Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN INDIVIDU

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


PASIEN DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
OKSIGENASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Praktek Profesi


Keperawatan Departemen Keperawatan Dasar Profesi
Di Ruang Teratai
RS Karsa Husada Batu

Oleh:
Nama : Putria Marta Al Ahda
NIM : P17212195007

PRODI PROFESI KEPERAWATAN MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
KONSEP DASAR KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

1. Pengertian Hirarki Kebutuhan Manusia

Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat
digunakan perawat untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada
saat memberikan perawatan (Attamini, 2012).
Menurut Haryanto (2010) mengatakan bahwa Hierarki kebutuhan manusia
mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkatan prioritas. Tingkatan yang paling dasar,
atau yang pertama meliputi kebutuhan fisiologis seperti: udara, air dan makanan.
Tingkatan yang kedua meliputi kebutuhan keselamatan dan keamanan, yang melibatkan
keamanan fisik dan psikologis. Tingkatan yang ketiga mencakup kebutuhan cinta dan
rasa memiliki, termasuk persahabatan, hubungan sosial dan cinta seksual. Tingkatan yang
keempat meliputi kebutuhan rasa berharga dan harga diri, yang melibatkan percaya diri,
merasa berguna, penerimaan dan kepuasan diri. Tingkatan yang terakhir adalah
kebutuhan aktualisasi diri.
Menurut teori Maslow seseorang yang seluruh kebutuhannya terpenuhi
merupakan orang yang sehat, dan sesorang dengan satu atau lebih kebutuhan yang tidak
terpenuhi merupakan orang yang berisiko untuk sakit atau mungkin tidak sehat pada satu
atau lebih dimensi manusia.
2. Model Hirarki Kebutuhan Manusia menurut Abraham Maslow
Maslow telah membentuk sebuah hirarki dari lima tingkat kebutuhan dasar. Di
luar kebutuhan tersebut, kebutuhan tingkat yang lebih tinggi ada. Ini termasuk kebutuhan
untuk memahami, apresiasi estetik dan spiritual kebutuhan murni. Kebutuhan dasar
Maslow adalah sebagai berikut: Maslow
1. Kebutuhan Fisiologis
Ini adalah kebutuhan biologis. Mereka terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan,
air, dan suhu tubuh relatif konstan. Mereka adalah kebutuhan kuat karena jika seseorang
tidak diberi semua kebutuhan, fisiologis yang akan datang pertama dalam pencarian
seseorang untuk kepuasan.
a. Kebutuhan Oksigen.
Metode Pemenuhan Kebutuhan Oksigen Kebutuhan oksigen dapat di penuhi
dengan beberapa metode , antara lain ; inhalasi oksigen ( pemberian oksigen ),
fisioterapi dada, napas dalam dan batuk efektif, serta pengisapan
lender(subtioning ).
b. Kebutuhan Nutrisi. Contohnya Tindakan dalam pemenuhan nutrisi adalah
dengan cara pemasangan NGT .
c. Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit.Cairan dan elektrolit sangat penting untuk
mempertahankan keseimbangan atau homeostatis tubuh. Contoh tindakan
dalam pemenuhannya adalah pemasangan Infus.
d. Kebutuhan Eliminasi. Eliminasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang
esensial dan berperan penting dalam menentukan kelangsungan hidup
manusia .eliminasi di butuhkan untuk mempertahankan homeostatis melalui
pembuangan sisa-sisa metabolismr. Eliminasi terbagi menjadi dua bagian utama
pula yaitu eliminasi fekal (buang air besar/bab) dan eliminasi urine (buang air
kecilbak ). Contohnya tindakan medis yang di lakukan adalah pemasangan
