Anda di halaman 1dari 17

12/26/2017 JAMAN KALABENDU | alangalangkumitir

JAMAN KALABENDU

MAS KUMITIR ♦ AUGUST 5, 2008 ♦ 17 COMMENTS

i
8 Votes

GEJALA MASYARAKAT YANG KEHILANGAN ARAH

Oleh : Ki Ageng Mangir

Kondisi masyarakat bangsa Indonesia saat ini sungguh sangat menyedihkan, dengan kondisi yang
boleh dikatakan anarki. Aparat keamanan sama sekali tidak dianggap, tidak lagi mampu
mengendalikan keadaan, tidak lagi merupakan lembaga yang kredibel bagi rakyat minta
perlindungan. Di-kota-kota besar, juga dijalanan antar kota para preman dan kriminal berkeliaran
mencari korban pemerasan tanpa rasa takut, setiap orang merasa was-was yang setiap saat bisa
menjadi korban kriminalitas ataupun kekerasan dijalanan baik pada saat naik kendaraan maupun
berjalan kaki.

Kita mulai mempertanyakan apa yang telah dan sedang terjadi dengan bangsa Indonesia yang
membanggakan dirinya sebagai bangsa yang ramah tamah dan banyak senyum ? Apa jawaban dari
gejala pertanda zaman ini ?

Mungkin kita bisa melakukan analisa dan mencoba mencari penyebabnya dan mungkin bisa
menemukan obat mujarab untuk mengobati masyarakat bangsa Indonesia yang sedang sakit. Bahwa
bangsa Jawa dengan warisan Budaya-nya pernah melukiskan suatu masa yang mirip dengan kondisi
saat ini mungkin hanyalah suatu kebetulan ataukah suatu prediksi yang akurat bahwa kondisi
seperti saat ini akan dialami oleh bangsa Jawa / Indonesia.

Penulis ber-ulang2 kali membaca Serat Centhini pada bagian tentang ramalan Jayabaya dan mencoba
untuk mengerti maknanya dan relevansinya dengan zaman ini, terutama yang menjelaskan tentang
masa yang dinamakan masa Kalabendu.

Note : Serat Centhini adalah buku dalam bahasa Jawa (aslinya ditulis memakai huruf Jawa) dalam
bentuk tembang ‘macapat’ yang disuruh tulis oleh Pangeran Adipati Anom yang kemudian menjadi
raja Surakarta – Sunan Pakubuwana V (1820 – 1823) pada kira-kira tahun 1814 yang terdiri dari dua
belas jilid yang berisi kisah pelarian dari kedua putra dan satu putri dari Sunan Giri ketika kerajaan
Giri di Jawa Timur dijatuhkan oleh Sultan Agung dari Mataram dan kisah perjalanan ini yang
merekam banyak kisah, cerita, legenda, kepercayaan, tata-cara budaya Jawa dari ujung ke ujung
Pulau Jawa yang meliputi banyak daerah pedalaman maupun pinggiran yang kadang-kadang tidak

https://alangalangkumitir.wordpress.com/2008/08/05/jaman-kalabendu/ 1/17
12/26/2017 JAMAN KALABENDU | alangalangkumitir

terpengaruh oleh kekuasaan kerajaan Mataram. (Sumber penulisan artikel ini adalah Serat Centhini
yang sudah diterjemahkan dalam dalam bentuk huruf latin, tapi masih menggunakan bahasa Jawa
madya).

Ramalan Jayabaya.

Banyak ramalan atau prediksi masa depan bangsa Jawa dan semua ramalan dinamakan ramalan
Jayabaya, penulis sendiri tidak tahu mana yang asli dan mana yang hanya sekedar dari mulut
kemulut.

Satu-satunya sumber yang menjadi referensi penulis adalah yang tertulis dalam Serat Centhini pada
akhir Jilid III pupuh 256 dan Jilid IV pupuh 257 dan 258.

Pada awal Pupuh 256 dikatakan :

Kalanira sang Prabu, Jayabaya Kadhiri ngadhatun, katamuan pandhita saking Rum nagri, nama
Molana Ngalimu, Samsujen tahu kinaot.

Jadi ramalan yang dikemukakan oleh Prabu Jayabaya berasal dari ajaran Maulana Seh Ngali
Samsujen yang dalam pupuh selanjutnya berdasarkan Kitab Musarar.

Selanjutnya dalam ramalan yang bermula dari tarih Masehi membagi zaman menjadi masing-masing
tujuh ratus tahun yaitu zaman : Kaliswara, Kaliyoga, dan Kalisi- ngareki.

Masing2 tujuhratus tahun dibagi menjadi tujuh seratus tahunan sedangkan seratus tahunan dibagi
menjadi tiga 33 tahunan.

Dengan pembagian tahun hanya sampai dengan tiga kali tujuh ratus tahun, Jayabaya seolah-olah
meramalkan bahwa akhir zaman akan terjadi pada abad ke 21.

Sedangkan ramalan yang terjadi pada empat abad terakhir tentang tanah Jawa adalah pada pupuh
256, tembang 44 s/d 47 sebagai berikut (yang merupakan bagian dari tujuh abad zaman
Kalisangireki) :

Kaping pat arannipun, jaman Kalabendu werdinipun, estu Bebendu wahananeki, keh jalma saluyeng
rembug, dumadya prang lair batos.

ing lima arannipun, jaman Kalasuba tegesipun, jaman suka wahananira keh jalmi, antuk
kabungahan estu, rena lejar sakehing wong.

Kaping nem arannipun, jaman Kalasumbaga puniku, werdi zaman Misuwur wahanineki, keh jalma
gawe misuwur, mrih kasusra ing kalakon.

