Anda di halaman 1dari 6

Dinamika fluida adalah subdisiplin dari mekanika fluida yang mempelajari fluida bergerak.

Fluida terutama cairan dan gas. Penyelsaian dari masalah dinamika fluida biasanya melibatkan
perhitungan banyak properti dari fluida, seperti kecepatan, tekanan, kepadatan, dan suhu, sebagai
fungsi ruang dan waktu. Disiplini ini memiliki beberapa subdisiplin termasuk aerodinamika
(penelitian gas) dan hidrodinamika (penelitian cairan). Dinamika fluida memliki aplikasi yang
luas. Contohnya, ia digunakan dalam menghitung gaya dan moment pada pesawat, mass flow
rate dari petroleum dalam jalur pipa, dan perkiraan pola cuaca, dan bahkan teknik lalu lintas, di
mana lalu lintas diperlakukan sebagai fluid yang berkelanjutan. Dinamika fluida menawarkan
struktur matematika yang membawahi disiplin praktis tersebut yang juga seringkali memerlukan
hukum empirik dan semi-empirik, diturunkan dari pengukuran arus, untuk menyelesaikan
masalah praktikal.

Hukum Bernoulli
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada
suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan
pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan
Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup
sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama. Prinsip ini diambil
dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang bernama Daniel Bernoulli.

Hukum Bernoulli
Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk persamaan
Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan (incompressible flow), dan yang
lain adalah untuk fluida termampatkan (compressible flow).

Aliran Tak-termampatkan

Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak berubahnya besaran
kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida tak-
termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak, emulsi, dll. Bentuk Persamaan Bernoulli untuk
aliran tak-termampatkan adalah sebagai berikut:

di mana:

v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadap suatu referensi
p = tekanan fluida
ρ = densitas fluida

Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
 Aliran bersifat tunak (steady state)
 Tidak terdapat gesekan (inviscid)

Dalam bentuk lain, Persamaan Bernoulli dapat dituliskan sebagai berikut:

Aliran Termampatkan

Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya besaran kerapatan
massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida termampatkan adalah:
udara, gas alam, dll. Persamaan Bernoulli untuk aliran termampatkan adalah sebagai berikut:

di mana:

= energi potensial gravitasi per satuan massa; jika gravitasi konstan maka
= entalpi fluida per satuan massa

Catatan: ,
di mana adalah energi termodinamika per satuan massa, juga disebut sebagai energi
internal spesifik.

Fluida Newtonian (istilah yang diperoleh dari nama Isaac Newton) adalah suatu fluida yang
memiliki kurva tegangan/regangan yang linier. Contoh umum dari fluida yang memiliki
karakteristik ini adalah air. Keunikan dari fluida newtonian adalah fluida ini akan terus mengalir
sekalipun terdapat gaya yang bekerja pada fluida. Hal ini disebabkan karena viskositas dari suatu
fluida newtonian tidak berubah ketika terdapat gaya yang bekerja pada fluida. Viskositas dari
suatu fluida newtonian hanya bergantung pada temperatur dan tekanan. Viskositas sendiri
merupakan suatu konstanta yang menghubungkan besar tegangan geser dan gradien kecepatan
pada persamaan
dengan

τ adalah tegangan geser fluida [Pa]

μ adalah viskositas fluida – suatu konstanta penghubung [Pa•s]

adalah gradien kecepatan yang arahnya tegak lurus dengan arah geser [s−1]

Perbedaan karakteristik akan dijumpai pada fluida non-newtonian. Pada fluida jenis ini,
viskositas fluida akan berubah bila terdapat gaya yang bekerja pada fluida (seperti pengadukan).

Fluida non-Newtonian adalah suatu fluida yang akan mengalami perubahan viskositas ketika
terdapat gaya yang bekerja pada fluida tersebut. Hal ini menyebabkan fluida non-Newtonian
tidak memiliki viskositas yang konstan. Berkebalikan dengan fluida non-Newtonian, pada fluida
Newtonian viskositas bernilai konstan sekalipun terdapat gaya yang bekerja pada fluida.

Klasifikasi fluida non-Newtonian


Klasifikasi dari fluida non-Newtonian meliputi:

Tipe fluida Perilaku Karakteristik Contoh

Plastik Tegangan tidak menghasilkan regangan Logam duktil lewat titik


sempurna yang berkebalikan ‘yield’ nya

Tegangan geser dan regangan memiliki


Plastik
hubungan linier bila batas tegangan geser
Bingham
mulai berpengaruh terlampaui
Plastik padat

Yield pseudo- Pseudo-plastik yang melampaui beberapa Lumpur, beberapa koloid


plastik batas tegangan geser mulai berpengaruh

Dilatant yang melampaui beberapa batas


Yield dilatan
tegangan geser mulai berpengaruh

Pengurangan viskositas terlihat dengan jelas Beberapa koloid, tanah


Pseudoplastik
dengan adanya peningkatan gaya geser liat, susu, gelatin, darah
Fluida eksponensial

Dilatant Larutan gula pekat dalam


Peningkatan viskositas terlihat dengan jelas
air, suspensi pati beras or
dengan adanya peningkatan gaya geser pati jagung

