Anda di halaman 1dari 18

Geometri Bidang dan Ruang

Materi Pertemuan 12 Selasa/9 April 2019 Dosen: Mirna, S.Pd., M.Pd.

LUAS DAN VOLUM BANGUN RUANG

A. Pendahuluan
Bab ini akan membahas bagaimana cara menentukan volum beberapa bangun
ruang khusus. Bahasaan diawali dengan postulat dan kemudian pembuktian
teorema-teorema tentang rumus luas daerah dan volum dari bangun datar
tersebut. Bangun ruang khusus dimaksud adalah limas, kerucut, dan bola.

B. Limas
Limas didefinisikan sebagai suatu bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah
segi-n dan n buah bidang berbentuk segitiga. Segi-n tersebut disebut bidang
alas dan n buah bidang yang berbentuk segitiga disebut dengan bidang tegak.
Puncak-puncak segitiga bidang tegak berpotongan di satu titik, yang disebut
titik puncak limas. Jarak dari titik puncak ke titik proyeksinya di bidang alas
disebut tinggi limas.

Pemberian nama limas dengan huruf-huruf yang ada di setiap titik sudutnya,
yaitu titik potong rusuk-rusuk limas, diawali terlebih dahulu dengan huruf di
titik puncaknya kemudian diikuti dengan huruf-huruf pada bidang alas
dengan memberi tanda titik “.” sebagai pemisah.

D C

O
A B
Gambar 7.1

Mirna, Jurusan Matematika FMIPA UNP 1


Geometri Bidang dan Ruang

Agar lebih jelas, perhatikan gambar 7.1. Limas tersebut dinamai dengan
limas T. ABCD yang mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :
1. Bidang alasnya adalah segiempat ABCD
2. Bidang-bidang tegaknya segitiga-segitiga TAD, TAB, TBC, dan TCD
3. Titik T adalah titik puncak limas T.ABCD
4. Rusuk-rusuk alasnya adalah AB, BC, CD, dan AD
5. Rusuk-rusuk tegaknya adalah TA, TB, TC, dan TD
6. Tingginya adalah TO

Jenis-Jenis Limas

1. Berdasarkan bentuk bidang alas, suatu limas disebut limas segi-n jika
bidang alasnya berbentuk segi-n. Sehubungan dengan itu, dikenal
beberapa jenis limas :
a. Limas segitiga, bidang alasnya berbentuk segitiga.
b. Limas segiempat, bidang alasnya berbentuk segiempat.
c. Limas segilima, bidang alasnya berbentuk segilima.
d. dan seterusnya.

2. Berdasarkan keteraturan bidang alas dan kedudukan titik puncak terhadap


bidang alas, ada dua jenis limas, yaitu :
a. Limas sebarang, jika bidang alasnya berbentuk segi-n sebarang dan titik
puncaknya sebarang.
b. Limas beraturan, jika bidang alasnya berbentuk segi-n beraturan dan
semua bidang-bidang tegaknya adalah segitiga-segitiga yang kongruen
sehingga proyeksi titik puncaknya berimpit dengan titik pusat bidang
alas.
Bagaimanakah cara menentukan luas permukaan limas? Tentu dengan
menjumlahkan luas semua sisi-sisi limas tersebut. Berikut akan dibahas lebih
lengkap tentang bagamana menentukan volum limas.

Mirna, Jurusan Matematika FMIPA UNP 2


Geometri Bidang dan Ruang

Volum Limas
Sebelum menentukan volum limas segi-n, terlebih dahulu kita tentukan volum
limas segitiga yang diberikan oleh teorema berikut ini.

Teorema 7.1. Volum Limas Segitiga


Misalkan suatu limas segitiga mempunyai luas bidang alas A,
tinggi t. Maka volum limas segitiga tersebut, katakanlah V, adalah
V  13 At .

Bukti:
Pandang sebuah prisma ABC.DEF dengan luas bidang alas A dan tinggi t. Irislah
prisma itu ke dalam tiga bagian yang masing-masing bagiannya berupa limas
segitiga (lihat gambar di bawah).

