Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Diabetes Mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah
penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang
terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Diabetes mellitus merupakan
keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan
hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan
pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan
mikroskop elektron (Bilous, 2002)… Cari referensi yang diatas 2013…….. 2002
sudah tidak relevan
Jumlah penduduk dunia yang sakit diabetes mellitus cenderung meningkat dari
tahun ke tahun. Hal ini berkaitan dengan jumlah populasi meningkat, pola hidup,
prevalensi obesitas meningkat dan kegiatan fisik kurang (Smeltzer & Bare, 2002).
Laporan dari WHO mengenai studi populasi DM di berbagai Negara, jumlah
penderita diabetes mellitus pada tahun 2010 di Indonesia menempati urutan ke-4
terbesar dalam jumlah penderita diabetes mellitus dengan prevalensi 8,4 juta jiwa.
Urutan diatasnya adalah India (31,7 juta jiwa), China (20,8 juta jiwa), dan Amerika
Serikat (17,7 juta jiwa) (Darmono,2007). Pada tahun 2014 jumlah penderita DM di
Indonesia minimal menjadi 5 juta dan di dunia 239,9 juta penderita. Diperkirakan
pada tahun 2030 prevalensi diabetes mellitus di Indonesia meningkat menjadi 21,3
juta. Angka kesakitan dan kematian akibat DM di Indonesia cenderung berfluktuasi
setiap tahunnya sejalan dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang mengarah
pada makanan siap saji dan sarat karbohidrat (Depkes RI, 2006).
Berdasarkan laporan Dinas kesehatan kota jepara, prevalensi diabetes mellitus
tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar
0,16%,mengalami peningkatan bila dibandingkan prevalensi tahun 2013 sebesar
0,09%. Prevalensi tertinggi adalah di Kota Semarang sebesar 0,84%. Sedang
prevalensi kasus diabetes mellitus tidak tergantung insulin lebih dikenal dengan DM
tipe II, mengalami peningkatan dari 0,83% pada tahun 2014, menjadi 0,96% pada
tahun 2007, dan 1,25% pada tahun 2008 (Dinkes
Provinsi Jawa Tengah, 20014). Hasil dari data laporan puskesmas kabupaten Jepara
diganti Dinas kabupaten Jepara pada tahun 2014 didapatkan jumlah kasus diabetes

1
mellitus adalah sebanyak 63.867 kasus, terdiri atas 25.191 tergantung insulin dan
38.676 kasus diabetes mellitus non insulin (Profil Kesehatan Kabupaten jepara 2014).
Jumlah tersebut semakin membuktikan bahwa penyakit Diabetes Mellitus
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius. Data Departemen Kesehatan
RI menyebutkan bahwa jumlah pasien rawat inap maupun rawat jalan di Rumah Sakit
menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin adalah Diabetes mellitus.
Organisasi yang peduli terhadap permasalahan Diabetes, Diabetic Federation
mengestimasi bahwa jumlah penderita Diabetes mellitus di Indonesia pada tahun
2014, terdapat 5,6 juta penderita Diabetes untuk usia diatas 20 tahun, akan meningkat
menjadi 8,2 juta pada tahun 2020, bila tidak dilakukan upaya perubahan pola hidup
sehat pada penderita (Tandra, 2008).
Saat ini, banyak orang masih menanggap penyakit Diabetes Mellitus
merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang hanya timbul karena faktor
keturunan. Namun, setiap orang dapat mengidap Diabetes Mellitus baik tua maupun
muda. Tingginya kadar glukosa darah secara terus menerus atau berkepanjangan dapat
menyebabkan komplikasi diabetes. Berdasarkan penelitian Murray (2014) tiap 19
menit ada satu orang di dunia yang terkena stroke, ada satu orang yang buta dan ada
satu orang di dunia diamputasi akibat komplikasi Diabetes Mellitus. Berbagai
komplikasi dapat terjadi jika penatalaksanaan Diabetes Mellitus tidak optimal.
Penatalaksanaan Diabetes Melitus dikenal 4 pilar utama pengelolaan yaitu:
penyuluhan, perencanaan makan, latihan jasmani, dan obat hipoglikemik. Terapi gizi
merupakan komponen utama keberhasilan penatalaksanaan diabetes. Kepatuhan
pasien terhadap prinsip gizi dan perencanaan makan merupakan salah satu kendala
pada pasien diabetes. Penderita diabetes banyak yang merasa tersiksa sehubungan
dengan jenis dan jumlah makanan yang dianjurkan.
Penelitian Setyani (2014) menggambarkan tingkat ketaatan diet bagi pasien
diabetes mellitus. Hasil penelitiannya menunjukkan hanya 43% pasien yang patuh
menjalankan diet diabetes mellitus. Sebanyak 57% pasien tidak patuh menjalankan
diet yang dianjurkan. Pasien yang patuh akan mempunyai kontrol glikemik yang lebih
baik, dengan kontrol glikemik yang baik dan terus menerus akan dapat mencegah
komplikasi akut dan mengurangi resiko komplikasi jangka panjang. Perbaikan kontrol
glikemik berhubungan dengan penurunan kejadian retinopati, nefropati dan neuropati.
Sebaliknya bagi pasien yang tidak patuh akan mempengaruhi kontrol glikemiknya

2
menjadi kurang baik bahkan tidak terkontrol, hal ini akan mengakibatkan komplikasi
yang mungkin timbul tidak dapat dicegah (Bilous, 2014).
Penelitian Juleka (2015) pada penderita diabetes mellitus rawat inap di
Kabupaten Jepara menemukan bahwa pengidap yang memiliki asupan energi
melebihi kebutuhan mempunyai risiko 31 kali lebih besar untuk mengalami kadar
glukosa darah tidak terkendali dibandingkan dengan pengidap yang asupan energinya
sesuai kebutuhan. Penderita diabetes mellitus seharusnya menerapkan pola makan
seimbang untuk menyesuaikan kebutuhan glukosa sesuai dengan kebutuhan tubuh
melalui pola makan sehat. Suyono (2014) menyebutkan bahwa dalam rangka
pengendalian kadar glukosa darah 86,2% penderita DM mematuhi pola diet diabetes
mellitus yang diajurkan, namun secara faktual jumlah penderita diabetes mellitus
yang disiplin menerapkan program diet hanya berkisar 23,9%. Hal ini menjadi salah
satu faktor risiko memperberat terjadinya gangguan metabolisme tubuh sehingga
berdampak terhadap keberlangsungan hidup penderita diabetes mellitus.
Beberapa penelitian mengemukakan bahwa diabetes mellitus terjadi akibat
tidak seimbangnya asupan energi, karbohidrat dan protein. Berdasarkan hasil studi
pendahuluan pada bulan Juni 2014didapatkan jumlah penderita diabetes mellitus di
RSUD RA kartini pada tahun 2014 sebanyak 550 pasien. Adapun rata-rata kunjungan
pasien diabetes melitus tiap bulan sebanyak 45-48 pasien setiap bulan. Berdasarkan
catatan makan pada 20 penderita diabetes mellitus di Instalasi Rawat Jalan RSUD RA
kartini Jepara ditemukan masalah yang berhubungan dengan konsumsi makanan
yang tidak sesuai dengan aturan. Sebanyak 56% pasien pasien mengatakan selama ini
makanan yang dikonsumsi sesuai dengan menu keluarga sehari-hari dan tidak teratur
berdasarkan program diet diabetes mellitus, sehingga kadar darah tidak stabil.
Sebanyak 42% pasien tidak teratur (tidak disiplin) baik jadwal, jumlah dan jenis
makanan dalam mengkonsumsi makanan sehari-hari bahkan pasien suka ngemil
dengan tidak memperhatikan kandungan makanan yang dibolekan dalam diet dengan
alasan, malas dan bosan dengan menu yang sesuai aturan. Atas dasar berbagai
fenomena tersebut, maka kami tertarik untuk mengangkat kasus seminar mengenai
gambaran penyakit Diabetes mellitus di RSUD RA kartini jepara

3
2. Tujuan Umum
Untuk mengatahui gambaran mengenai penyakit diabetes mellitus pada pasien di
ruang teratai RSUD RA kartini Jepara
3. Tujuan khusus
a. Mendiskripsikan gambaran penyakit diabetes mellitus di RSUD RA kartini jepara
b. Mengatahui cara perawatan dan DIIT makanan pada pasien diabetes mellitus di
RSUD RA kartini jepara.

BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN

4
1. Pengertian Diabetes Mellitus

Diabetes melitus merupakan gangguan metabolik yang ditandai oleh


hiperglikemia(kenaikan kadar glukosa serum) akibat kurangnya hormon insulin,
menurunnya efek insulin atau keduanya.Ada dua jenis diabetes melitus yang dikenal :

a.Tipe 1 : insufisiensi absolut insulin. Biasanya terjadi sebelum usia 30 tahun (meskipun
dapat terjadi pada semua usia) biasanya pasien DM tipe 1 bertubuh kurus dan memerlukan
pemberian insulin eksogen serta penatalaksanaan diet untuk mengendalikan gula darah.

b. Tipe 2 : resistensi insulin yang disertai dengan defek sekresi insulin dengan derajat
berfariasi. DM tipe 2 biasanya terjadi pada dewasa diatas usia 40 tahun dan diatasi dengan
diet serta latihan bersama pemberian obat-obat anti diabetes oral meskipun terapinya dapat
pula meliputi pemberian insulin(Kowalak,dkk,2014,Hlm.519).

definisi menurut kalian sendiri dimana? Yang di dapat dari 2 pengertian diatas… terus
diberikan kesimpulan

2. Penyebab diabetes mellitus

A. DM tipe 1

a. Faktor genetik atau herediter disebabkan oleh destruksi sel beta pulau langerhans
akibat proses auto imun
b. Faktor infeksi virus, infeksi virus coxsakie pada individu yang peka secara genetik
c. Faktor imunologi, respon autoimu abnormal (antibodi menyerang jaringan normal
yang dianggap jaringan asing

B. DM TIPE 2

a. Obesitas, menurunkan jumlah reseptor insulin dari sel target diseluruh tubuh (insulin
yang tersedia menjadi kurang efektif dalam meningkatkan efek metabolik)
b. Usia, cenderung meningkat di atas usia 65 tahun
c. Riwayat keluarga
d. Kelompok etnis

3. Patofisiologi

a. Diabetes tipe 1
Pada diabetes tipe 1 terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin
karna sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemia
puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Disamping itu,

5
glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat di simpan dalam hati meskipun tetap
berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial(sesudah makan).
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap
kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa tersebut muncul
dalam urin (glukosuria). Ketika glukosa yag berlebih diekskresikan dalam urin,
ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan da lektrolit yang berlebihan. Keadaan ini
dinamakan diuresis osmotik. Sebagai akibat dari kehilangan cairan yang berlebiahan,
pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus
(polidipsia).
Defisiensi insulin juga mengganggu metabolism protein dan lemak yang
menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami peningkatan selera
makan (polifagia) akibat menurunya simpanan kalori. Gejala lainnya mencakup
kelemahan dan kelelahan. Proses ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut
turut menimbulkan hiperglikemia. Disamping itu akan terjadi pemecahan lemak yang
produksi badan keton yang merupakan produksi samping pemecahan lemak. Bahan
keton merupakan asam yang mengganggu keseimbangan asam basa tubuh apabila
jumlahnya berlebihan. Ketoasidosis diabetik yang diakibatkannnya dapat
menyebabkan tand gejala nyeri abdominal, mual, muntah, hiperventilasi, npas berbau
aseton, dan bila tidak ditangani akan menimbulkan perubahn kesadaran, koma,
bahkan kematian(wijaya,dkk,2013,hlm.6-7).

b. Diabetes tipe 2
Pada diabetes tipe 2 terdapat 2 masalah yang berhubungan dengan insulin,
yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat
dengan reseptor kusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan
reseptor tersebut terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa didalam
sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe 2 disertai dengan reaksi intrasel ini. Dengan
demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh
jaringan. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat dan progresif maka
awitan diabetes tipe 2 dapat berjalan tanpa terdeteksi. Jika gejalanya dialami pasien,

6
gejala tersebut sering bersifat ringan dan dapat mencakup kelelahan
,iritabilitas,poliuria, polidipsia, lika yang lama sembuh, infeksi vagina, atau andangan
yang kabur (jika kadar glu osanya sangat tinggi). Penyakit diabetes membuat
gangguan /komplikasi melalui kerusakan pada pembulih darah di seluruh tubuh,
disebut angiopati diabetik. Penyakit ini berjalan kronis dan terbagi 2 yaitu gangguan
pada pembuluh darah besar (makrovaskuler) disebut makroangiopati,dan pada
pembuluh darah halus (mikrovarkuler) disebut mikroangiopati. Ada 3 problem utama
yang terjadi bila kekurangan atau tanpa insulin :
a. Penurunan penggunaan glukosa
b. Peningkatan mobilisasi lemak
c. Peningkatan penggunaan protein

4. Pathway

7
5. Manifestasi klinik

8
a. Poliuria,polidipsia,polifagia yang disebabkan oleh osmolalitas serum yang tinggi
akibat kadar glukosa serum yang tinggi
b. Penurunan berat badan(biasanya sebesar 10% hingga 30% penyandang diabetes tipe 1
secara khas tidak memiliki lemak pada tubuhnya saat diagnosis ditegakkan) karena
tidak terdapat metabolisme karbohidrat,lemak,protein yang normal sebagai akibat
fungsi insulin yang rusak atau tidak ada.
c. Sakit kepala rasa cepat lelah,mengantuk,tenaga yang berkurang,dan gangguan pada
kinerja sekolah serta pekerjaan semua ini disebabkan oleh kadar intra sel yang rendah
d. Kram otot,iritabilitas,dan emosi yang labil akibat ketidakseimbangan elektrolit
e. Gangguan penglihatan seperti penglihatan kabur,akibat pembengkakan yang
disebabkan glukosa
f. Baal yang disebabkan akibat kerusakan jaringan saraf
g. Gangguan rasa nyaman dan nyeri pada abdomen akibat neuropat otonom yang
menimbulkan gastroparesis dan konstipasi
h. Mual,diae,konstipasi akibat dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit ataupun
neuropati otonom
i. Infeksi atau luka pada kulit yang lambat sembuhnya rasa gatal pada kulit
j. Infeksi yang rekuren pada anus (Kowalak,dkk,2014,Hlm.520).

