Pendidikan
Keluarga
edisi 6 l tahun kedua l agustus 2017
Lipu
Khu tan
Sekolah sus
Opti
sahabat keluarga m
Peng alisasi
SMP Negeri 1 Kara uatan
kter
Karawang Barat: Prest
asi A dan
Bersinergi dengan nak
Orang Tua Siswa
Menata Sekolah
Darius Sinathrya-
Donna Agnesia
Memberi
Kebebasan
Sekaligus
Batasan
d i g i t a l
a s i
L iter a n
k e m a j u
un tu k
ba n g s a
Sahabat Keluarga
Informasi Pendidikan Keluarga di Ujung Jari Anda
P erp u st a k a a n
KELUARGA
Ayah Bunda, kita semua tahu Aktivitas
bahwa buku adalah jendela perpustakaan
Tidak harus menyediakan dunia. Namun sadarkah
• Dorong anak untuk
ruangan khusus jika minat baca anak-anak menceritakan kembali
Indonesia rendah? Yuk buku yang sudah
• Cukup dengan meletakkan tingkatkan budaya baca dibacanya
rak-rak buku di sudut
ruangan pada anak dengan membuat • Sediakan alat tulis
perpustakaan keluarga. sehingga anak bisa
• Upayakan ruangan ini menulis, menggambar
memiliki sirkulasi udara dan atau mendesain cerita
tata cahaya yang baik sendiri dari buku yang
• Ajak anak untuk sudah dibacanya
menentukan desain dan • Sesekali bisa mengajak
penataan ruang keluarga lain untuk
• Suasana ruangan idealnya berkunjung atau
jauh dari ruang-ruang yang bertukar koleksi buku
menimbulkan suara bising,
seperti dapur dan garasi
• Letakkan buku dalam Pengembangan koleksi perpustakaan
jangkauan, gunakan rak
• Tidak harus dengan membeli buku baru, tapi
yang rendah sehingga anak
bisa dimulai dari koleksi buku yang sudah kita
bisa memilih buku sendiri
miliki
• Sesuaikan bahan bacaan dengan usia anak
• Koleksinya tidak hanya buku, bisa dalam
bentuk audio-visual, seperti DVD, VCD
atau flashdisk yang berisi cerita fiksi dan
pengetahuan.
• Libatkan anak ketika menambah koleksi baru
• Klasifikasikan buku menurut jenis dan isinya
http://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/
Sahabat Keluarga @ShbKeluarga sahabatkeluargabindikkel
sahabatkeluarga@kemdikbud.go.id
salam
keluarga
untuk Menumbuhkan
dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
dan Pendidikan Masyarakat
Karakter Bangsa
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga
susunan redaksi
PEMBINA
Ir Harris Iskandar, Ph.D.
Direktur Jenderal PAUD dan DIKMAS
Budaya literasi menjadi salah satu persoalan yang diperhatikan secara harris.iskandar@kemdikbud.go.id
serius oleh pemerintahan Joko Widodo. Wujudnya dengan dicanangkannya PENANGGUNG JAWAB
Dr.Sukiman, M.Pd.
Program atau Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang lantas diturunkan da- Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga
lam Gerakan Literasi Sekolah (GLS), Gerakan Literasi Keluarga (GLK), dan sukiman@kemdikbud.go.id
Gerakan Literasi Masyarakat (GLM). Ada enam jenis literasi yang menjadi PENGARAH
Warisno, S.Sos., M.Pd.
prioritas, yakni literasi bahasa dan sastra, literasi sains, literasi digital, lite warisno@kemdikbud.go.id
rasi finansial, literasi budaya, dan literasi kewarganegaraan. Dra.Palupi Raraswati, MAP.
palupi.raraswati@kemdikbud.go.id
Inti dari semua gerakan ini, pemerintah mendorong, menghimbau dan Nani Suwaryani, Ph.D.
sekaligus memfasilitasi segala upaya agar masyarakat di semua lapisan dan suwaryani@kemdikbud.go.id.
Eko Budi Hartono, SE., MM.
semua jenjang pendidikan memiliki kebiasaan membaca dalam kesehari-
eko.budi@kemdikbud.go.id.
annya.
PEMIMPIN REDAKSI
Mendukung upaya pemerintah itu, Majalah Pendidikan Keluarga edisi Edy, SS.,
ke-6 periode Mei-Agustus 2017 ini mencoba menyajikan Sajian Utama de- edy.bindikel@kemdikbud.go.id
ngan fokus pada literasi. Melalui tulisan di Sajian Utama ini, pembaca ber- PENULIS NASKAH
Drs. Yanuar Jatnika
harap tergugah kesadarannya, bahwa kebiasaan membaca secara rutin bisa yanuarjat@gmail.com
mengubah hidup seseorang dan suatu bangsa. Bunga Kusumadewi, SS
bunganyata@gmail.com
Seperti edisi sebelumnya, terkait Sajian Utama tersebut, juga ditam- Sri Lestari Yuniati
pilkan profil Maria Erry Susianti. Yang mampu menciptakan pembiasaan lestariyuniardi@gmail.com
membaca di keluarganya. Hasilnya, dua orang anaknya kini berhasil men- EDITOR
HN Purwanto
jadi penulis dengan karya-karya fenomenalnya. Kedua orang itu yakni
Helvy Tiana Rosa dan Asma Nadia.
DESAIN dan TATA LETAK
Di luar persoalan literasi, seperti edisi sebelumnya, pada edisi ini juga Dhoni Nurcahyo
ditampilkan beberapa pihak yang punya kepedulian terhadap keterlibatan FOTOGRAFER
orang tua dalam proses pendidikan anak. Profil-profil mereka itu terang- Fuji Rachman Nugroho
kum dalam rubrik Keluarga Hebat, Sekolah Keren, Pemda Peduli, dan Ko- SEKRETARIAT
Meitina Ventini, SE., Diah Kas Budiarti, SS.,
munitas Peduli Keluarga. Memet Casmat, MT.,
Selain itu, kami tampilkan juga beberapa program yang telah dan akan
PENERBIT
dilaksanakan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, seperti model Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga
Direktorat Jenderal PAUD dan DIKMAS
penyelenggaraan pendidikan keluarga berupa ‘Sekolah Ibu’. Model ini akan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
menjadi salah satu model penyelenggaraan pendidikan keluarga yang bisa
diaplikasikan semua pihak. Selain itu, juga ada hasil supervisi terhadap pe-
ALAMAT REDAKSI
nyelenggaraan Hari Pertama Sekolah (HPS) dan masa Pengenalan Ling- Kompleks Kemdikbud, Gedung C. Lt. 13
kungan Sekolah (PLS) di beberapa propinsi pada tanggal 17-19 Juli lalu. Jl. Jenderal Sudirman, Senayan
Jakarta Pusat, 10270
Melalui Majalah Pendidikan Keluarga ini, diharapkan para pembaca Telp. 021-5737930
Email : sahabatkeluarga@kemdikbud.go.id
terbuka dan tergugah pemikiran dan perasaannya, bahwa betapa penting- http://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id
nya keluarga dalam menumbuhkan karakter atau budi pekerti dan budaya
prestasi anak. Semoga!!
