Anda di halaman 1dari 32

Critical Book Review

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DiSUSUN OLEH

NAMA MAHASISWA : RIDWAN


NIM : 2182151010
DOSEN PENGAMPU : Jujur Siahaan S.pd .M.Pd
MATA KULIAH : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah


melimpahkan rahmat dan karunianya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas CBR pendidikan
kewarganegaraan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang tela


berkontribusi sehingga CBR ini telah disusun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan tugas ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak


kekurangan baik dari segi susuanan kalimat maupun tata bahsanya.
Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran dari pembaca
agar dapat memperbaiki tugas ini.

Akhir kata penulis berharap semoga CBR tentang pendidikan


kewarganegaraan ini dapat memberikan sedikit ilmu terhadap
pembahca.

Medan, September 2019

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
……………………………………………………………………………………………….. ii

Daftar Isi
……………………………………………………………………………………………………
…… iii

Bab I Pendahuluan

1.Rasionalisasi Pentingnya CBR


…………………………………………………………..1

2.Tujuan
Penulisan……………………………………………………………………………..1

3.Manfaat
…………………………………………………………………………………………..1

4.Identitas
Buku………………………………………………………………………………….1

Bab II Ringakasan Isi Buku

Bab III Penutup

1.Kesimpulan
………………………………………………………………………………..19

2.Rekomendasi
……………………………………………………………………………..19
Daftar Pustaka
……………………………………………………………………………………21
BAB I PENDAHULUAN

1.RASIONALISASI PENTINGNYA CBR

Untuk memepermudah pembaca dalam pemilihan buk sebagai


referensi. Dapat membantu pembaca untuk megetahui
kelebihan dan kekurangan isi buku tersebut. Misalnya dari segi
analisis penggunaan bahasa untuk lebih mudah dipahami dan
dimengerti tentang pendidikan kewarganegaraan.

2.TUJUAN PENULISAN

Mengkritisi/membandingkan tiap materi mata kuliah


penddikan kewarganegaraan dari dua buku yang berbeda.
Menambah wawasan tentang kewarganegaraan untuk tingkat
peguruan tinngi, Menguatkan pemahaman mahasiswa tentang
ilmu kewarganegaraan Untuk memenuhi tugas KKni matakuliah
pendidikan kewarganegaraan.

3.MANFAAT

1.Untuk menambah wawasan tentang pendidikan


kewarganegaraan

2.Mengetahui materi tentang pendidikan kewarganegaraan untuk


perguruan tinggi

4.IDENTITAS BUKU
1.Buku utama

1.Judul : Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan TInggi

2.Edisi : -

3.Pengarang : Apiek Gandamana, S.Pd., M.Pd

4.Penerbit : CV. Harapan Cerdas

5.Kota terbit : Medan

6.Tahun Terbit : 2019

7.ISBN : 978-602-5799-42-46

B. Buku Pembanding
Judul Buku : Pendidikan Kewarganegaraan
Pengarang : Zaini Munawir SH., M.Hum
Angreni Atmei Lubis, SH., M.Hum
Penerbit : Media Persada
Tahun Terbit : Maret 2011
ISBN : 978-602-97523-7-3
BAB II RINGKASAN ISI BUKU

2.1 Ringkasa Buku Utama

BAB 1 HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARA


Pendidikan kewarganegaraan dibentuk oleh dua kata , ialah kata “pendidikan dan kat
kewarganegaraan . Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk “mengembangkan
kemampuan dan membangun watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa”Pendidikan kewarganegaraan dibentuk oleh dua kata , ialah kata
“pendidikan” dan kata “kewarganegaraan”Dalam Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat ( 1 ) definisi pendidikan sebagai berikut
: pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki ,
kekuatan spiritual keagamaan , pengendalian diri , kepribadian , kecerdasan , akhlak mulia , serta
keterampilan yang diperlukan dirinya , masyarakat , bangsa dan negara . ( UU No . 20 Tahun 2003
Pasal 1 ) .Nu ' man Samantri ( Somantri , 2001 ) mendefinisikan pendidikan kewarganegaraan sebagai
seleksi dan adaptasi dari lintas ilmu - ilmu sosial , ilmu kewarganegaraan , humaniora , dan kegiatan -
kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis dan ilmiah untuk ikut
mencapai tujuan pendidikan.

