Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Umum
Propinsi Nusa Tenggara Timur termasuk daerah kering yang sangat dipengaruhi oleh
letak geografisnya. Daerah ini termasuk daerah dengan tinggi curah hujan tahunan rerata
sekitar 1200 – 1400 mm. Periode musim hujan sekitar 100 hari per tahun, dan terjadinya
hujan pada bulan yang tidak tetap, yaitu antara bulan November sampai bulan Maret. Hal
tersebut sangat berpengaruh pada jadwal musim tanam dan kebutuhan air minum
manusia dan ternak.
Untuk mengatasi hal tersebut di atas, maka diperlukan rekayasa teknis dengan membuat
sarana penyimpanan air seperti embung dan waduk, salah satunya adalah rencana
pembangunan Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang.
Rencana operasi Bendungan Raknamo adalah untuk kebutuhan air irigasi dan air baku.
Secara elevasi areal irigasi yang dapat diairi terletak di antara elevasi + 28 m sampai
dengan + 83 m. Areal di atas elevasi + 40,50 m merupakan areal yang berbukit dan
bergelombang, sedangkan elevasi di bawah +40,50 m merupakan areal yang relatif datar.
Desa-desa yang merupakan tujuan suplai air baku terletak di elevasi tinggi sampai
rendah. Untuk suplai air baku Desa Raknamo harus di lakukan secara sistim pompa,
sedangkan Desa Manusak dan Naibonat, dapat dilakukan secara gravitasi.
Saluran pengambilan ini untuk mensuplai air bagi keperluan irigasi dan air baku, dimana
air irigasi ini dipakai untuk membangkitkan tenaga listrik terlebih dahulu. Untuk itu
diperlukan adanya suatu bangunan yang digunakan sebagai tempat operasional dari
pengoperasian waduk dan perawatan peralatan mekanikal, yaitu bangunan irigasi dan
power house sebagai tempat turbin dari fungsi PLTM. Kedua bangunan tersebut
memanfaatkan struktur konduit. Ruang operasional dari peralatan irigasi dijadikan satu
bangunan dengan ruang operasional dari power house, hal ini dimaksud untuk
mengefisienkan area yang ada.
Pengaturan debit pengeluaran yang terletak pada bagian hilir menggunakan butterfly
valve untuk pengaturan irigasi dan juga dilengkapi dengan hollow jet valve untuk kontrol
debit .
Kegiatan operasi dan pemeliharaan yang tidak sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan, akan mengurangi efetifitas bendungan dan bahkan dapat membahyakan
kesalamatan bendungan yang bersangkutan
1. Layanan irigasi berada di Desa Raknamo, Desa Manusak, Desa Fatutea Kec. Amabi
Oefeto dan Desa Naunu di Kec.Fatuleu seluas 841 ha;
2. Layanan suplai air baku untuk kebutuhan air di Desa Raknamo, Desa Manusak dan
Kelurahan Naibonat, Kecamatan Amabi Oefeto sebesar 100 ltr/det;
3. Pembangkit Listrik Tenaga Air dengan kapasitas sebesar 0,21 MW;
4. Konsevasi air tanah disekitar bendungan;
5. Adanya kesempatan untuk mengembangkan bidang perikanan air tawar;
6. Terbukanya lapangan kerja yang baru dibidang pariwisata bagi masyarakat
sekitarnya.
Dokumen ini harus disimpan dan diarsipkan atau di dokumentasikan dengan rapi selama
umur layanan bendungan.
1. Dokumen Desain
Dokumen Desain berisikan kriteria desain berikut data atau acuan yang digunakan,
laporan penyelidikan lapangan, uji model, cara dan hasil analisa/perhitungan, gambar-
gambar dan spesifikasi teknik.
4. Penyimpanan Dokumen
Sekurang-kurangnya 4 (empat) set dokumen bendungan lengkap harus tetap
tersedia,masing-masing 1 (satu) set derada di :
Kantor Lapangan (Lokasi bendungan)
Kantor Pengelola Bendungan / Unit Pengelola Bendungan (UPB)
Kantor Pemilik Bendungan / Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II
Komisi/Balai Keamanan Bendungan
5. Kewajibnan Pemilik dan atau Pengelola Bendungan berkaitan dengan perihal di atas
adalah sebagai berikut :
Pemilik atau Pengelola Bendungan berkewajiban atas tersediannya satu set Dokumen
Bendunan lengkap dikantornya dan bertanggung jawab atas segala pelaksanaan
pengoperasiaannya.
Menyampaikan satu set dokumen bendungan lengkap kepada Komisi/Balai
Keamanan Bendungan
Melakukan pemutahiran dokumen bendungan dan menyampaikan catatan
pemutahiran kepada Balai Keamanan Bendungan
Tinggi bendungan 37,20 m diukur dari dasar pondasi bendungan pada bagian
yang terdalam.
