Natalia Dethan
AMBLIOPIA
Definisi
Ambliopia berasal dari bahasa Yunani, amblyos yang berarti tumpul atau pudar, dan
opia yang berarti mata. Jadi ambliopia berarti penglihatan yang tumpul atau pudar.(4)
Ambliopia adalah penurunan ketajaman penglihatan walaupun sudah diberikan koreksi terbaik
(best-corrected visual acuity), dapat unilateral maupun bilateral (jarang), yang biasanya terjadi
pada mata normal. Ambliopia terjadi karena gangguan perkembangan sistem saraf pusat yang
dihasilkan dari pemrosesan visual yang tidak normal, sehingga menyebabkan ketajaman
penglihatan berkurang.
Klasifikasi
Menurut penyebabnya ambliopia diklasifikasikan sebagai berikut(1) :
1. Strabismik
2. Refraktif
a. Anisometropia
b. High bilateral refractive (isoametropik)
3. Visual deprivation
a. Media opacities
b. Ptosis
4. Oklusi (reverse)
Ambliopia Refraktif
Ambliopia dapat berkembang karena kesalahan refraksi unilateral atau bilateral yang
tidak diobati. Ambliopia anisometropia, suatu bentuk ambliopia unilateral, berkembang ketika
terjadi kesalahan refraksi yang tidak sama menyebabkan gambar pada satu retina menjadi lebih
buruk daripada pada mata lainya. Bentuk ambliopia ini dapat terjadi dalam kombinasi dengan
strabismus. Ambliopia anisometropia dianggap hasil dari efek langsung dari gambar kabur
pada pengembangan ketajaman visual di mata yang terlibat dan sebagian dari kompetisi
interokular atau penghambatan serupa dengan (tetapi tidak harus identik dengan) yang
bertanggung jawab untuk ambliopia strabismik. Derajat anisometropia atau astigmatisme yang
lebih besar menghasilkan peningkatan risiko dan keparahan ambliopia.(1)
Derajat ringan anisometropia hyperopia atau astigmatisma (1-2 D) dapat menyebabkan
ambliopia ringan. Miopia anisometropia ringan (<-3D) biasanya tidak menyebabkan
ambliopia, tapi miopia tinggi unilateral (-6 D) sering menyebabkan ambliopia berat. Begitu
juga dengan hyperopia tinggi unilateral (+6 D). Tapi pada beberapa pasien (kemungkinan
onset-nya terjadi pada umur lanjut), gangguan penglihatannya adalah ringan. Bila gangguan
penglihatan sangat besar, sering didapat bukti adanya malformasi atau perubahan degeneratif
pada mata ametropia yang menyebabkan kerusakan fungsional atau menambah faktor
ambliopiagenik.(1)
Gejala Klinis
Terdapat beberapa tanda pada mata dengan ambliopia seperti :
Penglihatan berkurang pada satu mata
Menurunnya tajam penglihatan terutama pada fenomena crowding
Hilangnya sensitivitas kontras
Mata mudah mengalami fiksasi eksentrik
Adanya anisokoria
Tidak mempengaruhi penglihatan warna
Biasanya daya akomodasi menurun
Electro Retinogram (ERG) dan Electro Ecncephalogram (EEG) penderita ambliopia
selalu normal yang berarti tidak terdapat kelainan organik pada retina maupun korteks
serebri.
Diagnosis
Ambliopia didiagnosis bila terdapat penurunan tajam penglihatan yang tidak dapat
dijelaskan, dimana hal tersebut ada kaitan dengan riwayat atau kondisi yang dapat
menyebabkan ambliopia.(1)
Anamnesis(1)
Dalam anamnesis perlu ditanyakan hal berikut :
Data demografis seperti jenis kelamin, tanggal lahir, identitas orangtua/pengasuh
Identitas pengantar pasien dan hubungannya dengan pasien
Keluhan utama dan alasan evaluasi mata
Masalah pada mata saat ini
Riwayat masalah pada mata sebelumnya, penyakit lain, diagnosis, dan terapi yang
sudah didapat.
Riwayat sistemik, berat badan lahir, usia gestasi, riwayat prenatal dan perinatal yang
berkaitan (mis. alkohol, merokok, dan penggunaan obat-obatan selama kehamilan),
riwayat opname sebelumnya dan operasi, serta riwayat kesehatan dan perkembangan,
termasuk adanya keterlambatan perkembangan atau cerebral palsy.