Tujuan pendidikan Kewarganegaraan menurut Kosasih Djahiri


( 1995 : 10 ) adalah sebagai berikut , secara umum tujuan
pendidikan kewarganegaraan harus ajeg dan mendukung
keberhasilan pencapaian pendidikan nasional. Pendapat lain
dikemukakan oleh Maftuh dan Sapriya ( 2005 : 30 ) bahwa ,
tujuan negara mengembangkan pendidikan kewarganegaraan
agar setiap warga negara menjadi warga negara yang baik ( to be
good citizens ) , yakni warga negara yang memiliki kecerdasan
( civic inteliegence ) baik intelektual , emosional , sosial ,
maupun spiritual ; memiliki rasa bangga dan tanggung jawab
( civic responsibility ) ; dan mampu berpartisipasi dalam
kehidupan masyarakat .

BAB II IDENTITAS NASIONAL

Menurut Armawi ( Tukiran Taniredja , 2017 : 19 ) di Indonesia , kebhinekaan atau heterogenitas


merupakan faktor yang sangat diperhitungkan sejak awal berdirinya negara . Elemen ini berkaitan
dengan apa yang disebut oleh Clifford Geertz ' sebagai primordial sentiment sebagai lawan dari
civil politics . Primordial sentiment adalah sifat budaya dan tingkah laku politik pada suku ,
daerah , agama , kelompok etnik dan pengelompokan - pengelompokan sejenisnya yang bersifat "
given.

Identitas nasional merujuk pada identitas - identitas yang sifatnya nasional . Identitas nasional
merupakan sesuatu yang ditransmisikan dari masa lalu dan dirasakan sebagai pemilikan bersama ,
sehingga tampak kelihatan di dalam keseharian tingkah laku seseorang dalam komunitasnya
( Tilaar , 2007 : 27 ) .

Salah satu cara untuk memahami identitas suatu bangsa adalah dengan cara membandingkan
bangsa satu dengan bangsa yang lain dengan cara mencari sisi - sisi umum yang ada pada bangsa
itu . Pendekatan demikian dapat menghindarkan dari sikap kabalisme , yaitu penekanan yang
terlampau berlebihan pada keunikan serta ekslusivitas yang esoterik , karena tidak ada satu
bangsapun di dunia ini yang mutlak berbeda dengan bangsa lain ( Darmaputra , 1988 : 1 ) .

Identitas nasional yang berasal dari kata " national identity " " dapat diartikan sebagai "
kepribadian nasional " atau " jati diri nasional " . Kepribadian nasional atau jati diri nasional
adalah jati diri yang dimiliki oleh suatu bangsa .

Bagi orang Indonesia, identitas tersebut dapat dilacak pada ideologi dan konstitusi negara, yaitu
Pancasila dan Konstitusi NRI 1945.
identitas nasional dapat juga diartikan dengan identitas suatu kelompok masyarakat yang
melahirkan tindakan secara kolektif yang diwujudkan dalam bentuk organisasi yang diberi atribut
nasional ” ( Heri Herdiawanto dan Jumanta , 2010 : 34 ) .Dari beberapa pendapat di atas maka
dapat disimpulkan bahwa identitas nasional ( national identity ) adalah kepribadian nasional atau
jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang
lain .

Menurut Winarno ( 2007 : 42 ) faktor - faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia adalah
sebagai berikut : 1 . Adanya persamaan nasib , yaitu penderitaan bersama dibawah penjajahan
bangsa asing . 2 . Adamya keinginan bersama untuk merdeka , melepaskan diri dari belenggu
penjajahan . 3 . Adanya kesatuan tempat tinggal , yaitu wilayah nusantara yang membentang dari
Sabang sampai Merauke . 4 . Adanya cita - cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan
keadilan sebagai suatu bangsa.

Dilihat dari proses lahirnya identitas nasional , maka identitas nasional itu sendiri dapat dibagi
menjadi 2 ( dua ) bagian , yaitu : 1 . Identitas kesukubangsaan ( identity cultural unity ) Cultural
unity merujuk pada bangsa dalam pengertian kebudayaan atau bangsa dalam arti sosiologis dan
antropologis.

2. Identitas politik nasional mengacu pada bangsa dalam arti politis, larangan bangsa. Dari
pernyataan di atas terdapat dua jenis bentuk identitas , yaitu identitas primer dan sekunder
( Tilaar , 2007 ; Winarno , 2013 ) . Identitas primer dinamakan juga identitas etnis yakni identitas
yang mengawali terjadinya identitas sekunder , sedangkan identitas sekunder adalah identitas
yang dibentuk atau direkonstruksi berdasarkan hasil kesepakatan bersama .

