OLEH :
SYAHRUL .M
NIM . 1903112165
SITI LAYLIA SARI
NIM . 1903110342
A. PENDAHULUAN
Perkembangan masyarakat dunia yang semakin cepat secara langsung maupun tidak
langsung mengakibatkan perubahan besar pada berbagai bangsa di dunia. Gelombang
besar kekuatan internasional dan tradisional melalui globalisasi telah mengancam bahkan
menguasai eksistensi negara-negara kebangsaan, termasuk Indonesia. Akibat yang
langsung terlihat adalah terjadinya pergeseran nilai-nilai dalam kehidupan kebangsaan,
karena adanya perbenturan kepentingan antara nasionalisme dan internasionalisme.
Secara ilmiah harus disadari bahwa suatu masyarakat, suatu bangsa, senantiasa
memiliki suatu pandangan hidup atau filsafat hidup masing-masing yang berbeda dengan
bangsa lain di dunia dan hal inilah yang disebut sebagai local genius
(kecerdasan/kreatifitas lokal) dan sekaligus sebagai local wisdom (kearifan lokal) bangsa.
Dengan demikian bangsa Indonesia tidak mungkin memiliki kesamaan pandangan hidup
dan filsafat hidup dengan bangsa lain.
1. Pengertian Filsafat
Filsafat berasal dari bahasa Yunani “philein” yang berarti cinta dan “sophia” yang
berarti kebijaksanaan. Jadi filsafat menurut asal katanya berarti cinta akan kebijaksanaan,
atau mencintai kebenaran/ pengetahuan. Cinta dalam hal ini mempunyai arti yang seluas-
luasnya, yang dapat dikemukakan sebagai keinginan yang menggebu dan sungguh-
sungguh terhadap sesuatu, sedangkan kebijaksanaan dapat diartikan sebagai kebenaran
yang sejati. Jadi filsafat secara sederhana dapat diartikan sebagai keinginan yang
sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran yang sejati.
Objek material filsafat adalah seluruh realitas, sedangkan objek material ilmu
pengetahuan lainnya senantiasa khusus dan terbatas. Ilmu-ilmu pengetahuan lainnya
senantiasa menyelidiki bagaimana struktur objeknya, sedangkan filsafat selalu mencari
sebab-sebanya yang terdalam, mencari hakikat realita.
Pancasila memenuhi ciri-ciri sebagai filsafat. Di bawah ini adalah beberapa pendapat
yang menyatakan bahwa Pancasila adalah suatu filsafat :
Dalam bukunya Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945, Moh Yamin (1962)
menyebutkan :
“Ajaran Pancasila tersusun secara harmonis dalam suatu sistem filsafat. Hakikat
filsafat Friedrich Hegel (1770-1831) ialah sintesis pikiran lahir dari antithesis pikiran.
Dari pertentangan pikiran lahirlah perpaduan pendapat yang harmonis. Dan ini adalah
tepat. Begitu pula dengan ajaran Pancasila, satu sintesis Negara yang lahir dari satu
antithesis. Dan kemerdekaan itu kita susun menurut ajaran filsafat pancasila yang
disebutkan dengan terang dalam mukadimah konstitusi 1945 berbunyi : ‘Maka dengan ini
kami menyusun kemerdekaan kami itu dalam suatu piagam Negara yang berbentuk
republik kesatuan berdasarkan ajaran Pancasila, di sini disebutkan sila yang kelima untuk
mewujudkan kebahagiaan, kesejahteraan, perdamaian dunia, dan kemerdekaan.’ kelima
sila itu tersusun dalam suatu perumusan pikiran-pikiran filsafat yang harmonis. Pancasila
sebagai hasil penggalian Bung Karno ini sesuai dengan pandangan hidup.
Pada saat itu, maka Pancasila itu merupakan filsafat negara (staats filosofi). Karena
itu dapatlah dimengerti kalau filsafat Pancasila ini dibawakan sebagai hal-hal yang
berkenaan dengan manusia, sebab negara itu adalah manusia, organisasi manusia.
Banyak orang yang mengira bahwa Pancasila ini adalah ciptaan Ir.Sukarno, tetapi
ternyata Ir.Sukarno menolak disebut sebagai pencipta Pancasila, dan mengatakan bahwa
Pancasila itu adalah isi jiwa bangsa Indonesia. Kalau filsafat itu adalah ‘isi
jiwa(suatu)bangsa’, maka filsafat adalah filsafat bangsa tadi. Jadi Pancasila itu adalah
Filsafat bangsa Indonesia.
Pendapat Drijarkoro
Pendapat Notonagoro
Maka dasar filsafat ialah rasio dari kehidupan negara dan bangsa kita, dan asas
kerohanian, sedangkan makna pengertian ‘ideologi’ negara adalah pertama, cita-cita
negara atau sistem kenegaraan; kedua, ilmu pengetahuan tentang cita-cita negara.”
Pendapat Roeslan Abdoelgani
Dalam kajiannya dari dalam, ia masih mengandung ruang yang luas untuk
berkembangnya penegasan-penegasan lebih lanjut. Di dalam fungsinya sebagai
fondasi Negara, ia telah bertahan terhadap segala ujian baik yang dating dari
kekuatan-kekuatan kontra revolusioner maupun kekuatan-kekuatan eksrtem.
1. Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari kata Yunani idein yang berarti melihat,atau idea yang beararti
raut muka,perawakan,gagasan,buah pikiran,dan kata logia yang berarti ajaran.Dengan
demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau science
des ideas.
b.Bidang sosial.
c.Bidang kebudayaan.
d.Bidang keagamaan.
a. Mempumyai derajat yang tinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan
b. Mewujudkan satu asas kerohanian pandangan dunia,pandangan hidup yang harus
dipelihara,dikembangkan,diamalkan,dilestarikan kepada generasi penerus
bangsa,diperjuangkan,dan dipertahankan.
3. Faktor Pendorong Keterbukaan Ideologi Pancasil
Faktor yang mendorong keterbukaan ideologi pancasila adalah sebagai berikut :
Dengan melakukan amandemen UUd 1945 di era reformasi ini.Contoh dari perubahan
instrumental itu adalah pemilihan presiden yang berubah dari MPR kepada rakyat yang
langsung memilih.Sedangkan nila-nilai praktis tercermin dari undang-undang,peraturan
pemerintah dan seterusnya yang berhubungan dengan kenyataan kehidupan dalam
masyarakat.Baik nilai-nilai instrumental maupun nilai praktis harus tetap mengandung
jiwa dan semangat yang sama dengan nilai dasarnya,yaitu pancasila atau pembukaan UUD
1945.
4. Batas-Batas Keterbukaan Ideologi Pancasila
Sekalipun pancasila memiliki sifat keterbukaan,namun ada batas-batas keterbukaan