D F

A C

F D F D F

A C A

B B B
Gambar 7.2

Mirna, Jurusan Matematika FMIPA UNP 3


Geometri Bidang dan Ruang

Perhatikan penjelasan berikut ini.


a. Limas F.ABC dan limas B.DEF mempunyai luas bidang alas dan tinggi
yang sama, yaitu LABC  LDEF dan CF  BE , sehingga volum kedua
limas tersebut sama.
b. Limas F.BDE dan limas F.ABD luas bidang alasnya sama, yaitu
LBDE  LABD  12 Lpersegipanjang ABED.

Tinggi masing-masing limas adalah jarak titik F ke bidang ABED. Karena


BDE dan ABD masing-masing adalah bagian dari bidang ABED, maka
jarak titik puncak F ke bidang BDE = jarak titik F ke bidang ABD = jarak titik
F ke bidang ABED.
Dari (a) dan (b) dapat disimpulkan bahwa ketiga limas mempunyai volum yang
sama, sehinga
volum limas segitiga = 1 volum prisma segitiga.
3
Karena volum prisma segitiga adalah At, maka volum limas segitiga, katakanlah
V, adalah
V  13 At

dengan A adalah luas bidang alas prisma segitiga yang juga sama dengan luas
bidang alas limas segitiga dan t adalah tinggi prisma segitiga yang juga sama
dengan tinggi limas segitiga. [terbukti]

Volum limas segi-n, diberikan oleh teorema berikut ini.

Teorema 7.2. Volum Limas Segi-n

Misalkan suatu limas segi-n mempunyai luas bidang alas A dan


tinggi t. Maka volum limas segi-n tersebut, katakanlah V, adalah
V  13 At .
Bukti:

Pandang suatu limas segi-n dengan luas alas A dan tinggi t. Perhatikan bahwa
limas segi-n dapat dibagi menjadi n buah limas segitiga yang masing-masing

Mirna, Jurusan Matematika FMIPA UNP 4


Geometri Bidang dan Ruang

tingginya t, luas alasnya masing-masing A1, A2, A3, ... , An, dan volumnya masing-
masing V1, V2, V3, ... , Vn. Dengan demikian
volum limas segi-n = V1 + V2 + V3 + ... + Vn
1
Karena Vi = 3
Ait untuk i = 1,2,3,...,n, maka volum limas segi-n , katakanlah V,

adalah
1
V= 3 (A1 + A2 + A3 + ...+ An)t

 13 At . [terbukti]
C. Kerucut
Kerucut (dalam hal ini kerucut lingkaran tegak) didefinisikan sebagai limas
beraturan dengan alas berbentuk lingkaran. Bidang tegak kerucut disebut
selimut kerucut. Jarak dari titik puncak kerucut ke titik pusat bidang alas
disebut tinggi kerucut. Ruas garis pelukis yang menjadi selimut kerucut
disebut apotema.
T

A B
O

Gambar 7.3

Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh gambar 7.3. Kerucut tersebut


memiliki bagian-bagian sebagai berikut :
1. Bidang alasnya adalah lingkaran dengan titik pusat O
2. Titik T adalah titik puncak kerucut
3. TO adalah tinggi kerucut
4. TA dan TB adalah apotema

Volum Kerucut
Volum kerucut diberikan oleh teorema berikut ini.

Teorema 8.3: Volum Kerucut

Mirna, Jurusan Matematika FMIPA UNP 5


Geometri Bidang dan Ruang

Misalkan suatu kerucut berjari-jari bidang alas r dan tinggi t.


Maka volum kerucut tersebut, katakanlah Vk, adalah
Vk  13 r 2 t .

Bukti:
Berdasarkan definisi, kerucut dapat dipandang sebagai limas segi-n beraturan
dengan n menuju tak hingga. Dengan demikian,
volum kerucut = volum limas beraturan segi-n = 13 luas bidang alas · tinggi.

Perhatikan bahwa bidang alas berbentuk lingkaran sehingga luas bidang alas
adalah r 2 dengan r jari-jari bidang alas. Misalkan tinggi kerucut t, maka
volum kerucut, katakanlah Vk, adalah
Vk = 1
3
r 2 t . [terbukti]

Luas Permukaan Kerucut


Luas permukaan kerucut diberikan oleh teorema berikut ini.

Teorema 7.4. Luas Permukaan Kerucut


Misalkan suatu kerucut berjari-jari bidang alas r dan panjang
apotema S. Maka luas permukaan kerucut tersebut, katakanlah
Lk, adalah
Lk  r ( S  r ) .
Bukti:
Jika selimut kerucut kita iris menurut apotema kemudian kita buka dan
bentangkan pada bidang datar, maka akan kita peroleh sebuah juring
lingkaran seperti pada gambar di bawah ini.