6.komplikasi

Komplikasi Diabetes Mellitus meliputi :

a. Penyakit mikrovaskuler, termasuk retinopati, nevropati dan neuropati.


b. Dislipidemia
c. Penyakit neurovasuler termasuk penyakit arteri koronner, arteri perifer dan arteri
serebri
d. Ketoasidosis diabetik
e. Syndrom hiperosmoler hiperglikemik non ketotik
f. Knaikn berat badan yang berlebihan
g. Ulserasi kulit
h. Gagal ginjal kronis (Kowalak,dkk,2014,Hlm.520).

7. pemeriksaan diagnostik

a. Gula darah sewaktu <200mg/dL


b. Gula darah puasa <140mg/dL
c. Gula darah 2 jam PP (post prandial) <200mg/dL
d. Aseton plasma: hasil postif mencolok
e. Asam lemak bebas: peningkatan lipid dan kolesterol
f. Osmolaritas serum <330osm/l
g. Urinalis proteinuria, ketonuria, glukosuria (Andra&Yessie,2013,Hlm.8).

8. Penatalaksanan

Terapi yang efektif bagi semua tipe Diabetes akan mengoptimalkan kontrol glukosa darah
dan mengurangi komplikasi.

9
A. Penangaan Diabetes Mellitus Tipe 1 meliputi:
Terapi suling insulin, perencanaan makan dan latihan fisik (bentuk terapi insulin yang
meliputi penyuntikan preparatmixed insulin, split-mixed, dan penyuntikan insulin
reguler lebih dari satu kali perhari serta penyuntikan insulin subcutan yang kontinu).
Transplantasi pankreas.
B. Penangaan Diabetes Mellitus Tipe 2 meliputi:
Obat anti diabetik oral untuk menstimulai produksi insulin endogen, meningkatkan
sensitifitas terhadap insulin kadar tingkat seluler, menekan glukoneugenesis hepar dan
memperlambat abrorbsi karbohidrat dalam traktus gastrointestnal
C. Penanganan Kedua Diabetes Mellitus meliputi:
a. Pemantauan kadar gula darah secara cermat
b. Perencanaan makan yang dirancang secara perorangan untuk memenuhi
kebutuhan gizi, mengendalikan kadar glukosa serta lipid darah dan mencapai
berat badan yang tepat serta mempertahankannya.
c. Penurunan berat badan (pasien gemuk dengan DM tipe 2) atau diet tinggi kalori
sesuai tahap pertumbuhan dan tingkat aktivitas (DM tipe 1)
d. Kaji tanda-tanda neuropati diabetik pada tangan dan kaki, tekankan perlunya
kewaspadaan akan keselamatan diri karena penurunan sensitibilitas dapat
menyamarkan cidera. Minimalkan komplikasi dengan mempertahankan glukosa
darah secara ketat
e. Ajarkan pasien cara merawat kakinya dengan membasuhnya setiap hari,
mengeringkan dengan cermat terutama pada sela-sela jari kaki dan melakukan
inspeksi untuk menemukan gejala veruka, kalus, eritema, pembengkakan, memar
dan pecah-pecah pada kulit.
f. Awasi timbulnya efek diabetes pada sistem kardiovaskuler seperti kerusakan
serebro vaskuler, arteri koronaria serta vaskuler perifer dan pda sistem syaraf
perifer serta syaraf otonom. Tangani semua cidera, luka sayatan dan lepuhan
(khususnya pada tungkai dan kaki) secara teliti (Kowalak,dkk,2014,Hlm.521).

9. konsep askep

A. Pengkajian

1. Identitas klien
2. Riwayat kesehatan sekarang : adanya gatal-gatal pada kulit disertai luka yang tidak
sembuh-sembuh, kesemutan, menurunnya berat badan, meningkatnya nafsu makan,
sering haus, banyak kencing, menurunnya ketajaman penglihatan
3. Riwayat kesehatan dahulu : riwayat penyakit pankreas, hipertensi, ISK berulang
4. Riwayat kesehtan keluarga : riwayat keluarga dengan DM
5. Pemeriksaaan fisik : head to toe (Andra&Yessie,2013,Hlm.8).

B. Diagnosa Keperawatan(NANDA Tahun 2015)

1. Kerusakan integritas kulit b.d gangguan sensasi (akibat DM)


2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d Diabets Mellitus
3. Risiko Infeksi

10
C. Intervensi

1. Kerusakan integritas kulit b.d gangguan sensasi (akibat DM) (00047)


a. Monitor proses penyembuhan di daerah sayatan
R: untuk mengetahui karakteristik luka
b. Monitor sayatan untuk tanda dan gejala infeksi
R: untuk mendeteksi secara dini tanda dan gejala infeksi
c. Periksa kulit dan selaput lendir terkait dengan adanya kemerahan, kehangatan
ekstrim, edema atau drainase
R: untuk mengecek tanda dan gejala infeksi
d. Periksa pakaian yang terlalu ketat
R: untuk meminimalisir terjadinya luka tekan
e. Bersihkan daerah sekitar sayatan dengan pembersihan yang tepat
R: untuk menghindari terjadinya infeksi
f. Ajarkan kepada pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi
R: untuk menghindari penyebaran infeksi

2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d Diabets Mellitus (00204)


a. Monitor sensasi tumpul atau tajam dan panas atau dingin(yang dirasakan pasien)
R: mengetahui sensitifitas pada area perifer
b. monitor adanya penekanan dari gelang, alat-alat medis, sepatu dan baju
R: menghindari terjadinya luka tekan
c. Dorong pasien menggunakan bagian tubuh yang tidak terganggu untuk
mengetahui suhu makanan, cairan, air mandi dll
R: memaksimalkan penggunaan bagian tubuh yang belum mengalami gangguan
d. Instruksikan pasien dan keluarga untuk memeriksa adanya kerusakan kulit setiap
harinya
R: membantu pasien dan keluarga untuk mengenali tanda-tanda kerusakan kulit
e. Letakkan bantalan pada bagian tubuh yang terganggu untuk melindungi area
tersebut
R: untuk mengurangi risiko terjadinya luka tekan
f. Ajarkan pasien untuk menggunakan waktu sebagai penanda untuk merubah posisi
bukan berdasarkan kenyamanan pasien
R: untuk meminimalisir terjadinya luka tekan

3. Risiko Infeksi (00004)


a. Monitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
R: untuk mengidentifikasi adanya infeksi
b. Verifikasi keutuhan kemasan steril
R: untuk menghindari terjadinya infeksi
c. Buka persediaan peralatan steril dengan menggunakan teknik aseptik
R: untuk menghindari terjadinya infeksi
d. Periksa kulit dan selaput lendir terkait dengan adanya kemerahan, kehangatan
ekstrim, edema atau drainase
R: untuk mengecek tanda dan gejala infeksi
e. Anjurkan untuk istirahat
R: untuk meningkatkan kondisi klien
f. Ajarkan pasien dan anggota keluarga bagaimana cara menghindari infeksi
R: untuk meminimalisir terjadinya infeksi

11
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

Unit : Rawat Inap Tanggal pengkajian : 2 Januari 2017


Ruang : Teratai 3 waktu pengkajia : 09.00
Tanggal masuk: 1 Januari 2017 auto anamnese : Ya
Allo anamnese : Ya
I. IDENTIFIKASI
A. Pasien
Nama : Tn. D
Umur : 48 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah

12
Agama/suku : Islam/Jawa
Warga negara : Indonesia
Pendidikan :SD
Pekerjaan :Wiraswasta
Alamat rumah : Jepara
Dx medis : Diabetes mellitus, ulkus diabetic, cephalgia
B. Penanggung Jawab
Nama :Ny.K
Alamat rumah : Jepara
Hubungan dgn pasien :Istri
C. Riwayat Kesehatan
1. Keluhanutama : …????
2. Riwayat kesehatan sekarang : sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit pasien
mengeluh nyeri pada tungkai kaki kiri karena luka yang idak kunjung sembuh.
pasien periksa di puskesmas Batealit dan dari hasil pemeriksaan di dapatkan bahwa
kadar gula darah Tn.D 380 mg/dl, dari pihak puskesmas merujuk ke RSU
RA.Kartini Jepara saat di unit gawat keadaan umum pasien tampak lemah,
mengalami nyeri ringan di area tungkai kaki kiri karena terkena knalpot, pasien
mngatakan luka terasa cekut-cekut dengan frekuensi hilang timbul, kesadaran
komposmentis, TD: 100/70 mmHg, HR: 89x/menit, S: 36.8 ͦ C, RR: 20x/menit,
ekstremitas tidak mengalami edema, tampak luka ulkus diabetikuspada plantar
pedis dekstra ukuran 5x4 cm dan kedalaman 0.5 cm. Hasil pemeriksaan GDS 316
mg/dl, di UGD pasien mendapatkan terapi infus RL 20 tetes/mnt, ranitidin 50 gr/12
jam, ondansetron 4mg/12 jam, injeksi ketorolac 30 mg/12 jam. Kemudian pasien
dipindahkan ke ruang teratai 3 kamar A4
3. Riwayat kesehatan dahulu : ± satu minggu yang lalu kaki kanan pasien terkena
knalpot , terdapat luka bakar dan pasien mengtakan lukanya tidak sembuh-sembuh.
4. Riwayat kesehatan keluarga : pada saat dilakukan pengkajian keluarga mengatakan
tidak ada yang memiliki riwayat penyakit hipertensi dan DM.

5. Genogram

13
keterangan:

: laki-laki

: perempuan

:pasien

:meninggal

------ :tinggal satu rumah

Anaknya pasien 2 terdiri dari 1 cowok dan 1 cewek


Pasien 6 bersaudara 5 laki laki semua yang satu cewek meninggal,paasien anak no.4
Istri pasien 6 bersaudara 3 cewek 3 cowok istri pasien anak no.5
Pasien tinggal dengan istri dan anaknya dirumah pasien bekerja sebagai pembuat
gergaji istri sebagai ibu rumah tangga

II. Pemeriksaan Fisik


A. Tanda-tanda vital
1. Kesadaran
Kualitatif : Composmentis
Kuantitatif
Scala Coma Glasow :
 Respon motorik :6
 Respn berbicara :5
 Respon membuka mata : 4
Jumlah : 15
Kesimpulan : pasien sadar total
2. Tekanan darah : 120/80 mmHg
MAP : 2x80+120/3 : 93,3 mmHg
3. Suhu : 37,5
4. Pernapasan :20x/ment
Irama : reguler

14
Jenis pernapasan : dada
5. Nadi :84x/mnt
6. Nyeri :
P: lukabakar karena terkena knalpot
Q: nyeri cekut-cekut
R: di tungkai kaki sebelah kiri
S:3
T: hilang timbul
B. Antropometri
1. Tinggi badan :160 cm
2. Berat badan :50kg
3. IMT :19,5 kg/m2
Kesimpulan :kurus
C.Pemeriksaan Fisik
1.Kepala
Bentuk :Mesocephal
Kulit kepala :Bersih
Rambut :Sebagian Beruban,dan Sedikit Botak
2.Mata
Konjungtiva :Anemis
Sklera :Tidak ikterik
3.Hidung :Bersih,tidak terpasang O2
4.Telinga :Bersih,Tidak tampak serumen
5.Mulut :Bersih,Mukosa bibir lembap,lidah tidak kotor
6.Leher :Tidak terdapat pembesaran Thyroid
7.Paru-Paru
Inspeksi :Bentuk dada simetris,adanya kembang kempis dada
Palpasi :Vocal Fremitus Kanan-kiri seimbang
Perkusi :Sonor
Auskultasi :Nafas Vesikuler
8.Jantung
Inspeksi :Ictus cordis tidak tampak
Palpasi :Teraba Ictus cordis pada ICS ke-5
Perkusi :Sonor

15
Auskultasi :Tidak ada suara jantung tambahan
9.Abdomen
Inspeksi :Tidak terdapat pembesaran pada perut,Umbilical tidak menonjol
Auskultasi :Bising usus 20x/menit
Palpasi :Tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi :Thympani
10.Ekstermitas Atas :Tidak terdapat luka,capilary refill 2 detik,Turgor kulit elastis
Kekuatan otot : 5555 5555
5555 5555
Ekstermitas bawah :Terdapat luka bekas terkena knalpot motor,luka terbuka

Ulkus Grade Luas Luka bakar ± 5x4 cm.

III.PENGKAJIAN POLA KESEHATAN

A. POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN


1. Di Rumah : pasien mengatakan sudah mengetahui kalau memiliki
penyakit DM tapi pasien hanya sebatas tau saja
2. Di Rumah Sakit: pasien mengatakan sudah mengetahui kalau memiliki
penyakit DM dan pasien tidak mengtahua apa saja penyebab, tanda gejala,
pencegahan maupun komplikasinya. Pasien mengatakan melakukan gaya
hidup yang sehat seperti semestinya dan menganggap bahwa dirinya sehat.
Pasien juga mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki riwayat alergi terhadap
apapun.

B. POLA NUTRISI METABOLIK


1. Di Rumah : pasien mengatakan makanan yang di konsumsi sehari-hari
layaknya makanan pada umumnya tidak ada makanan yang dihindari untuk di
konsumsi. Pasien makan sehari 3 kali sehari sesuai dengan selera dan
keinginan pasien. Pasien juga tidak mengkonsumsi suplemen tambahan sehari-
harinya.
2. Di Rumah Sakit: pasien mengatakan saat di rumah sakit ada penurunan nafsu
makan. Frekuensi makan tetap 3 kali sehari dengan porsi sesuai yang
disediakan rumah sakit kadang habis kadang tidak. Namun pasien tidak pernah
merasa mual, tidak ada kesulitan dalam menelan, mengunyah maupun
mencerna makanan.
A: TB: 160cm BB: 50kg IMT: 19,5
B: Hb 10
C: konjungtiva anemis, kulit tidak elastis

16
D: RKTP (rendah kalori dan tinggi protein)

C. POLA ELIMINASI
1. Di Rumah : pasien mengatakan selama di rumah tidak ada gangguan
BAK/BAB, BAB dan BAK lancar. BAB sehari 1 kali, feses dengan frekuensi
lunak dan BAK dalam sehari kurang lebih 3 kali dalam sehari.
2. Di Rumah Sakit: pasien mengatakan saat di rumah sakit merasa tidak
mengalami gangguan dalam BAK/BAB, BAB sehari 1 kali dengan frekuensi
feses lunak dan BAK 4 dalam sehari. Pasien tidak menggunakan alat bantu
untuk BAB maupun BAK hanya saja ketika ingin melakukan toileting pasien
di bantu oleh keluarganya karena terdapat luka pada kakinya.

D. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN


1. Di Rumah : pasien mengatakan melakukan aktivitas sehari-hari dengan
lancar tidak ada kelemahan/kelumpuhan dalam anggota gerak. Aktivitas yang
dilakukan dalam pekerjaanya adalah wiraswasta yang bekerja pada bagian
kerajinan. Pasien melakukan segala sesuatu secara mandir pasien juga
mengatakan tidak pernah merasa sesak nafas dan kondisi jantungnya baik-baik
saja. Jika ada waktu luang, pasien selalu berkumpul bersama keluarga dan
menganggap itu sudah sebagai rekreasi.
2. Di Rumah Sakit: Pasien mengatakan saat di rumah sakit sebagian aktifitas
hariannya da yang dilakukan mandiri dan ada yang dibantu oleh keluarganya.
Aktifitas yang di bantu oleh keluarga adalah toileting karena pada kaki pasien
terdapat luka ulkus dan harus dibantu agar bisa melakukan aktifitas dan
aktifitas seperti makan dan mobilitas di tempat tidur pasien dapat melakukan
secara mandiri. Ketika ada waktu luang pasien menggunakan waktunya
tersebut untuk tidur maupun mengobrol dengan pasien lainnya dalam satu
ruangan.
Level 0: mandiri
E. POLA ISTIRAHAT TIDUR
1. Di Rumah : pasien mengatakan saat dirumah tidak pernah melakukan tidur
siang karena pada siang hari pasien harus bekerja, dan pasien hanya tidur saat
malam hari kurang lebih selama 6-8jam. Pasien mengatakan tidak pernah
mengalami gangguan tidur seperti insomnia dan pasien juga tidak
mengkonsumsi obat tidur agar bisa tidur hanya saja pasien terkadang merasa
letih ketika selesai bekerja dan hanya istirahat santai di rumah.
2. Di Rumah Sakit: pasien mengatakan saat di rumah sakit pasien bisa tidur dan
tidak mengalami gangguan tidur saat di rumah sakit. Kalau pasien merasa
mengantuk pasien langsung tidur hanya saja sering terbangun tapi nanti bisa
kembali tidur lagi.

F. POLA PERSEPSI KOGNITIF


1. Di Rumah : pasien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam
penglihatan, pendengaran, perasaan dan pembauan dalam tubuhnya. Daya
ingat pasien terhadap masa lalu juga masih berfungsi dengan baik.

17
2. Di Rumah Sakit: pasien mengatakan tidak ada gangguan apapun terhadap
penglihatan, pendengaran, perasaan dan pembauan dalam tubuhnya. Pasien
dapat merasakan nyeri pada tungkai kaki kiri karena luka terkena knalpot,
nyeri erasa cekut-cekut, dengan skala 3, dengan frekuensi hilang timbul.
Pasien mampu mengingat masa lalu dengan baik, saat di lakukan orientasi
pasien mampu menjawab waktu saat itu, tempat dimana pasien saat ini berada,
dan siapa yang menemani saat di rumah sakit. Pasien mengatakan tingkat
pendidikan terakhirnya adalah SMA sederajat. Pasien mengatakan tidak
merasakan nyeri walaupun terdapat luka ulkus pada kakinya.

G. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI


1. Di Rumah : pasien mengatakan saat dirumah merasa mampu menjalankan
segala kegiatan. Peran pasien saat dirumah adalah sebagai seorang ayah,
pemimpin dalam keluarganya dan juga sebagai seorang wiraswasta.
2. Di Rumah Sakit: pasien mengatakan saat dirumah sakit tidak bisa seperti
biasanya saat berada di rumah, ada beberapa hal yang pasien tidak bisa lalukan
seperti aktifitas toileting. Pasien masih menjalankan peran menjadi seorang
ayah dan pemimpin keluarganya hanya saja pasien tidak bisa bekerja karena
sedang di rawat di rumah sakit. Pasien tidak merasa cemas maupun ketakutan
dengan keadaannya yang sekarang, terdapat kontak mata ketika diajak untuk
berinteraksi. Pasien selalu merasa rileks dan tidak tegang.

H. POLA PERAN DAN HUBUNGAN


1. Di Rumah : pasien mengatakan selama ini menjalankan perannya sebagai
ayah dan pemimpin keluarga serta sebagai wiraswasta dengan baik.
Hubungannya dengan keluarga serta orang-orang dilingkungan rumah maupun
lingkungan pekerjaan harmonis, tidak ada konflik atau masalah apapun.
2. Di Rumah Sakit: pasien mengatakan saat di rumah sakkt masih menjalankan
tugas sebagai seorang ayah dan sebagai kepala keluarga dengan baik namun
tidak bisa menjalankan perannya sebagai wiraswata untuk sementara karena
keadaan fisiknya saat ini. Hubungan pasien dengan keluarganya maupun
dengan sesama pasien di lingkungan ruangan tempat pasien dirawat dan pada
seluruh tenaga medis tetap berjalan harmois, tidak terdapat masalah apaun.

I. POLA REPRODUKSI SEKSUAL


1. Di Rumah : pasien mengatakan tidak ada masalah apapun terhadap alat
seksualitasnya.
2. Di Rumah Sakit: pasien mengatakan tidak pernah mengalami masalah pada
alat seksualitasnya dan tidak pernah mengalami masalah memgenai
seksualitas. Pasien mengatakan saat ini sudah memiliki 2 orang anak.

J. POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRESS


1. Di Rumah : pasien mengatakan jika mengalami stress pasien hanya tidur
dan bersantai saja di rumah dengan melihat tv dan pasien tidak pernah

18
mengkonsumsi obat untuk menangani stress. Pasien selalu berinteraksi dengan
anggota keluarganya maupun masyarakat di lingkungan sekitar.
2. Di Rumah Sakit: pasien mengatakan tidak pernah merasakan stress saat di
rawat di rumah sakit hanya saja terkadang pasien merasa bosan, jika sudah
mulai bosan biasanya pasien langsung tidur. Pasien selalu berinteraksi dengan
anggota keluarganya yang datang untuk merawatnya serta selalu melakukan
interaksi dengan pasien maupun keluarga pasien yang berada dalam satu
ruangan dengan pasien.

K. POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN


1. Di Rumah : pasien mengatakan memeluk agama islam dan selalu
menjalankan sholat 5 waktu setiap harinya serta pasien selalu mengikuti
kegiatan pengajian rutin yang diadakan di lingkungan rumahnya. Selama ini
pasien jika diberi sakit, pasien selalu berdoa, tidak pernah mencari bantuan
spiritual tapi selalu periksa ke pelayanan kesehatan.
2. Di Rumah Sakit: pasien mengatakan saat berada di rumah sakit jarang
melaksanakan sholat 5 waktu secara utuh. Saat di rumah sakit pasien selalu
berdoa untuk kesembuhannya dan sangat berharap agar pelayanan kesehatan
yang merawat pasien sekarang mampu membantu untuk menyembuhkan
penyakitnya.

