LATAR BELAKANG
kanker paling utama pada pria di negara Barat. Tumor ini menyerang pasien yang
berumur di atas 50 tahun, diantaranya 30% menyerang pria berusia 70-80 tahun
dan 75% pada usia lebih dari 80 tahun. Kanker ini jarang menyerang pria berusia
2008 dan lebih dari 28.000 kematian di Amerika Serikat pada 2012. Di Asia,
insiden kanker prostat rata-rata adalah 7,2 per 100.000 pria per-tahun. Di
Surabaya dan Bandung) selama 8 tahun terakhir adalah 1.102 pasien dengan rata –
kanker dalam stadium dini. Data di AS menunjukkan bahwa lebih dari 90%
Kanker prostat ditemukan pada stadium dini dan regional, dengan angka
Indonesia sebagian besar pasien sudah dalam stadium lanjut pada saat datang
datang berobat. Dari data Indonesian Society of Urologic Oncology (ISUO) 2011
adanya hubungan antara diet tinggi lemak dan peningkatan kadar hormon
1
testosteron. Pada bagian lain, Rindiastuti (2007) menyimpulkan bahwa usia lanjut
mengalami penurunan beberapa unsur esensial tubuh seperti kalsium dan vitamin
D.
perifersehingga dapat diraba sebagai nodul – nodul keras irregular. Fenomena ini
nyata pada saat pemeriksaan rectum dengan jari (Digital Rectal Examination).
prostat terjadi pada zona transisional, dan 5 – 10 % terjadi pada zona sentral.
Kanker prostat merupakan tumor yang paling sering terjadi pada pria di Amerika
Serikat. Sekitar 200.000 kasus baru didiagnosis setiap tahunnya. Kanker prostat
menunjukkan morbiditas dan mortalitas yang sangat tinggi pada populasi pria di
Amerika. Secara khusus kanker prostat ternyata lebih banyak diderita oleh bangsa
anjuran pertama pada penderita berusia <70 tahun tanpa adanya komorbiditas
bedah.
2
1.2 Rumusan masalah
dan NOC?
1.3 Tujuan
1) Tujuan umum
2) Tujuan khusus
BAB II
Tinjauan Teoritis
3
Anatomi protat terdiri atas kelenjar (50%) dan jaringan ikat fibromuskular
(25% myofibril otot polos dan 25% jaringan ikat) membungkus urethra pars
prostat) menghadap collum vesicae dan apex (apex prostat) yang menghadap
posterior agak konkaf dan dua buah facies infero-lateralis. Ukuran prostate
adalah tinggi 3 cm, lebar 4 cm, dan lebar anterior-posterior sebesar 2,5 cm dan
kecuali di bagian lateral. Celah yang terbentuk diantaranya terisi oleh plexus
Prostat membentuk tiga buah lobi, yakni dua buah lobus lateralis dan
sebuah lobus medius. Kedua lobus lateralis dihubungkan satu dengan yang lain
disebelah ventral urethra oleh isthmus prostatae yang tidak tampak dari luar.
4
Lobus medius mempunyai ukuran yang bervariasi, terletak menonjol kedalam
pengeluaran urin.3
alveoli yang lebih besar dan epitel berbeda-beda. Kelenjar terbenam dalam
halus. Urethra pars prostatika nampak sebagai bentuk susunan bulan sabit
urethra.
ion sitrat, kalsium, ion fosfat, enzim pembeku dan profibrinolisin. Selama
deferens sehingga cairan encer seperti susu yang dikeluarkan oleh kelenjar
5
prostate menambah lebih banyak lagi jumlah semen. Sifat yang sedikit basa
dari cairan prostate mungkin penting untuk suatu keberhasilan fertilisasi ovum.
suatu konsep anatomi zonal berdasarkan dari gambaran anatomi dan histology
prostate. Dasar pembagian zonal dari Mc Neal ini dijadikan dasar untuk
menentukan letak dan asal keganasan dari prostate. Menurut Mc Neal prostate
dibagi menjadi yang glandulair yaitu yang berada pada daerah luar yang
disebut zona perifer (perifer zone) dan zona sentral yang kecil (central zone)
yang merupakan hanya 5% dari seluruh volume prostate dan tampaknya bagian
zona perifer, 10 – 20% dari zona transisional dan 5 – 10% dari zona sentral.
2.2 Definisi
Kanker prostat merupakan neoplasma terbanyak kedua yang
kanker prostat berasal dari kelenjar prostat posterior, sedangkan lainnya berasal
prostat dengan sel-sel kelenjar prostat tumbuh abnormal dan tidak terkendali.
