Anda di halaman 1dari 138

www.akademiasuransi.

org

Soal-Jawaban K.651210.101.01
101: PRAKTEK ASURANSI
2006 s.d. September 2015

Disusun oleh:
Afrianto Budi P, SS MM
(dari berbagai sumber)

Persiapan Ujian LSPP - Maret 2016


KUMPULAN
Soal-Jawaban Ujian LSPP AAMAI
K.651210.101.01

MENERAPKAN PENGELOLAAN PRAKTIK ASURANSI PADA


PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI

Maret 2006 s.d. September 2015

untuk Persiapan ujian LSPP Maret 2016

Disusun oleh:
Afrianto Budi Purnomo, SS, MM

Copyright © 2015 oleh www.AkademiAsuransi.org


Edisi 5, Cetakan ke-1 pada Desember 2015

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG.


DILARANG MEMPERBANYAK SEBAGIAN ATAU SELURUH ISI
BUKU TANPA IZIN TERTULIS DARI PENYUSUN/PENERBIT
K ata P engantar

Mulai tahun 2014, Gelar profesi ujian Asuransi untuk gelar AAAIK dan AAIK
sudah tidak diselenggarakan lagi oleh Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi
Indonesia (AAMAI), namun akan diadakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi
Profisiensi AAMAI (LSPP AAMAI). Menanggapi hal tersebut, saya berusaha
menyusun kembali Buku Kumpulan Soal – Jawaban LSPP AAMAI 101 (atau
dengan kode baru K.651210.101.01) yang bertopik “Praktik Asuransi” untuk
ujian CGI sekaligus ujian LSPP AAMAI.
Buku Kumpulan Soal Jawaban LSPP AAMAI 101: Praktek Asuransi ini disajikan
untuk persiapan ujian CGI 2015, sekaligus untuk mempersiapkan ujian LSPP
AAMAI bulan Maret 2016. Kumpulan Soal Jawaban LSPP AAMAI 101: Praktek
Asuransi ini diambil dari berbagai sumber lalu dikembangkan sesuai dengan
pengetahuan saya yang terbatas.
Meskipun buku Buku Kumpulan Soal Jawaban LSPP AAMAI 101: Praktek
Asuransi merupakan panduan belajar pribadi, sangat senang apabila
kumpulan soal yang saya susun ini dapat bermanfaat bagi teman-teman.
Terimakasih untuk para pengguna website www.akademiasuransi.org dan
para pelanggan artikel harian yang bisa didapat dengan memasukkan
email melalui kotak pelanggan feed burner. Saya berharap bahwa website
tersebut tidak hanya menjadi website pribadi, melainkan berguna bagi
masyarakat banyak. Buku ini diterbitkan untuk memperkaya konten www.
akademiasuransi.org sebagai media belajar asuransi online terbesar di dunia.
Terimakasih untuk sumbangan materi dan juga semangat untuk penerbitan
buku ini, terutama kepada kekasihku Paulina Sukmana yang senantiasa
memberi cinta dan semangat yang tak terkira. Kebaikan Anda sangat
2
bermanfaat untuk pengembangan website www.akademiasuransi.org dan
buku-buku yang akan terus diterbitkan satu demi satu. Segala kritik dan
saran sungguh saya harapkan.

Jakarta, 5 Desember 2015


Salam,
Afrianto Budi Purnomo, SS MM

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
D aftar I si
Kata Pengantar .......................................................................................... 2

Daftar Isi ...................................................................................................... 3

BAB I: Relationship Between Risk and Insurance ........................................ 4

BAB II: General Nature of Insurance ........................................................... 29

BAB III: Insurance Coverage ....................................................................... 41

BAB IV: Marketing and Agency .................................................................. 44

BAB V: How Insurance Operate .................................................................. 50

BAB VI: Underwriting Insurance and Risk Sharing ...................................... 75

BAB VII: General Feature of Claim Procedure ............................................ 99

BAB VIII: Supervision of Insurance ............................................................... 132

Soal LSPP AAMAI, September 2015 ............................................................. 135

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 1: Relationship between Risk and Insurance

BAB I: RELATIONSHIP BETWEEN RISK


AND INSURANCE

1.1. Uraikan 3 (tiga) komponen utama yang terdapat dalam definisi Risiko (Mar
2008 No. 1, Sept 2009 No. 1, Mar 2012 No. 1)

Jawaban:
 Risiko adalah kemungkinan terjadinya sesuatu yang tidak
menguntungkan
 Risiko adalah satu kombinasi dari bahaya- bahaya
 Risiko adalah sesuatu yang tidak dapat diduga kecenderungan
membawa hasil yang berbeda dengan hasil yang diduga sebelumnya
 Risiko adalah ketidakpastian kerugian
 Risiko adalah kemungkinan kerugian
Dari definisi di atas, ketidakpastian (uncertainty) lebih difokuskan menjadi
definisi dari risiko sesuai dengan praktek asuransi sehari -hari.

1.2. Uraikan pengertian uncertainty sebagai salah satu komponen utama


4
dalam definisi risiko (Sept 2013, No. 1).

Jawaban:
UNCERTAINTY (ketidakpastian):
Ketidak-pastian berarti sesuatu keraguan tentang waktu yang akan
datang didasarkan pada kurang pengetahuan, ketidaksempurnaan dan
pengetahuan.
Dalam hal ini, uncertainty terjadi tanpa memandang apakah keraguan
tersebut sudah diketahui sebelumnya oleh orang yang terlibat didalamnya.

1.3. Uraikan 2 (dua) jenis attitude seseorang terhadap risiko (Mar 2013 No. 1).

Jawaban:
Perilaku risiko (risk atitude) seseorang atau institusi mempengaruhi keputusan
yang hendak diambil terhadap risiko yang dihadapi.
Ada tiga sikap yang mungkin terhadap resiko, yaitu:
1) Menghindari resiko

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 1: Relationship between Risk and Insurance

2) Sikap netral terhadap resiko


3) Preferensi akan resiko

1) Penghindaran resiko, mencirikan pada individu yang lebih menyukai


untuk menghindari atau meminimumkan resiko.
- Penghindaran resiko merupakan preferensi pada proyek-proyek yang
beresiko rendah untuk mengurangi potensi kerugian.

2) Netralitas resiko, mencirikan para pengambil keputusan yang berfokus


pada pengembalian yang diperkirakan dan mengabaikan penyebaran
pengembalian
- Penilaian proyek berdasarkan pengabdian yang diperkirakan, bukan resiko.

3) Pencarian resiko, mencirikan para pengambil keputusan yang lebih


menyukai resiko.
- Preferensi pada proyek-proyek yang beresiko tinggi untuk meningkatkan
potensi perolehan.

1.4. Uraikan perbedaan antara profil risiko high frequency - low severity dengan
low frequency­high severity. (Mar 2009 No. 1)
5
Jawaban yang disarankan:
High frequency - low severity
Risiko yang frekuensi terjadinya tinggi (tingkat keseringannya tinggi), namun
dampak kerugian yang ditimbulkan rendah. Misalnya:
 Pencopetan
 Kebocoran beras dalam karung sewaktu proses bongkar muat
sebagai kargo
Semakin sering terjadi, risiko semakin dapat diprediksi hasilnya; semakin
berkurang tingkat ketidakpastiannya, semakin tidak dapat diprediksi
hasilnya. Risiko semacam ini lebih disarankan untuk dikelola sendiri daripada
diasuransikan

Low frequency - high severity


Risiko yang frekuensi terjadinya rendah (jarang), namun dampak kerugian
yang ditimbulkan tinggi. Misalnya :
 Kecelakaan pesawat terbang
 Letusan gunung berapi
Karena jarang terjadiya maka lebih sulit untuk diprediksikan hasilnya

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 1: Relationship between Risk and Insurance

1.5. Berkaitan dengan konsep risiko, uraikan pengertian high frequency and low
severity, serta contoh jenis asuransi yang mempunyai karakteristik tersebut.
(Sept 2014 No. 2)

Jawaban yang disarankan:


Lihat jawaban atas dan juga di bawah ini.

1.6. Dalam kaitan dengan tingkat risiko, uraikan : (Mar 2013 No. 10)
a. relevansi frequency dan severity terhadap pengukuran tingkat risiko
b. 2 (dua) bentuk profil frequency dan severity
c. Pentingnya profil frekuensi dan severity bagi penanggung

Jawaban yang disarankan:


a. relevansi frequency dan severity terhadap pengukuran tingkat risiko
• Frekwensi adalah kombinasi kemungkinan terjadi kejadian
sedangkan severitas adalah besarnya kerugian bila terjadi. Dalam
contoh diatas, rumah yang berada dekat sungai, frekwensi terjadinya
banjir akan lebih besar dari rumah di lereng bukit. Sedangkan rumah
yang dilereng bukit bila terjadi banjir akan lebih besar kerugiannya 6
dari pada rumah dekat sungai (severitas).
• Shop-lifting (Pengutilan) adalah contoh atas risiko dengan
berfrekwensi tingi. Di banyak toko frekwensi atas pengutilan sangat
tinggi. Risiko pengutilan dapat diprediksi dalam arti pemilik toko dapat
mengetahui berapa banyak barang tertentu yang dicuri setiap
tahunnya sehingga ketidakpastian bisa dikurangi atas frekwensi
kejadian. Perusahaan asuransi dapat memprediksi kejadian lebih
akurat, bila frekwensi kejadian tinggi. Artinya besarnya premi yang
akan dibayar lebih besar dari pada risiko yang frekwensinya rendah.
• Hubungan antara Frekwensi dengan tingkat keparahan (Frequency
dan Severity) risiko dalam asuransi, menyatakan bahwa :
 Pada Frequency tinggi, umumnya mempunyai nilai kerugian yang
rendah.
 Pada Frekwensi rendah, umumnya dengan nilai kerugian yang
besar.

b. 2 (dua) bentuk profil frequency dan severity


o High frequency – low severity: kerugian kebakaran pada rumah-
rumah tinggal
o Low frequency – high severity: Kerugian kebakaran pada bangunan-2
pabrik.

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 1: Relationship between Risk and Insurance

c. Pentingnya profil frekuensi dan severity bagi penanggung


Dengan melihat profil frekuensi dan severity, penanggung dapat
melakukan:
1. Identifikasi risiko
2. Evalasi risiko
3. Pengendalian risiko

1.7. Berkaitan dengan frequency dan severity dalam kontrak asuransi, uraikan:
(Mar 2014, No. 10)
a. relevansi frequency dan severity terhadap pengukuran tingkat risiko.
b. 2 (dua) bentuk profil frequency dan severity.
c. pentingnya profil frequency dan severity bagi penanggung.

Jawaban yang disarankan: Lihat atas

1.8. Dalam kaitan dengan hazard (Mar 2008 no 11, Sept 2009 No. 11, Mar 2011
No. 14, Sept 2014 No. 10)
a. Jelaskan perbedaan antara perils dan hazard 7
a. Jelaskan perbedaan antara physical hazard dan moral hazard
b. Sebutkan masing-masing 2(dua) contih physical hazard dalam asuransi:
 Harta Benda
 Tanggung Gugat
 Kendaraan bennotor
c. Sebutkan 3(tiga) contoh moral hazard

Jawaban yang disarankan:


a. Perbedaan antara perils dan hazard
Peril adalah penyebab kerugian, sesuatu yang akan menimbulkan
kerugian. Peril sering terjadi di luar kontrol seseorang yang mungkin
terlibat. Misalnya:
 Kebakaran, badai
 Gempa, kecelakaan, sakit

Hazard adalah suatu kondisi yang dapat atau meningkatkan


kemungkinan kerugian yang timbul dari peril tertentu
Misalnya:

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 1: Relationship between Risk and Insurance

 Sikap sembrono
 Jalan rusak
 Pekerjaan yang berbahaya
 Mesin yang kurang perawatan

b. Perbedaan antara physical hazard dan moral hazard


Physical hazard adalah suatu kondisi fisik yang dapat menambah
kemungkinan terjadinya kerugian. Misalnya:
 Bahan bakar, bahan peledak
 Kondisi kapal
 Konstruksi bangunan
 Lokasi
Moral hazard adalah suatu karakter dan tingkah laku individu
tertanggung yang dapat menambah atau menimbulkan kemungkinan
kerugian. Misalnya:
 Sikap tendensi untuk memperoleh keuntungan dalam asuransi
 Sikap sembrono / kurang hati-hati dalam menjalankan pekerjaan

c. Masing-masing 2 (dua) contoh physical hazard dalam asuransi :


Harta Benda 8
1. Peralatan pengaman
2. Menyimpan bahan berbahaya
3. Konstruksi bangunan

Tanggung Gugat
1 Adanya bahan berbahaya di tempat kerja
2. System kerja yang tidak aman
2 Karyawan kecelakaan akibat tugas dari majikannya
3 Dekat dengan properti atau fasilitas umum

Kendaraan bermotor
1. Usia kendaraan
2. Kendaraan pribadi atau komersial

d. Sebutkan 3(tiga) contoh moral hazard


 Kurangnya kesadaran Tertanggung untuk menjaga keselamatan
objek pertanggungan

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 1: Relationship between Risk and Insurance

 Ketidakjujuran Tertanggung
 Kurangnya kebersihan
 Tidak adanya larangan merokok

1.9. Uraikan pengertian physical hazard dan moral hazard; masing-masing


disertai satu contohnya. (Mar 2006 No. 2; Sept 2007 No. 6; Mar 2009 No. 2)

Jawaban yang disarankan:


Physical hazard
Risiko yang berkaitan dengan karakter fisik suatu objek asuransi, contohnya:
 Pada asuransi harta benda : jenis konstruksi bangunan
 Pada asuransi tanggung gugat : adanya bahan-bahan yang berbahaya
di lingkungan kerja

Moral hazard
Risiko yang berkaitan dengan perilaku atau sikap atau karakter Tertanggung,
contohnya:
 kurangnya kesadaran Tertanggung untuk menjaga keselamatan objek
asuransi, 9
 ketidakjujuran Tertanggung
 Kecerobohan dan kekuranghati-hatian

1.10. Uraikan dasar penghitungan rateable proportion dalam asuransi harta


benda (Sept 2013, No. 5)

Jawaban:
Perhitungan rateable proportion dapat dibagi dua cara, yaitu proporsi
terhadap harga pertanggungan dan limit of liability
1.Proporsi terhadap harga pertanggungan
Contoh:
Polis A HP : Rp 1 M
Polis B HP : Rp 2 M
Polis C HP : Rp 3 M
Polis A bayar :                    Rp 1 M                X   Loss
                        Rp 1 M + Rp 2 M + Rp 3 M          1

Dan seterusnya untuk polis B & C

2.Proporsi terhadap liability atas loss


Contoh :
Loss Rp 1,5 M; Liability A Rp 0,5 M; Liability B Rp 1 M; Liability C Rp 1 M

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 1: Relationship between Risk and Insurance

Setelah dikenakan average:


Polis A membayar :
                                  Rp 0,5 M                         X  Rp 1,5 M = Rp 0,3 M
                Rp 0,5 M + Rp 1 M + Rp 1 M                       1

Dst untuk polis B dan C. Pendekatan ini disebut “The Independent Liability
Method”

1.11. Uraikan hubungan antara peril dan hazard disertai contohnya (Mar 2008 No.
2; Sept 2006 No. 5; Mar 2010 No. 1)

Jawaban: Lihat atas

1.12. Jelaskan perbedaan antara: (Sept 2006 No. 12; Sept 2007 No. 11; Sept 2008
No. 9, Mar 2013 No. 9)
a. Risiko financial dan non financial
b. Risiko mumi dan spekulatif
c. Risiko fundamental dan parikular

Jawaban: 10
a. Risiko financial dan non financial

Financial Risk adalah satu risiko yang terjadi yang menimbulkan kerugian
dapat diukur dengan uang. Contohnya, risiko terjadi pencurian, kebakaran
dan kehilangan keuntungan setelah kebakaran.

Non financial risk : Dalam situasi lain, pengukuran dengan uang adalah tidak
mungkin. Contohnya risiko ketika terjadi salah memilih karir, salah memilih
pasangan atau teman hidup dan juga menyesal karena telah mengadopsi
anak.

b. Risiko murni dan spekulatif

Risiko Murni (pure risk)


Terdapat kemungkinan hasil berupa kerugian, atau setinggi-tingginya
berupa situasi impas (break event); Hasil bisa merugikan bagi kita, atau
menempatkan kita pada posisi yang sama seperti yang kita nikmati sesaat
sebelum terjadinya suatu peristiwa.
Risiko ini umumnya dapat diasuransikan.
Contohnya: risiko kecelakaan lalu lintas, risiko kebakaran, dll

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 1: Relationship between Risk and Insurance

Risiko Spekulatif (Speculative risk)


Selain kerugian dan impas, juga terdapat kemungkinan untuk mendapatkan
keuntungan (gain)
Risiko ini umumnya tidak dapat diasuransikan
Misalnya: risiko investasi

c. Risiko fundamental dan partikular


Risiko partikular
Risiko yang berasal dari suatu pihak/seseorang dan efeknya dirasakan
hanya oleh orang/pihak tertentu. Risiko ini jauh lebih bersifat personal, baik
dari segi penyebab maupun akibatnya
Contoh : kebakaran, pencurian, kecelakaan ke1j a, kecelakaan lalu lintas

Risiko fundamental
Risiko yang timbul dari sebab-sebab di luar kendali suatu individu atau
sekelompok individu; efeknya dirasakan oleh sejumlah besar orang
Contoh: gempa bumi, banjir, kelaparan, letusan gunung berapi, tsunami,
perubahan sosial, intervensi politik, perang

11
1.13. Uraikan perbedaan antara pure risk dan speculative risk. (Mar 2007 No. 1;
Mar 2008 No. 3; Sept 2009 No. 2)

Jawaban: Lihat atas

1.14. Uraikan perbedaan antara risiko Financial dan non Financial (Sept 2011 No.
1)

Jawaban: Lihat atas

1.15. Uraikan perbedaan antara risiko partikular dan fundamental (Mar 2009 No.
3)

Jawaban: Lihat atas

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 1: Relationship between Risk and Insurance

1.16. Uraikan pengertian risiko fundamental dan alasan mengapa pada umumnya
jenis risiko tersebut dikecualikan dalam polis asuransi. (Sept 2012 No. 1)

Jawaban: Lihat atas

1.17. Jelaskan (Mar 2009 No. 10)

a. perbedaan antara:
 Risiko financial dan non financial
 Risiko mumi dan spekulatif
 Risiko fundamental dan partikular
b. Risiko-risiko mana saja yang secara umum dapat diasuransikan

Jawaban:
a. Jawaban lihat di atas
b. Risiko-risiko mana saja yang secara umum dapat diasuransikan
1. Pure risk (risiko mumi)
2. Risiko partikular 12
3. Risiko finansial
Perluasan :
Risiko fundamental
Uraian lihat di atas

1.18. Berkaitan dengan konsep manajemen risiko : (Mar 2014, No. 9)


a. Jelaskan perbedaan antara:
• risiko finansial dan non-finansial.
• risiko murni dan spekulatif .
• risiko partikular dan fundamental.
b. Dari tiap-tiap kategori risiko pada butir a. di atas, jelaskan risiko-
risiko mana saja yang secara umum dapat diasuransikan berikut
alasannya.

Jawaban: lihat di atas

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 1: Relationship between Risk and Insurance

1.19. Disadari atau tidak, dampak dari terjadinya risiko mengakibatkan kerugian
besar. Hal ini dapat dilihat dari 3 hal, yaitu:

Jawaban:
 frekuensi risiko
 besarnya kerugian yang ditimbulkan (severitas)
 Human cost (penderitaan)

1.20. Uraikan 3 (tiga) faktor penilaian atas suatu risiko dalam proses underwriting
(Sept 2013, No 7)

Jawaban:
 frekuensi risiko
 besarnya kerugian yang ditimbulkan (severitas)
 Human cost (penderitaan)

1.21. Berkaitan dengan sifat risiko dan loss ratio klaim terhadap premi, uraikan 3
(tiga) hal yang selalu dinilai atau dipertimbangkan dalam proses underwriting 13
asuransi. (April 2015, No 7)

Jawaban:
 frekuensi risiko
 besarnya kerugian yang ditimbulkan (severitas)
 Human cost (penderitaan)

1.22. Dalam kaitan dengan manajemen risiko: (Mar 2010 No. 10)

a. Uraikan pengertian manajemen risiko


b. Jelaskan 4 (empat) unsur penting yang terkandung dalam pengertian
manajemen risiko
c. Uraikan pengendalian risiko secara:
1. Fisik
2. Finansial

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 1: Relationship between Risk and Insurance

Jawaban:
a. Pengertian Manajemen risiko
Suatu proses identifikasi, analisa, dan pengendalian secara ekonomis atas
risiko-risiko yang membahayakan aset atau kemampuan menghasilkan
pendapatan dari suatu usaha (enterprise)

b. 4 (empat) unsur penting yang terkandung dalam pengertian manajemen


risiko
1. identifikasi risiko
 Mengenali potensi dan ancaman-ancaman tersebut dalam
menghancurkan perusahaan dan stake holder perusahaan
 Mengenali frekuensi terjadinya risiko
2 Evaluasi / analisa risiko
Menilai risiko yang dapat ditanggung perusahaan dan risiko yang
tidak dapat ditanggung oleh perusahaan
3 Kontrol risiko dan dampaknya
Mengambil tindakan alas risiko yang tidak dapat ditanggung
perusahaan:
a) Dengan mengurangi freknensi risiko
b) Dengan mengurangi dampak atas karyawan, pengoperasian,
dan keuangan
14
c) Mentransfer risiko kepada perusahaan lain
d) Mempersiapkan contingency Plan
4 Mengupdate dan memelihara tingkat risiko yang diterima untuk
perkembangan & perubahan perusahaan, Mengkomnnikasikan
informasi tentang risiko kepada semua pihak yang berkepentingan.

c. Pengedalian risiko secara


1. Fisik
Ada 2 cara pengendalian fisik;
(1) Eliminasi
Loss prevention dapat dilakukan dengan mengeliminasi
risiko.
Contohnya:
 Usahawan yang ingin membuat pabrik baru pasti
akan berhadapan dengan suatu risiko. Risiko tersebut
bisa dieliminasi dengan tidak membuat pabrik baru.
Meski demikian, dalam bisnis, tidak semua risiko bisa
dihilangkan. Contohnya:
 seperti pabrik di atas, walaupun ada risiko terbakar,
namun karena seluruh nasib perusahaan tergantung

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 1: Relationship between Risk and Insurance

pada pabrik baru tersebut dan karenanya pabrik


tersebut harus dibangun, maka berarti risiko
terhadapnya tidak bisa dieliminasi seluruhnya.
Namun, bisa diminimisasi dengan membangun pabrik
di tempat yang aman/tidak rawan kebakaran.

(2) Minimisasi
Ada 2 cara:
pre loss minimisation
Dampak dari kerugian diantisipasi dan langkah-langkah
yang diambil adalah untuk meyakinkan bahwa frekuensi
dan severity-nya telah ditekan seminimum mungkin.
Contoh : penggunaan sabuk pengaman di mobil pribadi,
penempatan penjagaan mesin-mesin berbahaya
untuk mengantisipasi kecelakaan pekerja, dsb.

post loss minimisation


Bahkan setelah risiko terjadi, masih ada langkah-langkah
yang dapat diambil untuk meminimumkan kerugian.
Contoh : menyelamatkan barang pada saat kebakaran
dan harta benda lain yang memiliki nilai sisa dapat
dijual untuk mengurangi kerugian, sprinkler untuk
meminimalkan dampak kebakaran.
15
2. Finansial
Ada 2 cara pengendalian finansial:
(1) Retensi
Tujuan asuransi adalah untuk mengalihkan risiko yang tidak
dapat diperkirakan. Namun bila berdasarkan pengalaman
tingkat risiko dapat diperkirakan, jumlah perkiraan tersebut
bisa diantisipasi dan ditanggung sendiri. Kerugian yang
dapat diperkirakan tersebut dapat dibayar dari penghasilan
saat itu dan dibebankan sebagai biaya produksi. Alternatif
lainnya adalah diadakan dana terpisah yang dibentuk
untuk mengatasinya atau untuk risiko-risiko lain yang dapat
ditanggung sendiri (retain) sepenuhnya.

Macam-macam cara retensi:


 full; risiko ditanggung sendiri, tidak melibatkan pihak lain
sebagian; semacam perlakuan deductible, di mana
lebih dari jumlah tertentu ditanggung pihak lain/asuransi.
 sebagian yang bukan deductible; di mana risiko tertentu
tidak diasuransikan, tapi risiko yang lain diasuransikan.
 captive; mendirikan perusahaan asuransi sendiri
dengan tujuan untuk mengelola risiko usahanya sendiri

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 1: Relationship between Risk and Insurance

(2) Transfer
Metode ke-2 adalah di mana perusahaan mengalihkan
dampak kerugian kepada organisasi I perusahaan lain.
Contohnya adalah asuransi atau kontrak sewa rumah
di mana pemilik mengalihkan tanggung jawab atas
bangunan tersebut kepada penyewa.
Tendensi dalam beberapa tahun mendatang adalah untuk
retain risiko yang memiliki high frequency, low severity dan
me-retain sebagian dari kerugian yang besar dengan
deductible atau captive insurance.

1.23. Berkaitan dengan konsep manajemen risiko, uraikan definisi manajemen


risiko serta prinsip dasar dari suatu manajemen risiko yang baik (Sept 2014
No. 1)

Jawaban:
a. Pengertian Manajemen risiko
Suatu proses identifikasi, analisa, dan pengendalian secara ekonomis atas
risiko-risiko yang membahayakan aset atau kemampuan menghasilkan
pendapatan dari suatu usaha (enterprise)
16
b. 4 (empat) unsur penting yang terkandung dalam pengertian manajemen
risiko
1. identifikasi risiko
 Mengenali potensi dan ancaman-ancaman tersebut dalam
menghancurkan perusahaan dan stake holder perusahaan
 Mengenali frekuensi terjadinya risiko
2 Evaluasi / analisa risiko
Menilai risiko yang dapat ditanggung perusahaan dan risiko yang
tidak dapat ditanggung oleh perusahaan

3 Kontrol risiko dan dampaknya


Mengambil tindakan alas risiko yang tidak dapat ditanggung
perusahaan:
a) Dengan mengurangi freknensi risiko
b) Dengan mengurangi dampak atas karyawan, pengoperasian,
dan keuangan
c) Mentransfer risiko kepada perusahaan lain
d) Mempersiapkan contingency Plan

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 1: Relationship between Risk and Insurance

4 Mengupdate dan memelihara tingkat risiko yang diterima untuk


perkembangan & perubahan perusahaan, Mengkomnnikasikan
informasi tentang risiko kepada semua pihak yang berkepentingan.

1.24. Uraikan 2 (dua) aspek utama dalam pengukuran tingkat risiko. (Sept 2012
No. 2)

Jawaban: penjelasan lihat atas

1.25. Berkaitan dengan konsep manajemen risiko, uraikan 2 (dua) aspek


utama dalam pengukuran tingkat risiko. (April 2015 No. 2)

Jawaban: penjelasan lihat atas

1.26. Uraikan pengertian manajemen risiko. (Mar 2007 No. 2; Mar 2008 No. 4)

Jawaban: lihat atas 17

1.27. Berkaitan dengan konsep manajemen risiko, jelaskan: (April 2015, No. 9)
a. 3 (tiga) komponen utama yang terdapat dalam definisi risiko.
b. 2 (dua) bentuk profil frequency and severity.
c. perbedaan antara physical hazard dan moral hazard; masing-
masing diberikan 2 (dua) contoh.

Jawaban:
a. 3 (tiga) komponen utama yang terdapat dalam definisi risiko.
1. identifikasi risiko
 Mengenali potensi dan ancaman-ancaman tersebut dalam
menghancurkan perusahaan dan stake holder perusahaan
 Mengenali frekuensi terjadinya risiko
2 Evaluasi / analisa risiko
Menilai risiko yang dapat ditanggung perusahaan dan risiko yang
tidak dapat ditanggung oleh perusahaan

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 1: Relationship between Risk and Insurance

3 Kontrol risiko dan dampaknya


Mengambil tindakan alas risiko yang tidak dapat ditanggung
perusahaan:
a) Dengan mengurangi freknensi risiko
b) Dengan mengurangi dampak atas karyawan, pengoperasian,
dan keuangan
c) Mentransfer risiko kepada perusahaan lain
d) Mempersiapkan contingency Plan

4 Mengupdate dan memelihara tingkat risiko yang diterima untuk


perkembangan & perubahan perusahaan, Mengkomnnikasikan
informasi tentang risiko kepada semua pihak yang berkepentingan.

b. 2 (dua) bentuk profil frequency and severity.


High frequency – low severity: kerugian kebakaran pada rumah-
rumah tinggal
Low frequency – high severity: Kerugian kebakaran pada bangunan-2
pabrik.

c. perbedaan antara physical hazard dan moral hazard; masing-masing


diberikan 2 (dua) contoh.
18
Physical hazard adalah suatu kondisi fisik yang dapat menambah
kemungkinan terjadinya kerugian. Misalnya:
 Bahan bakar, bahan peledak
 Kondisi kapal
 Konstruksi bangunan
 Lokasi
Moral hazard adalah suatu karakter dan tingkah laku individu
tertanggung yang dapat menambah atau menimbulkan kemungkinan
kerugian. Misalnya:
 Sikap tendensi untuk memperoleh keuntungan dalam asuransi
 Sikap sembrono / kurang hati-hati dalam menjalankan pekerjaan

Masing-masing 2 (dua) contoh physical hazard dalam asuransi :
Harta Benda
1. Peralatan pengaman
2. Menyimpan bahan berbahaya
3. Konstruksi bangunan

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 1: Relationship between Risk and Insurance

Tanggung Gugat
1 Adanya bahan berbahaya di tempat kerja
2. System kerja yang tidak aman
2 Karyawan kecelakaan akibat tugas dari majikannya
3 Dekat dengan properti atau fasilitas umum

Kendaraan bermotor
1. Usia kendaraan
2. Kendaraan pribadi atau komersial

1.28. Uraikan pengertian manajemen risiko dan 3 (tiga) manfaat utama bagi
perusahaan. (Sept 2013, No. 1)

Jawaban:
Manajemen risiko adalah suatu proses identifikasi, analisa, dan pengendalian
secara ekonomis atas risiko-risiko yang membahayakan aset atau
kemampuan menghasilkan pendapatan dari suatu usaha (enterprise)
Manfaat utama bagi perusahaan:
a) Manajemen resiko dapat mencegah perusahaan dari kegagalan, 19
sebagian besar hancurnya fasilitas yang dapat menyebabkan
perusahaan ditutup,jika perusahaan belum ada kesiapan ,belum ada
kesiap sediaan menghjadapi musibah itu,manajemen resiko tersebut
perusahaan dapat terhindar dari keancuran.
b) Oleh karena laba data ditingkatkan dengan jalan mengurangi
pengeluaran,maka manajemen resiko menunjang secara langsung
peningkatan laba misalnya : manajemen resiko dapat mengurangi
pengeluaran dengan jalan mengurangi resiko kerugian perusahaan.
c) Manajemen resiko dapat menyumbang secara tidak langsung laba
sedikitnya dengan cara” berikut :
1. Jika sebuah perusahaan memanajeri resiko murninya dengan
berhasil, maka manajer akan bersikap tenang dan percaya diri
dan membuka pikiran untuk menyelidiki resiko spekulatif
2. Dengan membebaskan manajer umum dari memikirkan aspek
resiko murni dari proyek yang bersifat spekulatif, maka menejemen
resiko dalam hal ini menunjang peningkatan kualitas keputusan
yang diambil
3. Bila keputusan telah diambil untuk menerima proyek yang bersifat
spekulatif, maka penanganan resiko spekulatif lebih efisien.
4. Manajemen resiko dapat mengurangi fluktuasi laba tahunan dan
aliran kas.
5. Melalui persiapan sebelumnya, manajemen resiko dalam banyak
hal dapat membuat perusahaan melanjutkan kegiatannya

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 1: Relationship between Risk and Insurance

walaupun telah mengalami kerugian, jadi dengan demikian


mencegah langganan pindah kepesaing.

d) Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh


adanya perlindungan terhadap resiko murni, merupakan harta non
material bagi perusahaan itu.
e) Manajemen resiko melindungi perusahaan dari resiko murni ,dan karna
kreitur pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang
dilindungi maka secara tidak langsung menolong meningkatkan public
image.

