Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian adalah suatu kaedah atau suatu tindakan sadar seseorang untuk
menemukan sesuatu dan memecahkan suatu masalah penelitian kualitatif adalah
penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan
analisis data.proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam
penelitian landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian
sesuai dengan fakta dilapangan,selain itu landasan teori ini juga bermanfaat untuk
memberikan gambaran umum tentang latarpenelitian dan sebagai bahan
pembahasan hasil penelitian terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan
teori dalam penelitian kualitatif denganpenelitian kuantitatif dan juga terdapat
perbedaan ciri khas yang mencolok dalam 2 penelitian tersebut dan ada nilai
perbedaan diantaranya dan sengaja kita bahas dalam makalah ini jenis jenis
penelitian kualitatif biar kita taudan mendalami bahwa apa itu kualitatif dan jenis
jenisnya itu seperti apa
B. Rumusan Masalah
1. menyebutkan jenis jenis penelitian kualitatif ?
2. menjelaskan jenis jenis penelitian kualitatif ?
3. menjelaskan langkah dari jenis penelitian kualitatif ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis jenis penelitian kualitatif itu sendiri
2. Untuk mengetahui pengertian dari jenis penelitiab kualitatif
3. Untuk mengetahui langkah langkah jenis penelitian kualitatif

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Menyebutkan Jenis Jenis Penelitian Kualitaif
1
Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif, pada prinsipnya
ingin memeringkan,menerangkan ,mendeskripsikan secara kritis atau
menggambarkan suatu fenomena, suatu kejadianatau suatu peristiwa interaksi
sosial dalam masyarakat untuk
Mencari dan menemukan makna (meaning) dalam konteks yang
sesungguhnya(natural setting). Oleh karena itu semua jenis penelitiankualitatif
bersifat deskriptif, dengan mengumpulkan data lunak(soft data), bukan Hard data
yang akan diolah dengan statistik. Seperti juga dalam penelitian dengan
pendekataan kualititatif ada yang berupa penelitian lapangan(field research) dan
ada pula penelitian perpustakaan (library research). Perbedaanutama yang lain,
antara type satu dan type yang lain adalah dalam tujuan dan strategi penemuan
B. Jenis Penelitian Kualitatif
1. Studi Kasus (Case Studies)
1
Studi kasus merupakan penelitian yang mendalam tentang individu, satu
kelompok, satu organisasi, satu program kegiatan, dan sebagainya dalam waktu
tertentu. Tujuannya untuk memperoleh diskripsi yang utuh dan mendalam dari
sebuah entitas. Studi kasus menghasilkan data untuk selanjutnya dianalisis untuk
menghasilkan teori. Sebagaimana prosedur perolehan data penelitian kualitatif,
data studi kasus diperoleh dari wawancara, observasi, dan arsip.
Creswell (1998) menjelaskan bahwa suatu penelitian dapat disebut sebagai
penelitian studi kasus apabila proses penelitiannya dilakukan secara mendalam
dan menyeluruh terhadap kasus yang diteliti, serta mengikuti struktur studi kasus
seperti yang dikemukakan oleh Lincoln dan Guba (dalam Heigham dan Croker,
2009), yaitu permasalahan, konteks, isu, dan pelajaran yang dapat diambil.
Banyak penelitian yang telah mengikuti struktur tersebut tetapi tidak layak disebut
sebagai penelitian studi kasus karena tidak dilakukan secara menyeluruh dan
mendalam.