4
Literasi
digital untuk
kemajuan
bangsa
20 Ajarkan Anak Beretika
di Medsos 8
Ubah Hidupmu
14
dengan Membaca!
liputan khusus
Berbagai pihak penyelenggaraan pendidikan keluarga selama ini masih
72 berjalan sendiri-sendiri tanpa adanya karjasama. Untuk itulah sinergi mulai
dibangun untuk mengoptimalkan penguatan karakter dan prestasi anak.
Optimalisasi Penguatan
Karakter dan Prestasi Anak
36
Kader PKK Bisa
Segera Bergerak
40
42
sekolah Sahabat keluarga
SMP Negeri 1 Karawang Barat:
Bersinergi dengan Orang Tua Siswa Menata Sekolah
46
SLB Negeri B Kabupaten Garut:
52
Membangun Jiwa Siswa dengan Dukungan OrangTua
Literasi
digital
untuk
kemajuan
bangsa
Di balik manfaatnya, dunia digital membuat orang lebih
berani bersuara lantang lewat media sosial atau medsos
namun mengabaikan tanggung jawab. Ujaran kebencian,
penyebaran informasi hoax dan radikalisme termasuk
sebagian di antaranya.
L
Yanuar Jatnika
Ajarkan Anak
Beretika
di Medsos
Punya beberapa sisi
positif, namun belakangan
media sosial atau medsos
kembali bikin resah karena
banyaknya peredaran
ujaran kebencian.
Tak sedikit anak-anak
terpengaruh dan ikut-
ikutan mengumbar
kata kasar dan penuh
kebencian.
Christina
Akibat mengunggah pernyataan di media sosial se- ”Sudahkah kita sebagai orangtua memaknai arti
orang remaja menjadi korban persekusi. Ia didatangi keberagaman dalam kehidupan sehari hari?” tanya Li-
sejumlah anggota sebuah organisasi yang merasa di zie mengajak merenung.
lecehkan oleh pernyataannya di facebook. Lizie lantas merangkum beberapa trik bagi para
Mewakili Komnas Anak Indonesia, Juni lalu Eliza- orang tua untuk menangkal radikalisme dan intole
beth Santosa melakukan pendampingan psikologis ransi SARA (suku, agama, ras, antar golongan) pada
terhadap korban di sebuah Rumah Aman. anak dan remaja. Berikut di antaranya:
Kisah ini membuat Lizie, demikian ia disapa, kian • Mengizinkan dan membuka topik mengenai
prihatin dengan perpecahan dan intoleransi yang SARA dan toleransi dalam diskusi dalam ru-
belakangan merebak bahkan hingga ke banyak seko- mah sehari-hari.
lah di Indonesia. ”Anak anak tidak lagi paham makna • Mendidik anak untuk mengenal etika dalam
keindahan dari keberagaman ras, suku, agama, ke- mengungkapkan pendapat dan berkomentar to-
yakinan, cara pandang dan status sosial di muka bumi pik SARA di media sosial yang berpeluang me-
ini,” sesalnya. nimbulkan kesalahpahaman dan perseteruan.
Christina
Media sosial umumnya mensyaratkan penggunanya Dampaknya beragam. Yang patut diperhatikan
berusia di atas 13 tahun. Namun dalam praktiknya, be- tentu efek negatifnya. Melarang anak-anak begitu saja
gitu banyak anak berusia di bawahnya yang telah aktif tidak menyelesaikan masalah. Lantas, apa yang harus
menggunakan media sosial. diperbuat orang tua?
Bagaimana dengan ponsel pintar? Tentunya orang tua juga harus menaati aturan
Batasi penggunaannya! Sama seperti Anda yang sama?
membatasi penggunaan komputer, laptop, televisi Tepat sekali! Agar adil, orang tua harus membiasakan
atau games, orang tua juga perlu membatasi anak disiplin yang sama: menjauhkan telepon genggam
dengan telepon genggamnya. pada jam tertentu.
Pada tahun 2010 muncul fenomena nomophobia Begitupun dalam penggunaan media sosial.
(no mobile phone phobia). Ini merupakan gangguan Sekarang ini dengan alasan menyesuaikan diri
psikis dengan gejala kecemasan yang muncul dengan pergaulan anak tak sedikit orang tua yang
saat seseorang tidak menggenggam ponselnya. memiliki media sosial. Pastinya sebagai orang tua
Gangguan kecemasan ini disebabkan pola kebiasaan wajib mencontohkan perilaku teladan. Sebab anak
membawa smartphone kemanapun pergi, sehingga adalah peniru ulung.
ketergantungan. Jadi perhatikan kembali saat Anda mem-post
Studi yang dilakukan pemerintah Inggris melalui status, meng-update foto atau berkomentar di
yougov.co.uk membuktikan 53% pengguna internet berbagai jenis media sosial.
dan media sosial mengalami gangguan kecemasan Apakah konten atau komentar tersebut dapat
nomophobia dalam level sedang. Untuk menghindari melukai atau mempermalukan orang lain? Apakah
gejala ini, orang tua sebaiknya menetapkan peraturan melanggar etika bersosialiasi? Atau apakah Anda
gadget. Misalnya larangan penggunaan ponsel pada jam- mengekspos kehidupan pribadi terlalu vulgar kepada
jam tertentu, apalagi saat tugas sekolah belum selesai. publik? l
Ubah
Hidupmu
dengan
Membaca!
Kebiasaan membaca berdampak luar biasa
bagi seseorang maupun sebuah bangsa.
Terbukti, begitu banyak tokoh sukses
dan panutan adalah orang yang suka
membaca. Termasuk kemajuan sebuah
bangsa, tak lepas dari budaya membaca
masyarakaatnya.
Yanuar Jatnika
Lima orang terkaya sejagat ter- membaca 500 halaman buku se-
nyata punya kebiasaan membaca tiap hari.
yang menjadi kunci kesuksesan- Dia mengaku, sebanyak 80%
nya itu. Yang pertama adalah waktunya di kantor dihabiskan-
Warren Edward Buffet, pimpinan nya dengan membaca laporan,
dan CEO Berkshire Hathway. Pe- sementara di rumah, Buffet mem-
milik kekayaan Rp 807,6 triliun baca koran dan buku-buku. Buffet
ini mengatakan, rahasia orang melakukan ini agar dirinya selalu
sukses berpikir cerdas dan meng- bisa mengikuti perkembangan
ambil keputusan tepat adalah tren dunia bisnis yang terjadi.
Mulailah Kebiasaan
Membaca dari Keluarga!
Gerakan Literasi Nasional dan Gerakan Literasi Sekolah
tidak akan berhasil tanpa dukungan publik, terutama
orang tua. Di banyak negara maju membuktikan
reformasi pendidikan yang hanya mengintervensi siswa
dan sekolah tidak akan berlanjut dalam jangka panjang.
Yanuar Jatnika
M
enurut Mohammad Fauzil Adhim, pakar ini bisa sekaligus untuk rekreasi sekeluarga, dan tentunya
dan penulis buku-buku parenting, dalam semakin mengakrabkan anggota keluarga. Bisa juga ke
buku Membuat Anak Gila Membaca terbitan perpustakaan umum, bagian anak-anak. Selain membuat
Al Bayan, Bandung (2004), ada 9 langkah orang tua hemat, karena tidak perlu membeli buku, tetapi
keluarga dalam menanamkan kebiasaan membaca: pengadaan buku untuk kegiatan anak membaca tetap
tersedia.
