Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PIF

BISAKODIL SUPPOSITORIA
I. Nama Bahan Obat :

 Farmakope Indonesia Edisi V 2013


“ Suppusitoria bisakodil Mengandung bisakodil, C22H19NO4, tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket.”

 Martindale The Extra Pharmacopoeia


“ Suppositories containing bisacodyl in a suitable basis.M.p.32 0 to
360 ; in tropical and sub tropical countries, 550 or below. Unless
otherwise specified, suppositories each containing 10mg of
bisacodyl are supplied. Store in a cool place. U.S.N.F. usual
strength : 10 mg”
Terjemah : “ Suppositoria yang mengandung bisakodil cocok di
negara tropis 320 - 360 dan sub tropis dibawah 550. Spesifik
suppositoria setiap kandungannya mengandung 10mg suplai
bisakodil.Simpan ditempat yang sejuk.Kekuatan Normal 10mg.”

II. Nama Produk :


 Dulcolax Suppositoria
Indikasi : Sembelit, menghilangkan rasa nyeri pada buang air
besar, seperti hemoroid, sebelum dan sesudah operasi, persiapan
untuk barium enema, persiapan usus besar untuk
protoksigmoidoskopi.
 Custodiol suppositoria
Indikasi : Konstipasi, persiapan untuk pemeriksaan diagnostik,
terapi sebelum dan sesudah operasi dan pada kondisi yang
membutuhkan defekasi.
 Stolax
Indikasi : konstipasi akut atau kronik, membersihkan usus besar
sebelum operasi, pemeriksaan lab atau radiologi.
III. Bentuk Sediaan,Kekuatan Sediaan, dan Rute Pemberian
 Bentuk sediaan : Suppositoria
 Kekuatan Sediaan :
Anak-anak usia >12 tahun hingga dewasa : 10 mg, 1x1
Anak-anak usia <10 : 5 mg, 1x1

 Rute pemberian :
1. Cucilah tangan sampai bersih dengan air dan sabun.
2. Sebelum dikeluarkan dari wadah, jika suppositoria terasa melunak
simpan di kulkas atau rendam dengan air dingin selama beberapa
saat untuk mengeraskan nya kembali.
3. Buka wadah pembungkus suppositoria.
4. Jika diminta menggunakan hanya setengahnya, maka potong
dibagian tengah dengan rata menggunakan pisau yang tajam.
5. Bagian ujung suppositoria (yang runcing) dilumasi dengan ditetesi
sedikit air.
6. Diperbolehkan menggunakan sarung tangan bersih jika ingin.
7. Atur posisi tubuh berbaring menyamping dengan kaki bagian
bawah diluruskan sedangkan kaki bagian atas ditekuk ke arah perut
(seperti memeluk guling)
8. Angkat bagian atas dubur untuk menjangkau bagian rektal.
9. Masukkan suppositoria (bagian yang runcing, yang diarahkan ke
dubur), tekan dan tahan dengan jari telunjuk sampai betul betul
masuk ke bagian otot sfinkter rektum (sekitar ½ - 1 inci dari lubang
dubur). Jika tidak dimasukkan sampai ke bagian otot sfinkter
rektum, suppositoria ini akan terdorong keluar lagi dari lubang
dubur.
10.Tahan posisi tubuh tetap berbaring menyamping dengan kedua kaki
menutup selama kurang lebih 5 menit untuk menghindari
suppositoria terdorong keluar.
11.Buang wadah suppositoria yang sudah terpakai dan kembali cuci
tangan sampai bersih.

IV. Karakteristik Fisik Bahan Obat


Bentuk : peluru

Warna : putih
Bau :

Rasa :

V. Farmakoterapi :
 Golongan obat : Obat Pencahar
 Jenis Terapi : Peransang dinding usus besar

VI. Kategori Perundang-undangan


UNDANG–UNDANG OBAT KERAS
(St. No. 419 tgl. 22 Desember 1949)

Pasal 1
1. “Obatan-obatan W” : Obat-obat keras yang oleh Sec.V.St.
didaftar pada daftar peringatan ( warschuwing; daftar W).

