Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KAFALAH MENURUT SYARIAT ISLAM

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih Mua’malah


Dosen Pengampu :
Siti Hasanah, S.Ag, M.Ag Dr.

DISUSUN OLEH :
NILA AMALIA SAFIRA 44223320
SITI AMELIA RAHMA ANNE AVANTI 44223326

PROGAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


POLITEKNIK SEGERI SEMARANG
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 2


KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 3
BAB I................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 4
BAB II............................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 6
2.1 Pengertian kafalah ................................................................................... 6
2.2 Landasan atau dasar hukum .................................................................. 7
2.3 Rukun dan syarat kafalah ....................................................................... 8
2.4 Macam - macam kafalah ......................................................................... 9
2.5 Pelaksanaan akad kafalah .................................................................... 11
2.6 Skema akad kafalah bil ujrah.................................................................11
BAB III ........................................................................................................................... 13
PENUTUP ...................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 14

2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tiada kalimat yang pantas kami ucapkan kecuali rasa syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul "kafalah
menurut syariat islam".

Tidak lupa pula dukungan baik secara materil dan nonmateril yang
diberikan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu,
izinkan penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada Ibu Siti Hasanah,
S.Ag, M.Ag Dr. selaku dosen pembimbing fiqih mu’amalah yang
memberikan dukungan dan saran kepada kami.

Kami sadar bahwa makalah yang disusun ini masih belum


sempurna. Oleh karena itu, dengan rendah hati kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Di
sisi lain, saya berharap pembaca menemukan pengetahuan baru dan manfaat
dari maklah yang telah kami buat. Akhir kata

Wassalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh.

Semarang, 30 September 2023

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menulis makalah seringkali menjadi masalah bagi sebagian orang,
berbagai alasan seperti kesibukan, sedikitnya waktu, dan tidak adanya biaya
menjadi kambing hitam atas ketidakberdayaan kita dalam menyelesaikan
laporan hasil penelitian karya ilmiah. Akhirnya, setelah beberapa hari makalah
ini dapat kita selesaikan dengan judul ”kafalah menurut syariat islam’’.

Al-kafalah berasal dari kata ‫( ـ ˚ كفل‬menanggung) merupakan jaminan yang


diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi
kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam pengertian lain, kafalah
juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan
berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin. Pada dasarnya
akad kafalah merupakan bentuk pertanggungan yang biasa dijalankan oleh
perusahaan.

Penerapan kafalah dalam perbankan syariah, bahwa kafalah (bank garansi)


adalah jaminan yang diberikan bank atas permintaan nasabah untuk memenuhi
kewajibannya kepada pihak lain apabila nasabah yang bersangkutan tidak
memenuhi kewajibannya.

4
Dalam mekanisme sistem perbankan prinsip-prinsip kafalah dapat di
aplikasikan dalam bentuk pemberian jaminan bank dengan terlebih dahulu di
awali dengan pembukaan fasilitas tersebut. Fasilitas kafalah yang diberikan
akan terlihat pada perkiraan administrative baik berupa komitmen maupun
kontinjen. Fasilitas yang dapat diberikan sehubungan dengan penerapan prinsip
kafalah tersebut adalah fasilitas bank garansi. Fungsi kafalah adalah pemberian
jaminan oleh bank bagi pihak-pihak yang terkait untuk menjalankan bisnis
mereka secara lebih aman dan terjamin, sehingga adanya kepastian dalam
berusaha / bertransaksi, karena dengan jaminan ini bank berarti akan
mengambil alih risiko / kewajiban nasabah, apabila nasabah wanprestasi/lalai
dalam memenuhi kewajibannya.pihak bank sebagai lembaga yang memberikan
jaminan ini, juga akan memperoleh manfaat berupa peningkatan pendapatan
atas upah yang mereka terima sebagai imbalan atas jasa yang diberikan,
sehingga akan memberikan kontribusi terhadap perolehan pendapatan mereka.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kafalah