IV. Data Penunjang

A.Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal : 02-01-2017

Jam : 14.05

Pemeriksaan Nilai Satuan Nilai normal laki-


laki
GDS 314 * mg % 80-150
UREUM 34,1 mg % 10-50
KREATININ 0,7 mg/dl 0,7-1,2
NATRIUM 129,6 * Mmol/L 135-155
Kalium I potasium 4,69 Mmol/L 3,5-5,5
CHLORIDA 100,4 Mmol/L 95-105
CALSIUM 8,7 Mg % 8,1-10,4
MAGNESIUM 2,0 Mmol/L 1,9-2,5

19
Tanggal : 02-01-2017

Jam :22.09

Pemeriksaan Nilai Satuan Nilai normal laki-


laki
GDS 204 * Mg % 80-150

Tanggal : 02-01-2017

Jam :07.10

Pemeriksaan Nilai Satuan Nilai normal laki-


laki
Hemoglobin 10,0 * gr % 14-18
Leukosit 15.110 * mm 3 4000-10000
Trombosit 486.000 * mm 3 150000-400000
Hematokrit 30,0 * % 40-48

B.Terapi

Tanggal

No Nama obat Dosis Cara Indikasi


pemberian
1 Insulin Novorapid 16 unit Injeksi Untuk menurunkan kadar
muscular glukosa darah
2 Anbacim 1gr/12 jam Intra vena Untuk pencegahan infeksi
3 Ranitidin 50gr/12 jam Intra vena Untuk menurunkan asam
lambung
4 Ondansentron 4mg/12jam Intra vena Untuk mencegah mual
muntah
5 Ketorolac 30mg/12 Intra vena Untuk mengurangi nyeri
jam

V. Analisa Data

20
Hari/tanggal Data Etiologi Problem
Senin/2-1- Ds: Pasien mengatakan terkena Cidera kimiawi Kerusakan
2017 knalpot panas dan terjadi luka kulit Integritas kulit
pada kakinya.

Pasien mengatakan lukanya sudah


1 minggu tidak sembuh sembuh.

Do:Terdapat luka terbuka di


ekstermitas bawah
kiri,luka terbuka,terdapat luka
yang berwarna hitam, ulkus
Diabetik grade 1, Luas Luka ± 5x4
cm.

Ds:Pasien mengatakan tidak nafsu Ketidakmampuan Ketidakseimbangan


makan mengabsorbsi nutrisi kurang dari
nutrien kebutuhan tubuh
Do: pasien tampak kurus
A: TB: 160cm BB: 50kg
IMT: 19,5
B: Hb 10
C: konjungtiva anemis, kulit tidak
elastis
D: RKTP (rendah kalori dan tinggi
protein)

Ds: pasien mengatakan terkena Resiko infeksi


knalpotpanas dan terjadi luka bakar
ada kakinya

Pasien mengatakan lukanya sudah 1


minggu tapi tidak sembuh-sembuh

Do: Terdapat luka terbuka di tungkai


kiri,luka terbuka,terdapat luka
yang berwarna hitam, ulkus
Diabetik grade 1, Luas Luka ± 5x4
cm , terdapat pus, kedalaman 0,5
cm, leukocit : 15.110 mm³

VI. Diagnosa Keperawatan

21
1.Kerusakan Integritas kulit berhubungan dengan cedera kimiawi 00047

2. ketidakefektifan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien (00002)

3.Risiko infeksi 00004

VII. Intervensi

Diagnosa 1

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam luka pasien
mengalami proses penyembuhan dengan baik yang ditandai dengan tidak terdapat tanda
infeksi dan luka menjadi kering

Kriteria hasil :

 mengalami granulasi jaringan dengan baik


 tidak terdapat pus
 tidak terjadi nekrosis jaringan
 tidak terdapat bau busuk

Intervensi:

Intervensi Rasional

g. Monitor proses penyembuhan di R: untuk mengetahui karakteristik luka


daerah sayatan

h. Monitor sayatan untuk tanda dan R: untuk mendeteksi secara dini tanda dan
gejala infeksi gejala infeksi

i. Monitor kondisi balutan pasien R: untuk mendeteksi secara dini tanda dan
gejala infeksi

j. Periksa kulit dan selaput lendir R: untuk mengecek tanda dan gejala infeksi
terkait dengan adanya kemerahan,
kehangatan ekstrim, edema atau
drainase

22
k. Periksa pakaian yang terlalu ketat R: untuk meminimalisir terjadinya luka
tekan

l. Bersihkan daerah sekitar sayatan R: untuk menghindari terjadinya infeksi


dengan pembersihan yang tepat

m. Ajarkan kepada pasien dan R: untuk menghindari penyebaran infeksi


keluarga mengenai tanda dan
gejala infeksi
n. Kolaborasi pemberian obat R: menigkatkan kondisi pasien

Diagnosa 2

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien menunjukan
asupan makanan yang adekuat.

Kriteria hasil :

a. Bertambahnya berat badan


b. Memiliki kadar HB normal yaitu 14-18 gr%
c. IMT dalam batas normal yaitu 20,1 – 25 kg/m²

Intervensi:

Intervensi Rasional

Monitor nilai laboratorium khususnya R: untuk mengetahui peningkatan nutrisi


Hemoglobin pasien

Monitor kandungan nutrisi dan kalori pada R : memenuhi kebutuhan diit pasien
asupan makanan pasien

Timbang berat badan pasien pada interval R: untuk mengetahui adanya peningkatan atau
yang tepat penurunan berat badan

23
Berikan informasi yang tepat tentang R: untuk menambah informasi pada keluarga
kebutuhan nutrisi dan cara memenuhinya pasien

Ajarkan metode untuk perencanaan makan R: agar keluarga dan pasien dapat memilih
menu makanan yang tepat

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk R: untuk memenuhi gizi sesuai dengan
menentukan diit yang tepat kriteria pasien

Diagnosa 3

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam tidak timbul masalah
infeksi

Kriteria hasil :

 Tidak terjadi tanda-tanda infeksi yang meliputi rubor ( kemerahan ) , kalor ( panas ) ,
dolor ( rasa sakit ) , tumor ( pembengkakan ) , function laesa ( gangguan fungsi )

Intervensi :

Intervensi Rasional
a. Monitor adanya tanda dan gejala R: untuk mengidentifikasi adanya infeksi
infeksi sistemik dan lokal

b. Verifikasi keutuhan kemasan steril R: untuk menghindari terjadinya infeksi

c. Buka persediaan peralatan steril R: untuk menghindari terjadinya infeksi


dengan menggunakan teknik aseptik

d. Periksa kulit dan selaput lendir terkait R: untuk mengecek tanda dan gejala infeksi
dengan adanya kemerahan,
kehangatan ekstrim, edema atau
drainase

e. Anjurkan untuk istirahat R: untuk meningkatkan kondisi klien

f. Ajarkan pasien dan anggota keluarga R: untuk meminimalisir terjadinya infeksi


bagaimana cara menghindari infeksi

VII. Implementasi

Hari/tanggal Dx Implementasi Respon pasien ttd

24
Senin
2-01-2017

Jam 08.30 2 Melakukan pengkajian DS : Pasien mengatakan luka


pada Tn.D akibat terkena knalpot dan luka
sudah 1 mnggu tidak sembuh-
sembuh

DO : pasien tampak antusias


menceritakan kondisinya
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36,5 ͦc
RR : 16X/menit
Kondisi Luka Terbuka

Jam 09.00 3 Melakukan perawatan DS : Pasien mengatakan tidak


ganti balut pada Tn.D merasakan nyeri ketika balutnya
diganti

Do : terdapat luka dengan


ukuran 5x4 cm dengan
karakteristik permukaan
berwarna hitam, kedalaman
sekitar 1,5 cm
Kondisi luka tidak berbau, tidak
terdapat nanah , area sekitar
luka tidak kemerahan