Bentuk - bentuk identitas nasional Indonesia dikemukakan oleh Winarno ( 2013 ) sebagai berikut :
( 1 ) Bahasa nasional atau bahasa persatuan adalah Bahasa Indonesia ; ( 2 ) Bendera negara adalah
Sang Merah Putih ; ( 3 ) Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya ; ( 4 ) Lambang negara adalah
Garuda Pancasila ; ( 5 ) Semboyan negara adalah Bhinneka Tunggal Ika ; ( 5 ) Dasar falsafah
negara adalah Pancasila ; ( 7 ) Konstitusi ( Hukum Dasar ) Negara adalah UUD NRI 1945 ; ( 8 )
Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia ; ( 9 ) Konsepsi Wawasan Nusantara ; dan ( 10 )
Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional . Semua bentuk identitas
nasional ini telah diatur dan tentu perlu disosialisasikan dari satu generasi ke generasi berikutnya .

BAB III INTEGRASI NASIONAL


Integrasi nasional adalah upaya menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan
wilayahnya ( Saafroedin Bahar , 1998 ) . “ Mengintegrasikan ” berarti membuat untuk atau
menyempurnakan dengan jalan menyatukan unsur - unsur yang semula terpisah - pisah . Menurut
Howard Wrigins ( 1996 ) , integrasi berarti penyatuan bangsa - bangsa yang berbeda dari suatu
masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat - masyarakat
kecil yang banyak menjadi satu bangsa .

Sejalan dengan definisi tersebut , myron Weiner dalam Ramlan Surbakti (2010) membedakan 5
tipe integrasi , yaitu:

Integrasi bangsa

Integrasi wilayah

Integrasi nilai

Integrasi elit massa

Integrasi tingkah laku

Menurut Nurwardani dalam realitas nasional integrasi nasional dapat dilihat dari tiga aspek ,
yakni aspek politik , ekonomi dan sosial budaya .

Menurut Suroyo ( Nurwardani , 2016 : 67 - 69 ) , ternyata sejarah menjelaskan bangsa kita sudah
mengalami pembangunan integrasi sebelum bernegara Indonesia yang merdeka . Menurutnya ,
ada tiga model integrasi dalam sejarah perkembangan integrasi di Indonesia , yakni I ) model
integrasi imperium Majapahit , 2 ) model integrasi kolonial , dan 3 ) model integrasi nasional
Indonesia .

Dalam sejarahnya , penumbuhan kesadaran berbangsa tersebut dilalui dengan tahapan-tahapan


sebagai berikut :

Masa perintis

Masa penegas

Masa percobaan

Masa pendobrak

Strategi integrasi

Integrasi nasional indonesia


BAB IV NEGARA DAN KONSTITUSI

Menurut Harold J . Laski , negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena
mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung daripada individu
atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat itu . Masyarakat adalah suatu kelompok
manusia yang hidup dan bekerjasama untuk tercapainya suatu tujuan bersama . Masyarakat
merupakan suatu negara manakala cara hidup yang harus ditaati baik oleh individu maupun
kelompok - kelompok , ditentukan suatu wewenang yang bersifat memaksa dan mengikat .

Menurut Dikdik B . Arif ( 2014 : 92 - 95 ) unsur - unsur terbentuknya negara sebagai berikut

Unsur Konstitutif

Unsur deklaratif

Negara sebagai salah satu bentuk organisasi mempunyai kekuasaan yang sifatnya berbeda dengan
organisasi lainnya . Negara memiliki sifat - sifat khusus sebagai manifestasi dari kedaulatan yang
dimilikinya dan yang hanya terdapat pada negara saja , tidak terdapat pada asosiasi atau organisasi
lainnya . Secara umum , setiap negara memiliki sifat memaksa , memonopoli , dan sifat mencakup
semua (Budiardjo, 2008:50

) Mengenai tujuan negara ini , beberapa ahli telah mengemukakan pendapatnya yang beragam ,
antara lain : 1 ) Roger H . Soitau , menyatakan bahwa tujuan negara adalah memungkinkan
rakyatnya berkembang serta menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin ( Miriam
Budiardjo , 2001 : 45 ) . 2 ) Lord Shang , mengemukakan bahwa di dalam setiap negara terdapat
subjek yang selalu berhadapan dan bertentangan , yaitu pemerintah dan rakyat .

