“Desa Wisata dan Lumbung Pangan menuju Masyarakat Sejahtera dan Mandiri dalam Suasana Kota Santri” 1
PROFIL DESA SALENRANG 02/15/2019
KATA PENGANTAR
Profil Desa Salenrang yang ada dihadapan anda ini dalam hal penyajian informasi sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa dilakukan secara terbuka dan
sistematis, baik terkait dengan gambaran umum dan potensi desa maupun menyangkut
perkembangan Desa Salenrang.
Secara khusus Profil Desa Salenrang merupakan kumpulan data tentang potensi dan
perkembangan desa yang sangat dibutuhkan, baik sebagai referensi mauppun sebagai
acuan dalam penyusunan perencanaan program kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan desa, termasuk kebijakan Pemerintah Desa dalam menyusun tata ruang
wilayahdan kebijakan pembangunan lainnya.
Selain itu, Profil Desa ini juga digunakan untuk menyajikan data umum desa, data soaasial
desa dan pelayanan publik. Termasuk erencanaan pembangunan desa, penegakan hukun
dan penceggahan kriminal dan lain-lain:
Terlepas dari itu, kami menyadari bahwa dalam menyejikan data dan informasi Profil
Desa Salenrang ini masih banyak kekurangan, baik karena keterbatasan data maupun
keterbatasan waktu yang kami miliki. Oleh karna itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
kami demi penyempurnaan Profil Desa Salenrang ke Depan. Amien.
Akhir kalam, semoga Profil ini bermanfaat bagi pembaca, mohon maaf atas segala
kelebihan dan kekurangan yang ada. Terima kasih.
S Y A H R I R
“Desa Wisata dan Lumbung Pangan menuju Masyarakat Sejahtera dan Mandiri dalam Suasana Kota Santri” 2
PROFIL DESA SALENRANG 02/15/2019
BAB I
PENDAHULUAN
1) Larat Belakang
Masyarakat yang mandiri dan sejahtera merupakan harapan besar bagi setiap desa.
Bukan saja desa sebagai ujung tombak pembangunan Nasional dalam mewujudkan
masyarakat adil dan makmur, tetapi juga merupakan bentuk tanggung jawab desa
dalam memberikan pelayanan hak dasar masyarakat untuk mendapatkan penghidupan
yang layak.
Berangkat dari latar belakang tersebut di atas, maka Pemerintah bersama masyarakat
desa Salenrang menyusun Profil Desa Desa Salenrang dalam rangka memberikan
informasi terkait Visi – Misi sebagai gambaran tujuan dan cita-cita penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan desa; informasi tentang sejarah singkat dan legenda
desa; serta data potensi dan sumber daya Desa salenrang sebagai modal dasar dalam
mewujudkan visi – misi yang telah dirumuskan bersama.
Selain tujuan untuk memberikan layanan infomasi publik, Profil desa Salenrang juga
disusun sebagai kelengkapan Administrasi pemerintahan Desa yang dapat dijadikan
salah satu sumber dan acuan pembanding penyusunan RPJMDesa Salenrang.
“Desa Wisata dan Lumbung Pangan menuju Masyarakat Sejahtera dan Mandiri dalam Suasana Kota Santri” 3
PROFIL DESA SALENRANG 02/15/2019
Secara sederhana Visi dapat diartikan sebagai Gambaran Tujuan atau Cita-Cita ke
depan, yaitu gambaran tentang kondisi yang hendak dicapai. Visi adalah suatau
strategi yang di dalamnya terdapat tahapan-tahapan sebagai titik tindakan yang
teratur dan terus-menerus dari satu titik menuju titik akhir dimana kondisi yang
diinginkan dapat diraih.
Oleh karena itu, Visi Desa salenrang sebagai cita-cita luhur masyarakat desa yang
disusun berdasarkan Botton Up dengan pertimbangan sejarah dan kondisi aktual
saat ini dengan tetap mengacu pada rencana pembangunan Pemerintah kabupaten
adalah;
Yang dimaksud Desa Wisata dan lumbung Pangan dalam visi tersebut adalah
bahwa selambat-lambatnya lima tahun yang akan datang desa Salenrang
diharapkan menjadi salah satu tujuan wisata domestik dan local sekaligus sebagai
desa lumbung pangan. Tentu saja cita-cita tersebut cukup realistis bila melihat
potensinya yang cukup menjanjikan apabila dapat dikelola dengan baik dengan
dukungan pemerintah daerah dan pusat.