1
Sugiyono,Memahami Penelitian Kualitatif,(Bandung;CV,ALFABETA2008),hlm 1

2
Penelitian-penelitian tersebut pada umumnya hanya menggunakan jenis
sumber data yang terbatas, tidak menggunakan berbagai sumber data seperti yang
disyaratkan dalam penelitian studi kasus sehingga hasilnya tidak mampu
mengangkat dan menjelaskan substansi dari kasus yang diteliti secara fundamental
dan menyeluruh. Oleh karena itu, diperlukan kehati-hatian dan kecermatan untuk
mencantumkan kata ‘studi kasus’ pada judul suatu penelitian, khususnya
penelitian kualitatif.
Kasus sebagai objek penelitian dalam penelitian studi kasus digunakan
untuk memberikan contoh pelajaran dari adanya suatu perlakuan dalam konteks
tertentu. Kasus yang dipilih dalam penelitian studi kasus harus dapat
menunjukkan terjadinya perubahan atau perbedaan yang diakibatkan oleh adanya
perilaku terhadap konteks yang diteliti (Yin,2003). Menurut Yin, penelitian studi
kasus pada awalnya bertujuan mengambil lesson learned yang terdapat di balik
perubahan yang ada, tetapi banyak penelitian studi kasus yang ternyata mampu
menunjukkan adanya perbedaan yang dapat mematahkan teori-teori yang telah
mapan, atau menghasilkan teori dan kebenaran yang baru.
Dari sifat kasusnya yang kontemporer, dapat disimpulkan bahwa penelitian
studi kasus cenderung bercorak korektif, bersifat memperbaiki atau
memperbaharui teori. Dengan kata lain, penelitian studi kasus berupaya
mengangkat teori-teori kotemporer (contemporary theories). Penelitian studi kasus
berbeda dengan penelitian grounded theory, phenomenology, dan ethnography
yang bertujuan meneliti dan mengangkat teori-teori mapan atau definitif yang
terkandung pada objek yang diteliti. Ketiga jenis penelitian tersebut berupaya
mengangkat teori secara langsung dari data temuan di lapangan (firsthand data)
dan berusaha menghindari pengaruh teori yang telah ada sebelumnya. Sementara
itu, penelitian studi kasus menggunakan teori yang sudah ada sebagai acuan untuk
menentukan posisi hasil penelitian terhadap teori yang ada tersebut. Posisi teori
yang dibangun dalam penelitian studi kasus dapat sekadar bersifat memperbaiki,
melengkapi, atau menyempurnakan teori yang ada berdasarkan perkembangan dan
perubahan fakta terkini.
Penelitian studi kasus menggunakan berbagai sumber data dalam usaha
mengungkapkan fakta di balik kasus yang diteliti. Keragaman sumber data

3
dimaksudkan untuk memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas data, sehingga
kebenaran hasil penelitian meyakinkan. Fakta dicapai melalui pengkajian
keterkaitan bukti-bukti dari beberapa sumber data sekaligus,seperti dokumen,
rekaman, observasi, wawancara terbuka, wawancara terfokus, wawancara
terstruktur, dan survey lapangan (Stake,1995; Creswell, 1998; Yin,2003). Untuk
menghasilkan keseimbangan analisis dan untuk menjaga objektivitas hasil
penelitian, peneliti juga harus memperhatikan fakta yang bertentangan dengan
proposisi.
Meskipun tampaknya berbeda, pengertian tersebut pada dasarnya terarah
pada pemahaman yang sama. Penjelasannya tidak bertentangan, bahkan saling
melengkapi. Kelompok pengertian yang pertama memulai penjelasan dari adanya
objek penelitian, yang disebut sebagai kasus, yang membutuhkan jenis penelitian
kualitatif tertentu, dengan metode penelitian yang khusus, yaitu metode penelitian
studi kasus. Sementara itu, kelompok yang kedua memandang penelitian studi
kasus sebagai salah satu jenis metode penelitian kualitatif yang digunakan untuk
meneliti suatu objek yang layak disebut sebagai kasus.
2. Grounded Theory Methodologi
2
Grounded Theory (GT) merupakan metodologi penelitian kualitatif yang
berakar pada kontruktivisme, atau paradigma keilmuan yang mencoba
mengkontruksi atau merekontruksi teori atas suatu fakta yang terjadi di lapangan
berdasarkan pada data empirik. Kontruksi atau rekontruksi teori itu diperoleh
melalui analisis induktif atas seperangkat data diperoleh berdasarkan pengamatan
lapangan.
Dalam buku “Metodologi Penelitian” yang ditulis,Emzir, Secara
Terperinci, Strauss dan Corbin mendefinisikan Grounded Theory sebagai berikut :
A grounded Theory is one of that is inductively derived from the study of
phenomenon it represents. That is, it is discovered, developed, and provisionally
verified through systematic data collection, analysis of data pertaining to that
phenomenon. Therefore, data collection, analysis, and theory stand in reciprocal
relationship with each other. One does not begin with a theory, then prove it.
Rather one begins with an area of study and what is relevant to that area as
2
Mardalis,MetodePenelitian,(jakarta,BumiAksara,2002)hlm63.

