A. Pendahuluan
Bab ini akan membahas bagaimana cara menentukan volum beberapa bangun
ruang khusus. Bahasaan diawali dengan postulat dan kemudian pembuktian
teorema-teorema tentang rumus luas daerah dan volum dari bangun datar
tersebut. Bangun ruang khusus dimaksud adalah limas, kerucut, dan bola.
B. Limas
Limas didefinisikan sebagai suatu bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah
segi-n dan n buah bidang berbentuk segitiga. Segi-n tersebut disebut bidang
alas dan n buah bidang yang berbentuk segitiga disebut dengan bidang tegak.
Puncak-puncak segitiga bidang tegak berpotongan di satu titik, yang disebut
titik puncak limas. Jarak dari titik puncak ke titik proyeksinya di bidang alas
disebut tinggi limas.
Pemberian nama limas dengan huruf-huruf yang ada di setiap titik sudutnya,
yaitu titik potong rusuk-rusuk limas, diawali terlebih dahulu dengan huruf di
titik puncaknya kemudian diikuti dengan huruf-huruf pada bidang alas
dengan memberi tanda titik “.” sebagai pemisah.
D C
O
A B
Gambar 7.1
Agar lebih jelas, perhatikan gambar 7.1. Limas tersebut dinamai dengan
limas T. ABCD yang mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :
1. Bidang alasnya adalah segiempat ABCD
2. Bidang-bidang tegaknya segitiga-segitiga TAD, TAB, TBC, dan TCD
3. Titik T adalah titik puncak limas T.ABCD
4. Rusuk-rusuk alasnya adalah AB, BC, CD, dan AD
5. Rusuk-rusuk tegaknya adalah TA, TB, TC, dan TD
6. Tingginya adalah TO
Jenis-Jenis Limas
1. Berdasarkan bentuk bidang alas, suatu limas disebut limas segi-n jika
bidang alasnya berbentuk segi-n. Sehubungan dengan itu, dikenal
beberapa jenis limas :
a. Limas segitiga, bidang alasnya berbentuk segitiga.
b. Limas segiempat, bidang alasnya berbentuk segiempat.
c. Limas segilima, bidang alasnya berbentuk segilima.
d. dan seterusnya.
Volum Limas
Sebelum menentukan volum limas segi-n, terlebih dahulu kita tentukan volum
limas segitiga yang diberikan oleh teorema berikut ini.
Bukti:
Pandang sebuah prisma ABC.DEF dengan luas bidang alas A dan tinggi t. Irislah
prisma itu ke dalam tiga bagian yang masing-masing bagiannya berupa limas
segitiga (lihat gambar di bawah).
D F
A C
F D F D F
A C A
B B B
Gambar 7.2
dengan A adalah luas bidang alas prisma segitiga yang juga sama dengan luas
bidang alas limas segitiga dan t adalah tinggi prisma segitiga yang juga sama
dengan tinggi limas segitiga. [terbukti]
Pandang suatu limas segi-n dengan luas alas A dan tinggi t. Perhatikan bahwa
limas segi-n dapat dibagi menjadi n buah limas segitiga yang masing-masing
tingginya t, luas alasnya masing-masing A1, A2, A3, ... , An, dan volumnya masing-
masing V1, V2, V3, ... , Vn. Dengan demikian
volum limas segi-n = V1 + V2 + V3 + ... + Vn
1
Karena Vi = 3
Ait untuk i = 1,2,3,...,n, maka volum limas segi-n , katakanlah V,
adalah
1
V= 3 (A1 + A2 + A3 + ...+ An)t
13 At . [terbukti]
C. Kerucut
Kerucut (dalam hal ini kerucut lingkaran tegak) didefinisikan sebagai limas
beraturan dengan alas berbentuk lingkaran. Bidang tegak kerucut disebut
selimut kerucut. Jarak dari titik puncak kerucut ke titik pusat bidang alas
disebut tinggi kerucut. Ruas garis pelukis yang menjadi selimut kerucut
disebut apotema.
T
A B
O
Gambar 7.3
Volum Kerucut
Volum kerucut diberikan oleh teorema berikut ini.
Bukti:
Berdasarkan definisi, kerucut dapat dipandang sebagai limas segi-n beraturan
dengan n menuju tak hingga. Dengan demikian,
volum kerucut = volum limas beraturan segi-n = 13 luas bidang alas · tinggi.
