Anda di halaman 1dari 11

A.

TIPE KEGIATAN MANAJEMEN


Kegiatan manajemen dihubungkan dengan tingkatannya di dalam organisasi. Tingkatan
manajemen dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu manajemen tingkat bawah (tingkat
operasional), manajemen tingkat menengah (tingkat taktik), dan manajemen tingkat atas (tingkat
strategik).
Kegiatan-kegiatan manajemen mempengaruhi pengolahan informasi karena informasi yang
dibutuhkan berbeda untuk masing-masing tingkatan. Kebutuhan informasi yang berbeda ini dapat
diketahui dari masing-masing kegiatan manajemen tersebut. Kegiatan manajemen untuk masing-
masing tingkatan dapat dikategorikan sebagai berikut ini.
1. Perencanaan strategik (strategic planning) merupakan kegiatan manajemen tingkat atas.
2. Pengendalian manajemen (management control) merupakan kegiatan manajemen tingkat menengah.
3. Pengendalian operasi (operational control) merupakan kegiatan manajemen tingkat bawah.

1. Perencanaan Strategik
Anthony dan Dearden (1980) mendefinisikan perencanaan strategic sebagai proses penentuan
tujuan-tujuan (goals) dari organisasi dan strategistrategi yang digunakan untuk mencapai tujuan-
tujuan tersebut.
Pada dasarnya perencanaan strategik, meliputi berikut ini.

a. Proses evaluasi lingkungan luar organisasi


Lingkungan luar organisasi selalu berubah secara konstan dan perubahan-perubahan ini mungkin
dapat mengakibatkan perubahan terhadap strategi-strategi. Pengaruh dari lingkungan luar dapat
berupa kesempatankesempatan pasar, teknologi, tekanan-tekanan politik, sosial, persaingan,
inflasi dan lain sebagainya. Lingkungan luar dapat mempengaruhi jalannya organisasi. Oleh karena
itu, manajemen tingkat atas harus pandai mengevaluasinya. Manajemen tingkat atas harus dapat
bereaksi terhadap kesempatan-kesempatan yang diberikan oleh lingkungan luar, misalnya produk
baru, pasar baru, pengembangan pasar. Selain itu, manajemen tingkat atas harus tanggap
terhadap tekanan-tekanan dari lingkungan luar yang dapat merugikan organisasi dan sedapat
mungkin mengubah tekanan menjadi kesempatan.

b. Penetapan tujuan
Tujuan adalah apa yang ingin dicapai oleh organisasi berdasarkan visi yang dimiliki oleh
manajemen. Tujuan ditetapkan oleh manajemen tingkat atas di dalam proses perencanaan
strategik yang bersifat jangka panjang (long-range). Misalnya, tujuan perusahaan adalah dalam
waktu 5 tahun menjadi penjual yang terbesar di dalam industri dengan menguasai 60% pasar.

c. Penentuan strategi
Manajemen tingkat atas menentukan tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh organisasi
dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuannya. Inilah yang disebut dengan strategi. Dengan
strategi semua kemampuan yang berupa sumber-sumber daya dikerahkan supaya tujuan organisasi
dapat diraih. Sumber-sumber daya organisasi dapat berupa sumber-sumber daya yang terlihat
seperti misalnya material, modal, personil serta sumber-sumber daya kesempatan-kesempatan
lingkungan luar organisasi. Contoh strategi adalah strategi low cost leadership, inovasi, fokus.
Manajemen dapat memilih satu atau lebih strategi yang sesuai dengan lingkungan persaingannya.
Apabila strategi ini berhasil dilakukan maka tujuan organisasi akan dapat tercapai. Strategi
ditentukan dan diformulasikan oleh manajemen tingkat atas dan diimplementasikan oleh
manajemen tingkat menengah dan tingkat bawah.

2. Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen (management control) adalah sistem untuk meyakinkan bahwa
organisasi telah menjalankan strategi yang sudah ditetapkan dengan efektif dan efisien.
Pengendalian manajemen merupakan tingkatan taktik (tactical level), yaitu bagaimana manajemen
tingkat menengah menjalankan taktik supaya perencanaan strategi dapat dilakukan dengan
berhasil. Taktik yang dijalankan biasanya bersifat jangka pendek, kurang atau sama dengan satu
tahun. Masing-masing manajemen bagian bertanggung jawab mengendalikan penggunaan sumber-
sumber daya di dalam organisasi dengan efisien dan efektif. Pusat-pusat
pertanggungjawaban(responsibility centers) merupakan komponen dari sistem pengendalian
manajemen, yang dapat berbentuk pusat biaya (cost center), pusat laba (profit center) dan pusat
investasi (investment center). Sasaran-sasaran (objectives) harus dipasang supaya sumber-sumber daya
menjadi optimal. Penetapan standar adalah penerapan sasaran-sasaran yang akan dicapai. Masing-
masing manajer pusat pertanggungjawaban mewujudkan strategi yang dirancang oleh manajemen
atas dengan cara mengendalikan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dari sasaran yang akan
dicapai. Di dalam pengendalian manajemen terdapat proses yang menunjukkan apa yang harus
dilakukan oleh manajer. Proses pengendalian manajemen terdiri dari tahapan pembuatan program
kerja (programming), penyusunan anggaran (budgeting), pelaksanaan dan pengukuran(operating and
measurement), serta pelaporan dan analisis (reporting and analysis).

3. Pengendalian Operasi
Pengendalian operasi (operational control) adalah sistem untuk meyakinkan bahwa tiap-tiap tugas
tertentu telah dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengendalian operasi ini merupakan
penerapan program yang telah ditetapkan di pengendalian manajemen. Pengendalian operasi
dilakukan di bawah pedoman proses pengendalian manajemen dan difokuskan pada tugas-tugas
tingkat bawah. Kegiatan-kegiatan dalam manajemen tingkat atas lebih menjurus ke perencanaan
jangka panjang dan penentuan-penentuan strategi. Lebih bawah tingkatannya, kegiatan
manajemen lebih menjurus ke hal-hal yang sifatnya terperinci dan operasional.

B. TIPE KEPUTUSAN MANAJEMEN


Pengambilan keputusan (decision making) adalah tindakan manajemen di dalam pemilihan
alternatif untuk mencapai sasaran. Kegiatan dilaksanakan setelah keputusan diambil. Keputusan
yang dilakukan oleh manajer tingkat bawah sifatnya adalah rutin dan berulang-ulang yang disebut
dengan istilah terprogram (programmed) atau keputusan terstruktur (structured decision). Terprogram
bukan berarti keputusan yang dibuat oleh komputer melalui suatu program komputer, tetapi
berupa suatu kumpulan prosedur yang dilakukan berulang-ulang. Keputusan pada tingkat yang
lebih tinggi sifatnya adalah lebih tidak terprogram atau lebih tidak terstruktur. Secara ringkas,
keputusan oleh manajemen dapat diklasifikasikan ke dalam tiga tipe, yaitu sebagai berikut ini.
1. Keputusan terprogram (programmed decision) atau keputusan terstruktur (structured decision).
2. Keputusan setengah terprogram (semi-programmed decision) atau keputusan setengah
terstruktur (semi-structured decision).
3. Keputusan tidak terprogram (nonprogrammed decision) atau keputusan tidak terstruktur(unstructured
decision).

1. Keputusan Tidak Terstruktur


Keputusan tidak terstruktur (unstructured decision) adalah keputusan yang tidak terjadi berulang-
ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk
pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia
dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat
penting di dalam pengambilan keputusan tidak terstruktur. Keputusan untuk bergabung dengan
perusahaan lain adalah contoh keputusan tidak terstruktur yang jarang terjadi.

2. Keputusan Setengah Terstruktur


Keputusan setengah terstruktur (semi-structured decision) adalah keputusan yang sebagian dapat
diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan tipe ini
seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yang terperinci.
Contoh dari keputusan tipe ini misalnya adalah keputusan membeli sistem komputer yang lebih
canggih. Contoh yang lainnya adalah keputusan alokasi dana promosi.

3. Keputusan Terstruktur
Keputusan terstruktur (structured decision) adalah keputusan yang berulang-ulang dan rutin sehingga
dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manajemen tingkat
bawah. Contoh dari keputusan tipe ini misalnya adalah keputusan pemesanan barang, keputusan
penagihan piutang.

