Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Ibu Oeke Yunita pada mata kuliah Biologi Sel tentang bab organel sel.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Oeke Yunita, selaku dosen
Biologi Sel yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
Penulis
i
Daftar isi
Kata Pengantar ..................................................................................................................... i
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Tinjauan Pustaka Umum ..................................................................................... 1
Retikulum endoplasma merupakan perluasan selubung nukleus yang terdiri dari
jaringan (reticulum = 'jaring kecil') saluran bermembran dan vesikel yang saling
terhubung. Terdapat dua bentuk retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma
kasar dan retikulum endoplasma halus. Retikulum endoplasma kasar disebut demikian
karena permukaannya ditempeli banyak ribosom. Ribosom yang mulai mensintesis
protein dengan tempat tujuan tertentu, seperti organel tertentu atau membran, akan
menempel pada retikulum endoplasma kasar. Protein yang terbentuk akan terdorong ke
bagian dalam retikulum endoplasma yang disebut lumen. Di dalam lumen, protein
tersebut mengalami pelipatan dan dimodifikasi, misalnya dengan penambahan
karbohidrat untuk membentuk glikoprotein. Protein tersebut lalu dipindahkan ke
bagian lain sel di dalam vesikel kecil yang menyembul keluar dari retikulum
endoplasma, dan bergabung dengan organel yang berperan lebih lanjut dalam
modifikasi dan distribusinya. Kebanyakan protein menuju ke badan Golgi, yang akan
mengemas dan memilahnya untuk diantarkan ke tujuan akhirnya. Retikulum
endoplasma halus tidak memiliki ribosom pada permukaannya..................................... 1
Retikulum endoplasma halus berfungsi, misalnya, dalam sintesis lipid komponen
membran sel. Dalam jenis sel tertentu, misalnya sel hati, membran retikulum
endoplasma halus mengandung enzim yang mengubah obat-obatan, racun, dan produk
sampingan beracun dari metabolisme sel menjadi senyawa-senyawa yang kurang
beracun atau lebih mudah dikeluarkan tubuh. ................................................................ 2
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB II................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3
2.1 Struktur anatomi reticulum endoplasma ............................................................. 3
2.1.1 Retikulum endoplasma kasar ( REK ) ................................................................ 6
2.1.2 Retikulum endoplasma halus ( REH ) ................................................................ 7
2.2 Keterkaitan Struktur Retikulum Endoplasma Dengan Fungsi-Fungsinya Dalam Sel
Enzim .............................................................................................................................. 8
BAB III ............................................................................................................................. 20
KESIMPULAN ................................................................................................................. 20
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 21
Lampiran ........................................................................................................................... 22
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tinjauan Pustaka Umum
kasar (REK) yang pada dindingnya tertempel ribosom dan RE halus (REH).
ke bagian lain sel di dalam vesikel kecil yang menyembul keluar dari
1
tujuan akhirnya. Retikulum endoplasma halus tidak memiliki ribosom pada
permukaannya.
komponen membran sel. Dalam jenis sel tertentu, misalnya sel hati, membran
racun, dan produk sampingan beracun dari metabolisme sel menjadi senyawa-
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
bermembran yang disebut sisterna (dari kata Latin cisterna, penampung cairan).
ruang diantara kedua membran pada membran nucleus tersambung dengan lumen
RE. Membran RE memiliki ketebalan 4 nm (10-9 m), lebin tipis dari membrane
sel. Susunan membrane RE terdiri dari lipoprotein, secara umum sama dengan
membran lainnya.
tetapi jumlah maupun jenisnya bervariasi. Misalnya pada pancreas lebih banyak
pada beberapa sel berbeda, pada sel-sel pancreas misalnya sangat rapat dengan
reticulum endoplasma sedang pada sel-sel tumbuhan tingkat tinggi hanya sedikit.
3
Jumlah total dan proporsi antara reticulum endoplasma kasar dan reticulum
1. Bentuk pipih (lamelar), yang terdiri atas susunan sejumlah kantung membran
yang pipih. Ribosom pada membran RE yang berbentuk lamelar tidak merata
menunjukkan sifat yang dinamik dari RE dan mempunyai hubungan erat dengan
cytocavitary).
