Menurut mazhab Hanafi, rukun al-kafalah satu, yaitu ijab dan Kabul (al-jaziri, 1969:226).
Sedangkan menurut para ulama lainnya rukun dan syarat al-kafalah adalah sebagai berikut:
Dhamin, kafil, atau za’im, yaitu orang yang menjamin dimana ia di syaratkan sudah baligh,
berakal, tidak di cegah membelanjakan hartanya (mahjur) dan dilakukan dengan
kehendaknya sendiri.
Makful lahu/madmun lahu, yaitu orang yang berpiutang. Syaratnya ialah harus diketahui oleh
orang yang menjamin.
Makful ‘anhu, yaitu orang yang berhutang.
Madmun bih atau makful bih adalah hutang itu sendiri, baik berupa uang atau barang.
Lafadz, disyaratkan keadaan lafadz itu menjamin, tidak digantungkan kepada sesuatudan
tidak berarti sementara.
5. Macam-macam Kafalah
M. Syafi’i Antonio memberikan penjelasan tentang pembagian kafalah sebagai berikut:
Kafalah bi al-mal, adalah jaminan pembayaran barang atau pelunasan utang. Bentuk
kafalah ini merupakan sarana yang paling luas bagi bank untukmemberikan jaminan kepada para
nasabahnya dengan imbalan/fee tertentu.
Kafalah bi al-nafs, adalah jaminan diri dari si penjamin. Dalam hal ini, bank dapat bertindak
sebagai Juridical Personality yang dapat memberikan jaminan untuk tujuan tertentu.
Kafalah bi al-taslim, adalah jaminan yang diberikan untuk menjamin pengembalian barang sewaan
pada saat masa sewanya berakhir. Jenis pemberian jaminan ini dapat dilaksanakan oleh bank
untuk keperluan nasabahnya dalam bentuk kerjasama dengan perusahaan, leasing company.
Jaminan pembayaran bagi bank dapat berupa deposito/tabungan, dan pihak bank diperbolehkan
memungut uang jasa/fee kepada nasabah tersebut.
Kafalah al-munjazah, adalah jaminan yang tidak dibatasi oleh waktu tertentu dan untuk
tujuan/kepentingan tertentu. Dalam dunia perbankan, kafalah model ini dikenal dengan
bentuk performance bond (jaminan prestasi).
Kafalah al-mu’allaqah, Bentuk kafalah ini merupakan penyederhanaan dari kafalah al-
munjazah, di mana jaminan dibatasi oleh kurun waktu tertentu dan tujuan tertentu pula.
faat Kafalah
Kafalah yang diberikan oleh bank sangat mendukung transaksi bisnis yang dilakukan
oleh pihak-pihak terkait, karena dapat memberikan rasa aman dan kondusif bagi
kelangsungan bisnis maupun proyek-proyek tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan
jadwal yang telah disepakati. Secara umum dapat disimpulkan bahwa kafalah memberian
manfaat bagi :
Pihak yang dijamin (nasabah), bahwa dengan kafalah yang diberikan oleh bank, nasabah
bisa mendapatkan/mengerjakan proyek dari pihak ketiga, karena biasanya pemilik proyek
menentukan syarat-syarat tertentu dalam mengerjakan proyek yang mereka miliki.
Pihak yang terjamin (pemilik proyek), bahwa dengan kafalah yang diberikan oleh bank,
pemilik proyek mendapat jaminan bahwa proyek yang akan dikerjakan oleh nasabah tadi
akan diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, karena kafalah merupakan
pengambilalihan risiko oleh bank apabila nasabah cidera janji melaksanakan kewajibannya.
Pihak yang menjamin (bank), bahwa dengan kafalah yang diterbitkan oleh bank, maka pihak
bank akan memperoleh fee yang diperhitungkan dari nilai dan risiko yang ditanggung oleh
bank atas kafalah yang diberikan.