Material Kombinasi linier "seri" dari efek elastis dan


logam, material komposit
Maxwell viskos

fluida Oldroyd- kombinasi linier dari perilaku Maxwell dan


Viskoelastis – memiliki B Newtonian
karakteristik viskos dan
elastis Kombinasi linier "paralel" efek elastis dan
Material Kelvin Bitumen, adonan, nilon
viskos

Material kembali ke bentuk awal bila gaya


Anelastis
yang bekerja dihilangkan

Peningkatan viskositas terlihat dengan jelas


Rheopektik beberapa lubrikan
seiring dengan lama durasi tegangan
Viskositas yang
bergantug waktu

Penurunan viskositas terlihat dengan jelas Saus tomat dan beberapa


Tiksotropik
seiring dengan lama durasi tegangan jenis madu

Tekanan uap adalah tekanan suatu uap pada kesetimbangan dengan fase bukan uap-nya. Semua
zat padat dan cair memiliki kecenderungan untuk menguap menjadi suatu bentuk gas, dan semua
gas memiliki suatu kecenderungan untuk mengembun kembali. Pada suatu suatu suhu tertentu,
suatu zat tertentu memiliki suatu tekanan parsial yang merupakan titik kesetimbangan dinamis
gas zat tersebut dengan bentuk cair atau padatnya. Titik ini adalah tekanan uap zat tersebut pada
suhu tersebut.

Tekanan uap terhadap Cairan dan zat pelarut

Tekanan uap suatu cairan bergantung pada banyaknya molekul di permukaan yang memiliki
cukup energi kinetik untuk lolos dari tarikan molekul-molekul tetangganya. Jika dalam cairan itu
dilarutkan suatu zat, maka kini yang menempati permukaan bukan hanya molekul pelarut, tetapi
juga molekul zat terlarut. Karena molekul pelarut di permukaan makin sedikit, maka laju
penguapan akan berkurang. Dengan pekataan lain, tekanan uap cairan itu turun. Makin banyak
zat terlarut, makin besar pula penurunan tekanan uap.
Materi Kajian Fisika Kesehatan

Materi inti Kajian terdiri dari:


BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Hubungan Ilmu Fisika dan Ilmu Kesehatan
1.2 Perkembangan Ilmu & Teknologi
1.3 Besaran & Satuan
1.4 Pengukuran
BAB II. BIOMEKANIKA
2.1 Hukum Mekanika Newton
2.2 Gaya-gaya Tubuh
2.3 Analisa Gaya Tubuh dan Kesetimbangan
2.4 Pusat Massa Tubuh
2.5 Torsi
2.6 Energi Potensial Gravitasi Tubuh
2.7 Energi Kinetik

BAB III. TERMODINAMIKA


3.1 Konsep Temperatur & Kalor
3.2 Hukum-hukum Thermodinamika.
3.3 Tubuh Manusia sebagai Sistem Thermodinamika.
3.4 Transfer Kalor (Konduksi, Konveksi, Radiasi, dan Evaporasi).
3.5 Energi Panas dan Energi Dingin dalam Kesehatan
3.6 Termografi & Penggunaannya untuk diagnostik.
BAB IV. HIDRODINAMIKA
4.1 Teori Dasar Fisika tentang Fluida
4.2 Aliran Laminer & Turbulensi
4.3 Sistem Sirkulasi Darah
4.4 Viskositas
4.5 Tekanan Darah Sistemik & Rata-rata
4.6 Alat Pengukur Tekanan
4.7 Sistem Respirasi
4.8 Mekanika paru-paru
4.9 Hukum-hukum Fisika dalam Pernafasan
4.10. Efek Tekanan Barometrik terhadap Kesehatan
4.11. Alat ukur Volume Paru-paru
BAB V. BIOAKUSTIK
5.1 Gelombang Bunyi
5.2 Frekuensi Bunyi: Sumber & Efekny pada Tubuh
5.3 Alat Pendengaran & Hilang Pendengaran
5.4 Tes Pendengaran
5.5 Bising & Efeknya pada Kesehatan
5.6 Asas Doppler & Terapannya
5.7 Ultrasonik dalam Dunia Medis
BAB VI. BIOOPTIK
6.1 Cahaya
6.2 Optika Geometri
6.3 Alat Optik Mata
6.4 Instrumentasi Optik
BAB VII. BIOLISTRIK
7.1 Kelistrikan Tubuh
7.2 Kelistrikan Otot Jantung
7.3 Kemagnetan Jantung dan Otak
7.4 Aplikasi Listrik & Magnet pada Tubuh
7.5 Syok Listrik
BAB VIII. FISIKA RADIASI
8.1 Fisika Atom & Radiasi
8.2 Radioaktif
8.3 Absorbsi & Ionisasi
8.4 Energi Radiasi
8.5 Radiasi Pengion
8.6 Efek Biologis Akibat Radiasi
8.7 Terapi Radiasi
BAB IX. PERALATAN MEDIS & STERILISASI
9.1 Jenis Peralatan
9.2 Peralatan Medis
9.3 Teknik Sterilisasi
9.4 Pelaksanaan Sterilisasi
Soal Final Test mkPi

Anda mungkin juga menyukai