4
allowed to emerge. Sesuai dengan uraian diatas bahwa Teori dasar (GT) adalah
suatu teori yang secara induktif di peroleh dari pengkajian fenomena yang
mewakilinya. Teori tersebut ditemukan, dikembangkan, dan untuk sementara
waktu dibuktikan melalui penumpulan data yang sistematis, analisis data yang
menyinggung fenomena tersebut. Oleh karena itu , pengumpulan data, analisis
data, dan teori berada di dalam hubungan timbal balik satu dengan lainnya. Orang
tidak mulai dengan teori, orang mulai dengan suatu area kasus dan apa yang
berkaitan dengan area tersebut dibiarkan muncul4
Cresswell dalam bukunya Educational Research menuliskan :
A grounded theory design is a systematic, qualitative procedure used to
generate a theory that explains, at a broad conceptual level, a process, an action,
or an interaction about a substantive topic. In grounded theory research, this is a
“process” theory_ it explains an educational process of events, activities, actions,
and interactions that occur over time. Also, grounded theorist proceed through
systematic procedure of collecting data, identifying categories (used
synonymously with themes), connecting these categories, and forming a theory
that explains the process.
Seperti yang telah dikemukakan oleh Creswell diatas bahwa Grounded
Theory merupakan teori yang diperoleh secara induktif dari penelitian tentang
fenomena sebuah prosedur peneliti kualitatif yang sistematis. Pendekatan
Grunded theory merupakan suatu cara yang terdiri dari serangkaian tahap yang
dilakukan secara cermat yang dianggap memberi jaminan suatu teori yang baik
sebagai hasil atau secara kualitas dianggap baik
3. Penelitian Historis (Historical Research)
Yaitu suatu metode penelitian yang meneliti sesuatu yang terjadi di
masa lampau. Dalam penerapannya, metode ini dapat dilakukan dengan suatu
bentuk studiyang bersifat komparatif-Historis, yuridis, dan blbliografik. Penelitian
historis bertujuan untuk menemukan generalisasi dan membuat rekrontruksi masa
lampau,dengan cara memgumpulkan, mengevaluasi, memverivikasi serta
mensintesikan bukti-bukti untuk menegakkan fakta-fakta dan bukti-bukti guna
memperolehkesimpulan yang kuat ( suryana 2010)3.
3
Burhan Bungin,Metodologi Penelitian Kualitatif(Jakarta:PT RajaGrafindo persada)hlm78

5
Secara umum dapat dimengerti bahwa penelitian historis merupakan
penelaahan serta sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai masa
lampaudan dilaksanakan secara sistematis. Atau dapat dengan kata lain yaitu
penelitian yang bertugas mendeskripsikan gejala, tetapi bukan yang terjadi pada
waktu penelitian dilakukan. Penelitian historis di dalam pendidikan merupakan
penelitian yang sangat penting atas dasar beberapa alasan. Penelitian historis
bermaksud membuat rekontruksi masa latihan secara sistematis dan objektif,
dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, mengverifikasikan serta
mensintesiskan bukti-bukti untuk mendukung bukti-bukti untuk mendukung fakta
memperoleh kesimpulan yang kuat. Dimana terdapat hubungan yang benar-benar
utuh antara manusia, peristiwa, waktu, dan tempat secara kronologis dengan tidak
memandang sepotong-sepotong objek-objek yang diobservasi.Menurut Jack. R.
Fraenkel & Norman E. Wallen, 1990 : 411 dalam Yatim Riyanto, 1996: 22 dalam
Nurul Zuriah, 2005: 51 penelitian sejarah adalah penelitian yang secara eksklusif
memfokuskan kepada masa lalu. Penelitian ini mencoba merenkonstruksi apa
yang terjadi pada masa yang lalu selengkap dan seakurat mungkin, dan biasanya
menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Dalam mencari data dilakukan secara
sistematis agar mampu menggambarkan, menjelaskan, dan memahami kegiatan
atau peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu. Sementara
Menurut Donald Ary dkk (1980) dalam Yatim Riyanto (1996: 22) dalam
Nurul Zuriah, 2005: 51 jugA menyatakan bahwa penelitian historis adalah untuk
menetapkan fakta dan mencapai simpulan mengenai hal-hal yang telah lalu, yang
dilakukan secara sistematis dan objektif oleh ahli sejarah dalam mencari,
mengvaluasi dan menafsirkan bukti-bukti untuk mempelajari masalah baru
tersebut.
Berdasarkan pendangan yang disampaikan oleh para ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa pengertian penelitian sejarah mengandung beberapa unsur
pokok yaitu :
a. Adanya proses pengkajian peristiwa atau kejadian masa lalu (berorientasi
pada masa lalu)