1.29. Berkaitan dengan proses manajemen risiko, uraikan 3 (tiga) tahap yang
harus dilakukan dalam proses manajemen risiko. (Sept 2015, No. 2)

Jawaban:
1. identifikasi risiko
 Mengenali potensi dan ancaman-ancaman tersebut dalam
menghancurkan perusahaan dan stake holder perusahaan
 Mengenali frekuensi terjadinya risiko
2 Evaluasi / analisa risiko
Menilai risiko yang dapat ditanggung perusahaan dan risiko yang 20
tidak dapat ditanggung oleh perusahaan

3 Kontrol risiko dan dampaknya


Mengambil tindakan alas risiko yang tidak dapat ditanggung
perusahaan:
a) Dengan mengurangi freknensi risiko
b) Dengan mengurangi dampak atas karyawan, pengoperasian,
dan keuangan
c) Mentransfer risiko kepada perusahaan lain
d) Mempersiapkan contingency Plan

4 Mengupdate dan memelihara tingkat risiko yang diterima untuk


perkembangan & perubahan perusahaan, Mengkomnnikasikan
informasi tentang risiko kepada semua pihak yang berkepentingan.

1.30. Berkaitan dengan proses manajemen risiko, jelaskan: (Sept 2014 No. 9)
a. 3 (tiga) manfaat utama manajemen risiko bagi perusahaan.
b. 3 (tiga) tahapan proses manajemen risiko.

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 1: Relationship between Risk and Insurance

c. perbedaan antara physical control dan financial control.

Jawaban: lihat atas

1.31. Berkaitan dengan kebutuhan dasar asuransi, uraikan masing-masing 2


(dua) manfaat Asuransi bagi tertanggung berbentuk perusahaan dan bagi
masyarakat secara luas. (April 2015, No. 1)

Jawaban:
Manfaat asuransi bagi perusahaan:
1. Stimulus to business enterprise
Fungsi sebagai pendorong usaha tergambar dalam kegiatan asuransi
melakukan investasi yang berasal dari dana asuransi. Selain itu
dengan asuransi dapat memberikan keberanian para investor untuk
membangun usaha baru atau mengembangkan usahanya.
2. Loss control
Rekomendasi dari surveyor asuransi bukan saja terbatas pada
pencegahan kerugian tetapi juga memberikan rekomendasi cara
untuk mengurangi kerugian.
Saran memenuhi persyaratan konstruksi bangunan, pemasangan
sprinkler, alarm, merupakan upaya untuk mengendalikan kerugian 21
apabila resiko terjadi.

Manfaat asuransi bagi masyarakat luas:


1. Manfaat social (social benefits)
Klaim yang dibayarkan oleh asuransi memungkinkan pengusaha
dapat membangun kembali pabrik/usahanya, sehingga dapat
menghindari adanya pemutusan hubungan kerja akibat pabrik
terbakar.
2. Tabungan (savings)
Dalam produk asuransi jiwa khususnya endowment insurance
menjamin pembayaran baik meninggal atau hidup di akhir kontrak,
pembayaran yang diterima tertanggung pada akhir kontrak pada
dasarnya merupakan akumulasi premi ditambah dengan bunga.

1.32. Uraikan perbedaan antara pre-loss risk reduction dengan post-loss risk
control, masing-masing disertai satu contohnya. (Mar 2012 No. 3)

Jawaban: lihat atas

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 1: Relationship between Risk and Insurance

1.33. Uraikan pengertian economic control pada pengendalian risiko (Okt 2010
No. 2)

Jawaban: lihat atas

1.34. Dalam kaitan dengan manajemen risiko: (Sept 2008 No. 10)
a. 2(dua) hal terpenting agar proses identifikasi risiko lebih efektif
b. Pengendalian risiko secara
 Fisik
 Finansial

Jawaban:
a. 2 (dua) hal terpenting agar proses identifikasi risiko lebih efektif
1. Di sini risiko dipandang dari cakupan yang luas, tidak terbatas pada
risiko­risiko yang dapat diasuransikan.
2. Dengan menggunakan alat-alat indentifikasi risiko, langkah-langkah
diambil untuk melihat se/uruh aspek yang dapat menyebabkan
perusahaan menderita kerugian. 22
b. Pengedalian risiko secara
 Fisik
 Finansial
Jawaban : silakan lihat di atas

TAMBAHAN: JAWABAN

Teknik-teknik identifikasi risiko:


a. Bagan organisasi
Bagan ini menunjukkan struktur organisasi perusahaan secara keseluruhan.
Bagan ini memperlihatkan hubungan antar personil sehingga dapat
memperlihatkan kelemahan ­kelemahan dalam struktur organisasi yang
dapat menimbulkan masalah bagi risk management.
Contoh:
- pembagian tugas tidak memadai
- ability personil/kompetensi
Juga digunakan untuk melihat apakah bagan organisasi sudah sesuai untuk
diterapkan di perusahaan tersebut atau belum.

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 1: Relationship between Risk and Insurance

b. Flow chart
Flow chart ini berguna untuk perusahaan - perusahaan di mana sistem
produksinya melibatkan proses dari bahan baku sampai menjadi barang
jadi. Flow chart menunjukkan aliran (flow) operasi perusahaan serta dapat
menunjukkan masalah ­masalah yang disebabkan oleh kejadian-kejadian
yang tidak nampak.

c. Check List
Merupakan daftar pertanyaan tentang masing-masing bagian dalam
perusahaan.
Contoh klasifikasi risiko yang ditanyakan dalam check list:

Risiko langsung Kebakaran, erosi, peledakan, fraud, kerusakan struktural, perang


(direct)
Akibat-akibat Loss of profit akibat kebakaran, pencurian, pemogokan karyawan
Sosial Moral liability, tekanan pelanggan
Hukum Civil liabilities, statutory liability, contractual liability
Politik lntervensi pemerintah, denda, peraturan pemerintah asing
Keuangan Ramalan inflasi yang tidak memuaskan, keputusan marketing yang
salah

1.35. Uraikan 2 (dua) bentuk cost of risk akibat terjadinya suatu peristiwa risiko
23
(Mar 2011 No. 2)

Jawaban: lihat financial risk


Tambahan :
Cost of risk adalah pengukuran kuantitatif dari total biaya (kerugian, biaya
pengendalian risiko, biaya risiko pembiayaan, dan biaya administrasi) yang
berhubungan dengan fungsi manajemen risiko, dibandingkan dengan
penjualan bisnis, aset, dan jumlah karyawan. Tujuan dari perbandingan seperti
ini adalah untuk menentukan apakah biaya total fungsi manajemen risiko
meningkat, menurun, atau tetap konstan sebagai fungsi kegiatan ekonomi
bisnis. Setelah pengukuran kuantitatif telah diturunkan, perbandingan dapat
dibuat antara COR bisnis itu dan Cors kelompok rekan-nya. Selain itu, COR
akan memungkinkan bisnis untuk fokus pada bidang operasi yang akan
memiliki jangka panjang terbesar efek pada biaya total fungsi manajemen
risiko.

1.36. Uraikan 4 (empat) kekurangan dari statistik kerugian dalam mengukur


besarnya cost of risk. (mar 2012 no 2)

Jawaban:

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 1: Relationship between Risk and Insurance

1. Tidak semua risiko dapat diasuransikan, hanya pure risk yang dapat
diasuransikan.
2. Asuransi hampir selalu tidak mampu memberi penggantian secara
sempurna yang dapat mengembalikan posisi keuangan pemegang
polis ke posisi semula sebelum terjadinya kerugian.
Hal ini disebabkan karena adanya under insurance dan penerapan
limitation of indemnity, yaitu:
• Sum insured
• Average karena adanya under insurance
• Excess
• Franchise
• Limits of liability (misalnya pada TPL)
• Deductible
3. Pembayaran premi, baik dalam hal jumlah maupun waktu
pembayarannya, juga tidak selalu dapat dipastikan. Hal ini terjadi jika
premi ditetapkan secara retrospective (misalnya dalam asuransi cash
in transit dan stock insurance). Selain itu, adanya faktor inflasi juga
dapat menyebabkan premi di masa datang berbeda dengan premi
ditetapkan pada masa sekarang.
4. Bila terjadi kataspohik atau risiko yang jarang terjadi tetapi mempunyai
severity yang besar

24
1.37. Uraikan pengendalian risiko secara Financial . (Mar 2006 No. 1)

Jawaban: lihat atas

1.38. Dalam kaitan dengan manajemen risiko: (Sept 2007 No. 9)


a. Uraikan pengertian Manajemen risiko
b. Pengedalian risiko secara
1. Fisik
2. Finansial

Jawaban: lihat atas

1.39. Dalam kaitan dengan self-insurance. (Mar 2006 No. 9)


a. Jelaskan alasan seseorang melakukannya

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 1: Relationship between Risk and Insurance

b. Sebutkan 6 (enam) keuntungannya


c. Sebutkan 6 (enam) kemgiallllya

Jawaban:
a. Alasan self-insurance antara lain: (Bobot 30%)
 Sebagai alternatif pembelian asuransi
 Sebagai tambahan di mana first layer atau proporsi dari suatu
klaim tidak diasuransikan dalam pasar konvensional
 Mereka merasa cukup kuat secara finansial untuk menanggung
kerugian ­kerugian tersebut
 Biaya untuk itu, dengan cara memupuk dana, lebih rendah dibanding
tingkat premi komersial tidak harus menanggung biaya administrasi
dan laba perusahaan asuransi
 Exposure-nya terhadap kerugian melibatkan kejadian dalam
jumlah yang banyak tapi dengan tingkat kerugian yang cukup rendah
(high frequency - low severity) kerugiannya cukup dapat diprediksi
(predictable)

b. Keuntungannya adalah sebagai berikut (Bobot 35%)


 Premi lebih murah
 Bunga basil investasi dana menjadi milik mereka sendiri
25
 Biaya preminya tidak mengalami kenaikan akibat pengalaman klaim
yang bumk dari perusahaan lain
 Terdapat insentif langsung untuk memperkecil dan mengendalikan
risiko kerugian
 Tidak akan ada perselisihan timbul dengan perusahaan asuransi
tentang klaim
 Mereka, sebagai organisasi yang besar pada umumnya, telah
memiliki personel bidang asuransi yang berkualifikasi untuk mengelola
dana tersebut
 Keuntungan dari dana tersebut dimasukkan dalam pembukuan
mereka

c. Kerugiannya adalah sebagai berikut (Bobot 35%)


 Sebuah kerugian katastropis dapat terjadi, menghabiskan seluruh
dana yang tersedia dan mungkin mengakibatkan organisasi/
perusahaan tersebut dilikuidasi
 Dampak agregat dari beberapa kerugian dalam satu tahun dapat
mempunyai pengaruh yang sama seperti kerugian katastropis,
khususnya pada awal-awal pemupukan dana tersebut
 Modal diikat untuk jangka pendek, sebagai investasi yang mudah
dicairkan, mungkin tidak dapat memberikan imbal hasil sebagus
investasi yang lebih baik rentangnya pada perusahaan asuransi

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 1: Relationship between Risk and Insurance

 Mungkin diperlukan peningkatan jumlah staf asuransi yang


dipekerjakan dengan suatu biaya tambahan
 Kehilangan kesempatan mendapatkan saran teknis dari perusahaan
asuransi dari wawasan/pengalaman yang lebih luas atas banyak
perusahaan dan bidang yang beragam
 Statistik klaim organisasi tersebut dibuat dari dasar yang terlalu sempit
untuk suatu prediksi dapat dibuat dengan mantap atas biaya klaim
yang akan datang
 Mungkin timbul kritikan dari pemegang saham dan departemen
lain:
 atas transfer modal yang besar untuk memupuk dana dan atas
biaya dividen tahun tersebut
 atas hasil investasi yang rendah dari dana tersebut
dibandingkan dengan hasilyang dapat diperoleh jika jumlah
modal tersebut diinvestasikan dalam bidang produksi organisasi
tersebut
 Dalam masa tekanan finansial, dapat timbul godaan untuk
meminjam dari dana tersebut, sehingga melemahkan keamanan
yang telah diciptakannya
 Tekanan dapat terjadi pada manajer dana tersebut, untuk
membayar kerugian ­kerugian di luar jaminan (pembayaran ex-
gratia)
 Mengakibatkan berkurangnya dana bagi tujuan yang semula
ditetapkan membuat analisa statistik menjadi lebih sulit
 Prinsip dasar asuransi, yaitu penyebaran risiko akan menjadi hilang
26
 Kontribusi yang dibuat ke pundi dana tidak memenuhi syarat sebagai
biaya dalam hal pajak korporasi, sedangkan pembayaran premi
diperbolehkan

1.40. Dalam kaitan dengan self insurance: (Mar 2009 No. 9)


a. uraikan perbedaannya dengan non-insurance (Bobot 25%)
b. uraikan alasan suatu organisasi memilih melakukannya (Bobot 25%)
c. sebutkan masing-masing 6 (enam) keunggulan dan kelemahannya
(Bobot 50%)

Jawaban:
a. Self insurance
Suatu dana darurat dicadangkan untuk digunakan untuk menutup
kerugian akibat
suatu peristiwa; tanpa membeli asuransi
Non-insurance
Tidak ada upaya pencadangan dana darurat maupun pengupayaan

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 1: Relationship between Risk and Insurance

proteksi asuransi untuk menutup kerugian akibat suatu peristiwa

b. Alasan melakukan self-insurance


Merasa sudah cukup besar secara finansial untuk menanggung
kerugian-kerugian tersebut. Biaya untuk penghimpunan dana khusus
juga lebih murah dibanding dengan tingkat premi komersial; karena
tanpa beban ongkos administrasi dan profit Perusahaan asuransi, profil
risikonya bersifat high frequency low severity
 predictable baginya dan juga bagi Perusahaan asuransi
 jika diasuransikan ke perusahaan asuransi, perusahaan asurans1 juga
akan memperhitungkan unsur profit dan biaya administrasi sehingga
akan menj adi lebih mahal dari biaya klaim yang predictable

c. Keunggulan dan kelemahan self insurance: Jawaban : lihat di atas

1.41. Dalam kaitan dengan self insurance: (Mar 2007 No. 9)


a. uraikan pengertian self insurance (bobot 25%)
b. jelaskan alasan suatu organisasi memilih melakukan self insurance (bobot
25%)
c. sebutkan masing-masing 6 (enam) keunggulan dan kelemahannya
(bobot 50%) 27

Jawaban: lihat atas

1.42. Uraikan pengertian Perusahaan asuransi Captive (Mar 2008 No. 5)

Jawaban:
Perusahan asuransi sendiri dengan tujuan untuk mengelola risiko usahanya
sendiri
(Lengkapi dengan penjelasan self Insurance di atas)

1.43. Berkaitan dengan struktur pasar asuransi, uraikan 3 (tiga) keuntungan dari
pengoperasian perusahaan asuransi captive. (Mar 2014, No. 1)

Jawaban:
Asuransi Captive sebagai anak perusahaan dibentuk untuk memberikan
perlindungan asuransi bagi perusahaan induk dan afiliasinya. Sebuah

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 1: Relationship between Risk and Insurance

perusahaan asuransi captive merupakan pilihan bagi banyak perusahaan


dan kelompok-kelompok yang ingin mengambil kontrol keuangan dan
mengelola risiko dengan underwriting asuransi mereka sendiri daripada
membayar premi kepada perusahaan asuransi pihak ketiga. Keuntungan
akan captive adalah:

• Jaminan asuransi disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan


itu sendiri
• Mengurangi biaya operasi
• Peningkatan arus kas
• Peningkatan jaminan/coverage dan kapasitas
• Pendapatan investasi untuk mendanai kerugian/klaim
• Akses langsung ke pasar reasuransi
• Fleksibilitas pendanaan dan underwriting
• Kontrol yang lebih besar terhadap klaim
• Deductible yang lebih kecil untuk unit operasi
• Keleluasaan negosiasi tambahan dengan underwriter
• Insentif untuk kontrol kerugian

28

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 2: General Nature of Insurance

BAB II: GENERAL NATURE OF INSURANCE

2.1. Jelaskan 7 (tujuh) karakteristik dari risiko yang dapat diasuransikan (insurable
risks). (Mar 2007 No. 10; Mar 2006 No. 10; Mar 2010 No. 10)

Jawaban yang disarankan:

(1) Fortuitous
Terjadinya peristiwa / kejadian harus sepenuhnya tidak terduga dan
di luar sepengetahuan Tertanggung
Tidak mungkin untuk mengasuransikan suatu peristiwa yang pasti
akan terjadi dan tidak melibatkan ketidakpastian (uncertainty) kerugian,
sehingga tidak berlangsung pengalihan risiko
Contoh:
 keausan (wear and tear) dan depresi
 tindakan sengaja Tertanggung
Kedua risiko tersebut tidak dapat diasuransikan.
Catatan: Meskipun kematian adalah suatu peristiwa yang pasti terjadi,
29
namun kapan
terjadinya itu bersifat tidak dapat diduga (fortuitous), maka tetap dapat
diasuransikan.

(2) Finansial value


 Hakikat asuransi adalah suatu mekanisme pengalihan risiko dan
pemberian kompensasi finansial atas kerugian asuransi tanpa
tidak menghilangkan risiko, tetapi menjamin perlindungan finansial
terhadap konsekuensi dari risiko tersebut.
 Risiko yang diasuransikan harus menimbulkan suatu kerugian yang
dapat diukur secara finansial
Contoh : segala kerusakan material pada, atau pencurian atas, harta
benda
 Dalam hal kerugian atau kerusakan harta benda, nilai moneter dari
harta benda yang mengalami kerugian tersebut dapat ditentukan,
sehingga kompensasi dapat diberikan
 Semua kerusakan materiil atau pencurian terhadap harta benda
termasuk dalam kelompok ini
 Dalam asuransi jiwa, besarnya kompensasi finansial ditetapkan pada
awal kontrak

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 2: General Nature of Insurance

(3) Insurable interest


 Hubungan finansial yang diakui secara hukum antara Tertanggung
dan obyek pertanggungan di mana Tertanggung mengambil
manfaat jika obyek pertanggungan tersebut tidak mengalami
kerugian atau kerusakan, namun sebaliknya, akan menderita
kerugian atau tanggung jawab yang timbul
 Seseorang tidak dapat mengasuransikan harta benda orang lain
dengan harapan jika harta benda tersebut mengalami kerugian
atau kerusakan dia akan mendapatkan kompensasi di luar yang
diterima pemilik harta benda tersebut
 Demikian juga seorang tidak dapat mengasuransikan jiwa orang
lain yang tidak ada hubungan insurable interest dengannya

(4) Homogeneous exposures


 Melihat adanya exposure yang serupa dalam jumlah yang cukup
besar, Penanggung dapat membuat perkiraan tingkat kerugian
yang akan dihadapinya
 Tanpa itu, tugasnya menjadi lebih sulit dan premi yang dihasilkan
akan cenderung sebagai hasil perkiraan (guesstimate) dibanding
perhitungan matematis bisa tepat atau tidak. Tetapi, bagaimanapun
juga Penanggung tetap akan memproteksi dirinya dengan
menerapkan premi yang cukup untuk menghadapi kemungkinan
kejadian yang terburuk. Dalam hal ini, kompetisi tidak terlalu penting,
karena tidak banyak risiko yang dicarikan proteksinya
30
(5) Pure risks
 Situasi dimana hanya ada kemungkinan kerugian; tidak ada
kemungkinan keuntungan; atau bisa juga ada pada posisi yang
sama seperti sebelum peristiwa tersebut terjadi (break event).
 Speculative risk umumnya diambil dengan harapan akan suatu
keuntungan; dan
 penyediaan asuransi dapat menjadi disinsentifuntuk berupaya
 Asuransi berfokus pada risiko murni
 Risiko spekulatif umumnya diambil dengan harapan untuk
memperoleh keuntungan; dan asuransi terhadap risiko spekulatif
dapat menjadi kontra­ insentif yang besar bagi usaha untuk
memperoleh keuntungan
 Jika dimungkinkan mengasuransikan profit yang dihasilkan dari
suatu usaha, maka orang tersebut mungkin tidak termotivasi untuk
berusaha menghasilkan keuntungan, karena polis akan memberikan
kompensasi jika tidak tercapai keuntungan tersebut
 Risiko murni sebagai konsekuensi dari risiko spekulatif dapat
diasuransikan, tetapi risiko spekulatif itu sendiri tidak
Misalnya: risiko kebakaran atau pencurian terhadap suatu pabrik
adalah risiko murni, tetapi timbul akibat risiko spekulatif sesorang
mengambil keputusan untuk melakukan investasi mendirikan pabrik
tersebut

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 2: General Nature of Insurance

(6) Particular risks


Adalah risiko yang sifatnya personal, baik dari segi sebab maupun
dampaknya
Contoh : kebakaran, kecelakaan kerja, kecelakaan kendaraan
bermotor

Fundamental risk
Penyebabnya di luar kendali manusia; dan dampaknya dirasakan
banyak orang. Umumnya fundamental risk tidak dapat diasuransikan
 Beberapa gejala alam dapat diasuransikan secara selektif;
berdasarkan letak geografis. (Misalnya: risiko gempa per daerah)
 Risiko fundamental timbul dari sebab-sebab di luar kendali
seseorang secara individu atau sekelompok individu, dan
dampak yang ditimbulkan juga dirasakan banyak orang
 Risiko partikular lebih bersifat personal baik dari sudut
penyebab maupun akibatnya. Umumnya risiko partikular dapat
diasuransikan
 Tidak tepat bila dikatakan bahwa semua risiko fundamental
tidak dapat diasuransikan
 Penanggung akan bersikap sangat selektif atas jenis risiko
fundamental yang hendak dikover.
 Risiko fundamental yang timbul dari sifat masyarakat (perang,
31
perubahan adat atau inflasi) umumnya tidak dapat diasuransikan
 Risiko fundamental akibat sebab fisik seperti angin topan, gempa
bumi dan badai dapat diasuransikan; meskipun tergantung
lokasinya

(7) Public policy


 Suatu kontrak tidak boleh bertentangan dengan apa yang
dianggap masyarakat sebagai suatu hal yang benar dan
secara moral harus dilakukan
 Perbuatan kriminal yang dilakukan seseorang tidak dapat
diasuransikan
 Kontrak untuk membunuh seseorang tidak dapat diterima;
demikian juga kontrak untuk menimbulkan kerusakan pada
harta benda milik orang lain
 Tidak dapat diterima mengasuransikan kegagalan suatu
tindakan kriminal misalnya : seorang pencuri membeli polis
asuransi untuk memberi ganti rugi atas hasil yang seharusnya dia
peroleh dari usaha pencurian jika sebelum usahanya tersebut
berhasil dia sudah tertangkap oleh polisi
 Masyarakat tidak akan dapat menerima jika seseorang akan
terhindar dari hukuman atas perbuatannya yang melanggar
hukum hanya karena orang tersebut mengasuransikannya.

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 2: General Nature of Insurance

Misal: asuransi atas denda atau putusan pengadilan alas


pelanggaran hukum yang dilakukannya

2.2. Uraikan pengertian fortuitous dari suatu risiko agar dapat diasuransikan
(Mar 2013 No. 2)

Jawaban: lihat di atas

2.3. Berkaitan dengan prinsip dasar asuransi, uraikan pengertian insurable


interest dan kapan insurable interest tersebut harus ada dalam kontrak
asuransi kebakaran (Sept 2014 No. 4).

Jawaban:
 Hubungan finansial yang diakui secara hukum antara Tertanggung
dan obyek pertanggungan di mana Tertanggung mengambil
manfaat jika obyek pertanggungan tersebut tidak mengalami
kerugian atau kerusakan, namun sebaliknya, akan menderita
kerugian atau tanggung jawab yang timbul
 Dalam asuransi kebakaran, seseorang tidak dapat mengasuransikan
harta benda orang lain dengan harapan jika harta benda tersebut
mengalami kerugian atau kerusakan dia akan mendapatkan
32
kompensasi di luar yang diterima pemilik harta benda tersebut.
 Insurable interest ada dalam kontrak asuransi kebakaran jika:
- Tertanggung mempunyai hubungan finansial dengan obyek
yang diasuransikan
- Mendapat manfaat apabila harta benda / kepentingan
tersebut tidak hilang atau rusak
- Menderita kerugian atas hilang atau rusaknya; atau timbulnya
tanggung jawab

2.4. Uraikan kaitan antara prinsip hukum bilangan besar (the law of the
large number) dengan tingkat objektivitas suatu risiko bagi underwriter.
(Mar 2013 No. 2)

Jawaban:
Risiko yang dapat diasuransikan harus memenuhi prinsip hukum bilangan
besar (the law of large number) di mana risiko yang diasuransikan harus
homogen dan dalam jumlah yang banyak. Dengan melihat adanya
exposure yang serupa dalam jumlah yang cukup besar, underwriter dapat
membuat perkiraan tingkat kerugian yang akan dihadapinya.

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 2: General Nature of Insurance

Tanpa itu, tugas underwriter menjadi lebih sulit dan premi yang dihasilkan
akan cenderung sebagai hasil perkiraan (guesstimate) dibanding
perhitungan matematis bisa tepat atau tidak. Tetapi, bagaimanapun juga
Penanggung, melalui underwriter, tetap akan memproteksi dirinya dengan
menerapkan premi yang cukup untuk menghadapi kemungkinan kejadian
yang terburuk. Dengan demikian, underwriter dapat lebih objektif dalam
menentukan keputusan dalam menerima suatu risiko.

2.5. Berkaitan dengan insurable interest sebagai salah satu prinsip dasar asuransi,
uraikan: (April 2015 No. 11)
a. 3 (tiga) unsur utama dan definisi insurable interest.
b. 3 (tiga) cara timbulnya insurable interest.
c. 4 (empat) situasi dimana insurable interest timbul pada tertanggung
yang bukan pemilik dan objek pertanggungan.

Jawaban yang disarankan:


a. 3 (tiga) unsur utama dan definisi insurable interest.
Unsur-unsur pokok dari insurable interest adalah:
1. benda, hak, kepentingan dan sebagainya harus merupakan
objek yang diasuransikan (subject matter of insurance) 33
2. tertanggung harus mempunyai hubungan dengan objek yang
dipertanggungkan di mana dia memperoleh manfaat atas
keutuhannya, dan mengalami kerugian atas rusaknya atau
hilangnya subject matter of insurance
3. hubungan antara tertanggung dan subject matter of insurance
harus diakui/sah secara hukum

b. 3 (tiga) cara timbulnya insurable interest.


- Tertanggung mempunyai hubungan finansial dengan obyek
yang diasuransikan
- Mendapat manfaat apabila harta benda / kepentingan
tersebut tidak hilang atau rusak
- Menderita kerugian atas hilang atau rusaknya; atau timbulnya
tanggung jawab

c. 4 (empat) situasi dimana insurable interest timbul pada tertanggung


yang bukan pemilik dan objek pertanggungan.
c.1 Kepemilikan sebagian atau kepemilikan bersama
Seseorang yang hanya memiliki kepentingan sebagian (partial
interest) pada suatu benda berhak mengasuransi nilai penuh
benda itu, walaupun kepentingan sebenarnya orang itu pada

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 2: General Nature of Insurance

benda tersebut sebagian saja.


Namun demikian apabila kerugian terjadi, benda tersebut
musnah seluruhnya, dan menerima ganti rugi yang melebihi
kepentingan keuangannya, maka ia hanya berhak atas jumlah
sebesar kepentingannya tersebut, sedangkan sisanya menjadi
hak pemilik atau para pemilik lainnya.
c.2 Mortgagees & Mortgagors
Pemberian hipotek lazim dilakukan dalam pembelian rumah,
harta benda lain. Pemberi hipotek (Mortgagees) selaku pihak
penjual, dan Mortgagor selaku pihak pembeli. Kedua pihak
tersebut mempunyai Insurable Interest, dimana :
Mortgagee : sebatas uang pinjaman atau kridit yang diberikan.
Dalam praktek seperti ini biasanya pihak pemberi kredit/penjual
mengharus-kan pihak pembeli mengasuransikan barang
tersebut dengan nama bersama antara Pihak Penjual dan pihak
Pembeli.
c.3. Pengurus, Juru sita & Trusstee
Orang-orang atau Badan Hukum yang menjalankan tugas
seperti diatas, bertanggung jawab atas barang-barang atau
kepentingan yang berada dibawah pengawasannya atau
kekuasaannya, dengan adanya tanggung jawab ini maka
memberikan pada mereka Insurable Interest atas barang-
barang tersebut.
c.4 Bailees
Bailees adalah orang-orang yang secara legal memegang atau
34
mengawasi langsung barang-barang milik orang lain, baik atas
pembayaran suatu uang imbalan untuk itu atau secara gratis,
misal : Bengkel; Binatu; Reperasi Tv dll.
Pihak-pihak ini bertanggung jawab untuk melakukan
pengawasan atau menjaga barang-barang yang berada dalam
pengawasannya, tanggung jawab inilah memberikan mereka
Insurable Interest pada barang-barang yang bersangkutan.
c.5 Agent
Seorang Agen bertanggung jawab atas barang-barang
milik prinsipalnya yang berada dibawah kekuasaan agen
tersebut. Agen tersebut berhak mengasu-ransikan barang yang
bersangkutan, karena ada tanggung jawab terhadap barang
tersebutlah yang memberikannya Insurable Interest.
c.6 Suami - Istri
Setiap Istri mempunyai Insurable Interest pada harta benda atau
jiwa Suaminya, dan Suami mempunyai Insurable Interest pada
harta benda atau jiwa Istrinya.

2.6. Uraikan fungsi primer asuransi sebagai suatu mekanisme pengalihan risiko
(Mar 2009 No. 4)

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 2: General Nature of Insurance

Jawaban yang disarankan:


 Merupakan fungsi utama dari asuransi sebagai mekanisme pengalihan
risiko
 Risiko selalu ada tetapi tidak seorang pun tahu apakah akan terjadi
atau tidak;
 seandainya pun terjadi berapa besar biayanya juga tidak dapat
diketahui dengan pasti
 terlebih dahulu
 Merupakan ketidakpastian (uncertainty)
 Tertanggung dapat menukarkan ketidakpastian risiko untuk suatu
kepastian (certainty) dalam bentuk premi
 Sebagai imbalan atas suatu kerugian/kehilangan yang sudah pasti,
dalam bentuk premi, Tertanggung akan terbebas dari ketidakpastian
akan potensi kerugian yang jauh lebih besar
 Risiko tidak dipindahkan, tetapi sebagian konsekuensi finansialnya
sekarang

2.7. Uraikan pengertian asuransi sebagai suatu mekanisme pengalihan risiko.


(Mar 2006 No. 1)
35
Jawaban yang disarankan:
Asuransi adalah suatu mekanisme pengalihan risiko di mana suatu organisasi
/ perusahaan dapat menukarkan ketidakpastian (uncertainty) dengan
kepastian (certainty).
Uncertainty
Apakah kerugian akan terjadi a t a u t i d a k , k a p a n a k a n t e r j a d i ,
seberapa parah akibatnya, berapa kali akan terj adi dalam setahun, dsb
semuanya itu tidak jelas dan menyulitkan untuk membuat anggaran (budget).
Perusahaan / perorangan sepakat untuk membayar sejumlah premi yang
telah ditetapkan (certainty) dan sebagai imbalannya perusahaan asuransi
akan memberi ganti rugi atas kerugian yang terjadi (uncertainty) sepanjang
memenuhi ketentuan polis.

2.8. Jelaskan fungsi asuransi sebagai risk transfer (Mar 2008 No. 9)

Jawaban yang disarankan:


Fungsi asuransi adalah sebagai transfer risiko dari tertanggung kepada
penanggung atau dari orang per orang, organisasi ataupun perusahaan
kepada perusahaan asuransi.

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 2: General Nature of Insurance

Contoh 1.
Mobil senilai USD 15,000 merupakan investasi yang termasuk besar, akan
menghadapi ancaman kerusakan atau kehilangan. Mobil tersebut bisa saja
dicuri ataupun terbakar ataupun juga rusak akibat kecelakaan. Bagaimana
pemilik kendaraan tersebut bisa mengatasi semua risiko yang potensial
tersebut dan konsekuensi keuangan yang ditimbulkan? Dalam situasi ini,
pemilik mobil dapat mengalihkan / mentransfer konsekuensi keuangan atas
risiko - risiko tersebut kepada perusahaan asuransi dengan membayar premi.