BAB V HAK ASASI MANUSIA

Jadi menurut Aristoteles , yang disebut warga negara adalah orang yang secara aktif ikut
mengambil bagian dalam kegiatan hidup bernegara , yaitu orang yang bisa berperan sebagai orang
yang diperintah dan orang yang bisa berperan sebagai yang memerintah ( Sri Wuryan dan
Syaifullah , 2009 : 108 ) . Orang yang diperintah dan yang memerintah itu sewaktu - waktu dapat
bertukar peran . Jadi warga negara harus sanggup memainkan peranan yang sangat penting dalam
kehidupan bernegara ( Rapaar , 1993 : 67 ) .
Dalam penentuan kewarganegaraan ada 2 ( dua ) asas atau pedoman , yaitu asas kewarganegaraan
berdasarkan kelahiran dan asas kewarganegraan berdasarkan perkawinan . Tetapi dalam berbagai
literatur hukum dan dalam praktek , dikenal adanya tiga asas kewarganegaraan , masing masing
adalah ius soli , ius sanguinis dan asas campuran . Dari ketiga asas itu , yang dianggap sebagai
asas yang utama adalah asas ius soli dan ius sanguinis ( Asshiddiqie , 2006 : 132 ) .

. Adapun 5 ( lima ) prosedur atau metode perolehan status kewarganegaraan yang dikenal dalam
praktik tersebut adalah :

Citizenship by birth

Citizenship by descent

Citizenship by naturalisation

Citizenship by registration

Citizenship by incorporation of territo

Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia, khususnya
dalam pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada esensi dan eksistensi manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan milik-Nya yang paling dihormati, meneguhkan, dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah, dan semua orang untuk kehormatan dan perlindungan martabat dan martabat
manusia.

Menurut Didik B . Arif ( 2014 : 133 - 134 ) menjelaskan , ada beberapa prinsip pokok yang terkait
dengan penghormatan , pemenuhan , pemajuan , dan perlindungan HAM . Prinsip - prinsip
tersebut adalah :

Prinsip universal

Prinsip tidak dapat dilepaskan

Prinsip tidak dapat dipisahkan

Prinsip saling tergantung

Prinsip keseimbangan

Prinsip partikularisme

BAB VI DEMOKRASI
demokrasi berarti kekuasaan atau pemerintah ada di tangan rakyat . Dalam konteks ini kekuasaan
atau pemerintah tertinggi berada di tangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau oleh
wakil - wakil yang mereka pilih di bawah sistem pemilihan bebas .

Menurut Budi Juliardi ( 2016 : 88 - 89 ) menjelaskan , secara teoritis demokrasi yang dianut oleh
negara - negara di dunia terbagi menjadi dua , yaitu : 1 . Demokrasi langsung ( direct democracy )
, yaitu paham demokrasi yang mengikutsertakan warga negaranya dalam permusyawaratan untuk
menentukan kebijakan umun dan undang - undang . 2 . Demokrasi tidak langsung ( indirect
democracy ) , yaitu paham demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem perwakilan yang biasanya
dilakukan melalui pemilihan umum .

Menurut Ranney ( 1982 : 278 ) , ada empat prinsip yang terkait dengan pemerintahan demokrasi ,
yaitu : ( 1 ) kedaulatan rakyat ; ( 2 ) persmaan politik ; ( 3 ) konsultasi kepada rakyat ; dan ( 4 )
aturan mayoritas .

Demokrasi Indonesia dikatakan demokrasi pancasila , dimana prinsip prinsip demokrasi yang
dijalankan berdasarkan pada nilai - nilai Pancasila.

S . Winataputra , 2001 : 12 ) . Pada dasarnya , pendidikan demokrasi dapat dilakukan melalui tiga
cara , yaitu :

Pendidikan demokrasi secara formal

Pendidikan demokrasi secara informal

Pendidikan demokrasi secara non formal

BAB VII NEGARA HUKUM

Negara hukum adalah negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan bagi seluruh
warga negara . Dengan adanya keadilan dalam masyarakat maka akan tercapai kebahagiaan dalam
masyarakat itu . Untuk mendasari keadilan tersebut kepada setiap warga negara perlu diajarkan
norma - norma susila agar mereka menjadi warga negara yang baik.