Bacakan buku sejak anak baru lahir
Secara psikologis anak sudah dapat diajak berkomunikasi Ajak anak pergi ke pameran buku
sejak lahir, bahkan sejak di dalam kandungan. Maka Ajaklah anak pergi ke pameran buku dan biarkan mereka
kenalkanlah anak dengan buku sejak dini. memilih buku yang ingin dibeli. Dengan begitu dia akan
membaca buku tersebut karena dia sendiri yang memilih.
Biasakan membaca di depan anak Jangan lupa mintalah anak menceritakan kembali isi buku
Anak-anak biasanya meniru apa yang dilakukan orang-orang tersebut. Bersikaplah seolah-olah Anda adalah orang yang
di sekitarnya, istilah psikologinya adalah imprinting: mencetak. tidak tahu apa-apa, biarkan anak mengajari Anda.
Jadi, orang tua dan orang-orang yang berada di sekitar anak
dapat membiasakan membaca di depan anak-anak. Buatlah jam wajib baca
Buatlah kesepakatan dalam keluarga mengenai jam wajib
Membacakan cerita untuk anak baca. Misalnya setiap hari jam 18.00-19.30. Pada jam
Membacakancerita/dongeng dapat merangsang imajinasi tersebut, seluruh anggota keluarga wajib berkumpul dan
anak. Hal ini membuat anak semakin kreatif. membaca.
Rekreasi ke toko buku Biasakan memberi buku sebagai hadiah untuk anak
Ajaklah anak rekreasi ke toko buku. Agendakan misalnya Jika anak meraih prestasi di sekolah atau prestasi apapun
tiap hari Minggu. yang cukup membanggakan, berilah hadiah buku. Hal
ini membuat anak akan mengerti betapa berharganya
Ajak anak mengunjungi perpustakaan buku (bukua dalah ’harta’ yang tak ternilai). Jangan
Ajaklah anak rutin mengunjungi perpustakaan. Misalnya ke sekali-kali memberikan hadiah lainnya, karena anak akan
perpustakaan kebun binatang untuk mengetahui hewan. Hal membandingkan benda-benda yang lainnya.
Salah satu alasan penguatan telah mencapai kemampuan ber- berkaitan dengan konvensi atau
budaya literasi dengan pem- pikir logis dari berbagai gagasan aturan tak tertulis yang harus dila-
biasaan membaca di rumah ada- yang abstrak. kukan dalam berinteraksi dengan
lah pandangan dari perspektif Usia SMP/ MTs juga disebut dengan orang lain.
perkembangan kognitif menurut sebagai usia seseorang meng- Hal lain yang menonjol dalam
teori Piaget. Dikatakan, pada usia alami perkembangan penalaran usia remaja adalah berkurangnya
remaja (12–17 tahun) seorang anak moral (moral development) yang durasi waktu berinteraksi dengan
Jauhkan anak dari televisi, gawai atau play station. (misal bentuk segitiga, segiempat, lingkaran dan lain-lain)
Jane M. Healy, Ph.D mengemukakan, anak yang terbiasa dan menggambar. Kegiatan menggambar akan memotivasi
menonton televisi otaknya cenderung ’banyak istirahat’. Otak anak untuk meniru sebuah bentuk.
anak cenderung malas karena terbiasa menangkap saja. Maria
Conroy (1993) menyerukan orang tua melarang atau sekurang- Ajarkan anak untuk peka pada bunyi
kurangnya membatasi anak menonton televisi dan komputer Asah otak anak dengan mendengarkan lagu untuk melatih
yang difungsikan sebagai video game karena keduanya kepekaannya terhadap silabel atau kata-kata yang runtut.
membuat anak menjadi pasif. Padahal untuk mengembangkan
kualitas diri dan kepribadiannya, anak harus aktif. Ajarkan anak kepekaan pada gambar
Anak-anak umumnya punya imajinasi sendiri tentang
Sementara itu Maya Lestari, seorang novelis, penulis, gambar-gambar yang mereka lihat di sebuah buku. Biarkan
instruktur menulis, yang juga penggagas Kelas Kreatif dia menceritakan gambar-gambar di buku ceritanya untuk
Indonesia di Sumatra Barat, mengatakan, agar anak- Anda atau minta dia menceritakan gambar yang dia buat.
anak tertarik membaca sedini mungkin anak-anak harus
mempelajari kemampuan pramembaca dan pramenulis Ajaklah anak-anak bicara setiap menemukan sesuatu yang
terlebih dahulu. menarik.
Cara mengasahnya, menurut Maya adalah: Hal ini untuk melatih dia memperhatikan sesuatu. Ajaklah
Ajarkan anak untuk bicara, mendengarkan dan memahami anak bercerita tentang apa saja. Tentang baju yang Anda
Orang tua membacakan cerita secara rutin, mengajak anak kenakan, buku-buku di toko buku, cuaca, makanan dan
bercerita, menyimak ia bicara dan mengajarkan anak untuk lain-lain. Minta pendapatnya tentang sesuatu. Misal, ketika
menyimak perkataan orang lain anda hendak membeli sepatu, minta pendapatnya mengenai
sepatu pilihan Anda. Ini untuk melatih dia berpikir dan
Ajarkan anak mengenal bentuk mengemukakan pendapat.
Orang tua mengenalkan anak pada berbagai bentuk objek Yanuar Jatnika
orang tua dan lebih banyak meng- cinta baca. Jika membaca sudah verbal dalam mengulas infor-
gunakan waktunya untuk ber- menjadi sebuah budaya keluarga, masi yang telah didapat dari
interaksi dengan dunia luas. Oleh kecerdasan anak pun terbentuk. bacaan;
sebab itu, pembiasaan membaca di Tujuan Gerakan Literasi Ke- d. Mempererat ikatan dan hu-
rumah ini diharapkan dapat diba- luarga melalui pembiasaan mem- bungan personal dalam ke-
ngun hubungan komunikasi yang baca di rumah antara lain: luarga inti;
lebih baik di dalam keluarga seba- a. Meningkatkan rasa cinta mem- e. Menciptakan budaya literasi
gai upaya pengembangan budaya baca di lingkungan keluarga; di lingkungan keluarga yang
literasi di rumah. b. Meningkatkan kemampuan diharapkan akan membawa
Setiap keluarga perlu menjadi- memahami bacaan dan berpi- dampak positif bagi pening-
kan membaca sebagai sebuah bu- kir kritis; katan prestasi peserta didik;
daya keluarga. Anak-anak perlu di- c. Meningkatkan kemampuan f. Mengembangkan kearifan lo-
bentuk agar menjadi generasi yang menganalisis dan kemampuan kal, nasional, dan global. l
Koran Bungkus
Cabai Pengantar
Karya terlaris
Serba kekurangan membuat Maria Erry Susianti membawa
pulang koran bekas pembungkus untuk bahan bacaan
untuk anak-anaknya. Hasilnya, tak hanya suka membaca,
mereka menjadi penulis produktif yang karyanya terlaris dan
diterjemahkan ke berbagai bahasa asing.