Pada umumnya membran RE merupakan model mozaik cair yang terdiri dari lipid
retikulum endoplasma terdiri atas lipida 30% dan protein 70%. Dengan demikian
rasio protein terhadap lemak lebih tinggi dan konsentrasi kolestrol lebih rendah
4
dari membrane plasma. langsung dengan selimut nukleus atau nuclear envelope.
Komposisi kimia membran retikulum endoplasma terdiri atas lipida 30% dan
protein 70%. Dengan demikian rasio protein terhadap lemak lebih tinggi dan
konsentrasi kolestrol lebih rendah dari membrane plasma. Jumlah protein yang
lebih besar menyebabkan strukturnya lebih stabil dari membrane plasma, oleh
sebab itu RE mempunyai sifat yang kurang cair. Protein membrane reticulum
sedikit dibandingkan membrane sel atau dengan kata lain rantai asam lemak
fosfolipid membrane reticulum endoplasma lebih pendek dan banyak yang tidak
jenuh.
Hal ini menyebabkan perpindahan kearah lateral menjadi lebih mudah daripada
membrane sel.
5
pembawa electron. Enzim yang terdapat di membrane reticulum endoplasma
dan glikoprotein sedangkan molekul pembawa electron antara lain sitokrom P450
endoplasma ini sangat bervariasi seiring dengan jenis sel dan keadaan fisilogis sel
insulin, retikulum endoplasma sel acini pancreas berisi hydrolase dan protein yang
endoplasma ini akan mensintesis protein terlarut dan protein integral membrane.
6
ditranspor ke badan golgi, lisosom, membrane plasma. Jadi peran RE dalam hal
mula-mula terjulur ke dalam lumen RE kasar dan kemudian kelaur lagi sebelum
dengan cara yang lebih mejemuk daripada menjahit. Fospolipid 6 membran dan
kolesterol juga tergabung dalam RE kasar. Daerah sitoplasma yang basofil yang
Basofilia yang khas ini disebabkan oleh sejumlah besar partikel-partikel kecil dari
dari reticulum endoplasma kasar adalah berupa lembaran tipisyang terdiri dari 2
membran bersatu pada bagian tepi masing masing dan dibatasi oleh suatu cavite
berbentuk kantong yang aplatis (sakulus). Letak dan jumlah dari sakulus
ribosom. REH ini banyak terdapat pada sel yang terutama berfungsi untuk
7
metabolism lemak, misalnya sel-sel yang mensintesis hormon steroid dari
kolesterol yang terjadi pada sel-sel adrenal bagian korteks. RE halus berfungsi
obat dan racun yang larut dalam air. Didalam reticulum endoplasma halus juga
khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot
8
lemak, sintesis fosfolipid dan steroid, glikosiltransferase yang berperan sebagai
Permukaan
tunggal).
metabolic
9
komunikasi sel-sel, perbaikan asam
transportasi membrane
glikosiltransferase Sitoplasma
glikoprotein
glikoprotein
GDP- Sitoplasma
manosiltransferase
fosfat
fosfat
10
Fungsi Retikulum Endoplasma terkait dengan struktur yang dimiliki meliputi:
1. Biosintesis protein
ini berupa protein transmembrane dan protein terlarut air. Protein transmembrane
organel. Sementara itu protein terlarut air secara keseluruhan diangkut melalui
endoplasma.
reseptor. Reseptor pertama untuk mengenali ribosom subunit besar yang akan
terdapat kodon untuk polipeptida isyarat. Penerjemahan ini terjadi di sitosol yang
mempunyai molekul pengenal isyarat (SRP= signal recognition particle). SRP ini
akan mengikat polipeptida isyarat segera setelah terbentuk. Kompleks SRP dan
polipeptida isyarat ini akan segera mengikatkan diri pada reseptornya yang
11
terdapat di membrane reticulum endoplasma. Uraian proses sintesis protein di
protein dengan mengikat subunit ribosom, (2) segmen pertama dari polipeptida
yang baru diterjemahkan dari ribosom adalah sinyal N-terminal, (3) akibat
sinyalnya akan menembus membrane RE dan masuk ke dalam ruang RE. (5)
sinyal didegradasi oleh enzim peptidase di dalam membrane RE. (6) setelah
disintesis lengkap, subunit ribosom terlepas dari MRNA dan lepas dari RE.