6
Prostat adalah kelenjar seks pada pria, ukurannya kecil dan terletak dibawah
keganasan system arogenital pria. Tumor ini menyerang pasien yang berusia
diatas 50 tahun, diantaranya 30% menyerang pria berusia 70-80 tahun dan 75%
pada usia > 80 tahun. Kanker ini jarang menyerang pria sebelum usai 40 tahun
(Corwin, 2009).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas kanker prostat merupakan
keganasan pada sistem arogenital pria. Kebanyakan kanker prostat berasal dari
biasanya terjadi pada pria usia diatas 50 tahun dan mencapai puncaknya pada
usian 80an.
2.3 Epidemiologi
Kanker prostat adalah keganasan tersering dan penyebab kematian
karena kanker paling utama pada pria di negara Barat, menyebabkan 94.000
kematian di Eropa pada 2008 dan lebih dari 28.000 kematian di Amerika
Serikat pada 2012. Data di AS menunjukkan bahwa lebih dari 90% Kanker
prostat ditemukan pada stadium dini dan regional, dengan angka kesintasan
(Survival rate) 5 tahun mendekati 100%. Angka ini jauh lebih baik
dibandingkan dengan 25 tahun lalu, yang hanya mencapai 69%. Barnes pada
tahun 1969 menemukan angka kesintasan 10 tahun dan 15 tahun untuk Kanker
prostat stadium dini hanya sebesar 50% dan 30%. Rasio insidensi terhadap
mortalitas sebesar 5.3 pada tahun 2000. Angka mortalitas juga berbeda pada
tiap negara, yang tertinggi di Swedia (23 per 100.000 penduduk) dan terendah
7
Di Asia, insiden kanker prostat rata-rata adalah 7,2 per 100.000 pria
1.102 pasien dengan rerata usia 67,18 tahun. Stadium penyakit tersering saat
datang berobat adalah stadium lanjut sebesar 59,3% kasus, dan terapi primer
yang terbanyak dipilih adalah orkhiektomi sebesar 31,1 %, obat hormonal 182
penderita tahun 2001-2006 sebanyak dua kali dibandingkan tahun 1995 – 2000,
Insidens tersering ditemukan pada usia lebih dari 60 tahun dan jarang
ditemukan pada usia kurang dari 40 tahun.Selama periode Januari 1995 sampai
dengan Desember 2007 terdapat 610 penderita kanker prostat di kedua rumah
101 bulan dan 85 bulan masing- masing untuk penderita yang mendapat
penderita Kanker prostat sebanyak 318. Seratus sembilan puluh tiga kasus
8
(60,7%) adalah organ confined/locally advanced, 125 (39,3%) kasus yang
TURP diikuti obat hormonal, 7 kasus TURP dengan orkidektomi dan obat
hormonal.
Berbagai laporan menunjukkan hingga 50% pasien kanker prostat dapat
2.4 Etiologi
Beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab timbulnya
androgen).
Pengaruh lingkungan, dan infeksi.
Diet yang banyak mengandung lemak, susu yang berasal dari binatang,
terdapat pada tomat), selenium (terdapat pada ikan laut, daging, biji-
9
Kebiasaan merokok dan paparan bahan kimia cadmium (Cd) yang banyak
terdapat pada alat listrik dan baterai berhubungan erat dengan timbulnya
10
2.5 Patofisiologi
Kanker prostat disebabkan oleh faktor genetik, hormon, lingkungan,
infeksi, kebiasaan merokok, paparan bahan kimia cadmium (Cd) dan lain-lain. Sel
abnormal ini membentuk klon dan mulai berproliferasi secara abnormal, terjadi
sekitar (limfe dan pembuluh darah), kemudian bermetastase pada jaringan lain.
Terdapat beberapa stadium pada kanker prostat yang dapat dibagi
tidak dapat diraba dengan pemeriksaan jari. Kanker ini ditemukan pada hasil
mencakup kanker nodus atau sekelompok nodus diskret yang teraba pada
pemeriksaan colok dubur dan terbatas diprostatik. Penaganan pada stadium T1 dan
keseluruhan kelenjar prostat dan T4 mungkin meluas melebihi batas kelenjar yaitu
menyebabkan keluhan pada saluran kemih bagian bawah atau LUTS yang dahulu
tidak terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara ureter ini
dapat menimbulkan aliran balik urin dari buli-buli ke ureter atau terjadi refluks
11
vesikoureter. Keadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter,
hidronefrosis, bahkan akhirnya dapat jatuh ke dalam gagal ginjal (Purnomo, 2007).