6
b. Usaha dilakukan secara sistematis dan objektif Merupakan serentetan
gambaran masa lalu yang integrative antarmanusia, peristiwa, ruang dan
waktu
c. Dilakukan secara interktif dengan gagasan, gerakan dan intuiasi yang
hidup pada zamannya (tidak dapat dilakukan secara parsial)
4. Fenomenologi (Phenomenology)
Fenomenologi berasal dari bahasa Yunani, Phainoai, yang berarti
‘menampak’ dan phainomenon merujuk pada ‘yang menampak’ Istilah
fenomenologi diperkenalkan oleh Johann Heirinckh. Meskipun demikian pelopor
aliran fenomenologi adalah Edmund Husserl. Jika dikaji lagi Fenomenologi itu
berasal dari phenomenon yang berarti realitas yang tampak. Dan logos yang
berarti ilmu. Jadi fenomenologi adalah ilmu yang berorientasi untuk mendapatkan
penjelasan dari realitas yang tampak.Fenomenologi berusaha mencari pemahaman
bagaimana manusia mengkonstruksi makna dan konsep penting dalam kerangka
intersubyektivitas (pemahaman kita mengenai dunia dibentuk oleh hubungan kita
dengan orang lain). (Kuswarno,2009:2) . Fenomenologi berasumsi bahwa orang-
orang secara aktif menginterpretasi pengelaman-pengelamannya dan mencoba
memahami dunia dengan pengelaman pribadinya (Littlejohn,2009:57). Fenomena
yang tampak adalah refleksi dari realitas yang tidak dapat berdiri sendiri, karena ia
memiliki makna yang memerlukan penafsiran yang lebih lanjut. Tokoh-tokoh
fenomenologi ini diantaranya Edmund Husserl, Alfred Schutz dan Peter. L Berger
dan lainnya.4
Tujuan dari fenomenologi, seperti yang dikemukakan oleh Husserl, adalah
untuk mempelajari fenomena manusia tanpa mempertanyakan penyebabnya,
realitas yang sebenarnya, dan penampilannya. Husserl mengatakan, “Dunia
kehidupan adalah dasar makna yang dilupakan oleh ilmu pengetahuan.” Kita
kerap memaknai kehidupan tidak secara apa adanya, tetapi berdasarkan teori-teori,
refleksi filosofis tertentu, atau berdasarkan oleh penafsiran-penafsiran yang
diwarnai oleh kepentingan-kepentingan, situasi kehidupan, dan kebiasaan-
kebiasaan kita. Maka fenomenologi menyerukan zuruck zu de sachen selbst

4
Ibid 86

7
(kembali kepada benda-benda itu sendiri), yaitu upaya untuk menemukan kembali
dunia kehidupan.
Terdapat dua garis besar di dalam pemikiran fenomenologi, yakni
fenomenologi transsendental sepeti yang digambarkan dalam kerja Edmund
Husserl dan fenomenologi sosial yang digambarkan oleh Alfred Schutz. Menurut
Deetz (Ardianto,dkk, 2007:127) dari dua garis besar tersebut (Husserl dan Schutz)
terdapat tiga kesamaan yang berhubungan dengan studi komunikasi, yakni
pertama dan prinsip yang paling dasar dari fenomenologi – yang secara jelas
dihubungkan dengan idealism Jerman – adalah bahwa pengetahuan tidak dapat
ditemukan dalam pengalaman eskternal tetapi dalam diri kesadaran individu.
Kedua, makna adalah derivasi dari potensialitas sebuah objek atau pengalaman
yang khusus dalam kehidupan pribadi. Esensinya, makna yang beraal dari suatu
objek atau pengalaman akan bergantung pada latar belakang individu dan kejadian
tertentu dalam hidup. Ketiga, kalangan fenomenolog percaya bahwa dunia dialami
dan makna dibangun melalui bahasa. Ketiga dasar fenomenologi ini mempunyai
perbedaan derajat signifikansi, bergantung pada aliran tertentu pemikiran
fenomenologi yang akan dibahas.