Perhatikan bahwa bidang alas berbentuk lingkaran sehingga luas bidang alas
adalah r 2 dengan r jari-jari bidang alas. Misalkan tinggi kerucut t, maka
volum kerucut, katakanlah Vk, adalah
Vk = 1
3
r 2 t . [terbukti]
Gambar 7.4
Gambar 7.5
r 2 t1
R 2 (t1 t )
rt
r2
Rr
rt
R2 t
Rr
r 3t
Rr
rt ( R r )t
R2
Rr
r 3t r3
.
R 3t R 3
Akibatnya,
volum kerucut bagian atas r3
3 .
volum kerucut bagian bawah R r 3
Dengan demikian,
R3 r 3
volum kerucut bagian bawah volum kerucut bagian atas .
r3
( R r )( R 2 rR r 2 ) 1 2 rt
3 r
r3 Rr
13 t ( R 2 rR r 2 ) . [terbukti]
Gambar 7.6
Luas selimut kerucut terpancung tersebut diberikan oleh teorema berikut ini.
Gambar 7.7
Perhatikan bahwa
rt
t1 .
(R r)
Luas selimut kerucut terpancung sama dengan luas daerah yang diarsir.
Sekarang,
luas daerah yang diarsir = luas juring besar – luas juring kecil
(R A2 ) (r A1 ) (mengapa?)
( R A2 r A1 )
R R 2 (t1 t ) 2 r r 2 t12
2 2
rt rt
R R 2 t r r2
Rr R r
2
rt Rt rt r 2 (R r ) 2 r 2t 2
R R
2
r
Rr (R r) 2
R r
R 2 (R r ) 2 R 2t 2 r 2 (R r ) 2 r 2t 2
Rr Rr
R 2
r 2
(R r) 2 t 2 ( R r ) 2 t 2
Rr Rr
R2 r2
S S
Rr Rr
R2 r 2
S
Rr
( R r )( R r )
S
Rr
( R r )S .
Karena luas selimut kerucut terpancung sama dengan luas daerah yang diarsir,
maka luas selimut kerucut terpancung, katakanlah Lkt, adalah
Lkt ( R r ) S . [terbukti]
D. Bola
Bangun bola diperoleh dari bangun setengah lingkaran yang diputar pada garis
tengahnya sejauh 360 . Bola didefinisikan sebagai himpunan titik-titik yang
jaraknya terhadap titik tertentu dalam ruang adalah sama. Titik tertentu tersebut
dinamakan titik pusat bola. Ruas garis yang menandakan jarak yang sama
tersebut dinamakan jari-jari bola. Permukaan bola atau kulit bola disebut
bidang bola. Ruas garis yang berawal dari bidang bola melalui pusat bola dan
berakhir pada bidang bola disebut garis tengah atau diameter bola. Dengan
demikian setengah diameter bola sama dengan jari-jari bola.
Volum Bola
Volum bola diberikan oleh teorema berikut ini.
Teorema 7.7. Volum Bola
Misalkan suatu bola berjari-jari r . Maka volum bola tersebut, katakanlah Vb,
adalah
Vb 43 r 3 .
Bukti:
Kita akan menggunakan Aksioma Cavalieri untuk membuktikan teorema ini.
Aksioma Cavalieri
Misalkan B1 dan B2 masing-masing adalah bangun ruang, sedangkan H adalah
suatu bidang. Jika setiap bidang yang sejajar bidang H memotong B1 dan B2
atas dua daerah yang sama luasnya, maka volum B1 = volum B2.
Gambar 7.8
Sekarang perhatikan sebuah bola, sebuah tabung yang melingkupi bola, dan
sepasang kerucut yang titik puncaknya di titik pusat bola dan bidang-bidang
alasnya berimpit dengan bidang alas dan bidang atas tabung (lihat gambar di
bawah).
Gambar 7.9
Kita ambil sebagian dari bangun itu, yakni setengah tabung dan setengah bola.
Suatu bidang yang berjarak t dari bidang alas setengah bola (sekaligus sebagai
bidang alas setengah tabung) tentu akan memotong bangun ruang di dalam
setengah tabung dan di luar kerucut dalam bentuk mirip cincin dan akan
memotong bangun setengah bola dalam bentuk lingkaran (lihat bagian-bagian
yang diarsir).
Perhatikan penjelasan berikut ini.
Dengan demikian
luas cincin = luas lingkaran besar – luas lingkaran kecil
R 2 r 2
R 2 t 2 .
(b) Untuk bangun setengah bola, OCD adalah segitiga siku-siku, maka
CD R 2 t 2 .
Dengan demikian
luas lingkaran = CD2
R 2
t2 2
(R 2 t 2 )
R 2 t 2 .