Obstruksi pada leher kandung kemih mengakibatkan berkurangnya
atau tidak adanya aliran kemih, dan ini memerlukan intervensi untuk membuka
otot leher kandung kemih untuk memperbesar jalan keluar urin, dilatasi balon pada
prostat untuk memperbesar lumen uretra, dan terapi antiandrogen untuk membuat
pembuluh darah sehinga sel kanker dapat ditemukan pad kelenjar limfe regional
urinary tract symptoms = LUTS) yaitu adanya gejala iritatif dan obstruktif.
Bermula dari ditemukannya nodul pada pemeriksaan rektal. Nodul yang ireguler
dan keras harus di biopsi untuk mendapatkan jaringan yang ganas pada
pemeriksaan patologi dari jaringan prostat yang diambil karena gejala BPH
kesulitan memulai dan mengakhiri proses berkemih, nyeri terbakar saat berkemih,
gangguan saraf akibat penekanan atau fraktur patologis pada tulang belakang,
gejala dari penyakit lanjut (obstruksi ureter dan hidronefrosis atau nyeri tulang dari
12
metastasis yang dapat semakin buruk pada malam hari), dan retensi urin. (Gale,
2000; Mansjoer, 2003; Grace & Borley, 2006; Williams & Wilkins, 2011).
1. Usia
Jarang terjadi pada usia di bawah 40 tahun, namun insidensi meningkat dengan
2. Ras
Amerika dan laki-laki Karibia . Di Amerika Serikat, ras Afrika memiliki risiko
lebih tinggi dari jenis kanker, dibandingkan orang Asia maupun Hispanik.
Diet tinggi lemak jenuh, daging merah, sedikit buah dan sedikit sayuran, rendah
tomat, rendah ikan dan atau rendah kedelai meningkatkan resiko terkena kanker
prostat. Diet tinggi kalsium14 juga berhubungan dengan peningkatan resiko kanker
4. Riwayat keluarga
13
penyakit. Seorang laki-laki yang memiliki ayah atau saudara laki laki yang
terdiagnosa kanker pada usia 50 tahun memiliki resiko 2 kali lipat lebih tinggi
terkena karsinoma prostat. Resiko meningkat menjadi tujuh samapi delapan kali
lipat lebih tinggi pada laki laki yang memiliki dua atau lebih keluarga yang
5. Mutasi Genetik
6. Merokok
2.8 Komplikasi
Kanker penis progresif yang tidak diterapi memiliki angka kematian yang sangat
pusat.
Angka bertahan hidup pada kanker prostat bergantung pada stadium saat diagnosis.
Sebagian besar pria yang didiagnosis berada pada stadium D akan meninggal
2.9 Diagnosis
Cara deteksi dini kanker prostat yaitu pria berusia > 50 tahun dianjurkan
melakukan pemeriksaan PSA total (Prostate Specific Antigen) dan pemeriksaan Digital
Rectal Examination atau DRE(1) setiap setahun sekali. Bila ada keluarga yang
14
menderita kanker prostat, skrining dianjurkan sejak usia 40 tahun.
Kanker prostat stadium awal hampir selalu tanpa gejala. Kecurigaan akan
meningkat dengan adanya gejala lain seperti: nyeri tulang, fraktur patologis ataupun
penekanan sumsum tulang. Untuk itu dianjurkan pemeriksaan PSA usia 50 tahun,
sedangkan yang mempunyai riwayat keluarga dianjurkan untuk pemeriksaan PSA lebih
transrektal/ transabdominal. Diagnosis pasti didapatkan dari hasil biopsi prostat atau
Kebanyakan Kanker prostat terletak di zona perifer prostat dan dapat dideteksi
dengan colok dubur jika volumenya sudah > 0.2 ml. Jika terdapat kecurigaan dari colok
dubur berupa: nodul keras, asimetrik, berbenjol-benjol, maka kecurigaan tersebut dapat
menjadi indikasi biopsi prostat. Delapan belas persen dari seluruh penderita Kanker
prostat terdeteksi hanya dari colok dubur saja, dibandingkan dengan kadar PSA.
Penderita dengan kecurigaan pada colok dubur dengan disertai kadar PSA > 2ng/ml
prostat. PSA adalah serine-kalikrein protease yang hampir seluruhnya diproduksi oleh sel
epitel prostat. Pada prakteknya PSA adalah organ spesifik namun bukan kanker spesifik.