Gustav Radbruch , seorang ahli filsafat Jerman ( Sudikno Mertokusumo , 1986 : 130 ) ,
menyatakan bahwa untuk menegakkan hukum ada tiga unsur yang selalu harus diperhatikan
yaitu : ( 1 ) Gerechtigheit , atau unsur keadilan ; ( 2 ) Zeckmaessigkeit , atau unsur kemanfaatan ;
dan ( 3 ) Sicherheit , atau unsur kepastian

BAB VIII WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA

geopolitik dapat didefinisikan sebagai sistem atau peraturan politik dalam bentuk kebijaksanaan
dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografis (pentingnya yang terletak
pada pertimbangan geografis, teritorial, atau teritorial dalam arti luas) dari suatu negara, yang,
ketika diimplementasikan, akan efektif. secara langsung atau tidak langsung dengan sistem politik
suatu negara (Kaelan dan Zubaidi, 2007: 122).

Wawasan nusantara merupakan cara pandang , cara melihat , cara meninjau bangsa Indonesia
terhadap diri dan lingkungannya . Wawasan ini berkembang berdasarkan sejarah , budaya ,
falsafah , keadaan geografis , serta kepentingan bangsa yang bersangkutan.

Unsur - unsur wawasan nusantara adalah sebagai berikut :

Wadah / wilayah ( countour ) , segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

Isi ( conteni ) , meliputi cita - cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD NRI 1945

Tata laku (conduct)

Faktor kewilayahan yang mempengaruhi wawasan nusantara yaitu:

Asas kepulauan

Kepulauan Indonesia

Konsepsi tentang wilayah Indonesia

BAB IX KETAHANAN NASIONAL

Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi tiap aspek
kehidupan bangsa dan negara . Pada hakekatnya ketahanan nasional adalah kemampuan dan
ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidup menuju kejayaan bangsa
dan negara . Berhasilnya pembangunan nasional akan meningkatkan ketahanan nasional .
Selanjutnya ketahanan nasional yang tangguh akan mendorong pembangunan nasional .
Ketahanan Nasional meliputi ketahanan ideologi , ketahanan politik ketahanan ekonomi ,
ketahanan sosial budaya dan ketahanan pertahanan keamanan .

Sifat-sifat ketahanan nasional Indonesia:

Mandiri

Dinamis

Manunggal

Wibawa

Konsultasi dan Kerjasama

Unsur-unsur ketahanan nasional Indonesia:

Ketahanan individu

Ketahanan keluarga

Ketahanan wilayah

Ketahanan nasional

2.3 Buku Pembanding

Bab 1 Filsafat Pancasila

Bagi masyarakat Indonesia, Pancasila bukanlah sesuatu yang asing


lagi. Namun, sebagai Ideologi dan dasar filsafat negara, Pancasila layak
untuk dikaji kembali relevansinya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Kajian Pancasila pada awal bab ini berpijak dari kedudukan
Pancasila sebagai dasar dan Ideologi negara Republik Indonesia. Akan
tetapi mengakaji Pancasila secara mendalam. Dikatakan Pancasila dalam
pendekatan Filsafat, karena untuk lebih mengetahui tentang Pancasila itu
perlu pendekatan filosofis. Untuk mendapat pengertian yang mendalam
dan mendasar, kita harus mengetahui sila- sila yang membentuk
pancasila itu. Setelah kita paham mengenai filosofis dari Pancasila
melalui pendekatan filsafat, kita harus mewujudkan nilai Pancasila
sebagai norma bernegara. Di era sekarang ini, tampaknya kebutuhan
akan norma etik untuk kehidupan bernegara masih perlu bahkan amat
penting untuk ditetapkan. Etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat ini bertujuan untuk :

Memberikan landasan etik moral bagi seluruh komponen bangsa dalam


menjalankan kehidupan kebangsaan dalam berbagai aspek.

Menetukan pokok - pokok etika kehidupan berbangsa dan bernegara,


dan bermasyarakat.

Menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi pelaksanaan nilai - nilai


etika dan moral dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat.

