Anda di halaman 1dari 7

TUTORIAL MINGGU 4 BLOK 4.

1
KESEHATAN KERJA

Kecelakaan kerja.

Pak Banu (40 tahun), seorang buruh pada proyek pembangunan perumahan, dibawa teman-
temannya ke klinik karena terjatuh dari bangunan. Sesampai di klinik, Pak Banu diperiksa oleh dr. Arif
yang saat itu sedang bertugas. Pak Banu datang dalam keadaan sadar tetapi mengeluhkan tangan
kirinya sangat nyeri. Setelah diperiksa, ternyata ia mengalami patah tulang.

Dari anamnesis diketahui bahwa Pak Banu terjatuh dari lantai tiga bangunan karena lantai licin,
sedangkan ia tidak memakai sepatu but serta tidak memakai tali pengaman. Pak Banu juga diketahui
mengalami gangguan pendengaran. Sebelumnya Pak Banu bekerja di bagian penggilingan batu yang
sangat bising selama lima tahun, dan sejak itu dia kesulitan mendengar.

Pak Banu dirujuk ke rumah sakit. Untungnya perusahaan tempat pak Banu bekerja sudah
mendaftarkan seluruh karyawannya ke BPJS Ketenagakerjaan sesuai dengan undang-undang yang
berlaku, sehingga seluruh biaya pengobatan Pak Banu bisa dibayarkan oleh BPJS. Dr. Arif juga
menjelaskan kepada pimpinan Pak Banu agar menganjurkan karyawannya memeriksakan kesehatan
secara rutin walaupun tidak ada keluhan. Pimpinan Pak Banu menjelaskan kepada dr. Arif bahwa
perusahaan telah membuat petunjuk keselamatan dan sudah disosialisasikan ke seluruh karyawan,
namun ternyata masih ada yang melanggar. Dia juga mengatakan bahwa beberapa kali telah
dilakukan pemeriksaan terhadap segala aspek di lingkungan perusahaannya, namun belum rutin.
Bagaimana saudara menjelaskan tentang seluruh aspek keselamatan kerja seperti pada skenario
diatas?

TERMINOLOGI

1. BPJS Ketenagakerjaan: badan hukum publik yang bertugas melindungi seluruh pekerja melalui 4
program jaminan sosial ketenagakerjaan. yang dibentuk melalui Undang-Undang No 24 Tahun
2011 Tentang Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial dengan tujuan untuk mewujudkan
terselenggaranya pemberian jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar yang layak bagi setiap
peserta dan/atau anggota keluarganya.
2. Petunjuk keselamatan
3. Aspek keselamatan kerja: Kepmenaker Nomor 463/MEN/1993, pengertian Keselamatan
Kesehatan Kerja (K3) adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang
lainnya ditempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap
sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien

RUMUSAN MASALAH

1. Mengapa Pak Banu tidak memakai sepatu but dan tali pengaman? apakah tidak ada ada aturan
keselamatan saat bekerja? Bagaimana aturan keselamatan kerja di perusahaan?
Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 pasal 87, setiap perusahaan wajib
menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan.

Perlengkapan dan Peralatan Penunjang K3.

 Promosi Program K3.


o Pemasangan bendera K3
o Pemasangan Sign Board K3
 Sarana peralatan untuk K3 terdiri dari :
o Yang melekat pada orang :
 Topi keras ( helm ) :
Topi keras (helm) sangat berguna untuk melindungi kepala dari benturan bendabenda
yang mungkin jatuh, untuk itu topi keras (helm) harus dipilih yang baik mutunya.

 Sepatu lapangan
Sepatu kerja digunakan untuk melindungi kaki dari luka akibat terjepit, bendabenda tajam dan sejenisnya.
Penggunaan sepatu juga harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.

 Sarung tangan untuk pekerja tertentu.


Sarung tangan digunakan untuk menghindarkan kulit tangan dari luka akibat serpihan besi, batu-batu tajam
atau cairan semen dari adukan. Penggunaan sarung tangan harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang
dilakukan.