Jam 09.30 1 Melakukan pemberian DS : pasien mengatakan kepala


terapi injeksi dengan terasa sedikit pusing
menggunakan obat :
Anbacim 1gr DO : obat masuk melalui injeksi
Ketorolac 30 mg Intravena bolus berupa anbacim
1 gr dan ketorolac 30 mg

Jam 10.00 2 Menyarankan agar pasien DS : pasien mengatakan suka


banyak mengkonsumsi makan ikan laut
makanan yang tinggi
protein DO : pasien tampak antusias
saat perawat menjelaskan,
makan pagi habis ½ porsi

Jam 11.00 2 Menimbang berat badan DS : Pasien mengatakan jarang


menimbang berat badan

25
DO : TB : 160 cm
BB :50 kg
IMT : 19,5

Selasa
3-01-2017

Jam 08.00 1, Melakukan pengkajian DS : pasien mengatakan tidak


terhadap kondisi pasien ada keluhan

DO : pasien tampak merespon


dengan baik

Jam 09.00 ,2 Memberikan terapi DS : -


injeksi ranitidin , DO : Obat masuk melalui
ketorolac , ondan setron injeksi intravena bolus berupa
ranitidin , ketorolac , ondan
setron

Jam 11.00 2 Memonitor TTV DS : -


DO : TD : 120/80 mmHg
RR : 16X/menit
Suhu : 36,5 c
Nadi : 75x/menit

Jam 13.00 3 Melakukan ganti balut DS : pasien mengatakan


sedikit nyeri

DO : luka tampak bagus, tidak


ada nanah . dilakukan
debridemen pada are yang
mengalami nekrosis

Jam 16.00 1 Melakukan injeksi insulin DS : -


novorapid 20 unit DO : obat brupa injeksi insulin
novorapid masuk melalui
injeksi subcutan sebanyak 20
unit

26
Rabu,4-1-2017 1 Memberikan terapi DS:-
Jam 09.00 injeksi ranitidin , DO:Obat masuk melalui
ketorolac , ondan setron intravena bolus
Alergi(-)
Mual (-)

10.00 2 Memberikan informasi DS:Keluarga Pasien


tentang nutrisi yang tepat mengatakan sudah paham
dan cara pemenuhannya tentang nutrisi yang harus
dikonsumsi oleh Tn.D
DO:Pasien sesekali
mengangguk saat dijelaskan

10.30 1 Mengukur Tanda-tanda TD:120/80mmHg


vital pasien Nadi : 84x/menit
Suhu:36,40C
RR:19x/menit

14.00 3 Mengajarkan pada


keluarga pasien mengenai DS:Pasien mengatakan”saat
penyebab terjadinya dirumah saya harus sering
infeksi pada luka membersihkan luka bapak dan
harus menjaga kebersihan ya
mba”
DO: Tamapak mengangguk saat
17.30 3 Memonitor adanya tanda dijelaskan
infeksi disekitar area luka
yang dibalut DS:Pasien mengatakan pada
daerah luka tidak terasa
DO:Tidak terdapat kemerahan
di area sekitar luka yang diablut.
21.00 1 Memonitor kondisi
balutan pada pasien DS:-
DO:Tidak terdapat rembesan
cairan di balutas pasien
Balutan bersih
21.30 3 Menganjurkan pasien
untuk istirahat DS:Keluarga pasien
mengatakan pasien sering
terbangun saat malam
DO:Pasien berbaring di tempat
tidur
02.00 2 Memberikan

27
Evaluasi

Hari/tanggal DX Evaluasi Paraf


2-1-2017 1 SOAP PULANG
S : pasien mengatakan kepala terasa sedikit
pusing

O : obat masuk melalui injeksi Intravena bolus


berupa anbacim 1 gr dan ketorolac 30 mg

A :Masalah belum teratasi

P :Lanjutkan Intervensi
 Monitor proses penyembuhan di daerah
sayatan
 Monitor sayatan untuk tanda dan gejala
infeksi
 Monitor kondisi balutan pasien
 Periksa kulit dan selaput lendir terkait
dengan adanya kemerahan, kehangatan
ekstrim, edema atau drainase
 Ajarkan kepada pasien dan keluarga
mengenai tanda dan gejala infeksi
 Kolaborasi pemberian obat

2 S : pasien mengatakan suka makan ikan laut

28
O : pasien tampak antusias saat perawat
menjelaskan, makan pagi habis ½ porsi

A:Masalah belum teratasi

P:Lanjutkan Intervensi
Monitor nilai laboratorium khususnya
Hemoglobin
Monitor kandungan nutrisi dan kalori
pada asupan makanan pasien
Timbang berat badan pasien pada
Interval yang tepat
Berikan informasi yang tepat tentang
kebutuhan nutrisi dan cara
memenuhinya
Ajarkan metode untuk perencanaan
makan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Menentukan diit yang tepat

3 S : Pasien mengatakan tidak merasakan nyeri


ketika balutnya diganti

O: terdapat luka dengan ukuran 5x4 cm dengan


karakteristik permukaan berwarna hitam,
kedalaman sekitar 1,5 cm
Kondisi luka tidak berbau, tidak terdapat nanah ,
area sekitar luka tidak kemerahan

A:Masalah belum teratasi

P:Lanjutkan Intervensi
 Monitor adanya tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
 Periksa kulit dan selaput lendir terkait
dengan adanya kemerahan, kehangatan
ekstrim, edema atau drainase

 Anjurkan untuk istirahat


 Ajarkan pasien dan anggota keluarga
bagaimana cara menghindari infeksi

DATA FOKUS

DS:Pasien Mengatakan sudah tidak pusing lagi


1
DO: : obat masuk melalui injeksi Intravena bolus

29
berupa anbacim 1 gr dan ketorolac 30 mg

DS:-
2 DO:Cek GDS 283

DS:Pasien mengatakan tidak terasa apa apa


3 dibagian lukanya
DO:Balutan bersih,tidak terdapat rembesan
cairan pada balutan

SOAP DATANG

S: Pasien Mengatakan sudah tidak pusing lagi


1
O: obat masuk melalui injeksi Intravena bolus
berupa anbacim 1 gr dan ketorolac 30 mg

A:Masalah belum teratasi

P:Lanjutkan Intervensi
 Monitor proses penyembuhan di daerah
sayatan
 Monitor sayatan untuk tanda dan gejala
infeksi
 Monitor kondisi balutan pasien
 Periksa kulit dan selaput lendir terkait
dengan adanya kemerahan, kehangatan
ekstrim, edema atau drainase
 Ajarkan kepada pasien dan keluarga
mengenai tanda dan gejala infeksi
 Kolaborasi pemberian obat

S:Pasien mengatakan makan habis ½ porsi

O:Cek GDS 283


Konjungtiva anemis
2
A:Masalah belum teratasi

P:Lanjutkan Intervensi
Monitor nilai laboratorium khususnya
Hemoglobin
Monitor kandungan nutrisi dan kalori
pada asupan makanan pasien
Timbang berat badan pasien pada
Interval yang tepat

30
Berikan informasi yang tepat tentang
kebutuhan nutrisi dan cara
memenuhinya
Ajarkan metode untuk perencanaan
makan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Menentukan diit yang tepat