Mirna, Jurusan Matematika FMIPA UNP 6


Geometri Bidang dan Ruang

Gambar 7.4

Misalkan panjang apotema S dan jari-jari bidang alas r. Selimut kerucut


merupakan juring lingkaran berjari-jari S dengan panjang busur merupakan
keliling bidang alas kerucut yaitu 2r . Dengan demikian kita peroleh rumus
selimut kerucut, katakanlah Ls, sebagai berikut.
panjang busur 2r
Ls   luas lingkaran   S 2  rS .
keliling lingkaran 2S

Luas permukaan kerucut seluruhnya merupakan jumlah luas selimut kerucut


dan luas bidang alas. Karena luas bidang alas adalah r 2 , maka luas
permukaan kerucut, katakanlah Lk, adalah
Lk  r ( S  r ) . [terbukti]

Volum Kerucut Terpancung

Volum kerucut terpancung diberikan oleh teorema berikut.

Teorema 7.5. Volum Kerucut Terpancung

Misalkan suatu kerucut terpancung, berjari-jari bidang atas r,


berjari-jari bidang alas R, dan tinggi t. Maka volum kerucut
terpancung tersebut, katakanlah Vkt, adalah
Vk t  13 t ( R 2  rR  r 2 ) .
Bukti:

Kerucut terpancung diperoleh dari kerucut lingkaran tegak yang dipancung


(dipotong) bagian atasnya oleh sebuah bidang yang sejajar dengan bidang
alas kerucut. Kerangka pemikirannya, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 7.5

Mirna, Jurusan Matematika FMIPA UNP 7


Geometri Bidang dan Ruang

Karena TMC ~ TNB (mengapa?), maka


rt
t1  (buktikan!).
(R  r)
Perhatikan bahwa

volum kerucut bagian atas 1


r 2 t1
 32
volum kerucut seluruhnya 13 R (t1  t )

r 2 t1

R 2 (t1  t )

 rt 
r2 
 Rr

 rt 
R2 t
Rr 

r 3t
 Rr
 rt  ( R  r )t 
R2  
 Rr 

r 3t r3
  .
R 3t R 3
Akibatnya,
volum kerucut bagian atas r3
 3 .
volum kerucut bagian bawah R  r 3

Dengan demikian,
R3  r 3
volum kerucut bagian bawah   volum kerucut bagian atas .
r3

Kerucut bagian bawah merupakan kerucut terpancung. Katakanlah volum


kerucut terpancung Vkt. Oleh karena itu,
R3  r 3 1 2
Vk t   3 r t1
r3

( R  r )( R 2  rR  r 2 ) 1 2  rt 
  3 r   
r3 Rr

 13 t ( R 2  rR  r 2 ) . [terbukti]

Mirna, Jurusan Matematika FMIPA UNP 8


Geometri Bidang dan Ruang

Luas Selimut Kerucut Terpancung


Luas selimut kerucut terpancung diperlihatkan oleh daerah yang diarsir pada
gambar di bawah ini.

Gambar 7.6

Luas selimut kerucut terpancung tersebut diberikan oleh teorema berikut ini.

Terorema 7.6. Luas Selimut Kerucut Terpancung


Misalkan suatu kerucut terpancung, berjari-jari bidang alas r,
berjari-jari bidang atas R, dan panjang apotema S. Maka luas
selimut kerucut terpancung tersebut, katakanlah Lkt, adalah
Lkt   ( R  r ) S .
Bukti:
Kerucut terpancung yang kita buka selimutnya, diperlihatkan oleh gambar di
bawah ini.

Gambar 7.7

Perhatikan bahwa

Mirna, Jurusan Matematika FMIPA UNP 9


Geometri Bidang dan Ruang

rt
t1  .
(R  r)

Luas selimut kerucut terpancung sama dengan luas daerah yang diarsir.