Kasapta arannipun, jaman Kalasurata rannipun, werdi jaman Alus wahananoreki, akeh jalma
sabiyantu, ing budining karahayon.

Jadi setelah bangsa Jawa/Indonesia melewati zaman Kalabendu akan mengalami tiga abad zaman
keemasan dan kemahsyuran sampai dengan akhir zaman. Cuma kalau menurut perhitungan
Jayabaya zaman Kalabendu adalah periode tahun 1800-1900, sedangkan sampai saat ini tanda-tanda
zamannya masih seperti zaman Kalabendu (yang mungkin periode 1900-2000) dan setelah melewati
tahun 2000 sampai dengan akhir zaman bangsa Jawa/Indonesia akan mengalami masa kejayaannya.

Selanjutnya pada pupuh 257, Jayabaya meramalkan akan ada tujuh kerajaan dimulai dari kerajaan
Pejajaran di tanah Jawa dan setelah itu tanah Jawa tidak lagi ada kerajaan, yang terjadi pada saat
zaman Kalabendu.
https://alangalangkumitir.wordpress.com/2008/08/05/jaman-kalabendu/ 2/17
12/26/2017 JAMAN KALABENDU | alangalangkumitir

Interpretasi tujuh kerajaan adalah: Pejajaran, Majapahit, Pajang, Demak, Mataram, Surakarta,
Yogyakarta dan masa kemerdekaan yang tidak ada kerajaan lagi di Indonesia.

Dalam Pupuh 257 tembang 23 tercermin peralihan dari zaman kerajaan sebagai berikut :

Sirnaning kang, kadaton jalaranipun, wawan-wawan lawan, bangsa sabrang kulit kuning, mawa
srana tatunggul turun narendra.

Yang bisa diterjemahkan bahwa kedatangan bangsa sebrang kulit kuning (Jepang) sebagai sarana
tidak ada lagi kerajaan di Jawa / Indonesia.

Zaman Kalabendu.

Pada pupuh 257 tembang 24 sampai dengan 44 dijelaskan secara terperinci tanda-tanda zaman
Kalabendu. Penulis sendiri belum pernah membaca Serat Kalatidha karangan R.Ng. Ranggawarsita,
yang kelihatannya telah disadur dan dimasukkan dalam bagian dari Serat Centhini pada bagian ini –
ini sangat mungkin terjadi karena penulisan Serat Centhini terjadi pada satu masa dengan masa
kehidupan R. Ng. Ranggawarsita, bahkan pembukaan Serat Centhini jilid 5, dibuat oleh beliau.

Kemungkinan lain kenapa masa Kalabendu mendapat porsi yang lebih banyak dalam Serat Centhini
:

nterpretasi bahwa Kalabendu adalah zaman periode tahun 1800-1900 dimana saat penulisan Serat
Centhini.

Serat Kalatidha yang disadur kedalam Serat Centhini pupuh 257 adalah sekedar ilustrasi apa yang
sedang terjadi pada zaman itu oleh Ranggawarsita dan sama sekali bukan ramalan.

Ilustrasi apa yang terjadi pada masa Kalabendu sangat mirip dengan apa yang sedang terjadi pada
bangsa Indonesia saat ini, oleh karena itu terbuka suatu interpretasi bahwa masa Kalabendu adalah
periode yang akan berakhir pada tahun 2000. Pertanda zaman sama sekali belum terlihat tanda-tanda
bahwa kita memasuki zaman Kalasuba yaitu suatu periode setelah zaman Kalabendu berakhir
(seperti yang di prediksi oleh Jayabaya).

Barangkali kita bisa mencoba melihat ilustrasi dari masa zaman Kalabendu yang dimulai dari
tembang 28 s/d 44 pupuh 257 Serat Centhini jilid IV :

Wong agunge padha jail kurang tutur, marma jeng pamasa, tanpa paramarteng dasih, dene datan ana
wahyu kang sanyata.

Artinya: Para pemimpinnya berhati jail, bicaranya ngawur, tidak bisa dipercaya dan tidak ada wahyu
yang sejati.

Keh wahyuning eblislanat kang tamurun, apangling kang jalma, dumrunuh salin sumalin, wong
wadon kang sirna wiwirangira.

Artinya : Wahyu yang turun adalah wahyu dari iblis dan sulit bagi kita untuk membedakannya, para
wanitanya banyak yang kehilangan rasa malu.

anpa kangen mring mitra sadulur, tanna warta nyata, akeh wong mlarat mawarni, daya deye
kalamun tyase nalangsa.

Artinya : Rasa persaudaraan meluntur, tidak saling memberi berita dan banyak orang miskin ber-
aneka macam yang sangat menyedihkan kehidupannya.

https://alangalangkumitir.wordpress.com/2008/08/05/jaman-kalabendu/ 3/17
12/26/2017 JAMAN KALABENDU | alangalangkumitir

Krep paprangan, sujana kapontit nurut, durjana susila dadra andadi, akeh maling malandang marang
ing marga.

Artinya : Banyak peperangan yang melibatkan para penjahat, kejahatan/perampokan dan


pemerkosaan makin menjadi-jadi dan banyak pencuri malang melintang di jalan-jalan.

andhol tulus, mendhosol rinamu puguh, krep grahana surya, kalawan grahana sasi, jawah lindhu
gelap cleret warsa.

Artinya : Alampun ikut terpengaruh dengan banyak terjadi gerhana matahari dan bulan, hujan abu
dan gempa bumi.

rahara gung, salah mangsa dresing surur, agung prang rusuhan, mungsuhe boya katawis, tangeh
lamun tentreming wardaya.

Artinya: Angin ribut dan salah musim, banyak terjadi kerusuhan seperti perang yang tidak ketahuan
mana musuhnya yang menyebabkan tidak mungkin ada rasa tenteram dihati.