Contoh 2.
Demikian juga kepada industri, di mana seorang direktur perusahaan
menyadari bahwa perusahaan menghadapi sejumlah risiko. Perusahaan
tidak mengetahui apakah risiko-risiko tersebut akan terjadi dan kapan akan
terjadi. Dalam situasi yang demikian, fungsi asuransi sebagai transfer risiko ini
sangat berperan.
Managing Director dapat menukarkan ketidakpastian menjadi kepastian.
Kerugian yang pasti diganti dengan premi, mereka akan bebas dari
ketidakpastian atas kerugian yang besar.

2.9. Uraikan pengertian common pool sebagai salah satu fungsi primer asuransi
(Sept 2009 No. 3)

Jawaban yang disarankan:


36
 Dahulu sebelum adanya asuransi marine cargo / pengangkutan laut,
saat sebelum kapal berangkat, para pedagang yang memiliki barang
dagangan diangkut setuju untuk saling berkontribusi kepada siapa saja
yang mengalami kerugian atas kerusakan barang yang diangkut. Hal ini
membuat setiap pedagang terhindar dari kerugian total karena masing-
masing pedangan ikut menanggung beban atas setiap kerugian.
 Dana sebagai kontribusi para pedagang dikumpulkan sebagai pool
bersama.
 Demikian juga dalam asuransi kebakaran, premi polis asuransi rumah
tinggal akan dipoolkan pada Common pool, pool asuransi rumah tinggal
yang lain. Dan premi polis kendaraan bermotor akan dipool bersamaan
dengan polis -polis kendaraan bermotor lainnya.
 Premi asuransi yang dikumpulkan haruslah cukup untuk mendanai
kerugian total untuk setiap tahun dan juga beban biaya dan keuntungan
perusahaan asuransi.

2.10. Uraikan pengertian dari reinsurance pools (Mar 2010 No. 7)

Jawaban yang disarankan:


Di beberapa negara, untuk mencegah banyaknya bisnis yang direasuransikan
ke perusahaan asing maka pemerintah setempat membentuk pusat

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 2: General Nature of Insurance

perusahaan reasuransi/pools di mana setiap perusahaan asuransi harus


menempatkan sebagian atau seluruh dari penempatan reasuransinya
kemudian beberapa anggota akan menjadi shareholders di mana dia akan
menerima share dari polo tersebut. Konsep ini hampir sama dengan regional
reassurance polis yang dilakukan beberapa negara sedang berkembang di
mana tujuannya adalah untuk meningkatkan jumlah kapasitas underwriting
di pasar regional dan menahan sebanyak mungkin ke dalam pools. Pools
ini dikelola oleh salah satu dari anggota (Misal ARAB Pools & & African Re)
yang menerima compulsory Quota Share yang dicesikan oleh beberapa
perusahaan yang berada di region tersebut.

2.11. Uraikan pengertian equtable premium

Jawaban yang disarankan:


Penerapan besarnya premi haruslah seimbang. Hal ini mengacu pada faktor
tingkat risiko dan
hazard pada obyek pertanggungan itu sendiri dan juga terhadap nilai
pertanggungan.
Contoh:
Premi bangunan rumah tinggal dengan konstruksi kelas I tidak akan sama
dengan premi
bangunan rumah tinggal dengan konstruksi kelas 2.
37

2.12. Jelaskan asuransi sebagai risk transfer, common pool, equitable premium
(Sept 2006 No. 14, Sept 2013 No. 9)

Jawaban: Lihat di atas

2.13. Berkaitan dengan prosedur underwriting, uraikan alasan mengapa


pembatalan polis secara mid-term seharusnya dikenakan short-term
premium (Sept 2015, No. 8)

Jawaban:
Kadang kala polis berlaku untuk waktu kurang dari 12 bulan, dan bila
normal struktur tarif digunakan, penanggung tidak akan menerima full
loading untuk expenses bila ‘pro rata’ premi digunakan, dan biaya
penanggung dapat kurang lebih sama dengan 12 bulan.
Dalam beberapa hal, misal polis kebakaran, penanggung menghitung
premi tahunan, premi pro rata dan 5% dari selisih antara dua premi tersebut
ditambahkan ke premi pro rata untuk mendapatkan short period premium.

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 2: General Nature of Insurance

Contoh:
Premi tahunan Rp 120
Pro rata untuk 3 bln Rp 30
Selisih Rp 90
5% dari selisih Rp 4.50
Short period premium : Rp 34.50

Pada kasus pembatalan polis, proporsi tertentu dari premi tahunan


dikenakan untuk satu bulan atau tiga bulan atau berapa saja sesuai
dengan periode asuransi yang telah digunakan. Untuk resiko 6 atau 9 bulan
dapat dikenakan satu tahun premi. Ini biasanya dilakukan bila kenaikan
pada resiko bersifat seasonal. Misal, jumlah motor vehicle pada musim
panas, atau bila pengalaman menunjukkan kejadian klaim pada short
period policies secara proporsional lebih tinggi dari pada polis tahunan.

2.14. Jelaskan 5 (lima) manfaat utama yang diberikan asuransi kepada para
tertanggung, masyarakat dan perekonomian secara keseluruhan. (Sept
2007 No. 10, Mar. 2009 No. 10)

Jawaban:
(1) Peace of mind
 Dengan mengetahui bahwa telah ada asuransi untuk
menanggulangi akibat finansial dari risiko-risiko tertentu, maka timbul
ketenangan (peace of mind) bagi Tertanggung; baik perorangan
maupun perusahaan. 38
 Jika banyak risiko yang dapat menimbulkan hilangnya modal,
maka orang tidak mau berinvestasi dalam dunia usaha.
 Lapangan kerja terbatas, pasokan barang berkurang, kebutuhan
impor meningkat, kesejahteraan masyarakat umum menurun.
 Dengan berasuransi, sebagian risiko dialihkan ke perusahaan
asuransi
 Insentif bagi pengusaha untuk lebih berinvestasi

(2) Loss control


 Perusahaan asuransi mempunyai kepentingan untuk menurunkan
frekuensi dan tingkat keparahan risiko kerugian; bukan hanya untuk
meningkatkan profitabilitas mereka sendiri tapi juga berkontribusi
bagi penurunan secara umum atas kerugian ekonomi akibat
peristiwa kerugian.
 Banyak perusahaan asuransi mengembangkan keahlian di bidang
teknologi yang beragam dari pengendalian risiko.
 Melalui pengalamannya dalam menghadapi risiko-risiko yang
ditutup perusahaannya, surveyor perusahaan asuransi umumnya
memberikan saran­saran (advices) tentang pengendalian risiko
kepada Tertanggung

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 2: General Nature of Insurance

(3) Social benefits


 Dengan berasuransi, pengusaha mempunyai dana untuk
memulihkan usahanya setelah terjadinya suatu kerugian; hal ini
menjadi pemacu aktivitas usaha
 Lapangan kerja dapat dipertahankan; pasokan barang atau jasa
dapat dijamin; sumber pendapatan bagi masyarakat secara umum
tetap terjamin

(4) Investmet of funds


 Dana pertanggungan yang dikumpulkan perusahaan asuransi
dari banyak
 Tertanggung, baik perorangan maupun perusahaan, be1jum!ah
cukup besar,
 sementara itu terdapat jarak waktu antara saat dana terkumpul
dan saat pembayaran klaim
 Rentang waktu tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan
sebagian dana tersebut dalam berbagai bentuk investasi

(5) Invisible earnings


 Seperti halnya terjadi penyebaran risiko oleh perorangan maupun
perusahaan yang dimungkinkan oleh adanya asuransi, juga terjadi
penyebaran risiko yang melintasi batas negara.
39
 Pendapatan premi yang diperoleh dari negara lain tidak
melibatkan arus barang fisik.
 Hal ini merupakan penghasilan yang tidak terlihat (invisible eamings)
bagi negara tersebut

2.15. Berkaitan dengan kebutuhan dasar asuransi, uraikan 3 (tiga) faktor yang
menjadi dasar pertimbangan seseorang atau suatu organisasi dalam
memutuskan untuk berasuransi atau tidak. (Sept 2015, No. 1)

Jawaban: Lihat di atas. Silakan dibahasakan ulang.

2.16. Uraikan manfaat asuransi sebagai peace of mind (Mar 2008 No. 6, Mar 2013
No. 4)

Jawaban: Lihat di atas

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 2: General Nature of Insurance

2.17. Uraikan masing-masing 2 (dua) manfaat asuransi bagi tertanggung korporat


dan bagi masyarakat secara umum

Jawaban: Lihat di atas, silakan dipilah-pilah

40

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 3: Insurance Coverage

BAB III: INSURANCE COVERAGE

3.1. Uraikan luas jaminan yang diberikan dalam asuransi CAR (Contactors All
Risk) (Sept 2007 No. 1)

Jawaban:
Contractors All Risks (merupakan asuransi yang menjamin suatu pengerjaan
di mana pekerjaan sipil lebih banyak daripada pengerjaan non-sipil). Luas
jaminan:
1. Pekerjaan
2. Tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga

3.2. Sebutkan 4 (empat) obyek asuransi engineering.

Jawaban:
1. Contractors All Risks (lebih banyak pekerjaan sipil) atas : pekerjaan,
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga 41
2. Erection All Risks (lebih banyak pekerjaan nonsipil) atas pemasangan me-
sin dan instalasi listrik, dll.
3. Machinery Breakdown: menanggung kerusakan akibat mesin itu sendiri.
Misal: Arus pendek pada mesin
4. Boiler : menjamin kerusakan pada broiler, juga kerusakan lain akibat me-
ledaknya boiler
5. Electronic Equipment: Misal: mesin USG
6. Computer Insurance
7. Contractors’ Plant & Machinery

3.3. Uraikan 2 macam luas jaminan asuransi product liability (Sept 2006 No. 6)

Jawaban:
Asuransi Product Liability ini biasanya menggunakan ‘claims made basis’
(bisa juga menggunakan occurence basis) dan terdiri dari:
1. Tanggung gugat untuk cedera atau kerusakan
2. Perbaikan dan penggantian produk polis jaminan produk menjamin:
Penggantian, pengerjaan ulang, pemulihan produk yang gagal, mem-

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 3: Insurance Coverage

berikan fungsi yang diinginkan karena cacat disain, manufaktur, pe-


masangan, dsb setelah produk sampai kepada konsumen.
Tanggung gugat yang timbul dari saran, disain dan konsultasi, di mana
jasa ini disediakan secara langsung sehubungan dengan suplai produk
atau pekerjaan dalam arti nyata dan produk ini telah gagal.

3. Kerugian finansial
Menjamin kerugian finansial yang diderita pihak ketiga sebagai akibat
produk gagal berfungsi seperti yang diinginkan

4. Penarikan produk
Menjamin biaya yang timbul bagi penyedia barang dalam menarik pro-
duk atau mengatur pemusnahannya, karena barang tersebut diketahui
memiliki kesalahan yang berbahaya. Dasar penjaminannya adalah pro-
duk yang ditarik tersebut dapat mengakibatkan cedera atau kerusakan
dan kegagalan produk diakibatkan kesalahan dalam disain/manufak-
tur. Polis ini juga menjamin biaya penarikan produk yang tercemar asal-
kan itu tidak disengaja.
Biaya penarikan ini biasanya sangat mahal dan masih terdapat biaya
tidak langsung seperti kehilangan penjualan, rusaknya reputasi perusa-
haan dan biaya disain ulang serta pengembangan ulang.

42
3.4. Uraikan perbedaan antara combined insurance dan comprehensive insur-
ance (Sept 2007 No. 8; Mar. 2010 No. 2)

Jawaban:
Combined Insurances (Gabungan)
Gagasannya yaitu: menggabungkan beberapa polis sekaligus untuk dijual
kepada tertanggung

Dilakukan karena:
1. lebih mudah
2. nasabah akan lebih mudah karena cuma 1 polis (tagihannya cuma 1)
3. kemungkinan terlupakan kecil
4. penjualannya lebih mudah bagi perusahaan asuransi

Keuntungan:
1. biaya administrasi lebih ringan
2. one premium and one renewal
3. kemungkinan overlooking dari cover yg dibutuhkan sangat kecil
4. mudah untuk dipasarkan

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 3: Insurance Coverage

(Contoh kombinasinya adalah: travel policy + PA + Medical Expenses + Can-


cellation + Delay)

Comprehensive Insurances (Package)


Gagasannya yaitu:Jaminan yang lebih luas dengan satu syarat dan kondisi
polis yang sama di bagian manapun dalam polis

3.5. Sebutkan 4 (empat) keuntungan combined insurance (Sept 2006 No. 8, Sept
2008 No. 8)

Jawaban: lihat di atas

3.6. Sebutkan 6 (enam) jenis jasa yang dapat diberikan suatu risk management
consultant. (Mar 2006 No. 7)

Jawaban:
Risk Management consultant membantu pengguna jasa tersebut mengiden-
tifikasi dan mengevaluasi risiko suatu organisasi dan mengusulkan metode
pengendalian risiko yang meliputi: 43
1 Broad risk management strategic reviews
2. Advise dalam teknik pengendalian risiko dan pengendalian secara fisik
3. Audit risiko dan asuransi
4. Disaster recovery planning
5. Studi kelayakan tentang captive
6. Manajemen atau audit captive
7. Prakiraan kerugian dan analisa cadangan
8. Program self-insurance
9. Studi interdependensi bisnis
10. Penggunaan data industrial untuk komparasi dan benchmarking

3.7. Sebutkan 4(empat) jenis layanan yang umunya disediakan risk manage-
ment consultans dari pialang asuransi intemational yang besar (Mar 2010
No. 4)

Jawaban: Lihat di atas

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 4: Marketing and Agency

BAB IV: MARKETING AND AGENCY

4.1. Sebut 5 (lima) pialang asuransi

Jawaban:
Broker asuransi
2. Llyoids broker
3. Agents
4. Konsultan asuransi
5 Home service insurance representative

4.2. Sebut 5 (lima) perusahaan asuransi

Jawaban:
1. Proprietary company
2. Mutual companies
44
3. Klasifikasi perusahaan asuransi
4. Direct writing company
5. Supermarket and others retailers

4.3. Uraikan pengertian dan perbedaan pialang asuransi dengan agen asuransi

Jawaban:
a. Broker (pialang) adalah agen calon tertanggung apabila :
 Pialang asuransi yang memberikan jasa dalam keperantaraan
dalam penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti
rugi dengan bertindak untuk kepentingan tertanggung
 Ia hanya menerima pembayaran dari penanggung berupa komisi
(kasus Bancroft v. Heath, 1900)
 Ada kerjasama dengan tertanggung untuk mengelabuhi
penanggung
 Mengisi dan merubah atau menambah jawaban dalam formulir
permintaan penutupan asuransi dan tertanggung mengetahui hal
ini (Newsholme Bros. V. Road Transport & General, 1925)

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 4: Marketing and Agency

 Melengkapi formulir atas nama tertanggung


 Memberikan saran kepada tertanggung atas perlunya asuransi dan
memilih penanggung untuk penempatan asuransinya
 Memberikan saran dalam penyelesaian klaim

b. Agen adalah agen penanggung apabila:


 Agen asuransi yang memberikan jasa keperantaraaan dalam
rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung
 memiliki express authority untuk menenma dan menangani
permintaan asuransi
 memiliki implied authority untuk menenma dan menangam
permintaan asuransi
 melakukan survey dan memberikan keterangan alas nama
penanggung
 bertindak tanpa express authority, tetapi penanggung akan
mengakuinya atau berdasarkan kejadian yang lampau hal itu diakui
oleh penanggung
 secara express dan implied authority ia mengumpulkan dan
menerima premi diperintahkan oleh penanggung untuk
menanyakan dan mengisi jawaban formulir permintaan asuransi,
meskipun formulir tersebut berisi pernyataan yang sebaliknya (Kasus
Stone v. Reliance Mutual Ins. Soc. Ltd, 1972)
45

4.4. Berkaitan dengan usaha perasuransian, uraikan perbedaan pialang asuransi


dan agen asuransi berdasarkan UU No.40 tahun 2014 tentang Perasuransian.
(Sept 2015, No. 3)

Jawaban:
Pialang Asuransi adalah orang yang bekerja pada perusahaan pialang
asuransi dan memenuhi persyaratan untuk memberi rekomendasi atau
mewakili Pemegang Polis, Tertanggung, atau Peserta dalam melakukan
penutupan asuransi atau asuransi syariah dan/atau penyelesaian klaim.

Agen Asuransi adalah orang yang bekerja sendiri atau bekerja pada badan
usaha, yang bertindak untuk dan atas nama Perusahaan Asuransi atau
Perusahaan Asuransi Syariah dan memenuhi persyaratan untuk mewakili
Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Asuransi Syariah memasarkan produk
asuransi atau produk asuransi syariah.

4.5. Berkaitan dengan keperantaraan dalam struktur pasar asuransi, jelaskan:


(April 2015, No. 10).
a. perbedaan peran pialang asuransi dan agen asuransi.

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 4: Marketing and Agency

b. 5 (lima) kewajiban agen asuransi terhadap principal.


c. 2 (dua) kewajiban plinsipal terhadap agen asuransi.

Jawaban:
a. Lihat atas

b. Kewajiban agen asuransi kepada prinsipal:


 Bertindak secara hati-hati dan dengan skill yang diperlukan. (Contoh:
broker harus memiliki keahlian di bidang asuransi).
 Bertindak sesuai dengan perjanjian sebagai agen.
 Bertindak jujur; menginformasikan secara lengkap mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan kontrak. Ia tidak boleh menerima komisi yang
bersifat rahasia. Hal ini secara common law dianggap bahwa komisi
asuransi diperoleh dari penanggung, dan hal ini harus diungkapkan pula
kepada tertanggung.
 Harus menyimpan uang yang menjadi milik prinsipalnya
 Tidak mendelegasikan wewenangnya kepada orang lain (delagus non
palest delegare), kecuali:
1. di mana nasabah memberikan sanksi pendelegasian
2. di mana pendelegasian itu diperlukan untuk melakukan
kewajiban agen
46
3. di mana suatu perjanjian express atau implied yang
membolehkan pendelegasian

c. Kewajiban prinsipal kepada pialang:


 Membayar upah yang dijanjikan
 Menanggung kerugian yang diderita agen karena kehilangan kewajiban
dan biaya yang terjadi dalam menjalankan pekerjaan. Biaya dalam
kegiatan agen atau broker asuransi pada umumnya merupakan bagian
dari komisi. Di pihak lain, broker sering membayar premi untuk atas nama
nasabahnya dan untuk itu ia berhak memperoleh pembayaran kembali

4.6. Uraikan masing-masing 2 (dua) kelebihan dan kekurangan direct marketing


sebagai salah satu saluran distribusi asuransi dari sudut pandang tertanggung
(Sept 2013, No. 4).

Jawaban:
Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang
memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon
yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi. Dalam direct marketing,
komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual,
dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 4: Marketing and Agency

bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau dengan datang langsung ke


tempat konsumen.

Kelebihan bagi konsumen:


1. Konsumen dapat dengan mudah mengetahui informasi mengenai
produk/jasa yang ditawarkan. Karena tenaga pemasar yang aktif,
maka konsumen tidak memerlukan biaya transportasi
2. Konsumen dapat langsung memberikan feedback dan komentar
mengenai produk lalu membandingkannya dengan produk lain
3. Kesempatan untuk mendapatkan pelayanan yang lebih memuaskan
akan terjamin karena distributor berusaha membentuk hubungan
jangka panjang membuat mereka bersedia untuk melakukan usaha
pendekatan yang lebih baik.

Kekurangan bagi konsumen:


1. Datang di waktu yang tidak tepat, pemasar dapat saja mengganggu
konsumen.
2. Belum tentu produk yang ditawarkan tidak sebagus produk lain,
sekalipun pemasar menjelaskan begitu banyak kelebihan dan unsur
pembeda dari produk lain

4.7. Berkaitan dengan struktur pasar asuransi, uraikan masing-masing 2 (dua)


kelebihan dan kekurangan direct marketing sebagai salah satu saluran
distribusi pemasaran asuransi dari sudut pandang tertanggung. (April 2015, 47
No. 3).

Jawaban:
Lihat di atas

4.8. Uraikan perbedaan usaha asuransi dengan usaha penunjang usaha asuransi

Jawaban:
Jenis usaha perasuransian meliputi:
a. Usaha asuransi terdiri dari:
1. Usaha asuransi kerugian yang memberikan jasa dalam
penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan
tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga yang timbul dari
peristiwa yang tidak pasti
2. Usaha asuransi jiwa yang memberikan jasa dalam penanggulangan
risiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang
yang dipertanggungkan
3. Usaha reasuransi yang memberikan jasa dalam pertanggungan

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 4: Marketing and Agency

ulang terhadap risiko yang dihadapi perusahaan asuransi kerugian


dan atau jiwa

b. Usaha penunjang asuransi terdiri dari:


1. Usaha pialang asuransi yang memberikan jasa dalam keperantaraan
dalam penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi
dengan bertindak untuk kepentingan tertanggung
2. Usaha pialang reasuransi yang memberikan jasa dalam keperantaraan
dalam penempatan reasuransi dan penanganan penyelesaian ganti
rugi dengan bertindak untuk kepentingan perusahaan asuransi.
3. Usaha penilai kerugian asuransi yang memberikan jasa penilaian
terhadap kerugian pada objek asuransi yang dipertanggungkan
4. Usaha konsultan aktuaria yang memberikan jasa konsultasi aktuaria
5. Usaha agen asuransi yang memberikan jasa keperantaraan dalam
rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung

4.9. Jelaskan kewajiban pialang kepada prinsipal dan prinsipal ke pialang

Jawaban:
Kewajiban pialang kepada prinsipal:
48
 Bertindak secara hati-hati dan dengan skill yang diperlukan. (Contoh:
broker harus memiliki keahlian di bidang asuransi).
 Bertindak sesuai dengan perjanjian sebagai agen.
 Bertindak jujur; menginformasikan secara lengkap mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan kontrak. Ia tidak boleh menerima komisi yang
bersifat rahasia. Hal ini secara common law dianggap bahwa komisi
asuransi diperoleh dari penanggung, dan hal ini harus diungkapkan pula
kepada tertanggung.
 Harus menyimpan uang yang menjadi milik prinsipalnya
 Tidak mendelegasikan wewenangnya kepada orang lain (delagus non
palest delegare), kecuali:
1. di mana nasabah memberikan sanksi pendelegasian
2. di mana pendelegasian itu diperlukan untuk melakukan
kewajiban agen
3. di mana suatu perjanjian express atau implied yang
membolehkan pendelegasian

Kewajiban prinsipal kepada pialang:


 Membayar upah yang dijanjikan
 Menanggung kerugian yang diderita agen karena kehilangan kewajiban
dan biaya yang terjadi dalam menjalankan pekerjaan. Biaya dalam

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 4: Marketing and Agency

kegiatan agen atau broker asuransi pada umumnya merupakan bagian


dari komisi. Di pihak lain, broker sering membayar premi untuk atas nama
nasabahnya dan untuk itu ia berhak memperoleh pembayaran kembali

4.10. Uraikan Liabilities of agent

Jawaban:
 Bertanggung jawab atas breach of warranty of authority.
 Jika agen menyatakan bertindak sebagai agen tanpa adanya
kewenangan, ia bertanggung jawab untuk membayar kerugian kepada
pihak yang berkontrak dengannya
 Bertanggung jawab kepada prinsipalnya jika ia melakukan kesalahan
yang membuat prinsipalnya rugi. Ada beberapa kasus di mana agen /
broker tidak melaksanakan tugas sesuai dengan petunjuk yang berkaitan
dengan penutupan asuransi dan ia harus memberikan kompensasi
kepada tertanggung untuk kerugian yang tidak diasuransikan
 Bertanggung jawab atas pelanggaran kontrak

4.11. Berkaitan dengan struktur pasar asuransi, sebutkan 5 (lima) fungsi perantara
independen dalam transaksi asuransi. (Sept 2014 No. 3). 49
Jawaban:
 Membantu tertanggung untuk mendapatkan informasi yang benar
mengenai produk asuransi yang diminta
 Memberikan saran kepada tertanggung atas perlunya asuransi
danmemilih penanggung untuk penempatan asuransinya jika diminta
 Memberikan saran dalam penyelesaian klaim
 Mengevaluasi informasi mengenai penempatan dalam mengelola
premi dan klaim
 Meningkatkan pengetahuan konsumen yang pada akhirnya membantu
meningkatkan permintaan untuk asuransi dan meningkatkan tingkat
take-up asuransi.
 Untuk lebih lengkapnya, silakan baca artikel di link berikut ini: https://
www.ciab.com/uploadedfiles/resources/roleofinsint.pdf

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 5: How Insurance Operate

BAB V: HOW INSURANCE OPERATE

5.1. Uraikan pengertian Proposal Form

Jawaban:
Proposal form adalah dokumen yang dibuat oleh penanggung dengan
maksud untuk mencari jawaban terhadap segala fakta material atas risiko
yang akan diasuransikan.
Kewajiban tertanggung tidak terbatas kepada pertanyaan-pertanyaan
yang ditanyakan saja, tetapi Tertanggung juga harus mengungkapkan
tambahan fakta material yang mungkin berlaku.

5.2. Jelaskan fungsi Proposal Form

Jawaban:
1. Mencatat informasi yang penting buat underwriter untuk melakukan
assesment atas risiko yang diajukan: apakah risiko tersebut bisa
diasuransikan atau tidak, dan bila bisa, apa syarat-syarat atau kondisi 50
serta berapa preminya.
2. Dasar perjanjian
Proposal Form berisikan deklarasi bahwa proposal adalah dasar
perjanjian dan bahwa tertanggung menjamin kebenaran atas jawaban-
jawaban yang ada di proposal form, sehingga setiap misrepresentation
adalah merupakan pelanggaran perjanjian dan menjadikan perjanjian
dapat batal.
3. Advertising
Proposal form juga berisikan secara rinci jaminan yang ada. Kadang-
kadang jenis polis lain yang ada dari perusahaan juga dicantumkan.
Bila proposal form juga menyebutkan jaminan yang ada secara ringkas
disebut “prospectus” atau lebih tepatnya “proposal dan prospectus”.
Harus diingat bahwa penerbitan proposal form kepada potensial klien
tidak menyatakan perusahaan akan menerima proposal klien. Informasi
yang dikumpulkan dari form yang telah diisi lengkap tentang fisik dan/
atau moral risk yang sedang diajukan dapat berarti bahwa risiko tersebut
tidak dapat diterima oleh penanggung.
4. Dengan bentuknya yang sudah uniform (seragam), proposal form
memungkinkan pihak penanggung menangani permintaan penutupan
asuransi dengan cepat dan akurat.
5. Memudahkan pihak penanggung dalam mengevaluasi apakah telah
terjadi penyampaian fakta-fakta material atau fakta-fakta penting
yang keliru.

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 5: How Insurance Operate

5.3. Berkaitan dengan prosedur underwriting, jelaskan : (Sept 2014 No. 13)
a. perbedaan fungsi dari quotation dan proposal form.
b. prinsip kerja dari quotation .
c. implikasi dari deklarasi dan peringatan yang umumnya tercantum
pada bagian akhir dart proposal form.

Jawaban:
a. perbedaan fungsi dari quotation dan proposal form.
Proposal form adalah dokumen yang dibuat oleh penanggung dengan
maksud untuk mencari jawaban terhadap segala fakta material atas risiko
yang akan diasuransikan (lihat dan uraikan seperti pada soal sebelumnya).
Kewajiban tertanggung tidak terbatas kepada pertanyaan-pertanyaan
yang ditanyakan saja, tetapi Tertanggung juga harus mengungkapkan
tambahan fakta material yang mungkin berlaku.
Quotation biasanya diterbitkan oleh tertanggung/broker/agen asuransi.
Dalam quotation ini, diungkapkan secara jelas mengenai jenis asuransi yang
dikehendaki, nama tertanggung, objek pertanggungan, lokasi risiko, nilai
pertanggungan (TSI), dst.

b. Sebagaimana diungkapkan di atas, quotation biasanya diterbitkan


oleh tertanggung, broker, maupun agen. Quotation berisi infomasi risiko
beserta jaminan-jaminan yang diajukan oleh broker/agen untuk disetujui
51
oleh penanggung/perusahaan asuransi. Quotation tersebut lalu dianalisis
dan dinilai oleh underwriting untuk mendapatkan persetujuan. Jika
tertanggung bersedia atas jaminan asuransi yang sudah disetujui oleh
penanggung, maka broker/agen akan menerbitkan placing slip sebagai
dasar dari diterbitkannya polis asuransi.

c. Bagaian terakhir dari proposal form biasanya merupakan suatu


pernyataan bahwa informasi yang tertuang dalam proposal form adalah
benar dan sesuai dengan kenyataan. Jika ternyata proposal form memiliki
suatu kesalahan yang dapat mempengaruhi keputusan underwriter dalam
menyetujui sebuah polis asuransi, maka perjanjian asuransi menjadi tidak
sah dan batal sejak semula.

5.4. Sebutkan 6 (enam) informasi yang secara umum ditanyakan dalam Surat
Permohonan Penutupan Asuransi (SPPA) yang tidak spesifik menunjuk pada
produk asuransi tertentu (Sept 2008 No. 3)

Jawaban:
Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang dapat ditemukan di
kebanyakan proposal form terlepas dari class of insurance.
1. Nama proposer

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 5: How Insurance Operate

2. Alamat proposer
3. Alamat risiko
4. Pekerjaan proposer
5. Riwayat asuransi
6. Claim or loss history

PENJELASAN :

1. Nama proposer
Selain diperlukan untuk mengidentifikasi tertanggung, nama juga
dapat menunjukkan nature of the physical dan moral hazard. Nama
perusahaan yang mengajukan asuransi juga dapat menunjukkan nature
of their trade (contohnya: PT Telkomsel bergerak di bisnis telekomunikasi,
PT Wingsfood bergerak di bisnis makanan) atau nama seseorang di
mana perusahaan tidak ingin melakukan bisnis karena doubtful integrity
(misalnya karena pengalaman klaimnya yang buruk).
Bila nama proposer adalah perusahaan asing, perusahaan asuransi
harus berhati-hati karena tidak diketahui pasti bagaimana keadaan/
kondisi perusahaan induknya.

2. Alamat proposer
Alamat adalah faktor penting di dalam mengunderwrite motor 52
insurance, theft insurance dan semua risiko asuransi di mana perbedaan
wilayah geografis dapat juga menyebabkan perbedaan kemungkinan
kerugian. Alamat juga digunakan untuk tujuan korespondensi.

3. Alamat risiko
Dalam kasus tertentu, alamat risiko berbeda dengan alamat rumah
tertanggung atau alamat perusahaan. Alamat risiko dapat menjadi
material dalam asuransi fire, theft, motor, properti dan liability.
Alamat risiko harus ditulis dengan benar, karena bila alamat tidak benar,
klaim bisa ditolak karena alamat di proposal form yang akan ditulis di
polis.
Bila terjadi kesalahan harus segera dilaporkan (sebelum klaim), supaya
bisa diganti.

4. Pekerjaan proposer
Pekerjaan-pekerjaan tertentu menghadirkan abnormal hazards, misal:
dalam asuransi jiwa dan kecelakaan diri: miners, airline crew dalam
asuransi kebakaran : plastic manufacturers & woodworking.

5. Riwayat asuransi
Jika penanggung lain memberlakukan syarat atau premi khusus, atau

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 5: How Insurance Operate
menolak proposer di masa lalu, hal ini sangat penting buat penanggung
baru untuk menyelidiki keadaannya secara seksama sebelum
memutuskan sehubungan dengan acceptance and terms.

6. Claim or loss history


Underwriter ingin mengetahui kerugian-kerugian sebelumnya, apakah
diasuransikan atau tidak, yang akan dijamin oleh asuransi yang sedang
diajukan.

