1
Di Kelurahan Kabil sendiri terdapat peningkatan jumlah kasus pada periode
Januari – Agustus 2019 dibandingkan dengan periode 2018. Hal ini dapat terlihat dari
data berikut:
Tabel 1.1. Angka Kejadian DBD Kelurahan Kabil Tahun 2018
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des
RW 01
RW 02
RW 03 1
RW 04 1
RW 05
RW 06 1
RW 07
RW 08 1 1
RW 09 1 1
RW 10 1 1
RW 11 2 1 1
RW 12 1 1 1 1 1
RW 13
RW 14
RW 15 1 1
RW 16 2 1 2
RW 17 1 1
RW 18 1
RW 19 2
RW 20 1 2 1
RW 21 1
RW 22
TOTAL 8 2 2 1 0 3 6 5 3 2 2 1
Angka kejadian DBD pada tahun 2018 adalah 35 kasus. Sedangkan pada
periode Januari 2019 – Agustus 2019, angka kejadian DBD telah mencapai 44 kasus.
Angka kejadian tertinggi terdapat pada bulan Juli 2019 yaitu sebanyak 12 kasus DBD.
Pengendalian penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) telah diatur dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 581/MENKES/SK/VII/1992 tentang
Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah dan Keputusan Menteri Kesehatan nomor
92 tahun 1994 tentang perubahan atas lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
581/MENKES/SK/1992, dimana menitikberatkan pada upaya pencegahan dengan
gerakan pemberantasan saran nyamuk (PSN) selain penatalaksanaan penderita DBD
dengan memperkuat kapasitas pelayanan kesehatan dan sumber daya, memperkuat
surveilans epidemiologi dan optimalisasi kewaspadaan dini terhadap Kejadian Luar
Biasa (KLB) DBD. Manajemen pengendalian vektor secara umum diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 374/MENKES/PER/III/2010
tentang Pengendalian Vektor.
Mengingat obat dan untuk mencegah virus Dengue hingga saat ini belum
tersedia, maka cara utama yang dapat dilakukan sampai saat ini adalah dengan
pengendalian vektor penular (Aedes aegypti). Pengendalian vektor ini dapat dilakukan
dengan pelaksanaan kegiatan PSN 3M Plus dan pengasapan (fogging). pengasapan
saja tidak cukup, karena dengan pengasapan itu yang mati hanya nyamuk dewasa saja.
Jentik nyamuk tidak mati dengan pengasapan. Selama jentik tidak dibasmi, setiap hari
akan muncul nyamuk yang baru menetas dari tempat perkembangbiakannya. Oleh
karena itu, kegiatan PSN 3M Plus merupakan cara paling tepat untuk mengendalikan
vektor penular DBD2.
Kegiatan PSN 3M plus terdiri dari 3M, yaitu menguras, menutup tempat
penampungan air dan mendaur-ulang/ memanfaat kembali barang-barang bekas; dan
3
Plus seperti: menaburkan larvasida pembasmi jentik, memelihara ikan pemakan
jentik, mengganti air dalam pot/vas bunga dan lain-lain. Kegiatan PSN 3M Plus
memerlukan upaya pemberdayaan masyarakat itu sendiri.
Gerakan 1 rumah 1 jumantik (G1R1J) adalah peran serta dan pemberdayaan
masyarakat dengan melibatkan setiap keluarga dalam pemeriksaan, pemantauan, dan
pemberantasan jentik nyamuk untuk pengendalian penyakit yang ditularkan vektor
nyamuk khususnya DBD melalui pemberdayaan PSN 3M Plus.
Pelaksana G1R1J berasal dari masyrakat yang terdiri dari jumantik rumah/
lingkungan, koordinator jumantik, dan supervisor jumantik. Jumantik rumah adalah
Adalah kepala keluarga / anggota keluarga / penghuni dalam satu rumah yang
disepakati untuk melaksanakan kegiatan pemantauan jentik di rumahnya.
Jumantik lingkungan adalah Adalah satu atau lebih petugas yang ditunjuk oleh
pengelola tempat – tempat umum (TTU) atau tempat – tempat institusi (TTI) untuk
melaksanakan pemantauan jentik. Contoh TTI adalah perkantoran, sekolah, dan
rumah sakit. Sedangkan contoh TTU adalah pasar, terminal, tempat ibadah, tempat
wisata, dll. Koordinator jumantik adalah Adalah satu atau lebih jumantik/kader yang
ditunjuk oleh Ketua RT untuk melakukan pemantauan dan pembinaan pelaksanaan
jumantik rumah dan jumantik lingkungan (crosscheck). Supervisor jumantik adalah
Adalah satu atau lebih anggota dari Pokja DBD atau orang yang ditunjuk oleh Ketua
RW/Kepala Desa/Lurah untuk melakukan pengolahan data dan pemantauan
pelaksanaan jumantik di lingkungan RT.
4
Gambar 1.1. Struktur G1R1J
G1R1J telah digalakkan oleh pemerintah sejak tahun 2015. Pada tahun 2016,
Tanggerang Selatan menjadi kota percontohan untuk G1R1J, dan berhasil mencapai
IR DBD < 49/100.000. Kota lain yang berhasil melaksanakan G1R1J adalah Kota
Surakarta. Kota Surakarta melaksanakan G1R1J sejak tahun 2017. Dari 145 kasus
pada 2017 menjadi 24 kasus pada 2018, dan di awal 2019, dinas kesehatan belum
menerima laporan kasus DBD. Kelurahan Kadipiro di Kota Surakarta yang
menempati peringkat tertinggi kasus DBD yaitu sebanyak 61 kasus pada tahun 2017,
dinyatakan bebas DBD pada tahun 2018. Puskesmas Kabil sendiri telah melaksanakan
G1R1J di RW 16 pada tahun 2018, dan didapatkan penurunan angka kejadian DBD.
G1R1J sendiri telah dicanangkan oleh pemerintah Kota Batam untuk
mengendalikan vektor nyamuk melalui Perwako No. 33 tahun 2019 tentang
pengendalian vektor nyamuk penyakit menular bersumber dari binatang.
Pada wilayah RW 17 Kelurahan Kabil Kecamatan Nongsa Batam, belum
pernah dilakukan kegiatan Jumantik (juru pemantau jentik). Padahal jumantik
merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat agar ada solusi untuk
menekan populasi jentik Aedes aegypti, karena jumantik bertugas melakukan
pemeriksaan jentik secara berkala dan terus menurus. Hal inilah yang memunculkan
ide untuk membuat mini project “Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik RW 17 Kabil”.
1.3. Tujuan
1.3.1. Jangka Pendek
a Pemberdayaan masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit DBD
melalui G1R1J di RW 17 Kelurahan Kabil
b Mencapai ABJ (Angka Bebas Jentik) > 95% di RW 17 Kelurahan Kabil
c Mencapai angka kejadian bebas DBD di RW 17 Kelurahan Kabil
5
1.3.3. Jangka Panjang
a Semua wilayah di Kelurahan Kabil melaksanakan G1R1J dalam waktu 2
tahun
b Kelurahan Kabil mencapai sertifikasi jumantik
c Kelurahan Kabil mencapai angka bebas kejadian kasus DBD
1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi Penggagas
a Meningkatkan kemampuan komunikasi dengan masyarakat
b Melatih kemampuan berkoordinasi dan bekerja sama dalam kelompok
6
d Pemantauan pelaksanaan gerakan 1 rumah 1 jumantik pada tingkat
jumantik rumah, koordinator jumantik, dan supervisor jumantik di
lapangan
e Perhitungan angka bebas jentik RW 17 Kelurahan Kabil akhir bulan
Agustus 2019
f Perhitungan angka bebas jentik RW 17 Kelurahan Kabil minggu II bulan
September 2019 untuk melihat apakah masyarakat menerapkan PSN 3M
Plus pada tempat-tempat perindukan nyamuk yang didapati pada akhir
bulan Agustus 2019
7
BAB II
RANCANGAN MINI PROJECT
2.1 JUDUL
Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (Gerantik) RW 17
8
masalah yang akan dihadapi di
lapangan.
4. Pemantauan pelaksanaan - Jumantik rumah memeriksa Mulai minggu
gerakan 1 rumah 1 tempat-tempat perindukan kelima Agustus
jumantik pada tingkat nyamuk di luar dan dalam 2019
jumantik rumah, rumah
koordinator jumantik, - Jumantik rumah mencatat
dan supervisor jumantik jentik yang ditemukan di kartu
di lapangan pemantauan jentik
- Koordinator jumantik mencatat
hasil pemantauan jentik
jumantik rumah, dan
melakukan cross check
- Supervisor jumantik
merekapitulasi data yang
dicatat oleh koordinator
jumantik, menghitung angka
jumantik, dan melaporkan
kepada puskesmas.
5. Perhitungan angka bebas Melihat angka bebas jentik RW Minggu pertama
jentik RW 17 Kelurahan 17 Kelurahan Kabil sebelum September 2019
Kabil akhir Agustus diterapkannya PSN 3M Plus
2019
9
2.3 Tata Kelola Mini Project
Koordinator jumantik
Supervisor Jumantik
Pelaksana Proyek
Kepala puskesmas
10
c. Masyarakat RW 17
11
BAB III
LAMPIRAN
13
2. Sosialisasi tentang DBD, PSN 3M Plus, dan gerakan 1 rumah 1 jumantik pada
masyarakat
14
3. Sosialisasi tentang DBD, PSN 3M Plus, dan gerakan 1 rumah 1 jumantik pada kader dan
ketua RW
15
4. Pemantauan pelaksanaan gerakan 1 rumah 1 jumantik pada tingkat jumantik rumah,
koordinator jumantik, dan supervisor jumantik di lapangan
16
17
18