kateter.
e. Personal Hygiene.Hygiene personal adalah upaya yang di lakukan oleh
individu dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya baik secara fisik
maupun mental. Tingkat kebersihan sendiri di nilai dari penampilan individu
serta upaya dalam menjaga kebersihan tubuhnya setiap hari , mengingat
kebersihan merupakan kebutuhan dasar utama yang dapat memengaruhi status
kesehatan dan kondisi psikologis individu secara umum . Contohnya tindakan
pemenuhannya dengan cara mandi .
f. Istirahat Dan Tidur. Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang di
butuhkan oleh semua orang. Untuk dapat berfungsi secara normal, maka setiap
orang memerlukan istirahat dan tidur yang cukup . Pada kondisi istirahat dan
tidur , tubuh melakukan peruses pemulihan untuk mengembalikan kondisi yang
optimal. Juga tidur diperlukan untuk menjaga keseimbangan mental emosional,
fisiologis dan kesehatan.
2. Kebutuhan Keamanan
Ketika semua kebutuhan fisiologis puas dan tidak mengendalikan pikiran lagi dan
perilaku, kebutuhan keamanan dapat menjadi aktif. Orang dewasa memiliki sedikit
kesadaran keamanan mereka kebutuhan kecuali pada saat darurat atau periode
disorganisasi dalam struktur sosial (seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering
menampilkan tanda-tanda rasa tidak aman dan perlu aman.
3. Kebutuhan Cinta, sayang dan kepemilikan
Ketika kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan fisiologis puas, kelas
berikutnya kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow
menyatakan bahwa orang mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan.
Ini melibatkan kedua dan menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.
4. Kebutuhan Esteem
Ketika tiga kelas pertama kebutuhan dipenuhi, kebutuhan untuk harga bisa
menjadi dominan. Ini melibatkan kebutuhan baik harga diri dan untuk seseorang
mendapat penghargaan dari orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas,
berdasarkan, tingkat tinggi stabil diri, dan rasa hormat dari orang lain. Ketika kebutuhan
ini terpenuhi, orang merasa percaya diri dan berharga sebagai orang di dunia. Ketika
kebutuhan frustrasi, orang merasa rendah, lemah, tak berdaya dan tidak berharga.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Ketika semua kebutuhan di atas terpenuhi, maka dan hanya maka adalah
kebutuhan untuk aktualisasi diri diaktifkan. Maslow menggambarkan aktualisasi diri
sebagai orang perlu untuk menjadi dan melakukan apa yang orang itu “lahir untuk
dilakukan”. Seorang musisi harus bermusik, seniman harus melukis, dan penyair harus
menulis. Kebutuhan ini membuat diri mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan.
Orang itu merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang
lapar, tidak aman, tidak dicintai atau diterima, atau kurang harga diri, sangat mudah
untuk mengetahui apa orang itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu jelas apa yang
seseorang ingin ketika ada kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Teori hierarkhi kebutuhan sering digambarkan sebagai piramida, lebih besar
tingkat bawah mewakili kebutuhan yang lebih rendah, dan titik atas mewakili kebutuhan
aktualisasi diri. Maslow percaya bahwa satu-satunya alasan bahwa orang tidak akan
bergerak dengan baik di arah aktualisasi diri adalah karena kendala ditempatkan di jalan
mereka oleh masyarakat negara.

