TINDAKAN RESTRAIN
DISUSUN OLEH :
Ambar Rusnadi
Andi Aprizal
DOSEN PEMBIMBING :
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya peneliti telah dapat menyelesaikan makalah Keperawatan bencana ini
dengan judul “TINDAKAN RESTRAIN PADA KLIEN JIWA” Shalawat dan salam
peneliti hantarkan keharibaan junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW, yang
telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam Penyusunan makalah ini penulis banyak menemukan hambatan dan
kesulitan, tetapi berkat adanya bimbingan, pengarahan dan bantuan dari semua pihak,
makalah ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Setio Budi
Rahardjo,S.Kep,M.Kep, selaku pembimbing yang telah memberi arahan dan saran
serta bimbingan selama penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari titik
kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran untuk
kesempurnaan makalah ini
Akhir kata penulis memanjatkan doa semoga Allah SWT selalu melimpahkan
rahmat-Nya. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
5
yang memiliki retardasi mental. Ketika keamanan pasien atau orang
lain yang terlibat dalam perawatan dapat terancam tanpa pengendalian
fisik (restraint). Sebagai bagian dari suatu perawatan ketika pasien
dalam pengaruh obat sedasi.
6
serta memastikan integritas kulit dan status neurovaskular pasien tetap
dalam keadaan baik.
Intervensi restrain dibatasi waktu yaitu: 4 jam untuk klien berusia >18
tahun, 2 jam untuk usia 9-17 tahun, dan 1 jam untuk umur <9 tahun. Evaluasi
dilakukan 4 jam untuk klien >18tahun, 2 jam untuk pasien-pasien dan usia 9-
17 tahun. Waktu minimal reevaluasi oleh dokter adalah 8 jam untuk usia >18
tahun dan 4 jam untuk usia <17 tahun. Selama restrain klien di observasi tiap
10-15 menit, dengan fokus observasi: Tanda-tanda cedera yang berhubungan
dengan restrain : Nutrisi dan hidrasi sirkulasi dan rentang gerak eksstremitas
tanda penting kebersihan dan eliminasi status fisik dan psikologis kesiapan
klien untuk dibebaskan dari restrain.
7
Alat restrain bukan tanpa resiko dan harus diperiksa dan di
dokumentasikan setiap 1-2 jam untuk memastikan bahwa alat tersebut
mencapai tujuan pemasangannya, bahwa alat tersebut dipasang dengan benar
dan bahwa alat tersebut tidak merusak sirkulasi, sensai, atau integritas kulit.
8
2.3 Jenis-jenis Restrain
2. Restraint Jaket
3. Papoose board
9
penggunaan alat ini adalah untuk menjaga supaya pasien pasien tidak
terluka saat mendapatkan perawatan.
10
tidur, karena jika penghalang tersebut diturunkan akan mengganggu
ekstremitas yang sering disertai sentakan tiba-tiba yang dapat
menciderai pasien.
6. Restraint siku
7. Pedi-wrap
11
membuka mulutnya, supaya tidak terjadi dislokasi
temporomandibular. Sebagai tambahan, dokter gigi harus
memindahkan molt mouth prop dari mulut pasien setiap sepuluh
hingga lima belas menit agar rahang dan mulut pasien
dapat beristirahat.
Molt mouth gags juga merupakan salah satu alat bantu yang
dapat digunakan untuk menahan mulut pasien.
12
Pengendalian fisik dengan bantuan orang tua pasien
pengendalian fisik dengan bantuan orang tua sebenarnya sama
dengan pengendalian fisik dengan bantuan tim medis (tenaga
kesehatan). Hanya saja peran perawat digantikan oleh orang tua pasien
pasien. Cara pengendalian dengan menggunakan bantuan orang tua
lebih disukai pasien apabila dibandingkan dengan menggunakan
bantuan tim medis, sebab pasien lebih merasa aman apabila dekat
dengan orang tuanya.
13
2.5 Peranan Pemerintah Dalam Menangani ODGJ
b. Penangulangan Pemasungan
14
4. meningkatkan upaya promotif bagi masyarakat dalam hal kesehatan jiwa
agar masyarakat mengetahui masalah kesehatan jiwa, dilakukannya berbagai
upaya untuk mencegah dan menangani masalah kesehatan jiwa, menghargai
dan melindungi ODGJ, serta memberdayakan ODGJ.
15
BAB III
ROLE PLAY
16
Perawat 1: Ada apa di rumah?? Apa yang membuat bang Andi marah dan
sering memukul orang?