Bendungan Raknamo didesain dengan kapasitas debit inflow Q1000 th = 434,71
m3/det dan dikontrol dengan Q PMF = 1.076,08 m3/det, sehingga area genangan
siap menampung air sampai dengan ketinggian muka air elevasi + 108,21 m,
elevasi puncak bendungan + 110,20 m.
2) Genangan Waduk
1. El. M.A. Banjir PMF : El. 108,21 m
2. El. M.A. Banjir Q1000 th : El. 106,30 m
3. El. M.A. Maksimum : El. 104,00 m
4. El. M.A. Rendah (MAR) : El. 95,15 m
5. El. Dead Storage : El. 93,65 m
3
6. Tampungan Waduk Kotor : 14,09 juta m
3
7. Tampungan Waduk Efektif : 9,31 juta m
3
8. Tampungan Mati : 3,83 juta m
9. Luas Daerah Genangan : 147.30 ha
10. Debit Banjir Rancangan Q1000 :
inflow 3
: 434,71 m /dt
outflow 3
: 296,18 m /dt
11. Debit Banjir Rancangan QPMF
Inflow 3
: 1.076,08 m /dt
outflow 3
: 866,54 m /dt
3) Saluran Pengelak
1. Tipe Pengelak : Konduit dan Terowongan
tipe Tapal Kuda
2. Dimensi Konduit : 4,00 x 4,00 m
3. Diameter Terowongan : 4,00 m
4. Panjang : 187,0 m
5. Elevasi Dasar Inlet : El. 77,00 m
6. Elevasi Dasar Outlet : El. 76,00 m
7. Kemiringan Terowongan : 1: 188
8. Debit Banjir Outflow Q20th
Inflow 3
: 267,87 m /dt
Outflow 3
: 143,29 m /dt
4) Coffer dam
1. Tipe Cofferdam : Urugan Zonal Inti Miring
2. Elevasi Cofferdam : El. 91,50 m
3. Elevasi Dasar Sungai : El. 75,00 m
4. Tinggi Cofferdam (pondasi) : 16,50 m
5. Lebar Puncak : 6,00 m
6. Panjang Puncak : 328,00 m
7. Kemiringan Hulu : 1: 3,0
8. Kemiringan Hilir : 1: 2,3
3
9. Debit Banjir Rencana Q 20 th : 267,87 m /dt
1.8. Definisi
Semua istilah yang terdapat pada bagian ini, merupakan terminologi umum dalam
rekayasa bendungan dan digunakan dalam manual ini, beberapa istilah lainnya dijelaskan
dalam gambar - gambar yang ada di manual ini.
Kaki bendungan (toe of dam) : Pertemuan bagian muka hilir bendungan dengan
permukaan tanah asli.
Daerah Pengaliran Sungai : Suatu kesatuan wilayah tata air yang terbentuk
secara alamiah dimana air meresap dan atau
mengalir (dalam suatu sistem pengaliran) melalui
lahan,anak sungai dan sungai induknya.
Mercu Bagian Pelimpah : Bagian paling atas bangunan tempat limpahan air.
Batu Lapis Lindung (rip-rap) : Lapisan batu besar, batu pecah atau blok pracetak
yang diletakkan secara sembarangan atau diatur
dengan tangan pada tebing hulu pada bendungan
urugan atau pada tepi waduk atau pada pinggir-
pinggir saluran sebagai pelindung terhadap
gerakan gelombang.
Kebocoran (leakage) : Aliran air bebas yang mengalir melalui lubang atau
retakan.
Tekanan air pori (pore Pressure) : Tekanan udara dan air dalam ronga atau pori-pori
bahan (material).
Dinding Pengalang rembesan : Konstruksi kedap air untuk mencegah air mengalir
(Cut-off) melalui materrial pondasi.
Gaya Angkat (uplift) : Gaya angkat oleh tekanan poriyang terjadi pada
pondasi, di bagian dasar dan seluruh bendungan.