Dalajading praja kawuryan wus suwung, lebur pangreh tata, karana tanpa palupi, pan wus tilar
silastuti titi tata.

Artinya : Kewibawaan negara tidak ada lagi, semua tata tertib, keamanan, dan aturan telah
ditinggalkan.

ra sujana, sarjana satemah kelu, klulun Kalathida, tidhem tandhaning dumadi, hardayengrat dening
karoban rubeda.

Artinya : Para penjahat maupun para pemimpin tidak sadar apa yang diperbuat dan selalu
menimbulkan masalah / kesulitan.

itipati, nareprabu utamestu, papatih nindhita, pra nayaka tyas basuki, panekare becik-becik cakrak
cakrak.

Artinya : Para pemimpin mengatakan se-olah-olah bahwa semua berjalan dengan baik padahal hanya
sekedar menutupi keadaan yang jelek.

Nging tan dadya, paliyasing Kalabendu, mandar sangking dadra, rubeda angrubedi, beda-beda
hardaning wong sanagara.

Artinya : Yang menjadi pertanda zaman Kalabendu, makin lama makin menjadi kesulitan yang
sangat, dan ber-beda-beda tingkah laku / pendapat orang se-negara.

Katatangi tangising mardawa-lagu, kwilet tays duhkita, kataman ring reh wirangi, dening angupaya
sandi samurana.

Artinya : Disertai dengan tangis dan kedukaan yang mendalam, walaupun kemungkinan dicemooh,
mencoba untuk melihat tanda2 yang tersembunyi dalam peristiwa ini. (kelihatanya ini adalah
ungkapan hati pembuat tembang ini).

Anaruwung, mangimur saniberike, menceng pangupaya, ing pamrih melok pakolih, temah suha ing
karsa tanpa wiweka.

Artinya : Berupaya tanpa pamrih.

ng Paniti sastra wawarah, sung pemut, ing zaman musibat, wong ambeg jatmika kontit, kang
mangkono yen niteni lamampahan.
https://alangalangkumitir.wordpress.com/2008/08/05/jaman-kalabendu/ 4/17
g
12/26/2017 y p JAMAN KALABENDU | alangalangkumitir

Artinya : Memberikan peringatan pada zaman yang kalut dengan bijaksana, begitu agar kejadiannya
/ yang akan terjadi bisa jadi peringatan (peringatan dari R.Ng. Ranggawarsita).

Nawung krida, kang menangi jaman gemblung, iya jaman edan, ewuh aya kang pambudi, yen meluwa
edan yekti nora tahan.

Artinya : Untuk dibuktikan, akan mengalami jaman gila, yaitu zaman edan, sulit untuk mengambil
sikap, apabila ikut gila/edan tidak tahan.

Yen tan melu, anglakoni wus tartamtu, boya keduman, melik kalling donya iki, satemahe
kaliren wekasane.

rtinya : Apabila tidak ikut menjalani, tidak kebagian untuk memiliki harta benda, yang akhirnya bisa
kelaparan.

Wus dilalah, karsane kang Among tuwuh, kang lali kabegjan, ananging sayektineki, luwih begja
kang eling lawan waspada.

Artinya : Sudah kepastian, atas kehendak Allah SWT, yang lupa untuk mengejar keberuntungan, tapi
yang sebetulnya, lebih beruntung yang tetap ingat dan waspada (dalam perbuatan berbudi baik dan
luhur).

Wektu iku, wus parek wekasanipun, jaman Kaladuka, sirnaning ratu amargi, wawan-wawan kalawan
memaronira.

Artinya : Pada saat itu sudah dekat berakhirnya zaman Kaladuka.

Kalau kita perhatikan ilustrasi zaman Kalbendu adalah sangat mirip dengan ‘bebendu’ atau
‘kekalutan’ yang sedang terjadi saat ini yang kelihatannya tidaksatupun pemimpin yang mampu
mengatasi (baik yang formal yang sedang mejalankan roda pemerintahan maupun pimpinan
informal diluar pemerintahan – bahkan pimpinan ABRI yang punya senjatapun tidak mampu
mengatasi masalah – bahkan cenderung seperti orang bingung / linglung – yang se-mata-mata
terpengaruh oleh perbawa zaman Kalabendu yang tidak mungkin bisa dihindari).

Zaman Kalasuba.

Pada pupuh 258, dimulai suatu perubahan dari zaman Kaladuka ke zaman Kalasuba yang lebih baik
seperti pada tembang 1 s/d 6 sebagai berikut :

aka marmaning Hayang Sukma, jaman Kalabendu sirna, sinalinan jamanira, mulyaning jenengan
nata, ing kono raharjanira, karaton ing tanah Jawa, mamalaning bumi sirna, sirep dur angkaramurka.

Artinya : Atas izin Allah SWT, zaman Kalabendu hilang, berganti zaman dimana tanah
Jawa/Indonesia menjadi makmur, hilang kutukan bumi dan angkara murkapun mereda.

Marga sinapih rawuhnya, nata ginaib sanyata, wiji wijiling utama, ingaranan naranata, kang kapisan
karanya, adenge tanpa sarana, nagdam makduming srinata, sonya rutikedatonnya.

Artinya : Kedatangan pemimpin baru tidak terduga, seperti muncul secara gaib, yang mempunyai
sifat-sifat utama. (note : yang diterjemahkan banyak pihak sebagai ‘satria piningit’).

ire sepi tanpa srana, ora ana kara-kara, duk masih keneker Sukma, kasampar kasandhung rata, keh
wong katambehan ika, karsaning Sukma kinarya, salin alamnya, jumeneng sri pandhita.

https://alangalangkumitir.wordpress.com/2008/08/05/jaman-kalabendu/ 5/17
12/26/2017 JAMAN KALABENDU | alangalangkumitir

Artnya: Datangnya tanpa sarana apa-apa, tidak pernah menonjol sebelumnya, pada saat masih
muda, banyak mengalami halangan dalam hidupnya, yang oleh izin Allah SWT, akan menjadi
pemimpin yang berbudi luhur.

uwih adil paraarta, lumuh maring brana-arta, nama Sultan Erucakra, tanpa sangakan rawuhira, tan
ngadu bala manungsa, mung sirollah prajuritnya, tungguling dhikir kewala, mungsuh rerep sirep
sirna.