Pasien : Lha aku kan cuma membela diri, (menoleh pada keluarga) sudah aku
mau pulang mak, aku gak mau disini. (Berusaha berlalu)
Emak : Heh, kamu mau kemana?
Pasien : Pulang!!!! (dengan nada tinggi dan melotot, sambil memukul ibunya)
Melihat itu perawat pun mulai menyiapkan alat restrain
Perawat 1: sus, tolong siapkan alat-alat restain. Panggil perawat lainnya juga.
Tahap Orientasi
17
Disisi lain pasien meraung-raung dengan agresif.
Pasien : “Aku nggak gila, kalian semua yang gila”, (terus meraung)
Satpam : boleh saya ikut bantu sus?
Perawat 1 : iya silahkan
Perawat lain beserta satpam mulai melakukan tahap restain kepada pasien
Tahap Kerja
18
Tahap Terminasi
Perawat 1: Mas andi, ibu. ini merupakan metode restrain, ini metode kami
sebagai tenaga kesehatan untuk menenangkan mas sumanto agar mas sumanto
tidak memukul orang lagi. Jadi mas andi terutama ibu tidak perlu khawatir.
Emak : oh iya ya,
Perawat 2: Nanti restrain ini akan dilepas, apabila mas andi tidak memukul
orang lagi. (Berbicara dengan andi)
Perawat 2: Bu, sejenak saya akan mengajak ibu untuk melengkapi data – data
mas andi yang belum tuntas tadi.ayo bu mari saya antar,
Perawat 3: assalamualaikum, mari bu silakan duduk.
Emak : iya...
Perawat 3 : tadi saya liat pada anamnesenya dikatakan kalo mas andi ini
sering ngamuk sendiri sampei meresakan warga, setelah mengamuk, apakah
ms sumanto merasa bersalah/ merendahkan diri?
Emak : iya sus, anak saya itu kalau habis mengamuk,suka merendahkan
dirinya sendiri. Kadang dia bilang gini “aku tidak berguna, aku gak bisa
bahagiain pacarku dll”. Ya pokoknya dia suka ngomong2 seperti itu sendiri
sus.
Perawat 3: selain itu apakah dia suka berhalusinasi?
Emak : oh tidak sus, dia hanya ngamuk2, menyendiri, merasa dirinya tidak
berguna.
Perawat 3: hmmmm, iya uda bu. Kami sarankan anak ibu berada disini dulu
untuk menjalani perawatan sampai anak ibu sembuh. Gimana bu? Apakah Ibu
bersedia?
Emak : terimakasih sus, sudah membantu menangani anak saya.
Perwat 2: Iya bu, karena itu memang tugas kami, terima kasih juga atas
kepercayaan ibu pada kami.
19
Selanjutnya perawat mulai melakukan tindakan dokumentasi mencacat tindakan yang
telah dilakukan pasien dan mencatat respon pasien
1 bulan kemudian.. andi mulai bisa mengendalikan dirinya sendiri, dia sudah bisa
berinteraksi normal dengan orang lain dan juga sudah tidak mengamuk seperti dulu
lagi. Wajahnya sangat cerah, terlihat dari wajahnya yang sudah terlepas dari
keterpurukan.
20
Dengan girang bapak berteriak menuju emak.
Bapak : emak...!!!!!!
Emak : ada apa pak teriak teriak...
Bapak : anak kita buk...! andi sudah sembuh...
Emak : alhamdulillah..ayo pak...kita jemput anak kita sekarang...
Bapak dan emak akhirnya bergegas menuju rumah sakit jiwa. Kemudian
menuju kamar andi.
Emak : andi anakku....ya allah nak....alhamdulillah kamu sudah sembuh
sekarang..
Pasien : iya buk..bapak....(memeluk bapaknya)
Bapak : alhamdulillah andi...kamu akhirnya sembuh juga ...
Akhirnya andi dibawa pulang oleh keluarganya setelah berpamitan dengan perawat
perawat.
21
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan, H.I., Sadock, B.J., dan Grebb, J.A. (2000). Synopsis of Psychiatry.
New York : Williams and Wilkins
Stuart, G.W. dan Laraia, M.T. (2001). Principles and Practice of Psychiatric
Nursing. (Ed ke-7). St. Louis: Mosby, Inc.
Gail Wiscarz Stuart dan Sandra J. Sundeen (1998). Keperawatan Jiwa : buku
saku. Edisi 3. Jakarta : EGC
23