Bunga Kusuma Dewi
R
”Saya bilang pada mereka, saya selalu mengintip dunia dari
dalam buku. Mereka tertawa-tawa dan jadi ingin juga mengintip
dan ’pergi’ ke dunia yang ada dalam buku. Karena saya menja-
laninya dengan riang, anak-anak berpikir, saya bertambah baha-
gia setiap membaca sebuah buku. Saya juga yakinkan, buku bisa
membuat pembacanya bertambah pintar,” jelas Maria
Selain membaca, Maria juga rutin membacakan dongeng. Me-
nurutnya, membacakan dongeng berarti membuka kesempatan
untuk bisa lebih dekat dengan ketiga anaknya. Selain itu, dengan
Ratusan buku telah tercipta dari kakak mendongeng, ia bisa memberi arahan, mengajarkan keteladanan
beradik Helvy Tiana Rosa dan Asma Nadia. dan hikmah yang terkandung dalam sebuah cerita tanpa mereka
Beberapa karya novel mereka mencapai merasa digurui.
penjualan terbaik, bahkan beberapa telah Maria selalu antusias ketika mendongeng karena anak-anak
diangkat dalam film layar lebar dan me- selalu senang mendengarnya. Selesai mendongeng, dia mengajak
nembus box office. berdiskusi mengenai jalan cerita dongeng untuk memetik pela-
Kesuksesan Helvy dan Asma tak lepas jaran dari cerita tersebut.
dari peran ibunya, Maria Erry Susianti. Di ”Saya suka lihat binar mata anak-anak kalau saya dongeng.
tengah keterbatasan hidup di tepi rel kere- Apalagi kalau saya peragakan. Saking seringnya saya mendo-
ta api di kawasan Gunung Sahari, Jakarta ngeng, anak-anak terbiasa dan belajar juga untuk mendongeng.
Pusat, Maria memuaskan minat baca anak- Jadi biasanya sesudah saya mendongeng, anak-anak rebutan i-
anaknya dengan mengumpulkan kertas- ngin mendongeng,” kenang Maria.
kertas bekas bungkus cabai sebagai bahan Lucunya, dongeng yang anak-anak ceritakan sering spontan
bacaan anaknya. dan tak terduga. Apalagi saat itu mereka belum bisa membaca.
Saat anak-anak kecil, Maria tinggal tak ”Di situlah selain melatih anak-anak untuk belajar menyimak, se-
jauh dari tepi rel kereta api di Gunung Sa- benarnya tanpa saya sadari, saya telah melatih mereka kecakapan
hari. Tak lama pindah ke Kebon Kosong berbicara,” tambah Maria.
Kemayoran Gang 8, Jakarta Pusat. Di gang
sempit dan tak dapat dilalui mobil itu, Ma- Mengasah Jiwa
ria membantu perekonomian suaminya, Selain membaca dan mendongeng, Maria juga menunjukkan se-
Amin Usman, dengan cara berjualan keli- mangat menulis. Hampir setiap hari dia menulis di buku harian.
ling dagangan seprai milik kakaknya. Aktivitas itu sering kali dilihat anak-anaknya. Kadang Maria men-
”Meski kehidupan kami sederhana, tapi ulis sambil tersenyum atau kadang sedih. Hal itu membuat pe-
kami selalu riang gembira dan bahagia. Tak
pernah ada kata menyerah. Yang terpen-
ting, anak-anak tetap bisa sekolah,” kata
Maria kepada Sahabat Keluarga.
Di sela-sela menjalankan peran sebagai ”Saya suka lihat binar mata anak-anak kalau
ibu rumah tangga, Maria meluangan waktu saya dongeng. Apalagi kalau saya peragakan.
untuk membaca. Buku apapun yang dite- Saking seringnya saya mendongeng, anak-
anak terbiasa dan belajar juga untuk
muinya dia baca.
mendongeng. Jadi biasanya sesudah saya
Aktivitas tersebut terekam dengan baik mendongeng, anak-anak rebutan ingin
oleh tiga anaknya, Helvy, Asma dan si bung- mendongeng,”
K
Doa ibu terkabul, bukan hanya perpustakaan esuksesan Helvy Tiana Rosa dan Asma
di rumah, tapi Helvy dan Asma bisa membuat per- Nadia menjadi penulis novel tak hanya
pustakaan umum. Helvy dengan Forum Lingkar Pena berasal dari ibunya, Maria Erry Susianti. Ada
membangun Rumah Cahaya (Rumah baca dan Hasil- juga peran besar dari ayahnya, Amin Usman.
kan Karya) di berbagai daerah di Indonesia, sedang- Sebagai musisi yang melahirkan banyak karya,
kan Asma membangun lebih dari 300 rumah baca di suami Maria termasuk sosok yang sibuk. Namun,
seluruh Indonesia. ayah dari tiga anak itu tidak pernah absen untuk
Lalu bagaimana pola pendidikan yang diterapkan memantau perkembangan putra-putrinya. Mereka
Maria pada anak-anaknya? Prioritas utamanya ada- saling berdiskusi mengenai pendidikan anak-anak.
lah menjadikan mereka cerdas dan berahlak mulia. Usman juga suka bercerita dan berdiskusi dengan
”Meski tidak paham teori, saya yakin kecerdasan anak anak-anak terkait apapun.
bermacam-macam. Tidak semua harus jago matema- ”Semua dilatih untuk terbiasa mengemukakan
tika, misalnya. Saya juga ingin menjadikan anak-anak pendapat. Kebenaran tidak datang dari satu arah,
saya orang yang selalu punya empati tinggi terhadap yaitu orang tua. Kami belajar menjadi orang tua yang
orang lain,” kata Maria. bahagia mendengar ragam kisah, pengetahuan, bahkan
”Mungkin kami susah, tapi banyak orang lain le- mungkin kritik dari anak-anak kami,” beber Maria.
bih susah. ’Apa yang bisa kita bantu, ayo kita bantu!’ Usman juga kerap melibatkan anak-anak
Itu yang saya ajarkan pada anak-anak. Saya juga se- dalam hal pekerjaannya. Dikisahkan Maria, begitu
lalu menanamkan rasa syukur. Rasa syukur itu harus mengetahui anak-anak suka menulis dan bercerita,
menuntun kita menjadi hamba Allah yang baik,” tam- suaminya lantas melibatkan anak-anak dan berdiskusi
bah Maria. dengan mereka saat menciptakan lagu.
Karena itulah Maria tidak pernah memaksakan
ketiga anaknya belajar akademik secara keras. Me-
nurutnya, proses belajar seseorang tidak hanya dari
guru di depan kelas tapi dari semua orang dan alam se-
mesta. ”Belajar adalah hidup itu sendiri. Setiap gerak relevansinya bagi kehidupan. Itulah yang membuat
kita adalah proses belajar,” katanya. anak-anak suka diskusi,” jelasnya.
Dengan pola seperti itu Maria melihat anak- Maria bersama suami juga tidak pernah memaksa
anaknya lebih nyaman belajar dengan cara diskusi. anak-anaknya harus menjadi juara kelas, meskipun
Baik antar kakak adik maupun dengan orang tua. kenyataannya ketiganya merupakan juara kelas. Dia
”Kami tidak pernah mengharuskan belajar 2 jam se- juga tidak pernah memaksa menentukan jurusan pen-
hari, tapi anak-anak dengan kesadaran sendiri meng- didikan anak.
ulang dan membaca kembali pelajaran sekolah di Misalnya, Maria ingin agar Helvy menjadi dokter
rumah dan saya coba sampaikan pada mereka apa karena kemampuannya cukup baik untuk kuliah ke-
”Suami saya akan bertanya ke anak-anak, ‘Bagaimana international. Mereka juga tercatat sebagai 1 dari 500 tokoh
syair lagu ini menurut kalian?’ Atau, ’Papa punya nada lagu muslim paling berpengaruuh di dunia versi RISCC, sebuah
baru nih, coba kita semua bikin syairnya yuk!’,” kenang Maria. lembaga riset di Jordan.