Artinya : Mempunyai sifat adil, tidak tertarik dengan harta benda, bernama Sultan Erucakra (note :
penulis tidak tahu apa maksudnya, perlu interpretasi tentang nama ini), tidak ketahuan asal
kedatangannya, tidak mengandalkan bala bantuan manusia, hanya kepercayaan/keimanan terhadap
Allah SWT prajuritnya dan senjatanya adalah se-mata-mata zikir, musuh semua bisa dikalahkan
(note: suatu indikasi bahwa pemimpin yang akan muncul adalah seorang Muslim yang sangat taat
beragama, yang semata-mata iman yang sangat tebal kepada Allah SWT yang membimbingnya dan
menjadi kekuatannya).

umpes tapis tan na mangga, krana panjenengan nata, amrih kartaning nagara, harjaning jagat sadaya,
dhahare jroning sawarsa, denwangeni katahhira, pitung reyal ika, tan karsa lamun uwiha.

Artinya : Semua musuhnya dimusnahkan oleh sang pemimpin demi kesejahteraan negara,dan
kemakmuran semuanya, hidupnya sederhana, tidak mau melebihi, penghasilan yang diterima. (note
: suatu indikasi bahwa kejujuran, kesederhanaan, dan tidak mau melebihi apa yang menjadi
penghasilannya – tidak kurang tidak lebih – menjadi ciri utama dari pemimpin yang baru. Dalam
tembang ini sangat jelas dilukiskan kelemahan pemimipin adalah sikap berlebih-lebih-an yang pada
posisi sebagai pimpinan cenderung tidak menerima apa yang secara murni diberikan oleh negara
sebagai penghasilannya sehingga menimbulkan banyak ‘kreativitas’ untuk mendapatkan ‘tambahan’
penghasilan yang sulit dikontrol batas-batas-nya yang merugikan rakyat banyak yang contoh
nyatanya adalah situasi kehidupan para pimpinan/pejabat pemerintahan selama 32 tahun rezim
Soeharto berkuasa dan juga sampai dengan saat ini).

umi sakjung pajegira, amung sadinar sawarsa, sawah sewu pametunya, suwang ing dalem sadina,
wus resik nir apa-apa, marmaning wong cilik samya, ayem enake tysira, dene murah sandhang teda.

Artinya : Pajak orang kecil sangat rendah nilainya, orang kecil hidup tentram, murah sandang dan
pangan.

an na dursila durjana, padha martobat nalangas, wedi willating nata, adil asing paramarta, bumi
pethik akukutha, parek lan kali Katangga, ing sajroning bubak wana, penjenenganin sang nata.

Artinya: Tidak ada penjahat, semuanya sudah bertobat, takut dengan kewibawaan sang pemimpin
yang sangat adil dan bijaksana.

Kesimpulan.

Ilustrasi zaman Kalabendu adalah mirip dengan kondisi bangsa Indonesia pada saat ini sebagai
pertanda zaman dimana masyarakat kehilangan arah yang merupakan tahap akhir sebelum bangsa
Indonesia bisa mengatasi dengan kedatangan pemimpin yang adil dan bijaksana. Bisa saja hal ini
adalah sekedar suatu ‘angan-angan’ atau suatu harapan apabila suatu bangsa atau masyarakat
mengalami tekanan kesulitan yang sangat sulit diatasi seperti pada saat ini sehinga harapan akan
munculnya Ratu Adil (Satria Piningit) adalah sekedar suatu pelampiasan sumbat sosial agar
masyarakat masih menaruh harapan akan datangnya suatu perbaikan.

https://alangalangkumitir.wordpress.com/2008/08/05/jaman-kalabendu/ 6/17
12/26/2017 JAMAN KALABENDU | alangalangkumitir

Waktulah yang akan membuktikan bahwa apa yang menjadi ilustrasi dari budaya Jawa baik oleh
Prabu Jayabaya dari Kediri maupun R. Ng. Ranggawarsita adalah sekedar ilustrasi pada masanya
yang kebetulan berulang pada saat ini dan bisa saja berulang lagi dimasa yang akan datang atau
merupakan prediksi yang mungkin bisa terjadi yang kita mengalami masa Kalabendu tahap akhir
yang akan menuju masa Kalasuba yang penuh harapan.

Tujuan tulian ini adalah :

Mengemukakan suatu ilustrasi zaman sesuai dengan referensi budaya Jawa.

Mengingatkan kembali bahwa dalam menghadapi kesulitan, kebingungan, kekakhawatiran yang amat
sangat pada saat ini, peringatan R. Ng. Ranggawarsita adalah sangat relevan untuk kita cermati
kembali ‘luwih begja kang eling lan waspada’ yaitu kunci keselamatan agar kita tetap mampu
mengontrol tingkah laku kita untuk tidak ikut-ikutan gila / edan walaupun dalam kesulitan
seberapapun besarnya untuk menjaga perbuatan kita agar tetap menjaga sifat budi luhur tidak ikut-
ikutan korupsi, tidak ikut-ikutan menjarah, tidak ikut-ikutan merampok dijalanan, tidak ikut-ikutan
merusak, menyerahkan semuanya dengan ikhlas kepada Allah SWT yang hanya atas izinnya semata
semua kejadian akan bisa berlaku apakah seseorang mendapat suatu kesulitan / musibah ataupun
dipermudah jalannya. (Walaupun tidak mudah bersikap seperti ini pada zaman ini – dan ini nyata-
nyata cobaan buat diri kita semua – dan tidak semua orang mampu lulus ujian melewati zaman
Kalabendu dengan selamat kecuali ‘yang eling lan waspada’).