3. Homeostatis dan Homeodinamik


1. Homeostatis
Homeostatis merupakan mekanisme tubuh untuk mempertahankan keseimbangan
dalam menghadapi berbagai kondisi yang dialaminya. Proses homeostatis dapat terjadi
apabila tubuh menjadi stress , yang secara alamiah tubuh akan melakukan mekanisme
pertahanan diri untuk menjaga kondisi agar tetap seimbang. Homeostatis adalah suatu
proses pemeliharaan stabilitas dan adaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitar yang
terjadi secara terus menerus. Homeostatis terdiri dari homeostatis fisiologis dan
psikologis. Homeostatis fisiologis dalam tubuh manusia dapat di kendalikan oleh sistem
saraf otonom . Proses homeostatis fisologisterjadi melalui empat cara berikut:
a. Pengetahuan diri .sistem ini terjadi secara otomatis pada orang yang sehat, contohnya
pada proses pengaturan pungsi organ tubuh .
b. Konpensasi . Tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan yang terjadi
di dalamnya. Misalnya , apabila secara tiba-tiba menjadi dingin , maka pembuluh darah
perifer akan mengalami konstriksi dan merangsang pembulu darah bagian dalam untuk
meningkatkan kegiatan (Misalnya menggigil )yang dapat menghasilkan panas sehingga
suhu tetap stabil ; dan peningkatan keringat untuk kenaikan suhu tubuh .
c. Umpan balik negatif . Proses ini merupakan penyimpanan dari keadaan normal .
Dalam keadaan abnormal , tubuh secara otomatis akan melakukan mekanisme umpan
balik untuk menyeimbangkan penyimpanan yang terjadi .
d. Umpan balik positif . Untuk mengoreksi ketidak seimbangan fisiologis . Sebagai
contoh , apabila seorang mengalami hipoksia , akan terjadi peningkatan denyut jantung
untuk membawa darah ke oksigen yang cukup keseluruh tubuh .
Homeostatis psikologis berfokus pada keseimbangan emosional dan kesehatan
mental , peran ini di dapat dari pengalaman hidup dan interokal dengan orang lain serta
di pengaruhi oleh norma dan kultur masyarakat . Contoh homeostatis fisiologis adalah
mekanisme pertahanan diri , seperti menangis , tertawa , berteriak , memukul , meremas ,
mencerna dan lain-lain .
Jadi , proses homeostatis pada intinya adalah kesembangan dalam tubuh , yang
dapat di gambarkan pada gambar berikut .
2. Homeodinamik
Homeodinamik merupakan pertukaran energi secara terus menerus antara manusia
dengan lingkungan sekitarnya . Pada proses ini manusia tidak hanya melakukan
penyesuaian diri , tetapi terus berintraksi dengan lingkungan agar mampu
mempertahankan hidupnya . Proses homedinamik bermula dari teori tentang manusia
sebagai unik yang merupakan satu kesatuan utuh , memiliki karakter yang berbeda-beda ,
proses hidup yang dinamis , selalu berinteraksi dengan lingkungan yang dapat
dipengaruhi dan memengaruhinya , serta memiliki keunikan tersendiri . Dalam proses
homeodinamik ini terdapat beberapa prinsip berikut :
a. Prinsip integritas , yaitu prinsip utama dalam hubungan antara manusia dengan
lingkungan yang tidak dapat dipisahkan . Perubahan proses kehidupan ini terjadi secara
terus-menerus karena adanya interaksi manusia dengan lingkungan yang saling
memengaruhi .
b. Prinsip resonansi , yaitu prinsip bahwa proses kehidupan manusian selalu berirama
dan frekuensinya bervariasi , mengingat manusia memiliki pengalaman beradaptasi
dengan lingkungan .
c. Prinsip helicy , yaitu prinsip bahwa setiap perubahan dalam proses kehidupan
manusia berlangsung perlahan-lahan dan terdapat hubungan dan lingkungan .
4. Karakteristik seseorang yang kebutuhan dasarnya terpenuhi

Manusia dan kebutuhannya senantiasa berubah dan berkembang. Jika seseorang


sudah bisa memenuhi salah satu kebutuhannya, dia akan merasa puas dan akan
menikmati kesejahteraan serta bebas untuk berkembang menuju potensi kebutuhan yang
lebih besar. Sebaliknya, jika proses pemenuhan kebutuhan itu terganggu, akan timbul
suatu kondisi patologis. Dalam konteks homeostasi, suatu persoalan atau masalah dapat
dirumuskan sebagai hal yang menghalangi terpenuhinya kebutuhan, dan kondisi tersebut
lebih lanjut dapat mengancam homeostasis fisiologis maupun psikologis seseorang.
LAPORAN PENDAHULUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