Kolaborasi baik antara ayah dan ibu dalam mendidik Sedangkan si bungsu, Aeron Tomino, yang juga
anak-anak yang diterapkan Maria dan Usman nyatanya telah menggeluti bidang membaca dan menulis. Dia membantu
melahirkan dua sosok hebat di bidang literasi. Semuanya usaha sang kakak di bidang penerbitan.
tentu tidak instan dan proses yang dilalui pun tidak mudah. Tak hanya tiga anaknya, kebiasaan membaca dan menulis
Helvy kini penulis 55 buku, dosen sastra dan penulisan juga turun pada cucu-cucu Maria. ”Faiz dan Salsa merupakan
kreatif, juga produser film. Lewat Forum Lingkar Pena yang salah satu pelopor seri KKPK Mizan. Mereka masing-masing
ada di 150 kota, dia dan kawan-kawannya berkomitmen menulis lebih dari 10 buku. Ada cucu saya, Adam, pemain bola
membidani kelahiran banyak penulis baru di Indonesia dan di Spanyol, tapi ia juga penulis. Ia bahkan menulis buku antologi
mancanegara. Asma telah menulis 80 buku, membangun cerpen bersama saat ia baru berusia 5 tahun,” bebernya.
lebih dari 300 rumah baca di seluruh Indonesia dan diundang ”Salsa membentangkan makalahnya sampai ke London
ke lebih dari 60 negara. tentang persoalan hukum. Nadya yang baru berumur 10 tahun
Karya-karya Helvy dan Asma juga telah diterjemahkan bilang pada saya, ’Oma, membaca dan menulis bagiku adalah
ke dalam bahasa Inggris, Jerman, India, Prancis, Arab, kebutuhan, seperti aku butuh makan, minum dan bernapas.
Swedia dan Korea serta diangkat menjadi film layar lebar dan Saya kaget dan sangat bahagia,” lanjut nenek 6 cucu ini.
sinetron. Maria bangga terhadap anak-anaknya bukan karena
Jutaan orang telah mengikuti berbagai workshop menulis prestasi pribadi mereka, tapi karena dengan prestasi itu telah
yang sering mereka adakan di berbagai Indonesia. Helvy dan peduli dan berbagi inspirasi dengan banyak orang. l
Asma juga sering mendapat penghargaan baik nasional dan Bunga Kusuma Dewi
Di balik Kejeniusan
George Saa
T
George Saa adalah mahasiswa asal
Papua dengan prestasi luar biasa.
Ia memenangkan First Step to Nobel Tahun 2004 lalu, seorang siswa SMA
Prize bidang Fisika saat masih asal Papua Barat bernama Septinus
menjadi pelajar SMU di Jayapura. George Saa mengguncangkan dunia.
Melalui temuannya berjudul Infi-
Ia pun mendapat beasiswa kuliah
nite Triangle and Hexagonal Lattice
jenjang S1 di Amerika Serikat dan Networks of Identical Resisto, George
saat ini sedang melanjutkan studi memenangkan lomba First Step to
S2 di Inggris. Kesuksesan tersebut Nobel Prize in Physics. George meng-
berkat hasil didikan orang tuanya. ungguli ratusan paper dari 73 negara
yang masuk ke meja juri.
Atas prestasinya yang sangat men-
Yanuar Jatnika/Yohan Rubiantoro
cengangkan itu, George memperoleh
M
Memberi kesadaran enurut George, ayahnya selalu menekankan
Memberi kesadaran bukan intervensi apalagi memaksa. pentingnya pendidikan kepada seluruh
Itulah konsep atau pola asuh yang diterapkan Silas Saa. anak-anaknya. Ayahnya selalu menyemangati
”Saya memberi pengarahan atau kesadaran kepada putra-putrinya untuk sekolah. Padahal
lima anak saya, kalau kita punya biji, kita semaikan, menurut George, penghasilan ayahnya sebagai pegawai
akan menghasilkan seperti apa. Saya tidak memaksa. negeri sipil di Dinas Kehutanan Kabupaten Sorong Selatan,
Kalau kamu sekolah baik, akan kamu nikmati seperti Papua Barat, tidak selalu mencukupi kebutuhan sekolah
ini dan itu,” kata Silas. anak-anaknya.
Namun diakui Silas, ada pola kedinasan yang ia George malah lebih senang menyebut ayahnya petani
terapkan dalam hal mengasuh dan mendidik anak. ketimbang pegawai. Sebab, untuk memenuhi kebutuhan
Pola itu, berupa dibuatnya matrik atau semacam lem- hidup sehari-hari, ayah dan ibunya dan dibantu kelima
bar perencanaan dan evaluasi tahunan terhadap ke- anak mereka, harus mengolah ladang, menanam umbi-
lima anaknya. umbian untuk menambah penghasilan keluarga.
”Setiap bulan Desember, semua anak saya kumpul- Namun mereka tidak pernah patah semangat. ”Makan
kan, saya evaluasi apa yang sudah dilakukan selama se- tidak makan, yang penting kamu sekolah,” kenangnya.
tahun, rencana apa yang sudah dipenuhi dan apa yang
belum. Selanjutnya, saya buat rencana untuk tahun
berikutnya. Semuanya saya cetak dan masing-masing
memegang perencanaan selama setahun kedepan un- Desember tahun berikutnya dievaluasi, mana yang
tuk dievaluasi pada Desember tahun depan,” jelasnya. sudah terlaksana dan mana yang masih kurang, dan
Lembaran yang berisi rencana masing-masing mana yang belum,” kata Agustinus.
anak selama setahun itu dibawa kemanapun mereka Ditegaskan Silas, arahan atau pemberian ke-
pergi sebagai pedoman. sadaran itu diberikan pada anak-anaknya dengan
Agustinus Saa, anak keempat Silas, menambahkan, mengambil hikmah atas pengalaman hidupnya, ber-
perencanaan itu dibuat oleh ayahnya sebagai bentuk pindah-pindah kantor karena penugasan, sejak dari
pengharapan terhadap anak-anaknya selama setahun. Sorong, Biak, Merouke, Jayapura dan terakhir di So-
”Semacam nasihat, misalkan saya, selama setahun ha- rong Selatan.
rus selesaikan studi, jaga keselamatan, tidak boleh ini Dari pengalaman hidup keluarganya, Silas mem-
dan itu, itu saja, tergantung Bapak. Saya bawa, saya buat motto ”Lama hidup, manis pahit dirasakan,
simpan, saya baca dan saya ingatkan selama setahun. jauh berjalan banyak melihat.” Dari motto itu, ia lan-
tas menegaskan visi dan misinya dalam pendidikan dan diparaf. Dari catatan itu saya bisa tahu apa yang
anak, yakni membangun SDM dulu baru memba- sudah dilakukan selama sehari,” terangnya.