Memberikan harapan bahwa keadaan akan lebih baik bila zaman Kalabendu berakhir dan perbawa
(kewibawaan) pemimpin bisa kembali dengan datangnya zaman Kalasuba.

Note: Terjemahan dari tembang Jawa kedalam Bahasa Indonesia adalah bedasarkan interpretasi
pribadi penulis dengan banyak keterbatasan pemahaman bahasa Jawa madya. Penulis menyilahkan
kalau ada pembaca yang ingin memberikan koreksi untuk terjemahan/interpretasi
yang lebih akurat.

POSTED IN: JAMAN KALABENDU Advertisements

TAGGED: AJARAN, ALANG, ALANG-ALANG, ALANG-ALANG KUMITIR,


ALANGALANGKUMITIR, ASMARADANA, BABAD, BALABAK, BUDAYA JAWA, BUDI,
DHANDHANGGULA, DURMA, FALSAFAH, FILOSOPI, GAIB, GAMBUH, GIRISA.,
HAHEKAT, JAVANESE CULTURE, JAVANESE MANUSCRIPTS, JURUDEMUNG, KAUTAMAN,
KAWRUH, KEJAWEN, KEKAWIN, KIDUNG, KINANTHI, KITAB, KUMITIR, LAYANG.,
LUHUR, MACAPAT, MAKRIFAT, MANTRA, MASKUMAMBANG, MEGATRUH, MIJIL,
MISTIK, MITOLOGI, NASKAH KUNO, NGELMU, PANGKUR, PEKERTI, PEMUT, PITUTUR,
PIWULANG, PRANATA, PRASASTI, PRIMBON, PUCONG, RAMALAN., RASA, RENUNGAN,
SASTRA, SASTRA JAWA, SEJARAH, SEJATI, SERAT, SINOM, SULUK, TAFSIR, WAHYU,
WEDARAN, WIRANGRONG, WIRID

17 Comments

1. Bolo Dwo
MAY 14, 2011 – 7:25 AM
1.000% sy percaya sbgmn yg telah ditulis K’mas petir saloka. Percaya apa tidak, silakan2 saja,
sang waktu yg membuktikan.

S A L A M . . . . . RAHAYU……RAHAYU……. RAHAYU…..
https://alangalangkumitir.wordpress.com/2008/08/05/jaman-kalabendu/ 7/17
12/26/2017 JAMAN KALABENDU | alangalangkumitir

2. Bolo Dwo
MAY 14, 2011 – 7:16 AM
@K’Mas AAK dan @K’Mas Petir Saloka :
Salam kenal.. mhn ijin numpang nampang hehe.. matur nuwun uraiannya ruuaaarrrr biasa
namun pendapat sy dikit beda, bhw carut marut situasi/kondisi NKRI, alam lan bumi sarta jalmi
mmg hrs terjadi sbgm jangka jayabaya, dan saat ini msh di jaman Kalatidha (tidha=ragu) blm
masuk kalabendu (bendu=bebendu=musibah) apalagi kalasuba, pendapat sy kalabendu dimulai
th baru jawa yad/suro, diawali rusuh dr arah timur berjalan kearah barat (Jkt/Ibukota), semakin
jauh tambah pengikut dan ditiap kota bikin onar/kerusuhan/pepati kmd NKRI runtuh/rubuh
terpecah belah ditambah alam lan bumi anetepi janji suci sbgm yg ditulis K’mas petir saloka
diatas yaitu sbg bukti bhw akan adanya Pengadilan Suci dr Kang Murbeing Dumadi yg kmd
memunculkan SPSW/Satriya ke 7 (perhatikan kata2… rawuhnya, nata ginaib sanyata, wijil-
wijiling utama, ingaranan Naranata, kang kapisan karanya, adhege tanpa sarana, nagdam
makduming Srinata dst…) sbg penunjuk jln keselamatan menuju jaman baru/kalasuba, tak berapa
lama kurang lebih (8 th/sewindu) kmd SPSW madheg panditha (perhatikan… karsaning sukma,
salin alamnya, jumeneng Sri Panditha) untuk persiapan mendampingi munculnya Ratu Adil
Piningit (perhatikan kata2… luwih adil paraartha, lumuh mring brana artha, nama Sultan
Erucakra, tanpa sangkan rawuhira…dst). Kesimpulan sy bhw kang kapisan ingaranan
NARANATA/SPSW/SATRIYA KE 7 dgn yg.. luwih adil paraartha nama SULTAN
H/ERUCAKRA/RA adl 2 orang yg berbeda dgn tugas dan waktu yg berbeda pula, namun
persamaannya bhw beliau2 adl Sama2 Piningit nya. Nah bgm kondisi/situasi jaman Kalabendu
nanti.. ?1000%

3. Orang Dungu
APRIL 23, 2011 – 5:26 AM
aduh stelah sya mmbaca tulisan mas,saya smnjdi lbih mngerti bahwa smua akan kmbali sperti
dlu.sperti munculnya peradaban islam yg prtma kali dibangun oleh nabi Muhammad SAW.dan
sya lbih tahu bhwa sudah sangat kacaunya negeri kita ini. tp jka smua msyarakat indonesia
memegang pedoman “luwih begja kang eling lan waspodo” maka insyaallah zaman kalbendu ini
akan lbih cpat dilewat.