Pengobatan saat ini dan riwayat alergi
Riwayat kondisi mata pada keluarga dan penyakit sistemik yang relevan
Review sistem
Pemeriksaan
Pemeriksaan mata terdiri dari penilaian fungsi fisiologis dan status anatomi mata dan sistem
visual. Secara umum, pemeriksaan dapat mencakup unsur-unsur berikut(1) :
Binocular red reflex (Brückner) test
Binocularity/stereoacuity testing
Assessment of visual acuity and/or fixation pattern
Binocular alignment and ocular motility
Cycloplegic retinoscopy/refraction with subjective refinement (when indicated)
Funduscopic examination
Gambar 12 . Visuskop
Posisi tanda asterisk di fundus pasien dicatat. Pengujian ini diulang beberapa kali untuk
menentukan ukuran daerah fiksasi eksentrik. Pada fiksasi sentral, tanda asterisk terletak di
fovea. Pada fiksasi eksentrik, mata akan bergeser sehingga asterisk bergerak ke daerah
ekstrafoveal dari fiksasi retina.
Tes Tutup Alternat (Alternat Cover Test) untuk Fiksasi Eksentrik Bilateral
Fiksasi eksentrik bilateral adalah suatu kelainan yang jarang dijumpai dan terjadi pada
pasien – pasien dengan ambliopia kongenital kedua belah mata dan dalam hal ini pada penyakit
makula bilateral dalam jangka lama. Misalnya bila kedua mata ekstropia atau esotropia, maka
bila mata kontralateral ditutup, mata yang satunya tetap pada posisi semula, tidak ada usaha
untuk refiksasi bayangan. Tes visuskop akan menunjukkan adanya fiksasi eksentrik pada kedua
belah mata.
Gambar 13. Fiksasi Eksentrik Bilateral
Kriteria Diagnosis
Diagnosis ambliopia membutuhkan deteksi defisit ketajaman visual dan identifikasi
kemungkinan penyebabnya. Amblyopia tanpa adanya strabismus, kelainan refraksi, opasitas
media refraksi, atau kelainan struktural.(1)
Penatalaksanaan(1)
Tingkat keberhasilan pengobatan ambliopia menurun dengan bertambahnya usia.
Namun, upaya pengobatan harus diberikan kepada anak-anak tanpa memandang usia, termasuk
anak-anak yang lebih tua dan remaja. Prognosis untuk mencapai penglihatan normal pada mata
amblyopia tergantung pada banyak faktor, termasuk usia, onset, penyebab, keparahan, dan
durasi amblyopia, riwayat dan kepatuhan terhadap pengobatan sebelumnya, kepatuhan
terhadap rekomendasi pengobatan, dan kondisi komorbid. Beberapa strategi digunakan untuk
meningkatkan ketajaman visual dalam amblyopia.
Pertama adalah mengoreksi penyebab deprivasi visual.
Kedua adalah mengoreksi kelainan refraksi yang cenderung menyebabkan ketajaman
visual berkurang.
Ketiga adalah mempromosikan penggunaan mata amblyopia dengan menghambat atau
mengaburkan mata yang normal.
Meskipun tidak selalu dapat dicapai, tujuan pengobatan adalah ketajaman visual yang sama
antara kedua mata. Perawatan yang disarankan harus didasarkan pada usia anak, ketajaman
visual, dan kepatuhan serta respons terhadap perawatan sebelumnya serta status fisik, sosial,
dan psikologis anak.
Penatalaksanaan untuk amblyopia pada anak-anak termasuk : (1)
Koreksi optik dari kelainan refraksi yang signifikan
Patching
Farmakologi
Bangerter (translucent) filters (Ryser Optik AG, St. Gallen, Switzerland)
Operasi
Penatalaksanaan amblyopia(8)
Kecualikan penyebab organik lainnya dari penglihatan yang buruk
o Kelainan refraksi, katarak, tumor
Singkirkan kelainan yang berhubungan dengan media refraksi
o Koreksi refraksi, katarak
Farmakologi (1)
Tatalaksana farmakologi dengan cycloplegia pada mata nonamblyopia adalah pilihan
yang tepat untuk pengobatan untuk anak-anak yang tidak membaik dengan kacamata saja.
Tatalaksana farmakologi dapat digunakan untuk mengobati amblyopia, dan ini bekerja paling
baik ketika mata nonamblyopic bersifat hiperopik. Cycloplegia secara optis mendefokus mata
nonamblyopia, paling sering dengan atropin 1%. Teknik ini juga dapat dipertimbangkan
dengan adanya nistagmus laten, kegagalan oklusi, atau untuk perawatan pemeliharaan.