“Desa Wisata dan Lumbung Pangan menuju Masyarakat Sejahtera dan Mandiri dalam Suasana Kota Santri” 4
PROFIL DESA SALENRANG 02/15/2019
Apabila desa wisata dan lumbung pangan dapat diwujudkan sebagai pondasi
pembangunan perekonomian masyarakat, maka dua, tiga tahun kemudian
masyarakat Desa Salenrang akan hidup sebagai masyarakat yang mandiri dan
sejahtera. Itulah strategi cita-cita luhur penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan desa Salenrang ke depan.
Sebagaimana diketahui, Misi adalah tugas yang diemban atau yang harus dilakukan
untuk mewujudkan apa menjadi gambaran tujuan masyarakat desa. Jika Visi
diibaratkan suatu garis strategi gambaran tujuan, maka misi adalah taktik yang
merupakan rangkaian titik-titik perlambang tahapan tindakan yang harus dilewati.
Olehnya itu, misi sebagai tugas yang diemban tidak boleh sama sekali keluar dari
strategi yang telah dicanangkan untuk lima tahun ke depan.
1. Membangun prasarana dan sarana wisata yang merupakan salah satu potensi
utama sumber pendapatan desa Salenrang menuju Desa Wisata.
2. Intensifikasi lahan pentanian dan perikanan dangan peningkatan pembangunan
prasarana dan sarana penunjang dalam mewujudkan desa lumbung pangan
3. Pembangunan Pasar desa dan TPI sebagai sarana pemasaran hasil produksi dan
perputaran uang dalam perekonomian menuju masyarakat desa yang sejahtera.
4. Mendorong peningkatan kafasitas dan profesionalisme Usaha Ekonomi
Produktif, Lembaga keuangan Desa dan BUMDes dalam membangun
kemandirian dan kesejahteraan masyarakat desa.
5. Meningkatkan optimalisasi pemanfaatan sumber daya dan produk desa dalam
setiap kegiatan pembangunan.
6. Meningkatkan pendapatan desa melalui berbagai sumber pendapatan dalam
rangka membangun kemandirian desa.
7. Meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana pendidikan dan
pengembanan bakat – minat generasi muda dalam menciptakan generasi cerdas
yang sehat dan berbakat.
“Desa Wisata dan Lumbung Pangan menuju Masyarakat Sejahtera dan Mandiri dalam Suasana Kota Santri” 5
PROFIL DESA SALENRANG 02/15/2019
4) TUJUAN
c. Untuk memberikan informasi tentang potensi sumber daya dan arah pelaksanaan
pembangunan desa Saalenrang.
“Desa Wisata dan Lumbung Pangan menuju Masyarakat Sejahtera dan Mandiri dalam Suasana Kota Santri” 6
PROFIL DESA SALENRANG 02/15/2019
BAB II
GAMBARAN UMUM
1. Nama Salenrang
Asal mula nama “Salenrang” adalah diambil dari istilah kebiasaan orang – orang
Salenrang dahulu. Kebiasaan moyang salenrang sejak dahulu adalah gemar
memakai sarung dengan cara melingkarkan dari punggung ke samping atau
diselempang. Menurut tokoh dan pemuka masyarakat, istilah “Salenrang” adalah
berasal dari kata “Salendang” yang berarti melingkarkan atau menyelempangkan
kain atau sarung di punggung dalam bentuk miring ke bawah di samping sebelah
tubuh si pemakai.
Kebiasaan Kebiasaan tersebut telah berlangsung sejak lama dan mendarah daging
di hampir sumua warga masyarakat Salenrang, khususnya para keturunan –
penguasa (Dampang dan Pinati atau galarrang) yang memerintah di wilayah ini.
Kemudian istilah Salempang atau Salendang disesuaikan dengan lidah /
pengucapan masyarakat menjadi Salenrang yang arti sama dengan salempang atau
salendang, yaitu menyelempangkan kain atau sarung dalam bentuk ming ke bawah
melingkari tubuh si pemakainya.