4. Kudaputih
MARCH 29, 2011 – 3:20 AM
keadilan alam sdh berjalan, keadilan gusti di akhir jaman, lembaran baru menyongsong di depan,
sudahkah kita siap dg keadaan ?

5. Petir Saloka
FEBRUARY 19, 2011 – 11:39 AM
Sejatine wus tinempa akhir
Akhir jaman kalabendu
Mlebu ning jaman suci

Pagelaran kang bakal dimulai


Amiwiti lelakuning alam
Udan kang dudu mangsane
Panas kang dudu mangsane
Angin kang nyemplak segara
Akeh gunung metu mawane
Lindu sakbendinane

Yo kuwi pratanda suci


Pagelaran suci bakale diwiwiti
Lor wetan kidul kulon
https://alangalangkumitir.wordpress.com/2008/08/05/jaman-kalabendu/ 8/17
12/26/2017 JAMAN KALABENDU | alangalangkumitir

Abang wernane
Manungsa kang ora kaya manungsa
Isuk lara bengi mati
Bengi lara isuk mati
Uwong pating kleler
Ora ngerteni sanak kadang
Uwong mati sak ngon ngon
Ya kuwi pratanda agung
Rubeda sengkala kang amiwiti

Tiba titiwancine
Surya kang ora metu cahyane
Pratanda agung
Bakale dimulai
Pengadilan agung
Kanggo ndonya rubeda

Isuk kang kalebu awan


Gunung bledos
Geterke ndonya
Geni disuntak
Ora ana mandeke

Awan kang katon bengi


Lor wetan kidul kulon
Murup cahyane
Lemah ngolet
Kaya disemplake
Kabeh musna
Ora katon warnane

Lemah jugrug dadi gunung


Gunung jugrug
Sakbendinane

Lakune lemah
Linawas naga ngamuk
Uwong kang dilewati
Digawa mati
Omah kang disruduk
Digawa mlebu

Segara obyak banyune


Satus meter duwure
Ngresiki tineba pati
Manungsa bakale musna
Manungsa gari seprapat
Kabeh wis ginaris suci
Kabeh wis kodrat agung
Jejere suci
Ingsun suci sejati
Wong kang suci
Bakale mukti
https://alangalangkumitir.wordpress.com/2008/08/05/jaman-kalabendu/ 9/17
12/26/2017 JAMAN KALABENDU | alangalangkumitir

Tineba paripurnaning suci


Pengadilan agung wis tilaku
Petung dina pitung wengi
Lawase

6. Petir Saloka
FEBRUARY 1, 2011 – 12:30 PM
Pepundene ngelmu suci
Ngilmu rasa
Rasa suci sejati
Sejatine ghaib
Pinangka ngesti sejatine rasa
Rasa pribadi kang ngesti suci
Suci rasa pribadi sira
Sowan sejatine suci
Sowan dzat agung suci sejati
Masrahke sejatine rasa
Rasa suci sejati
Sejatine suci
Ingsun suci sejati

7. Petir Saloka
JANUARY 30, 2011 – 3:59 PM
Sejatine wus tinempa akhir
Akhir jaman kalabendu
Mlebu ning jaman suci

Sejatine wus titiwancine


Ndonya malih warnane
Gelaran pengadilan agung
Mlebu ning jaman suci
Jaman kang alenggahan para gung suci
Jaman ratu gung suci sejati
Jaman kraton gung suci sejati
Sejatine suci Ingsun suci sejati

Nusantara ngancik ning sejatine suci


Pinangka tetenger lelakuning jaman
Jaman kang suci
Jaman alenggahan sejati
Sejatine suci Ingsun suci sejati

Ndonya rubeda bakale suci


Jejere suci kang anyekseni
Pinangka suci lelaku sejati
Sejatine suci Ingsun suci sejati

Wong kabanda bakale mati


Wong kang nista bakale musna
Wong kang ora suci owal sejati
Mlebu ning alam peteng
Tineba saklawase

https://alangalangkumitir.wordpress.com/2008/08/05/jaman-kalabendu/ 10/17
12/26/2017 JAMAN KALABENDU | alangalangkumitir

Wong kang suci tinampa mukti


Banda ndonya kang anampani
Ngesti suci sejatine rasa
Rasa suci jumeneng sejati
Sejatine suci Ingsun suci sejati

Pratanda alam wis dimulai


Anggone ngesti tanpa kendat
Bakale tinampa suci
Sucining rasa kang mukti
Mukti rasa sejati
Sejatine suci
Ingsun suci sejati

8. Petir Saloka
JANUARY 27, 2011 – 1:39 PM
Jawa tineba gari seprapat
Seprapate kalebu bangsa liya
Ya kuwi kang wis ginaris suci
Sejatine suci
Ingsun suci sejati

Nusantara tineba dadi pancering bangsa


Kapimpin ratu gung suci sejati
Ya kuwi kang wis kodrat suci
Sejatine suci
Ingsun suci sejati

Kabeh bakale mlaku


Mlaku ning arah suci
Sejatine suci
Ingsun suci sejati

Ngancik ning tahun siji


Sasi siji pengadilan suci
Wis tiniba mlaku
Laku sakjroning suci
Titah suci sejati
Sejatine suci
Ingsun suci sejati

Rubeda sengkala wis ngancik ning ndonya


Wong lara pating kleler
Wong mati sak ngon ngon

Alam wis katon warnane


Omah ambruk sakbendinane
Banyu mlebu ning pelataran

Awan ora kaya awan


Bengi ora kaya bengi
Ya kuwi tiniba titiwancine
Pengadilan agung suci sejati
Sejatine suci Ingsun suci sejati
https://alangalangkumitir.wordpress.com/2008/08/05/jaman-kalabendu/ 11/17
j
12/26/2017 g j JAMAN KALABENDU | alangalangkumitir