5. Etnometodologi(Ethnomethodologi)
Neuman (1997) mengartikan etnometodologi sebagai keseluruhan
penemuan, metode, teori, suatu pandangan dunia. Pandangan etnometodologi
berasal dari kehidupan. Etnometodologi berusaha memaparkan realitas pada
tingkatan yang melebihi sosiologi, dan ini menjadikannya berbeda banyak dari
sosiologi dan psikologi. Etnometodologi memiliki batasan sebagai kajian akal
sehat, yakni kajian dari observasi penciptaan yang digunakan terus-menerus
dalam interaksi sosial dengan lingkungan yang sewajarnya. Secara terminology,
etnometodologi
diterjemahkan sebagai sebuah metode pengorganisasian masyarakat
dengan melihat beberapa aspek kebutuhan, diantaranya: pencerahan dan
pemberdayaan. Etnometodologi bukanlah metode yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data, melainkan menunjuk pada permasalahan apa yang
akan diteliti. Etnometodologi adalah studi tentang bagaimana individu

8
menciptakan dan memahami kehidupan sehari-hari, metodenya untuk mencapai
kehidupan sehari-hari. Etnometodologi didasarkan pada ide bahwa kegiatan
sehari-hari dan interaksi sosial yang sifatnya rutin, dan umum, mungkin dilakukan
melalui berbagai bentuk keahlian, pekerjaan praktis, dan asumsi-asumsi tertentu.
Keahlian, pekerjaan praktis, dan asumsiasumsi itulah yang disebut dalam
etnometodologi.
Tujuan utama etnometodologi adalah untuk mempelajari bagaimana
anggota masyarakat selama berlangsungnya interaksi sosial, membuat sense of
indexical expression. Istilah indexical tidak bermakna universal namun
bergantung pada konteks (misalnya, ia, dia, mereka). Sifatnya terbatas pada yang
diindeks atau dirujuk Subjek etnometodologi bukanlah anggota-anggota suku-
suku terasing, melainkan orang-orang dalam perbagai macam situasi dalam
masyarakat kita. Etnometodologi berusaha memahami bagaimana orang-orang
mulai melihat, menerangkan, dan menguraikan keteraturan dunia di tempat
mereka hidup.Pemanfaatan metode ini lebih dilatari oleh pemikiran praktis
(practical reasoning) ketimbang oleh kemanfaatan logika formal (formal logic).
5
Etnometodologi ditakrifkan sebagai kajian mengenai pengetahuan, aneka
ragam prosedur dan pertimbangan yang dapat dimengerti oleh anggota masyarakat
biasa. Masyarakat seperti ini bisa mencari jalan dan bisa bertindak dalam keadaan
dimana mereka bisa menemukan dirinya sendiri (Ritzer, 1996).
6. Etnografi(Etnography)
Etnografi merupakan suatu metode penelitian ilmu sosial. Penelitian ini
sangat percaya pada ketertutupan, pengalaman pribadi,dan partisipasi yang
mungkin, tidak hanya pengamatan, oleh para peneliti yang terlatih dalam seni
etnografi. Para etnografer ini sering bekerja dalam tim yang multidisipliner. Di
mana titik fokus penelitiannya dapat meliputi studi intensif budaya dan bahasa,
bidang atau domain tunggal, ataupun gabungan metode historis, observasi, dan
wawancara.Pada awalnya etnografi berakar pada bidang antropologi dan
sosiologi. Namun para praktisi dewasa ini melaksanakan penelitian etnografi
dalam segala bentuk. Ahli etnografi melakukan studi persekolahan, kesehatan