“Desa Wisata dan Lumbung Pangan menuju Masyarakat Sejahtera dan Mandiri dalam Suasana Kota Santri” 7
PROFIL DESA SALENRANG 02/15/2019
Dalam sejarah wilayah kekuasaan Kerajaan Gowa hanya dikenal dua Dampang,
masing-masing “Dampang Ko’mara di Gowa dan Dampang Salenrang di Salenrang.
Dampang Salenranglah yang mewakili Salenrang (wilayah Maros sekarang) dan
sekitarnya setiap kali ada sidang pada masa Kerajaan di Gowa dahulu.
Adapun luas wilayah kekuasaan Dampang Salenrang pada saat itu adalah meliputi
luas wilayah kabupaten Maros sekarang, bahkan termasuk sebagian Makassar
sekarang. Sebagaimana dikiaskan dalam ungkapan bahwa batas kekuasaan
Dampang Salenrang adalah:
Pertanyaannya adalah apakah karaeng Baarasa juga termasuk salah seorang dari
Toddo limayya atau tidak? Jika termasuk, maka jelas bahwa Dampang salenrang
tidak bersaudara dengan Karaeng Baraasa, tetapi kemenakan karena karaeng
Baarasa bersaudara dengan karaeng Maarusu’ dimana Dampang Salenrang adalah
salah seorang anak karaeng Marusu’. Meskipun hal ini belum jelas namun uutuk
“Desa Wisata dan Lumbung Pangan menuju Masyarakat Sejahtera dan Mandiri dalam Suasana Kota Santri” 8
PROFIL DESA SALENRANG 02/15/2019
Salah satu cerita rakyat yang sampai sekarang masih hidup dalam masyarakat
Salenrang yang dituturkan secara turun-temurun adalah kisah Toddo Limayya.
Mereka ini masing-masing mempunyai wilayah kekuasaan; Ada yang berkuasa di
maros Yang bergelar Karaeng Marusu’ ada yang berkusasa di Male’leng yang bergelar
“karaeng Barasa’ dan ada pula yang berkuasa di air yang bergelar Renreng Jala yang
orang –orang Salenrang mengenalnya dengan “ Lambere Salenrang. Sedangkan dua
lagi dari mereka tidak disebutkan dimana dan apa gelar mereka.
Dalam kisah ini dijelaskan, bahwa “Karaeng Marusu’ - salah seorang dari Toddo
limayya” tersebut juga memilikii lima orang anak yang terdiri dari empat putrid dan
satu putra. Karena kedengkian saudara-saudaranya yang kuatir kekuasaan jatuh
kepada sibungsuh sebagai putra (pangeran) satu-satunya, akhirnya ia dibuang ke laut
atau sebuah pulau.
Dalam cerita, disebutkan bahwa pada suatu ketika Raja Mamuju menyuruhnya untuk
mengambil air di sungai, namun semua wadah yang dipakai untuk mengambil air
dipecahkan. Karena tidak ada lagi yang dapat dipakai untuk mengambil air, akhirnya
ia menganyam sebuah wadah dari bambu. Memang, secara akal sehat tidak bisa
diterima bahwa anyaman bambu dapat dipakai untuk mengangkat air kerana memiliki
selah-selah yang bocor, namun harus dipercaya bahwa jika Tuhan menghendaki tidak
ada yang tidak bisa. Demikian yang terjadi pada beliau, atas pertolongan seekor
Masapi (Moa) yang mengolesi seluruh sisi ayaman bambu tersebut dengan lendirnya
sehingga air yang dimasukkan dala anyaman bamboo tersebut tidak tertumpah.
Setelah semua wadah penuh diisi air, rajapun heran dan hampir tidak percaya apa yang
“Desa Wisata dan Lumbung Pangan menuju Masyarakat Sejahtera dan Mandiri dalam Suasana Kota Santri” 9
PROFIL DESA SALENRANG 02/15/2019
terjadi. Itulah sebabnya sampai sekarang banyak dari warga salenrang yang tidak
makan Massapi (moa), khususnya yang merasa keturunan Dampang.
Seiring berjalannya waktu iapun menanjak dewasa. Karena tertarik dengan perangai
beliau akhirnya Raja Mamuju menikahkan dengan putrinya sendiri. Kemudian setelah
anaknya lahir dan tak henti-hentinya menangis, keluarga istrinya – raja Mamuju
menyimpulkan kalau sang bayi ingin bertemu dengan keluarga dari pihak bapaknya.