Yen ta sira kalebu suci


Ning ngendi wae bakale tinampa mukti
Yen ta sira ora kalebu suci
Ning ngendi wae bakale tinampa mati
Owal kodrat lan ginaris suci
Mlebu ning balam peteng
Tiniba saklawase

Kabeh kalebu kodrat suci Ingsun


Kabeh kalebu ginaris suci Ingsun
Yen ta
Kabeh bakale mlaku
Mlaku ning arah suci
Yen ta
Kabeh bakale balik
Balik ning arah suci
Sejatine suci
Ingsun suci sejati

9. Petir Saloka
JANUARY 27, 2011 – 1:35 PM
ya, kita sudah memasuki jaman kalabendu dan akan masuk jaman kala suba. Sebelumnya akan
terjadi gara gara atau Pengadilan Agung/Suci atau jaman saringan.

Naga dina wus tiniba ning ndonya


Anjalani kang kudu dijalani
Ngalor, kidul, wetan , kulon
Wus abang warnane
Pratanda bakale mlaku
Lelakon kang wus ginaris
Sangga buwana wus ilang cahyaning
Ratu mati Negara lebur
Kabeh amarga tingkah polahe
Kraton kang dadi gubuk
Ora ana kaprabawa suci
Sing ana rubeda sengkala

Kraton bakale musna


Musna sak kawulane
Kabeh bakale dipangan buwana
Buwana suci kang wus angenteni
Lakuning jaman, lelakuning pati
Pati rasa suci pribadi
Kang ora angesteni
Kabeh kalebu kodrat suci
Kabeh kalebu ginaris suci

Kabeh kalebu titi wanci


Yen ta ndonya bakale suci
Ngancik tahun purnama siji
Bakale wis paripurna

https://alangalangkumitir.wordpress.com/2008/08/05/jaman-kalabendu/ 12/17
12/26/2017 JAMAN KALABENDU | alangalangkumitir

Anggone agawe raya


Tumrap kabeh kang suci
Bakale tinemu mukti

Wis kalebu pratanda alam


Yen ta
Kabeh gunung bakale bledos
Ngetoke geni tanpa ana mandeke
Lemah jugrug sakbendinane
Wis kalebu pratanda alam
Yen ta
Segara entek banyune
Pindahe banyu ana pelataran
Uwong mati pating kemampul

Wis kalebu pratanda alam


Yen ta
Buwana metu saka panggone
Lemah mlaku sak karepe dewe
Wis kalebu pratanda alam
Yen ta
Manungsa gari seprapat
Tanah jawi nyigar dadi 3
Nusantara ciut panggone
Ndonya rubeda malih rupane

Kabeh wis kalebu titi wanci


Titi wancine jaman
Mlebu ning jaman suci
Wong kang suci
Bakale mukti
Jrone sing ora suci
Bakale mati
Rubeda sengkala
Kang dadi sisihane
Metu saka kodrat lan ginaris suci
Mlebu ning alam peteng
Tiniba wektu saklawase

Pepadange surya ning timur


Wis ngancik ning dina 7
Bakale kasambadan dening suci
Surya nalendra cungkup suci
Ngarcapada mulya jumeneng suci

Tibaning rasa kang angugemi


Bakale tinampa mukti
Rohing diri jumeneng sejati
Jejere suci Ingsun suci sejati

Pinangka sangu ning ndonya rubeda


Aja lali marang sanak kadang
Sanak kang angugemi suci
https://alangalangkumitir.wordpress.com/2008/08/05/jaman-kalabendu/ 13/17
12/26/2017 JAMAN KALABENDU | alangalangkumitir

Kadang kang angesti suci


Ya bakale tinampa mukti

Sangkan paraning dumadi


Wis kalebu ning jaman suci
Anggone ngesti aja pada dilaleke
Sabda suci bakale tumeka diri
Jroning suci Ingsun suci sejati
Sejatine Ingsun Ingsun suci sejati

Tumekane ngancik dina ping 7 (pitu)


Paripurnaning jeksa buwana
Kabeh bakale anyurupi
Pepadange surya jumeneng sejati

Surya condro buwana


Pancering budi
Gumatok ning diri kang suci
Sastro nata lintang kumitir
Condro peksi kang amuputi
Tirta suci nalendra gurpa
Gemah ripah lohjinawi

10. Sukma Langgeng


JULY 8, 2010 – 6:01 AM
Nyuwun sewu nopo wonten ingkang kagungan kitab/buku MAKLUMAT JATI? Nopo dalem
saged nderek ngampil?

11. Prashetyo
MARCH 1, 2010 – 9:41 AM
mas….gadah kitab jayaning cipta mboten ( engkang asli )

12. Adul
JANUARY 9, 2010 – 5:39 AM
klo aku coba simak ini bukan ramalan ,d mana hal spt ini sudah sering terjadi spnjang dunia ini
ada . hal ini saya hubungkn dg ayat2 dari kitab2Nya Alloh . bhwasanya Aloh itu punya yg
namanya sunatulloh (tradisi). dimana alloh selalu mnggilir gantikan suatu kondisi manusia dr yg
HAQ — bathil .dr yg bathil– haq . sudah brp kali alloh mnghancurkan umatnya klo kita baca dlm
AL quran dan kitab2 yg lain. pd saat apa mereka d hancurkan / d azab .yaitu pd saat manusia
sudah lg mnjadikan Alloh itu satu2nya yg di taati/ d ibadahi dan meninggalkan aturanya yg
berarti manusia telah menyekutukanya / musyrik.

NB: Tunggu aj ,tinggal apakah kita menunggu dg keyakinan atau ragu ragu atau tdk percaya
sama sekali ….