Bab 2 Identitas Nasional

Kita ketahui bahwa manusia itu tidak dapat memenuhi


kebutuhannya sendiri. Manusia harus saling ketergantungan dan
membutuhkan orang lain untuk mendapatkan kebutuhannya. Dengan
begitu agar lebih mudah mendapatkannya, manusia akan membentuk
kelompok -kelompok untuk mencapai tujuan hidupnya. Demikian
jugalah orang -orang yang telah bernegara yang pada mulanya berasal
dari banyak bangsa. Dapat menyatakan dirinya sebagai satu bangsa.
Dalam arti sosiologis Antropologis bangsa merupakan persekutuan
hidup masyarakat yang berdiri sendiri dimana masing - masing anggota
merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama, dan adat istiadat. Bangsa
dalam arti politis merupakan suatu masyarakat dalam suatu daerah yang
sama dan mereka tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai suatu
kekuasaan tertinggi keluar dan kedalam.

Bab 3. Hak dan kewajiban warga negara

Warga negara adalah warga atau anggota dari suatu negara. Status
sebagai warga negara dimana orang memiliki hubungan dengan negara.
Hubungan itu akan tercermin dalam hak dan kewajiban. Sedangkan
kewarganegaraan merupakan keanggotaan yang menunjukkan hubungan
atau ikatan antara negara dengan warga negara. Kedudukan warga
negara dalam negara, warga negara lah yang merupakan pendukung dan
arti penting bagi negara. Warga negara memiliki hak dan Kewajiban
terhadap negara. Sebaliknya, negara memiliki hak dan kewajiban
terhadap warganya. Negara Indonesia telah menetukan siapa - siapa
yang menjadi warga negara yakni orang orang bangsa Indonesia asli dan
orang dari bangsa lain yang disahkan dengan Undang -undang sebagai
warga negara. Setiap hak dan kewajiban warga negara Indonesia
tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945. Selain
adanya hak dan kewajiban warga negara di dalam UUD 1946, tercantum
pula adanya hak asasi manusia. Dimana hak asasi manusia itu berbeda
dengan hak warga negara. Hak warga negara merupakan hak yang
ditentukan dalam suatu konstitusi negara. Munculnya hak ini adalah
karena adanya ketentuan Undang -undang dan berlaku bagi orang-orang
yang berstatus sebagai warga negara.

Bab 4. Negara dan konstitusi

Negara yang berlandaskan pada suatu konstitusi dinamakan negara


konstitusional maka konstitusi negara tersebut harus memenuhi sifat atau
ciri -ciri dari konstitusionalisme. Di negara demokrasi, pemerintah yang
baik adalah pemerintah yang menjamin sepenuhnya kepentingan rakyat
serta hak- hak dasar rakyat. Konstitusi atau Undang -undang dasar
dianggap sebagai perwujudan dari hukum tertinggi yang harus di taati
oleh negara dan pejabat- pejabat negara sekalipun. Negara konstitusional
bukan sekedar konsep formal, tetapi juga memiliki makna normatif.
Didalam gagasan konstitusionalisme, konstitusi tidak hanya merupakan
suatu dokumen yang menggambarkan pembagian dan tugas-tugas
kekuasaan tetapi juga menetukan dan membatasi kekuasaan agar tidak
disalahgunakan.

Konstitusi merupakan untuk pembentukan suatu negara atau


menyusun dan menyatakan suatu negara. Konstitusi mempunyai
kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan ketatanegaran suatu
negara karena Konstitusi menjadi barometer kehidupan bernegara dan
berbangsa yang sarat dengan bukti sejarah perjuangan para pendahulu.

Bab 5 Demokrasi Indonesia


Demokrasi merupakan pemerintahan atau kekuasaan . Dalam
prinsipnya rakyat tetap merupakan pemegang kekuasaan tertinggi,
dengan begitu muncul lah adanya demokrasi langsung atau demokrasi
perwakilan. Dimana demokrasi adalah paham yang mengikutsertakan
setiap warga negara nya dalam permusyawaratan untuk menetukan
kebijaksanaan umum dan Undang -undang. Demokrasi tidak langsung
merupakan paham yang dilaksanakan melalui sistem perwakilan, yang
dilaksanakan melalui pemilihan umum. Abraham Linclon mengatakan
demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat (goverment of the poeple, Hy The poeple, and for the poeple) .

Bab 6. Hak Asasi Manusia Dan Rule Of Law

Kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara hukum. Dimana


hal ini terdapat pada pasal 1 ayat 3 UUD 1945 perubahan ketiga yang
berbunyi "negara adalah negara hukum " artinya Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum, tidak
berdasar atas kekuasaan, dan pemerintahan berdasarkan sistem konstitusi
(hukum dasar) bukan absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas). Di
dalam negara hukum, hukum sebagai dasar diwujudkan dalam peraturan
perundang- undangan yang berpuncak pada konstitusi atau hukum dasar
negara. Apabila negara berdasar atas hukum, pemerintahan negara itu
juga harus berdasar atas suatu konstitusi atau Undang -undang dasar
sebagai landasan penyelenggaraan pemerintahan.