5.5. Sebutkan 4 (empat) hal utama yang ditanyakan dalam proposal form
asuransi personal accident (Sept 2006 No. 3)

Jawaban:
1. Nama proposer
2. Alamat proposer
3. Usia proposer
4. Pekerjaan proposer
5. Riwayat kesehatan atas jiwa yang dipertanggungkan
6. Tinggi, berat badan
53

5.6. Uraikan isi pernyataan yang umumnya terdapat pada akhir setiap surat
permohonan Penutupan Asuransi (SPPA). (Mar 2008 No. 7, Sept 2009 No. 4)

Jawaban:
Proposal form biasanya juga memuat juga deklarasi yang menegaskan
bahwa proposal dan isinya adalah dasar dari kontrak dan proposer akan
menerima bentuk kontrak penanggung. Proposer menjamin kebenaran
jawaban-jawabannya, namun pada saat ini jaminan dimaksud dibatasi
dengan kata-kata: “To the best knowledge and belief of proposer”

5.7. Berkaitan dengan prosedur underwriting, uraikan isi deklarasi dan peringatan
(attestation clause) yang umumnya terdapat pada bagian akhir dari Surat
Permohonan Penutupan Asuransi (SPPA). (April 2015, No. 5)

Jawaban:
Proposal form biasanya juga memuat juga deklarasi yang menegaskan
bahwa proposal dan isinya adalah dasar dari kontrak dan proposer akan
menerima bentuk kontrak penanggung. Proposer menjamin kebenaran

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 5: How Insurance Operate

jawaban-jawabannya, namun pada saat ini jaminan dimaksud dibatasi


dengan kata-kata: “To the best knowledge and belief of proposer”
Attestation clause merupakan bagian dari polis yang memuat tanda tanda
penanggung sebagai persetujuan atas pengalihan risiko

5.8. Uraikan pengertian Polis

Jawaban:
 Polis adalah suatu dokumen yang merupakan bukti akan adanya
kontrak / perjanjian, tetapi bukan perjanjian itu sendiri. Di dalam kontrak
tersebut ada offer and acceptance.
 Offer: tertanggung menyerahkan risiko untuk diambil alih oleh
penanggung (pada proposal form)
 Acceptance: penanggung menerima pengalihan tersebut dengan
menerbitkan polis (dalam polis)
 Yang menandatangani proposal form adalah tertanggung, sedangkan
yang menandatangani
 polis adalah penanggung.

54
5.9. Jelas 7 (tujuh) isi dari schedule form

Jawaban:
Di dalam bentuk polis di mana bagian-bagian yang berbeda dari dokumen
dipisahkan satu dari yang lainnya dan informasi tertentu yang berkaitan
dengan perjanjian dirinci dalam schedule atau list.
1. Heading
Nama dan alamat perusahaan disebut sebagai heading

2. Preambule /recital clause


Klausula ini adalah klausul pembukaan atas rincian jaminan dan
menyatakan keadaan di mana polis hendak berlaku. Klausul ini
mencakup dua hal:
a. bahwa premi telah dibayar atau ada persetujuan bahwa premi
akan dibayar
b. bahwa proposal form adalah dasar perjanjian dan merupakan
satu kesatuan dengan polis
Preambule menyatakan bahwa Penanggung akan menyediakan
jaminan sebagaimana dirinci dalam polis

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 5: How Insurance Operate
3. Operative clause
Klausul ini merinci risiko-risiko apa saja yang dijamin di dalam polis
tersebut.
Contoh : Dalam asuransi kebakaran, yang dijamin adalah fire, lightning,
explosion, aircraft dan smoke (FLEXAS)

4. Pengecualian/exception
Klausula ini merinci risiko-risiko yang tidak dijamin dalam polis, baik yang
bersifat umum maupun yang khusus

5. Kondisi /conditions
Bagian dari polis yang memuat syarat-syarat yang harus ditaati selama
periode pertanggungan

6. The Schedule
Bagian dari polis yang mencatat rincian atas kontrak pertanggungan
yang bersangkutan, seperti:
 nama dan alamat tertanggung;
 jenis usaha tertanggung;
 pokok pertanggungan (the subject matter insured) jumlah
pertanggungan (the sum insured); 55
 periode pertanggungan;
 kondisi pertanggungan;
 dan lain-lain yang dianggap perlu

7. Tanda tangan pihak penanggung (Attestation clause)


Merupakan bagian dari polis yang memuat tanda tanda penanggung
sebagai persetujuan atas pengalihan risiko

8. Uraian (Specification)
Khusus untuk risiko-risiko besar di mana ruangan dalam schedule tidak
mencukupi, maka dibuatlah lembar-lembar lain untuk memuat ikhtisar
pertanggungannya. Biasanya berbunyi: “Forming part of and attaching
to policy number: ...”

5.10. Uraikan 7 (tujuh) bagian yang umumnya terdapat pada struktur suatu polis.
(Sept 2006 No. 13; Sept 2007 No. 12; Sept 2009 No. 9; Sept 2015, No. 10)

Jawaban: lihat atas

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 5: How Insurance Operate

5.11. Dalam kaitan dengan struktur suatu polis: (Mar 2009 No. 11)
a. uraikan 3 (tiga) hal pokok yang umunmya terdapat dalam preamble
(Bobot 50%)
b. uraikan pengertian dari operative clause (Bobot 25%)
c. sebutkan 7 (tujuh) infmmasi pertanggungan yang umumnya dicantumkan
dalam ikhtisar polis (Bobot 25%)

Jawaban:
a. Biasanya, preamble bunyinya variatif, tapi pada umumnya mencakup
tiga hal pokok berikut:
(i) Bahwa proposal form menjadi dasar dari kontrak asuransi dan
menjadi satu kesatuan dari kontrak tersebut. Proposal form menjadi
bagian dari kontrak asuransi tersebut meskipun tidak ditulis ulang
atau dicetak bersama dengan dokumen polis. Tertanggung harus
secara khusus berhati-hati dalam mengisi proposal form, karena
akan menjadi bagian dari kontrak
(ii) Menyatakan bahwa premi telah dibayar atau telah disepakati
untuk dibayar oleh Tertanggung. Hal ini menjadi syarat dari
berlakunya kontrak polis.
(iii) Menyatakan bahwa Penanggung akan menyediakan jaminan
sebagaimana dirinci dalam polis
56
b. Operative clause :
Bagian dari polis yang menyatakan jaminan yang disediakan. Umumnya
diawali dengan kalimat “Penanggung akan ...” kemudian diikuti dengan
hal-hal yang dijanjikan Penanggung untuk dilakukan menurut jaminan
polis tersebut

c. Informasi pertanggungan yang umumnya dicantumkan dalam ikhtisar


polis :
(1) alamat Tertanggung
(2) jenis/bidang usaha tertanggung
(3) jangka waktu asuransi
(4) premi
(5) batas pemberian ganti rugi
(6) nomor polis
(7) rujukan atas pengecualian khusus, ketentuan khusus atau jaminan
perlindungan

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 5: How Insurance Operate
5.12. Sebutkan 7 (tujuh) informasi yang umumnya terdapat pada ikhtisar polis.
(Mar 2006 No. 8, Sept 2007 No. 4, Mar 2010 No. 5)

Jawaban:
1. alamat tertanggung
2. bidang usaha
3. jangka waktu asuransi
4. premr
5. batas pemberian ganti rugi
6. nomor polis
7 rujukan atas pengecualian khusus, kondisi ataujaminan perlindungan

5.13. Uraikan 3 (tiga) hal pokok dalam preamble polis (Sept 2007 No. 3)

Jawaban: lihat di atas

5.14. Uraikan pengertian operative clause. (Mar 2007 No. 4, Sept 2008 No. 4) 57

Jawaban: lihat di atas

5.15. Berkaitan dengan prosedur underwriting, uraikan 3 (tiga) hal pokok tentang
polis asuransi sebagai bentuk formalitas dari apa yang telah disepakati para
pihak dalam perjanjian asuransi. (April 2015, No 6)

Jawaban:
Offer: tertanggung menyerahkan risiko untuk diambil alih oleh penanggung
(pada proposal form)
Acceptance: penanggung menerima pengalihan tersebut dengan
menerbitkan polis (dalam polis)
Tanda tangan: Yang menandatangani proposal form adalah tertanggung,
sedangkan yang menandatangani polis adalah penanggung. Itu menjadi
aspek formal dari suatu perjanjian asuransi

5.16. Dalam kaitan dengan syarat-syarat polis (conditions): (Mar 2006 No. 11, Sept
2009 No. 10)

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 5: How Insurance Operate

a. Sebutkan 8 (delapan) hal pokok yang tercakup dalam kondisi umum


(general conditions)
b. Jelaskan 2 (dua) contoh implied conditions
c. Jelaskan yang dimaksud dengan:
(i) conditions precedent to the contract
(ii) conditions subsequent to the contract
(iii) conditions precedent to liability

Jawaban:
a. Kondisi umum (general condition) dalam polis: (Bobot 40%)
1. Kondisi yang menyatakan bahwa Tertanggung akan mematuhi
semua ketentuan polis
2. Persyaratan bahwa Tertanggung memberitahu Penanggung atas
setiap perubahan risiko
3. Prosedur yang harus diikuti pada saat klaim (mis. batas waktu
pelaporan klaim)
4. Dampak dari kecurangan (fraud)
5. Tertanggung harus mengambil segala tindakan yang wajar
untuk memperkecil risiko kerugian atau kerusakan atau timbulnya
tanggung jawab
6. Pengaturan arbitrase (penyelesaian perselisihan) 58
7. Prinsip kontribusi
8. Pembatalan polis
9. Balas waktu penyampaian data akhir bagi perhitungan premi
adjustable

b. dua contoh Implied conditions adalah sebagai berikut: (Bobot 30%)


1. Obyek yang diasuransikan nyata-nyata ada dan dapat diidentifikasi
2. Tertanggung mempunyai insurable interest
Tertanggung mempunyai hubungan finansial dengan obyek yang
diasuransikan
Mendapat manfaat apabila harta benda / kepentingan tersebut
tidak hilang atau rusak
Menderita kerugian alas hilang atau rusaknya; atau timbulnya
tanggung-jawab.
3. Utmost good faith
Kewajiban untuk mengungkapkan semua fakta yang material dalam
pembentukan suatu kontrak asuransi

c. (i) Conditions precedent to the contract (Bobot 30%)

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 5: How Insurance Operate
kondisi yang harus dipenuhi sebelum pembentukan kontrak itu sendiri
jika dilanggar, terdapat keraguan atas validitas keseluruhan kontrak
tersebut

(ii) Conditions subsequent to the contract


kondisi yang harus dipenuhi ketika kontrak tersebut berlaku.
misal. kondisi tentang penyesuaian premi, atau pemberitahuan
pembahan risiko

(iii) Conditions precedent to liability


kondisi yang berkaitan dengan klaim dan harus dipenuhi bagi
keabsahan (validitas) suatu klaim
mis. Pemberitahuan segera atas klaim dengan cara yang sesuai

5.17. Berkaitan dengan polis asuransi, uraikan: (Mar 2014, No. 13)
a. perbedaan antara implied conditions dan express conditions.
b. 3 (tiga) contoh implied conditions.
c. pengertian dari :
i. Conditions precedent to the contract. 59
ii. Conditions subsequent to the contract.
iii. Conditions precedent to liability.

Jawaban: lihat di atas

5.18. Sebutkan 5(lima) hal pokok yang tercakup dalam kondisi umum (general
conditions) (Sept 2006 No. 4)

Jawaban: lihat di atas

5.19. Berkaitan dengan prosedur underwriting, uraikan perbedaan karakteristik


dari warranty dan representation (Sept 2015, No. 7)

Jawaban:
REPRESENTATION
adalah pernyataan lisan atau tertulis yang dibuat selama negosiasi untuk

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 5: How Insurance Operate

suatu kontrak baik mengenai fakta-fakta penting(Material Facts) atau tidak,


pernyataan harus sungguh-sungguh benar (Substantially True) atau benar
menurut keyakinan terbaik dari calon Tertanggung.

WARRANTIES.
adalah suatu janji yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab
oleh Tertanggung, jadi Warranty ini adalah subsider terhadap perjanjian
pokok, bila dilanggar maka pihak yang mengalami kerugian dapat
menuntut gati rugi.

Dalam perjanjian asuransi, Warranty merupakan persyaratan bersifat


fundamental dan bila tidak dipenuhi, pihak yang dirugikan dapat
menyangkal kontrak.

Warranty adalah jaminan bahwa :


-. Sesuatu akan dilakukan, atau
-. Sesuatu tidak akan dilakukan, atau
-. Suatu fakta tertentu ada, atau
-. Suatu fakta tertentu tidak ada.

Oleh sebab itu, Warranty dalam kontrak asuransi merupakan syarat


fundamental terhadap kontrak yang bersangkutan dan memberi pihak 60
Penanggung hak untuk menolak kontrak tersebut. Apabila hal ini dilanggar
oleh Tertanggung, maka Asuradur dapat menolak tanggung jawab atas
suatu kerugian.

Tujuan Penanggung menetapkan / memberlakukan Warranties:


a. Untuk menjamin bahwa Tertanggung menjaga atau mengelola
dengan baik pokok pertanggungan.
contoh : Dalam Asuransi Kebakaran dapat diberlakukan Warranty bahwa
sampah-sampah harus dibersihkan/disingkirkan setiap lepas jam kerja.

b. Untuk menjamin bahwa risiko-risiko lebih besar tertentu tidak akan


ditimbulkan tanpa sepengetahuan atau tanpa seizin Penanggung, karena
premi yang telah diperhitungkan atau dibebankan berdasarkan pada fakta
bahwa risiko-risiko lebih besar tidak ada
contoh : Dalam asuransi Kebakaran dapat diberlakukan Warranty bahwa
tidak ada minyak-minyak yang berbahaya disimpan melebihi jumlah
tertentu pada bangunan/pabrik yang dipertanggungkan.

Warranty dibagi dalam 2(dua) jenis, yaitu :


a. Express Warranty. adalah suatu warranty atau ketentuan yang
dicantumkan didalam polis. misal : Warranty Payment Clause dll.

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 5: How Insurance Operate

Implied Warranty. adalah suatu warraty atauketentuan yang tidak secara


tegas tertulis atau dinyatakan dalam polis. misal : kapal harus dalam
keadaan laik laut.

5.20. Berkaitan dengan prosedur penerbitan polis asuransi, jelaskan: (Sept 2015,
No. 11)
a. pengertian warranty dalam kontrak asuransi
b. konsekuensi pelanggaran tertanggung terhadap warranty
c. perbedaan warranty dan condition dalam kontrak asuransi

Jawaban:
a. pengertian warranty dalam kontrak asuransi
WARRANTIES.
adalah suatu janji yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab
oleh Tertanggung, jadi Warranty ini adalah subsider terhadap perjanjian
pokok, bila dilanggar maka pihak yang mengalami kerugian dapat
menuntut gati rugi.

Dalam perjanjian asuransi, Warranty merupakan persyaratan bersifat 61


fundamental dan bila tidak dipenuhi, pihak yang dirugikan dapat
menyangkal kontrak.

Warranty adalah jaminan bahwa :


-. Sesuatu akan dilakukan, atau
-. Sesuatu tidak akan dilakukan, atau
-. Suatu fakta tertentu ada, atau
-. Suatu fakta tertentu tidak ada.

Oleh sebab itu, Warranty dalam kontrak asuransi merupakan syarat


fundamental terhadap kontrak yang bersangkutan dan memberi pihak
Penanggung hak untuk menolak kontrak tersebut.

b. konsekuensi pelanggaran tertanggung terhadap warranty


Apabila hal ini dilanggar oleh Tertanggung, maka Asuradur dapat menolak
tanggung jawab atas suatu kerugian.

c. perbedaan warranty dan condition dalam kontrak asuransi

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 5: How Insurance Operate

Conditon dalam kontrak Asuransi


Bagian dari polis yang memuat syarat-syarat yang harus ditaati selama
periode pertanggungan

Warranties dalam kontrak Asuransi


kondisi yang fundamental dalam kontrak, yang kalau terjadi pelanggaran
pihak yang dirugikan dapat membatalkan kontrak itu.

5.21. Prinsip utmost good faith merupakan salah satu implied conditions dalam
polis asuransi. Uraikan pengertian prinsip tersebut dan penerapannya dalam
polis-polis standar Indonesia yang dikeluarkan oleh AAUI. (Mar 2009 No. 5)

Jawaban:
Secara tradisional, kewajiban ini merupakan implied conditions pada
penutupan asuransi
 Kondisi yang tidak tertulis dalam polis
Dalam polis-polis standar keluaran AAUI, kondisi tersebut di tempat
sebagai bagian dari policy wordings --+ tercetak dalam polis
 Menjadi express conditions
dalam polis-polis standar keluaran AAUI, utmost good faith dijabarkan 62
sebagai kewajiban tertanggung untuk:
 mengungkapkan fakta material
 membuat pernyataan yang benar tentang hal-hal yang berkaitan
dengan penutupan asuransi yang disampaikan:
o pada waktu pembuatan perjanjian asuransi; maupun
o selama jangka waktu pertanggungan

Dalam polis-polis standar keluaran AAUI, konsekuensi atas pelanggaran atas


prinsip utmost good faith ini:
a. Penanggung tidak wajib untuk membayar kerugian yang terjadi; dan
b. Penanggung berhak menghentikan pertanggungan tanpa wajib
mengembalikan premi.
Ketentuan ini tidak berlaku dalam hal Penanggung telah mengetahui
pelanggaran tersebut dan dalam waktu 30 hari tetapi tidak
mempergunakan haknya untuk menghentikan pertanggungan

5.22. Berkaitan dengan prinsip dasar asuransi, uraikan pengertian utmost good
faith. (Mar 2014, No. 2)

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 5: How Insurance Operate
Jawaban:
Pengertian Utmost Good Faith adalah suatu kewajiban yang positif dari
Tertanggung yang dengan sukarela menyampaikan seluruh fakta yang
sifatnya penting (Material Facts) secara lengkap dan akurat atas suatu risiko
yang sedang dimintakan untuk diasuransikan baik diminta oleh Underwriter
ataupun tidak.
Suatu fakta dianggap penting (Material Facts) serta wajib untuk disampaikan
ialah fakta-fakta yang dapat mempengaruhi penilaian atau pertimbangan
seorang Penanggung dalam memutuskan apakah ia bersedia menerima
atau menolak pertanggungan yang diminta oleh Tertanggung, serta dalam
hal menetapkan besarnya suku premi atas risiko tersebut.
Sedangkan “Condition Precedent to the contract” adalah merupakan syarat
atau kondisi yang harus dipenuhi sebelum kontrak diadakan, yang dapat
merupakan Implied Condition, yaitu suatu kondisi yang tidak dinyatakan
secara tertulis, namun wajib untuk dilaksanakan atau dipenuhi, seperti :
a. Tertanggung harus ada Insurable Interest atas objek pertanggungan.
b. Kedua belah pihak melaksanakan atau menerapkan Prinsip Utmost
Good Faith didalam negosiasi hingga mencapai perjanjian.
c. Objek Pertanggungan (Subject Matter of Insurance) harus ada.
d. Objek pertanggungan (Subject matter of Insurance) dapat di-
identifikasi-kan.

Dengan demikian, prinsip Utmost Good Faith adalah merupakan salah satu
dari Implied Conditions yang merupakan syarat yang harus dipenuhi sebelum
kontrak atau dapat dikatakan Prinsip Utmost Good Faith merupakan juga
63
Conditions Precedent to the Contract.

5.23. Berkaitan dengan prinsip dasar asuransi dalam perjanjian asuransi, uraikan
pengertian utmost good faith. (Sept 2015, No. 4)

Jawaban: lihat di atas

5.24. Jelaskan (Sept 2013, No. 10)


a. Pengertian fakta material
b. 6 (enam) jenis fakta yang tidak harus diungkapkan oleh tertanggung
atau calon tertanggung
c. Konsekuensi dari non-disclosure ataupun misrepresentation fakta material
oleh tertanggung atau calon tertanggung berdasarkan ketentuan
dalam Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia

Jawaban:

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 5: How Insurance Operate

a. Pengertian fakta material


Material Facts adalah keterangan-keterangan penting mengenai obyek
pertanggungan dan risiko-risiko yang akan dialihkan dari Tertanggung
kepada Penanggung, keterangan-keterangan tersebut diperlukan
Penanggung untuk menetapkan kebijakan akseptasi, penetapan
Tarip Premi dan Menyusun Syarat-syarat Pertanggungannya (Terms &
Conditions).

b. 6 (enam) jenis fakta yang tidak harus diungkapkan oleh tertanggung


atau calon tertanggung:

1) Hal – hal tentang Hukum, Setiap orang harus tahu hukum.


2) Hal – hal tentang pengetahuan umum, Penanggung dianggap sudah
tahu tentang sesuatu proses normal atas aturan bisnis atau situasi /
keadaan perang.
3) Faktor – faktor yang mengurangi resiko, Tidak ada persyaratan untuk
mengungkapkan faktor yang mengurangi resiko. Contoh fungsi atau
kegunaan alarm dan otomotis sprinkler.
4) Fakta – fakta yang sudah jelas disampaikan, Fakta – fakta yang sudah
disampaikan pada proposal form, dalam hal ini penanggung tidak
dapat mengatakan adanya non-disclosure bila calon tertanggung
sudah mencatatnya dalam proposal form.
5) Fakta – fakta yang sudah jelas tertungkap oleh petugas surveyor
penanggung , Fakta – fakta yang sudah dicatat jelas oleh surveyor
tidak perlu lagi diungkapkan oleh calon tertanggung, namun dia
64
tetap terikat untuk menyampai hal lain yang berbahaya.
6) Fakta – fakta yang sudah termasuk dalam syarat – syarat polis,
Contohnya dalam asuransi personal accident, sudah jelas bahwa
pengecualian diberlakukan untuk luka akibat partisipasi olah raga
yang berat / mengadung bahaya, misalnya olah raga ski es. Calon
tertanggung tidak perlu lagi menyampaikan fakta tersebut kecuali
secara khusus diminta.
7) Fakta – fakta yang sama sekali tidak diketahui oleh calon tertanggung,
sebagai aturan umum tidak diharuskan bagi calon tertanggung untuk
mengungkapkan sesuatu yang dia tidak tahu sama sekali. Contohnya
dalam kasus asuransi jiwa, Joel v. Law Union (1908) diputuskan oleh
pengadilan bahwa calon tertanggung tidak punya kewajiban untuk
mengungkapkan fakta dimana dia telah menderita depresi akut
yang sama sekali belum pernah dia sadari sebelumnya atas penyakit
tersebut.
8) Penghukuman dengan sudah dijalani, sesuai dengan Undang
– Undang the rehabilitation of Offenders Act 1974 tidak harus
diungkapkan.

c. Konsekuensi dari non-disclosure ataupun misrepresentation fakta


material oleh tertanggung atau calon tertanggung berdasarkan
ketentuan dalam Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 5: How Insurance Operate
1) proposal boleh ditarik setelah premi dibayar.
2) polis tidak sah akibat adanya kesalahan (mistake) atau sebab tidak
adanya kesesuaian apa yang dimaksud oleh calon tertanggung
3) polis tidak sah sebab tidak adanya insurable interest.
4) Polis tidak berlaku dari awal oleh sebab terjadinya misrepresentation
atau non-disclosure.
5) Penanggung diwajibkan untuk mengembalikan premi penuh dalam
situasi diatas, kecuali terjadinya fraud oleh tertanggung.
6) Polis juga bisa tidak berlakuk atas adanya illegality, dalam hal ini,
tertanggung biasanya tidak punya hak untuk pengembalian premi.

5.25. Berkaitan dengan prinsip asuransi dan prosedur underwriting, uraikan: (April
2015, No. 12)
a. pengertian prinsip utmost good faith.
b. masing-masing 3 (tiga) kewajiban tertanggung dan penanggung
dalam hal duty of disclosure.
c. status duty of disclosure pada saat mulai berlakunya polis, saat
perpanjangan polis dan saat terdapat perubahan alas objek
pertanggungan selama jangka waktu polis.

Jawaban: 65
a. pengertian prinsip utmost good faith.
Pengertian Utmost Good Faith adalah suatu kewajiban yang positif dari
Tertanggung yang dengan sukarela menyampaikan seluruh fakta yang
sifatnya penting (Material Facts) secara lengkap dan akurat atas suatu risiko
yang sedang dimintakan untuk diasuransikan baik diminta oleh Underwriter
ataupun tidak.
Suatu fakta dianggap penting (Material Facts) serta wajib untuk disampaikan
ialah fakta-fakta yang dapat mempengaruhi penilaian atau pertimbangan
seorang Penanggung dalam memutuskan apakah ia bersedia menerima
atau menolak pertanggungan yang diminta oleh Tertanggung, serta dalam
hal menetapkan besarnya suku premi atas risiko tersebut.
Sedangkan “Condition Precedent to the contract” adalah merupakan syarat
atau kondisi yang harus dipenuhi sebelum kontrak diadakan, yang dapat
merupakan Implied Condition, yaitu suatu kondisi yang tidak dinyatakan
secara tertulis, namun wajib untuk dilaksanakan atau dipenuhi, seperti :
Tertanggung harus ada Insurable Interest atas objek pertanggungan.
Kedua belah pihak melaksanakan atau menerapkan Prinsip Utmost Good
Faith didalam negosiasi hingga mencapai perjanjian.
Objek Pertanggungan (Subject Matter of Insurance) harus ada.
Objek pertanggungan (Subject matter of Insurance) dapat di-identifikasi-
kan.
Dengan demikian, prinsip Utmost Good Faith adalah merupakan salah satu

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 5: How Insurance Operate

dari Implied Conditions yang merupakan syarat yang harus dipenuhi sebelum
kontrak atau dapat dikatakan Prinsip Utmost Good Faith merupakan juga
Conditions Precedent to the Contract.

b. masing-masing 3 (tiga) kewajiban tertanggung dan penanggung


dalam hal duty of disclosure.
Fakta-fakta apa saja yang harus diungkap Calon Tertanggung:
Fakta-fakta tentang situasi atau kondisi obyek pertanggungan yang secara
internal maupun eksternal memperbesar risiko. (Bangunan dengan konstruksi
kayu, Barang-barang stok yang terdiri dari bahan-bahan mudah terbakar,
Lingkungan bangunan yang rapat).
- Fakta-fakta tentang pengalaman klaim yang pemah ada.
- Pengalaman penutupan asuransi sebelumya.
- Fakta-fakta teknis lainnya yang berkaitan dengan obyek
pertanggungan itu sendiri (Konstruksi, Lokasi, Okupasi, dll).

Bagaimana dengan Kewajiban Penanggung?


Melalui para Agen atau secara langsung, Penanggung juga harus
menunjukkan itikad sangat baik sebagai timbal balik antara lain :

- Menjelaskan apa saja yang termasuk jaminan asuransi, bagaimana


dengan pengecualian-pengecualiannya. 66
- Memberikan pelatihan mengenai pengetahuan produk secara
berkesinambungan bagi para agen untuk meoghindari kesalahan
penyampaian informasi agen kepada nasabah.
- Menangani dengan baik setiap permasalahan yang dihadapi oleh
para agen termasuk menindak dengan tegas agen-agen yang
bermasalah.
- Fakta-fakta Material dan penjelasan-penjelasan penting lainnya
dapat diberikan dalam bentuk lisan melalui konsultasi/interview atau
secara tertulis melalui surat atau pengisian SPPA (Surat Permintaan
Penuiupan Asuransi).

c. status duty of disclosure pada saat mulai berlakunya polis, saat


perpanjangan polis dan saat terdapat perubahan alas objek
pertanggungan selama jangka waktu polis.
Sesuai hukum common law, kewajiban untuk pengungkapan dimulai
saat awal negosiasi kontrak asuransi dan berakhir bila kontrak sudah
dibentuk. Yaitu saat dimulainya penawaran dan sampai adanya
acceptance. Tidak ada kewajiban umum untuk pengungkapan
selama kontrak berjalan. Aturan ini sangat sensitif dimana
penanggung menghitung premi atas dasar resiko yang terlihat pada
saat penutupan dan setuju mengcover untuk periode waktu yang
disepakati sekalipun baik atau buruknya kenyataan sesungguhnya.
Sementara tertanggung tidak punya hak untuk pengurangan premi
jika ternyata resiko di minta untuk diimprove / adanya perbaikan
sesuai dengan kondisi polis.

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 5: How Insurance Operate

Bila penanggung mengirimkan pemberitahuan renewal, Kewajiban


untuk pengungkapan kembali dilakukan. Tertanggung punya
kewajiban untuk menyampaikan setiap adanya perubahan atas
resiko atau keadaan – keadaan yang penting selama periode kontrak
yang sudah berjalan. Bila tertanggung tidak membuat pernyataan
apapun, maka dianggap fakta – fakta yang berhubungan dengan
resiko tidak mengalami perubahan.
Long – Term insurances.
Dalam asuransi jiwa dan sejenisnya, posisinya berbeda. Penanggung
wajib menerima premi bila tertanggung hendak memperpanjang
kontrak. Tidak ada kewajiban pengungkapan kembali dilakukan. Hal
ini disebabkan bahwa kontrak jenis ini merupakan kontrak long term
insurance.
Contohnya jika sesorang yang dicover dalam asuransi jiwa selama
10 tahun diberitahu oleh dokter telah menderita satu penyakit yang
serius, hal ini tidak mesti dilaporkan kepada penanggung kecuali
hendak mau mengurus klaimnya.

5.26. Berkaitan dengan duty of disclosure, uraikan: (Sept 2014, No. 12)

a. pengertian fakta material.


b. kewajiban tertanggung dan penanggung dalam hal duty of disclosure. 67
c. konsekuensi pelanggaran tertanggung atas duty of disclosure menurut
Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia; serta pengecualian dari
konsekuensi tersebut.

Jawaban:
lihat di atas

5.27. Uraikan ketentuan tentang kewajiban untuk mengungkapkan fakta dalam


polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia (Sept 2013, No. 6)

Jawaban:
lihat di atas, berdasarkan penjelasan utmost good faith

5.28. Uraikan konsekuensi dari prinsip non-disclosure. (Mar 2014, No. 3)

Jawaban:

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 5: How Insurance Operate

lihat di atas, berdasarkan penjelasan utmost good faith

5.29. Uraikan perbedaan antara express condition dan implied condition (Sept
2007 No. 5, Sept 2009 No. 5)

Jawaban:
Bagian dari polis yang memuat syarat-syarat yang harus ditaati selama
periode pertanggungan Ada dua macam conditions:

1. Implied conditions
Ada 4 kondisi yang dinyatakan secara tidak langsung oleh hukum yang
berlaku terhadap seluruh perjanjian asuransi walaupun kondisi tersebut
tidak dinyatakan secara tertulis, misal:
 Bahwa tertanggung mempunyai insurable interest terhadap subject
matter of insurance
 Bahwa kedua belah pihak telah menjalankan utmost good faith di
dalam negosiasi hingga mencapai perjanjian
 Bahwa subject matter of insurance benar-benar ada
 Bahwa subject matter of insurance dapat diident’ijikasi
68
2. Express conditions
 Express conditons adalah kondisi yang dinyatakan atau disebutkan di
dalam polis
 Kondisi ini dapat dibagi ke dalam;
o General conditions adalah kondisi yang dicetak di atas polis
dan berlaku untuk semua polis yang diterbitkan oleh penanggung
o Particular conditions adalah kondisi yang dibuat dan diketik di
atas polis khusus

5.30. Uraikan pengaturan grace period dalam Polis Standar Asuransi Kebakaran
Indonesia (PSAKBI) yang dikeluarkan oleh AAUI. (Mar 2009 No. 6)

Jawaban:
Merupakan prasyarat pertanggungan bahwa setiap premi terhutang harus
sudah dibayar dalam tenggang waktu:
 30 hari kalender terhitung dari tanggal mulai berlakunya pertanggungan,
jika jangka waktu pertanggungan tersebut 30 hari kalender atau lebih.
 Sesuai perjanjian antara Penanggung dan Tertanggung, jika jangka
waktu pertanggungan kurang dari 30 hari kalender

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 5: How Insurance Operate

Konsekuensi dari pelanggaran alas prasyarat tersebut : Pertanggungan


menjadi batal dengan sendirinya:
 Terhitung sejak tanggal berakhirnya tenggang waktu tersebut
 Penanggung tetap memberikan jaminan terhadap risiko sebelum
tanggal tersebut

Tertanggung tetap mempunyai kewajiban untuk membayar premi:


 Dalam hal jangka waktu pertanggungan 30 hari kalender atau lebih,
sebesar 20% dari premi tahunan
 Dalam hal jangka waktu pertanggungan kurang dari 30 hari kalender,
sebesar jumlah premi yang tercantum dalam polis kecuali diperjanjikan
lain

5.31. Uaikan pengertian Day of grace period (Mar 2008 No. 8)

Jawaban:
 Tertanggung diperbolehkan membayar premi 15 hari setelah tanggal
renewal. Konsensus ini disebut “days of grace”
 Pertanggungan akan tetap berjalan dan bila klaim terjadi antara tanggal 69
renewal dan tanggal pembayaran, tertanggung akan mendapatkan
recovery.
 Bila tertanggung tidak berniat untuk melakukan renewal, konsensi
tersebut hilang dan polis batal pada tanggal renewal.
Catatan: untuk menghindari kerugian dari pihak penanggung untuk
membayar klaim di luar periode asuransi, penanggung melekatkan
klausul: non automatic renewal clase.