A. Masalah Kesehatan

Masalah Keperawatan : Gangguan Oksigenasi


Masalah keperawatan yang umum terjadi terkait dengan kebutuhan oksigen, antara
lain :
1. Tidak Efektifnya Jalan Napas
Masalah keperawatan ini menggambarkan kondisi jalan napas yang tidak bersih,
misalnya karna adanya sumbatan, penumpukan sekret, penyempitan jalan napas
oleh karena spasme bronkus, dan lain lain.
2. Tidak efektifnya Pola Napas
Tidak efektifnya pola napas ini merupakan suatu kondisi dimana pola napas, yaitu
inspirasi dan ekspirasi, menunjukkan tidak normal.
3. Gangguan pertukaran gas
Gangguan pertukaran gas merupakan suatu keadaan dimana terjadi
ketidakseimbangan antara oksigen yang dihirup dengan karbondioksida yang
dikeluarkan pada pertukaran gas antara alveoli dan kapiler.
4. Penurunan perfusi jaringan
Penurunan perfusi jaringan adalah suatu keadaan dimana sel kekurangan suplai
nutrisi dan oksigen.
5. Intoleransi aktivitas
Intoleransi aktivitas adalah keadaan dimana seseorang mengalami penurunan
kemampuan untuk melakukan aktivirtasnya.
6. Perubahan pola tidur
Gangguan kebutuhan oksigen dapat mengakibatkan pola tidur terganggu.
Kesulitan bernafas (sesak nafas) menyebabkan seseorang tidak bisa tidur.
B. Pengertian

Menurut Wahit Iqbal Mubarak (2007) Oksigenasi adalah proses


penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika). Oksigenasi
merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam
proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi,
dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh
akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel.
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untukmempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh.
Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap
kali bernapas.
(Wartonah Tarwanto, 2006).
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan
manusia, dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolism sel
tubuh. Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal yangat berarti bagi tubuh,
salah satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu dilakukan untuk
mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik.
Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan garapan
perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan
manisfestasi tingkat pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi
berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut.
Permasalahan dalam hal pemenuhan kebutuhan oksigen tidak terlepas dari
adanya gangguan yang terjadi pada sistem respirasi baik pada anatomi maupun
fisiologi dari organ-organ respirasi. Gangguan pada sistem respirasi dapat
disebabkan diantaranya oleh karena peradangan, obstruksi, trauma, kanker,
degeneratif, dan lain-lain. Gangguan tersebu akan menyebabkan kebutuhan
oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi secara adekuat.
C. Tanda dan Gejala

Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan


oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan
untuk bernafas, pernafasan nafas flaring (nafas cuping hidung), dispnea, ortopnea,
penyimpangan dada, nafas pendek, posisi tubuh menunjukan posisi 3 poin, nafas
dengan bibir, ekspirasi memanjang, peningkatan diameter anterior-posterior,
frekuensi nafas kurang, penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala
adanya pola nafas yang tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi
(NANDA, 2011)
a. suara napas tidak normal.
b. perubahan jumlah pernapasan.
c. batuk disertai dahak.
d. Penggunaan otot tambahan pernapasan.
e. Dispnea.
f. Penurunan haluaran urin.
g. Penurunan ekspansi paru.
D. Pohon Masalah
Faktor lingkungan
Udara, bakteri, virus dan jamur

Masuk saluran nafas

Hiperekskresi kelenjar mukosa kontraksi otot


polos pernafasan

Akumulasi sekret berlebihan penyempitan


saluran pernafasan

Gangguan pertukaran obstruksi jalan nafas dyspnea,hipoksia,nafas cuping


hidung
O2 dan CO2
Batuk tidak efektif
Dsypnea, hiperventilasi jumlah sputum berlebih Ketidakefektifan Pola Nafas
Penurunan kapasitas paru

Gangguan Pertukaran Gas

Bersihan Jalan Nafas


Tidak Efektif

sumber : Harahap. (2005).

