DISUSUN OLEH :
NILA AMALIA SAFIRA 44223320
SITI AMELIA RAHMA ANNE AVANTI 44223326
2
KATA PENGANTAR
Tiada kalimat yang pantas kami ucapkan kecuali rasa syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul "kafalah
menurut syariat islam".
Tidak lupa pula dukungan baik secara materil dan nonmateril yang
diberikan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu,
izinkan penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada Ibu Siti Hasanah,
S.Ag, M.Ag Dr. selaku dosen pembimbing fiqih mu’amalah yang
memberikan dukungan dan saran kepada kami.
Wassalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh.
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Dalam mekanisme sistem perbankan prinsip-prinsip kafalah dapat di
aplikasikan dalam bentuk pemberian jaminan bank dengan terlebih dahulu di
awali dengan pembukaan fasilitas tersebut. Fasilitas kafalah yang diberikan
akan terlihat pada perkiraan administrative baik berupa komitmen maupun
kontinjen. Fasilitas yang dapat diberikan sehubungan dengan penerapan prinsip
kafalah tersebut adalah fasilitas bank garansi. Fungsi kafalah adalah pemberian
jaminan oleh bank bagi pihak-pihak yang terkait untuk menjalankan bisnis
mereka secara lebih aman dan terjamin, sehingga adanya kepastian dalam
berusaha / bertransaksi, karena dengan jaminan ini bank berarti akan
mengambil alih risiko / kewajiban nasabah, apabila nasabah wanprestasi/lalai
dalam memenuhi kewajibannya.pihak bank sebagai lembaga yang memberikan
jaminan ini, juga akan memperoleh manfaat berupa peningkatan pendapatan
atas upah yang mereka terima sebagai imbalan atas jasa yang diberikan,
sehingga akan memberikan kontribusi terhadap perolehan pendapatan mereka.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
b. Mazhab Maliki
Menurut Mazhab Maliki, kafalah ialah orang yang berhak melaksanakan
tanggungan pemberi beban serta bebannya sendiri yang disatukan, baik
menanggung pekerjaan yang sama maupun pekerjaan yang berbeda.
c. Mazhab Hambali
Menurut Hambali yang dimaksud dengan kafalah adalah Iltizam sesuatu
yang diwajibkan kepada orang lain serta kekekalan benda tersebut yang di
bebankan atau iltizam orang yang mempunyai hak menghadirkan dua harta
(pemiliknya) kepada orang yang mempunyai hak.
d. Mazhab Syafi’i
Menurut mazhab Syafi’i yang dimaksud dengan kafalah ialah akad yang
menetapkan iltizam dan yang tetap pada tanggungan yang lain atau
menghadirkan zat benda yang dibebankan atau menghadirkan badan oleh
orang yang berhak menghadirkannya.
7
Pada ayat yang lain Allah SWT berfirman:
b.) Al-Hadist
Pinjaman hendaklah dikembalikan dan orang yang menjamin wajib untuk
membayar. (HR. Abu Daud dan Turmudzi).
a) Kafil (penjamin)
Penjamin haruslah seseorang yang sudah aqil baligh, tidak tercegah
pembelanjaan hartanya, serta memberikan tanggungan karena kehendak
sendiri bukan karena paksaan dari pihak lain.
8
c) Makful’anhu (tentanggung / orang yang dijamin)
Orang yang dijamin haruslah seseorang yang dikenal oleh penjamin,
serta berkemampuan untuk menerima objek pertanggungan, baik oleh
dirinya sendiri maupun orang lain yang mungkin mewakilinya.
9
c) Kafalah bit-taslin
Jenis kafalah ini biasa dilakukan untuk menjamin pengembalian atas
barang yang disewa, pada waktu masa sewa berakhir. Jenis pemberian
jaminan ini dapat dilaksakan oleh bank untuk kepentingan nasabahnya
dalam bentuk kerja sama dengan perusahaan penyewaan (leasing company).
Jaminan bagi bank dapat berupa deposito/tabungan dan bank dapat
membebankan uang jasa (fee) kepada nasabah itu.
d) Kafalah al-munjazah
Adalah jaminan mutlak yang tidak dibatasi oleh jangka waktu dan untuk
kepentingan/tujuan tertentu. Salah satu bentuk kafalah al-munjazah adalah
pemberian jaminan dalam bentuk perfonce bonds (jaminan prestasi), suatu
hal yang lazim dikalangan perbankan dan hal ini sesuai dengan bentuk akad.
e) Kafalah al-muallaqoh
Bentuk jaminan ini merupakan penyederhanaan dari kafalah al-
munjazah, baik oleh industry perbankan maupun asuransi
10
2.5 Pelaksanaan akad kafalah
Al kafalah dapat dilaksanakan dengan tiga bentuk, yaitu (a) munjaz
(tanjiz), (b) mu‟allaq(ta‟liq), dan (c) mu‟aqqat (tauqit). Mujaz (tanjis) ialah
tanggungan yang ditunaikan seketika, seperti seorang berkata “saya tanggung
si fulan dan saya jamin si Fulan sekarang”, apabila akad penanggungan terjadi,
maka penanggungan itu mengikuti akad hutang, apakah harus dibayar seketika
itu, ditangguhkan atau dicicil, kecuali disyaratkan pada penanggungan.
Contoh skema akad kafalah bil ujrah dalam multi jasa di Perbankan
Syariah dapat digambarkan dibawah ini:
Tuan A sedang berobat di rumah sakit Pelita Harapan, pada saat
pembayaran biaya perawatan, Tuang A belum memiliki uang. Maka dari itu,
Tuan A mengajukan pembiayaan multi jasa untuk biaya perawatan kepada
bank syariah.
11
4. membayar biaya pada
waktu yang disepakati
1. Pengajuan
permohonan pembiayaan
Bank Syariah 3. penjamin nasabah Rumah Sakit
Nasabah
(Makful Anhu) (Kafil) (Makful Lahu)
2. Akad kafalah
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kedua, ada beberapa konsep kafalah yang diterapkan dalam bank syariah,
diantaranya : Kafalah bil-nafs, yakni akad yang diberikan sebagai jaminan atas
diri. Kafalah bil-taslim, jenis kafalah yang dilakukan untuk menjamin
pengembalian barang yang disewa pada waktu masa sewa berakhir. Kafalah
bil-munjazah, yakni jaminan mutlak yang tidak dibatasi jangka waktudan
untuk kepentingan dan juga tujuan tertentu.
Ketiga, dengan adanya kafalah, pihak yang dijamin atau disebut juga
dengan makful anhu dapat menyelesaikan proyek atau usaha bisnisnya dengan
ditanggung pengerjaannya dan bisa selesai dengan tepat waktu dengan jaminan
pihak ketiga yang menjamin pengerjaannya.
13
DAFTAR PUSTAKA
14