5
Burhan Bungin,Metodologi Penelitian Kualitatif(Jakarta:PT RajaGrafindo persada)hlm167

9
masyarakat, perkembangan pedesaan dan perkotaan, konsumen dan barang
konsumsi, serta arena manusia manapun.
Perlu dicatat bahwa penelitian etnografi ini juga dapat didekati dari titik
pandang preservasi seni dan kebudayaan, dan lebih sebagai suatu usaha deskriptif
daripada usaha analitis. Biasanya para peneliti etnografi memfokuskan
penelitiannya pada suatu masyarakat, namun tidak selalu secara geografis saja,
melainkan dapat juga memerhatikan pekerjaan, pangangguran, dan aspek
masyarakat lainnya. Beserta pemilihan informan yang mengetahui dan memiliki
suatu pandangan atau pendapat tentang berbagai kegiatan masyarakat.Beberapa
ahli mengemukakan pengertian tentang penelitian etnografi salah satunya adalah
Emzir (2011: 143) yang menyatakan Etnografi adalah suatu bentuk penelitian
yang berfokus pada makna sosiologi melalui observasi lapangan tertutup dari
fenomena sosiokultural. Sementara Harris (dalam John W. Creswell; 2007)
menjelaskan bahwaethnography is a qualitative design in which the researcher
describes and interprets the shared and learned patterns of values, behaviors,
beliefs, and language of a culture-sharing group. As both a process and an
outcome of research (Agar, 1980), ethnography is a way of studying a culture-
sharing group as well as the final, written product of that research.yang berarti
penelitian etnografi merupakan sebuah penelitian kualitatif dimana seorang
peneliti menguraikan dan menafsirkan pola bersama dan belajar nilai-nilai,
perilaku, keyakinan, dan bahasa dari berbagai kelompok. Baik sebagai proses dan
hasil penelitian, etnografi adalah sebuah cara belajar kelompok pada suatu budaya
baik sebagai akhir, dalam hasil penulisan penelitian.
C. Langkah Langkah Penelitian Kualitatif
Dalam kita melakukan sebuah penelitian pastinya kita menggunakan ciri
dan strategi yang digunakan dalam sebuah penelitian kualitatif dankita sudah
membahas strategi tersebut dan dalam jenis penelitiankualitatif pastinya ada
sebuah langkah langkah dan pada bagian ini kita akan membahas langkah langkah
dalam ciri penelitian kualitatif tersebut.
1. Langkah-langkah dalam penelitian kasus

10
Tak jauh berbeda dari jenis penelitian yang lain, dalam
melakukanpenelitian harus ada beberapa langkah utama yangperlu mendapat
perhatian:
a. Tentukan masalah yang akan diteliti dan rumuskan tujuan yang akan
dicapai secara jelas.
b. Rumuskan kasus yang akan dipelajari.
c. Tetapkan peran teori dalam pemilihan kasus.
d. Tentukan kerangka penelitian kasus secara konseptual dan teortis.
e. Tetapkan secara jelas bentuk/tipe penelitian yang akan dilakukan.
f. Tetapkanlah cara pendekatan yang akan digunakan.
g. Persiapan pengumpulan data.
h. Pengumpulan data dilakukan sesuai dengan rancangan munurut unit
kegiatan yang telah ditetapkan.6
i. Data-data yang telah dikumpulkan dievaluasi dan diorganisasikan menjadi
konstruksi unit yang koheren, serta dianalisis sejak awal kegiatan.
j. Susunlah laporan penelitian dengan menghindarkan“bias”
2. Langkah-langkah Grounded Theory Methodology
Langkah-langkah model penelitian grounded theory methodology,
mengikuti pola kualitatif pada umumnya. Selama penelitian, konsep teori yang di
susun diuji kembali di mana perlu di revisi atau disempurnakan kembali melalui
berbagai revisi dan perbaikan atau penyempurnaan, dengan menggunakan data
yang akurat melalui analisis komparatif dan situasi, serta kelompok yang epat
untuk menguji atau menemukan teori.

Perumusan masalah

6
AM.Yusuf,Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan penelitian gabungan
(Jakarta;PRENAMEDIA GROUP,2014)Hlm341

11
Rekontruksi Teori Mendeteksi
fenomena lapangan
5 2

Pengembangan teori Penyusunan konsep


teori
4 3
3

Analisis komparatif adalah salah satu cara yang strategi dan sering
digunakan para ahli berbagai cabang ilmu sosial untuk menemukan sesuatu
maupun teori, melalui verifikasi dan pengkatagorian secara konseptual sehingga
dapat mengasilkan bukti-bukti yang akurat.7
Dalam grounded theory methodology, pertanyaan penelitian merupakan
salah satu pernyataan ilmiah yang akan terus dikembangkan, dimodifikasi, atau di
pertajam selama di lapangan sedangkan sampel dimakssudkan untuk
mengembangkan dan mempertajam rumusan teori. Oleh karena itu, pemilihan
sampel bukan dimaksudkan untuk mengadakan generalisasi, tetapi adalah untuk
memperkaya dan memantapkan penemuan teori berdasarkan data yang tepat dan
benar. Karena itu perlu diupayakan seminimal mungkin perbedaan kelompok
sehingga secara maksimal dapat menggiring kepada:
a. Pembuktian kegunaan teori
b. Menghasilkan sifat-sifat dasar
c. Menetapkan kategori/kondisi-kondisi tingkatan (degree category)
3. Langkah-langkah penelitian historis
8
Dalam penelitian historis ada beberapa langkah yang perlu diikuti.
Langkah-langkah itu sebagai berikut:
a. Definisikan dan rumuskan masalah yang akan diteliti secara tepat.
b. Pada kegiatan berikutnya, pertimbangkanlah apakah penelitian historis
merupakan cara terbaik untuk memecahkan masalaha tersebut. Di samping
7
Ibid 345
8
Ibid 349