Tipe Keputusan Manajemen


C. PERAN MANAJEMEN
Menurut Henry Mintzberg, ahli manajemen dari Kanada, manajer mempunyai beberapa
peran yang diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu peran hubungan
personal (interpersonal), peran informasi (informational), dan peran
keputusan(decisional). Peran interpersonal, yaitu peran hubungan personal dapat terdiri darifigur
kepala (figure head), pemimpin (leader) dan sebagai penghubung (liaison).Sebagai figur
kepala (figure head), manajer mewakili organisasi untuk kegiatan-kegiatan di luar organisasi.
Sebagai pemimpin (leader), manajer mengkoordinasi, mengendalikan, memotivasi dan
mendukung bawahan-bawahannya. Sebagai penghubung (liaison), manajer
menghubungkan personal-personal di semua tingkatan manajemen.
Peran informasi (informational), yaitu peran dari manajer sebagai pusat saraf(nerve
center) organisasi untuk menerima informasi yang paling mutakhir dan sebagai
penyebar (disseminator) informasi ke seluruh personal di organisasi. Peran informasi lainnya adalah
manajer sebagai juru bicara (spokesman) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang
informasi yang dimilikinya.
Peran keputusan (decisional) yang dilakukan oleh manajer adalah
sebagaientrepreneur, sebagai orang yang menangani gangguan (disturbance handler), sebagai orang
yang mengalokasikan sumber-sumber daya (resource allocator) organisasi dan sebagai
negosiator (negotiator) jika terjadi konflik di dalam organisasi.
Untuk menjalankan peranannya, manajer-manajer di organisasi membutuhkan sistem
informasi. Sistem-sistem informasi ini dapat digunakan oleh manajer-manajer untuk mendukung
kegiatan dan perannya.

D. GAYA KOGNITIF PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Pengambilan keputusan bukan proses satu aktivitas saja, tetapi melewati beberapa
aktivitas. Herbert Simon, ahli kognitif pemenang nobel, memperkenalkan empat aktivitas dalam
proses pengambilan keputusan, yaitu intelligence, design,
choicedan implementation. Tahap pertama, yaitu intelligence adalah tahap pengumpulan informasi
untuk mengidentifikasikan permasalahannya. Pada tahap pertama ini, informasi yang dikumpulkan
dapat diperoleh dari sistem informasi manajemen. Tahapkedua, yaitu design adalah tahap
perancangan solusi dalam bentuk alternatif-alternatif pemecahan masalah. Tahap kedua ini dapat
dilakukan dengan menggunakan decision
support system yang memberikan banyak alternatif pilihan solusi yang dapat dipilih.
Tahap ketiga, yaitu choice adalah tahap memilih solusi dari alternatifalternatif yang disediakan.
Tahap ini juga dapat dilakukan dengan memilih alternatif-alternatif solusi yang disediakan
oleh decision support system. Tahap keempat yaitu implementationadalah tahap melaksanakan
keputusan
dan melaporkan hasilnya.
Sistem-sistem informasi yang dapat digunakan untuk masing-masing tahap kegiatan
pengambilan keputusan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tahapan Pengambilan Keputusan dan Sistem lnformasinya


Tahapan Pengambilan Keputusan Sistem lnformasi

Intelligence Sistem informasi manajemen


Design Decision Support System
Choice Decision Support System
Implementation
DASAR-DASAR MANAJEMEN – PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Oleh : Dr. Hj. Retina Sri Sedjati, Apt., MM
A. Pengertian Pengambilan Keputusan
Setiap manajer atau pimpinan sebaiknya harus cekatan dalam mengambil keputusan
mengenai sesuatu masalah atau hal tertentu. Pengambilan keputusan (Desicion
making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil
setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan
dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat identifikasi
masalah utama, menyusun alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan
keputusan yang terbaik.
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli,
diantaranya adalah :

G.R. Terry :

Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan


kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.

Claude S. Goerge, Jr :

Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa
suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, pemilihan diantara
sejumlah alternatif.

Horold dan Cyril O’Donnell :

Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif


mengenai suatu cara bertindak yaitu ini dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat
dikatakan jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau
reputasi yang telah dibuat.

