Amida merupakan senyawa turunan dari asam karboksilat yang mana gugus –
OH pada asam karboksilat diganti dengan gugus –NH2.
Selain itu, amida juga dapat dibentuk dari pemanasan asam dengan urea
pada suhu 120 oC dan reaksi hidrolisis dari senyawa nitril.
Hidrolisis basa pada amida primer akan menghasilkan garam karboksilat dan
amonia. Hidrolisis basa pada amida sekunder akan menghasilkan garam
karboksilat dengan amina.
Sifat-Sifat Amida
- Sangat polar.
- Mudah larut dalam air karena mudah membentuk ikatan hidrogen dengan
air. Semakin pendek rantai karbon, maka semakin mudah larut dalam air.
Tetapi, kurang larut jika dibandingkan dengan amina dan asam karboksilat
karena amida mudah menerima maupun menyumbangkan atom hidrogen.
- Nama amida primer berasal dari nama IUPAC dari Asam karboksilat yang
mana akhiran -oat diganti dengan -amida, kecuali Asam asetat yang dapat
langsung diberi akhiran amida menjadi asetamida.
Contoh :
Metanamida
Etanamida
- Jika terdapat substituen pada amida primer, nama substituen ditulis lebih dulu.
Jika substituen lebih dari satu dan tidak sejenis, maka penyusunannya
berdasarkan urutan abjad.
Jika substituen lebih dari satu dan sejenis, maka nama substituen mendapat
imbuhan di-, tri- dan seterusnya.
Contoh :
Keterangan Gambar :
Gambar 1 : 2-etil-3-metil pentanamida
Gambar 2 : 2,2-dimetil heksanamida
- Penamaan amida sekunder diawali dengan huruf N dan diikuti dengan nama
gugus alkil
Contoh :
Keterangan Gambar :
Gambar 1 : N-metil propanamida
Gambar 2 : N-propil propanamida
- Jika amida sekunder memiliki substituen yang sejenis dengan gugus alkil, maka
posisi substituen ditulis setelah huruf N dan karena substituen sejenis dengan
gugus alkil yang terikat pada gugus -NH, maka dapat diberi imbuhan di-, tri-
dan seterusnya.
Contoh :
- Jika amida sekunder memiliki substituen yang tidak sejenis dengan gugus alkil
yang terikat pada gugus -NH, maka penamaannya berdasarkan urutan abjad
dari nama gugus alkil.
Contoh :
- Penamaan amida tersier diawali dengan dua huruf N. Jika gugus alkil yang
terikat pada atom N tidak sejenis, maka penamaan gugus alkil disusun
berdasarkan urutan abjad yang mana setiap nama gugus alkil diawali huruf N.
Contoh :
Tetapi, jika gugus alkil yang terikat pada atom N sejenis, maka nama gugus alkil
mendapat imbuhan di-, tri- dan seterusnya.
Contoh :
- Jika amida tersier memiliki substituen, maka nama substituen ditulis lebih dulu.
Contoh :
Untuk cara pembuatan struktur amida sama seperti pada pembuatan struktur
amina.