Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

IMPLEMENTASI KECERDASAN
BUATAN PADA BIDANG PERTAHANAN
DAN KEAMANAN

Nama : Dimas Patrya Wibowo


Nrp : 14517019

SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER


(STIKOM POLTEK CIREBON)
2019
Perkembangan pesat teknologi AI memasuki ranah militer dan pertahanan.
Perkembangannya pun harus sejalan dengan keselamatan peradaban manusia. Kebijakan
keamanan siber yang mendetil menjadi salah satu jawaban terkuat memasuki era senjata dengan
kecerdasan buatan.
Beberapa ahli di dunia sains dan teknologi seperti Stephen Hawking, Elon Musk serta Steve
Wozniak telah menyatakan dukungan melalui surat terbuka Future of Life Institute pada tahun
2015 terhadap larangan penggunaan senjata otonom tanpa sedikitpun kontrol manusia.
Para ahli, ilmuwan dan peneliti AI serta robotik sejak awal dekade ini memang telah menyoroti
potensi pelanggaran hukum dan moral yang mungkin dilakukan senjata otonom. Kemampuan AI
untuk beroperasi tanpa pengawasan operator manusia memungkinkan senjata otonom untuk
membuat keputusan hidup/mati tanpa persetujuan komando militer.
Mereka telah menghimbau PBB, setidaknya sejak 2015, untuk melarang senjata otonom
agar perlombaannya tidak terus berlangsung di kalangan negara maju. Perlombaan ini
diperkirakan akan memancing revolusi perang ketiga setelah penemuan mesiu dan bom nuklir.
Para penandatangan International Joint Conference on Artificial Intelligence (IJCAI) di
Melbourne pada 2015 seperti Elon Musk dan Steve Wozniak telah menyatakan senjata otonom
memiliki kesalahan moral mendasar. Mereka menganjurkan senajta otonom untuk dimasukkan
dalam daftar Convention on Certain Conventional Weapons PBB tahun 1983, bersama
dengan senjata kimia dan laser yang membutakan.
Selain kebijakan dan perjanjian internasional, kebijakan pertahanan nasional yang mendetil
menjadi salah satu jawaban terkuat memasuki era senjata dengan kecerdasan buatan. Kebijakan
ini mendukung pertahanan dengan kecerdasan buatan menangkal senjata otonom.
Perangkat kebijakan ini akan menentukan siapa saja yang bisa mengakses jaringan keamanan,
gawai atau alat apa saja yang terhubung dan faktor-faktor krusial lainnya. Infrastruktur
keamanan digital harus memiliki kemampuan memvalidasi data, perilaku, dan tujuan pengakses,
serta sanggup melancarkan respon otomatis terhadap serangan..
Implementasi terdekat dari bentuk senjata otonom hari ini adalah turet robot otomatis, tank
otonom, dan pesawat tanpa awak (drone). Dibanding senjata dan bom nuklir, senjata otonom
dengan AI memiliki ongkos produksi serta pengembangan yang relatif lebih murah. Kondisi ini
juga memungkinkan senjata otonom untuk diproduksi di pasar gelap.
Beberapa contoh senjata otonom adalah turet SGR-A1 produksi Samsung yang ditempatkan di
zona demiliterisasi Korea Selatan dan Utara. Samsung ini adalah turet pertama dengan sistem
otomasi total yang mampu melakukan fungsi pengawasan, pengenalan suara, pelacakan,
penembakan peluru serta granat. Purwarup SGR-A1 kini sudah tersedia untuk unit darat, laut dan
udara.
Britania Raya juga tidak ketinggalan mengembangkan senjata otonom seperti drone Taranis
produksi BAE Systems. Pesawat nirawak ini mampu beroperasi secara otonom antarbenua.
Pesawat seukuran BAE Hawk ini pertama kali diuji coba pada 2013 dan dijadwalkan siap
beroperasi secara penuh (menggantikan pesawat tempur GR4) pada 2030. Taranis merupakan
bagian dari masterplan Future Offensive Air System angkatan udara Royal Air Force.
Salah satu kekuatan militer terbesar di dunia, Amerika Serikat kini memiliki kapal perang
otonom, yaitu Sea Hunter produksi Vigor Industrial. Walau masih dalam pengembangan, kapal
ini resmi diluncurkan pada 2016 silam. Sea Hunter disebut sebagai senjata anti-kapal selam
termutakhir.
Angkatan bersenjata hingga saat ini menjadi donatur terbesar penelitian AI. Walau teknologi ini
dapat digunakan untuk membangun robot pembersih ranjau dan kendaraan logistik tanpa awak di
wilayah bencana, perkembangan AI dan robotik justru berujung pada senjata.
Menurut kajian “On banning autonomous weapon systems: human rights, automation, and
the dehumanization of lethal decision-making” oleh Peter Asaro di International Review of
the Red Cross Volume 94 Number 886 Summer 2012, senjata dengan kecerdasan buatan
berkemampuan otonom harus dilarang lantaran melanggar aspek moral dan legalitas. Penilaian
manusia tetap menjadi hal krusial di medan perang dan tanggungjawab ini tidak bisa
dipindahkan pada kecerdasan buatan.
Di tengah perlombaan senjata otonom dan AI, siapkah negara-negara di dunia, termasuk
Indonesia, memasuki era perang otonom, serta menyatakan larangan tegas atas penggunaan
kecerdasan buatan dalam perang.

Bentuk implementasi AI lainnya antara lain pada radar. Fungsi radar secara umum ialah
mendeteksi keberadaan benda di lingkungan dimana radar berada. Jarak jangkauan radar
bermacam-macam. Semakin berkembangnya teknologi kemampuan radar semakin canggih. Radar
saat ini dapat mendeteksi keberadaan awak yang tidak dikenal, dan menampilkan informasi yang
mendukung tentang benda yang ditangkap pada radar. Bentuk lain aplikasi sistem pakar dalam
pertahanan adalah pada pesawat tempur. Pesawat tempur memiliki kemampuan yang sangat
canggih. Pada persenjataanya dapat mengunci sasaran, rudal secara otomatis akan mengenai
sasaran yang telah ditunjuk. Pada sistem keamanan setiap perusahaan juga menerapkan sistem
pakar pada kasus otorisasi menggunakan sidik jari, pemindai retina, bahkan suara.

Sistem memiliki data pada database, setiap input yang dimasukkan akan dicocokkan pada
database apakah user memiliki hak untuk menggunakan sesuatu yang dilindungi oleh alat ini. Alat
ini biasanya menggunakan sensor yang canggih. Tetapi kendala yang dihadapi kasus ini adalah
kemiripan ciri yang dimiliki seseorang sehingga mungkin saja orang yang memiliki kemiripan
akan dapat menggunakan fasilitas yang dilindungi. Kemiripan inilah yang menjadikan kendala
pada perkembangan di bidang ini.

Keuntungan penggunaan sistem pakar pada bidang ini adalah:

1. Mempertahanan sebuah instansi atau bahkan Negara.

2. Membantu dalam sistem keamanan yang terbatas dapat dilakukan oleh manusia.

3. Mengurangi penyalahgunaan alat yang penting.

Kerugian penggunaan sistem pakar pada bidang ini:

1. Penyalahgunaan dari kelemahan sistem ini akan berakibat fatal.

2. Tingkat keamanan harus sangat diutamakan.

3. Rawan penjebolan.

Anda mungkin juga menyukai