Larutan opthalmik Atropin 1% diberikan pada mata nonamblyopik atau mata yang
sehat adalah metode pengobatan yang efektif untuk amblyopia ringan sampai sedang pada
anak-anak usia 3 sampai 15 tahun, dan ada beberapa keberhasilan dengan amblyopia yang lebih
buruk dari 20 / 80. Manfaat yang dicapai dengan pengobatan farmakologis amblyopia karena
strabismus, anisometropia, atau keduanya tampak stabil sampai usia 15 tahun.
Tatalaksana farmakologi telah diresepkan menggunakan berbagai skema dosis untuk
mata yang sehat. Secara tradisional, dosis harian digunakan dan telah terbukti seefektif
patching untuk pengobatan awal. Atropin 1% diberikan pada dua hari berturut-turut per minggu
selama 4 bulan sama efektifnya dengan atropin sekali sehari 1% untuk amblyopia moderat,
diobati untuk 4 bulan.
Terapi farmakologis untuk amblyopia mungkin memiliki efek samping. Ini telah
dikaitkan dengan pengurangan sementara ketajaman penglihatan pada mata nonamblyopic,
terutama ketika digunakan dalam kombinasi dengan koreksi hiperopik. Pengurangan
ketajaman visual pada mata sehat dilaporkan lebih sering dengan terapi atropin dibandingkan
dengan patch untuk manajemen amblyopia. Memantau ketajaman visual setiap mata seorang
anak yang sedang dirawat sangat penting. Ketajaman mata yang sehat dapat dinilai lebih akurat
ketika atropin dihentikan setidaknya 1 minggu sebelum pengujian. Dalam beberapa kasus,
atropin 1% telah dikaitkan dengan perkembangan esotropia, tetapi proporsi yang sama anak-
anak memiliki peningkatan strabismus. Penggunaan atropin 1% untuk amblyopia pada anak
yang lebih muda dari 3 tahun belum diteliti dalam uji klinis, dan kelompok usia ini mungkin
lebih rentan terhadap toksisitas. Menerapkan tekanan dengan jari langsung di atas kantung
lacrimal selama 20 hingga 30 detik dapat mengurangi absorpsi sistemik dan toksisitas saat
menggunakan atropin atau agen sikloplegik lainnya. Atropin 1% perlu digunakan dengan hati-
hati selama tahun pertama kehidupan karena potensi yang lebih besar untuk efek samping
sistemik.
Komplikasi
Semua bentuk penatalaksanaan ambliopia memungkinkan untuk terjadinya amblyopia
pada mata yang baik. Oklusi full-time adalah yang paling berisiko tinggi dan harus dipantau
dengan ketat, terutama pada anak balita. Follow-up pertama setelah pemberian oklusi
dilakukan setelah 1 minggu pada bayi dan 1 minggu per tahun usia pada anak (misalnya : 4
minggu untuk anak usia 4 tahun). Oklusi part-time dan degradasi optikal, observasinya tidak
perlu sesering oklusi full-time, tapi follow-up reguler tetap penting.(1)
Hasil akhir terapi ambliopia unilateral adalah terbentuknya kembali fiksasi alternat, tajam
penglihatan dengan Snellen linear tidak berbeda lebih dari satu baris antara kedua mata. Waktu
yang diperlukan untuk lamanya terapi tergantung pada hal berikut : (9)
Derajat ambliopia
Pilihan terapeutik yang digunakan
Kepatuhan pasien terhadap terapi yang dipilih
Usia pasien
Semakin berat ambliopia, dan usia lebih tua membutuhkan penatalaksanaan yang lebih
lama. Oklusi full-time pada bayi dan balita dapat memberi perbaikan ambliopia strabismik
berat dalam 1 minggu atau kurang. Sebaliknya, anak yang lebih berumur yang memakai
penutup hanya seusai sekolah dan pada akhir minggu saja, membutuhkan waktu 1 tahun atau
lebih untuk dapat berhasil.
Pencegahan
Ambliopia dapat dicegah dan diobati terutama apabila penyakit ini dapat dideteksi secara
dini. Skrining untuk mencari penyebab ambliopia harus dilakukan oleh dokter pada bayi pada
4-6 minggu setelah lahir, dan anak-anak yang mempunyi risiko utnuk ambliopia harus di
skrining setiap tahun selama periode perkembangan sistem penglihatan anak yaitu mulai lahir
sampai umur 6-8 tahun.