Al-kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada
orang yang memiliki tanggungan kepada orang lain atau dalam artian lain yakni
berarti pengalihan tanggung jawab terhadap sesuatu yang dijamin/ yang
ditanggung. (Arianti, 2020). Secara teknis, Kafalah adalah suatu kewajiban
yang ditambahkan pada kewajiban yang sudah ada mengacu pada tuntutan atau
tuntutan terhadap sesuatu dimana salah satu pihak sepakat untuk melepaskan
tanggungjawab pihak ketiga jika pihak ketiga tersebut lalai dalam memenuhi
kewajibannya.
Secara Fungsional, Kafalah adalah suatu akad dimana penjamin akan
menjamin pelaksanaan, tindakan dan tanggung jawab kepada penerima
manfaat. Penjamin akan menanggung segala tuntutan dan kewajiban yang
harus dipenuhi oleh pihak yang dijamin.(Muneeza & Mustapha, 2020).
Penanggung atau disebut kafil adalah orang yang telah berjanji untuk
memenuhi kewajibannya(Arianti, 2020). Syarat menjadi kafi adalah sudah
dewasa, sehat, mempunyai wewenang untuk menggunakan harta benda secara
bebas dan ridha dengan tindak penanggungnya. Penanggung utama adalah
orang yang berhutang.
Adapun ada beberapa pendapat para ulama mengenai definisi kafalah,
diantaranya (Siregar and Khoerudin, 2019) :
a. Mazhab Hanafi
- Kafalah merupakan memadukan dzimmah dengan jiwa, hutang, atau zat
benda.
- Memadukan dzimmah kepada dzimmah yang lain dalam pokok (asli)
hutang.

6
b. Mazhab Maliki
Menurut Mazhab Maliki, kafalah ialah orang yang berhak melaksanakan
tanggungan pemberi beban serta bebannya sendiri yang disatukan, baik
menanggung pekerjaan yang sama maupun pekerjaan yang berbeda.

c. Mazhab Hambali
Menurut Hambali yang dimaksud dengan kafalah adalah Iltizam sesuatu
yang diwajibkan kepada orang lain serta kekekalan benda tersebut yang di
bebankan atau iltizam orang yang mempunyai hak menghadirkan dua harta
(pemiliknya) kepada orang yang mempunyai hak.

d. Mazhab Syafi’i
Menurut mazhab Syafi’i yang dimaksud dengan kafalah ialah akad yang
menetapkan iltizam dan yang tetap pada tanggungan yang lain atau
menghadirkan zat benda yang dibebankan atau menghadirkan badan oleh
orang yang berhak menghadirkannya.

2.2 Landasan atau dasar hukum


a.) Al-Qur’an
Kafalah disyaratkan oleh Allah SWT terbukti dengan firman-Nya:

Artinya : “Yaqub berkata, sekali-kali tidak akan aku melepaskannya


(pergi) bersamamu sebelum kamu memjerikan janji yang teguh kepadaku
atas nama Allah bahwa kamu pasti kembali kepadaku.” (Q.S. Yusuf : 66)
Dalam ayat tersebut telah dijelaskan bahwa dalam sebuah perjanjian atau
tanggungan haruslah ada suatu perjanjian akad yang kuat antar pihak serta
harus berlandaskan rasa saling percaya atas nama Allah swt.

7
Pada ayat yang lain Allah SWT berfirman:

Artinya: Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan piala Raja, dan


siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan
(seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya".(Q.S. Yusuf : 72)
Ibnu Abbas berkata bahwa yang dimaksud dengan zaim dalam ayat ini
ialah kafil yang berarti penjamin.(Siregar and Khoerudin, 2019)

b.) Al-Hadist
Pinjaman hendaklah dikembalikan dan orang yang menjamin wajib untuk
membayar. (HR. Abu Daud dan Turmudzi).