ngun fisik. Silas juga menegaskan pada anak-anaknya un-
”Maksud saya, orang tua itu membangun jiwa dan tuk tidak mengonsumsi minuman keras dan mero-
kesadaran anak-anak lebih dahulu. Kalau itu sudah di- kok. ”Saya tekankan, semuanya itu untuk masa depan
lakukan, hasilnya nanti anak bisa membangun rumah anak-anak sendiri, bukan untuk orang tua,” katanya.
sendiri, mobil atau apapun,” tegas Silas. Yang juga ditekankan Silas, anak-anaknya minimal
Dalam hal pergaulan, Silas membebaskan anaknya meraih gelar sarjana. ”Saya ini kan sarjana muda. Saya
tapi tetap terkontrol. Metodenya, di rumah dipasang bisa dikatakan orang tua berhasil bila anak-anak saya
whiteboard. Di situ, setiap anak menulis kegiatan ha- meraih gelar minimal sarjana penuh. Jangan sama
rian, seperti pergi jam berapa, keperluan apa, dengan apalagi di bawah, tapi harus lebih tinggi dari orang
siapa dan pulang jam berapa. ”Ditulis masing-masing tuanya. Itu saya tanamkan,” tandasnya. l
H
Hari masih teramat pagi saat pasangan Ngadiyo dan
Lasiyem menyiapkan sayur mayur untuk dijajakan di
pasar Sleman, Yogyakarta. Sejak pukul tiga dini hari,
rumah yang mereka huni bersama dua anak sudah
riuh.
Ngadiyo dan Lasiyem bahu membahu memberes-
kan sayur mayur yang siap dibawa ke pasar. Mengen
darai motor bebek, pasangan setengah baya ini me-
Di pasar, mereka berbagi tugas. Ngadiyo mengangkat
sayur-sayuran yang berat, sedangkan Lasiyem menata
sayur mayur tersebut dengan rapi dan menarik pembeli.
Kesibukan Ngadiyo dan Lasiyem tak berhenti
hingga matahari terbit. Saat pembeli berdatangan,
mereka saling membahu melayani.
Menjelang siang seiring mulai berkurangnya pem-
beli, kesibukan Ngadiyo dan Lasiyem menurun. Be-
nembus dinginnya pagi. gitu azan Zuhur berkumandang, mereka bergegas
S
sosial di masyarakat. Salah satunya menjadi Sekreta- aat Janu berusia 3 tahun, Lasiyem sudah
ris Karang Taruna Ngemplak, Sleman. Bersama para memberikan sapu kepada putranya untuk
pemuda desa lainnya, ia mendirikan taman bacaan belajar membersihkan rumah. ”Bukan berarti
gratis untuk anak-anak, Karung Goni Learning Centre saya suruh kerja beneran. Saya ajarin dia biar
pada tahun 2014. kreatif. Janu senang pegang sapu, jadi saya biarkan
Kegiatan Karung Goni Learning Centre memikat menyapu rumah meskipun nggak terlalu bersih,” tuturnya
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta. Mereka ditemui di kediamannya, di Sleman, Yogyakarta.
mengunjungi lokasi taman baca tersebut. Sejak kecil, Janu banyak mengikuti aktivitas orang
Kepedulian Janu dalam meningkatkan kualitas tuanya. Sebelum berjualan di pasar, Lasiyem berjualan
pendidikan di Sleman melalui gerakan literasi digan- ayam kampung milik tetangganya. Jika musim panen tiba,
jar penghargaan sebagai Pemuda Pelopor Bidang Pen- ia beralih berjualan cabai ke pedagang di pasar.
didikan dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut Lasiyem, Janu kecil anak penurut. Ketika
Ia juga terpilih sebagai Young Leaders for Indonesia
dari McKinsey&Company, sebuah konsultan manaje-
men tersohor dari Amerika Serikat.
Usai lulus dari UNY, Janu sempat bekerja selama
dua bulan di ruangguru.com, perusahan startup di SMA hanya berujung menjadi buruh pabrik tekstil.
bidang pendidikan dan teknologi. Ia menjabat seba- Semangat Janu menempuh pendidikan tinggi
gai staf hubungan pemerintah pada tahun 2016. Pada menggugah teman-temannya di Sleman. Kini, tiga
tahun yang sama, ia mendapatkan beasiswa LPDP ke orang kawannya yang juga mengelola taman baca Ka-
Inggris untuk melanjutkan S2. rung Goni berkuliah di Yogyakarta. ”Saya percaya tiap
Keinginan Janu sangat kuat untuk belajar ke luar orang punya potensi dan kesempatan, meskipun me-
negeri karena ingin mengubah nasib keluarganya. Ia reka tinggal di desa. Selama berusaha keras kita bisa
sangat yakin dapat meningkatkan kualitas hidup ke- kuliah, bahkan di luar negeri,” ujarnya yakin.
dua orangtuanya melalui pendidikan. Ia juga ingin
mendapatkan pengalaman dan wawasan di negeri Teladan Orang Tua
Ratu Elizabeth. Sejak Janu kecil orang tuanya selalu mengajarkan ke-
Selain itu ada hasrat tersirat, Janu ingin membuka mandirian. Mulai kelas satu SD ia sudah dibiasakan
jalan baru bagi teman-teman dan adiknya di Dusun mencuci baju dan menyiapkan makanan sendiri.
Ngemplak, Sleman. Ia ingin menghapuskan anggapan Ayahnya, Ngadiyo, juga selalu menekankan kejujuran
bahwa anak-anak di desanya setelah lulus SMP atau dan tanggung jawab.
Meskipun hanya mengenyam pendidikan hingga Janu pun ikut membantu membungkus sayur-sayur
kelas 3 SD, Ngadiyo sangat memerhatikan pendidikan yang dijajakan orang tuanya. ”Ibu saya selalu jujur ke-
kedua putranya. ”Kalau sedang ujian sekolah, TV harus pada pembelinya. Kalau dirasa barang dagangannya su-
mati. Saya dan adik tidak boleh nonton,” kenangnya. dah busuk, dia akan bilang apa adanya dan dijual murah.
Semula Ngadiyo bekerja sebagai kuli bangunan di Kalau pembeli mau, ya silakan, kalau nggak mau biasa-
Sleman. Namun, ia mengalami kecelakaan saat men- nya sama ibu dikasihkan ke yang mau,” ungkapnya.
gendarai motor. Kondisinya semakin sulit setelah be- Meskipun orang tuanya tidak tamat SD, menu-
berapa waktu kemudian terjatuh dari tangga saat be- rut Janu, mereka berhasil mendidik secara luar biasa.
kerja. Misalnya dalam hal pendidikan agama, bapaknya tidak
Ngadiyo pun berhenti menjadi kuli bangunan dan sekadar menyuruhnya mengaji, tetapi mengajaknya
ikut membantu istrinya, Lasiyem, berjualan ayam mengaji bersama. ”Bapak dan Ibu saya adalah ’Profe-
di pasar. Namun usaha mereka meredup, permin- sor’ terhebat yang memotivasi saya. Bapak langsung
taan menurun tajam lantaran makin banyak pesaing. memberi contoh, memberi teladan,” ucapnya bangga. l
Orang tua Janu pun banting setir berdagang sayur dan Yohan Rubiyantoro, Pegawai Kemendikbud, sedang
cabai, hingga kini. melaksanakan tugas belajar di Inggris
Optimalisasi
Penguatan Karakter
dan Prestasi Anak
Berbagai pihak penyelenggaraan pendidikan keluarga
selama ini masih berjalan sendiri-sendiri tanpa adanya
kerjasama. Untuk itulah sinergi mulai dibangun untuk
mengoptimalkan penguatan karakter dan prestasi anak.