Pasal 2
1. Sec. V. St. mempunyai wewenang untuk menetapkan bahan-bahan
sebagai obat-obat keras.
2. Penetapan ini dijalankan denganb menempatkan bahan-bahan itu pada
suatu daftar G atau daftar W.
3. Daftar G dan W beserta tambahan-tambahannya diumumkan oleh Sec. V.
St. dalam Javase-Courant.
4. Penetapan ini dianggap telah berlaku untuk/Jawa dan madura mulai hari
yang ke 30 dan untuk daerah-daerah lain di Indonesia mulai hari yang ke
100 setelah pengumuman dari daftar-daftar dan tambahan-tambahan di
javase Courant.

Pasal 4
1. Penyerahan, persediaan untuk penyerahan dan penawaran untuk
penjualan dan bahan-bahan W, demikian pula memiliki bahan-bahan ini
dalam jumlah sedemikian rupa sehingga secara normal tidak dapat
diterima bahwa bahan-bahan ini hanya diperuntukan pemakaian pribadi,
adalah dilarang, larangan ini tidak berlaku untuk Pedagang-pedagang
Besar yang diakui, Apoteker-apoteker, Dokter-dokter, yang memimpin
Apotek, Dokter hewan dan Pedagang kecil yang diakui di dalam daerah
mereka yang resmi.
Pasal 6

1. Mereka yang ingin menjad pedagang kecil diakui harus memasukkan


permohonan izin tertlis kepada Pemerintah setempat. Baik permintaan
untuk izin maupun izinnya sendiri dibebaskan dari meterai. Izin ini berisi
nama yang bersangkutan dan tidak boleh dipindahkan kepada orang lain
dan hanya berlaku untuk tempat atau daerah yang tertera dalam izin
tersebut . izin ini batal dengan meninggalnya pemegang izin atau dengan
kepindahannya dari daerah dimana izin berlaku. Jika izin diberikan
kepada rechtspersoon, maka izin batal pada saat batalnya rechtspersoon
dari tempat atau daerah, dimana izin berlaku. Sebelum memutuskan
permintaan permohonan, pemerintah setempat mohon nasehat dari kepala
Dinas Kesehatan dari wailayah dimana yang bersangktan hendak menjual
obat-obat W.
2. Izin yang dimaksudkan pada Ayat yang pertama dapat ditolak dengan
diberitahukan alasannya, atau dapat diikat dengan ketentuan-ketentuan
tertentu atau dapat diberikan untuk hanya beberapa obat-obat W yang
tertentu.
3. Izin yang telah diberikan oleh kepala Pemerintah setempat setelah
diperoleh saran-saran dari kepala Kesehatan dalam ayat 1 dapat dicabut
dengan suatu keputusan di mana dinyatakan alas an-alasannya, atau dapat
diikat dengan ketentuan tertentu atau suatu jangka waktu yang tertentu
atau dapat dibatasi kepada hanya obat-obat W yang tertentu.

Pasal 8

1. Pada penyerahan kepada konsumen dari obat-obat W oleh penjual harus


diserhkan suatu peringatan tertlis dengan bentuk, warna, etiket, dan cara
menempelkan diatas bungkusan khusus atas petunjuk dari Sec. V. St. Dan
berlainan untuk setiap jenis obat.
2. Sec.V.St. berwenang untuk menentukan bahwa penyerahan kepada para
konsumen dari oabta-obat G dan W hanya dapat dilaksanakan dalam
jumlah yang tertentu.

Pasal 9

1. Mereka yang mempunyai persediaan bahan G dan W untuk menyerahkan


pada saat tersebut pada pasal 2 Ayat 4 dan berdasarkan Ordonansi ini
tidak berwenang atau dinayatakn tidak berwenang untuk penyerahan
bahan – bahan ini diwajibkan dalam jangka waktu 3 bulan setelah saat
tersebut memberitahukan persediaan ini kepada Pemerintah setempat di
dalam resort mana obat-obat ini terdapat bersama daftar jumlah terperinci
dari obat-obat itu.
VII. Rekomendasi Cara Penyimpanan
 Farmakope Indonesia Edisi V 2013
Wadah dan penyimpanan : “ Dalam wadah tertutup baik , pada suhu tidak
lebih dari 300.
 Martindale The Extra Pharmacopeia
“Simpan ditempat yang sejuk”

VIII. Bentuk Sediaaan dan Rute Pemberian lain

Anda mungkin juga menyukai