2.3 Rukun dan syarat kafalah


Menurut madzhab Hanafi bahwa rukun kafalah ada satu yaitu ijab dan
qabul. Sedangkan menurut para ulama lainnya, bahwa rukun dan syarat al-
kafalah adalah sebagai berikut:

a) Kafil (penjamin)
Penjamin haruslah seseorang yang sudah aqil baligh, tidak tercegah
pembelanjaan hartanya, serta memberikan tanggungan karena kehendak
sendiri bukan karena paksaan dari pihak lain.

b) Makful lahu (orang yang diberikan jaminan)


Orang yang diberikan jamiman haruslah diketahui atau bisa juga
seseorang yang sudah dikenal oleh penjamin, hal ini dimaksudkan agar tidak
terselip kekecewaan pada hati penjamin dibelakang / hari-hari setelahnya
apabila orang yang ia jamin berbuat ulah / melakukan sesuatu.

8
c) Makful’anhu (tentanggung / orang yang dijamin)
Orang yang dijamin haruslah seseorang yang dikenal oleh penjamin,
serta berkemampuan untuk menerima objek pertanggungan, baik oleh
dirinya sendiri maupun orang lain yang mungkin mewakilinya.

d) Makful bih (objek tanggungan)


Objek yang dimaksud ialah objek pertanggunga, harus bersifat mengikat
terhadap diri tertanggung dan tidak bisa dibatalkan tanpa adanya sebab yang
syar’i. Selain itu objek tersebut juga harus merupakan tanggung jawab
penuh pihak tertanggung.

e) Sighat kafalah (ijab kabul)


Ijab kabul akad kafalah dapat diekspresikan dengan ungkapan yang
menyatakan adanya kesanggupan untuk menanggung hal tersebut, sebuah
kesanggupan untuk menjamin / menuaikan kewajiban.

2.4 Macam - macam kafalah


a) Kafalan bin nafs
Merupakan akad memberikan jaminan atas diri (personal guarantee).
Sebagai contoh, dalam praktik perbankan bentuk kafalah bin nafs adalah
seorang nasabah yang mendapat penbiayaan dengan jaminan nama baik dan
ketokohan seseorang atau pemuka masyarakat. Walaupun bank secara fisik
tidak memegang barang apapun, tetapi bank berharap tokoh tersebut dapat
mengusahakan pembayaran ketika nasabah yang dibiayai mengalami
kesulitan.

b) Kafalah bin maal


Kafalah bin maal merupakan jaminan pembayaran barang atau pelunasan
utang.

9
c) Kafalah bit-taslin
Jenis kafalah ini biasa dilakukan untuk menjamin pengembalian atas
barang yang disewa, pada waktu masa sewa berakhir. Jenis pemberian
jaminan ini dapat dilaksakan oleh bank untuk kepentingan nasabahnya
dalam bentuk kerja sama dengan perusahaan penyewaan (leasing company).
Jaminan bagi bank dapat berupa deposito/tabungan dan bank dapat
membebankan uang jasa (fee) kepada nasabah itu.

d) Kafalah al-munjazah
Adalah jaminan mutlak yang tidak dibatasi oleh jangka waktu dan untuk
kepentingan/tujuan tertentu. Salah satu bentuk kafalah al-munjazah adalah
pemberian jaminan dalam bentuk perfonce bonds (jaminan prestasi), suatu
hal yang lazim dikalangan perbankan dan hal ini sesuai dengan bentuk akad.

e) Kafalah al-muallaqoh
Bentuk jaminan ini merupakan penyederhanaan dari kafalah al-
munjazah, baik oleh industry perbankan maupun asuransi

10
2.5 Pelaksanaan akad kafalah
Al kafalah dapat dilaksanakan dengan tiga bentuk, yaitu (a) munjaz
(tanjiz), (b) mu‟allaq(ta‟liq), dan (c) mu‟aqqat (tauqit). Mujaz (tanjis) ialah
tanggungan yang ditunaikan seketika, seperti seorang berkata “saya tanggung
si fulan dan saya jamin si Fulan sekarang”, apabila akad penanggungan terjadi,
maka penanggungan itu mengikuti akad hutang, apakah harus dibayar seketika
itu, ditangguhkan atau dicicil, kecuali disyaratkan pada penanggungan.