15
Maka itu peningkatan kadar PSA juga dijumpai pada BPH, prostatitis, dan keadaan non-
maligna lainnya. Kadar PSA secara tunggal adalah variabel yang paling bermakna
dibandingkan colok dubur atau TRUS. Sampai saat ini belum ada persetujuan mengenai
nilai standar secara internasional. Kadar PSA adalah parameter berkelanjutan semakin
tinggi kadarnya, semakin tinggi pula kecurigaan adanya Kanker prostat. Nilai baku PSA
Gambaran klasik hipoekhoik adanya zona peripheral prostat tidak akan selalu
terlihat. Gray-scale dari TRUS tidak dapat mendeteksi area Kanker prostat secara
adekuat. Maka itu biopsi sistematis tidak perlu digantikan dengan biopsi area yang
dicurigai. Namun biopsi daerah yang dicurigai sebagai tambahan dapat menjadi
1) Indikasi Biopsi
pada pemeriksaan colok dubur atau temuan metastasis yang diduga dari kanker prostat.
Sangat dianjurkan bila biopsi prostat dengan guided TRUS, bila tidak mempunyai TRUS
dapat dilakukan biopsi transrektal menggunakan jarum trucut dengan bimbingan jari.
Untuk melakukan biopsi, lokasi untuk mengambil sampel harus diarahkan ke lateral.
Jumlah Core dianjurkan sebanyak 10-12. Core tambahan dapat diambil dari daerah yang
16
dicurigai pada colok dubur atau TRUS. Tingkat komplikasi biopsi prostat rendah.
2) Biopsi Ulang
• PSA yang meningkat dan atau menetap pada pemeriksaan ulang setelah
6 bulan
• Penentuan waktu yang optimal untuk biopsi ulang adalah 3-6 bulan
3) TURP Diagnostik
Tingkat deteksinya tidak lebih baik dari 8% dan merupakan prosedur yang tidak
4) Antibiotik
17
5) Anestesi
Pemberian anestesi sangat dianjurkan. Pemilihan jenis anestesi berupa obat oral,
PSA, biopsi prostat dan sidik tulang, ditambah dengan CT atau MRI dan foto foto
thorak.
1. Derajat Keganasan
2. Stadium
1) Stadium T
18
Penentuan stadium klinis cT dapat ditentukan dengan colok dubur. Bila diperlukan
2) Stadium N
3) Stadium M
Metode sidik tulang paling sensitif untuk mendiagnosis metastasis tulang, bila
tidak ada fasilitas pemerikaan tsb dapat dicari dengan penilaian klinis, CT Scan,
alkali fosfatase serum dan bone survey. Pengukuran alkali fosfatase dan PSA
KGB jauh, paru-paru, hepar, otak dan kulit. Pemeriksaan fisik, foto thoraks,
ultrasonografi, CT dan MRI adalah metode yang digunakan, terutama bila gejala
sidik tulang tidak perlu pada penderita asimptomatik, PSA kurang dari 20 ng/mL
19
2.11 Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi transrektal adalah alat yang efektif untuk menegakkan
Scan dan MRI serta tidak ada bahaya radiasi. Namun alat ini tidak dapat
pada stadium local untuk mendefinisikan perluasan tumor. Bone scaning atau bone
survey adalah cara paling umum dan digunakan untuk melihat adanya metastasis
pada tulang. Penanda spesifik tumor yang digunakan untuk kanker prostat adalah
dewasa dan muda adalah 0,4 ng/ml. Pada BPH terjadi peningkatan yang sesuai
dengan besarnya zona transisi, dan setiap peningkatan 1 gram akan meningkatkan
PSA 0,3 ng/dl. Produksi PSA pada kanker prostat bervariasi biasanya meningkat
pada kanker dengan diferensiasi yang baik dan menurun pada diferensiasi yang
20
Terdapat beberapa pemeriksaan penunjang tambahan menurut
metastasis tulang.
Teknik pencitraan yang biasanya digunakan untuk mengevaluasi pasien kanker
prostat meliputi scan tulang untuk mendeteksi metastase tulang, sinar X toraks
2.12 Penatalaksanaan
Terdapat berbagai pilihan penatalaksanaan yang didasarkan pada usia
pasien, kondisi pasien, stadium dan derajat tumor, serta fasilitas yang tersedia.
Penatalaksanaan pasien dengan T1a adalah observasi. Pasien dengan stadium yang
prostat dan kelenjar limfe pelvis namun dapat terjadi kehilangan darah dalam
jumlah besar. Untuk pasien dengan obesitas, lebih dianjurkan secara parineal.
Perbandingan hasil antara operasi dan radiasi sulit dilakukan karena
dan belum adanya uji klinis mengenai hal ini. Komplikasi pada radiasi
berhubungan dengan dosis total, volume terapi, distribusi dosis, dan skema
rectum, tenesmus, diare dan lain-lain), urologi (frekuensi, disuria, sistitis, striptur
terapi hormonal, kecuali bila ada nyeri tulang yang merupakan indikasi radiasi.