P. Siagian :

Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadapa suatu masalah,


pengumpulah fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.
Jadi, pengambilan keputusan adalah untuk memecahkan masalah melalui tahapan-tahapan
agar keputusan itu tepat sasaran dan diambil dalam rangka memecahkan masalah (problem
solving) suatu perusahaan atau lainnya.

B. Bentuk-Bentuk Pembuatan Keputusan (Desicion Making)


Pembuatan keputusan yaitu proses serangkaian kegiatan yang akan dilakukan dalam
penyelesaian suatu masalah. Pembuatan keputusan ini dilakukan oleh setiap jabatan dalam
organisasi. Manajer akan membuat keputusan yang berbeda dalam situasi dan kondisi yang
berbeda pula. Bentuk keputusan ini bisa berupa keputusan yang diprogram (Programmed
Decisions) atau tidak, bisa juga dibedakan antara keputusan yang dibuat dibawah kondisi
kepastian, resiko dan ketidakpastian.
Keputusan terprogram yaitu keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau
prosedur yang terjadi secara rutin dan berulang-ulang. Contoh : penetapan gaji pegawai,
prosedur penerimaan pegawai baru, prosedur kenaikan jenjang kepegawaian dan
sebagainya. Keputusan tidak terprogram (non-program med decision), yaiut keputusan
yang dibuat karena terjadinya masalah-masalah khusus atau tidak biasanya. Contoh :
pengalokasian sumber daya – sumber daya organisasi, penjualan yang merosot tajam,
pemakaian teknologi yang termodern dan lain sebagainya.
Keputusan dengan kepastian, resiko dan ketidakpastian, ini tergantung dari beberapa aspek
yang tidak dapat diperkirakan dan dipastikan sebelumnya, seperti reaksi pesaing,
perubahan perekonomian, perubahan teknologi, perilaku konsumen dan lain sebagainya.
Oleh karena itu ini terbagi dalam tiga jenis situasi, yaitu :

1. Kepastian (certainty), yaitu dengan diketahuinya keadaan yang akan terjadi diwaktu
mendatang, karena tersedianya informasi yang akurat dan responsibility.
2. Resiko (risk) yaitu dengan diketahuinya kesempatan atau probabilitas setiap
kemungkinan yang akan terjadi serta hasilnya, tetapi informasi yang lengkap tidak
dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.
3. Ketidakpastian (uncertainty), dimana manajer tidak mengetahui probabilitas yang
dimiliki serta tidak diketahuinya situasi yang akan terjadi diwaktu mendatang, karena
tidak mempunyai informasi yang dibutuhkan. Umumnya ini menyangkut keputusan yang
kritis dan paling menarik.
Menurut Davis, bentuk keputusan ada dua. Yang pertama keputusan terstruktur dan kedua
keputusan yang tidak terstruktur. Sedangkan bentuk keputusan lain berkisar diantara kedua
jenis tersebut. Menurutnya, keputusan terstruktur itu mempunyai aturan-aturan yang jelas
dan teliti, dipakai berulang-ulang, dapat diprogramkan sehingga mungkin didelegasikan
kepada orang lain dan dapat pula dikomputerisasi.

C. Proses Pembuatan Keputusan


 Pemahaman dan Perumusan Masalah
Manajer harus dapat menemukan masalah apa yang sebenarnya, dan menentukan bagian-
bagian mana yang harus dipecahkan dan bagian mana yang seharusnya dipecahkan.

 Pengumpulan dan Analisa Data yang Relevan.


Setelah masalahnya ditemukan, lalu ditentukan dan dibuatkan rumusannya untuk membuat
keputusan yang tepat.

 Pengembangan Alternatif
Pengembangan alternatif memungkinkan menolak kecenderungan membuat keputusan
yang cepat agar tercapai keputusan yang efektif.

 Pengevaluasian Terhadap Alternatif yang Digunakan


Menilai efektivitas dari alternatif yang dipakai, yang diukur dengan menghuungkan tujuan
dan sumber daya organisasi dengan alternatif yang realistis serta menilai seberapa bail
alternatif yang diambil dapat membantu pemecahan masalah.

 Pemilihan Alternatif Terbaik


Didasarkan pada informasi yang diberikan kepada manajer dan ketidaksempurnaan
kebijaksanaan yang diambil oleh manajer.

 Implementasi Keputusan
Manajer harus menetapkan anggaran, mengadakan dan mengalokasikan sumber daya yang
diperlukan, serta memperhatikan resiko dan ketidakpuasan terhadap keputusan yang
diambil. Sehingga perlu dibuat prosedur laporan kemajuan periodik dan mempersiapkan
tidakan korektif bila timbul masalah baru dalam keputusan yang dibuat serta
mempersiapkan peringatan dini atas segala kemungkinan yang terjadi.

 Evaluasi atas Hasil Keputusan


Implementasi yang telah diambil harus selalu dimonitor terus-menerus, apakah berjalan
lancar dan memberikan hasil yang diharapkan.
Dari tujuh proses pengambilan keputusan, dapat disimbulkan pada 6(enam) macam
pedoman umum dalam melakukan langkah-langkah itu, yaitu :

1. Definisikan masalah
2. Analisis sebab-sebab potensial
3. Identifikasi solusi yang memungkinkan
4. Pilih solusi terbaik
5. Susun rencana tindakan
6. Implementasi dan evaluasi
D. Keterlibatan Bawahan (Bottom Up) dalam Pembuatan Keputsan (Decision
Making)
Keterlibatan bawahan dalam pembuatan keputusan dapat bersifat resmi misal dengan
pembuatan kelompok, bisa juga bersifat tidak resmi misal dengan meminta gagasan dan
saran-saran. Pembuatan keputusan yang didasarkan pada sifat formal lebih efektif karena
banyak masukan-masukan pengetahuan yang lainnya. Karakteristik situasi keputusan dan
gaya pembuatan keputusan manajemen akan mempengaruhi dan menentukan apakah
pembuatan keputusan dilakukan secara kelompok atau tidak.

E. Metode Kuantitatif dalam Pembuatan Keputusan


Operasi organisasi semakin komplek dan mahal, sehingga semakin sulit dan penting
manajer dalam membuat rencana dan keputusan. Untuk itu diperlukan bantuan berbagai
teknik dan peralatan kuantitatif. Teknik dan peralatan kuantitatif pembuatan keputusan
dikenal dengan nama teknik management science dan operations research. Riset operasi
menggambarkan, memahami, dan memperkirakan perilaku berbagai sistem yang komplek
dalam kehidupan manusia. Tujuannya menyediakan informasi yang akurat.

Secara umum, terdapat dua pendekatan dalam pengambilan keputusan, yaitu pendekatan
kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif mengandalkan penilaian
subyektif terhadap suatu masalah, sedangkan pendekatan kuantitatif mendasarkan
keputusan pada penilaian obyektif yang didasarkan pada model matematika yang dibuat.
Jika anda meramalkan cuaca mendasarkan pada pengalaman, maka pendekatan yang
digunakan adalah kualitatif.

Namun, jika ramalan didasarkan pada model matematika, maka pendekatan yang
digunakan adalah kuantitatif. Keputusan penerimaan karyawan berdasar nilai tes masuk
adalah contoh lain pendekatan kuantitatif, sedang jika didasarkan pada hasil wawancara
untuk mengetahui kepribadian dan motivasi maka pendekatan yang dilakukan adalah
kualitatif.

Umumnya pendekatan kuantitatif dalam pengambilan keputusan yang menggunakan


model-model matematika. Matematika sudah ditemukan oleh manusia ribuan tahun yang
lalu dan telah bayak digunakan dalam banyak aplikasi. Salah satu aplikasi matematika
adalah untuk pengambilan keputusan. Sebagai contoh sederhana, bagaimana mengatur 50
kursi dengan ukuran tertentu kedalam sebuah ruangan dengan ukuran tertentu pula.
Dengan ukuran kursi dan ruangan, maka akan ditemukan cara terbaik untuk mengatur
kursi; apakah 5 baris kali 10 lajur, atau sebaliknya, semua tergantung ukuran ruangan yang
ada.

Untuk kasus yang lebih kompleks tentu saja dibutuhkan model matematika yang lebih
rumit. Telah banyak model analisis kuantitatif yang dikembangkan dalam pengambilan
keputusan. Semua metode kuantitatif akan mengkonversikan data mentah menjadi
informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan dari :

RAM MATERIAL -> ANALISIS KUANTITATIF -> INFORMASI YANG BERGUNA

Sebagai contoh, dalam memproduksi produk A dan B, menggunakan bahan baku X, Y, Z


diketahui keuntungan penjualan produk A dan B. Angka yang menunjukan banyak tiap
bahan yang tersedia dan keuntungan dari tiap produk adalah data mentah. Analisis
kuantitatif akan memproses data tersebut sehingga dihasilkan komposisi produksi (berapa
banyak produk A dan B diproduksi) yang menghasilkan untuk optimal. Hasil inilah yang
disebut dengan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan.

Langkah-langkah dalam pengambil keputusan


Mendefinisikan Masalah. Secara sederhana, masalah merupakan perbedaan (gap) antara
situasi yang diinginkan dengan kenyataan yang ada. Jika seorang mahasiswa ingin
memperoleh nilai A, tetapi ternyata hasil yang didapatkan kurang dari itu, maka mahasiswa
tersebut menghadapi masalah. Pada dasarnya, semua langkah pengambilan keputusan
dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi perbedaan yang ada antara yang
diharapkan dan yang terjadi.
Membuat Solusi. Solusi yang diambil dalam pendekatan kuantitatif dilakukan dengan
memanipulasi model dan dengan masukan data yang dihasilkan pada langkah sebelumnya.
Banyak metode yang bisa dilakukan dalam membuat solusi, seperti memecahkan
persamaan (model matematika) yang sudah dikembangkan sebelumnya, menggunakan
pendekatan trial and error dengan data masukan yang berbeda-beda untuk menghasilkan
solusi “terbaik”, atau menggunakan alogaritma atau langkah-langkah penyelesaian detail
khusus yang telah dikembangkan.
Apapun metode yang digunakan, solusi yang dihasilkan haruslah praktis (practical) dan
dapat diterapkan (implementable). Solusi “terbaik” yang dihasilkan harus tidak rumit dan
dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang ada.
Menguji Solusi. Untuk menjamin bahwa solusi yang dihasilkan merupakan yang terbaik,
maka pengujian harus dilakukan, baik pada model ataupun pada data masukan. Pengujian
ini dilakukan untuk melihat akurasi (accuracy) dan kelengkapan model dan data yang
digunakan. Untuk melihat akurasi dan kelengkapan data, data yang diperoleh dari berbagai
sumber dapat dimasukkan kedalam model dan hasilnya dibandingkan. Model dan data yang
akurat dan lengkap seharusnya menjamin konsistensi hasil. Pengujian ini penting dilakukan
sebelum analisis hasil dilakukan.
Menganalisis Hasil. Analisis hasil dilakukan untuk memahami langkah-langkah yang harus
dilakukan jika sebuah keputusan telah dipilih. Selanjutnya implikasi langkah-langkah yang
dilakukan juga harus dianalisis. Dalam langkah ini analisis sensitivitas (sensitivity
analysis) menjadi sangat penting. Analisis sensitivitas dilakukan dengan mengubah-ubah
nilai-nilai masukan model dan melihat perbedaan apa yang terjadi pada hasil. Dengan
demikian, analisis sensitivitas akan membantu untuk lebih memahami masalah yang
dihadapi dan kemungkinan-kemungkinan jawaban atas masalah tersebut.
Mengimplementasikan Hasil. Langkah implementasi ini dilakukan dengan menerapkan
hasil analisis kedalam proses-proses yang terdapat dalam perusahaan. Tidak kalah penting
dalam langkah ini adalah memonitor hasil dari penerapan solusi. Namun, perlu disadari
bahwa implementasi hasil analisis (solusi) bukanlah tanpa hambatan. Salah satu hambatan
yang mungkin dihadapi adalah bagaimana meyakinkan pihak manajemen bahwa solusi yang
ditawarkan merupakan yang terbaik dan akan memecahkan masalah yang ada. Dalam
kasus ini, analisis sensitivitas atas model yang dihasilkan sekali lagi dapat digunakan untuk
menjual solusi yang dihasilkan kepada pihak manajemen.

Anda mungkin juga menyukai