E. Pemeriksaan Diagnostik
a. Radiologi
Parenkim paru yang berisi udara memberikan resistensi yang kecil terhadap
jalannya sinar X sehingga memberi bayangan yang sangat memancar. Bagian
padat udara akan memberikan udara bayangan yang lebih padat karena sulit
ditembus sinar X. benda yang padat member kesan warna lebih putih dari bagian
berbentuk udara.
b. Bronkoskopi
Merupakan teknik yang memungkinkan visualisasi langsung trachea dan cabang
utamanya. Biasanya digunakan untuk memastikan karsinoma bronkogenik, atau
untuk membuang benda asing. Setelah tindakan ini pasien tidak bolelh makan
atau minum selama 2 -3 jam sampai tikmbul reflex muntah. Jika tidak, pasien
mungki9n akan mengalami aspirasi ke dalam cabanga trakeobronkeal.
c. Pemeriksaan Biopsi
Manfaat biopsy paru –paru terutama berkaitan dengan penyakit paru yang bersifat
menyebar yang tidak dapat didiagnosis dengan cara lain.
d. Pemerikasaan Sputum
Bersifat mikroskopik dan penting untuk mendiagnosis etiologi berbagai penyakit
pernapasan. Dapat digunakan untuk menjelaskan organisme penyebab penyakit
berbagai pneumonia, bacterial, tuberkulosa, serta jamur. Pemeriksaan sitologi
eksploitatif pada sputum membantu proses diagnosis karsinoma paru. Waktu yang
baik untuk pengumpulan sputum adalah pagi hari bangun tidur karena sekresi
abnormal bronkus cenderung berkumpul waktu tidur.
e. Frekuensi napas (f), yaitu jumalh pernapsan yang dilakukan permenit (±15
x/menit). Secara umum, volume dan kapasitas paru akan menurun bila seseorang
berbaring dan meningkat saat berdiri. Menurun karena isi perut menekan ke atas
atau ke diafragma, sedangkan volume udara paru menungkat sehingga ruangan
yang diisi udara berkurang.
f. Analisis Gas Darah (Analysis Blood Gasses – ABGs). Sampel darah yang
digunakan adalah arteri radialis (mudah diambil).
F. Penatalaksanaan Medis
1. Pemberian oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam paru-paru
melalui saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada
pasien dapat melalui tiga cara yaitu melalui kanula, nasal, dan masker. Pemberian
oksigen tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah
terjadinya hipoksia.
2. Fisioterapi dada
Fisioterapi dada merupakan suatu rangkaian tindak keperawatan yang terdiri atas
perkusi, vibrasi dan postural drainage.
a.Perkusi
Disebut juga clapping adalah pukualn kuat, bukan berarti sekuat-kuatnya, pada
dinding dada dan punggung dengan tangan dibentuk seperti mangkuk.
Tujuannya, secara mekanik dapat melepaskan sekret yang melekat pada dinding
bronkhus.
b. Vibrasi
Getaran kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan perawat yang diletakkan
datar pada dinding dada klien.
Tujuannya, vibrasi digunakan setelah perkusi untuk meningkatkan turbulensi
udara ekspirasi dan melepaskan mukus yang kental. Sering dilakukan bergantian
dengan perkusi,
c. Postural drainage
Merupakan salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai segmen
paru-paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi. Waktu yang terbaik
utnuk melakukannya yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam
sebelum tidur pada malam hari. Postural drainage harus lebih sering dilakukan
apabila lendir klien berubah warnanya menjadi kehijauan dan kental atau ketika
klien menderita demam.

3. Napas dalam dan batuk efektif


a. Napas dalam
Yaitu bentuk latihan napas yang terdiri dari atas pernapasan abdominal
(diafragma) dan purse lips breathing.
b. Batuk efektif
Yaitu latihan batuk untuk mengeluarkan sekret..

4. Suctioning (pengisapan lendir)


Pengisapan lendir (suction) merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu
mengeluarkan sekret atau lendir secara sendiri. Tindakan tersebut dilakukan untuk
membersihkan jalan napas dan memenuhi kebutuhan oksigenasi.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


G. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas
Mendapatkan data identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor registrasi, dan diagnosa medis.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama: klien mengeluh sesak nafas, nyeri dada.
b. Riwayat penyakit sekarang
c. Riwayat penyakit dahulu
d. Riwayat penyakit keluarga: mendapatkan data riwayat kesehatan keluarga
pasien
3. Pola kesehatan fungsional
Hal-hal yang dapat dikaji pada gangguan oksigenasi adalah :
a. Pola manajemen kesehatan-persepsi kesehatan
Bagaimana perilaku individu tersebut mengatasi masalah kesehatan ,
adanya faktor risiko sehubungan dengan kesehatan yang berkaitan dengan
oksigen.
b. Pola metabolik-nutrisi
Kebiasaan diit buruk seperti obesitas akan mempengaruhi oksigenasi
karena ekspansi paru menjadi pendek. Klien yang kurang gizi, mengalami
kelemahan otot pernafasan.
c. Pola eliminasi
Perubahan pola defekasi (darah pada feses, nyeri saat devekasi),
perubahan berkemih (perubahan warna, jumlah, ferkuensi)
d. Aktivitas-latihan
Adanya kelemahan atau keletihan, aktivitas yang mempengaruhi
kebutuhan oksigenasi seseorang. Aktivitas berlebih dibutuhkan oksigen
yang banyak.
Orang yang biasa olahraga, memiliki peningkatan aktivitas metabolisme
tubuh dan kebutuhan oksigen.
e. Pola istirahat-tidur
Adanya gangguan oksigenasi menyebabkan perubahan pola istirahat.
f. Pola persepsi-kognitif
Rasa kecap lidah berfungsi atau tidak, gambaran indera pasien terganggu
atau tidak, penggunaaan alat bantu dalam penginderaan pasien.
g. Pola konsep diri-persepsi diri
Keadaan social yang mempengaruhi oksigenasi seseorang (pekerjaan, situasi
keluarga, kelompok sosial), penilaian terhadap diri sendiri (gemuk/ kurus).
h. Pola hubungan dan peran
Kebiasaan berkumpul dengan orang-orang terdekat yang memiliki kebiasaan
merokok sehingga mengganggu oksigenasi seseorang.
i. Pola reproduksi-seksual
Perilaku seksual setelah terjadi gangguan oksigenasi dikaji
j. Pola toleransi koping-stress
Adanya stress yang memengaruhi status oksigenasi pasien.
k. Keyakinan dan nilai
Status ekonomi dan budaya yang mempengaruhi oksigenasi, adanya
pantangan atau larangan minuman tertentu dalam agama pasien.
4.Pemeriksaan Fisik
1. Mata
- konjungtiva pucat (karena anemia)
- konjungtiva sianosis (karena hipoksemia)
- konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau endokarditis)
2. Kulit
- Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer)
- Penurunan turgor (dehidrasi)
- Edema.
- Edema periorbital.
3. Jari dan kuku
- Sianosis
- Clubbing finger.
4. Mulut dan bibir
- membrane mukosa sianosis
- bernapas dengan mengerutkan mulut.
5. Hidung
- pernapasan dengan cuping hidung.
6. Vena leher
- adanya distensi / bendungan
7. Dada
- Retraksi otot bantu pernafasan (karena peningkatan aktivitas pernafasan,
dispnea, atau obstruksi jalan pernafsan)
- Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan
- Traktil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara melewati
saluran/rongga pernafasan)
- Suara nafas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)
- Suara nafas tidak normal
- Bunyi perkusi ( resonansi
8. Pola pernafasan
- pernafasan normal
- pernafasan cepat
- pernafasan lambat
H. Daftar Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Pola napas tidak efektif
3. Gangguan pertukaran gas
I. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Criteria Hasil Intervensi

1 Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif NOC : NIC :


 Respiratory status :
Definisi : Ketidakmampuan untuk Ventilation Airway suction
membersihkan sekresi atau obstruksi  Respiratory status : Airway 1. Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning
dari saluran pernafasan untuk patency 2. Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah
mempertahankan kebersihan jalan  Aspiration Control suctioning.
nafas. 3. Informasikan pada klien dan keluarga tentang
Kriteria Hasil : suctioning
Batasan Karakteristik :  Mendemonstrasikan batuk 4. Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk
- Dispneu, Penurunan suara nafas efektif dan suara nafas yang memfasilitasi suksion nasotrakeal
- Orthopneu bersih, tidak ada sianosis dan 5. Gunakan alat yang steril sitiap melakukan tindakan
- Cyanosis dyspneu (mampu 6. Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam
- Kelainan suara nafas (rales, mengeluarkan sputum, setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakeal
wheezing) mampu bernafas dengan 7. Monitor status oksigen pasien
- Kesulitan berbicara mudah, tidak ada pursed lips) 8. Hentikan suction dan berikan oksigen apabila pasien
- Batuk, tidak efekotif atau tidak ada
 Menunjukkan jalan nafas menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.
- Mata melebar yang paten( irama nafas,
- Produksi sputum frekuensi pernafasan dalam Airway Management
- Gelisah rentang normal, tidak ada 1. Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
- Perubahan frekuensi dan irama suara nafas abnormal) thrust bila perlu
nafas  Mampu mengidentifikasikan 2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
dan mencegah factor yang 3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
Faktor-faktor yang berhubungan: dapat menghambat jalan nafas buatan
- Lingkungan : merokok, menghirup nafas 4. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
asap rokok, perokok pasif-POK, 5. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
infeksi 6. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
- Fisiologis : disfungsi 7. Lakukan suction pada mayo
neuromuskular, hiperplasia dinding 8. Berikan bronkodilator bila perlu
bronkus, alergi jalan nafas, asma. 9. Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
- Obstruksi jalan nafas : spasme 10. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
jalan nafas, sekresi tertahan, keseimbangan.
banyaknya mukus, adanya jalan 11. Monitor respirasi dan status O2
nafas buatan, sekresi bronkus,
adanya eksudat di alveolus, adanya
benda asing di jalan nafas.

2 Pola Nafas tidak efektif NOC : NIC :


 Respiratory status :
Definisi : Pertukaran udara inspirasi Ventilation Airway Management
dan/atau ekspirasi tidak adekuat  Respiratory status : Airway 1. Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
patency thrust bila perlu
Batasan karakteristik :  Vital sign Status 2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Penurunan tekanan 3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
inspirasi/ekspirasi Kriteria Hasil : nafas buatan
- Penurunan pertukaran udara per  Mendemonstrasikan batuk 4. Pasang mayo bila perlu
menit efektif dan suara nafas yang 5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Menggunakan otot pernafasan bersih, tidak ada sianosis dan 6. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
tambahan dyspneu (mampu 7. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
- Nasal flaring mengeluarkan sputum, 8. Lakukan suction pada mayo
- Dyspnea mampu bernafas dengan 9. Berikan bronkodilator bila perlu
- Orthopnea mudah, tidak ada pursed lips) 10. Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl
- Perubahan penyimpangan dada  Menunjukkan jalan nafas Lembab
- Nafas pendek yang paten (klien tidak 11. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
- Assumption of 3-point position merasa tercekik, irama nafas, keseimbangan.
- Pernafasan pursed-lip frekuensi pernafasan dalam 12. Monitor respirasi dan status O2
- Tahap ekspirasi berlangsung rentang normal, tidak ada
sangat lama suara nafas abnormal) Terapi Oksigen
- Peningkatan diameter anterior-  Tanda Tanda vital dalam 1. Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
posterior rentang normal (tekanan 2. Pertahankan jalan nafas yang paten
- Pernafasan rata-rata/minimal darah, nadi, pernafasan) 3. Atur peralatan oksigenasi
- Bayi : < 25 atau > 60 4. Monitor aliran oksigen
- Usia 1-4 : < 20 atau > 30 5. Pertahankan posisi pasien
- Usia 5-14 : < 14 atau > 25 6. Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
- Usia > 14 : < 11 atau > 24 7. Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
- Kedalaman pernafasan
- Dewasa volume tidalnya 500 ml Vital sign Monitoring
saat istirahat 1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
- Bayi volume tidalnya 6-8 ml/Kg 2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
- Timing rasio 3. Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
- Penurunan kapasitas vital
4. Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah
Faktor yang berhubungan : aktivitas
- Hiperventilasi 5. Monitor kualitas dari nadi
- Deformitas tulang 6. Monitor frekuensi dan irama pernapasan
- Kelainan bentuk dinding dada 7. Monitor suara paru
- Penurunan energi/kelelahan
8. Monitor pola pernapasan abnormal
- Perusakan/pelemahan muskulo-
skeletal 9. Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
- Obesitas 10. Monitor sianosis perifer
- Posisi tubuh 11. Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
- Kelelahan otot pernafasan melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
- Hipoventilasi sindrom 12. Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
- Nyeri
- Kecemasan
- Disfungsi Neuromuskuler
- Kerusakan persepsi/kognitif
-Perlukaan pada jaringan syaraf
tulang belakang
- Imaturitas Neurologis

3 Gangguan Pertukaran gas NOC : NIC :


− Respiratory Status : Gas
Definisi : Kelebihan atau kekurangan exchange Airway Management
dalam oksigenasi dan atau − Respiratory Status : ventilation 1. Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
pengeluaran karbondioksida di dalam − Vital Sign Status thrust bila perlu
membran kapiler alveoli Kriteria Hasil : 2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
− Mendemonstrasikan 3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
Batasan karakteristik : peningkatan ventilasi dan nafas buatan
− Gangguan penglihatan oksigenasi yang adekuat 4. Pasang mayo bila perlu
−Penurunan CO2 − Memelihara kebersihan paru 5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
−Takikardi paru dan bebas dari tanda tanda 6. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
−Hiperkapnia distress pernafasan 7. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
−Keletihan − Mendemonstrasikan batuk 8. Lakukan suction pada mayo
−Somnolen efektif dan suara nafas yang 9. Berika bronkodilator bila perlu
−Iritabilitas bersih, tidak ada sianosis dan 10. Barikan pelembab udara
−Hypoxia dyspneu (mampu mengeluarkan 11. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
−Kebingungan sputum, mampu bernafas dengan keseimbangan.
−Dyspnoe mudah, tidak ada pursed lips) 12. Monitor respirasi dan status O2
−nasal faring − Tanda tanda vital dalam
−AGD Normal rentang normal Respiratory Monitoring
−Sianosis 1. Monitor rata – rata, kedalaman, irama dan usaha
−warna kulit abnormal (pucat, respirasi
kehitaman) 2. Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan,
−Hipoksemia penggunaan otot tambahan, retraksi otot
−Hiperkarbia supraclavicular dan intercostal
−sakit kepala ketika bangun 3. Monitor suara nafas, seperti dengkur
−frekuensi dan kedalaman nafas 4. Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul,
abnormal hiperventilasi, cheyne stokes, biot
5. Catat lokasi trakea
Faktor faktor yang berhubungan : 6. Monitor kelelahan otot diagfragma (gerakan
−ketidakseimbangan perfusi paradoksis)
ventilasi 7. Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak
−perubahan membran kapiler- adanya ventilasi dan suara tambahan
alveolar 8. Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi
crakles dan ronkhi pada jalan napas utama
9. auskultasi suara paru setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya
REFERENSI

Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC.

Muttaqin. (2005). Asuhan keperawatan klien dengan gangguan pernafasan.


Salemba Medika: Jakarta.

Wartonah & Tarwoto. 2003. Kebutuhan dasar manusia & proses keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.

International, NANDA.Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. 2013.


Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai