dan

mempunyai pengertian yang sama.

Catatan klinik yang ditemukan pada masa Hippocrates (460-370

SM) dari yunani yang diakui dunia sebagai “Bapak kedokteran”,

Galen dan Aristoteles (460 BC-201 AD) ditulis banyak menggunakan

bahasa yunani contoh bronchus, carcinoma, coccyx, diatole,

emphysema, erytheme, glaucoma, herpes, meninges, pancreas,

thorax, dan urethra.

Teminologi medis adalah istilah yaang banyak dipakai dalam

bidang kesehatan medis sebagai bahan komunikatif profesional

kesehatan agar tepatdan efektif, efektif karena dapat dibentuk kembali

menjadi kata yang baru dengan menambahkan awalan atau akhiran

3
yang tetap mempunyai makna contoh gastrodoudenostomy yang

berasal dari gastro + duodenum + stomy artinya tindakan pada gaster

atau usus.

Hakekatnya pembahasan terminologi medis titik berat materi ada

pada pengetahuan tentang struktur, korelasi dan formasi istilah medis

secara benar dalam persiapan menghindari salah kutip/tulis/ejaan

istilah diagnosis pasien, dalam kaitan tugas mencatat, mengkoreksi,

menyimpan dan mengrelease infomasi medis.

B. Pengertian Bentuk Jamak (Plural Formation)

Bentuk jamak atau plural formation adalah terminology medis yang

menunjukkan bahwa suatu istilah itu jamak (banyak) atau lebih dari

satu.

Pada umumnya, plural formation dibentuk dari singular formation

dengan cara menambahkan huruf “-s/es/ies” pada kata tunggal.

C. Cara Membentuk Plural Formation

1. Kata tunggal yang diakhiri dengan “-is” » “-es” (jamak)

Singular: Plural: Arti:

Diagnosis Diagnoses = diagnose

Pelvis Pelves = pinggul

Neurosis Neuroses = neurosis

Mycosis Mycoses = infeksi jamur

4
2. Kata tunggal yang diakhiri dengan “-us” » “-i” (jamak)

Singular: Plural: Arti:

Bronchus Bronchi = bronkus

Bacillus Bacilli = baksil

Calculus Calculi = batu

Embolus Emboli = emboli

Thrombus Thrombi = trombi

Tubulus Tubuli = pipa

Ada beberapa pengecualian, contoh: virus  viruses

sinus  sinuses

3. Kata tunggal yang diakhiri dengan “-a” + “e” (jamak)

Singular: Plural:

Sclera Sclerae

Scapula Scapulae

Vena Venae

Bulla Bullae

4. Kata tunggal yang diakhiri dengan “-um” dirubah menjadi “a”

(jamak)

Singular: Plural:

Acetabulum Acetabula

Capitulum Capitula

5
Datum Data

Septum Septa

Diverticulum Diverticula

5. Kata tunggal yang diakhiri dengan “-ex” atau “-ix” » “-es” (jamak)

Singular: Plural:

Calix Calices

Cervix Cervices

Index Indices

Varix Varices

6. Kata tunggal yang diakhiri dengan “-oma” ditambahkan “-s” atau

“-ta” (jamak)

Singular: Plural:

Adenoma Adenomas, adenomata

Carcinoma Carcinomas, carcinomata

Fibroma Fibromas, fibromata

Lymphoma Lymphomas, lymphomata

Lipoma Lipomas. lipomata

Lymphangioma Lymphangiomas, Lymphangiomata

6
7. Kata tunggal yang diakhiri dengan “-nx”, dirubah “x” menjadi “g”

kemudian ditambahkan “-es” (jamak)

Singular: Plural:

Larynx Larynges

Pharynx Pharynges

Phalanx Phalanges

8. Kata tunggal yang diakhiri dengan “-on”, dirubah menjadi “a” atau

sederhananya ditambahkan “-s” (jamak)

Singular: Plural:

Ganglion Ganglia, ganglions

Tendon endons, tendines

9. Kata tunggal yang diakhiri dengan “-ax”, dirubah menjadi “-aces”

(jamak)

Singular: Plural:

Thorax Thoraces

7
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan

Plural formation digunakan untuk menunjukkan bahwa kata tersebut

lebih dari satu dan pada umumnya dibentuk dari kata tunggal.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://studylib.net/doc/5749047/8.l1-dasar-terminologi-kedokteran

http://mayanganggraini.weblog.esaunggul.ac.id/wp-

content/uploads/sites/5880/2016/09/2.TM-KKPMT-I-Pem-Anal-16.ppt

https://studylibid.com/doc/366648/istilah-medis-dalam-bentuk-singular-

dan-merubah

http://catatandokterku.blogspot.com/2016/08/medical-terminology-2.html

Anda mungkin juga menyukai