Analisis Rasio Laporan Keuangan
Analisis Rasio Laporan Keuangan
Oleh :
PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
1.1 Laporan Keuangan Pokok
Laporan Keuangan adalah laporan yang disusun oleh perusahaan untuk satu
periode tertentu. Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan gambaran informasi
mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang dapat dijadikan pedoman dalam
mengambil keputusan bisnis. Analisis Data Laporan Keuangan dilakukan dengan
menganalisa masing - masing pos yang terdapat di dalam laporan keuangan dalam
bentuk rasio posisi keuangan dengan tujuan agar dapat memaksimalkan kinerja
perusahaan untuk masa yang akan datang. Setiap tutup periode akhir bulan biasanya
accounting menyiapakan dan menyusun Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan
Neraca, Rugi Laba, Arus Kas, Perubahan Modal, Catatan Laporan Atas Keuangan dan
Laporan tersebut diserahkan ke pimpinan perusahaan. Hal umum yang biasa terjadi
adalah mereka hanya fokus terhadap Laporan Laba Rugi, namun ada hal yang lebih
penting yang perlu disajikan dalam penyampaian laporan ini yaitu mengenai Analisis
Laporan Keuangan.
Analisis Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat
analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan
data perbandingan masing-masing pos yang terdapat di laporan keuangan seperti
Laporan Neraca, Rugi / Laba, dan Arus Kas dalam periode tertentu.
1) Rasio Likuiditas
2) Rasio Profitabilitas
(Apabila gross profit selama suatu periode tidak berubah sedangkan net profit
marginnya mengalami penurunan maka berarti bahwa biaya meningkat relatif
lebih besar daripada peningkatan penjualan).
Rate of Return Investment (ROI) = Laba Setelah Pajak / Total Aktiva x 100%
3) Financial Leverage
1. Pemberi kredit akan menitik beratkan pada besarnya jaminan atas kredit yang
diberikan,
c. Time Interest Earned Ratio, adalah rasio antara laba sebelum bunga dan
pajak (EBIT) dengan beban bunga. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi beban tetapnya berupa bunga, atau mengukur seberapa jauh laba
dapat berkurang tanpa perusahaan mengalami kesulitan keuangan karena tidak
mampu membayar bunga.
Pembayaran Sewa
Debt Service coverage = Laba Sebelum Bunga dan Pajak / Bunga + Sewa +
4) Rasio Aktivitas
Analisis ini merubah angka-angka yang ada dalam neraca dan laporan laba rugi menjadi
persentase berdasarkan dasar tertentu. Untuk angka-angka yang ada di neraca, common
base-nya adalah total aktiva. Dengan kata lain total aktiva dipergunakan sebagai 100%.
Untuk angka-angka dalam laba rugi, penjualan netto sebagai 100%.
Contoh:
Perusahaan ABC
Neraca
Periode 31 Desember 1991 dan 1992 (jutaan rupiah)
Aktiva 1991 1992 Pasiva 1991 1992
Kas 22 25 Hutang Dagang 91 89
Sekuritas 10 15 Hutang Wesel 40 20
Piutang 170 176 Hutang Pajak 30 32
Persediaan 117 112 Hutang Bank 120 120
Total Aktiva Lancar 319 328 Kewajiban Lancar 281 261
Tabel 2
Perusahaan ABC
Neraca Common Size
Periode 31 Desember 1991 dan 1992 (jutaan rupiah)
Aktiva 1991 1992 Pasiva 1991 1992
Kas 2,4% 2,8% hutang dagang 9,9% 10,1%
Sekuritas 1,1% 1,7% hutang wesel 4,4% 2,3%
Piutang 18,5% 20,0% hutang pajak 3,3% 3,6%
Persediaan 12,7% 12,8% hutang bank 13,1% 13,7%
total aktiva lancar 34,7% 37,4% kewajiban lancar 30,6% 29,7%
Penjelasan:
2. Untuk laporan neraca common base-nya/tahun dasar adalah total aktiva sedangkan
laba rugi adalah penjualan netto.
3. Kas dengan Angka 2,4% diperoleh dari kas sebesar 22 dibagi 919 dikalikan 100%.
Begitu juga untuk data yang lain.
4. Pada sisi aktiva nampaknya tidak banyak terjadi perubahan kompisisi (hanya aktiva
lancar sedikit meningkat dari tahun 92 dengan tahun 91), sementara pada sisi pasiva
nampak bahwa komponen modal sendiri meningkat cukup berarti. Yaitu dari 47,7%
menjadi 58,9% (terjadi peningkatan 11,2% sedangkan laba ditahan juga meningkat
9,7%).
Begitu juga dengan laporan laba rugi = common base /tahun dasar= penjualan netto
1991 1992
Penjualan = 1000 cs 1000/1000 = 100% = 1200 cs 1200/1200 = 100%
Hpp = 900, cs 900/1000 = 90% = 950 cs 950/1200 = 79%
Laba = 100 = cs = 100/1000 = 10% = 250 = cs = 250/1200 = 21%
Keterangan.
1. Terjadi penurunan HPP dari 90%-79% berarti terjadi peningkatan laba baik
nominal/persentase.
2. Laba tahun 1991 adalah sebesar 10% sedangkan tahun 1992 adalah sebesar 21%,
lebih baik dari tahun sebelumnya.
Analisis ini merubah semua angka dalam suatu laporan keuangan pada tahun dasar
menjadi 100. Analisis ini bertujuan membandingkan perkembangan dari waktu ke waktu.
Perusahaan ABC
Neraca
Periode 31 Desember 1991 dan 1992 (jutaan) rupiah
Aktiva 1991 1992 Pasiva 1991 1992
Kas 22 25 hutang dagang 91 89
Sekuritas 10 15 hutang wesel 40 20
Piutang 170 176 hutang pajak 30 32
Persediaan 117 112 hutang bank 120 120
total aktiva lancar 319 328 kewajiban lancar 281 261
Keterangan:
Penyajian dengan cara indeks menunjukkan bahwa hampir semua komponen aktiva
lancar meningkat sedangkan untuk aktiva tetap menurun. Hal ini bukan berarti
perusahaan telah menjual aktiva tetap akan tetapi penurunan disebabkan karena adanya
depresiasi/penyusutan.
Pada sisi pasiva peningkatan mencolok terjadi pada laba ditahan, dan terjadi penurunan
pada hutang bank dan hutang jangka panjang,
Keterangan:
Referensi
http://www.kembar.pro/2015/04/analisis-laporan-dan-rasio-keuangan.html