Yanuar Jatnika
Sukiman, Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga, Ditjen PAUD dan Dikmas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (tengah) saat mengisi sesion di
Seminar Nasional Pendidikan Keluarga di Hotel Sunan, Surakarta, Jawa Tengah, pada 21-23 Mei 2017 lalu.
Merangkul Keluarga
demi Masa Depan
Anak dan Bangsa
Menjadi orang tua adalah peran yang istimewa. Bukan hanya
untuk keluarga sendiri, sebagai orang tua, kita bisa berperan
aktif untuk saling mendukung orang tua di sekitar untuk terus
belajar. Seperti kiprah orang tua yang bergabung dalam
Yayasan Rangkul Keluarga Kita.
Yanuar Jatnika
Bersinergi dengan
Orang Tua Siswa
Menata Sekolah
Kerjasama yang baik antara sekolah dengan
orang tua siswa berdampak positif. Seperti yang
dilakukan SMP Negeri 1 Karawang Barat.
Yanuar Jatnika
Bersama
Orang Tua
Siswa Bikin
Buku Tata
Krama
Salah satu upaya yang
dilakukan SMP Negeri
Rukmana, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Karawang Barat, 1 Karawang Barat
dalam membentuk
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan karakter pesertas didik
Nomor 75 tahun 2016 tentang Komite Sekolah, paguyuban kelas adalah dibuatnya Buku
lantas membentuk komite sekolah. ”Jadi kita balik, kita bentuk Penghubung atau
dulu paguyuban kelas, lantas dari situ dibentuk komite seko- Buku Tata Krama. Buku
lah yang anggotanya terdiri dari anggota paguyuban kelas yang tersebut disusun bersama
potensial ditambah tokoh masyarakat di sekitar sekolah,” jelas orang tua siswa.
Rukmana.
T
Hingga kini SMPN 1 sudah menggelar dua kali kelas inspirasi. eti Tresnawati, Koordinator
Pertama menghadirkan Amid Mulyana, Kepala Bidang PNFI Di- Bimbingan dan Konseling
nas Pendidikan Kabupaten Karawang. Kedua menampilkan Ke- SMPN 1 Karawang Barat,
pala Satuan Lalu-Lintas Polres Kabupaten Karawang. ”Mereka mengatakan, pembuatan
berbicara tentang pengalamannya saat sekolah dulu, bagaimana buku Tata Krama dirintis kepala
cara belajar, bagaimana meniti karier dan bagaimana sukses di sekolah SMPN 1 sebelumnya, Cucu
kehidupan. Mereka memotivasi siswa untuk mempunyai cita- Sumaryani. ”Buku penghubung
cita dan upaya mencapainya. Rencananya setiap bulan ada orang atau yang disebut Buku Tata Krama
tua yang tampil,” jelas Rukmana. itu dibuat bersama antara orang tua
Upaya menarik lain yang dilakukan SMPN 1 Karawang Barat dengan guru dan siswa,” katanya.
dalam melibatkan Endang, orang tua siswa, terkait bank sampah. Dalam Buku Tata Krama itu ada
Dia berprofesi sebagai pengumpul sampah sekaligus pengelola berbagai indikator pelanggaran dan
sampah. sanksi. Antara lain ketahuan merokok,
Sampah di sekolah dikumpulan OSIS melalui kantong besar, terlambat masuk sekolah, tidak masuk
lantas dibawa ke lokasi penampungan sampah milik sekolah. Se- kelas, berpakaian tidak sesuai aturan
minggu sekali ditimbang, sampah plastik dan kertas jadi uang. dan tidak pantas dan sebagainya.
Rukmana menyatakan, sekolah sangat terbuka dalam beker- Juga ada indikator perilaku baik
jasama dengan para orang tua siswa. Menurutnya, bantuan yang dan penghargaan yang diberikan.
diberikan orang tua itu bisa bermacam-macam, mulai dari dana,
barang bekas, barang baru, atau cukup tenaga dan pikiran. l
Membangun Jiwa
Siswa dengan
Dukungan
Orang Tua
Sinergi antara sekolah dan orang tua memberikan
dampak luar biasa bagi siswa. SLB Negeri B
Kabupaten Garut telah membuktikannya.
Yanuar Jatnika
Surat Cinta
Kepala Sekolah
SD mutiara Persada
untuk Orang Tua
Secarik surat dari seorang Kepala Sekolah di
Bantul beredar di beberapa grup media sosial.
Isinya yang begitu positif dan menyentuh
membuatnya menjadi viral.
bunga kusuma
’Sekolah Ibu’:
Ibu Berdaya,
Anak
Berprestasi
Para ibu diharapkan mempunyai
keterampilan dan metode
pendidikan cara mengasuh
anak secara baik dan efektif.
Para ibu juga bisa menambah
wawasan, dan pengalaman
tentang tumbuh kembang anak,
memotivasi anak lebih rajin Orang tua siswa baru TK Pembina Pangkalpinang saat
Orang Tua
Antusias
Menyambut
Hari Pertama
Sekolah
Hari Pertama Sekolah (HPS) merupakan
momentum baik bagi orang tua untuk
dapat menjalin hubungan baik dengan sama-sama mendukung kegiatan di sekolah
para pendidik di sekolah. anak-anaknya. Salah satunya, aktif mengha-
diri dan mendukung kegiatan pertemuan de-
ngan wali kelas, baik di awal tahun pelajaran,
pertengahan, maupun akhir tahun pelajaran.
Yanuar Jatnika
”Pertemuan orang tua/wali dengan
wali kelas ini penting agar terjadi komu-
Hubungan baik antara orang tua dan guru di sekolah penting nikasi dan interaksi terkait berbagai per-
untuk menumbuhkan karakter dan prestasi anak didik. Ter- masalahan yang timbul dalam hal proses
utama karena orang tua atau keluarga adalah pendidik pertama pembelajaran anak di sekolah dan di rumah,
dan utama. serta prestasi yang dicapai anak didik,” kata
”Hendaknya sekolah, rumah dan masyarakat bersinergi men- Sukiman di hadapan ratusan siswa baru
ciptakan ekosistem pendidikan yang dapat mendukung gerakan pada hari pertama sekolah (HPS) di SMP
pendidikan karakter,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Negeri 1 Karawang Barat, Jawa Barat.