Polis di mana days of grace tidak berlaku


 Selain polis-polis jangka pendek di mana renewal biasanya tidak
diterbitkan, menjadi kebiasaan bahwa pembayaran premi dilakukan
pada atau sebelum tanggal renewal untuk asuransi marine dan live
stock.
 Days of grace tidak diberikan pada renewal motor insurance di mana
premi harus dibayar pada atau sebelum tanggal berakhimya polis untuk
mendapatkan full cover.

5.32. Berkaitan penetapan premi asuransi, jelaskan: (Mar 2013 No. 12, Sept 2014
No. 14; Sept 2015, No. 13)
a. pengertian premium rate dan premium base.

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 5: How Insurance Operate

b. perbedaan adjustable premium dan flat premium.


c. konsekuensi dari non-payment of premium.

Jawaban:
a. pengertian premium rate dan premium base.
Premium Rate
Premi adalah pembayaran dari tertanggung kepada penanggung, sebagi
imbalan jasa atas pengalihan resiko kepada penanggung.
Fungsi premi asuransi :
- Mengembalikan tertanggung kepada posisi seperti sebelum terjadi
kerugian.
- Menghindarkan tertanggung dari kebangkrutan, sehingga mampu
pada posisi seperti keadaan sebelum terjadinya kerugian.
suku premi
- umumnya dalam % atau %o
- mewakili tingkat risikonya
- makin tinggi risikonya, makin tinggi tingkat suku preminya

Premi dasar / premium base


Adalah premi yang dibebankan kepada tertanggung ketika polis dibuat/ 70
dikeluarkan, yang perhitungannya didasarkan :
- Data dan keterangan yang diberikan oleh tertanggung kepa-da
penanggung pada waktu penutupan asuransi yang pertama.
- Luasnya resiko yang dijamin oleh penanggung sesuai yang
dikehendaki oleh tertanggung.

Premi dasar biasanya terdiri dari 3 kelompok, yaitu:


1. Komponen premi untuk membayar kerugian yang mungkin terjadi.
2. Komponen premi untuk membiayai operasi perusahaan
3. Komponen sebagi bagian keuntungan perusahaan

b. perbedaan adjustable premium dan flat premium.


Adjustable premium
adalah premi yang didapatkan dengan perkalian antara suku premi
terhadap harga pertanggungan yang pada saat awal penutupan masih
berupa angka perkiraan/estimasi; yang kemudian pada akhir jangka waktu
pertanggungan akan disesuaikan berdasarkan laporan/deklarasi berkala
(umumnya setiap bulan) atas nilai sesungguhnya. Contoh : asuransi atas
stok atau upah
Seringkali sifat risiko yang akan berjalan di tahun yang akan datang hanya

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 5: How Insurance Operate
dapat diestimasikan pada permulaan karena volume bisnis atau pekerjaan
yang dilaksanakan akan beragam dari tahun ke tahun.
Dalam hal demikian premi pertama atau renewal didasarkan atas estimasi
tingkat faktor tarif, dan tertanggung memberikan pengembalian pada akhir
tahun pengeluaran, nilai dll. Contoh asuransi tersebut adalah employers’
liability (wage expenditure); fire insurance on stock (stock value per month);
contractors’ works damage (final value of contract); money insurance
annual carryings).

Flat Premi
Bila ada limit of liability sebagai pengganti harga pertanggungan, dalam
praktek sering dikenakan level atau unit premi. Contoh umum adalah motor
insurance di mana basic atau unit premium utuk medium sized family car
sebesar GBP 250. Pengurangan akan didapat untuk klaim free driving, dan
skala paling umum adalah 30%, 40%, 50% atau 60% untuk 1,2,3,4 atau lebih
tanpa klaim. Diskon yang lain untuk restricted driving dan untuk menanggung
sejumlah pertama dari kerugian.

c. konsekuensi dari non-payment of premium.


Jika premium karena di bawah kontrak ini belum begitu dibayarkan kepada
Penanggung sejak hari dari dimulainya kontrak asuransi ini (dan, dalam hal
premi angsuran, dengan tanggal jatuh tempo masing-masing), Penanggung
wajib memiliki hak untuk membatalkan kontrak ini dengan memberitahukan
Tertanggung melalui broker secara tertulis. Dalam hal terjadi pembatalan,
premium dibayarkan kepada Penanggung secara pro rata untuk periode
yang berjalan (on risk) tetapi premi penuh harus dibayarkan ke Penanggung 71
dalam hal klaim atau kejadian sebelum tanggal pembatalan yang
menimbulkan klaim yang sah di bawah kontrak ini.
Penanggung akan memberikan pemberitahuan pembatalan ke
Tertanggung melalui broker dalam beberapa waktu yang ditentukan (misal:
30 hari). Jika premium karena dibayar penuh untuk Penanggung sebelum
periode pemberitahuan berakhir, pemberitahuan pembatalan secara
otomatis dicabut. Jika tidak, kontrak secara otomatis akan berakhir pada
akhir periode pemberitahuan.

5.33. Jelaskan: (Sept 2013, No. 13)


a. Pentingnya tanggal perpanjangan polis bagi penanggung dan
tertanggung
b. 2 (dua) keuntungan bagi penanggung atas perpanjangan polis asuransi
c. Fungsi dan mekanisme surat pemberitahuan perpanjangan polis

Jawaban:
silakan sarikan dari kalimat di bawah ini. Jawablah sesuai dengan
pengalaman
 Kebanyakan polis berperiode selama 12 (dua belas) bulan. Penanngung
jelas menginginkan tertanggung memperpanjang pertanggungan.

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 5: How Insurance Operate

Dengan kata lain menginginkan kontrak diperpanjang. Memang


tidak ada kewajiban diharuskan untuk memperpanjang bagi kedua
pihak, namun dibanyak kasus penanggung punya kepentingan untuk
mempertahankan bisnis untuk tahun berikutnya. Apalagi pada saat
terjadinya soft market dan kompetisi yang ketat.
 Biasanya penanggung akan mengeluarkan surat perpanjangan kepada
tertanggungn yang dikenal dengan pemberitahuan perpanjangan
yang mengingatkan tertanggung bahwa periode asuransi akan berakhir
dan juga premi yang akan dibayar untuk polis perpanjangan. Sekali
lagi bukan keharusan bagi penanggung untuk mengeluarkan surat
pemberitahuan perpanjangan namun hanya semata – mata untuk
kepentingan penanggung mengamankan polis perpanjangan.
 Terdapat satu atau dua hal penting yang harus dicatat berhubungan
dengan bisnis perpanjangan.

5.34. Uraikan fungsi dari cover notes dalam penutupan asuransi (Sept 2007 No. 1,
Sept 2008 No. 6, Sept 2009 No. 6)

Jawaban:
 Cover notes merupakan dokumen penutupan asuransi yang bersifat
sementara (sampai waktu tertentu) sampai polis resmi diterbitkan. Hal
ini terjadi karena informasi belum lengkap atau survey sedang dilakukan
atau tertanggung membutuhkan dokumen yang menunjukkan bukti
tentang penutupan asuransi. 72
 Dokumen cover notes diperlukan karena:
o untuk menerbitkan polis karena perlu waktu pertanggungan
memerlukan bukti diterbitkan sebelum polis resmi terbit informasi
yang diperlukan belum lengkap
o penanggung masih melakukan survey
o cover notes merupakan dokumen yang sifatnya sementara
(biasanya 30 hari) dan berakhir saat polis terbit. Bisa batal sebelum
30 hari (polis jadi sebelum 30 hari) akan bisa diperpanjang (bila polis
belum selesai)
o ada kemungkinan untuk dibatalkan bila informasi tidak memuaskan
Bila ada cover notes tetapi belum ada polis, maka bila terjadi klaim, tetap
akan diganti.

5.35. Jelaskan tujuan isi dan penggunaan Cover note dan sertificate asuransi
(Sept 2006 No. 9)

Jawaban:
Cover Note: Lihat di atas

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 5: How Insurance Operate
Certificate asuransi :
Sertifikat asuransi merupakan dokumen yang menegaskan bahwa telah
terjadi penutupan asuransi. Pada umumnya sertifikat diberikan berkait
dengan jumlah peserta yang sangat besar dan diwajibkan oleh UU dan pihak
penanggung cukup mengeluarkan master polis sedangkan pesertanya
diberikan dokumen dalam bentuk sertifikat.

5.36. Berkaitan dengan prosedur underwriting, uraikan fungsi sertifikat asuransi.


(Sept 2015, No. 6)

Jawaban:
Lihat di atas

5.37. Uraikan fungsi cover notes. (Mar 2014, No. 4)

Jawaban:
Lihat di atas

73
5.38. Jelaskan fungsi dari:
a. Polis asuransi
b. Cover note
c. Sertifikat asuransi

Jawaban:
a. Polis asuransi berfungsi:
Fungsi polis bagi nasabah (tertanggung) :
• Sebagai bukti tertulis atas jaminan penanggungan untuk mengganti
kerugian yang mungkin dideritannya yang ditanggung oleh polis.
• Sebagai bukti pembayaran premi kepada penanggung.
• Sebagai bukti otentik untuk menuntut penanggung bila lalai atau
tidak memenuhi jaminannya.

Fungsi polis bagi Penanggung (perusahaan asuransi) :


• Sebagai bukti atau tanda terima premi asuransi dari tertanggung.
• Sebagai bukti tertulis atas jaminan yang diberikannya kepada
tertanggung untuk membayar ganti rugi yang mungkin di derita

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 5: How Insurance Operate

oleh tertanggung.
• Sebagai bukti otentik, untuk menolak tuntutan ganti rugi atau klaim
bila penyebab kerugian tidak memenuhi syarat polis.

b. Cover note: lihat di atas


c. Sertifikat asuransi: lihat di atas

5.39. Uraikan pengertian Long-Term Agreements. (Mar 2007 No. 5)

Jawaban:
 Perjanjian antara Penanggung dan Tertanggung di mana Penanggung
akan memberikan potongan (diskon) terhadap premi jika Tertanggung
setuju untuk memperpanjang bisnisnya kepada Penanggung selama
beberapa tahun ke depan
 Kedua belah pihak diuntungkan: Tertanggung menikmati penurunan
premi; Penanggung mendapat kepastian bahwa bisnis tersebut akan
terus diperpanjang

5.40. Uraikan tujuan penggunaan klausul tambahan dalam polis (Sept 2008 No. 5) 74

Jawaban:
Perancangan polis merupakan satu tugas yang membutuhkan keahlian
yang tinggi. Satu standar polis akan dibuat sesuai dengan maksud
penggunaannya, tanpa harus ada modifikasi. Akan tetapi tidak mungkin
untuk selalu memenuhi kebutuhan tertanggung tanpa adanya perubahan
pada wording untuk perluasan. Untuk itu perubahan dibuat dengan
penambahan klausul khusus dan endorsements/amandement.

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 6: Underwriting Insurance and Risk Sharing

BAB VI: UNDERWRITING INSURANCE AND


RISK SHARING

6.1. Uraikan apa yang disebut dengan seorang underwriter

Jawaban:
 Apabila suatu risiko ditawarkan kepada Lloyd’s atau perusahaan
asuransi, seseorang atas nama penanggung harus memutuskan apakah
risiko dimaksud dapat diterima atau tidak.
 Jika dapat diterima, underwriter harus memutuskan rate premi yang
akan dikenakan beserta syarat dan kondisi yang akan dibebankan.
 Di Lloyd’s, slip yang dicap dan ditandatangani menunjukkan
keikutsertaan (dalam persentase). Seseorang yang menandatangani
slip itulah yang disebut “underwriter.” Proses menilai syarat dan kondisi
yang dibebankan pada kontrak asuransi disebut sebagai underwriting
asuransi.

6.2. Sebutkan 4 (empat) peran utama seorang underwriter. (Mar 2006 No. 3, Mar 75
2007 No. 6, Sept 2008 No. 7, Sept 2009 No. 7, Mar 2013 No. 5)

Jawaban:
a. Menilai risiko yang dibawa seseorang ke dalam pool
b. Memutuskan untuk menerima suatu Riko atau menolak risiko tersebut,
atau menilai seberapa banyak yang akan diterimanya
c. Menentukan ketentuan, kondisi dan cakupan jaminan perlindungan
yang ditawarkan
d. Menetapkan premi yang sesuai

6.3. Dalam kaitan dengan risk survey report: (Mar 2007 No. 12, Sept 2009 No. 12)
a. uraikan 5 (lima) hal pokok yang diuraikan di dalanmya.(bobot 60%)
b. hitung nilai MPL untuk risiko kebakaran pada suatu bangunan
dengan kondisi sebagai berikut: (bobot 30%)
- bangunan empat persegi panjang terbagi dalam 3 (tiga) ruangan
yang sama besar.
- Nilai keseluruhan bangunan dan isi adalah Rp. 3 Miliar dan terbagi
sama besar pada masing-masing ruang tersebut.

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 6: Underwriting Insurance and Risk Sharing

- Antara ruang pertama (kiri) dan ruang kedua (tengah) dibatasi


dengan fire wall.
- Antara ruang kedua (tengah) dan ruang ketiga (kanan) dibatasi
dengan tembok biasa dengan pintu penghubung.

Jawaban:
a. Hal pokok dalam survey report
1. Deskripsi lengkap tentang risiko
Dapat meliputi gambar / denah lokasi dalam hal risiko harta benda,
proses yang dikerjakan pada lokasi tersebut, keterangan tentang
Tertanggung, dan sebagainya.
1. Penilaian tingkat risiko
Memperhitungkan semua faktor berbahaya yang ada, baik moral
hazard maupun physical hazard.
Memberi gambaran kepada Underwriter tentang tingkat risiko
yang ditawarkan
Memberi ulasan tentang lingkungan sekitar, okupasi, kegunaan
bangunan, dsb misalnya dalam hal asuransi kebakaran, yang
mempengaruhi tingkat risiko
2. Penentuan Maximum Probable Loss (MPL)
• Istilah lainnya adalah Estimated Maximum Loss (EML)
• Besaran maksimal kerugian yang dapat terjadi menurut 76
penilaian Surveyor.
• Tanpa memperhitungkan keberadaan fitur-fitur yang baik
pada risiko
• tersebut
• Misalnya: alat-alat pemadaman kebakaran.
• Underwriter yang akan menilainya sendiri
• Hanya untuk risiko kebakaran saja
• Surveyor dan Underwriter dapat berdiskusi tentang fitur-fitur
positif dan negatif yang ada, serta bersepakat atas besar nilai
MPL atau EML-nya
3. Rekomendasi atas pencegahan kerugian
• Surveyor memberitahu Underwriter langkah-langkah yang bisa
diambil untuk melindungi risiko
• Kadang-kadang rekomendasi tersebut dapat berupa
persyaratan yang harus dilaksanakan Tertanggung untuk
memperoleh jaminan asuransi

4. Pandangan Surveyor atas kecukupan harga pertanggungan yang


diajukan
Di atas semuanya itu, tanggung jawab untuk memastikan bahwa

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 6: Underwriting Insurance and Risk Sharing
jaminan sudah mencukupi ada pada Tertanggung itu sendiri

b Perhitungan MPL :
 Total nilai bangunan dan isi IDR 3 Milyar
 Nilai tersebut tersebar merata pada 3 (tiga) ruangan; masing-
masing IDR 1 Milyar
 Keberadaan fire wall yang menjadi batas antara ruang pertama
(kiri) dan kedua (tengah) membuat amat sangat sulit kebakaran
menjalar dari satu ruang ke ruang yang lainnya
 Keberadaan pintu penghubung pada dinding pembatas antara
ruang kedua (tengah) dan ketiga (kanan) memungkinkan
kebakaran dapat menjalar dari satu ruang ke ruang lainnya
 Potensi kerugian paling besar adalah jika terjadi kebakaran pada
ruang kedua (tengah) dan ketiga (kanan)
 Nilai kerugian maksimal = MPL = 2 x IDR 1 Milyar = IDR 2 Milyar

6.4. Uraikan pengertian estimated maximum loss (EML) disertai dengan contoh
(Sept 2013, No. 8)

Jawaban: lihat atas


77

6.5. Jelaskan 5 (lima) hal pokok yang umumnya diuraikan seorang risk surveyor
dalam survey report yang dibuatnya. (Mar 2006 No. 12, Sept 2007 No. 13)

Jawaban:
5 hal pokok dalam survey report (Bobot masing-masing 20%)
(i) Deskripsi yang lengkap tentang risiko
Termasuk gambar denah lokasi, proses produksi, keterangan rinci
tentang Tertanggung, dsb

(ii) Penilaian tingkat risiko


Mempertimbangkan semua faktor bahaya (hazard) yang relevan,
baik moral hazard maupun physical hazard
Memberi gambaran kepada underwriter atas tingkat risiko yang
ditawarkan.
Informasi tentang harta benda sekitar yang dapat mempengaruhi
tingkat risiko

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 6: Underwriting Insurance and Risk Sharing

(iii) Pengukuran MPL (Maximum Probable Loss) a tau EML (Estimated


Maximum Loss)
Besaran maksimum kerugian yang diperkirakan oleh surveyor hanya
atas kerugiannya saja. Akibat kebakaran tanpa memperhitungkan
adanya fasilitas pemadaman kebakaran atau fitur bagus lainnya.
MPL ini berfungsi untuk memberikan gambaran kepada underwriter
atas maksimum kerugian yang mungkin terjadi dari suatu peristiwa
kebakaran

(iv) Rekomendasi untuk pencegahan kerugian (loss prevention)


Surveyor menjelaskan kepada Tertanggung mengenai langkah-
langkah yang perlu diambil untuk melindungi risiko.
Bisa dalam bentuk persyaratan (requirement) di mana Tertanggung
harus memenuhinya agar jaminan perlindungan dapat diberikan

(v) Pandangan surveyor tentang kecukupan asuransi yang diminta


 Tanggung jawab terletak pada Tertanggung untuk memastikan
bahwa jaminan yang diminta telah memadai
 Dalam banyak cabang asuransi, berarti kecukupan harga
pertanggungan (property), batas ganti rugi (liability)
 Underwriter ingin memastikan bahwa Tertanggung tidak
mengasuransikan di bawah harga (under-insurance)
78

6.6. Sebagai mata dan telinga dari underwriter, risk surveyor akan menyampaikan
hasil surveynya kepada underwriter dalam bentuk survey report. Jelaskan
5(lima) hal pokok yang diuraikan dalam survey report tersebut (Sept 2008
No. 12)

Jawaban: lihat di atas

6.7. Berkaitan dengan proses underwriting, sebutkan 5 (lima) jenis data atau
informasi yang perlu disampaikan dalam laporan kepada dewan direksi.
(Sept 2014 No. 6)

Jawaban:
1. Karakter risiko yang ditutup selama satu tahun
2. Loss ratio masing-masing line of business
3. Penerapan/aplikasi regulasi, misalnya peraturan OJK dalam proses
underwriting

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 6: Underwriting Insurance and Risk Sharing
4. Berita underwriting di pasar asuransi
5. Big account yang perlu dibicarakan dengan direksi

6.8. Dalam kaitan dengan penentuan premi yang sesuai, jelaskan: (Mar 2006 No.
13)
a. 5 (lima) aspek yang harus dipenuhi agar kontribusi premi tersebut
wajar dan mencerminkan tingkat risikonya
b. 4 (empat) pertimbangan bisnis yang harus diperhatikan

Jawaban:
a. 5 aspek dalam penentuan premi yang sesuai (Bobot 60%)

1. Cukup untuk membayar klaim yang diperkirakan (expected


claims)
 Perusahaan asuransi memperkirakan tingkat klaim yang
diperkirakan dapat terjadi
 Tidak mungkin untuk mendapatkan suatu angka yang pasti
berapa yang harus dibayar untuk klaim berdasarkan jumlah
kejadian,
 Perusahaan asuransi dapat membuat penilaian yang cukup
79
akurat atas kemungkinan biaya klaim/kerugiannya
 Minimal, premi harus cukup untuk membayar klaim yang
diperkirakan tersebut

2. Cukup untuk membuat suatu estimasi dari klaim yang belum


dibayar (outstanding claims)
 Tidak semua klaim dapat dibayar dalam satu tahun yang
sama dengan tahun saat premi dibayarkan
 Premi harus memperhitungkan klaim yang masih harus
diselesaikan pada akhir tahun

3. Cukup untuk membentuk cadangan premi


Kemungkinan terdapat kondisi darurat (contigencies), di luar
kendali perusahaan asuransi, yang mungkin melibatkan suatu
kewajiban untuk membayar klaim pada suatu waktu di masa yang
akan datang. Perusahaan asuransi akan memupuk cadangan
premi (reserves) untuk keperluan ini.

4. Cukup untuk membayar semua biaya operasional perusahaan


asuransi termasuk:

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 6: Underwriting Insurance and Risk Sharing

 gaji karyawan
 biaya kantor dalam segala bentuk
 promosi dan iklan
 komisi
Premi yang terkumpul dari masing-masing Tertanggung secara
agregat harus cukup untuk menutup biaya operasional tersebut

5. Cukup untuk menghasilkan laba


 Umumnya perusahaan asuransi harus bisa
mempertanggungjawabkan kepada para pemegang saham
dan memberikan imbalan yang layak atas investasi mereka
pada perusahaan tersebut
 Bagi perusahaan mutual, para anggota bagaimanapun tetap
mengharapkan suatu jumlah surplus yang layak

b. 4 pertimbangan bisnis dalam menetapkan premi yang sesuai (Bobot


40%)
(i) Inflasi
• Perusahaan asuransi harus waspada atas perubahan nilai
mata uang
• Klaim akan dibayarkan di kemudian hari, dari premi yang
diperoleh pada hari ini 80
• Biaya penyelesaian suatu klaim dapat meningkat, bukan
karena meningkatnya besaran klaim itu sendiri, tetapi
semata-mata karena turunnya nilai uang

(ii) Suku bunga pinjaman


• Perusahaan asuransi adalah investor dana yang cukup
besar
• Dana ini akan menghasilkan pendapatan investasi yang
cukup besar yang mana perusahaan asuransi bergantung
padanya

(iii) Nilai tukar mata uang


• Ketika terjadi lalu lintas uang antar batas negara, maka
muncul risiko nilai tukar mata uang
• Juga terjadi dalam hal premi yang dibayar Tertanggung
tidak sesuai dengan mata uang yang disepakati sebagai
harga pertanggungan (yang menjadi batas tanggung
jawab atas pembayaran klaim)

(iv) Kompetisi

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 6: Underwriting Insurance and Risk Sharing
• Penetapan premi yang terlalu tinggi akan berakibat
kehilangan bisnis, tetapi sebaliknya, penetapan premi
yang terlalu rendah tidak akan cukup untuk membayar
klaim

6.9. Berkaitan dengan prinsip underiwriting dalam penetapan premi asuransi,


jelaskan: (April 2015 No 14)
a. tujuan analisa terhadap data / informasi klaim.
b. 5 (lima) aspek yang harus dipertimbangkan dalam menghitung premi
risiko.
c. 5 (lima) komponen biaya yang harus diperhitungkan dalam
menetapkan premi.

Jawaban:
a. tujuan analisa terhadap data / informasi klaim.
- Menentukan tingkat severity dan frequency dari suatu risiko
sehingga dapat diketahui apakah risikonya bagus atau tidak untuk
ditutup pada sebuah jaminan asuransi.
- Dari situ dapat ditentukan rate yang sesuai untuk risiko tersebut.
- Deductible / risiko sendiri juga dapat semakin besar jika loss rationya
menjadi besar. 81
- Underwriter dapat menolak risiko tersebut jika loss rationya sangat
tinggi.
- Menentukan warranty atau tindakan yang diperlukan oleh
tertanggung selama periode asuransi agar risiko dapat
diminimalisasi.

b. 5 (lima) aspek yang harus dipertimbangkan dalam menghitung premi


risiko.

1. Cukup untuk membayar klaim yang diperkirakan (expected


claims)
 Perusahaan asuransi memperkirakan tingkat klaim yang
diperkirakan dapat terjadi
 Tidak mungkin untuk mendapatkan suatu angka yang pasti
berapa yang harus dibayar untuk klaim berdasarkan jumlah
kejadian,
 Perusahaan asuransi dapat membuat penilaian yang cukup
akurat atas kemungkinan biaya klaim/kerugiannya
 Minimal, premi harus cukup untuk membayar klaim yang
diperkirakan tersebut

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 6: Underwriting Insurance and Risk Sharing

2. Cukup untuk membuat suatu estimasi dari klaim yang belum


dibayar (outstanding claims)
 Tidak semua klaim dapat dibayar dalam satu tahun yang
sama dengan tahun saat premi dibayarkan
 Premi harus memperhitungkan klaim yang masih harus
diselesaikan pada akhir tahun

3. Cukup untuk membentuk cadangan premi


Kemungkinan terdapat kondisi darurat (contigencies), di luar
kendali perusahaan asuransi, yang mungkin melibatkan suatu
kewajiban untuk membayar klaim pada suatu waktu di masa yang
akan datang. Perusahaan asuransi akan memupuk cadangan
premi (reserves) untuk keperluan ini.

4. Cukup untuk membayar semua biaya operasional perusahaan


asuransi termasuk:
 gaji karyawan
 biaya kantor dalam segala bentuk
 promosi dan iklan
 komisi
Premi yang terkumpul dari masing-masing Tertanggung secara
agregat harus cukup untuk menutup biaya operasional tersebut 82
5. Cukup untuk menghasilkan laba
 Umumnya perusahaan asuransi harus bisa
mempertanggungjawabkan kepada para pemegang saham
dan memberikan imbalan yang layak atas investasi mereka
pada perusahaan tersebut
 Bagi perusahaan mutual, para anggota bagaimanapun tetap
mengharapkan suatu jumlah surplus yang layak

c. 5 (lima) komponen biaya yang harus diperhitungkan dalam


menetapkan premi.
(1) Expected claims
 Penanggung harus membuat perkiraan atau estimasi atas
besarnya klaim yang mungkin dialami di waktu yang akan
datang
 Kerugian tidak mungkin dihitung secara tepat, namun dengan
jumlah klaim yang ada, perkiraan wajar yang mendekati
dapat dibuat
 Paling tidak, premi yang diterapkan harus cukup untuk
memenuhi klaim yang diperkirakan

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 6: Underwriting Insurance and Risk Sharing
(2) Outstanding claims
 Tidak semua klaim dapat diselesaikan dalam tahun
pembayaran premi, sehingga premi harus diperhitungkan
untuk klaim yang belum diselesaikan pada akhir tahun
 dalam klaim personal injury, penyelesaian klaim dapat
berlangsung lama, sehingga perlu diperhitungkan dalam
penetapan preminya

(3) Reserve
 Penanggung juga harus memperhitungkan bahwa terdapat
kemungkinan contingencies yang berada di luar kendalinya.
Ada tanggung jawab untuk membayar klaim pada suatu
waktu di masa yang akan datang.

(4) All expenses


 biaya operasional dalam menjalankan usaha, termasuk:
 gaji karyawan
 biaya kantor
 iklan dan promosi
 komisi
 premi yang dikumpulkan harus cukup secara agregat untuk
memenuhi biaya­biaya operasional tersebut 83

(5) Profit
 Penanggung harus memastikan bahwa terdapat bagian
untuk profit yang wajar
 sebagai tanggung jawab terhadap pemegang saham untuk
memberikan hasil atas investasi mereka dalam perusahaan

6.10. Dalam kaitan dengan penetapan premi, uraikan: (Mar 2009 No. 12)
a. hubungan antara premi dengan hazard dan exposure dari suatu objek
pertanggungan (Bobot 30%)
b. pengettian adjustable premiums (Bobot 25%)
c. 5 (lima) komponen biaya yang secara memadai harus terpenuhi dalam
premi tersebut (Bobot 45%)

Jawaban:
a. Premi = suku premi X dasar perhitungan premi
Suku premi:

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 6: Underwriting Insurance and Risk Sharing

 umumnya dalam % atau %o


 mewakili tingkat risikonya
 makin tinggi risikonya, makin tinggi tingkat suku preminya
Dasar perhitungan premi:
 disebut juga harga pertanggungan
 mencerminkan besaran / ukuran exposure dari risiko tersebut
 misalnya : nilai bangunan, mesin, stok, inventaris

b. Adjustable premium
premi yang didapatkan dengan perkalian antara suku premi terhadap
harga pertanggungan yang pada saat awal penutupan masih berupa
angka perkiraan / estimasi; yang kemudian pada akhir jangka waktu
pertanggungan akan disesuaikan berdasarkan laporan / deklarasi
berkala (pada umumnya setiap bulan) atas nilai sesungguhnya.
Contoh : asuransi atas stok atau upah

c. komponen biaya dalam premi :


(1) Expected claims
 Penanggung harus membuat perkiraan atau estimasi atas
besarnya klaim yang mungkin dialami di waktu yang akan
datang 84
 Kerugian tidak mungkin dihitung secara tepat, namun dengan
jumlah klaim yang ada, perkiraan wajar yang mendekati
dapat dibuat
 Paling tidak, premi yang diterapkan harus cukup untuk
memenuhi klaim yang diperkirakan

(2) Outstanding claims


 Tidak semua klaim dapat diselesaikan dalam tahun
pembayaran premi, sehingga premi harus diperhitungkan
untuk klaim yang belum diselesaikan pada akhir tahun
 dalam klaim personal injury, penyelesaian klaim dapat
berlangsung lama, sehingga perlu diperhitungkan dalam
penetapan preminya

(3) Reserve
 Penanggung juga harus memperhitungkan bahwa terdapat
kemungkinan contingencies yang berada di luar kendalinya.
Ada tanggung jawab untuk membayar klaim pada suatu
waktu di masa yang akan datang.