1.9. Struktur Organisasi Unit Pengelola Bendungan (UPB) BWS Nusa Tenggara II
PENANGGUNG JAWAB
KEPALA BALAI WILAYAH SUNGAI NT II
IR. AGUS SOSIAWAN, ME
NIP. 196410121991031018
KEPALA UPB
KASI O&P
ENDYIO RAHARJO, ST, MT
NIP. 197105031998031005
WAKIL I UPB
KASATKER OP SDA
FERNANDO RAJAGUKGUK, SST, MT
NIP 196706251996031002
WAKIL II UPB
STAF SEKSI PELAKSANAAN
BERTHA E.H.K. TODA, ST, MSi
NIP 1960070319992002
SEKRETARIS UPB
KETUA PERENCANAAN TEKNIK / UPB
LASMI, ST, M.Si
NIP. 196706201996032003
KASUB UNIT UPB WILAYAH TIMOR I KASUB UNIT UPB WILAYAH FLORES I
KETUA : PPK OP SDA II
SAMUEL J. CH. AHAB, SE, SST, MT
NIP. 197304212008121002
PETUGAS-PETUGAS
KOORDINATOR OPERASI,
PEMELIHARAAN DAN PEMANTAUAN
PELAKSANA TEKNIK PPK OP SDA II
BLASIUS TURUK, BE
NIP. 1962123120071010002
A B
PELAKSANA OPERASI GATE VALVE IRIGASI PELAKSANA PEMELIHARAAN TUBUH PELAKSANA PENGUKURAN DAN
DAN AIR BAKU BENDUNGAN UTAMA, PELANA PEMELIHARAAN INTRUMENT I
........................................ ........................................ ........................................
NIP. ................................................ NIP. ................................................ NIP. ................................................
Gambar 1-3 : Struktur Organisasi Koordinator Petugas Operasi, Pemeliharaan Dan Pemantauan
Khusus Bendungan Raknamo
No. Keperluan Jenis Alat Ukur Instrument I Instrument II Instrument III Keterangan
Uraian Tugas :
I. Penanggung Jawab
Kepala Balai Wilayah Sungai NT II
2. Wakil I UPB
a. Membantu ketua dalam mengevaluasi data hasil pemantauan, inspesi visual,
operasi waduk, dan pemeliharaan bendungan;
b. Membantu Ketua dalam melakukan inspeksi visual rutin maupun berkala serta
inspeksi besar (adanya gempa, hujan lebat dll);
c. Membantu Ketua dalam pembuatan laporan hasil monitoring/pemantauan
bendungan/embung;
d. Membantu Ketua dala melakukan Pemeberdayaan Masyarakat disekitar
waduk maupun di hulu waduk;
e. Membantu Ketua dalam penyusunan kerperluan biaya pengelolaan
bendungan pertahun anggaran;
f. Membantu Ketua dalam melakukan sosialisasi Rencana Tindak Darurat
(RTD) bersama TIM UMB Pusat;
3. Wakil II UPB
a. Membantu ketua dalam mengevaluasi data hasil pemantauan, inspesi visual,
operasi waduk, dan pemeliharaan bendungan;
b. Membantu Ketua dalam melakukan inspeksi visual rutin maupun berkala serta
inspeksi besar (adanya gempa, hujan lebat dll);
c. Membantu Ketua dalam pembuatan laporan hasil monitoring/pemantauan
bendungan/embung;
d. Membantu Ketua dala melakukan Pemeberdayaan Masyarakat disekitar
waduk maupun di hulu waduk;
e. Membantu Ketua dalam penyusunan kerperluan biaya pengelolaan
bendungan pertahun anggaran;
f. Membantu Ketua dalam melakukan sosialisasi Rencana Tindak Darurat
(RTD) bersama TIM UMB Pusat;
g. Bertanggung jawab kepada Kepala UPB BWS NT II.
2. Petugas Operasi
a. Mengoperasikan bendungan, bangunan pelimpah, terowongan , intake irigasi,
intake PLTA, hidro-elektromekanikal dan lain-lain, sesuai dengan manual / pola
operasi waduk yang telah disepakati antara pemangku kepentingan;
b. Melaporkan kepada atasan dan pemangku kepentingan bila diprediksi akan
terjadi penyimpangan terhadap pola operasi waduk;
c. Melakukan rapat koordinasi (teknis) dalam rangka mengatasi penyimpangan
pola operasi waduk;
d. Melakukan operasi waduk dalam kondisi darurat, setelah melaporkan kepada
atasan dan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan;
e. Membuat laporan operasi bendungan dan bangunan pelengkapnya sesuai
ketentuan yang berlaku;
f. Bertanggung jawab kepada Koordinator Petugas Operasi, Pemeliharaan dan
Pemantauan Bendungan Raknamo.
3. Petugas Pemeliharaan
a. Melakukan pemeliharaan bendungan dan bangunan pelengkapnya secara
rutin, berkala, tahunan, inspeksi besar, inspeksi keadaan darurat, sesuai
dengan manual pemeliharaan yang berlaku;
b. Melakukan inventarisasi bagian -bagian bendungan dan bangunan
pelengkapnya yang mengalami kerusakan dan perlu perbaikan dan / atua
penggantian;
c. Melakukan pemeliharaan waduk dan daerah sabuk hijau sesuai ketentuan
yang berlaku;