1
KESEHATAN KERJA
Kecelakaan kerja.
Pak Banu (40 tahun), seorang buruh pada proyek pembangunan perumahan, dibawa teman-
temannya ke klinik karena terjatuh dari bangunan. Sesampai di klinik, Pak Banu diperiksa oleh dr. Arif
yang saat itu sedang bertugas. Pak Banu datang dalam keadaan sadar tetapi mengeluhkan tangan
kirinya sangat nyeri. Setelah diperiksa, ternyata ia mengalami patah tulang.
Dari anamnesis diketahui bahwa Pak Banu terjatuh dari lantai tiga bangunan karena lantai licin,
sedangkan ia tidak memakai sepatu but serta tidak memakai tali pengaman. Pak Banu juga diketahui
mengalami gangguan pendengaran. Sebelumnya Pak Banu bekerja di bagian penggilingan batu yang
sangat bising selama lima tahun, dan sejak itu dia kesulitan mendengar.
Pak Banu dirujuk ke rumah sakit. Untungnya perusahaan tempat pak Banu bekerja sudah
mendaftarkan seluruh karyawannya ke BPJS Ketenagakerjaan sesuai dengan undang-undang yang
berlaku, sehingga seluruh biaya pengobatan Pak Banu bisa dibayarkan oleh BPJS. Dr. Arif juga
menjelaskan kepada pimpinan Pak Banu agar menganjurkan karyawannya memeriksakan kesehatan
secara rutin walaupun tidak ada keluhan. Pimpinan Pak Banu menjelaskan kepada dr. Arif bahwa
perusahaan telah membuat petunjuk keselamatan dan sudah disosialisasikan ke seluruh karyawan,
namun ternyata masih ada yang melanggar. Dia juga mengatakan bahwa beberapa kali telah
dilakukan pemeriksaan terhadap segala aspek di lingkungan perusahaannya, namun belum rutin.
Bagaimana saudara menjelaskan tentang seluruh aspek keselamatan kerja seperti pada skenario
diatas?
TERMINOLOGI
1. BPJS Ketenagakerjaan: badan hukum publik yang bertugas melindungi seluruh pekerja melalui 4
program jaminan sosial ketenagakerjaan. yang dibentuk melalui Undang-Undang No 24 Tahun
2011 Tentang Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial dengan tujuan untuk mewujudkan
terselenggaranya pemberian jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar yang layak bagi setiap
peserta dan/atau anggota keluarganya.
2. Petunjuk keselamatan
3. Aspek keselamatan kerja: Kepmenaker Nomor 463/MEN/1993, pengertian Keselamatan
Kesehatan Kerja (K3) adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang
lainnya ditempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap
sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien
RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa Pak Banu tidak memakai sepatu but dan tali pengaman? apakah tidak ada ada aturan
keselamatan saat bekerja? Bagaimana aturan keselamatan kerja di perusahaan?
Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 pasal 87, setiap perusahaan wajib
menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan.
Sepatu lapangan
Sepatu kerja digunakan untuk melindungi kaki dari luka akibat terjepit, bendabenda tajam dan sejenisnya.
Penggunaan sepatu juga harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.
Pelindung Telinga
Pelindung telinga harus digunakan pada lingkungan pekerjaan yang bising yang dapat menimbulkan
gangguan pendengaran.
- Kapasitas kerja
Kapasitas kerja yang banyak tergantung pada pendidikan keterampilan, kesegaran jasmani, ukuran
tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.
- Lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang berupa faktor fisik, kimia, biologik, ergonomik, maupun psikososial.
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja Pada
Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi
- Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan
dan Penggunaan Pestisida
- Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan
Kerja di Bidang Pertambangan
- Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Akibat Hubungan Kerja
3. Apakah ada/bagaimana hubungan dengan kondisi Pak Banu juga mengalami gangguan
pendengaran dengan riwayat sebelumnya Pak Banu bekerja di bagian penggilingan batu yang sangat
bising selama lima tahun, dan sejak itu dia kesulitan mendengar?