Sekarang,
luas daerah yang diarsir = luas juring besar – luas juring kecil
 (R  A2 )  (r  A1 ) (mengapa?)
  ( R  A2  r  A1 )

   R R 2  (t1  t ) 2  r r 2  t12 
 
 2 2
 rt   rt  
   R R 2    t  r r2   
 Rr   R  r  
 

 2 
  rt  Rt  rt  r 2 (R  r ) 2  r 2t 2 
 R R 
2
 r
  Rr  (R  r) 2 
 
 R r 
  R 2 (R  r ) 2  R 2t 2  r 2 (R  r ) 2  r 2t 2 
Rr Rr 
 R 2
r 2 
   (R  r) 2  t 2  ( R  r ) 2  t 2 
Rr Rr 

 R2 r2 
   S S 
Rr Rr 

 R2  r 2 
   S

 Rr 
 ( R  r )( R  r ) 
  S
 Rr 
  ( R  r )S .

Karena luas selimut kerucut terpancung sama dengan luas daerah yang diarsir,
maka luas selimut kerucut terpancung, katakanlah Lkt, adalah
Lkt   ( R  r ) S . [terbukti]

Mirna, Jurusan Matematika FMIPA UNP 10


Geometri Bidang dan Ruang

D. Bola
Bangun bola diperoleh dari bangun setengah lingkaran yang diputar pada garis
tengahnya sejauh 360 . Bola didefinisikan sebagai himpunan titik-titik yang
jaraknya terhadap titik tertentu dalam ruang adalah sama. Titik tertentu tersebut
dinamakan titik pusat bola. Ruas garis yang menandakan jarak yang sama
tersebut dinamakan jari-jari bola. Permukaan bola atau kulit bola disebut
bidang bola. Ruas garis yang berawal dari bidang bola melalui pusat bola dan
berakhir pada bidang bola disebut garis tengah atau diameter bola. Dengan
demikian setengah diameter bola sama dengan jari-jari bola.

Volum Bola
Volum bola diberikan oleh teorema berikut ini.
Teorema 7.7. Volum Bola
Misalkan suatu bola berjari-jari r . Maka volum bola tersebut, katakanlah Vb,
adalah
Vb  43 r 3 .

Bukti:
Kita akan menggunakan Aksioma Cavalieri untuk membuktikan teorema ini.

Aksioma Cavalieri
Misalkan B1 dan B2 masing-masing adalah bangun ruang, sedangkan H adalah
suatu bidang. Jika setiap bidang yang sejajar bidang H memotong B1 dan B2
atas dua daerah yang sama luasnya, maka volum B1 = volum B2.

Gambar 7.8

Mirna, Jurusan Matematika FMIPA UNP 11


Geometri Bidang dan Ruang

Sekarang perhatikan sebuah bola, sebuah tabung yang melingkupi bola, dan
sepasang kerucut yang titik puncaknya di titik pusat bola dan bidang-bidang
alasnya berimpit dengan bidang alas dan bidang atas tabung (lihat gambar di
bawah).

Gambar 7.9

Kita ambil sebagian dari bangun itu, yakni setengah tabung dan setengah bola.
Suatu bidang yang berjarak t dari bidang alas setengah bola (sekaligus sebagai
bidang alas setengah tabung) tentu akan memotong bangun ruang di dalam
setengah tabung dan di luar kerucut dalam bentuk mirip cincin dan akan
memotong bangun setengah bola dalam bentuk lingkaran (lihat bagian-bagian
yang diarsir).
Perhatikan penjelasan berikut ini.

(a) Untuk bangun setengah tabung, OAB ~ OPQ . Maka


r t
 r t .
R R

Dengan demikian
luas cincin = luas lingkaran besar – luas lingkaran kecil
 R 2  r 2
 R 2  t 2 .

(b) Untuk bangun setengah bola, OCD adalah segitiga siku-siku, maka

Mirna, Jurusan Matematika FMIPA UNP 12


Geometri Bidang dan Ruang

CD  R 2  t 2 .

Dengan demikian
luas lingkaran =   CD2

 R 2
t2 2

  (R 2  t 2 )

 R 2  t 2 .
Karena luas permukaan bidang potongnya sama, yaitu luas cincin = luas
lingkaran, maka menurut Aksioma Cavalieri,
volum setengah bola = volum setengah tabung – volume kerucut
 (R 2  R)  ( 13 R 2  R)

 23 R 2 .

Dengan demikian volum bola, katakanlah Vb, adalah


Vb  43 r 3 . [terbukti]

Luas Permukaan Bola


Luas permukaan bola diberikan oleh teorema berikut ini.