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 6: Underwriting Insurance and Risk Sharing
(4) All expenses
 biaya operasional dalam menjalankan usaha, termasuk:
 gaji karyawan
 biaya kantor
 iklan dan promosi
 komisi
 premi yang dikumpulkan harus cukup secara agregat untuk
memenuhi biaya­biaya operasional tersebut

(5) Profit
 Penanggung harus memastikan bahwa terdapat bagian
untuk profit yang wajar
 sebagai tanggung jawab terhadap pemegang saham untuk
memberikan hasil atas investasi mereka dalam perusahaan

6.11. Dalam penetapan premi yang tepat (suitable premiums), uraikan : (Mar
2007 No. 11, Sept 2009 No. 13, Mar 2008 No. 12)
a. 5 (lima) komponen biaya yang harus tercakup secara memadai premi
tersebut
b. 4 (empat) aspek komersial yang harus dipertimbangkan
85

Jawaban:
a komponen biaya dalam premi: lihat di atas
b Aspek komersial yang harus dipertimbangkan: lihat di atas

6.12. Uraikan mengapa inflasi merupakan salah satu aspek yang harus
dipertimbangkan dalam penetapan premi. (Mar 2009 No. 7)

Jawaban:
 Penanggung harus mempertimbangkan perubahan nilai uang
 Biaya klaim dapat meningkat bukan karena meningkatnya besaran
klaim itu sendiri, tapi akibat turunnya nilai uang

6.13. Dalam kaitan dengan reasuransi, jelaskan: (Sept 2006 No. 10, Sept 2008 No.
12)
a. Pengertian reasuransi

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 6: Underwriting Insurance and Risk Sharing

b. 5 (lima) alasan perusahaan asuransi membeli proteksi reasuransi

Jawaban:
a. Pengertian reasuransi
 Reasuransi adalah persetujuan antara Penanggung (Ceding
company) dan reasuradur, di mana penanggung menyetujui untuk
menyerahkan /melimpahkan seluruh atau sebagian risiko atas suatu
pertanggungan yang ditutupnya (ditanggung) kepada reasuradur,
dan dengan menerima premi dari dari penanggung sebagaimana
telah ditetapkan sebelumnya, reasuradur menyetujui untuk
membayar ganti rugi kepada Penanggung berhubung dengan
kerugian yang terjadi atas pertanggungan yang ditutupnya
tersebut, semuanya itu berdasarkan atas syarat-syarat sebagaimana
ditetapkan dalam perjanjian.
 Ceding Company atau reinsured biasanya adalah sebuah
perusahaan asuransi, sedangkan reasuradur atau reinsurer adalah
sebuah perusahaan asuransi atau sebuah perusahaan reasuransi
profesional.
 Menurut R.C. Reinarz, reasuransi adalah akseptasi oleh suatu
Penanggung yang dikenal sebagai reasuradur dari semua atau
sebagian risiko kerugian dari Penanggung yang disebut Ceding
Company.

b. 5 (lima) alasan perusahaan asuransi membeli proteksi reasuransi


86
1. Meningkatkan kapasitas akseptasi
 Fasilitas reasuransi akan memperbesar kapasitas direct insurer
tersebut, sehingga memungkinkannya untuk menerima nilai
pertanggungan yang tinggi. Dalam hal seperti itu, reasuransi
berfungsi sebagai “capacity boosting”
 Problem:
Konsekuensi dari adanya peningkatan kapasitas tadi di mana sesuai
dengan mekanisme pasar, pada saat ada “kelebihan kapasitas’ di
industri asuransi dengan situasi lebih banyak asuradur dan reasuradur
berlomba memperebutkan risiko dengan jumlah yang sama,
sementara itu premi akan turun (tertanggung akan memperoleh
manfaatnya). Di lain pihak, klaim tidak berubah (tidak turun).
Akibatnya karena ditemukan situasi dengan loss ratio yang buruk,
yaitu: nilai klaim tetap sedangkan premi yang diterima turun dan
tidak sesuai dengan yang seharusnya untuk membentuk dana klaim
tersebut.

2. Stabilisasi kondisi keuangan


Perusahaan asuransi menghadapi ketidakpastian mengenai
frekuensi terjadinya klaim dan berapa besar klaim yang harus
dibayarnya. Perusahaan asuransi dapat mengurangi fluktuasi biaya
klaim yang mungkin terjadi dengan membayar sejumlah premi yang

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 6: Underwriting Insurance and Risk Sharing
pasti kepada reasuradur dan reasuradur akan membantu direct
insurer dalam menstabilkan tingkat kerugiannya.

3 Confidence untuk ekspansi bisnis


Dengan dihilangkannya beberapa ketidakpastian melalui
pengalihan risiko kepada reasuradur, direct insurer mendapatkan
rasa yakin (confidence) untuk memperbesar bisnisnya. Ini terutama
dimaksudkan untuk perusahaan asuransi yang ingin menutup jenis
pertanggungan yang masih baru bagi mereka, namun karena
belum punya pengalaman, mereka belum mempunyai catatan
atau statistik yang mengungkapkan tentang loss ratio dari jenis
pertanggungan tersebut. Karena itu dipilih bentuk asuransi Stop
Loss, sehingga bila loss ratio melebihi ratio tertentu, selebihnya akan
dibebankan kepada reasuradur, baik keseluruhannya atau hanya
sebagian.

4 Catastrophe protection
Keadaan finansial direct Insurer dapat menjadi sangat buruk dalam
hal ia harus menanggung kerugian-kerugian yang luar biasa
jumlahnya (catastrophic losses). Reasuransi berfungsi sebagai suatu
pengaman untuk melindungi direct insurers terhadap keadaan
seperti ini (catastrophe protection).

5 Spread of risks
 Reasuransi adalah mekanisme pengalihan risiko dari direct insurer
87
kepada reasuradur. Oleh karena itu, reasuransi berfungsi sebagai
alat penyebar risiko (spread of risk).
 Asuradur mungkin tidak menginginkan untuk konsentrasi tanggung
jawabnya kepada setiap kelas bisnis, setiap jenis risiko, setiap area
atau dalam bentuk klasifikasi lainnya.
 Dengan mengatur fasilitas reasuransi secara tepat, maka akan
dapat disebarkan dampak yang potensial dari kerugian-kerugian
yang akan dihadapi di masa mendatang.

6.14. Dalam kaitan dengan reasuransi, jelaskan: (Sept 2007 No. 14)
a. 5 (lima) alasan perusahaan asuransi yang membeli proteksi reasuransi
b1. 4 (empat) pihak yang berperan sebagai pembeli
b2. 2 (empat) pihak yang berperan sebagai perantara
b3. 5 (1ima) pihak yang berperan sebagai penjual (seller)

Jawaban:
a. 5 (lima) alasan perusahaan asuransi membeli proteksi reasuransi
Jawaban: Lihat di atas

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 6: Underwriting Insurance and Risk Sharing

b1 4(empat) pihak yang berperan sebagai pembeli

1. Direct Insurers.
Kelompok ini menggambarkan penanggung biasa yang betransaksi
asuransi dengan Publik umum. Para penanggung membeli
reasuransi dengan sejumlah alasan sebagaimana sudah
dijelaskan sebelunmya.

2. Captive Insurance Companies


Perusahaan dimiliki oleh satu induk perusahaan yang bukan
asuransi. Perusahaan ini melakukan transaksi di mana asuransi dapat
menetapkan satu anak perusahaannya. Captive Company tidak
cukup besar untuk menjamin resikonya sendiri sehingga proteksi
reasuransi untuk jumlah yang sangat besar biasanya dibutuhkan.
Captive dapat menahan sekian presentase risiko atau satu proporsi
tetap dan seimbang dan biasaya bagian yang terbesar dijamin.

3. Lloyd ‘s Syndicates.
Sebagaimana dipelajari sebelumnya tentang Lloyd, masing-
masing syndicate dibentuk oleh para member dan para members
mempunyai liability yang tak terbatas. Reasuransi juga merupakan
satu cara di mana mereka dapat menempatkan beberapa batas
atas kerugian personal yang mungkin dialami oleh masing- asing 88
member.

4. Reinsurers.
Pembeli terakhir juga adalah reasuransi itu sendiri. Individual
reasuransi mencari proteksi yang sama seperti tertanggung dan
direct esik. Mereka tidak kebal dari esik yang tidak diharapkan
dan mengamankan unsur stabilitas keuangan dengan membeli
proteksi reasuransi sendiri.

b2 2(dua) pihak yang berperan sebagai perantara


1. Broker Reasuransi
Reasuransi merupakan satu hal yang sangat kompleks dan spesialis
dan para pembeli benar-benar butuh bantuan dalam mengatur
pertanggungan yang benar dan memilih reasuradur yang paling
pantas.
2. Management Companies.
Pertumbuhan perusahaan asuransi captive membuat satu
pertumbuhan terhadap jumlah captive management company.
Perusahaan ini menawarkan service management kepada
organisasi yang memiliki captives. Satu perusahaan management
bisa menangani lebih dari satu/beberapa captive dan area kerja
management captive termasuk mengenai penempatan reasuransi.

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 6: Underwriting Insurance and Risk Sharing

b3 5 (lima) pihak yang berperan sebagai penjual (seller)


1. Reinsurers.
Sejumlah besar bisnis reasuransi dijamin oleh perusahaan asuransi.
Terdapat beberapa perusahaan reasuransi besar yang spesialisasi
dalam reasuransi dan tidak menjamin bisnis direct/langsung. Mereka
adalah perusahaan internasional yang bertransaksi di banyak
tempat di dunia ini. Sejumlah perusahaan reasuransi dimiliki oleh
satu perusahaan asuransi composite yang besar namun bekerja
secara independent.

2. Direct Insurers
Perusahaan asuransi biasa juga bisa bertransaksi reasuransi. Mereka
bisa saja diminta untuk menyediakan reasuransi bagi sesama
perusahaan asuransi lain dan bahkan bagi perusahaan reasuransi.
Di pasar, mereka bisa sebagai Bnyer dan juga sebagai Seller.

3. Captive Insurance companies


Captive insurance company, dapat juga sebagai penjual proteksi
reasuransi bila menjamin bisnis di luar bisnis perusahaan induk atau
diistilahkan” writing third party business”.
Pada banyak kasus hanya sebagian kecil saja dari jenis bisnis
dijamin reasuransinya oleh perusahaan captive, sebagian besarnya
direasnransikan kepada petusahaan captive lain atau perusahaan 89
asuransi yang bukan captive. Akhirnya Perusahaan captive bisa
berperan sebagai Buyer dan juga sebagai Seller.

4. Pools
Dalam kasus di mana resik sangat besar, tidaklah mungkin
menempatkan semuanya pada reasuransi yang dibutuhkan.
Untuk mengatasi masalah ini dan menyediakan proteksi , pools
dibentuk. Pools ini di dalamnya terdiri dari beberapa organisasi
yang mengalami masalah resiko yang sama. Contohnya resiko
oil rig operator, atau resiko khusus atas bahaya yang natural
seperti gempa bumi. Kontribusi kepada pool diasses oleh seorang
underwriter dengan cara ini para member mendapatkan banyak
manfaat atas common pool dengan pendekatan risk sharing.

5. Lloyd’s Svndicates
Lloyd’s syndicate bisa sebagai pembeli dan penjual dipasar yang
sama.

6.15. Uraikan perbedaan antara reasuransi facultative dan treaty. (Mar 2006 no 4)

Jawaban:

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 6: Underwriting Insurance and Risk Sharing

Facultative
Setiap risiko ditawarkan kepada reasuradur oleh penanggung langsung, dan
reasuradur dapat memutuskan untuk menerima atau menolaknya. Dalam
hal ini, beban administrasi dan biaya yang besar karena dibuat secara case
per case.

Treaty
Perjanjian antara reasuradur dan penanggung langsung di mana semua
risiko yang termasuk dalam parameter tertentu akan ditawarkan (ceded)
kepada reasuradur
Reasuradur tidak dapat menolak risiko yang ditawarkan kepadanya dan
penanggung langsung
tidak dapat memilih-milih risiko mana saja yang akan ditawarkan dan
manasaja yang akan ditahan sendiri
Reasuradur mendapatkan rentang yang luas atas tingkat risiko dan dapat
mencapai keseimbangan yang wajar antara risiko-risiko yang baik dan yang
buruk.
Penanggung langsung mendapat fasilitas reasuransi otomatis dan tidak
harus mengatur secara individual nutuk setiap risiko

6.16. Dalam kaitan dengan reasuransi treaty, jelaskan. (Mar 2006 No. 14)
90
a. 2 (dua) bentuk reasuransi proporsional beserta metode perhitungan
preminya

b. 2 (dua) bentuk reasuransi non-proporsional beserta metode


perhitungan preminya

Jawaban:

a. 2 (dua) bentuk reasuransi treaty proporsional

(i) Quota share

Suatu proporsi yang pasti dari setiap risiko sebagaimana


ditetapkan dalam perjanjian treaty akan direasuransikan

Contoh:

Penanggung langsung (direct Office) sepakat untuk


mereasuransikan 60% dari penutupan asuransi yang
diterimanya; maka jika harga pertanggungan suatu risiko
adalah EUR 100.000 maka direct office akan menahan /
menanggung sendiri EUR 40.000 dan mereasuransikan EUR
60.000

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 6: Underwriting Insurance and Risk Sharing

(ii) Surplus

* Direct office dapat menetapkan berapa besar dari


suatu risiko yang akan ditahan sendiri (retensi) dihitung
berdasarkan kerugian finansial yang diperkirakan

* Direct office dapat mencari fasilitas reasuransi yang


ditetapkan dalam lines

1 line = retensi direct office

fasilitas reasuransi adalah berupa kelipatan dari line


tersebut

Contoh:

 Retensi direct office = USD 40.000 => 1 line

 retensi = 1 line = Treaty 10 lines USD 40.000

 surplus = 10 lines = USD 400.000

 Maka, kapasitas akseptasi risiko direct office =


USD 440.000

Penetapan premi:

• Straightforward 91
• Proteksi reasuransi berupa suatu proporsi yang
tetap

 klaim dan premi dibagi dalam proporsi


yang sama tersebut

• Overidding commission

 diberikan reasuradur kepada direct


office sebagai kompensasi atas biaya-
biaya yang dikeluarkan direct office:
biaya survey, promosi dan iklan, komisi
perantara berupa persentase dari premi
asal

• Profit commission

 diberikan reasuradur kepada direct office


jika bisnis reasuransi tersebut ternyata
bagus hasilnya

b. Reasuransi non proporsional

Reasuradur setuju untuk membayar jumlah melebihi dan di atas (in

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 6: Underwriting Insurance and Risk Sharing

excess of) suatu jumlah yang direct office setuju untuk menahannya
(reatain)

2 bentuk reasuransi treaty non proporsional

(i) Excess of loss

* Direct office membayar kerugian USD x pertama dari


suatu kejadian, dan reasuradur membayar USD y di
atas USD x tersebut

Contohnya di bawah ini:

Direct office membayar USD 5.000 atas setiap kerugian


yang timbul dari suatu kejadian dan mempunyai treaty
yang menjamin USD 45.000 di atas (in excess of) USD
5.000

(ii) Stop loss (excess of loss ratio)

* Rreasuransi melindungi suatu portfolio risiko secara


keseluruhan, bukan secara individual

* Ketika loss ratio suatu cabang asuransi lebih dari suatu


angka tertentu, reasuradur setuju untuk membayar. 92
Loss ratio berupa klaim sebagai persentase terhadap
premi.

Contoh:

Jika premi = USD 100 dan klaim = USD 50, maka loss
rationya adalah USD 50 : USD 100 x 100% = 50%

* Reasuradur tidak menanggung penuh jumlah kerugian


di atas loss ratio loss ratio yang disepakati

Hal ini agar menghindari hilangnya insentif bagai


direct office untuk berhati-hati dalam sisi underwriting
maupun klaimnya.

Misal : reasuradur akan membayar 75% dari jumlah


yang melebihi loss ratio yang disepakati

Penetapan premi

* Biaya akhir yang ditanggung oleh reasuradur


hanya dapat diketahui ketika klaim telah
dibayar; dan bisa jadi sampai beberapa tahun
sesudah peristiwa kerugian terjadi.

* Premi yang dibebankan kepada direct office


harus cukup untuk menutup tingkat kerugian

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 6: Underwriting Insurance and Risk Sharing
yang diperkirakan, biaya administrasi termasuk
komisi broker/agen, dan laba bagi reasuradur

* Premi ditetapkan dengan perkalian antara


suatu suku premi (rate) atas premi langsung dari
direct office

* Suku premi (rate) berdasarkan pengalaman


masa lalu, yang juga digunakan sebagai dasar
penetapan premi di masa yang akan datang

6.17. Dalam kaitan dengan reasuransi, jelaskan : (Mar 2009 No. 13)
a. Perbedaan antara reasuransi facultative dengan treaty (Bobot 20%)
b. masing-masing 2 (dua) bentuk reasuransi proportional treaty dan
non-proportional treaty (Bobot 40%)
c. metode perhitungan premi reasuransi proportional treaty dan non-
proportional treaty(Bobot 40%)

Jawaban:
a. Reasuransi facultative
 Setiap risiko, secara individual, ditawarkan oleh Penanggung
Langsung (direct office = reinsured = ceding company) kepada 93
Penanggung Ulang (reinsurer)
 Penanggung Ulang dapat memutuskan apakah akan
mengkasep atau menolak risiko yang ditawarkan tersebut
 melibatkan beban administrasi yang cukup banyak dan biaya
yang lebih besar

Reasuransi treaty
- perjanjian dibuat antara Penanggung Langsung dan
Penanggung Ulang dimana semua risiko yang masuk dalam
parameter tertentu yang telah disepakati akan ditawarkan
(ceded) kepada Penanggung Ulang
- Penanggung Ulang tidak dapat menolak risiko yang ditawarkan
tersebut
- Penanggung Langsung tidak dapat memilih-milih risiko mana
yang akan ditawarkan dan mana yang akan ditahan sendiri
- Penanggung Ulang diuntungkan dengan menerima semua
risiko, tidak hanya melulu risiko-risiko yang buruk saja yang
memang memerlukan proteksi, dengan sebaran tingkat risiko
yang cukup luas, sehingga terdapat keseimbangan yang
cukup baik antara risiko-risiko yang bagus dan yang buruk
- Penanggung Langsung diuntungkan karena mempunyai
fasilitas reasuransi otomatis; tidak perlu membuat kontrak-

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 6: Underwriting Insurance and Risk Sharing

kontrak reasuransi secara individual

b. 2 (dua) bentuk proportional treaty


(i) Quota share treaty
Suatu bagian / proporsi yang tetap dari setiap risiko yang
didefinisikan dalam treaty akan direasuransikan/disesikan
Contoh: suatu Penanggung Ulang setuju mereasuransikan
70%; maka atas risiko sebesar USD 1 juta, Penanggung Ulang
akan menahan sendiri USD 300 ribu dan mereasuransikan USD
700 ribu

(ii) Surplus treaty


Penanggung Ulang akan memutuskan berapa bagian dari
setiap risiko yang akan ditahannya sendiri (retensi) berdasarkan
kerugian finansial yang diperkirakan
Penanggung Ulang mengatur fasilitas reasuransi dalam bentuk
lines
→ 1 line = retensi dari Penanggung Ulang, mis. USD
400 ribu
→ fasilitas reasuransi berupa kelipatan dari line
tersebut, mis. 10 lines
→ dalam treaty dengan 10 lines, misalnya,
Penanggung Ulang dapat mengaksep risiko
94
sebesar USD 4,4 juta (= retensi USD 400 ribu
ditambah 10 x lines masing-masing USD 400 ribu)

2 (dua) bentuk non-proportional treaty


(i) Excess of loss
Penanggung Langsung akan membayar sejumlah USD x yang
pertama dari suatu kerugian yang timbul dari suatu kejadian
dan Penanggung Ulang akan membayar USD y sisanya di atas
dari (in excess of) USD x tersebut

(ii) Stop loss (excess of loss ratio)


Memberikan proteksi atas keseluruhan portofolio risiko
ketimbang untuk kerugian-kerugian individual
Jika loss ratio untuk suatu kelas asuransi melebihi suatu nilai
tertentu, Penanggung Ulang setuju untuk membayar kelebihan
tersebut
Pada umumnya Penanggung Ulang tidak akan membayar
100% kelebihan di atas loss ratio tersbut, karena akan menjadi
kontra-insentif bagi Penanggung Langsung untuk melakukan
underwriting yang prudent
Contoh: Penanggung Ulang akan membayar 75% dari setiap

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 6: Underwriting Insurance and Risk Sharing
jumlah yang melebihi suatu nilai ratio tertentu

c. Metode perhitungan premi untuk :


(i) Proportional treaty
straightforward
Proteksi reasuransi berupa suatu proporsi yang tetap
⇒ klaim dan premi dibagi dalam proporsi yang sama tersebut

Overiding commission
⇒ diberikan reasuradur kepada direct office sebagai
kompensasi atas biaya-biaya yang dikeluarkan direct office :
biaya survey, promosi dan iklan, komisi perantara

Profit commission
⇒ diberikan reasuradur kepada direct office jika bisnis reasuransi
tersebut ternyata bagus hasilnya

(ii) Non-proportional treaty


Ongkos keseluruhan yang dikeluarkan reasuradur hanya dapat
diketahui setelah klaim dibayarkan dan dapat memakan
waktu beberapa tahun setelah terjadinya peristiwa yang
95
dijamin itu sendiri
Reasuradur tetap perlu untuk menagihkan suatu premi kepada
direct office sebelum terjadinya peristiwa yang dijamin tersebut
⇒ harus cukup untuk meng-cover tingkat klaim yang
diperkirakan, biaya administrasi termasuk komisi broker dan
sejumlah keuntungan bagi reasuradur premi umumnya
didapat dari perkalian antara suku premi terhadap besar
premi yang dihasilkan oleh direct office
⇒ umumnya, hasil statistik/pengalaman sebelumnya
digunakan sebagai dasar bagi penetapan premi
selanjutnya

6.18. Dalam kaitan dengan reasuransi, jelaskan : (Mar 2009 No. 13)
a. perbedaan antara reasuransi facultative dan treaty (bobot 25%)
b. perbedaan antara proportional treaty dan non-proportional treaty
(bobot 25%)
c. masing-masing 2 (dua) bentuk proportional treaty dan non-
proportional treaty (bobot 40%)

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 6: Underwriting Insurance and Risk Sharing

Jawaban: lihat di atas

6.19. Dalam kaitan dengan reasuransi, jelaskan : (Mar 2008 No. 13)
a. Pengertian reasuransi
b. Perbedaan antara reasuransi facultative dan treaty
b. Perbedaan antara proportional treaty dan non-proportional treaty

Jawaban:
lihat di atas

6.20. Dalam kaitan dengan reasuransi, jelaskan : (Mar 2008 No. 13)
a. perbedaan antara reasuransi facultative dengan treaty
b. masing-masing 2 (dua) bentuk reasuransi proportional treaty dan
non-proportional trearty
c. 5 (lima) alasan perusahaan asuransi membeli proteksi asuransi

Jawaban: 96
lihat di atas

6.21. Dalam kaitan dengan mekanisme pembagian risiko oleh


perusahaan asuransi, jelaskan: (Sept 2012 No. 10)
a. cara kerja koasuransi.
b. perbedaan pokok antara koasuransi dan reasuransi dari sisi
tertanggung.
c. 4 (empat) manfaat utama reasuransi bagi penanggung
langsung.

Jawaban:
a. Cara kerja Koasuransi (Collective Policies)
Dalam hal industrial fire risk, value at risk dan/atau potential hazards
yang sangat besar untuk ditutup oleh satu perusahaan saja, maka
pialang akan mencari beberapa perusahaan untuk menutupnya
bersama-sama. Bila pialang telah mendapatkan persetujuan dari
perusahaan-perusahaan untuk menjamin 100% of the total value,
“leading office” akan melakukan survey dan membuat perincian

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 6: Underwriting Insurance and Risk Sharing
atas nama semua penanggung. Rincian bagian masing-masing
perusahaan, premi pertama dan lanjutan bersamaan dengan salinan
rincian akan dikirimkan ke perusahaan-perusahaan.

Bila perusahaan-perusahaan tersebut atau co-insurers setuju atas


syarat-syarat polis, perusahaan-perusahaan tersebut menerbitkan
“signing slip” kepada leading office yang memberikan wewenang
kepada leading office untuk memberikan tanda tangan atas nama
mereka.

Leading office akan menyiapkan dan menandatangani “collective


policy” atas nama seluruh penanggung. Polis ini identik terhadap
polis lainnya dengan 3 pengecualian:
a. tidak ada heading, yaitu nama dan alamat perusahaan tidak
nampak di muka polis
b. di mana saja di setiap klausula, kata “penanggung” digunakan
sebagai pengganti kata “perusahaan”
c. listing seluruh perusahaan yang on risk beserta bagiannya
dalam persentase dan nomor individu referensi perusahaan
termasuk di dalam polis

b. Perbedaan pokok antara koasuransi dan reasuransi dari 97


sisi tertanggung.
Bila terjadi klaim:
1. Tertanggung harus menunggu untuk mendapatkan beberapa
penanggung
2. Tertanggung tidak mendapatkan pembayaran penuh
100% setelah klaim disetujui kedua belah pihak (menuggu
pembayaran dari masing co member)
3. Sering terjadi dispute diantara member bila leader kurang
kompeten

c. 4 (empat) manfaat utama reasuransi bagi penanggung


langsung.
Jawaban : lihat di atas (alasan membeli reasuransi)

6.22. Dalam kaitan dengan struktur pasar asuransi, jelaskan : (Mar 2014, No. 11)
a. cara kerja koasuransi.
b. perbedaan pokok antara koasuransi dan reasuransi dari sisi
tertanggung.

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 6: Underwriting Insurance and Risk Sharing

c. (empat) manfaat utama reasuransi bagi penanggung langsung.

Jawaban: lihat di atas

98

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 7: General Features of Claim Procedure

BAB VII: GENERAL FEATURES OF CLAIM


PROCEDURE

7.1. Berkaitan dengan sifat risiko dan loss ratio klaim terhadap premi,
uraikan pentingnya informasi klaim bagi underwriter (Sept 2014 No. 7)

Jawaban:
Pentingnya informasi klaim berkaitan dengan sifat ratio dan loss ratio klaim:
- Menentukan tingkat severity dan frequency dari suatu risiko sehingga
dapat diketahui apakah risikonya bagus atau tidak untuk ditutup
pada sebuah jaminan asuransi.
- Dari situ dapat ditentukan rate yang sesuai untuk risiko tersebut.
- Deductible / risiko sendiri juga dapat semakin besar jika loss rationya
menjadi besar.
- Underwriter dapat menolak risiko tersebut jika loss rationya sangat
tinggi.
- Menentukan warranty atau tindakan yang diperlukan oleh
tertanggung selama periode asuransi agar risiko dapat diminimalisasi.
99

7.2. Berkaitan dengan konsep pemantauan kinerja underwriting, hitung loss


ratio berdasarkan tahun underwriting dari kumpulan data berikut: (Sept
2014 No. 8)

Jawaban:
Loss ratio dihitung dari Nilai kerugian dibagi dengan total premi
Polis A
Tahun 2011-2012: 10%
Tahun 2012-2013: 16,67%

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 7: General Features of Claim Procedure

Tahun 2013-2014: nil


Kesimpulan: Loss ratio 3 tahun terakhir: 7,78%

Polis B
Tahun 2011-2012: 20%
Tahun 2011-2012: 62.5%
Tahun 2012-2013: 200%
Tahun 2013-2014: 66.67%
Kesimpulan: Loss ratio 4 tahun terakhir: 89,19%

7.3. Berkaitan dengan konsep pemantauan kinerja underwriting: (Sept 2015,


No. 14)
a. jelaskan pengertian claims loss ratio
b. jelaskan pengertian earned loss ratio
c. hitung loss ratio untuk tiap tahun underwriting dari kumpulan
data berikut:

100

Jawaban:
a. jelaskan pengertian claims loss ratio
Claims loss ratio adalah klaim yang dibayarkan sebagai persentase
dari pendapatan premi. Ini adalah setara dengan marjin laba kotor
untuk bisnis asuransi. Pendapatan investasi perusahaan asuransi
ini juga merupakan bagian dari bisnis inti sehingga perbandingan
dengan laba kotor tidaklah tepat.
Rasio klaim dapat dikombinasikan dengan rasio biaya untuk
menghasilkan rasio gabungan.

b. jelaskan pengertian earned loss ratio


Earned loss ratio adalah rasio klaim yang dikeluarkan untuk premi
bersih yang diperoleh.

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 7: General Features of Claim Procedure
c. Loss ratio dihitung dari Nilai kerugian dibagi dengan total premi

Polis A
Tahun 2012-2013: Rp. 1,000.000 / Rp. 10.000.000 = 10%
Tahun 2013-2014: Rp. 25,000.000 / Rp. 12.500.000 = 50%
Tahun 2014-2015: Rp. 0 / Rp. 30.000.000 = nil
Kesimpulan: Loss ratio 3 tahun terakhir: Rp. 26,000.000 / Rp. 52.500.000 = 49.5%

Polis B
Tahun 2011-2012: Rp. 10,000.000 / Rp. 50.000.000 = 20%
Tahun 2012-2013: Rp. 25,000.000 / Rp. 40.000.000 = 62.5%
Tahun 2013-2014: Rp. 100,000.000 / Rp. 50.000.000 = 200%
Tahun 2014-2015: Rp. 32,000.000 / Rp. 50.000.000 = 64%
Kesimpulan: Loss ratio 4 tahun terakhir: Rp. 167,000.000 / Rp. 190.000.000 =
87.9%

7.4. Dalam kaitan dengan penanganan klaim, jelaskan peranan : (Sept 2012 101
No. 11; Sept 2015, No. 9)
a. Petugas klaim perusahaan asuransi
b. Penilai kerugian
c. Ahli forensik

Jawaban:
a. Petugas klaim perusahaan asuransi.
Departemen klaim hendaknya dikelola oleh personil yang kompeten
dan profesional. Hal ini sangat penting untuk memastikan pengelolaan
dana perusahaan asuransi dengan efektif dan baik. Peran personil
klaim adalah untuk:
• Menangani semua klaim yang diajukan dengan cepat dan
adil
• Mampu menganalisa dan mengetahui antara klaim nyata
dan palsu
• Menentukan biaya klaim yang realistis sebelum pembayaran
(atau disebut dengan Cadangan)
• Menentukan apakah pihak lain, seperti perusahaan adjuster
asuransi, perlu dilibatkan, dan

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 7: General Features of Claim Procedure

• Dapat menyelesaikan klaim dengan biaya seefektif mungkin.

b. Penilai kerugian (Loss accesor)


Penilai kerugian ditunjuk oleh tertanggung untuk mempersiapkan dan
menegosiasikan klaim atas nama mereka. Biaya penilai yang dibayar
oleh tertanggung tetapi biaya ini tidak membentuk bagian dari klaim
tertanggung dan tidak dapat pulih dari perusahaan asuransi.

c. Ahli forensik.
untuk menetapkan penyebab kerugian, misalnya, penyebab
kebakaran,

Tambahan :
d. Medical practitions :
Berfungsi untuk menentukan apakah kondisi medis yang diklaim
benar. Biasanya ada pada asuransi jiwa.

e. Loss adjuster
Loss adjuster adalah pihak ahli untuk memproses klaim dari awal 102
sampai akhir. Klaim yang kecil biasanya dinegosiasikan dan
diselesaikan secara langsung. Namun, dalam kasus klaim yang lebih
besar atau kompleks, jasa seorang loss adjuster akan digunakan.
Fungsinya adalah:
• Penyelidikan keadaan seputar klaim yang terjadi
• Menentukan apakah kerugian yang terjadi dijamin dalam polis
• Memfasilitasi segala tindakan darurat, termasuk mengenai
salvage dan penyelamatan harta benda yang masih bias
diselamatkan.
• Negosiasi atas jumlah diklaim
• Negosiasi dengan pemasok spesialis, dan
• Membuat rekomendasi atas penyelesaian klaim bagi
perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi kemudian akan
mempertimbangkan jumlahnya dan menginformasikan jumlah
ini kepada tertanggung.

Tujuan mereka adalah untuk merundingkan suatu penyelesaian,


dalam hal kebijakan, yang adil untuk kedua perusahaan asuransi
dan tertanggung. Adjuster asuransi Chartered adalah anggota dari
Chartered Institute of Loss Adjusters. Adjuster Kerugian bertindak

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 7: General Features of Claim Procedure
sebagai pihak yang independen, profesional, dan berkualitas. Mereka
dibayar oleh perusahaan asuransi yang memerintahkan mereka.
Komisinya biasanya ditentukan oleh presentase dari nilai kerugian.

f. Surveyor dan penyedia layanan forensik

Surveyor melakukan tugasnya atas nama perusahaan asuransi.


Dalam hal ini kita akan fokus pada peran surveyor dalam kaitannya
dengan klaim.