21
hormone androgen ke jaringan prostat. Cara pengobatan hormonal adalah total
(orkidektomi lateral).
Tindak lanjut yang terpenting adalah pemeriksaan kadar PSA secara
Peran keluarga terutama pada isteri dari penderita Ca prostat dengan memberikan
dukungan sangatlah penting untuk mengelola kecemasan melalui keyakinan dari istri
bahwa mereka mengerti dan menerima potensi efek samping pengobatan, seperti
inkontinensia dan impotensi.
1. Emosional
Dukungan emosional mencakup rasa menghormati, mencintai, dan perhatian yang
membantu meningkatkan rasa optimisme sehingga dapat terpenuhinya kualitas hidup
penderita.
2. Instrumental
Dukungan instrumental dapat berupa penyediaan barang dan jasa yang berwujud
secara konkret membantu individu, seperti menawarkan bantuan keuangan untuk
pembayaran tagihan rumah sakit.
3. Informasi
Dukungan informasi dapat membantu memecahkan masalah saat penderita sedang
stress menerima informasi tentang penyakitnya.
4. Penilaian
22
Dukungan penilaian melibatkan penegasan keputusan individu dengan memberikan
umpan balik atau membandingkannya dengan pikiran dan perasaan orang lain
dalam situasi yang sama. Hal ini dilakukan melalui percakapan dengan penyedia
layanan kesehatan, anggota keluarga, dan / atau teman yang lain. Jenis dukungan
dapat membantu penderita ca prostat mengatasi tantangan sehari-hari secara efektif
(Jones et al., 2010) .
BAB III
1. Pengkajian
a. Data Demografi : Usia Dan Jenis Kelamin
b. Riwayat Kesehatan : Pernah BPH tau Tidak Sebelumnya
c. Perubahan Pola Fungsional:
Sirkulasi : Peningkatan Tekanan Darah (Efek Dari Pembesaran
Ginjal)
Eliminasi :
Gejala : Penurunan kekuatan/dorongan aliran uri, keragu-
tahanan).
Makanan/cairan :
Gejala : anoreksia, mual, muntah dan penurunan berat badan.
23
Nyeri dan kenyamanan:
Gejala : nyeri suprapubis, panggul atau punggung kuat, tajam
2. Masalah Keperawatan
Nyeri akut
Gangguan pola berkemih
3. Intervensi Keperawatan
24
telah menunjukkan bahwa
mendengarkan musik mengurangi
persepsi nyeri (Sin and Chow,
2015)
Kolaboratif :
25
berespon segera terhadap
kebutuhan eliminasi, jika
diperlukan.
6. Catat waktu eliminasi urine
terakhir.
7. Anjurkan pasien minum 8
gelas per hari pada saat
makan dan diantara jam
makan.
Kolaboratif :
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
BPH (benign prostatic hyperplasia) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
kandung kemih dan menyumbat aliran urin dengan cara menutupi orifisium uretra.
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti etiologi/penyebab terjadinya
BPH, namun beberapa hipotesis menyebutkan bahwa BPH erat kaitanya dengan
26
peningkatan kadar dehidrotestosteron (DHT) dan proses menua. Terdapat perubahan
mikroskopik pada prostat telah terjadi pada pria usia 30-40 tahun. Bila perubahan
mikroskopik ini berkembang, akan terjadi perubahan patologik anatomi yang ada pada
pria usia 50 tahun, dan angka kejadiannya sekitar 50%, untuk usia 80 tahun angka
5.2 Saran
semaksimal mungkin agar klien mendapatkan perawatan yang baik dan maksimal, serta
perlu informasi dan sosialisasi bagi para usia lanjut untuk mengkonsumsi kalsium dalam
jumlah aman dan perlu penelitian lebih lanjut guna menguak lebih lanjut potensi
Daftar Pustaka
Corwin, Elizabet J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi Revisi 3. Jakarta : EGC
Gale, Danielle & Jane Charette. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta :
EGC.
Grace, Prierce A & Neil R. Borley. 2006. At a Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Jakarta :
Erlangga.
Jones, R. a et al. (2010) ‘Family interactions among African American prostate cancer
survivors.’, Family & community health, 31(3), pp. 213–220. doi:
10.1097/01.FCH.0000324478.55706.fe.
27
10.1016/j.pmn.2015.06.008.
Williams & Wilkins. 2011. Nursing : Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta : Jurnal
Nursing.
28