Kasus tersebut termasuk suatu kecelakaan kerja. Dimana menurut BPJS Ketenagakerjaan, Kecelakaan
kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja termasuk penyakit yang timbul akibat
hubungan kerja demikian juga kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah
menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui
Dicurigai pada tempat bekerja sebelumnya tidak diterapkan prosedur keselamatan kerja yang sesuai
dengan standart seharusnya, sehingga menyebabkan timbulnya dampak berkepanjangan pada
pekerja yang bekerja di sana. Pada perusahaan/pengusaha yang tidak menjalankan atau tidak
menyediakan alat keselamatan kerja atau perusahaan tidak memeriksakan kesehatan dan
kemampuan fisik pekerja telah diatur dalam Undang-undang ini memuat ancaman pidana kurungan
paling lama 1 tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 15.000.000. (lima belas juta rupiah) bagi
yang tidak menjalankan ketentuan undang-undang tersebut.
4. Mengapa perusahaan pak Banu mendaftarkan seluruh karyawannya ke BPJS Ketenagakerjaan
sesuai dengan undang-undang yang berlaku? (apa undang-undangnya dan apa isinya)
PENDAFTARAN PESERTA DAN PEMBAYARAN IURAN
Pasal 14
Setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, wajib
menjadi Peserta program Jaminan Sosial.
Pasal 15
(1) Pemberi Kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan Pekerjanya sebagai Peserta kepada
BPJS sesuai dengan program Jaminan Sosial yang diikuti.
(2) Pemberi Kerja, dalam melakukan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib
memberikan data dirinya dan Pekerjanya berikut anggota keluarganya secara lengkap dan benar
kepada BPJS.
(3) Penahapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Presiden.
Perusahaan berperan sebagai pemberi kerja dan berkewajiban untuk mendaftarkan pegawai/pekerja
nya menjadi peserta program jaminan social.
5. Mengapa Dr. Arif juga menjelaskan kepada pimpinan Pak Banu agar menganjurkan karyawannya
memeriksakan kesehatan secara rutin walaupun tidak ada keluhan?
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI No. Per.02/MEN/1980 TENTANG
PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA DALAM PENYELENGGARAAN KESELAMATAN KERJA.
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI menetapkan : Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan
Kerja.
Dalam pasal 1, yang dimaksud dengan:
(a) Pemeriksaan Kesehatan sebelum kerja adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter
sebelum seorang tenaga kerja diterima untuk melakukan pekerjaan.
(b) Pemeriksaan kesehatan berkala adalah pemeriksaan kesehatan pada waktu-waktu tertentu
terhadap tenaga kerja yang dilakukan oleh dokter.
(c) Pemeriksaan Kesehatan Khusus adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter secara
khusus terhadap tenaga kerja tertentu.
6. Apa tujuan pak Banu membuat membuat petunjuk keselamatan dan sudah disosialisasikan ke
seluruh karyawan?
Berdasarkan pasal 5 PP No. 50/2012, perusahaan yang wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya
adalah perusahaan yang mempekerjakan perkerja buruh paling sedikit 100 (seratus) orang atau
mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.
SM3 atau Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan dalam rngka pengendalian risiko yang berkaitan dnegan kegiatan
kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
7. Apa yang sebaiknya dilakukan Pak Banu agar tidak ada yang melanggar?
pengurus/pengawas dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja
Yang perlu diketahui pertama adalah Pengurus/Pengawas merupakan orang yang mempunyai tugas
memimpin langsung sesuatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri. Berdasarkan pasal 8, 9,
11 dan 14 Undang - Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pengurus
bertanggung jawab untuk :
- Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang
akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat - sifat pekerjaan yang diberikan
padanya.
- Memeriksa semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, secara berkala pada Dokter
yang ditunjuk oleh Pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur
- Menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang :
- Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta apa yang dapat timbul dalam tempat kerjanya
- Semua pengamanan dan alat - alat perlindungan yang diharuskan dalam semua tempat kerjanya
- Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan
- Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya
- Bertanggung jawab dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta
peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama dalam
kecelakaan.
- Melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya, pada pejabat
yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
- Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat keselamatan
kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku
bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli kesehatan kerja
8. Apa pemeriksaan yang dilakukan terhadap segala aspek di lingkungan perusahaannya dalam
upaya keselamatan kerja? (dan bagaimana yang seharusnya? Apa aturannya, berapa kali dilakukan)