 Masker pengaman untuk gas beracun untuk pekerja tertentu.


Penutup hidung (masker) digunakan pada saat bekerja pada daerah yang berdebu atau yang mengandung
unsur kimia seperti debu semen yang dapat menimbulkan gangguan pada pernapasan.

 Kaca mata las goggle


Kaca mata harus digunakan pada saat melakukan pekerjaan-pekerjaan khusus, seperii: memecah batu,
mengelas, mengerinda dan sebagainya.

 Pelindung Telinga
Pelindung telinga harus digunakan pada lingkungan pekerjaan yang bising yang dapat menimbulkan
gangguan pendengaran.

Tujuan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) yaitu:


- Untuk mempelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja.
- Untuk melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen dan orang lain yang mungkin
terpengaruh kondisi lingkungan kerja.
Menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, tujuan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) yang berkaitan dengan mesin, peralatan, landasan tempat kerja dan lingkungan
tempat kerja yaitu mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit akibat kerja, memberikan perlindungan
pada sumber produksi sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan produktivitas.

Aspek Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)


Menurut Anoraga (2005), Aspek Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) yang perlu diperhatikan yaitu:
- Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah tempat dimana eseorang atau karyawan dalam beraktifitas bekerja.
Lingkungan kerja dalam hal ini menyangkut kondisi kerja, seperti ventilasi, suhu, penerangan dan
situasinya.
- Alat Kerja Dan Bahan
Alat kerja dan bahan merupakan suatu hal yang pokok diperlukan perusahaan untuk memproduksi
barang. Dalam memproduksi barang, alat kerja sangatlah vital yang digunakan oleh para pekerja
dalam melakukan kegiatan proses produksi dan disamping itu ialah bahan utama yang akan dijadikan
barang.

Faktor Yang Mempengaruhi Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)


Menurut Budiono dkk (2003), faktor yang mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3),
yaitu:
- Beban kerja
Beban kerja berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya penempatan pekerja yang sesuai
dengan kemampuannya perlu diperhatikan.

- Kapasitas kerja
Kapasitas kerja yang banyak tergantung pada pendidikan keterampilan, kesegaran jasmani, ukuran
tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.
- Lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang berupa faktor fisik, kimia, biologik, ergonomik, maupun psikososial.

Prinsip Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)


Menurut Sutrisno dan Ruswandi (2007), prinsip yang harus dijalankan perusahaan dalam menerapkan
keselamatan dan kesehatan kerja yaitu:
- Adanya APD (Alat Pelindung Diri) di tempat kerja.
- Adanya buku petunjuk penggunaan alat dan atau isyarat bahaya.
- Adanya peraturan pembagian tugas dan tanggung jawab.
- Adanya tempat kerja yang aman sesuai standar SSLK (Syarat-syarat Lingkungan Kerja) antara lain
tempat kerja steril dari debu kotoran, asap rokok, uap gas, radiasi, getaran mesin dan peralatan,
kebisingan, tempat kerja aman dari arus listrik, lampu penerangan cukup memadai, ventilasi dan
sirkulasi udara seimbang adanya aturan kerja atau aturan keprilakuan.
- Adanya penunjang kesehatan jasmani dan rohani ditempat kerja.
- Adanya sarana dan prasarana yang lengkap ditempat kerja.
- Adanya kesadaran dalam menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.

2. Apa undang-undang yang mengatur tentang kewajiban melakukan keselamatan kerja ?


- Undang-Undang No. 1/1970 dan No. 23/1992 mengatur mengenai Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
- Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
Undang- Undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban memeriksakan
kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan
dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepada pekerja,
serta pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya para pekerja juga berkewajiban memakai
alat pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan. Undang-undang nomor 23 tahun 1992, pasal 23 Tentang Kesehatan
Kerja juga menekankan pentingnya kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat
tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya hingga diperoleh produktifitas kerja
yang optimal. Karena itu, kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit
akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.

- Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


Undang-Undang ini mengatur mengenai segala hal yang berhubungan dengan ketenagakerjaan mulai
dari upah kerja, jam kerja, hak maternal, cuti sampai dengan keselamatan dan kesehatan kerja.

Sebagai penjabaran dan kelengkapan Undang-undang tersebut, Pemerintah juga mengeluarkan


Peraturan Pemerintah (PP) dan Keputusan Presiden terkait penyelenggaraan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3), diantaranya adalah :

- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja Pada
Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi
- Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan
dan Penggunaan Pestisida
- Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan
Kerja di Bidang Pertambangan
- Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Akibat Hubungan Kerja

3. Apakah ada/bagaimana hubungan dengan kondisi Pak Banu juga mengalami gangguan
pendengaran dengan riwayat sebelumnya Pak Banu bekerja di bagian penggilingan batu yang sangat
bising selama lima tahun, dan sejak itu dia kesulitan mendengar?
Kasus tersebut termasuk suatu kecelakaan kerja. Dimana menurut BPJS Ketenagakerjaan, Kecelakaan
kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja termasuk penyakit yang timbul akibat
hubungan kerja demikian juga kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah
menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui
Dicurigai pada tempat bekerja sebelumnya tidak diterapkan prosedur keselamatan kerja yang sesuai
dengan standart seharusnya, sehingga menyebabkan timbulnya dampak berkepanjangan pada
pekerja yang bekerja di sana. Pada perusahaan/pengusaha yang tidak menjalankan atau tidak
menyediakan alat keselamatan kerja atau perusahaan tidak memeriksakan kesehatan dan
kemampuan fisik pekerja telah diatur dalam Undang-undang ini memuat ancaman pidana kurungan
paling lama 1 tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 15.000.000. (lima belas juta rupiah) bagi
yang tidak menjalankan ketentuan undang-undang tersebut.
4. Mengapa perusahaan pak Banu mendaftarkan seluruh karyawannya ke BPJS Ketenagakerjaan
sesuai dengan undang-undang yang berlaku? (apa undang-undangnya dan apa isinya)
PENDAFTARAN PESERTA DAN PEMBAYARAN IURAN
Pasal 14
Setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, wajib
menjadi Peserta program Jaminan Sosial.
Pasal 15
(1) Pemberi Kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan Pekerjanya sebagai Peserta kepada
BPJS sesuai dengan program Jaminan Sosial yang diikuti.
(2) Pemberi Kerja, dalam melakukan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib
memberikan data dirinya dan Pekerjanya berikut anggota keluarganya secara lengkap dan benar
kepada BPJS.
(3) Penahapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Presiden.

Perusahaan berperan sebagai pemberi kerja dan berkewajiban untuk mendaftarkan pegawai/pekerja
nya menjadi peserta program jaminan social.

Fungsi BPJS Ketenegakerjaan yaitu menyelenggarakan program jaminan sosial ketenagakerjaan