Karena taku, anak dan isterinya tidak diterima oleh keluagranya di Marusu’ dan kisah
pembuangannya tidak diketahui, maka akhirnya beliau pulang sendiri tanpa membawa
isteri dan anaknya dengan alasan ia hanya naik perahu kecil (seekor buaya).
Dalam cerita dijelaskan bahwa dalam perjalanan pulang dari mamuju beliau singgah
di Male’leng dan mengambil kemanakan sepupunyanya – cucu dari “karaeng Barasa”
. Dari sini beliau terus ke Salenrang (daerah Romang Lompoa dusun Rammang-
Rammang sekarang), tidak terus ke Marusu - pusat wilayah pemerintahan Karaeng
Marusu – orang tuanya. Di sinilah, di Salenrang pada awalnya beliau membuka
wilayah perkampungan bersama kemanakannya dengan gelar “Dampang Salenrang”.
Pada masa pemerintahan beliau, kekusaan Dampang selenrang belum luas dan masih
di bawah baying-bayang karaeng Marusu hingga beliau wafat.
Setelah beliau mangkat, karena tidak mempunyai keturunan lagi selain yang ditinggal
di Mamuju, maka pewaris kekuasaan yang berhak menggantikan beliau adalah
kemanakannya yang diplihara sejak kecil, yaitu cucu karaeng Barasa” yang kemudian
bergelar Dampang Salenrang II. Beliau – Dampang Salenrang II kawin dengan putri
Karaeng Labbakkang. Jadi dapat dikatakan bahwa masyarakat Salenrang khususnya
dan Maros pada umumnya adalah saudara sepupu dengan masyarakat Labbakkang dan
Male’leng (pangkep) sekarang.
Belum dapat dipastikan kapan wilayah Marusu’ berada di bawah kekuasaan Dampang
Salenrang. Apakah pada masa Dampang I setelah wafatnya Karaeng Marusu’ (Toddo
Limayya) ataukah pada masa Dampang II. Tetapi yang pasti bahwa Dampang
Salenrang khususnya Dampang II telah menguasai Marusu’ (wilayah Maros sekarang)
sampai daerah Male’leng pangkep di Utara, Batta Tattirika (camba Mallawa) di
sebelah timur, Batu Malipunga di Gowa sebelah selatan dan Batas pandangan di laut
“Desa Wisata dan Lumbung Pangan menuju Masyarakat Sejahtera dan Mandiri dalam Suasana Kota Santri” 10
PROFIL DESA SALENRANG 02/15/2019
sebelah barat. Sayang belum ada kajian yang dapat menyimpulkan kapan kejadian itu,
apakah setelah mangkatnya karaeng marusu’ atau masih diantarai oleh satu generasi.
Tentu saja ini merupakan pekerjaan rumah bagi putra-putri Maros, khususnya Putra
Salenrang, demi untuk menjernihkan sejarah leluhur Pa’rasanganna / Butta
salewangan.
Betapa tidak, kalau kita perhatikan sekarang wilayah Maros semakin sempit. Dulunya
sebelah Utara sampai di Male’leng, sekarang hanya sampai kalibone, bahkan sekarang
kalo kita sadari daerah Botolembanan sebelah timur sudah banyak diklaim masuk
daerah Pangkep. Begitu pulah dengan batas sebelah timur, Dulunya batta Tattiri masih
masuk wilayah bone bagian barat, namun sekarang tinggal sebelah yang masuk
wilayah Mallawa – sebelahnya lagi masuk daerah bone. Tidak terkecuali di bagian
selatan, kalau dulunya sampai batu Malipunga di Gowa, maka sekarang sudiangpun
sudah menjadi wilaya Makkassar. Dan yang lebih Tragis adalah semua pulau-pulau di
bagian barat tidak satupun yang masyk wilayah Kabupaaten Maros, semuanya masuk
wilayah Pangkep dan Makassar. Dimana semua wilayah Dapang Salenrang yang
terhampar luas dari pegunungan, daratan hingga ke laut tallang batangan passulu’na.
Semua ini karena ketidakpedualian dari putra-putri Butta Salewangan terhadap sejarah
leluhur, kalaupun ada yang peduli mereka lebih menonjolkan unsur-unsur strata
sosialnya ketimbang nilai-nilai kesatuannya.