Mu‟allaq (ta‟liq) adalah menjamin sesuatu dengan dikaitkan pada sesuatu,


seperti seorang berkata “jika kamu menghutangkan kepada anakku, maka aku
yang akan membayarnya” atau jika kamu ditagih pada A, maka aku yang akan
membayarnya” seperti firman Allah:

Artinya : Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan piala Raja, dan


siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan
(seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya". (Q.S. Yusuf : 72).

Mu’aqqat (tauqit) adalah tanggungan yang harus dibayar dengan dikaitkan


pada suatu waktu, seperti ucapan seseorang “bila ditagih pada bulan ramadhan,
maka aku menanggung pembayaran utangmu,” apabila akad telah berlangsung
maka madmun lah boleh menagih kepada kafil (orang yang menanggung
beban) atau kepada madmun ‘anhu atau makful ‘anhu (yang berhutang).

2.6 Skema akad kafalah bil ujrah

Contoh skema akad kafalah bil ujrah dalam multi jasa di Perbankan
Syariah dapat digambarkan dibawah ini:
Tuan A sedang berobat di rumah sakit Pelita Harapan, pada saat
pembayaran biaya perawatan, Tuang A belum memiliki uang. Maka dari itu,
Tuan A mengajukan pembiayaan multi jasa untuk biaya perawatan kepada
bank syariah.
11
4. membayar biaya pada
waktu yang disepakati

1. Pengajuan
permohonan pembiayaan
Bank Syariah 3. penjamin nasabah Rumah Sakit
Nasabah
(Makful Anhu) (Kafil) (Makful Lahu)
2. Akad kafalah

6. Tagih, jika nasabah tidak


5. Pembayaran Ujrah membayar tepat waktu

7. bayar, jika nasabah tidak


membayar

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pertama, Kafalah adalah salah satu fasilitas perbankan syari'ah yang


merupakan jaminan dari si penjamin, baik berupa jaminan diri maupun barang
untuk membebaskan kewajiban yang ditanggung pihak lain.

Kedua, ada beberapa konsep kafalah yang diterapkan dalam bank syariah,
diantaranya : Kafalah bil-nafs, yakni akad yang diberikan sebagai jaminan atas
diri. Kafalah bil-taslim, jenis kafalah yang dilakukan untuk menjamin
pengembalian barang yang disewa pada waktu masa sewa berakhir. Kafalah
bil-munjazah, yakni jaminan mutlak yang tidak dibatasi jangka waktudan
untuk kepentingan dan juga tujuan tertentu.

Ketiga, dengan adanya kafalah, pihak yang dijamin atau disebut juga
dengan makful anhu dapat menyelesaikan proyek atau usaha bisnisnya dengan
ditanggung pengerjaannya dan bisa selesai dengan tepat waktu dengan jaminan
pihak ketiga yang menjamin pengerjaannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

(Muneeza & Mustapha, 2020)Muneeza, A., & Mustapha, Z. (2020).


Practical application of Kafalah in Islamic banking in Malaysia. PSU Research
Review, 4(3), 173–187. https://doi.org/10.1108/PRR-01-2019-0001

(Masruroh, 2010)Masruroh. (2010). Tinjauan Hukum Islam Tentang


Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Terhadap Jumlah Saldo MaksimumYang
Dijamin LPS (Analisis Undang-Undang No. 7 Tahun 2009). -, 15– 29.

(Arianti, 2020)Arianti, N. I. (2020). AKAD KAFALAH


(Pengimplementasian Akad Kafalah dalam Perbankan Syariah). Osfreprints,
1–13.

14

Anda mungkin juga menyukai