S:Pasien mengatakan tidak terasa apa apa


dibagian lukanya

O:Balutan bersih,tidak terdapat rembesan cairan


pada balutan

3 A:Masalah belum teratasi

P:Lanjutkan Intervensi
 Monitor adanya tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
 Periksa kulit dan selaput lendir terkait
dengan adanya kemerahan, kehangatan
ekstrim, edema atau drainase

 Anjurkan untuk istirahat


 Ajarkan pasien dan anggota keluarga
bagaimana cara menghindari infeksi

SOAP PULANG

S :-

O : obat brupa injeksi insulin novorapid masuk


melalui injeksi Intramuskular sebanyak 20 unit
1
A:Masalah belum teratasi
P:Lanjutkan intervensi
 Monitor proses penyembuhan di daerah
sayatan
 Monitor sayatan untuk tanda dan gejala
infeksi
 Monitor kondisi balutan pasien
 Periksa kulit dan selaput lendir terkait
dengan adanya kemerahan, kehangatan
ekstrim, edema atau drainase
 Ajarkan kepada pasien dan keluarga
mengenai tanda dan gejala infeksi

31
 Kolaborasi pemberian obat

S: -
O : TD : 120/80 mmHg
RR : 16X/menit
Suhu : 36,5 c
Nadi : 75x/menit
2. A:Masalah belum teratasi
P:Lanjutkan Intervensi
Monitor nilai laboratorium khususnya
Hemoglobin
Monitor kandungan nutrisi dan kalori
pada asupan makanan pasien
Timbang berat badan pasien pada
Interval yang tepat
Berikan informasi yang tepat tentang
kebutuhan nutrisi dan cara
memenuhinya
Ajarkan metode untuk perencanaan
makan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Menentukan diit yang tepat

S : pasien mengatakan sedikit nyeri

O : luka tampak bagus, tidak ada nanah .


dilakukan debridemen pada are yang mengalami
nekrosis.
3
A:Masalah belum teratasi

P:Lanjutkan intervensi

 Monitor adanya tanda dan gejala


infeksi sistemik dan lokal
 Periksa kulit dan selaput lendir terkait
dengan adanya kemerahan, kehangatan
ekstrim, edema atau drainase

 Anjurkan untuk istirahat


 Ajarkan pasien dan anggota keluarga
bagaimana cara menghindari infeksi

DATA FOKUS

32
DS:Pasien Mengatakan “sudah tidak ada keluhan
yang dirasakan,lukanya kok tidak sembuh-
sembuh”
DO:-TD:110/80 N:84x/menit
-S :36,40C RR:20x/menit
1
DS:Pasien mengatakan”kenapa lukanya bapak
kok tidak sembuh sembuh mba”

DO:Terdapat balutan Luka di ekstermitas bawah


Tidak terdapat rembesan pada balutan
Luka bersih

DS:Pasien mengatakan”kalau dirumah harus


2 dibersihkan sendiri atau dibawa ke klinik mba”

DO:Tidak terdapat pembengkakan pada kaki


Capilarry refill <2 detik

SOAP DATANG
S:Pasien Mengatakan “sudah tidak ada keluhan
3 yang dirasakan,lukanya kok tidak sembuh-
sembuh”

O:-TD:110/80 N:84x/menit
0
-S :36,4 C RR:20x/menit

A:Masalah belum teratasi

1 P:Lanjutkan Intervensi
 Monitor proses penyembuhan di
daerah sayatan
 Monitor sayatan untuk tanda dan gejala
infeksi
 Monitor kondisi balutan pasien
 Periksa kulit dan selaput lendir terkait
dengan adanya kemerahan, kehangatan
ekstrim, edema atau drainase
 Ajarkan kepada pasien dan keluarga
mengenai tanda dan gejala infeksi
 Kolaborasi pemberian obat

S:Pasien mengatakan”kenapa lukanya bapak kok


tidak sembuh sembuh mba”

O:Terdapat balutan Luka di ekstermitas bawah


Tidak terdapat rembesan pada balutan
Luka bersih

33
A:Masalah belum teratasi

P:Lanjutkan Intervensi
2 Monitor nilai laboratorium khususnya
Hemoglobin
Monitor kandungan nutrisi dan kalori
pada asupan makanan pasien
Timbang berat badan pasien pada
Interval yang tepat
Berikan informasi yang tepat tentang
kebutuhan nutrisi dan cara
memenuhinya
Ajarkan metode untuk perencanaan
makan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Menentukan diit yang tepat

S:Pasien mengatakan”kalau dirumah harus


dibersihkan sendiri atau dibawa ke klinik mba”

O:Tidak terdapat pembengkakan pada kaki


Capilarry refill <2 detik

A:Masalah belum teratasi

P:Lanjutkan Intervensi
 Monitor adanya tanda dan gejala
3 infeksi sistemik dan lokal
 Periksa kulit dan selaput lendir terkait
dengan adanya kemerahan, kehangatan
ekstrim, edema atau drainase

 Anjurkan untuk istirahat


 Ajarkan pasien dan anggota keluarga
bagaimana cara menghindari infeksi

SOAP PULANG

S: DS:-

O:Tidak terdapat rembesan cairan di balutan


Balutan bersih
Obat masuk melalui intravena bolus
Alergi(-)
Mual (-)

34
A:Masalah belum teratasi

P:Lanjutkan intervensi
 Monitor proses penyembuhan di daerah
1 sayatan
 Monitor kondisi balutan pasien
 Periksa kulit dan selaput lendir terkait
dengan adanya kemerahan, kehangatan
ekstrim, edema atau drainase
 Ajarkan kepada pasien dan keluarga
mengenai tanda dan gejala infeksi
 Kolaborasi pemberian obat

S:Keluarga Pasien mengatakan”berarti luka


bapak tidak sembuh sembuh itu karena hasil cek
gula yang tinggi ya mba dan makanan bapak
harus yang tinggi protein

O:Pasien sesekali mengangguk saat dijelaskan


TD:120/80mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu:36,40C
RR:19x/menit
2
A:Masalah belum teratasi

P:Lanjutkan Intervensi
Monitor nilai laboratorium khususnya
Hemoglobin
Monitor kandungan nutrisi dan kalori
pada asupan makanan pasien
Timbang berat badan pasien pada
Interval yang tepat
Berikan informasi yang tepat tentang
kebutuhan nutrisi dan cara
memenuhinya
Ajarkan metode untuk perencanaan
makan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Menentukan diit yang tepat

S:Pasien mengatakan”saat dirumah saya harus


sering membersihkan luka bapak dan harus
menjaga kebersihan ya mba”
Pasien mengatakan pada daerah luka tidak terasa

35
O: Tamapak mengangguk saat dijelaskan
Tidak terdapat kemerahan di area sekitar luka
Yang dibalut

A:Masalah belum teratasi

3 P:Lanjutkan Intervensi
 Monitor adanya tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
 Periksa kulit dan selaput lendir terkait
dengan adanya kemerahan, kehangatan
ekstrim, edema atau drainase
 Anjurkan untuk istirahat

DAFTAR PUSTAKA

Kowalak, Jenifer P,dkk.2014.Buku Ajar Patofisiologi.Jakarta:EGC

Wijaya,Saferi.dkk.2013.Keperawatan Medikal Bedah.Yogyakarta:Nuha Medika

Herdman,Hrather.dkk.2015.Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-


2017.Jakarta:EGC

Buluchek, Gloria,dkk.2013.Nursing Intervention Clasification (Edisi Bahasa


Indonesia).Jakarta:Elsevier

36

Anda mungkin juga menyukai