Teorema 7.8. Luas Permukaan Bola


Misalkan suatu bola berjari-jari r. Maka luas permukaan bola
tersebut, katakanlah Lb, adalah
Lb  4r 2 .
Bukti:

Sebelumnya perhatikan terlebih dahulu gambar di bawah ini.

Mirna, Jurusan Matematika FMIPA UNP 13


Geometri Bidang dan Ruang

A A'

M M'

B B'

l
Gambar 7.10

Perhatikan bahwa jika AB diputar sejauh 360 terhadap garis l, akan


membentuk selimut kerucut terpancung dengan jari-jari bidang alas BB ' , jari-
jari bidang atas AA' , dan apotema AB. Dengan demikian, menurut Teorema
8.6,
Luas (AB) =   AB  ( AA' BB' ) .
Catatan :
Luas (AB) berarti luas bidang yang terjadi jika AB diputar (di sini mengelilingi
l sejauh 360 )
Dalam trapesium AA' B ' B , tarik garis MM ' sejajar AA' dengan AM = MB dan
A’M = M’B’, sehingga berlaku AA' + BB ' = 2 MM ' (buktikan!). Dengan
demikian,
Luas (AB) = 2  AB  MM ' .

Kemudian tarik garis AD sejajar A' B ' dan MC tegak lurus AB. Karena
ABD ~ MCM ' , maka AB  MM '  MC  A' B' . Oleh karena itu

Luas (AB) = 2  MC  A' B' ...(*)

Sekarang, kita gambarkan setengah lingkaran dengan titik pusat M dan garis
tengah FG (lihat gambar 7.11).

Mirna, Jurusan Matematika FMIPA UNP 14


Geometri Bidang dan Ruang

F
A A'
H
C C'
I
M
D 
D'
J

E E'
K
B B'
G

Gambar 7.11

Di dalam setengah lingkaran tersebut, tali busur AC, CD, DE, dan EB masing-
masing sama panjang. Tarik garis AM, CM, DM, EM, dan BM yang tentu saja
panjangnya sama dengan jari-jari. Tarik pula garis AA' , CC' , DD ' , EE ' , dan
BB ' yang masing-masing tegak lurus terhadap garis tengah FG. Kemudian
tarik lagi garis MH, MI, MJ, dan MK yang masing-masingnya tegak lurus
terhadap AC, CD, DE, dan EB. Jika ACDEB diputar mengelilingi garis tengah
FG, maka menurut (*), kita peroleh

Luas ( AC )  2  MH  A' C '


Luas (CD)  2  MI  C ' D'
Luas ( DE)  2  MJ  D' E '
Luas ( EB)  2  MK  E ' B'

Karena MH = MI = MJ = MK, maka

Luas ( ACDEB)  2  MH  A' B' .

Jika banyaknya tali busur-tali busur menjadi tak hingga, maka MH mendekati
panjang jari-jari, katakanlah r, dan A' B ' mendekati garis tengah FG yang sama
dengan 2r. Dengan demikian kita peroleh

Luas (busur AB) = lim luas (ACDEB) = 2  r  A' B' .


Akibatnya,

Mirna, Jurusan Matematika FMIPA UNP 15


Geometri Bidang dan Ruang

Luas (busur FG) = 2  r  FG .

Perhatikan bahwa luas busur (FG) sama dengan luas permukaan bola (katanlah
Lb), dan FG = 2r. Oleh karena itu,

Lb  2  r  2r  4r 2 . [terbukti]

E. Kesimpulan

1. Misalkan suatu limas segitiga mempunyai luas bidang alas A, tinggi t.


Maka volum limas segitiga tersebut, katakanlah V, adalah V  13 At .

2. Misalkan suatu limas segi-n mempunyai luas bidang alas A dan tinggi t.
Maka volum limas segi-n tersebut, katakanlah V, adalah V  13 At .
3. Misalkan suatu kerucut berjari-jari bidang alas r dan tinggi t. Maka volum
kerucut tersebut, katakanlah Vk, adalah Vk  13 r 2 t
4. Misalkan suatu kerucut berjari-jari bidang alas r dan panjang apotema S.
Maka luas permukaan kerucut tersebut, katakanlah L k, adalah
Lk  r ( S  r ) .