berdasarkan Undang-Undang No 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang terdiri
dari:
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
Program yang memberikan perlindungan dalam rangka menanggulangi hilangnya sebagian atau
seluruh penghasilan yang diakibatkan oleh adanya risiko-risiko sosial seperti kematian atau cacat
karena kecelakaan kerja baik fisik maupun mental. Jaminan kecelakaan kerja diselenggarakan
berdasarkan prinsip asuransi sosial.
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja termasuk penyakit yang
timbul akibat hubungan kerja demikian juga kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari
rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui
Suatu kasus dikatakan kecelakaan kerja bila didapat unsur ruda paksa yaitu cedera pada tubuh
manusia akibat suatu peristiwa atau kejadian (terjatuh, terpukul, tertabrak, dan lain-lain)
Jaminan Hari Tua
Program yang ditujukan untuk menjamin agar peserta menerima uang tunai apabila memasuki masa
pensiun,mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia. Jaminan hari tua diselenggaralan
berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib. Manfaat jaminan hari tua berupa uang tunai
yang berasal dari akumulasi iuran dan hasil pengembangannya.
Merupakan akumulasi iuran + hasil pengembangan
Jaminan Pensiun
Program yang diselenggarakan dengan tujuan untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak
pada saat peserta kehilangan atau berkurang penghasilannya karena memasuki usia pensiun atau
mengalami cacat total tetap. Jaminan pensiun diselenggarakan berdasarkan manfaat pasti dan prinsip
asuransi sosial atau tabungan wajib. Manfaat pensiun berwujud uang tunai yang diterima setiap bulan
(untuk peserta dengan masa iur minimal 15 tahun) atau uang tunai yang merupakan akumulasi iuran
ditambah hasil pengembangan (untuk peserta dengan masa iur kurang dari 15 tahun). Manfaat
dimaksud dibayarkan kepada peserta, janda/duda, anak peserta, orang tua, atau ahli waris peserta
bersangkutan. Program jaminan pensiun mulai diselenggarakan pada 1 Juli 2015.J
Jaminan Kematian
Program yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan santunan kematian yang dibayarkan
kepada ahli waris peserta yang meninggal dunia. Jaminan kematian diselenggarakan berdasarkan
prinsip asuransi sosial. Manfaat jaminan kematian berupa uang tunai yang dibayarkan kepada ahli
waris peserta.

5. Mengapa Dr. Arif juga menjelaskan kepada pimpinan Pak Banu agar menganjurkan karyawannya
memeriksakan kesehatan secara rutin walaupun tidak ada keluhan?
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI No. Per.02/MEN/1980 TENTANG
PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA DALAM PENYELENGGARAAN KESELAMATAN KERJA.
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI menetapkan : Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan
Kerja.
Dalam pasal 1, yang dimaksud dengan:
(a) Pemeriksaan Kesehatan sebelum kerja adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter
sebelum seorang tenaga kerja diterima untuk melakukan pekerjaan.
(b) Pemeriksaan kesehatan berkala adalah pemeriksaan kesehatan pada waktu-waktu tertentu
terhadap tenaga kerja yang dilakukan oleh dokter.
(c) Pemeriksaan Kesehatan Khusus adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter secara
khusus terhadap tenaga kerja tertentu.
6. Apa tujuan pak Banu membuat membuat petunjuk keselamatan dan sudah disosialisasikan ke
seluruh karyawan?
Berdasarkan pasal 5 PP No. 50/2012, perusahaan yang wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya
adalah perusahaan yang mempekerjakan perkerja buruh paling sedikit 100 (seratus) orang atau
mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.
SM3 atau Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan dalam rngka pengendalian risiko yang berkaitan dnegan kegiatan
kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

7. Apa yang sebaiknya dilakukan Pak Banu agar tidak ada yang melanggar?
pengurus/pengawas dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja
Yang perlu diketahui pertama adalah Pengurus/Pengawas merupakan orang yang mempunyai tugas
memimpin langsung sesuatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri. Berdasarkan pasal 8, 9,
11 dan 14 Undang - Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pengurus
bertanggung jawab untuk :
- Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang
akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat - sifat pekerjaan yang diberikan
padanya.
- Memeriksa semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, secara berkala pada Dokter
yang ditunjuk oleh Pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur
- Menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang :
- Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta apa yang dapat timbul dalam tempat kerjanya
- Semua pengamanan dan alat - alat perlindungan yang diharuskan dalam semua tempat kerjanya
- Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan
- Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya
- Bertanggung jawab dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta
peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama dalam
kecelakaan.
- Melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya, pada pejabat
yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
- Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat keselamatan
kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku
bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli kesehatan kerja
8. Apa pemeriksaan yang dilakukan terhadap segala aspek di lingkungan perusahaannya dalam
upaya keselamatan kerja? (dan bagaimana yang seharusnya? Apa aturannya, berapa kali dilakukan)

Anda mungkin juga menyukai