Bab 7. Wawasan Nusantara/Geopolitik Indonesia


Indonesia memiliki wawasan nasional yaitu wawasan nusantara.
Dimana wawasan nusantara itu merupakan cara pandang bangsa
Indonesia terhadap diri bangsa Indonesia serta nusantara sebagai
lingkungan tempat tinggalnya. Menjadi bangsa yang wawasan nusantara
yakni yang memiliki persatuan bangsa dan kesatuan wilayah karna
bangsa Indonesia memiliki budaya yang beragam. Sebagai bangsa yang
berwajah dan terpecah-pecah serta memiliki wilayah yang terpisah-
pisah, jelas merupakan kerugian besar bagi bangsa Indonesia. Untuk bisa
keluar dari keadaan bangsa terjatuh dan terpecah, kita membutuhkan
semangat kebangsaan. Semangat kebangsaan melahirkan visi sebagai
bangsa yang bersatu.

Bab 8. Ketahanan Nasional Sebagai Geostrategi Indonesia

Geostrategi adalah suatu cara atau pendekatan dalam


memanfaatkan kondisi lingkungan untuk mewujudkan cita - cita
proklamasi dan tujuan nasuonal. Ketahanan nasional adalah konsepsi
politik kenegaraan Republik Indonesia. Konsepsi ketahanan nasional
menggambarkan adanya keterpaduan dan saling ketergantungan
antaraunsur ketahanan nasional. Kuat atau lemahnya ketahanan nasional
Indonesia diukur dari tiap aspek dalam ketahanan nasional tersebut.
Ketahanan nasional itu merupakan konsepsi yang amat normatif.
Ketahanan nasional pada hakikatnya adalah kondisi yang dinamis dari
integrasi tiap gatra yang ada. Dimana ada gatra penduduk, gatra wilayah,
gatra sumber daya alam, gatra bidang Ideologi, gatra di bidang politik,
gatra di bidang ekonomi, gatra di bidang sosial, gatra di bidang
pertahanan keamanan.

BAB IV PENUTUP

1.KESIMPULAN

Pendidikan kewarganegaraan Tujuan Pendidikan


Kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara sadar bela
negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan
kepekaan mengembangkan jati diri dan moral bangsa dalam
perikehidupan bangsa. Mahasiswa adalah bibit unggul bangsa
yang di mana pada masanya nanti bibit ini akan melahirkan
pemimpin dunia. Karena itulah diperlukan pendidikan moral
dan akademis yang akan menunjang sosok pribadi mahasiswa.
Kepribadian mahasiswa akan tumbuh seiring dengan waktu
dan mengalami proses pembenahan, pembekalan, penentuan,
dan akhirnya pemutusan prinsip diri. Negara, masyarakat masa
datang, diperlukan ilmu yang cukup untuk dapat mendukung
kokohnya pendirian suatu Negara. Negara yang akan melangkah
maju membutuhkan daya dukung besar dari masyarakat,
membutuhkan tenaga kerja yang lebih berkualitas, dengan
semangat loyalitas yang tinggi. Negara didorong untuk
menggugah masyarakat agar dapat tercipta rasa persatuan dan
kesatuan serta rasa turut memiliki. Masyarakat harus
disadarkan untuk segera mengabdikan dirinya pada negaranya,
bersatu padu dalam rasa yang sama untuk menghadapi krisis
budaya, kepercayaaan, moral dan lain-lain. Negara harus
menggambarkan image pada masyarakat agar timbul rasa
bangga dan keinginan untuk melindungi serta
mempertahankan Negara kita. Pendidikan kewarganegaraan
adalah sebuah sarana tepat untuk memberikan gambaran
secara langsung tentang hal-hal yang bersangkutan tentang
kewarganegaraan pada mahasiswa.

2.REKOMENDASI

Rekomendasi dari kedua buku yang telah direview


menurut penulis adalah buku utama lebih cocok dijadikan buku
penuntun dan dijadikan pembanding karena sifat buku yang
mencakup semua isi, dan kelengkapan buku dan juga menarik
untuk direview.
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai