0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
114 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas percobaan efek beberapa obat terhadap sistem saraf otonom pada tikus. Obat-obat yang diujikan adalah propanolol (penghambat reseptor beta), pilokarpin (agonis kolinergik), dan atropin (antagonis kolinergik). Hasilnya, propanolol menyebabkan grooming, pilokarpin menyebabkan diuresis dan defekasi, sedangkan atropin mengurangi grooming.
Dokumen tersebut membahas percobaan efek beberapa obat terhadap sistem saraf otonom pada tikus. Obat-obat yang diujikan adalah propanolol (penghambat reseptor beta), pilokarpin (agonis kolinergik), dan atropin (antagonis kolinergik). Hasilnya, propanolol menyebabkan grooming, pilokarpin menyebabkan diuresis dan defekasi, sedangkan atropin mengurangi grooming.
Dokumen tersebut membahas percobaan efek beberapa obat terhadap sistem saraf otonom pada tikus. Obat-obat yang diujikan adalah propanolol (penghambat reseptor beta), pilokarpin (agonis kolinergik), dan atropin (antagonis kolinergik). Hasilnya, propanolol menyebabkan grooming, pilokarpin menyebabkan diuresis dan defekasi, sedangkan atropin mengurangi grooming.
Pada praktikum ini kita melakukan percobaan tentang sistem saraf
otonom. Dimana sistem saraf otonom merupakan sistem saraf tak sadar yang tidak dapat di kendalikan. Oleh karena itu percobaan ini dilakukan untuk mengetahui efek farmakologi dari obat-obat sistem saraf otonom.
Pada percobaan kali ini akan dilihat bagaimana efek yang
ditimbulkan oleh beberapa obat seperti propanolol, pilokarpin dan atropin serta aqua pro injeksi(API) terhadap hewan coba mencit (Mus musculus).
Propanolol merupakan obat β-bloker selektif yaitu hanya
menghambat pada reseptor β tidak pada reseptor α. Propanolol merupakan penghambat reseptor β1 dan β2. Propanolol menghambat agonis β secara kompetitif dan berikatan dengan reseptor β 1 dan β2, sehingga efek kronotropik, inotropik, dan respon vasodilator dari stimun β- adrenergik menuru. Mekanisme kerja dari propanolol yaitu menghambat kerja dari epinefrin atau adrenalin, yaitu zat daalam tubuh yang dapat menyempitkan pembuluh darah, meningkatkan denyut jantung dan sebgainya. Setelah mencit diberikan propanolol sesuai dosis yang diinginkan, yang terjadi pada mencit adalah grooming. Hal ini terjadi akibat sekresi air liur dirangsang oleh saraf simpatis maupun parasimpatis. Ini sesuai dengan literatur, sebab propanolol merupakan obat antagonis adrenergik yang bekerja menghalangi perangsangan adrenergik.
Pilokarpin merupakan golongan obat agonis kolinergik yang bekerja
secara langsung pada reseptor muskarinik. Pilokarpin akan berikatan dengan reseptor muskarinik sehingga saraf parasimpatis akan bekerja. Oleh sebab itu pilokarpin dapat memberikan efek diuresis dan menghambat efek grooming pada hewan coba mencit. Setelah mencit diberikan pilokarpin sesuai dosis yang diinginkan, yang terjadi adalah diuresis pada menit 0-15, dan defekasi di menit 16-30. Hal ini sesuai dengan literatur, sebab pilokarpin merupakan obat pendukung dari efek parasimpatis seperti diuresis.
Atropin merupakan golongan obat antagonis
kolinergik(parasimpatolitik), yaitu obat yang menghambat efek simpatis parasimpatis. Atropin memiliki afinitas yang kuat terhadap reseptor muskarinik, tempat obat ini berikatan secara kompetitif sehongga mencegah asetilkolin terikat pada lokasi tersebut. Setelah mencit diberikan atropin, groomingnya menurun karena produksi kelenjar salivanya menurun. Sedangkan, defekasi dan diuresis tidak terjadi sama sekali karena atropin digunakan untuk mengurangi hipermotilitas kandung kemih dan mengurangi aktivitas saluran cerna. Hal ini terjadi karena adanya respon dari saraf simpatis.
Aqua Pro Injeksi(API) dalam praktikum ini diberikan pada mencit
sebagai kontrol negatif agar dapat melihat perbedaan efek obat pada mencit yang diberikan obat atropin, pilokarpin, dan propanolol.