12
itu perlu dipikirkan akapakah hasil penelitian ini nanti cukup berguna bagi
individu dan masyarakat atau lingkungan.
c. Rumuskan tujuan penelitian, dan jika mungkin di rumuskan pula
pertanyaan penelitian yang akan membimbing atau memberi arah
penelitian itu.
d. Tetapkan sumber informasi yang relevan dan sahih. Sumber informasi itu
dapat berupa dokumen yang ditulis maupun yang dicetak, cacatan
nemerikal, pernyayaan oral/lisan, dan objek fisik maupun karakteristik
visual yang dapat menyediakan informasi masa lampau.
e. Kumpulkan data dengan selalu mengingat sumber data primer dan
sekunder dalam pengumpulan data gunakanlah sistem kartu dan/sistem
lembaran.
f. Evaluasi data yang diperoleh dengan melakukan kritik internal dan
eksternal.
g. Tuliskan laporan yang mencakup pernytaan masalah, reviu sumber
material, pernyataan asumsi, hipotesis, cara mengetes hipotesis, penemuan
yang ada, interpretasi, dan kesimpulan serta bibliografi.

Di samping penelitian historis ada pula historiography, yang bukan hanya


sekedar menceritakan kembali fakta dari masa lampau, melainkan merekonstruksi
masa lampau secara naratif, benar, dan teliti dari beberapa sumber informasi atau
data, dan melakukan analisis data secara baik dan benar sehingga menemukan
bukti empiris yang represntatif serta penggambaran masa lampau dalam konteks
sosiologis yang sesungguhnya. Dalam kaitan itu ada empat cara menemukan
bukti-bukti historis:
1. Sumber primer (primary resources)
2. Sumber sekunder (secondary resources)
3. Catatan yang sedang berjalan (running record)
4. Pengumpulan kembali (recollection)
4. Langkah-langkah Penelitian Fenomonologi
9
Desain penelitian Fenomonologi, seperti juga penelitian kualitatif yang
lain, dan tidaklah sekaku penelitian kuantitatif. Desain lebih fleksibel dan
mungkin juga berubah pada waktu di lapangan seandainya ditemukan hal-hal

9
Ibid 354

13
yang baru dan prinsipiel. Diantara langka-langkah yang perlu mendapat perhatian
sebagai berikut:
a. Temukan fenmena penelitian yang wajar diteliti melalui penelitian
kualitatif
b. Analisis fenomena tersebut apkah cocok diungkapkan melalui
fenomenologi,
Apkah fenomena tersebut berkaitn dengan interaksi manusia, baik sebagai
individu maupun sebagai kelompok yang menggunakan alat, tanda, atau
symbol dalam berkomunikasi? Andaikata jawabannya “ya” dan tujuan
peneitian adalah untuk memrikan dan dan mengembangkan interaksi
tersebut, maka fenomenologi wajar digunakan.
c. Temukan sebjek yang diteliti dan konteks yang sesungguhnya.
d. Pengumpulan data ke lapangan
e. Pembuatan catatan.
f. Analisis data.
g. Penulisan laporan.
Analisis data telah berlangsung sejak awal penelitian, reduksi dan triangulasi
data (termsuk di dalam reduksi fenomonologis, reduksi eidetis dan reduku
transendental), sehingga pengembaran fenomena yang sesungguhnya dilakuan
secara teliti dan hati-hati.

5. Langkah-langkah penelitian etnometodologi


10
Secara sederhana langkah-langkah penelitian etnometodologi. Pada saat
individu ada masalah berkenaan dengan fenomena interaksi sosial dalam
kehidupan sehari-hari yang menyimpang dari kebiasaan yang sesungguhnya,
maka penelitian etnometodologi wajar digunakan. Peneliti memverifikasi masalah
tersebut dengan masuk setting alami yang sesungguhnya, dan menemukan
subjek/aktor yang terlihat langsung dalam interaksi tersebut. Verifikasi yang
dilakukan akan dilanjutkan atau akan dipilih aktor atau fokus penelitian yang lain.
Andai kata jawaban “ya” (dilanjutkan), maka peneliti melakukan pengumpulan
data yang sesungguhnya.

10
Ibid 358

14
Bersamaan dengan pelaksanaan pengumpulan dengan pelaksanaan
pengumpulan data, analisis data terus pula dilanjutkan. Ini berarti pemberian
makna sesuai dengan pandangan subjek yang diteliti/aktor, terus dilakukan.
Dengan demikian, peneliti selalu perupaya seoptimal dan semaksimal mungkin
memberikan, mendeskripsikan, atau menggambarkan suatu fenomena interaksi
sosial dari sudut pandang orang yang diteliti, bukan kesimpulan peneliti. Bagian
akhir kegiatan adalah penyusunan hasil penelitian.
6. Langkah-langkah penelitian etnografi
11
Peneliti pada awal kegiatannya perlu terlebih dahulu melakukan
identifikasi dan pemilihan masalah serta fokus penelitian yang dapat diungkap
melalui penelitian etnografi. Dalam pemilihan masalah perlu dipertimbangkan
dengan matang bahwa peneliti akan mendeskripsikan orang atau sekelompok
orang serta interaksi mereka dalam budayanya. Pendeskripsian bukanlah
penggambaran dari jauh, melainkan dari dekat, menyajikan pandangan hidup
informan/subjek, cara mereka memandang kehidupannya, cara mereka
memandang perilakunya dalam keseharian, atau cara mereka berinteraksi antara
satu dengan yang lain dalam budayanya. Dilanjutkan dengan mendesain setting,
mengumpulkan data. Oleh karena itu, prosedur penelitian etnografi hendaklah
menampilkan deskripsi yang mendetail tentang tema atau perspektif yang
bersumber dari fenomena dan interaksi individu atau kelompok dalam budayanya.
Secara spesifik sekuen penelitian maju bertahap (developmental research
sequence) etnografi yang dikembangkan spradley (1979) sebagai berikut:
a. Menetapkan
b. Melakukan wawancara terhadap informan
c. Membuat catatan etnografis
d. Mengajukan pertanyaan deskriptif
e. Melakukan analisin wawancara etnografis
f. Membuat analisis domain
g. Mengajukan pertanyaan struktural
h. Membuat analisis taksonomi
i. Mengajukan pertanyaan kontras
j. Membuat analisis komponensial
k. Menemukan tema budaya
l. Menulis etnografi

11
Ibid 360

15
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian dengan mengguanakan kualiatatif , pada prinsipnya ingin
memberikan,menerangkan,mendeskripsikan secara kritis atau menggambarkan
suatu fenomena ,suatu kejadian,suatu peristiwa interaksi sosial dengan mesyarakat
untuk mencari dan menemukan makna (meaning) dalam kontek yang
sesungguhnya (natural setting. Oleh semua itu jenis penelitian kualitatif bersifat
deskriptif ,dengan mengumpulkan data lunak (soft data),bukan hard data yang
akan diolah dengan statistik.dan banyak type dan strategi yang bisa digunakan
dalam penelitian kualitatif seperti yang di terangkan di makalah ini
B. Saran
Dengan dibuatnya makalahini penulis dan pengarang dapat memberikan
sedikit pemahaman kepada siapapun yang membaca hususnya tentang jenis
penelitian kualitatif akan kesadaran manusia makalah ini belum bisa dikatakan
jauh dari kata sempurna kami selaku penulis berharap saran dan masukan dari
kalian semua

17
Daftar Pustaka
AM Yusuf. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan penelitian gabungan .
Jakarta: Prenamedia Group, 2014.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitati. Jakarta: PT RajaGrafindo
persada.
Mardalis. MetodePenelitian. Jakarta: BumiAksara, 2002.
Sugiyono. MemahamiPenelitianKualitatif. Bandung: CV Alfabeta, 2008.

18

Anda mungkin juga menyukai