Muhadjir Effendy saat memimpin apel Anak Cerdas Berkarakter Didampingi Kepala Sekolah SMPN 1
yang bersamaan dengan pelaksanaan HPS dan masa pengenalan Karawang Barat Rukmana dan Kepala Bi-
lingkungan sekolah (MPLS) di Sekolah Menengah Pertama dang PNFI Dinas Pendidikan Kabupaten
(SMP) Negeri 2 Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), 17 Karawang Amid Mulyana, Sukiman me-
Juli 2017 lalu. negaskan, melalui kolaborasi antara orang
Ditegaskan Muhadjir, melalui diterbitkan Peraturan Menteri tua dengan pihak sekolah, semua kegiatan
Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 75 Tahun anak-anak didik akan terpantau, tidak saja
2016 Tentang Komite Sekolah, masyarakat dapat berkolaborasi oleh sekolah tetapi juga oleh orang tua.
dengan Komite sekolah dapat mendorong perbaikan di tingkat ”Nanti di setiap kelas akan dibentuk
satuan pendidikan. paguyuban orang tua sebagai wahana sa-
Sementara itu, di hari yang sama di Karawang, Jawa Barat, Di- ling berkomunikasi dengan sesama orang
rektur Pembinaan Pendidikan Keluarga, Ditjen PAUD dan Dik- tua dan memberikan ide-ide kepada seko-
mas, Kemdikbud, Sukiman, mengajak para orang tua untuk ber- lah demi kemajuan sekolah anak-anak di-
Memberi Kebebasan
Sekaligus Batasan
Darius Sinathrya dan Donna Agnesia
memiliki cara khusus dalam mengasuh
ketiga buaah hatinya. Memberikan
kebebasan sekaligus batasan.
Jika anak-anak menirukan adegan kekerasan se- masuk anak-anak mengakses berbagai informasi me-
perti memukul, Darius tak segan-segan menghukum- lalui gawai.
nya. ”Boleh nonton, tapi nggak boleh meniru. Kalau Darius mengaku, tak mudah untuk mengikuti per-
meniru, nggak boleh nonton. Pernah kejadian, akhir- kembangan dunia digital. Tapi setidaknya, mereka ha-
nya mereka nggak boleh nonton TV selama seminggu. rus tetap bisa memberi kontrol kepada anak-anaknya.
Masih meniru lagi, nggak boleh nonton selama se- ”Tantangan memang makin berat, orangtua tapi ja-
minggu lagi,” kata artis yang juga aktif di olahraga fut- ngan dibawa stres, harus diikuti. Digital sekarang juga
sal dan kuliner ini. menuntut orangtua untuk harus lebih pintar,” katanya.
Darius menampik untuk disebut orang tua yang Mereka tetap memberikan kepercayaan kepada
otoriter. Ia hanya ingin mengajarkan disiplin pada anak-anaknya untuk menggunakan gawai, walaupun
anak-anaknya. Ia juga berharap ketiga anaknya bisa tak bisa dipungkiri ada rasa khawatir putra-putri me-
komitmen dan bertanggung jawab terhadap apapun reka mengakses informasi yang kurang baik.
pilihan mereka. ”Kita bebaskan mereka, asal tetap di ”Mau nggak mau mereka ikut juga biar nggak
jalur yang benar,” jelas pria kelahiran Kloten, Swiss, gaptek, tapi kita harus tetap mengawasi. Kami biasa-
pada 1985 itu. nya pilih program-program di gawai mereka, kontrol
Salah satu yang membuat risau Darius dan Donna tapi bukan berarti stalking. Kita temani saja, men-
adalah munculnya era digital saat ini yang ditandai dampingi ketika mereka mengakses internet,” tutur
dengan kian mudahnya setiap orang, bahkan ter- Donna.
berbeda dengan yang kami ajarkan di rumah. Pendi- keduanya, Diego, lebih apik. Sementara si bungsu,
dikan utama adalah agama, itu yang mendasari kami Sabrina, memiliki sifat yang lebih dewasa ketimbang
tapi ada tambahan les bahasa Inggris,” tukas Darius. kedua kakak lelakinya. ”Iya, kadang aku suka heran
sendiri, walaupun keluar dari satu perut, tapi ketiga
Repot tapi Seru anakku punya sifat yang beda-beda banget. Ha... ha...
Ditanya soal suka dukanya memiliki tiga anak yang ha..,” selorohnya sambil tertawa.
tentunya berbeda kebiasaan, minat, dan karakter, Namun Donna mengatakan, kendati memiliki sifat
Donna mengaku kerap merasa kerepotan. Akan te- yang berbeda-beda, ketiga anaknya tetap kompak dan
tapi, di balik kerepotannya itu ada pula keseruan- saling menyayangi satu sama lain. ”Anakku yang laki-
nya. ”Kalau aku shooting seharian, aku pasti kangen laki kadang suka berantem juga, misalnya saat rebu-
anak-anak. Apalagi Darius yang sering syuting ke luar tan mainan. Tapi berantemnya nggak lama, setelah
kota, pasti kangen anak-anak. Apalagi ketiga anakku itu bisa main bareng lagi. Yang penting, sih, aku beri
punya sifat beda-beda, jadinya seru,” katanya. pengertian kepada anak-anak untuk bisa berbagai,
Menurut Donna, anak pertamanya, Lionel, cende- termasuk soal mainan,” tutupnya. l
rung memiliki sifat yang lebih cuek, sementara anak Yanuar Jatnika/Dari berbagai sumber
Upaya Aktifkan
Trisentra Pendidikan
Upaya meningkatkan disiplin dan kualitas pendidikan,
Gubernur NTT Drs. Frans Lebu Raya mencanangkan
program Gong Belajar. Tak hanya untuk siswa dan guru,
program ini melibatkan orang tua dan masyarakat.
Gagasan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Gong Belajar itu,
Drs. Frans Lebu Raya dalam melibatkan orang tua dan Frans Lebu Raya mengajak siswa serta menyadarkan
seluruh komponen masyarakat dalam meningkatkan orang tua atau keluarga dan masyarakat agar lebih ak-
prestasi anak di sekolah layak dicontoh. tif melibatkan diri bersama sekolah dan pemerintah
Tahun 2011 lalu, Pemerintah Provinsi NTT men- dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di NTT.
canangkan Program Gong Belajar. Melalui program Aksi nyata Gong Belajar berkiblat pada tiga hal, yakni
yang dipayungi Peraturan Gubernur NTT Nomor 9 pengendalian jam belajar pada pukul 07.00 – 13.00 oleh
id ika n
m a ja la h p e n d
l u a r g a d a p a t d iu n d u h d i:
ke o.i d /
.ke m d ik b u d .g
tke lu a rg a
h tt p ://s a h a b a
Sahabat Keluarga
@ShbKeluarga
sahabatkeluargabindikkel
sahabatkeluarga@kemdikbud.go.id
ALAMAT REDAKSI
Kompleks Kemdikbud, Gedung C. Lt. 13
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta Pusat, 10270
Telp. 021-5737930
SUKSES
SUKSES
1. ke
rja ke
Beker
ja
sungg secara ber
r as
uh, se s
penuh kuat t ungguh-
s e naga,
panta emangat,
ng me
nyera
h.
dan
a s an
rdif denategi i
g
Ce t tr a
rea an s ncap ik.
j a sec p car tuk sil te
k
ara a d me rba
r ekerjagena un ha
2. ke
B se
3. kerja tuntas
, sehingga
Bekerja secara tuntas
memberi manfaat se
suai
as pi juga
tujuan dari pekerja an .
l eta
i khtugas, utntuk
ja emataibadahi.
r kan s dari n Ilah
. ke
4 eke ai ke
r j
u n
a b agia idho
b r
a
B ag pat
b
se nda
me
Semoga kita
bisa menjalankan...
Sahabat Keluarga
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
dan Pendidikan Masyarakat KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN