1. Karakteristik
Sambungan baut/mur bukan merupakan sambungan tetap, melainkan dapat di bongkar
Pasang dengan mudah. Beberapa keuntungan sambungan skrup/baut.
Mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menerima beban
Kemudahan dalam pemasangan
Dapat digunakan untuk berbagai kondisi operasi
Efisiensi tinggi dalam proses manufaktur
2. Proses Sambungan
Proses penyambungan ini dapat dilakukan dengan mengebor bagian plat yang akan
disambung sesuai dengan diameter baut dan mur yang akan digunakan.
3. Kegunaannya
Baut dan mur dapat digunakan untuk proses penyambungan antara dua bagian pelat.
B. Sambungan Keling/Rivet
1. Karateristik
Sambungan Paku keling ini merupakan sambungan tetap yang tidak bisa untuk
dibongkar pasang.
Mempunyai sambungan kekuatan dalam konstruksi baja dan konstruksi logam
ringan
Mempunyai sambungan kekuatan kedap dalam konstruksi ketel
Sebagai sambungan paku untuk kulit pelat
2. Proses Sambungan
1. Plat yang akan disambung dibuat lubang, sesuai diameter paku keling yang akan
digunakan. Biasanya diameter lubang dibuat 1.5 mm lebih besar dari diameter paku
keling.
2. Paku keling dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan disambung.
3. Bagian kepala lepas dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan disambung.
4. Dengan menggunakan alat atau mesin penekan (palu), tekan bagian kepala lepas
masuk ke bagian ekor paku keling dengan suaian paksa.
5. Setelah rapat/kuat, bagian ekor sisa kemudian dipotong dan dirapikan/ratakan.
6. Mesin/alat pemasang paku keling dapat digerakkan dengan udara, hidrolik atau
tekanan uap tergantung jenis dan besar paku keling yang akan dipasang.
3. Kegunaannya
Digunakan untuk menyambung plat dan batang profil. Sebagai sambungan paku
untuk kulit pelat, Sebagai sambungan kekuatan dalam konstruksi baja dan konstruksi
logam ringan dan sebagai sambungan kekuatan kedap dalam konstruksi ketel.
Pemakaian paku keling ini digunakan untuk : Sambungan kuat dan rapat, pada
konstruksi boiler( boiler, tangki dan pipa-pipa tekanan tinggi ). Sambungan kuat,
pada konstruksi baja (bangunan, jembatan dan crane ). Sambungan rapat, pada tabung
dan tangki ( tabung pendek, cerobong, pipa-pipa tekanan). Sambungan pengikat,
untuk penutup chasis ( mis ; pesawat terbang).
C. Sambungan LAS
1. Karakteristik
Sambungan Las ini merupakan sambungan tetap yang tidak bisa untuk dibongkar
pasang.
a) logam penyambung dan logam sambungan menyatu menjadi satu sehingga
sambungan lebih kuat dan kokoh.
b) Bentuk konstruksi sambungan lebih rapih
c) Konstruksi logam dengan sambungan las memiliki dimensi lebih kecil.
d) Sambungan las memiliki berat sambungan yang lebih ringan berkisar antara 1 –
1,5% dari berat total konstruksi mesin.
e) Luas penampang pada batang atau permukaan komponen tetap utuh karena tidak
perlu dilubangi seperti sambungan paku keling dan ulir, sehingga kekuatan
materialnya lebih kuat.
2. Proses Sambungan
Proses pengelasan berkaitan dengan lempengan baja yang dibuat dari kristal
besi dan karbon sesuai struktur mikronya, dengan bentuk dan arah tertentu. Lalu
sebagian dari lempengan logam tersebut dipanaskan hingga meleleh. Kalau tepi
lempengan logam itu disatukan, terbentuklah sambungan. Umumnya, pada proses
pengelasan juga ditambahkan dengan bahan penyambung seperti kawat atau batang
las. Kalau campuran tersebut sudah dingin, molekul kawat las yang semula
merupakan bagian lain kini menyatu.
Proses pengelasan tidak sama dengan menyolder di mana untuk menyolder
bahan dasar tidak meleleh. Sambungan terjadi dengan melelehkan logam lunak
misalnya timah, yang meresap ke pori-pori di permukaan bahan yang akan
disambung. Setelah timah solder dingin maka terjadilah sambungan. Perbedaan antara
solder keras dan lunak adalah pada suhu kerjanya di mana batas kedua proses tersebut
ialah pada suhu 450 derajat Celcius. Pada pengelasan, suhu yang digunakan jauh lebih
tinggi, antara 1500 hingga 1600 derajat Celcius.
3. Kegunaannya
Sambungan las adalah sambungan antara dua logam dengan cara pemanasan,
dengan atau tanpa logam pengisi. Sambungan terjadi pada kondisi logam dalam
keadaan plastis atau leleh. Sambungan las banyak digunakan pada: Konstruksi
baja, Ketel uap dan tangki, Permesinan
1. Karakteristik
Pateri/solder adalah sambungan tetap dan sebagai logam campuran, yang terbuat dari
campuran antara timah dan timbal dalam perbandingan yang berbeda. Perbandingan
ini biasanya ditandai pada berbagai jenis pateri yang tersedia.Pateri dengan
perbandingan lebih banyak timah/timbal, tidak akan meleleh seketika. Pateri jenis
50/50 mulai meleleh pada temperatur 1830C (3610F), tetapi belum meleleh
sepenuhnya sebelum temperatur mencapai 2160C (4200F). Di antara dua temperatur
ini, pateri berada dalam keadaan plastik atau semi-cair.Kisaran plastik pateri berbeda-
beda, bergantung pada rasio timah dengan timbal. Pateri dengan perbandingan 60/40
(60% timah / 40% timbal), kisarannya jauh lebih kecil daripada untuk pateri 50/50.
Pateri dengan rasio 63/37, yang dikenal sebagai pateri eutectic pada dasarnya tidak
memiliki kisaran plastik, dan meleleh hampir seketika pada temperatur 1830C (3610F).
2. Proses Sambungan
Solder juga mencakup proses di mana logam dilapisi atau disolder dengan timah.
Proses menyolder mencakup kisaran suhu 60°C – 440°C / 140°F – 825°F.
Solder digunakan dalam aplikasi elektronik, pipa, kabel listrik, kaca patri dan
sejumlah penggunaan industri dan komersial.
Dan dari sumber lain menyolder juga dapat diartikan sebagai cara penyambungan
bahan logam melalui proses pemanasan dengan bahan pengisi atau perekat (solder),
yang mempunyai titik lebur di bawah titik lebur bahan dasar yang akan disambungkan
(dilekatkan). Bahan dasar yang disambungkan pada proses ini tidak ikut melebur,
sambungan terjadi hanya akibat perekatan bahan solder pada bidang penyolderan.
Setelah menyelesaikan modul ini, diharapkan Peserta Diklat memiliki keterampilan
menyolder dengan kuningan dan atau perak.Contoh menyolder salas satunya adalah
menyolder Stainless Steel menggunakan fluk ke timah biasa.
3. Kegunaannya
NAMA :
ABDUL LATIEF RAMDHAN (1844290005)
BAMBANG TRI ATMOJO (1844290006)
TEGAR PRASSETYO (1844290002)