mRNA dibebaskan atau terikat pada membrane RE dengan ribosom lain untuk
sangat tidak stabil dan rentan terhadap perubahan panas, garam, deterjen dan
pelarut organic lainnya. Protein yang melewati jalur sekresi pada umumnya
distabilkan oleh satu atau dua ikatan disulfide. Untuk menjadi protein yang
fungsional polipeptida harus difolding dalam struktur tiga dimensi. Folding dan
12
Protein yang terfolding sempurna akan menjadi protein fungsional, sedangkan
Isomerase (PDI) yang berfungsi mengkatalisis ikatan disulfide yang salah menjadi
tepat dan Peptidil Propil Isomerase (PPI) yang berfungsi mengkatalisis ikatan
protein melalui ikatan kovalen silang dua residu cystein. Pembentukan disulfida
kadang- kadang bersifat error-prone, terutama pada tahap awal folding, dan
setiap disulfida yang mispair harus di hancurkan dan dibentuk kembali dengan
terjadi pada pengeluaran protein dari lumen RE ke Golgi. Sehingga protein yang
dirakit menjadi protein non-natif, serta agregat dengan berat molekul tinggi akan
sampah” ini akan menjadi masalah bila kita ingin merekayasa sel untuk
tersebut mungkin akan cenderung mengalami pelipatan yang salah karena jumlah
13
dari faktor pelipatan atau modifikasi pasca translasi terlalu rendah untuk
dihasilkan akan angkut oleh vesikel transpor ke membran sel, membrane aparatus
golgi, dan membran pada lisosom. Sedangkan fosfolipida untuk membran organel
hormone steroid dan asam empedu. Sintesis kolestrol sangat kompleks yang
didekat dan pada RE, sedangkan hormone steroid diproduksi dengan enzim-
enzim yang sebagian berada pada mitokondria dan sebagian lagi pada RE. karena
2.3. Identifikasi ekspresi glikokonjugat pada jaringan limfonodus sapi bali yang
14
Lektin adalah protein non immune yang tersebar luas di alam serta dapat
tumbuhan dan hewan yang dapat berikatan secara spesifik dengan residu
glikokonjugat pada permukaan sel ( Lis dan Sharon, 1993.,vorki, 1993). Semua
molekul lektin memiliki dua atau lebih tempat ikatan dengan karbohidrat, oleh
dan bereaksi dengan struktur glikoprotein atau glikolipid pada keadaan fisiologo
maupun patologi ( Spicer dan Schulte, 1992., Danguy et aL, 1994). Terganggunya
glikolisasi pada suatu sel mengindikasikan adanya suatu keadaan patologi pada
organ.
yang terjadi pada reticulum endoplasma dan badan golgi dengan bantuan enzim
yang menyerang sapi bali adalah penyakit jembrana. Virus penyakit jembrana
hanya menyerang limfosit jenis tertentu, yaitu diduga kuat sebagai limfosit T
subkutan ( Wilcox1997).
15
Histokimialektin
terinfeksi dan tidak terinfeksi virus penyakit jembrana pada jaringan limfonodus
Perlakuan Lektin
Hewan Coba
Con A PNA WGA UEA-1 SNA
Jembrana
permukaan sel limfosit sapi bali yang terinfeksi dan tidak terinfeksi virus
hypogea ( pna ) dan ulexs europaeus (UEA) pada permukaan sel limfosit sapi bali
yang terinfeksi dan tidak terinfeksi virus penyakit jembrana. Reaksi ikatan lektin
16
Tempat ikatan yang umum antara protein dengan rantai oligosakarida
terjadi pada grup kamida dari asam amino asparagine. Ini dikenal sebagai
Hubungan pada gugus hidroksil asam amino serin atau theorenin menghasilkan O
proses yang kompleks yang terjadi pada tiga lokasi yang berbeda di dalam sel
menembus dinding membran, di dalam lumen selanjutnya empat manosa dan tiga
pemotongan terhadap tiga glukosa dan satu manosa pada rangkaian protein oleh
komplek yang terdiri dari satu molekul fukosa, tigal galaktosa dan asamsialat.