13. Taufikthd
DECEMBER 9, 2009 – 3:32 AM
Ya kalaulah yg dipersepsikan akan kapasitas ratu adil itu ada dan sudah dipersiapkan Allah SWT
kan pincang juga bila ummat belum merasa membutuhkan atau belum siap diajak ber-quantum
dalam tawakal, pikir dan tindak oleh pemimpin ybs dalam kehidupan sehari-hari. karena saat ini
semua merasa mampu menjadi imam dengan berlomba dgn segala cara???? Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui, andaikan diturunkan SAAT bagi yang ditunjuk bila ummat belum merasa
perlu maka akan sia-sia dan mungkin dicaci maki belaka. Bagi ummat menurut kami ya

https://alangalangkumitir.wordpress.com/2008/08/05/jaman-kalabendu/ 14/17
12/26/2017 JAMAN KALABENDU | alangalangkumitir

tunjukkan kesungguhan hati dalam do’a, sikap dan perbuatan yang sehingga Allah SWT akan
menurunkan saat itu dan tidak usah mencari-cari karena tak akan mampu mengidentifikasi
perfoma dan pribadi yang dicari.

14. Tegoeh.Kusuma
AUGUST 4, 2009 – 10:06 AM
Nuwunsewu…
Uluk salam taklim.

Menyimak paparan kolobendu ini, khususnya g satrio piningit (sultan herucokro)…atau apapun
sebutan/julukan yg mengarah kpd anggapan Ratu AdiL, sesuai dgn yg disebut yaitu Ratu AdiL…
tidak ada satu pun manusia yg bisa dianggap “Ratu” (berkuasa) dan berbuat “AdiL”…
“Ratu AdiL” ada di dalam diri setiap manusia…yg dipingit demi memuaskan nafsu dunia…
terpingit oleh karena tak terlihat, meski hanya bisa dirasa oleh masing2 manusia…sang “Ratu”
tidak lah ber-agama (“Ratu” yg meliputi segala sesuatu)…apalagi berbentuk partai…
Ketika satrio piningit itu tidak lagi dipingit… manunggal sebagai “Ratu” dalam perilaku tiap
manusia, itulah manifestasi dr “Ratu AdiL”…sang Hyang-Gusti-Allah swt-Tuhan-Dei-God.

Mungkin atau tidaknya terjadi bukanlah urusan kita…namun setidaknya bisa dimulai dari diri
masing2…

Anggapan sy ini sama sekali tidaklah absolut…hanya ungkapan rasa yg dirasakan…

Wabillahi taufiq wal hidayyah..


Salam Damai..Salam Sejahtera..
Semoga semua makhluk berbahagia..

Salam SEJATi.
____________

15. Nyong
JANUARY 3, 2009 – 8:39 PM
satria yang baik hatinya seperti shalahudin…

16. Endang Hadi Adi


SEPTEMBER 4, 2008 – 1:44 PM
….hanya kepercayaan/keimanan terhadap Allah SWT prajuritnya dan senjatanya adalah se-mata-
mata zikir, musuh semua bisa dikalahkan….

demikian juga pada ramalan sabdopalon, akan mengajar kawruh budi

bisa jadi dzikir itu kawruh budi, misal bismilallahi wabilallahi lebih dekat merupakan
pelaksanaan manunggaling kawula lan gusti

cita2 sih supaya bisa mengenal dan dekat ratu adil dalam menyambut kalasuba

17. Ady
AUGUST 26, 2008 – 1:36 PM
Setelah membaca paparan zaman Kalabendu dan Kalasuba saya sangat terkesima, tanpa
memandang itu ramalan atau bukan atau hanya sekedar ungakapan dari sang penulis pada masa
itu yang menggambarkan kondisi zaman yang dialaminya dengan secercah harapan yang
ditunggu kedatangannya. Memang pada saat ini (sejak tahun 1990-an s.d 2008 dst belum tahu
akhirnya) saya masih merasakan berada pada zaman KALABENDU dengan adanya segala
kejadian baik (ketidakadilan, kesewenangan, ankaramurka, asusila, kezaliman dll) dan adanya

https://alangalangkumitir.wordpress.com/2008/08/05/jaman-kalabendu/ 15/17
12/26/2017 JAMAN KALABENDU | alangalangkumitir

prahara/bencana baik dari langit maupun bumi yang bisa menggetarkan hati yang masih punya
rasa. Namun demikian saya juga masih mempunyai secercah harapan dengan perjalanan sistem
pemerintahan dan kondisi perpolitikan di tanah air kita saat ini sebagaimana harapan dari sang
pengarang zaman KALASUBA, di sini saya milihat munculnya sosok partai yang patut untuk
diperhitungkan (ini terlepas dari bicara masalah politik tapi sekedar mengkritisi perubahan
zaman) yang mana partai ini mempunyai visi dan misi yang sangat jelas dan orang-orang yang
tergabung di dalamnya patut untuk dijadikan teladan dari sisi ketaatan dalam beragama,
kesederhanaannya, qona’ah (menerima pemberian Tuhan apa adanya) dll. Dengan demikian saya
menaruh harapan dari partai ini muncul sosok pemimpin sebagaimana yang digambarkan dalam
zaman kalasuba, mengingat sekarang masanya era pemerintahan modern dan bukan
kerajaan/kraton – tapi tidak menutup kemungkinan munculnya sosok pemimpin dari orang
kraton. Adapun partai yang saya maksud adalah PARTAI KEADILAN SEJAHTERA.






































https://alangalangkumitir.wordpress.com/2008/08/05/jaman-kalabendu/ 16/17
12/26/2017 JAMAN KALABENDU | alangalangkumitir













https://alangalangkumitir.wordpress.com/2008/08/05/jaman-kalabendu/ 17/17

Anda mungkin juga menyukai