Setelah Dampang Salenrang II meninggal, beliau diganti oleh keturunan beliau secara
turun-temurun dari Dampang ke III hingga dampang ke V. Namun dengan wafat
Dampang Salenrang II, kebesaran Dampang Salenrang lambat laun semakin surut,
sehingga kepergian beliau seakan-akan membawa serta nama besar Salenrang dalam
sejarah.
“Desa Wisata dan Lumbung Pangan menuju Masyarakat Sejahtera dan Mandiri dalam Suasana Kota Santri” 11
PROFIL DESA SALENRANG 02/15/2019
Pada masa perubahan distrik menjadi wilayah kecamatan, Salenrang pun kembali
hanya menjadi salah satu dusun dari Desa Botolempangan, kecamatan Batimurung
hingga tahun 1989.
Yang sangat disayangkan adalah karena hanya dengan alasan demokrasi, yakni bahwa
berdasarkan pertimbangan bapak camat Bantimurung – Thahier Alie tersebut, ternyata
masyarakat/forum musyawarah desa juga menyepakati dan memutuskan menggati
nama desa Persiapan Dampang Salenrang menjadi desa Persiapan Salenrang.
Mereka tidak memahami bahwa betapa nilai sejarah dan kesatuan akan teputus dan
hilang dengan perubahan nama tersebut. Sejarah besar Dampang Salenrang dan
Kerajaan Marusu sebagai bagian dari kerajaan besar Gowa Raya harus terkubur
bersama dengan pergatian nama dengan alasan yang sangat tidak tepat.
“Desa Wisata dan Lumbung Pangan menuju Masyarakat Sejahtera dan Mandiri dalam Suasana Kota Santri” 12
PROFIL DESA SALENRANG 02/15/2019
luar tidak bisa jadi calon/kepala desa akhirnya nama Dampang Salenrang harus
diganti.
Oleh Karena itu, meskipun semuanya sudah terjadi, tetapi jika putra-putri Salenrang
peduli maka sekarang saatnya untuk membicarakan kembali bagaimana jika desa
Salenrang dekembalikan menjadi Desa Dampang Salenrang. Semua ini kita
kembalikan kepada masyarakat desa Salenrang untuk dibicarakan lebih jauh.
Selanjutnya pada tanggal 4 Desember 1989 dilakukan acara timbang terima secara
fisik dari kepala desa Induk – Botolempangan kepada kepala desa Persiapan
Salenrang. Maka sejak tanggal 4 Desember 1989 itu, kepala desa Persiapan Salenrang
telah berhak melakukan aktifitas dalam rangka menunaikan amanah yang diembankan
kepadanya, yaitu melakukan pembenahan-pembenahan dan kegiatan pembangunan di
desa Persiapan Salenrang di bawah wilayah pemerintahan kecamatan Bantimurung.
Pada tahun 1992 desa Persiapan Salenrang diresmikan menjadi desa Definitif dengan
nama Desa Salenrang, yangmana masih berada dalam wilayah pemerintahan camat
Bantimurung. Nanti pada tahun 1993, akibat pemekaran beberapa wilayah kecamatan
termasuk kecamatan Maros Utara (kecamatan Bontoa Sekarang), maka dengan
pertimbangan efektifitas dan efesiensi serta historiografis dan geografis wilayah
pemerintahan Desa Salenrang bersama dengan desa Botolempangan dipindahkan ke
dalam wilayah pemerintahan Camat Maros Utara, yang sekarang dikenal dengan
kecamatan Bontoa.
“Desa Wisata dan Lumbung Pangan menuju Masyarakat Sejahtera dan Mandiri dalam Suasana Kota Santri” 13
PROFIL DESA SALENRANG 02/15/2019
Desa Salenrang, sejak dimekarkan menjadi desa persiapan, kemudian menjadi desa
definitf tahun 1992 hingga sekarang sudah melakukan 3 (tiga) kali pemilihan kepala
desa dan sudah diperintah oleh empat (4) orang kepala desa, yaitu masing-masing:
Demikian secara singkat historisgrafi desa Salenrang sebagai salah satu desa dari
delapan
desa dan satu kelurahan yang ada dalam wilayah pemerintahan kecamatan Bontoa.
Untuk gambaran yang lebih jelas, maka gambaran umum Desa Salenrang akan kami
uraikan dalam beberapa aspek yaitu : aspek geografis, aspek monografis dan mata
pencaharian, serta aspek social budaya / agama dan keparcayaana sebagai selayang
pandang Desa Salenrang. Tentu saja hal ini dimaksudkan untuk memberikan informasi
sekaligus sebagai acuan kemungkinan adanya penyebab atau kendala dan atau
sebaliknya sebagai pendukung dalam proses pelaksaanaan pembangunan di desa
Salenrang selama ini atau sekarang dan untuk yang akan datang.
Desa Salenrang adalah salah satu dari delapan desa dan satu kelurahan dalam
wilayah pemerintahan kecamatan Bontoa, kabupaten Maros, yang terletak kurang
– lebih 40 kilo meter sebelah utara dari Makassar – ibukota provinsi Sulawesi-
Selatan. Wilayah Desa Salenrang membujur dari timur ke barat terbelah dengan
poros jalur Makassar – Pare-Pare, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
“Desa Wisata dan Lumbung Pangan menuju Masyarakat Sejahtera dan Mandiri dalam Suasana Kota Santri” 14
PROFIL DESA SALENRANG 02/15/2019
Berdasarkan data Potensi desa tahun 2010, luas wilayah desa Salenrang mencapai
12,40 (limabelas) Km2, yang terdiri dari pengunungan dan perbukitan, Empang –
Tambak, persawahan, dan perkebunan, serta hutan dan tegalan. Dimana dari sekian
luas wilayah desa Salenrang tersebut sejak tahun 1989 s/d 1997 masih terbagi dalam
dua (2) dusun, yaitu;
Nanti pada tahun 1997, dilakukan pemekaran dari dua (2) menjadi lima (5) dusun
sampai sekarang, yaitu masing-masing :
“Desa Wisata dan Lumbung Pangan menuju Masyarakat Sejahtera dan Mandiri dalam Suasana Kota Santri” 15
PROFIL DESA SALENRANG 02/15/2019
musim kemarau, yang mana kedua sungai yang mengelilinginya didominasi air pasang
dari laut.
Seperti pada umumnya wilayah yang ada di Indonesia dan khususnya Sulawesi, desa
salenrang juga memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau yang
sangat mempengaruhi pola hidup masyarakat Salenrang.
Dilihat dari keadaan wilayah desa Salenrang, maka ditemukan hamparan luas daratan
rendah pada bagian depan – sebelah barat, sedangkan di bagian belakang desa di
sebelah timur terdapat bukit-bukit batu yang indah dan gunung-gunung kapur serta
hutan-hutan yang menyimpan berbagai potensi alam yang siap dikelola untuk
kemaslahatan warga desa Salenrang dan Maros pada umumnya. Betapa tidak, dataran
rendah yang terhampar dari timur sampai dengan batas bagian barat adalah merupakan
tanah basah, yangmana pada bagian pesisir desa atau sekitar alur sungai rata-rata
dipergunakan sebagai lokasi pertambakan, sementara pada bagian tengah pada
umumnya digunakan sebagai area persawahan yang menggunakan curah hujan
(sawah tada hujan), kecuali sebagian wilayah dusun Rammang-Rammang yang
terkadang menggunakan air bendungan tradisional.
seperti; tambang batu gunung, kayu bakar, pisang, sayur-sayuran dan tanaman-
tamanan lainnya.
Berdasarkan Data tahun 2010 Jumlah penduduk desa Salenrang adalah 4.945 jiwa,
yang terdiri dari laki-laki sebanyak 2.336 jiwa dan perempuan sebanyak 2.609 jiwa
dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 1.136. Dari sekian jumlah penduduk
desa Salenrang tersebut tersebar di lima (5) dusun, yaitu;
“Desa Wisata dan Lumbung Pangan menuju Masyarakat Sejahtera dan Mandiri dalam Suasana Kota Santri” 16
PROFIL DESA SALENRANG 02/15/2019
Jumlah Penduduk
Jumlah
No. Dusun RTM
KK
Pria wanita Total
Dari jumlah penduduk di atas adalah termasuk pendatang yang sudah lama tinggal dan
menetap di desa Salenrang.
Dilihat dari bahasa sehari-hari yang digunakan oleh sebagian besar warga masyarakat,
maka sesungguhnya penduduk pribumi – asli desa Salenrang adalah termasuk
golongan suku bugis Makassar. Sementara penduduk yang menggunakan bahasa lain
selain bahasa Makassar, pada umumnya mereka adalah merupakan warga pendatang,
baik yang dating dari daratan Sulawasi-Selatan maupun yang datang dari luar,
yangmana mereka pada umumnya datang dan menetap karena tuntutan/menunaikan
tugas sebagai guru atau pegawai dan lain-lain.
3. Mata Pencaharian
Selain mata pencaharian sebagai petani, juga terdapat dari kalangan mereka yang
menekuni perdagangan – jual beli, khususnya untuk barang-barang campuran dengan
jalan membuka kios-kios atau kedai di kolong atau di depan rumah, atau dijajahkan
“Desa Wisata dan Lumbung Pangan menuju Masyarakat Sejahtera dan Mandiri dalam Suasana Kota Santri” 17
PROFIL DESA SALENRANG 02/15/2019
Dari sekian banyak mata pencaharian yang ditekuni warga masyarakat desa Salenrang,
pada umumnya tidak lepas dari pengaruh latar belakang pendidikan yang mereka
miliki. Yang menekuni pertanian atau perkebunan misalnya, mereka adalah
kebanyakan dari kalangan yang memiliki latar belakang pendidikan yang rendah –
SLTA ke bawah.
Namun, melihat perkebangan beberapa tahun terakhir ini, pemilihan bidang usaha
cenderung dilakukan spontan dan keroyokan – missal sehingga nampak musiman.
Betapa tidak, jika ada warga yang memiliki usaha yang dianggap lancer dan
menjanjikan, maka mereka ramai-ramai melakukan usaha tersebut. Akibatnya
persaingan usaha semakin ketat dan lambat laun menjadi macet karena lebih banyak
persediaan – produsen dari pada konsumen.
Bukan hanya dalam usaha, kecenderungan dalam bidang yang lainpun demikian. Bagi
anak-anak muda misalnya, khususnya tahun-tahun delapan puluhan (80an). Mereka
yang mempunyai latar belakang ekonomi yang menengah ke atas rata-rata cenderung
mendaftar jadi ABRI setamat SMP atau SMA. Sedangkan mereka yang memiliki latar
belakang ekonomi yang pas-pasan mereka rata-rata memilih menjadi pegawai negeri
sipil. Itulah sebabnya, sejak akhir tahun 80 an memasuki tahun 90 an, setamat SMA
mereka ramai-ramai menjadi tenaga honorer sebagai batu loncatan untuk menjadi
pegawai negeri sipil di beberapa instansi karena mereka tidak ingin lagi menjadi petani
atau pedagang sebagimana dilakukan oleh orang tua mereka.
Sementara yang tidak termasuk dalam kategori di atas, mereka adalah anak-anak putus
sekolah yang suka atau tidak terpaksa harus terjun ke sawah atau empang, kalau tidak
jadi buruh atau pedagang jajangan. Untuk lebih jelasnya, kita lihat tabel di bawah ini.
“Desa Wisata dan Lumbung Pangan menuju Masyarakat Sejahtera dan Mandiri dalam Suasana Kota Santri” 18
PROFIL DESA SALENRANG 02/15/2019
“Desa Wisata dan Lumbung Pangan menuju Masyarakat Sejahtera dan Mandiri dalam Suasana Kota Santri” 19
PROFIL DESA SALENRANG 02/15/2019
Luas /
No. Prasarana dan Sarana Keterangan
Banyaknya
2. Faktor Skill
3 Lahan
a. Sawah 595,21 ha
b. Tambak 357,11 ha
c. Perkebunan 11,67 ha
d. Hutan 9,72 ha
4 Peternakan
a. Kerbau 21 ekor
“Desa Wisata dan Lumbung Pangan menuju Masyarakat Sejahtera dan Mandiri dalam Suasana Kota Santri” 20
PROFIL DESA SALENRANG 02/15/2019
c. Kuda 8 ekor
5 Kendaraan :
d. Sepeda 25 buah
f. Lain-Lain 13 buah
6 Gudang -
10 Alat Elektonik :
“Desa Wisata dan Lumbung Pangan menuju Masyarakat Sejahtera dan Mandiri dalam Suasana Kota Santri” 21
PROFIL DESA SALENRANG 02/15/2019
11 Sarana Pendidikan :
a. Tk/PAUD 4 buah
b. SD 3 buah
d. PKBM 1 buah
e. Paket A 1 buah
f. Paket B 1 buah
12 Sarana Ibadah
a. Mushollah 2 buah
b. Mesjid 10 buah
13 Perumahan warga/Pribadi
14 Perumahan Dinas
a. Permanen 68 buah
“Desa Wisata dan Lumbung Pangan menuju Masyarakat Sejahtera dan Mandiri dalam Suasana Kota Santri” 22
PROFIL DESA SALENRANG 02/15/2019
d. Dan lain-lain -
17 Prasarana Jalan
a. Jalan propinsi 5 km
18 Jembatan Penyeberangan
c. Dan lain-lain
19 Prasarana Pengairan
b. Pengairan Desa
Berdasarkan data potensi desa tersebut di atas, maka jelas bahwa potensi mata
pencaharian masyarakat desa Salenrang pada umum bersumber dari pertanian dengan
kondisi prasarana dan sarana yang kurang memadai. Oleh Karena itu sangat
“Desa Wisata dan Lumbung Pangan menuju Masyarakat Sejahtera dan Mandiri dalam Suasana Kota Santri” 23
PROFIL DESA SALENRANG 02/15/2019
diharapkan semoga dari semua potensi yang ada tersebut dapat menjadi bahan
petimbangan dalam merumuskan RPJM dan RKP desa Salenrang.
Berdasarkan data potensi desa, penduduk desa Salenrang 100 % penganut agama
Islam yang taat.. Namun dilihat dari kondisi aktualnya, tidak dapat disangkal kalau
dari sekian penganut agama Islam masih ada yang mencampur-adukan antara ajaran
agama dengan adat kebiasaan yang diwarisi secara turun temurun moyang mereka.
Hal ini dapat ditemukan pada kegiatan-kegiataan keagamaan mereka yang masih
dibarengi dengan sesajen atau doa-doa selamatan yang dilakukan ditempat-tempat
yang dianggap keramat, seperti; di bawah pohon-pohon besar, kuburan-kuburan tua
atau sungai-sungai dan lain-lain, meskipun jumlahnya relative kurang.
Minum minuman keras misalnya tuak atau khamar. Kenyataan tersebut menunjukkan
bahwa pengetahuan agama sebagian masyarakat desa Salenrang masih sangat terbatas,
sementara emosi keagamaannya cukup tinggi sehingga percampur-adukan terjadi.
Sikap masyarakat seperti itu kadang menjadi hambatan dalam program pembangunan
mental dan perubahan pola fikir. Dimana emosi keagamaan yang sangat tinggi tidak
ditunjang dengan pengetahuan agama yang memadai. Akibatnya tidak sedikit dari
mereka menjadi panatik buta, yang menganggap bahwa apa yang mereka jalankan itu
adalah yang benar dan selain dari apa yang mereka ketahui tersebut adalah salah.
Diperparah lagi dengan kepercayaan animism dan dinamisme yang diwarisi dari
moyang mereka secara turun-menurun. Apabila hal ini tidak menjadi perhatian dalam
melakukan pembinaan keagamaan dalam rangka pembangunan mental dan perubahan
pola fikir serta peningkatan kesadaran masyarakat, maka hal ini malah akan dapat
menjadi potensi komplik yang patal.
Oleh karena itu, untuk menghidari kekuatiran tersebut, sangat diharapkan kepada para
pemuka-pemuka agama dan tokoh masyarakat senantiasa saling urung rembut dalam
“Desa Wisata dan Lumbung Pangan menuju Masyarakat Sejahtera dan Mandiri dalam Suasana Kota Santri” 24
PROFIL DESA SALENRANG 02/15/2019
Demikian pandangan umum sejarah singkat desa Salenrang sejak berdidi tahun 1989
sampai sekarang, semoga apa yang telah diuraikan diatas dapat menjadi acuan dalan
menentukan kebijakan rumusan Rencana PembangunanJangka Menengah Desa dan
Rencana Kegiatan Pembangunan Desa Salenrang, kecamatan Bontoa Kabupaten
Maros untuk lima tahun ke depan.
“Desa Wisata dan Lumbung Pangan menuju Masyarakat Sejahtera dan Mandiri dalam Suasana Kota Santri” 25