Secara etimologis istilah ‘forensik’: artinya “untuk membawa kepada


suatu kejelasan dalam domain publik”. Penerapannya yang paling
jelas terlihat dalam kegiatan investigasi TKP untuk menemukan bukti-
bukti pendukung fisik. Pada prinsipnya, para ahli akan menggunakan
teknik yang sama dalam situasi klaim, untuk menentukan penyebab
pasti dari kerugian atau kerusakan. Penanggung akan mempekerjakan
spesialis untuk daerah investigasi yang berbeda. Daerah ini sangat
luas dan mencakup:
- Meneliti penyebab dari kebakaran dan asal-usulnya
- Mengumpulkan bukti yang menunjukkan penipuan atau
tindakan yang disengaja
- Menentukan apakah ada sarana perambatan api yang
103
digunakan
- Melihat apakah kurangnya pemeliharaan andil terhadap
kerusakan
- Menentukan penyebab utama dari kerugian
- Membangun bukti yang menunjukkan bahwa penyecualian
dalam polis bekerja (misalnya keterlibatan karyawan dalam
pencurian dari perusahaan)
- Menentukan apakah ada kerusakan atau kegagalan mesin
sebelum kebakaran terjadi, dan
- Memeriksa dokumentasi akuntansi dalam kaitannya dengan
klaim Business Interruption

Beberapa peran surveyor (terkait dengan situasi klaim) dapat berupa:


• Memberikan saran mengenai tindakan sesegera mungkin yang
diperlukan setelah terjadi kerugian (misalnya mempekerjakan
penjaga malam)
• Membuat rekomendasi kepada underwriting untuk keputusan
yang cepat dan tepat bagi risiko yang diasuransikan (misalnya
tidak dicover pencurian sampai tempat yang lagi cukup

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 7: General Features of Claim Procedure

terlindungi), dan
• Menetapkan apakah risk recommendation yang dibuat oleh
perusahaan asuransi telah dipenuhi oleh tertanggung.

7.5. Dalam kaitan dengan klaim asuransi: (Sept 2008 No. 13. Mar 2010 No. 12)
a. Sebutkan 7(tujuh) hal yang perlu diteliti oleh petugas klaim
b. Jelaskan peranan loss adjuster
c. Jelaskan perbedaan antara indemnity dan reinstatement dalam
perhitungan ganti rugi

Jawaban:
a. 7(tujuh) hal yang perlu diteliti oleh petugas klaim
1. Polis operative pada saat terjadi kerugian
2. Tertanggung benar mengasuransikan
3. Peril dicover dalam polis
4. Tertanggung telah merngambil langkah-langkah untuk
mengurangi kerugian
5 Segala kondisi/warranty telah dilengkapi oleh tertanggung
6. Tidak ada pengecualian yang tepat
104
7 Nilai kerugian reasonable
8 Premi sudah dibayar lunas

b. Jelaskan peranan loss adjuster


Dalam klaim asuransi kebakaran, penanggung biasanya menunjuk
perusahaan loss adjusters untuk melakukan investigasi atas klaim dan
memberikan rekomendasi tentang pembayaran klaim tersebut.

c Jelaskan perbedaan antara indemnity dan reinstatement dalam


perhitungan ganti rugi

Indemnity
Adalah kompensasi finansial yang pasti dan cukup menempatkan
tertanggung dalam posisi keuangan tertanggung sesudah kerugian
sebagaimana yang ia alami segera sebelum peristiwanya terjadi.

Reinstatement
Artinya pemulihan kembali harta benda yang dipertanggungkan

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 7: General Features of Claim Procedure
kepada kondisi sesaat sebelum kerugian.
Apabila terjadi total loss, indemnity dilakukan dengan cara rebuilding,
sedangkan apabila terjadi partial loss dilakukan repair.
Reinstatment bisa terjadi dalam keadaan sebagai berikut:
- oleh penanggung dalam terms of the policy
- oleh penanggung dalam UU
- oleh tertanggung dalam UU dan kontrak
Tertanggung harus memperhitungkan biaya pemulihan kembali
(reinstatement) pada saat dilakukannya reinstatement, dan dapat
lebih tinggi dibanding biaya penggantian saat ini.
Faktor keterlambatan pemesanan barang juga perlu
diperhitungkan.

7.6. Uraikan peranan aktuaris dalam asuransi kerugian (non-life). (Sept 2012
No. 5)

Jawaban:
1. perhitungan kerja secara tekhnik baik produk baru dan existing .
2. menghitung cadangan klaim
3. menghitung persyratan RBC
105
4. analisa risiko investasi & dana untuk mendukung cadangan tekhnik

7.7. Uraikan apa yang dimaksud dengan proximate clause

Jawaban:
The active, efficient cause that sets in motion a train of events which brings
about a result, without the intervention of any force started and working
actively from a new and independent source (Pawsey v Scottish Union and
National, 1907). (Penyebab yang aktif, efisien yang berlangsung dalam
suatu rangkaian yang menimbulkan suatu akibat, tanpa adanya intervensi
dari setiap kekuatan, yang dimulai dan beroperasi secara aktif dari sumber/
sebab baru yang berdiri sendiri)

7.8. Uraikan penyebab dari kerugian

Jawaban:

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 7: General Features of Claim Procedure

• Single cause (penyebab tunggal)


• Chain of event (penyebabnya lebih dari satu atau sederetan
penyebab)
Dua kriteria yang perlu diperhatikan adalah :
 unbroken sequence (sederetan penyebab yang tidak terputus)
 broken sequence (sederetan penyebab yang terputus):
• Concurrent causes: 2 kejadian yang timbul pada saat bersamaan,
tetapi masing-masing berdiri sendiri

7.9. Uraikan pengertian prinsip pemberian ganti rugi secara reinstatement. (Mar
2006 No. 5)

Jawaban: lihat di atas

7.10. Berkaitan dengan Principle of indemnity, jelaskan


a. Pengertian Indemnity
b. Pengertian dan perbedaan antara excess dan francisse disertai
contoh
106
c. 4 (empat) metode dalam memberikan indemnity

Jawaban:
a. Pengertian Indemnity
Jawaban : Lihat di atas

b. Pengertian dan perbedaan antara excess dan francisse disertai


contoh

Excess
 Adalah jumlah dari setiap claim yang merupakan faktor
pengurang dalam pembayaran klaim.
 Biasanya diperjanjikan dalam polis sebagai kesepakatan jumlah.
 Secara teori berarti tertanggung menahan sebagai risiko sendiri
sendiri yang konsekuensinya dia akan menerima penggantian
kurang dari indemnity

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 7: General Features of Claim Procedure
Franchise
 Adalah sejumlah tertentu yang disepakati bersama antara
penanggung dan tertanggung di mana apabila kerugian
kurang dari jumlah tersebut maka klaim tidak dibayar. Tapi
apabila jumlah mencapai jumlah minimum maka klaim akan
diganti seluruhnya.

c. 4(empat) metode dalam memberikan indemnity


1. Payment (of money) atau cash (Bobot 25%)

 Penanggung memberikan indemnitas dengan cara


membayar sejumlah uang tunai.
 Kontrak asuransi adalah janji akan membayar sejumlah
uang bila terjadi kerugian.
 Cara pembayaran menurut pengalaman: dengan uang
kontan, dengan cheque, dengan giro bilyet
 Jika menyangkut pihak ketiga pembayaran seperti tersebut
di atas langsung kepada pihak ketiga.
 Biasanya dilakukan untuk asuransi kebakaran, marine dan
life

2. Repair (Bobot 25%)


107
 Penanggung memberikan indemnitas dengan cara
memperbaiki obyek asuransi yang mengalami kerusakan.
 Biasanya untuk asuransi kendaraan bermotor
 Penanggung dapat memberikan indemnity dengan cara
ini, biasanya dia menyediakan fasilitas bengkel atau
bahkan bengkel kepunyaan penanggung sendiri.
 Caranya tertanggung tinggal menarik mobil yang rusak
ke bengkel penanggung kemudian mengisi formulir,
kendaraan diperiksa oleh petugas bengkel dan pekerjaan
perbaikan bisa dimulai

3. Replacement (Bobot 25%)


 Penanggung memberikan indemnitas dengan cara
mengganti barang obyek asuransi yang mengalami
kerusakan.
 Biasanya untuk asuransi glass insurance, perhiasan, mobil
baru
 Penanggung memanfaatkan discount dari perusahaan
yang dibelinya.

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 7: General Features of Claim Procedure

 Menyimpang dari prinsip indemnity, pada motor insurance


ada “new for old” tapi hanya sedikit sekali perbedaannya
dan penanggung sudah mendapat discount waktu
pembelian

4. Reinstatement (Bobot 25%)


Jawaban : lihat di atas

TAMBAHAN : Measurement of Indemnity


Pada asuransi non life berlaku unliquidated damages, artinya
besarnya claim yang akan dituntut tidak diketahui sebelumnya.
Untuk asuransi life, berlaku liquidated damages, artinya jumlah uang
yang akan diberikan sudah pasti sebelumnya.

7.11. Jelaskan (Mar 2013, No. 11)


a. Pengertian prinsip Indemnitas
b. 4 (empat) opsi bagi penanggung dalam penerapan prinsip indemnitas
c. pengukuran indemnitas menurut Polis Standar Asuransi Kebakaran
Indonesia 108
Jawaban:
a. Lihat di atas
b. Lihat di atas mengenai 4(empat) metode dalam memberikan
indemnity
c. lihat metode dalam pemberian indemnity

7.12. Berkaitan dengan prinsip dasar asuransi, jelaskan: (Sept 2014 No. 11)
a. pengertian prinsip indemnity.
b. 4 (empat) opsi bagi penanggung dalam penerapan prinsip indemnity.
c. penetapan nilai indemnity menurut Polis Standar Asuransi Kebakaran
Indonesia

Jawaban: lihat di atas

7.13. Uraikan 4 (empat) pilihan cara pemberian ganti rugi yang dapat diambil

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 7: General Features of Claim Procedure
berdasarkan Polis Standar Asuransi kebakaran Indonesia(PSAKI) (Okt 2010
No. 7)

Jawaban: lihat metode dalam pemberian indemnity

7.14. Dalam kaitan dengan ketentuan penyelesaian klaim berdasarkan polis


Standar Asuransi Kebakaran Indonesia, jelaskan: (Sept 2013, No. 14)
a. Empat pilihan bagi penanggung dalam memberikan ganti rugi
b. batas penetapan ganti grugi
c. pengukuran indemnitas menurut Polis Standar Asuransi Kebakaran
Indonesia

Jawaban:
a. Lihat di atas.
b. Lihat jawaban di soal setelah soal ini.
c. Lihat jawaban di soal sebelum soal ini.

7.15. Jelaskan 5 (lima) hal yang membatasi besarnya indemnity yang menjadi 109
hak dari tertanggung dalam asuransi kerugian.

Jawaban:
1. Sum Insured :
 Maksimum batas penggantian kerugian
 Batas tanggung jawab penanggung

2. Average
 Average terjadi karena ada under-insurance
 Penanggung hanya menikmati premi penyelesaian claim sebagai
indemnity
 Tertanggung menerima kurang dari apa yang dideritanya tapi
secara implisit tertanggung mendanai sendiri karena under
insurance or self-insurance

3. Excess
 Adalah jumlah dari setiap claim yang merupakan faktor
pengurang dalam pembayaran klaim

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 7: General Features of Claim Procedure

 Biasanya diperjanjikan dalam polis sebagai kesepakatan jumlah


 Secara teori berarti tertanggung menahan sebagai risiko sendiri
sendiri yang konsekuensinya dia akan menerima penggantian
kurang dari indemnity

4. Franchise
Adalah sejumlah tertentu yang disepakati bersama antara
penanggung dan tertanggung di mana apabila kerugian kurang
dari jumlah tersebut maka klaim tidak dibayar. Tapi apabila jumlah
mencapai jumlah minimum maka klaim akan diganti seluruhnya.

5. Limit
Adalah batas jumlah maksimum penggantian wardingnya “In the
event of loss not more than Rp 500.000,- akan dibayar setiap kejadian
loss”
Jadi Rp 500.000,- adalah maksimum limit penggantian apabila
kerugiannya Rp 700.000,- maka jumlah yang dibayar adalah tetap
Rp 500.000,-

6. Deductible
Pada prinsipnya sama dengan excess namun biasanya untuk jumlah 110
yang cukup besar. Seperti dalam marine insurance, deductible 1% of
SI, dalam pabrik Rp 150 juta.

7.16. Uraikan penerapan ketentuan average dalam perhitungan jumlah ganti


rugi. (Mar 2009 No. 8)

Jawaban:
Dalam hal harga pertanggungan lebih rendah dari nilai harta benda /
kepentingan yang diasuransikan, pembayaran atas suatu klaim akan
berkurang secara proporsional menurut perbandingan antara harga
pertanggungan dengan nilai harta benda/kepentingan tersebut
misal dalam asuransi kebakaran :
o harga pertanggungan : Rp. 40 Milyar
o nilai harta benda sebenarnya : Rp. 50 Milyar
o kerugian akibat peristiwa yang dijamin polis : Rp. 10 Milyar
o maka, pembayaran klaim :

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 7: General Features of Claim Procedure
Rp. 40.000.000.000
------------------------ x Rp. 10.000.000.000 = Rp. 8.000.000.000
Rp. 50.000.000.000

7.17. Dalam Kaitan dengan penyelesaian klaim, uraikan : (Mar 2011 No. 11)
a. Perbedaan antara indemnity dengan reinstatement
b. Penerapan ketentuan average dalam perhitungan ganti rugi
c. Kewajiban Tertanggung pada waktu terjadi kerugian atau
kerusakan berdasarkan Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia

Jawaban:
a. Lihat di atas
b. Lihat di atas
c. Kewajiban Tertanggung pada waktu terjadi kerugian atau kerusakan
berdasarkan Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia
 Tertanggung, sesudah mengetahui atau pada waktu ia
dianggap seharusnya sudah mengetahui adanya kerugian
atau kerusakan atas harta benda dan atau kepentingan yang
dipertanggungkan dalam Polis, wajib :
- segera memberitahukan hal itu kepada Penanggungdalam
waktu 7 (tujuh) hari kalender
111
- memberikan keterangan tertulis yang memuat hal ikhwal
yang diketahuinya tentang kerugian atau kerusakan
tersebut. Keterangan tertulis itu harus menguraikan tentang
segala sesuatu yang terbakar, musnah, hilang, rusak dan
terselamatkan serta mengenai penyebab kerugian atau
kerusakan yang terjadi
- paling lambat dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak
terjadinya kerugian dan atau kerusakan, mengajukan
tuntutan ganti rugi kepada Penanggung tentang besarnya
jumlah kerugian yang diderita.

• Pada waktu terjadi kerugian atau kerusakan, Tertanggung wajib :


- sedapat mungkin menyelamatkan harta benda dan atau
kepentingan yang dipertanggungkan serta mengijinkan
pihak lain untuk menyelamatkan harta benda dan atau
kepentingan tersebut
- mengamankan harta benda dan atau kepentingan yang
dipertanggungkan yang masih bernilai
- memberikan bantuan sepenuhnya kepada Penanggung atau
pihak lain yang ditunjuk oleh Penanggung untuk melakukan
penelitian atas kerugian atau kerusakan yang terjadi.

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 7: General Features of Claim Procedure

- Segala hak atas ganti-rugi menjadi hilang apabila ketentuan


dalam pasal ini tidak dipenuhi oleh Tertanggung.

7.18. Uraikan pengertian average condition (Mar 2013 No. 6).

Jawaban: lihat di atas

7.19. Berkaitan dengan prinsip dasar asuransi dalam perjanjian asuransi,


uraikan pengertian average condition (April 2015, No. 4).

Jawaban: lihat di atas

7.20. Berdasarkan Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia (PSAKI), jelaskan


ketentuan tentang: (Okt 2010 No. 11, Mar 2012 No. 12)
a. Ganti rugi pertanggungan rangkap
b. Pertangungan Di bawah Harga
c. Penghentian pertangungan
112

Jawaban:
a. Ganti rugi pertangungan rangkap
a.1 Menyimpang dari Pasal 277 ayat 1 Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang, dalam hal terjadi kerugian atau kerusakan atas
harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan
dengan Polis ini, di mana harta benda dan atau kepentingan
tersebut sudah dijamin pula oleh satu atau lebih pertanggungan
lain.
Dan jumlah seluruh harga pertanggungan polis yang ada
(berlaku) lebih besar dari harga sebenarnya dari harta benda
dan atau kepentingan yang dimaksud itu sesaat sebelum
terjadinya kerugian, maka jumlah ganti rugi maksimum
yang dapat diperoleh berdasarkan Polis ini berkurang
secara proporsional menurut perbandingan antara harga
pertanggungan polis ini dengan jumlah seluruh harga
pertanggungan polis yang ada (berlaku), tetapi premi tidak
dikurangi atau dikembalikan.
a.2 Ketentuan di atas akan dijalankan, biarpun segala
pertanggungan yang dimaksud itu dibuat dengan beberapa
polis yang diterbitkan pada hari yang berlainan, dengan
tidak mengurangi ketentuan pada Pasal 277 Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang, yaitu jika pertanggungan atau
semua pertanggungan itu tanggalnya lebih dahulu daripada

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 7: General Features of Claim Procedure
tanggal Polis ini dan tidak berisi ketentuan sebagaimana
tersebut pada ayat (15.1.) di atas.
a.3 Dalam hal terjadi kerugian atau kerusakan, Tertanggung
wajib memberitahukan secara tertulis pertanggungan-
pertanggungan lain yang sedang berlaku atas harta benda
dan atau kepentingan yang sama pada saat terjadinya
kerugian atau kerusakan.
Dalam hal Tertanggung tidak memenuhi persyaratan ini
maka haknya atas ganti rugi menjadi hilang.
b. Pertangungan Dibawah Harga
b.1 Jika pada saat terjadinya kerugian atau kerusakan yang
disebabkan oleh risiko yang dijamin Polis ini, di mana harga
pertanggungan keseluruhan harta benda lebih kecil
daripada nilai sebenarnya dari keseluruhan harta benda
yang dipertanggungkan sesaat sebelum terjadinya kerugian
atau kerusakan, maka Tertanggung dianggap sebagai
penanggungnya sendiri atas selisihnya dan menanggung
sebagian kerugian yang dihitung secara proporsional.
b.2 Jika Polis ini menjamin lebih dari satu jenis barang , ketentuan
ini berlaku untuk masing-masing jenis barang tersebut secara
terpisah.
Perhitungan ini dilakukan sebelum pengurangan risiko sendiri yang
terdapat dalam polis.

c. Penghentian pertangungan 113


c.1 Selain dari hal-hal yang diatur pada pasal 1 ayat (1.2.),
Penanggung dan Tertanggung masing-masing berhak
setiap waktu menghentikan pertanggungan ini dengan
memberitahukan alasannya.
Pemberitahuan penghentian dimaksud dilakukan secara
tertulis melalui surat tercatat oleh pihak yang menghendaki
penghentian pertanggungan kepada pihak lainnya di alamat
terakhir yang diketahui. Penanggung bebas dari segala
kewajiban berdasarkan Polis ini, 5 (lima) hari kalender terhitung
sejak tanggal pengiriman surat tercatat atas pemberitahuan
tersebut.
c.2 Apabila terjadi penghentian pertanggungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (22.1.) di atas, premi akan dikembalikan
secara prorata untuk jangka waktu pertanggungan yang
belum dijalani, setelah dikurangi biaya akuisisi Penanggung.
Namun demikian, dalam hal penghentian pertanggungan
dilakukan oleh Tertanggung di mana selama jangka waktu
pertanggungan yang telah dijalani, telah terjadi klaim yang
jumlahnya melebihi jumlah premi yang tercantum dalam
Ikhtisar Pertanggungan, maka Tertanggung tidak berhak atas
pengembalian premi untuk jangka waktu pertanggungan
yang belum dijalani.

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 7: General Features of Claim Procedure

7.21. Berkaitan dengan prinsip dasar asuransi dalam perjanjian asuransi,jelaskan


ketentuan dalam Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia (PSAKI)
tentang: (Mar 2014, No. 12)
a. ganti rugi pertanggungan rangkap.
b. pertanggungan di bawah harga.
c. penghentian pertanggungan.

Jawaban: lihat di atas

7.22. Berkaitan dengan proses underwriting, sebutkan 5 (lima) jenis data atau
informasi yang perlu disampaikan dalam laporan kepada dewan direksi.
(Sept 2014, No. 5)

Jawaban: lihat di atas

7.23. Sebutkan 4 (empat) contoh fraud dalam klaim asuransi (Mar 2007 no 8)

Jawaban: 114
• Mengada-adakan suatu kejadian kerugian yang sebenarnya tidak
terjadi; Misal: Perampokan padahal sebenarnya bohong
• Membesar-besarkan jumlah barang yang hilang akibat suatu
pencurian yang secara jujur dilaporkan terjadi
• Secara sengaja menciptakan suatu kejadian yang dijamin; mis.
menumpahkan cat pada karpet di rumah
• Membesar-besarkan akibat dari suatu kejadian yang dijamin; mis.
berpura-pura seolah-olah terjadi cedera badan yang lebih parah
dari yang sebenarnya dialami untuk memperoleh kompensasi yang
lebih besar

7.24. Berdasarkan Polis standar Asuransi Kebakaran Indonesia : (Mar 2010 No. 13)

a. Jelaskan ketentuan tentang fraudulent report


b. Uraikan 4 (empat) hal yang dapat menyebabkan hilangnya hak
ganti rugi
c. 4 (empat) pilihan bagi penanggung dalam memberikan ganti rugi

Jawaban:

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 7: General Features of Claim Procedure
a. ketentuan tentang fraudulent report
Tertanggung yang bertujuan memperoleh keuntungan dari jaminan
Polis ini , yang dengan sengaja :
1. Memperbesar jumlah kerugian yang diderita ;
2. Memberitahukan barang-barang yang tidak ada sebagai
barang-barang yang ada pada saat peristiwa dan
menyatakan barang-barang tersebut musnah
3. Menyembunyikan barang-barang yang terselamatkan atau
barang-barang sisanya dan menyatakan sebagai barang -
barang yang musnah
4. Mempergunakan surat atau alat bukti palsu , dusta atau tipuan
5. Melakukan atau menyuruh melakukan tindakan-tindakan yang
menimbulkan kerugian atau kerusakan yang dijamin Polis ini
6. Melakukan kesalahan atau kelalaian yang sangat melampaui
batas sehingga menimbulkan kerugian dan atau kerusakan
yang dijamin Polis ini ; tidak berhak memperoleh ganti rugi.

b. 4 (empat) hal yang dapat menyebabkan hilangnya hak ganti rugi


1. Tidak memenuhi kewajiban berdasarkan isi polis
2. Tidak mengajukan tuntutan ganti rugi dalam waktu 12 (dua
belas) bulan sejak terjadinya kerugian atau kerusakan ; 115
3. Tidak mengajukan keberatan atau menempuh upaya
penyelesaian melalui arbitrase atau upaya hukum
lainnya dalam waktu 6 (enam) bulan sejak Penanggung
memberitahukan secara tertulis bahwa Tertanggung tidak
berhak untuk mendapatkan ganti rugi.
4. Hak Tertanggung atas ganti rugi yang lebih besar dari yang
disetujui Penanggung akan hilang apabila dalam waktu 3
(tiga) bulan sejak Penanggung memberitahukan secara
tertulis, Tertanggung tidak mengajukan keberatan atau
menempuh upaya penyelesaian melalui arbitrase atau upaya
hukum lainnya.

c. 4 (empat) pilihan bagi penanggung dalam memberikan ganti rugi:

1. Payment (of money) atau cash


 Penanggung memberikan indemnitas dengan cara
membayar dengan sejumlah uang tunai.
 Kontrak asuransi adalah janji akan membayar sejumlah
uang bila terjadi kerugian.
 Cara pembayaran menurut pengalaman: dengan uang
kontan, dengan cheque, dengan giro bilyet
 Jika menyangkut pihak ketiga pembayaran seperti

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 7: General Features of Claim Procedure

tersebut di atas langsung kepada pihak ketiga


 Biasanya dilakukan untuk asuransi kebakaran, marine
dan life

2. Repair
 Penanggung memberikan indemnitas dengan
cara memperbaiki obyek asuransi yang mengalami
kerusakan.
 Biasanya untuk asuransi kendaraan bermotor
 Penanggung dapat memberikan indemnity dengan
cara ini, biasanya dia menyediakan fasilitas bengkel atau
bahkan bengkel kepunyaan penanggung sendiri.
 Caranya tertanggung tinggal menarik mobil yang rusak
ke bengkel penanggung kemudian mengisi formulir,
kendaraan diperiksa oleh petugas bengkel dan pekerjaan
perbaikan bisa dimulai

3. Replacement
 Penanggung memberikan indemnitas dengan cara
mengganti barang obyek asuransi yang mengalami
kerusakan.
 Biasanya untuk asuransi glass insurance, perhiasan, mobil
116
baru
 Penanggung memanfaatkan discount dari perusahaan
yang dibelinya.
 Menyimpang dari prinsip indemnity, pada motor
insurance ada “new for old” tapi hanya sedikit sekali
perbedaannya dan penanggung sudah mendapat
discount waktu pembelian

4. Reinstatement
 Penanggung memberikan indemnitas dengan cara
membangun kembali harta benda (obyek asuransi) yang
mengalami kerusakan.
 Artinya pemulihan kembali harta benda yang
dipertanggungkan kepada kondisi sesaat sebelum
kerugian.
 Apabila terjadi total loss, indemnity dilakukan dengan
cara rebuilding, sedangkan apabila terjadi partial loss
dilakukan repair

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 7: General Features of Claim Procedure
7.25. Berkaitan dengan prinsip asuransi dalam penyelesaian klaim berdasarkan
ketentuan Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia, jelaskan: (Sept 2015,
No. 12)
a. 4 (empat) pilihan bagi penanggung dalam memberikan ganti rugi
b. batas penetapan ganti rugi
c. ketentuan tentang laporan tidak benar

Jawaban:
a. 4 (empat) pilihan bagi penanggung dalam memberikan ganti rugi
1. Payment (of money) atau cash
 Penanggung memberikan indemnitas dengan cara
membayar dengan sejumlah uang tunai.
 Kontrak asuransi adalah janji akan membayar sejumlah
uang bila terjadi kerugian.
 Cara pembayaran menurut pengalaman: dengan uang
kontan, dengan cheque, dengan giro bilyet
 Jika menyangkut pihak ketiga pembayaran seperti
tersebut di atas langsung kepada pihak ketiga
 Biasanya dilakukan untuk asuransi kebakaran, marine
dan life
117
2. Repair
 Penanggung memberikan indemnitas dengan
cara memperbaiki obyek asuransi yang mengalami
kerusakan.
 Biasanya untuk asuransi kendaraan bermotor
 Penanggung dapat memberikan indemnity dengan
cara ini, biasanya dia menyediakan fasilitas bengkel atau
bahkan bengkel kepunyaan penanggung sendiri.
 Caranya tertanggung tinggal menarik mobil yang rusak
ke bengkel penanggung kemudian mengisi formulir,
kendaraan diperiksa oleh petugas bengkel dan pekerjaan
perbaikan bisa dimulai

3. Replacement
 Penanggung memberikan indemnitas dengan cara
mengganti barang obyek asuransi yang mengalami
kerusakan.
 Biasanya untuk asuransi glass insurance, perhiasan, mobil
baru
 Penanggung memanfaatkan discount dari perusahaan

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 7: General Features of Claim Procedure

yang dibelinya.
 Menyimpang dari prinsip indemnity, pada motor
insurance ada “new for old” tapi hanya sedikit sekali
perbedaannya dan penanggung sudah mendapat
discount waktu pembelian

4. Reinstatement
 Penanggung memberikan indemnitas dengan cara
membangun kembali harta benda (obyek asuransi) yang
mengalami kerusakan.
 Artinya pemulihan kembali harta benda yang
dipertanggungkan kepada kondisi sesaat sebelum
kerugian.
 Apabila terjadi total loss, indemnity dilakukan dengan
cara rebuilding, sedangkan apabila terjadi partial loss
dilakukan repair

b. batas penetapan ganti rugi


1. Sum Insured :
 Maksimum batas penggantian kerugian
 Batas tanggung jawab penanggung 118

2. Average
 Average terjadi karena ada under-insurance
 Penanggung hanya menikmati premi penyelesaian claim sebagai
indemnity
 Tertanggung menerima kurang dari apa yang dideritanya tapi
secara implisit tertanggung mendanai sendiri karena under
insurance or self-insurance

3. Excess
 Adalah jumlah dari setiap claim yang merupakan faktor
pengurang dalam pembayaran klaim
 Biasanya diperjanjikan dalam polis sebagai kesepakatan jumlah
 Secara teori berarti tertanggung menahan sebagai risiko sendiri
sendiri yang konsekuensinya dia akan menerima penggantian
kurang dari indemnity

4. Franchise

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 7: General Features of Claim Procedure
Adalah sejumlah tertentu yang disepakati bersama antara
penanggung dan tertanggung di mana apabila kerugian kurang
dari jumlah tersebut maka klaim tidak dibayar. Tapi apabila jumlah
mencapai jumlah minimum maka klaim akan diganti seluruhnya.

5. Limit
Adalah batas jumlah maksimum penggantian wardingnya “In the
event of loss not more than Rp 500.000,- akan dibayar setiap kejadian
loss”
Jadi Rp 500.000,- adalah maksimum limit penggantian apabila
kerugiannya Rp 700.000,- maka jumlah yang dibayar adalah tetap
Rp 500.000,-

6. Deductible
Pada prinsipnya sama dengan excess namun biasanya untuk jumlah
yang cukup besar. Seperti dalam marine insurance, deductible 1% of
SI, dalam pabrik Rp 150 juta.

c. ketentuan tentang laporan tidak benar (fraudulent report)


Tertanggung yang bertujuan memperoleh keuntungan dari jaminan 119
Polis ini , yang dengan sengaja :
1. Memperbesar jumlah kerugian yang diderita ;
2. Memberitahukan barang-barang yang tidak ada sebagai
barang-barang yang ada pada saat peristiwa dan
menyatakan barang-barang tersebut musnah
3. Menyembunyikan barang-barang yang terselamatkan atau
barang-barang sisanya dan menyatakan sebagai barang -
barang yang musnah
4. Mempergunakan surat atau alat bukti palsu , dusta atau tipuan
5. Melakukan atau menyuruh melakukan tindakan-tindakan yang
menimbulkan kerugian atau kerusakan yang dijamin Polis ini
6. Melakukan kesalahan atau kelalaian yang sangat melampaui
batas sehingga menimbulkan kerugian dan atau kerusakan
yang dijamin Polis ini ; tidak berhak memperoleh ganti rugi.

7.26. Uraikan apa yang dimaksud dengan new for old

Jawaban:

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 7: General Features of Claim Procedure

 New for old berlaku dalam Household policy. Pada dasarnya


asuradur setuju untuk membayar kerusakan dengan barang yang
baru sekalipun barang tersebut telah dibeli beberapa tahun yang
lalu tanpa dikurangi unsur wear and tear.
 New for loss juga berlaku dalam Motor Car policy di mana kendaraan
yang masih dalam usia tertentu akan mendapatkan penggantian
mobil baru dengan merk dan spesifikasi yang sama jika terjadi total
los.

7.27. Dalam kaitan dengan modifikasi terhadap prinsip indemnitas, uraikan


pengertian polis agreed value dan polis first loss (Sept 2012 No. 7).

Jawaban:
Agreed value
Pembayaran klaim sesuai dengan jumlah harga yang disepakati yang
setara dengan jumlah kerugian property pada waktu dan tempat kejadian.

First Loss Insurance


Misal, sebuah gudang berisi penuh barang-barang senilai Rp 1.000.000.000
dan nampaknya tidak mungkin bahwa pencuri dapat mengambil seluruh
isi gudang tersebut. Tertanggung hanya menginginkan penutupan 120
sebesar Rp 250 juta yang menunjukkan maksimum first loss. Dalam hal
demikian, penanggung akan menerbitkan “first loss policy” dengan harga
pertanggungan Rp 250 juta didasarkan atas value at risk Rp 1.000.000.000
dan 80% atau 90% premi diperlukan dari nilai penuh harga pertanggungan.

7.28. Berkaitan dengan subrograsi (subrogration) menurut Hukum Inggris, jelaskan:


(Sept 2007 No. 12)
a. Definisi subrogasi
b. 3 (tiga) sumber timbulnya subrogasi)
c. Penerapan prinsip subrogasi

Jawaban:
a. Definisi subrograsi
Subrogation is a right of one person, having indemnified another under
a legal obligation to do so, to stand in the place of that another and
avail himself of all rights and remedies of that other, whether already
enforced or not.
Dalam kasus Burnand v. Rodonachi, prinsip subrogasi diketengahkan di
mana asuradur yang telah memberikan indemnity, berhak menerima

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 7: General Features of Claim Procedure
kembali dari tertanggung sesuatu yang diterima tertanggung dari
sumber lain.
Hal yang mendasar adalah bahwa tertanggung berhak atas
indemnity tapi tidak boleh lebih dari itu. Subrogasi membolehkan
asuradur menggantikan kedudukan tertanggung dalam memperoleh
keuntungan atas adanya kejadian yang dijaminkan.

b. 3 (tiga) sumber timbulnya subrograsi


1. Tort

Kesalahan yang sifatnya perdata (civil wrong), yang
merupakan bagian dari common law Inggris, dan bukan
merupakan tindakan kriminal.