5. Misalkan suatu kerucut terpancung, berjari-jari bidang atas r, berjari-jari


bidang alas R, dan tinggi t. Maka volum kerucut terpancung tersebut,
katakanlah Vkt, adalah Vkt  13 t ( R 2  rR  r 2 ) .
6. Misalkan suatu kerucut terpancung, berjari-jari bidang alas r, berjari-jari
bidang atas R, dan panjang apotema S. Maka luas selimut kerucut
terpancung tersebut, katakanlah Lkt, adalah Lkt   ( R  r ) S .
7. Misalkan suatu bola berjari-jari r . Maka volum bola tersebut, katakanlah
Vb, adalah Vb  43 r 3 .
8. Misalkan suatu bola berjari-jari r. Maka luas permukaan bola tersebut,
katakanlah Lb, adalah Lb  4r 2 .

Mirna, Jurusan Matematika FMIPA UNP 16


Geometri Bidang dan Ruang

F. Latihan

Petunjuk: Jawablah soal di bawah ini dengan cermat. Setiap jawaban yang
Anda berikan diharapkan disertai dengan alasan!

1. Diketahui limas segitiga beraturan dengan rusuk alas 4 cm, sedangkan bidang-
bidang sisi tegaknya membentuk sudut 60 dengan bidang alas. Hitunglah
volumnya.
2. Sebuah kerucut terbuat dari kayu jati dan dipotong horizontal menjadi tiga
bagian dengan masing-masing potongan mempunyai tinggi yang sama, seperti
terlihat pada gambar di bawah ini.

Bila tinggi kerucut sebelum dipotong 42 cm dan jari-jari alas sebelum


dipotong (r1) adalah 20 cm. Hitunglah :

(a) Perbandingan volume masing-masing bagian


(b) Nilai x dan y

3. Di dalam sebuah kerucut terdapat sebuah bola yang menyinggung bidang alas
dan bidang selimut kerucut. Diketahui jari-jari alas kerucut adalah 6 cm dan
tingginya 8 cm. Hitunglah :
c. Jari-jari bola
d. Luas permukaan bola

Mirna, Jurusan Matematika FMIPA UNP 17


Geometri Bidang dan Ruang

4. Diketahui sebuah limas terpancung beraturan ABCD.EFGH dengan rusuk alas


6a, rusuk bidang atas 3a dan tinggi 3t. Titik M merupakan pusat bidang alas
dan titik N merupakan pusat bidang atas.
(a) Tentukan jumlah luas bidang-bidang sisi tegak benda itu.
(b) Tentukan volum benda persekutuan antara limas-limas N.ABCD dengan
M.EFGH.

5. Garis berat pada suatu bidang empat adalah garis yang menghubungkan
sebuah titik sudut dan titik berat bidang di hadapannya. Buktikan bahwa
keempat garis berat tersebut saling berpotongan menurut perbandingan 3 :1.

6. Diketahui prisma (miring) dengan tingginya sama dengan t cm, luas potongan
tegaknya sama dengan L cm2. Hitung volum prisma jika sudut antara bidang
alas dan potongan tegak adalah 
7. Diketahui sebuah limas segiempat beraturan dengan jumlah luas semua bidang
sisinya adalah 896 cm2. Jika luas alas 21 cm2 lebih besar daripada luas sebuah
bidang sisi tegaknya, hitung volum limas tersebut.

8. Jika jari-jari sebuah bola diperbesar 2 cm, luas permukaannya menjadi 4


kalinya. Tentukan volum bola tersebut.

9. Ke dalam sebuah tabung yang berisi air (penuh) dimasukkan kerucut pejal.
Diketahui diameter kerucut pejal sama dengan diameter tabung, yaitu 10 cm
dan tinggi kerucut 6 cm. Jika isi air setelah dimasukkan kerucut 1.257 17 cm3,

tentukan tinggi tabung.

10. Diketahui limas segi empat T.ABCD. Pada rusuk TA, TB, TC, dan TD masing-
masing terletak titik P, Q, R, dan S dengan TP = 1
m
TA, TQ  1n TB ,

TR  1p TC , dan TS  1q TD . Jika alas ABCD berbentuk jajaran genjang,

melalui hitungan volum buktikan bahwa m + p = n + q.

Mirna, Jurusan Matematika FMIPA UNP 18

Anda mungkin juga menyukai