Karena luas permukaan bidang potongnya sama, yaitu luas cincin = luas
lingkaran, maka menurut Aksioma Cavalieri,
volum setengah bola = volum setengah tabung – volume kerucut
(R 2 R) ( 13 R 2 R)
23 R 2 .
A A'
M M'
B B'
l
Gambar 7.10
Kemudian tarik garis AD sejajar A' B ' dan MC tegak lurus AB. Karena
ABD ~ MCM ' , maka AB MM ' MC A' B' . Oleh karena itu
Sekarang, kita gambarkan setengah lingkaran dengan titik pusat M dan garis
tengah FG (lihat gambar 7.11).
F
A A'
H
C C'
I
M
D
D'
J
E E'
K
B B'
G
Gambar 7.11
Di dalam setengah lingkaran tersebut, tali busur AC, CD, DE, dan EB masing-
masing sama panjang. Tarik garis AM, CM, DM, EM, dan BM yang tentu saja
panjangnya sama dengan jari-jari. Tarik pula garis AA' , CC' , DD ' , EE ' , dan
BB ' yang masing-masing tegak lurus terhadap garis tengah FG. Kemudian
tarik lagi garis MH, MI, MJ, dan MK yang masing-masingnya tegak lurus
terhadap AC, CD, DE, dan EB. Jika ACDEB diputar mengelilingi garis tengah
FG, maka menurut (*), kita peroleh
Jika banyaknya tali busur-tali busur menjadi tak hingga, maka MH mendekati
panjang jari-jari, katakanlah r, dan A' B ' mendekati garis tengah FG yang sama
dengan 2r. Dengan demikian kita peroleh
Perhatikan bahwa luas busur (FG) sama dengan luas permukaan bola (katanlah
Lb), dan FG = 2r. Oleh karena itu,
Lb 2 r 2r 4r 2 . [terbukti]
E. Kesimpulan
2. Misalkan suatu limas segi-n mempunyai luas bidang alas A dan tinggi t.
Maka volum limas segi-n tersebut, katakanlah V, adalah V 13 At .
3. Misalkan suatu kerucut berjari-jari bidang alas r dan tinggi t. Maka volum
kerucut tersebut, katakanlah Vk, adalah Vk 13 r 2 t
4. Misalkan suatu kerucut berjari-jari bidang alas r dan panjang apotema S.
Maka luas permukaan kerucut tersebut, katakanlah L k, adalah
Lk r ( S r ) .
F. Latihan
Petunjuk: Jawablah soal di bawah ini dengan cermat. Setiap jawaban yang
Anda berikan diharapkan disertai dengan alasan!
1. Diketahui limas segitiga beraturan dengan rusuk alas 4 cm, sedangkan bidang-
bidang sisi tegaknya membentuk sudut 60 dengan bidang alas. Hitunglah
volumnya.
2. Sebuah kerucut terbuat dari kayu jati dan dipotong horizontal menjadi tiga
bagian dengan masing-masing potongan mempunyai tinggi yang sama, seperti
terlihat pada gambar di bawah ini.
3. Di dalam sebuah kerucut terdapat sebuah bola yang menyinggung bidang alas
dan bidang selimut kerucut. Diketahui jari-jari alas kerucut adalah 6 cm dan
tingginya 8 cm. Hitunglah :
c. Jari-jari bola
d. Luas permukaan bola
5. Garis berat pada suatu bidang empat adalah garis yang menghubungkan
sebuah titik sudut dan titik berat bidang di hadapannya. Buktikan bahwa
keempat garis berat tersebut saling berpotongan menurut perbandingan 3 :1.
6. Diketahui prisma (miring) dengan tingginya sama dengan t cm, luas potongan
tegaknya sama dengan L cm2. Hitung volum prisma jika sudut antara bidang
alas dan potongan tegak adalah
7. Diketahui sebuah limas segiempat beraturan dengan jumlah luas semua bidang
sisinya adalah 896 cm2. Jika luas alas 21 cm2 lebih besar daripada luas sebuah
bidang sisi tegaknya, hitung volum limas tersebut.
9. Ke dalam sebuah tabung yang berisi air (penuh) dimasukkan kerucut pejal.
Diketahui diameter kerucut pejal sama dengan diameter tabung, yaitu 10 cm
dan tinggi kerucut 6 cm. Jika isi air setelah dimasukkan kerucut 1.257 17 cm3,
10. Diketahui limas segi empat T.ABCD. Pada rusuk TA, TB, TC, dan TD masing-
masing terletak titik P, Q, R, dan S dengan TP = 1
m
TA, TQ 1n TB ,