2. Contract
Salah satu bagian dari common law adalah kontrak. Dalam
hubungannya dengan subrogasi, ada kasus-kasus di mana:
- seseorang yang memiliki contractual right untuk
kompensasi atas kesalahan, dan
- dalam hukum kebiasaan dagang ada ketentuan
bahwa bailees tertentu bertanggung jawab, misalkan
pemilik hotel
121

3. Statute
Dalam Riot Damage Act 1886 di mana seseorang menderita
kerugian / kerusakan sebagaimana yang telah disebutkan
dalam UU tersebut dan telah diberikan indemnity, maka asuradir
mempunyai hak subrogasi untuk memperoleh recovery dari
pihak polisi.

Karena dalam Act tersebut dinyatakan bahwa asuradir harus


menyampaikan tuntutan subrogasinya kepada pihak kantor
polisi paling lama 14 hari sejak kejadian huru hara, maka
pihak tertanggung hanya diberikan batas waktu 7 hari untuk
mengajukan indemnity atas polis yang menutup huru hara tadi.

Subject matter of insurance


Apabila terjadi total loss dan tertanggung telah menerima indemnity
sepenuhnya, tertanggung tidak lagi berhak atas salvage. Dengan
demikian jika asuradir menjual salvage, pada dasarnya ia telah
melakukan hak subrogasi dalam rangka mendukung prinsip indemnity.
Hak subrogasi yang timbul dari adanya subject matter of insurance
ini tidak berlaku dalam marine abandonment. Jika barang itu telah

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 7: General Features of Claim Procedure

diabandon kepada asuradir, maka asuradir berhak atas apa saja sisa
barang, terlepas dari nilai dan hak subrogasi.

c. Penerapan subrograsi dalam ex-gratia payments


Dalam hal asuradir memberikan pembayaran ex gratia asuradur tidak
berhak melakukan subrogasi dan tertanggung bisa memperoleh
recovery dari sumber lain. Hal ini disebabkan karena pembayaran ex
gratia bukan merupakan indemnity sedangkan hak subrogasi timbul
untuk mendukung konsep indemnity.

7.29. Uraikan pengertian klausul subrogation waiver (Mar 2013 No. 7)

Jawaban:
Isi klasulnya: In the event of a claim arising under this policy, the Insurers agree
to waive any rights, remedies or relief to which they might become entitled
by subrogation against any company standing in relation of subsidiary to or
parent to the insured as defined in section 102 of the company’s act 1997.
Tejemaannya: Dalam hal adanya klaim yang timbul di bawah polis ini,
Penanggung setuju untuk melepaskan segala hak, pemulihan atau
keringanan yang mungkin menjadi hak mereka melalui prinsip subrogasi
yang berdiri atas perusahaan induk dalam hubungannya dengan anak
atau induk kepada tertanggung sebagaimana didefinisikan dalam bagian 122
102 dalam the company’s act 1997.
Sesuai prinsip dasar asuransi, maka hak subrogasi baru bisa dipakai setelah
Penanggung melunasi kewajibannya kepada tertanggung, tetapi dengan
klausul ini penanggung tidak berhak menggunakan hak subrogasinya
walaupun proses ganti rugi telah selesai;

7.30. Berkaitan dengan prosedur penerbitan polis, uraikan pengertian klausul


subrogation waiver. (Sept 2015, No. 5)

Jawaban: lihat di atas

7.31. Hak subrograsi dalam perjanjian sebagaimana diatur dalam pasal 284 kitab
undang undang hukum Dagang (KUHD) (Sept 2009 No. 2)

Jawaban:
Penanggung telah membayar kerugian barang yang dipertanggungkan,
memperoleh semua hak yang sekiranya dimiliki tertanggung terhadap pihak
ketiga berkenaan dengan kerugian itu, dan tertanggung bertanggung

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 7: General Features of Claim Procedure
jawab untuk setiap perbuatan yang mungkin merugikan hak penanggung,
terhadap pihak ketiga itu.

7.32. Dalam kaitannya dengan ketentuan tentang klaim dalam polis asuransi,
jelaskan (Sept 2013, No. 12)
a. Pengertian contribution
b. Pengertian subrogation
c. Perbedaan antara excess, deductible, dan franchises

Jawaban:
a. Pengertian contribution
 Contribution is a right of an insurer to call upon others, similarly, but
neccesarily equally liable to the same insured, to share the cost of
an indemnity payment.
 Corollary of indemnity
Memfokuskan pada proporsi tanggung jawab penanggung yang
bertanggung jawab atas peril / subject matter of insurance yang
sama, dalam hal terjadi double insurance sehingga tertanggung
tidak mendapatkan indemnity lebih dari kerugian yang diderita.
 Hal yang pokok di sini adalah bila penanggung telah membayar
ganti rugi penuh, penanggung dapat menutup kerugiannya dari 123
penanggung lain dengan proporsi yang seimbang

b. Pengertian subrogation
 Subrogation is a right of one person, having indemnified another
under a legal obligation to do so, to stand in the place of that
another and avail himself of all rights and remedies of that other,
whether already enforced or not.
 Dalam kasus Burnand v. Rodonachi, prinsip subrogasi diketengahkan
di mana asuradur yang telah memberikan indemnity, berhak
menerima kembali dari tertanggung sesuatu yang diterima
tertanggung dari sumber lain.
 Hal yang mendasar adalah bahwa tertanggung berhak atas
indemnity tapi tidak boleh lebih dari itu. Subrogasi membolehkan
asuradur menggantikan kedudukan tertanggung dalam
memperoleh keuntungan atas adanya kejadian yang dijaminkan.

c. Perbedaan antara excess, deductible, dan franchises


Excess:
 Adalah jumlah dari setiap claim yang merupakan faktor
pengurang dalam pembayaran klaim
 Biasanya diperjanjikan dalam polis sebagai kesepakatan jumlah

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 7: General Features of Claim Procedure

 Secara teori berarti tertanggung menahan sebagai risiko sendiri


sendiri yang konsekuensinya dia akan menerima penggantian
kurang dari indemnity

Deductible:
 Pada prinsipnya sama dengan excess namun biasanya untuk
jumlah yang cukup besar. Seperti dalam marine insurance,
deductible 1% of SI, dalam pabrik Rp 150 juta.

Franchises:
 Adalah sejumlah tertentu yang disepakati bersama antara
penanggung dan tertanggung di mana apabila kerugian kurang
dari jumlah tersebut maka klaim tidak dibayar. Tapi apabila jumlah
mencapai jumlah minimum maka klaim akan diganti seluruhnya.

7.33. Berkaitan dengan prinsip asuransi dalam penyelesaian klaim, jelaskan: (April
2015 No 13))
a. pengertian contribution .
b. pengertian subrogation .
c. perbedaan antara excess,deductibles dan franchises.
124
Jawaban: Lihat atas

7.34. Uraikan pengertian ex-gratia payment (Sept 2009 No. 8)

Jawaban:
Tertanggung tidak berhak untuk mengklaim suatu pembayaran apabila
peristiwa atau kejadian yang menyebabkan kerugian atau kerusakan
pokok pertanggungan tidak termasuk dalam scope jaminan polis. Namun
demikian, untuk peristiwa atau kejadian seperti itu, penanggung kadang-
kadang tetap membayar sebagian atau seluruh kerugian itu karena
pertimbangan komersil demi nama baik penanggung; pembayaran seperti
ini disebut “ex gratia payment”.

7.35. Berkaitan dengan prinsip kontribusi, Jelaskan : (Mar 2008 No. 13).
a. Definisi Contribution
b. Timbulnya kontribusi
c. Market agreement

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 7: General Features of Claim Procedure

Jawaban:
a. Definisi Contribution:
Contribution is a right of an insurer to call upon others, similarly, but
neccesarily equally liable to the same insured, to share the cost of an
indemnity payment.

Corollary of indemnity
Memfokuskan pada proporsi tanggung jawab penanggung yang
bertanggung jawab atas peril / subject matter of insurance yang
sama, dalam hal terjadi double insurance sehingga tertanggung
tidak mendapatkan indemnity lebih dari kerugian yang diderita.
Hal yang pokok di sini adalah bila penanggung telah membayar
ganti rugi penuh, penanggung dapat menutup kerugiannya dari
penanggung lain dengan proporsi yang seimbang

b. Timbulnya kontribusi
Berdasarkan common law, kontribusi berlaku apabila terdapat hal-
hal sebagai berikut:
1. adanya dua atau lebih polis indemnity
125
1. polis-polis dimaksud menutup kepentingan bersama
(common interest)
Case North British & Mercantile v Liverpool & London & Globe
(1877) dikenal sebagai case “The King and Queen Granaries”
. Rodocanachi mendepositkan padi di lumbung yang
dimiliki oleh Barnett. Barnett mengasuransikannya. Pemilik
mengasuransikannya untuk melindungi interestnya sebagai
pemilik.
Ketika terjadi kebakaran, penanggung penjamin/pengelola
membayar dan mencari recovery dari penanggung pemilik
padi. Karena interest berbeda, yang satu sebagai penjamin
dan yang lain sebagai pemilik, diputuskan bahwa kontribusi
tidak berlaku.
Case tersebut membuktikan bahwa untuk kontribusi antara
polis-polis timbul di dalam hukum, interest in subject matter of
insurance harus sama.

2. polis-polis dimaksud menutup risiko bersama (common perils)


Risiko yang dijamin oleh masing-masing polis tidak harus
identik sepanjang common peril yang menyebabkan loss.
Case American Surety Co of New York v Wrightson (1910)
asuransi menjamin dishonesty of employees diputuskan

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 7: General Features of Claim Procedure

berkontribusi dengan asuransi yang menjamin dishonesty of


employees dan kebakaran dan burglary.
Dishonesty adalah common peril

3. polis-polis dimaksud menutup objek asuransi bersama (common


subject matter)
4. setiap polis harus membayar kerugian

a. Market agreements
Kadang kala oleh para penanggung di suatu negara (pasar)
membuat suatu perjanjian atau kesepakatan mengenai aturan /
prinsip kontribusi. Kesepakatan tersebut berisi modifikasi (perubahan)
dari ketentuan kontribusi berdasarkan kebiasaan dan bukan
berdasarkan ketentuan hukum (legal rule)

7.36. Sebutkan 3 (tiga) bentuk laporan tidak benar (fraudulent report) yang
terdapat dalam Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia (Mar 2011 No.
6).

Jawaban: lihat di atas 126

7.37. Berdasarkan Polis standar Asuransi Kebakaran Indonesia : (Sept 2011 No. 14)
a. 4 (empat) pilihan bagi penanggung dalam memberikan ganti rugi
b. Cara penetapan / perhitungan ganti rugi
c. ketentuan tentang fraudulent report

Jawaban: Lihat di atas

7.38. Dalam kaitan dengan penyelesaian perselisihan klaim, uraikan : (Mar 2007
No. 14)
a. perbedaan antara litigation dan arbitration (bobot 25%)
b. pengertian Alternative Dispute Resolution (ADR) (bobot 20%)
c 3 (tiga) bentuk Alternative Dispute Resolution (ADR) (bobot 45%)

Jawaban:

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 7: General Features of Claim Procedure
a Litigation
 Pengajuan tuntutan melalui pengadilan oleh Tertanggung atau
Pemegang Polis (Policyholder) atas klaim yang ditolak dibayar
oleh Penanggung atas perselisihan tentang dijamin atau tidaknya
suatu klaim menurut Polis, atau tentang timbul atau tidaknya
kewajiban Penanggung untuk membayar klaim.
 Tidak ada yang dapat menghalangi Tertanggung untuk
mengajukan tuntutan melalui pengadilan
 Tidak bersifat sukarela (voluntary)
 Jika sudah dimulai tidak ada pihak yang dapat menariknya tanpa
persetujuan pihak lawan

Arbitration
 Fasilitas penyelesaian perselisihan tentang jumlah yang harus
dibayar Penanggung atas suatu klaim yang sudah diakui
tanggung jawabnya oleh Penanggung
 Melibatkan penunjukan arbiter independen yang akan membuat
suatu keputusan yang bersifat final dan mengikat kedua pihak
yang berselisih
 bersifat sukarela
 Kedua pihak mengambil jalan arbitrase atas dasar kesepakatan
tanpa paksaan
127
b Alternative Dispute Resolution (ADR)
 Suatu pihak luar atau pihak ketiga, yang benar-benar independen,
dilibatkan untuk membantu mencapai kesepakatan
 Sangat bersifat sukarela dalam kaitan tujuannya memfasilitasi
suatu kesepakatan yang dapat diterima bersama untuk
mengakhiri perselisihan
 Tidak dapat memberlakukan suatu resolusi
kepada pihak-pihak yang berselisih
dapat mengajukan saran mereka sendiri untuk pemecahan
masalah; saran-saran yang Tidak mungkin diajukan pihak-pihak
yang berselisih tanpa merasa takut kehilangan muka

c 3 (tiga) bentuk ADR :


1. Mediation and conciliation
 Pihak ketiga memilih seorang mediator yang dibekali
pernyataan tertulis oleh kedua pihak
 Mereka mendiskusikan kasusnya secara mendalam
dengan masing-masing pihak dan menegaskan bahwa
opini mereka adalah murni berdasarkan tanpa-praduga
 Masing-masing pihak dapat meminta mediator tidak
meneruskan ke pihak lawan informasi yang dianggapnya

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 7: General Features of Claim Procedure

rahasia
 Tujuan utama diskusi adalah untuk mengidentifikasi
masalah sebenarnya dari ketidaksepakatan dan kemudian
menyempitkan perselisihan itu sendiri
 Mediator akan menyarankan pemecahan yang konstruktif
 Umumnya proses mediasi dilakukan dalam waktu yang sama
dan pada tempat yang sama sehingga mediator dapat
leluasa berpindah dari satu pertemuan ke Pertemuan yang
lain selama para pihak belum secara formal mengadakan
pertemuan
 Sangat penting bahwa pihak-pihak diwakili oleh orang-
orang yang mempunyai kuasa (authority) untuk membentuk
suatu kesepakatan pada hari itu

2. Mini-trial of structured settlement procedure


 Para pihak menunjuk seseorang yang netral untuk menjadi
ketua dalam “persidangan” yang terdiri dari seorang ketua
dan wakil senior dari masing-masing pihak
 Sangat penting bahwa para wakil tidak berkaitan langsung
dengan perselisihan tersebut tetapi juga mempunyai kuasa
untuk membentuk suatu kompromi saat dan jika mereka
menganggapnya sesuai
 Mereka bertindak sebagai panelis yang membaca semua 128
detil dari kasus yang disampaikan oleh kedua pihak
 Kemudian mereka bernegosiasi dengan masing-masing
dan arbiter independen untuk mencapai penyelesaian

3. Expert appraisal
 Para pihak merujukkan perselisihan kepada seorang ahli
dalam suatu bidang tertentu untuk mendapatkan opininya
 Meskipun opini tersebut tidak mengikat para pihak; namun
dapat mempengaruhi pendekatan dari para pihak menuju
negosiasi selanjutnya

7.39. Dalam kaitan dengan perselisihan antara tertanggung dan penanggung,


jelaskan : (Sept 2008 No. 14)
a. Perbedaan antara arbitratation dan litigation
b. Ketentuan arbritase menurut polis-polis standar Indonesia yang
dikeluarkan oleh AAUI.
c. Peran mediation and reconcillation sebagai salah satu metode
alternative Dispute Resolution

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 7: General Features of Claim Procedure
Jawaban:
a. Perbedaan antara arbitratation dan litigation
Jawaban : Lihat di atas

b. Ketentuan arbritase menurut polis-polis standar Indonesia yang


dikeluarkan oleh AAUI.
Pada umumnya polis asuransi standar Indonesia memuat klausula
arbitrase yang mengatur bahwa dalam hal terjadi perselisihan
tentang klaim (claim disputes), masalah itu akan diselesaikan melalui
arbitrase.

Klausula arbitrase biasanya juga mengatakan bahwa putusan arbiter


yang ditunjuk untuk memeriksa perkara itu akan mengikat bagi kedua
belah pihak yang berperkara.

Polis-polis asuransi standar Inggris biasanya memuat klausula arbitrase


yang mengatur bahwa hanya perselisihan yang menyangkut soal
jumlah klaim saja yang diserahkan kepada arbitrase. Jadi perselisihan
tentang klaim yang diserahkan kepada arbitrase untuk diputuskan
adalah perselisihan tentang klaim yang liabilitynya telah diakui oleh
penanggung dan hanya jumlah klaim yang masih atau tidak diakui
oleh penanggung.

129
Sebagian polis asuransi standar Indonesia emuat suatu klausula
arbitrase yang menyatakan bahwa bilamana terjadi perselisihan
tentang klaim, baik mengenai masalah apakah penanggung
liable atau tidak maupun tentang jumlah klaim, dapat diminta
penyelesaiannya melalui arbitrase.
Klausula arbitrase dicantumkan dalam polis oleh penanggung
dengan alasan-alasan sebagai berikut:
- lebih cepat daripada penyelesaian melalui pengadilan
- putusan yang dihasilkan oleh arbiter didasarkan pada
keahlian (expert judgement) yang sesuai, keahlian mana yang
kemungkinan besar tidak dimiliki oleh hakim di pengadilan
- sidang arbitrase dilakukan secara tertutup sehingga
penanggung dapat terhindar dari publikasi yang jelek;
sedangkan sidang pengadilan dilakukan secara terbuka
- biaya arbitrase kemungkinan lebih rendah dibandingkan
dengan biaya berperkara di pengadilan

c. Peran mediation and reconcillation sebagai salah satu metode


alternative Dispute Resolution
Jawaban: lihat di atas

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 7: General Features of Claim Procedure

7.40. Uraikan perbedaan antara arbitrase dan litigation (Mar 2010 No. 8, Sept 2011
No. 7)

Jawaban: lihat di atas

7.41. Uraikan pengaturan penyelesaian sengketa melalui arbritase menurut polis-


polis standard AAUI. (Sept 2009 No. 14)

Jawaban:
Perselisihan diselesaikan melalui arbitrase dengan ketentuan:
1. Kedua belah pihak menunjuk 1 arbiter, maksud ini disampaikan secara
tertulis oleh yang bersangkutan ke pihak lainnya.
2. Bila tidak terlaksana dalam 15 hari, masing-masing menunjuk satu
arbiter dan kedua arbiter tersebut menunjuk arbiter ketiga
3. Bila tidak terlaksana dalam 60 hari, pihak yang lebih siap memohon
kepada DAI mengangkat 3 orang arbiter yang salah satunya menjadi
Ketua Majelis Arbitrase
4. Kematian salah satu pihak tidak membatalkan/mempengaruhi
kekuasaan arbiter. Bila arbiter meninggal, pihak yang menunjuk arbiter
130
tersebut menunjuk penggantinya.
5. Hak, kewajiban dan tanggung jawab serta tata cara perdagangan
arbitrase ditetapkan oleh para arbiter dan didasarkan kepada
peraturan perundangan yang berlaku

7.42. Jelaskan tentang arbitrase dalam Polis Standar Asuransi kebakaran Indonesia:
(Mar 2011 No. 12, Mar 2012 No. 14)

Jawaban:
 Apabila timbul perselisihan antara Penanggung dan Tertanggung
sebagai akibat dari penafsiran atas tanggung jawab atau besarnya
ganti rugi dari Polis ini, maka perselisihan tersebut akan diselesaikan
melalui perdamaian atau musyawarah dalam waktu paling lama 60
(enam puluh) hari kalender sejak timbulnya perselisihan.
 Perselisihan timbul sejak Tertanggung atau Penanggung menyatakan
secara tertulis ketidaksepakatan atas hal yang diperselisihkan. Apabila
penyelesaian perselisihan melalui perdamaian atau musyawarah
tidak dapat dicapai, Penanggung memberikan kebebasan kepada
Tertanggung untuk memilih salah satu dari klausul penyelesaian sengketa
sebagaimana diatur di bawah ini, untuk selanjutnya tidak dapat dicabut

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 7: General Features of Claim Procedure
atau dibatalkan.
 Tertanggung wajib untuk memberitahukan pilihannya tersebut secara
tertulis kepada Penanggung dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender
sejak tidak tercapainya kesepakatan tersebut.
 Apabila Tertanggung tidak memberitahukan pilihannya dalam kurun
waktu tersebut, maka Penanggung berhak memilih salah satu klausul
penyelesaian sengketa dimaksud melalui arbritase atau pengadilan.

KLAUSUL PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI ARBITRASE


Dengan ini dinyatakan dan disepakati bahwa Tertanggung dan Penanggung
akan melakukan usaha penyelesaian sengketa melalui Arbitrase Ad Hoc
sebagai berikut :
1. Majelis Arbitrase Ad Hoc terdiri dari 3 (tiga) orang Arbiter. Tertanggung
dan Penanggung masing-masing menunjuk seorang Arbiter
dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender setelah diterimanya
pemberitahuan, yang kemudian kedua Arbiter tersebut memilih dan
menunjuk Arbiter ketiga dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender
setelah Arbiter yang kedua ditunjuk. Arbiter ketiga menjadi ketua
Majelis Arbitrase Ad Hoc.
2. Dalam hal terjadi ketidaksepakatan dalam penunjukkan Arbiter
ketiga, Tertanggung dan atau Penanggung dapat mengajukan
permohonan kepada ketua Pengadilan Negeri yang daerah
hukumnya di mana termohon bertempat tinggal untuk menunjuk
para Arbiter dan atau ketua Arbiter. 131
3. Pemeriksaan atas sengketa harus diselesaikan dalam waktu paling
lama 180 (seratus delapan puluh) hari sejak Majelis Arbitrase Ad Hoc
terbentuk. Dengan persetujuan para pihak dan apabila dianggap
perlu oleh Majelis Arbitrase Ad Hoc, jangka waktu pemeriksaan
sengketa dapat diperpanjang.
4. Putusan Arbitrase bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum
tetap dan mengikat Tertanggung dan Penanggung. Dalam hal
Tertanggung dan atau Penanggung tidak melaksanakan putusan
Arbitrase secara sukarela, putusan dilaksanakan berdasarkan
perintah ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya di mana
termohon bertempat tinggal atas permohonan salah satu pihak yang
bersengketa.
5. Untuk hal-hal yang belum diatur dalam pasal ini berlaku ketentuan
yang diatur dalam undang-undang tentang arbitrase, yang untuk
saat ini adalah Undang-Undang Republik Indonesia No. 30 Tahun 1999
tanggal 12 Agustus 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa.

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 8: Supervision Of Insurance

BAB VIII: SUPERSVISION OF INSURANCE

8.1. Jelaskan 5 (lima) hal yang menjadi sasaran pengawasan Pemerintah


terhadap industri asuransi yang tujuannya untuk melindungi kepentingan
masyarakat secara umum. (sept 2006 no 11, mar 2008 no 14, mar 2009 no 14,
mar 2010 no 14)

Jawaban:
1. Menjaga solvency
- Berkaitan dengan pendapatan premi
- Ditetapkan suatu rasio antara margin dan jumlah bisnis yang
diaksep
- untuk mencegah orang-orang yang bertujuan penipuan
(fraudulent) dari menyediakan asuransi; dan bertindak sebagai
pengawasan berkesinambungan atas pihak-pihak yang telah
melakukan transaksi bisnis asuransi
2. Equity
- Juga diartikan morality, fairness atau reasonableness
- Mengimplikasikan fakta bahwa unsur fairness harus ada di
antara penanggung dan pemegang polis 132
- Kontrak asuransi cukup kompleks sehingga diperlukan alat
kontrol untuk melindungi pemegang polis
3 Competence
- Tidak ada barang nyata (tangible) yang diperjualbelikan dalam
kontrak asuransi; melainkan suatu janji untuk menyediakan
indemity; suatu kompensasi yang tepat / pasti
- Perlu dipastikan bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam bisnis
janji tersebut adalah orang-orang yang kompeten dan dapat
memenuhi janjinya saat dibutuhkan
- Peraturan perundangan diperlukan dalam manajemen dari
bisnis asuransi dan investasi
4. Insurable Interest
- Perlu untuk menerbitkan peraturan perundangan untuk
menghilangkan unsur perjudian (gambling)
- Tidak dapat diterima jika seseorang akan mendapatkan
keuntungan dengan membeli polis asuransi dimana dia tidak
mempunyai kepentingan finansial dalam kerugian potensial
melainkan keuntungan yang akan diperolehnya jika kerugian
tersebut terjadi
5 Penyediaan bentuk asuransi tertentu
- asuransi wajib, seperti asuransi jaminan sosial tenaga kerja

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Bab 8: Supervision Of Insurance
(Jamsostek) di Indonesia, juga dapat diberlakukan sebagai
intervensi Pemerintah
- intervensi tidak dilakukan dengan bentuk Pemerintah yang
menyediakan secara langsung jaminan, tetapi mengatur
bentuk jaminan yang akan diberikan
6. National Insurance
- jaminan diberikan sepenuhnya oleh suatu Pemerintah
contoh : unemplyoment, sickness and widow’s benefits di
Inggris
- Pemerintah menanggung risiko tersebut secara langsung di
bawah skema national insurance

8.2. Jelaskan 5 (lima) aspek yang menjadi objek pengawasan pemerintah


terhadap industri Asuransi untuk melindungi kepentingan masyarakat secara
umum (Mar 2011 No. 13)

Jawaban: lihat di atas

8.3. Uraikan pengertian solvency margin. (Mar 2006 No. 6, Mar 2009 No. 7, sept
2011 No. 8) 133

Jawaban:
- Suatu jumlah dimana kekayaan (asset) harus melebihi kewajiban
(liabilities)
- Setiap perusahaan harus menjaga suatu selisih minimum antara
kekayaan yang dimilikinya dan jumlah yang harus dibayarnya
sebagai kewajiban
- Memperkecil risiko suatu perusahaanð asuransi dari tidak mempunyai
dana yang cukup untuk membayar klaim saat ini dan yang akan datang

8.4. Uraikan 3(tiga) alasan Pemerintah menetapkan asuransi wajib (Mar 2010
No. 3)

Jawaban:
1. Mewajibkan masyarakat untuk melakukan asuransi tertentu dengan
maskud dan tujuan untuk memberikan perlindungan dasar bagi
kesejahteraan masyarakat.

Contoh yang tergolong sebagai program asuransi sosial berdasarkan

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Bab 8: Supervision Of Insurance

Undang-undang No 2/1992 adalah:


 Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang (UU No 33
Tahun 1964)
 Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (UU No 34 Tahun 1964)
 Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (UU No 3 Tahun 1992)

2. Program asuransi untuk pegawai negeri sipil dan ABRI, yaitu meliputi
asuransi tabungan hari tua (THT) dan asuransi kesehatan (askes)

3. Diselenggarakan secara wajib berdasarkan suatu undang-undang


dan hanya dapat diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara
yang dibentuk khusus untuk itu

8.5. Insurance Companies Act 1982 banyak mengatur mengenai pengawasan


pemerintah terhadap perusahaan asuransi. Uraikan secara garis besar,
peraturan-peraturan yang terkait:

Jawaban:
1 Restriction on carrying on Insurance Business
134
Peraturan ini mengatur mengenai hal-hal yang harus dipenuhi jika
ingin menjalankan suatu Class of Business

2. Regulation of Insurance Companies


Peraturan ini mengatur hal-hal mengenai keuangan, seperti annual
accounts, aktuaris, dll.

3. Conduct of Insurance Business


Mengatur mengenai hal-hal yang sifatnya lebih ke operasional,
seperti advertisement, pemberitahuan cooling off pada asuransi jiwa,
dll.

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Soal LSPP AAMAI, September 2015

SOAL LSPP AAMAI K.651210.101.01


MENERAPKAN PENGELOLAAN PRAKTIK ASURANSI
PADA PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI
September 2015
BAGIAN I
Jawab seluruhnya DELAPAN pertanyaan pada bagian ini. Seluruh
pertanyaan memllikl bobot yang sama (equal marks).
Dianjurkan menggunakan waktu maksimum 45 menIt untuk mengerjakan
Bagian I.

1. Berkaitan dengan kebutuhan dasar asuransi, uraikan 3 (tiga) faktor


yang menjadi dasar pertimbangan seseorang atau suatu organisasi
dalam memutuskan untuk berasuransi atau tidak.

Jawaban ada pada halaman: 21

2. Berkaitan dengan proses manajemen risiko, uraikan 3 (tiga) tahap


yang harus dilakukan dalam proses manajemen risiko.

Jawaban ada pada halaman: 20 135


3. Berkaitan dengan usaha perasuransian, uraikan perbedaan pialang
asuransi dan agen asuransi berdasarkan UU No.40 tahun 2014 tentang
Perasuransian.

Jawaban ada pada halaman: 45

4. Berkaitan dengan prinsip dasar asuransi dalam perjanjian asuransi,


uraikan pengertian utmost good faith.

Jawaban ada pada halaman: 63

5. Berkaitan dengan prosedur penerbitan polis, uraikan pengertian


klausul subrogation waiver.

Jawaban ada pada halaman: 122

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org


Soal LSPP AAMAI, September 2015

6. Berkaitan dengan prosedur underwriting, uraikan fungsi sertifikat


asuransi.

Jawaban ada pada halaman: 73

7. Berkaitan dengan prosedur underwriting, uraikan perbedaan


karakteristik dari warranty dan representation.

Jawaban ada pada halaman: 59

8. Berkaitan dengan prosedur underwriting, uraikan alasan mengapa


pembatalan polis secara mid-term seharusnya dikenakan short-term
premium.

Jawaban ada pada halaman: 37

BAGIAN II
Jawab EMPAT dari ENAM pertanyaan pada bagian ini. Apabila
dijawab lebih dari 4 (empat) soal, maka yang akan dlnilai hanyalah
jawaban dengan urutan pengerjaan 1(satu) sampal 4 (empat) tanpa
memperhatikan nomor urut soal. Seluruh pertanyaan memiliki bobot yang 136
sama (equal marks)

9. Dalam kaitan dengan usaha perasuransian, jelaskan peranan para


profesional berikut ini :
a. petugas klaim perusahaan asuransi
b. penilai kerugian asuransi
c. ahli forensik asuransi

Jawaban ada pada halaman: 101

10. Berkaitan dengan prosedur underwriting, jelaskan 7 (tujuh) bagian


yang umumnya terdapat pada struktur polis asuransi.

Jawaban ada pada halaman: 55

11. Berkaitan dengan prosedur penerbitan polis asuransi, jelaskan :


a. pengertian warranty dalam kontrak asuransi
b. konsekuensi pelanggaran tertanggung terhadap warranty
c. perbedaan warranty dan condition dalam kontrak asuransi

Soal-Jawab Ujian LSPP - AAMAI - 101 - Praktek Asuransi, 2006 s.d. September 2015
Soal LSPP AAMAI, September 2015

Jawaban ada pada halaman: 61

12. Berkaitan dengan prinsip asuransi dalam penyelesaian klaim


berdasarkan ketentuan Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia,
jelaskan :
a. 4 (empat) pilihan bagi penanggung dalam memberikan ganti
rugi
b. batas penetapan ganti rugi
c. ketentuan tentang laporan tidak benar

Jawaban ada pada halaman: 117

13. Berkaitan dengan penetapan premi asuransi, jelaskan:


a. pengertian premium rate dan premium base
b. perbedaan adjustable premium dan flat premium
c. konsekuensi dari non-payment of premium

Jawaban ada pada halaman: 69

14. Berkaitan dengan konsep pemantauan kinerja underwriting:


a. jelaskan pengertian claims loss ratio
b. jelaskan pengertian earned loss ratio 137
c. hitung loss ratio untuk tiap tahun underwriting dari kumpulan
data berikut:

Jawaban ada pada halaman: 100

disusun oleh: Afrianto Budi Purnomo, SS MM - www.AkademiAsuransi.org

Anda mungkin juga menyukai