17
Kelainan pada biosintesis glikoprotein berhubungan erat pada mekanisme
infeksi ( Spiro, 2003). Deteksi reaksi lektin Canavalia ensiformis (Con A) pada
permukaan sel limfosit jaringan limfonodus sapi bali yang terinfeksi dan tidak
intensitas kuat pada sapi yang tidak terinfeksi virus jembrana dan intensitas lemah
pada sapi terinveksi virus penyakit jembrana. Adanya ikatan ini juga
menunjukkan bahwa pada sel limfosit sapi bali ditemukan adanya manosa (Man)
dan glukosa (Glc). Deteksi reaksi lektin Triticum vulgaris (PNA) pada permukaan
sel limfosit jaringan limfonodus sapi bali yang terinfeksi dan tidak terinfeksi virus
menunjukkan bahwa pada sel limfosit sapi bali tidak ditemukkan adanya N-
lomfosit menunjukan intensitas kuat pada sapi yang tidak terinfeksi virus penyakit
jembrana dan intensitas lemah pada sel limfosit sapi bali ditemukan adanya N-
limfotsit jaringan limfonodus sapi bali yang terinfeksi dan tidak terinfeksi dan
bali tidak ditemukan adanya L-fukosa. Deteksi reaksi lektin Sambucus nigra
(SNA) pada permukaan sel limfosit jaringan limfonodus sapi bali yang terinfeksi
18
dan tidak terinfeksi virus limfonodus penyakit jembrana menunjukan adanya
ikatan. Ikatan antara lektin SNA dengan glikonjugat pada permukaan sel limfosit
menunjukan intensitas kuat pada sapi yang tidak terinfeksi virus jembrana dan
intensitas lemah pada sapi yang terinfeksi virus penyakit jembrana. Lemahnya
ekpresi ikatan lektin Canavalia ensiformis (Con.A), Arachis hypogea (WGA) dan
Sambucus nigra (SNA) pada permukaan sel limfosit jaringan limfonodus sapi bali
ikatan lektin pada permukaan sel limfosit sapi bali yang tidak terinfeksi virus
Pada penelitian ini tidak diketahui dimana didalam sel proses biosintesis
glikoprotein tersebut mengalami hambatan. Hasil penelitian ini juga juga sesuai
dengan temuan lanteri et al. (2003) yang melaporkan bahwa terjadi perubahan
atau gangguan pada biosintesis glikoprotein pada permukaan sel khususnya asam
sialat pada permukaan sel limfosit yang terinfeksi oleh human immunodeficiensy
virus (HIV tipe 1). Hal yang sama juga ditemukan oleh Gary et al. (1997) yang
yang menyimpang. Penurunan daya tahan tubuh juga terjadi pada sapi yang
terinfeksi virus penyakit jembrana yang ditandai oleh tertekannya respon imun
humoral setelah ditantang dengan ovalbumin ayam dan Brucella abortus strain 19
19
BAB III
KESIMPULAN
a. Biosintesis protein
SNA dapat diketahui bahwa pada permukaan sel limfosit sapi terinfeksi dan
glukosa, N-asetil glukosamin dan asam sialat atau karbohidrat dari kelompok
pada permukaan limfosit sapi bali yang diinfeksi oleh virus penyakit
jembrana.
20
Daftar Pustaka
Subagiartha,SpAn.KAKV.,SH
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/f4ef046ce45021f1
a9cb18b4b5fffc09.pdf
21
Lampiran
22
23
24