Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPOTENSI

A. Definisi Hipotensi

Tekanan darah adalah kekuatan yang digunakan oleh darah yang bersirkulasi

pada dinding-dinding dari pembuluh-pembuluh darah, dan merupakan satu dari

tanda-tanda vital yang utama dari kehidupan, yang juga termasuk detak jantung,

kecepatan pernapasan, dan temperatur. Tekanan darah dihasilkan oleh jantung yang

memompa darah kedalam arteri-arteri dan diatur oleh respon oleh arteri-arteri pada

aliran darah.

Hipotensi (Tekanan darah rendah) adalah suatu keadaan dimana tekanan darah

lebih rendah dari 90/60 mmHg atau tekanan darah cukup rendah sehingga

menyebabkan berbagai tanda dan gejala fisik. Ada dua angka dari hasil pembacaan

tekanan darah. Angka pertama dan lebih tinggi adalah ukuran tekanan sistolik, atau

tekanan dalam arteri saat jantung berdetak dan mengisi arteri dengan darah.

Sedangkan angka kedua mengukur tekanan diastolik, atau tekanan dalam arteri saat

jantung beristirahat di antara detakan.


Tekanan darah yang optimal kurang lebih 120/80 (tekanan sistolik/diastolik).

Pada orang sehat, tekanan darah rendah tanpa disertai gejala, biasanya tidak

dikhawatirkan. Tapi tekanan darah rendah dapat menjadi tanda adanya masalah,

terutama pada Ibu hamil. Karena tekanan darah rendah dapat menyebabkan

kurangnya aliran darah ke jantung, otak, dan perkembangan janin nya.

Terjadinya hipotensi pada ibu hamil dikarenakan perkembangan janin yang

menekan pembuluh darah besar dan menyebabkan volume pada sistem darah meluas,

sehingga membuat tekanan darah menurun. Pada saat hamil hormon progesteron

meningkat dan menyebabkan pembuluh darah menjadi melebar sehingga tekanan

darah pun turun. Hal ini bisa dipicu oleh adanya tekanan pada pembuluh nadi besar

(aorta) serta vena kava (pembuluh darah balik) dan juga karena membesarnya rahim

saat hamil. Ini biasanya terjadi ketika ibu hamil dalam posisi telentang. Ibu hamil

juga dilarang untuk tiba-tiba berdiri dari posisi duduk, jongkok, atau berbaring.

Gerakan mendadak ini membuat aliran darah di otak turun tiba-tiba akibat gravitasi

bumi, Kondisi ini disebut postural hipotensi (Jefreys, dkk, 2006).

B. Tanda dan Gejala Hipotensi

Tanda dan gejala hipotensi pada kehamilan adalah :

a. Kepala pusing

b. Lemah dan mudah lelah

c. Mudah pingsan

d. Pucat

e. Penglihatan kabu
f. Kebingungan

g. Ujung tangan dan kaki dingin (Munadiatul, 2003)

C. Penyebab Hipotensi

Adapun penyebab hipotensi pada umumnya adalah :

1. Dehidrasi

2. Posisi tidur terlentang

3. Kelelahan bekerja

4. Kadar gula yang rendah (hypoglycemia) juga dapat menyebabkan ibu

hamil terserang hipotensi.

5. Kekurangan nutrisi seperti vitamin B-12 dan asam folat juga bisa menyebabkan

ibu hamil mengalami anemia hingga hipotensi (Kalbefarma, 2009)

D. Pengaruh Hipotensi pada Kehamilan dan Janin

Salah satu dampak dari Hipotensi pada Ibu hamil adalah Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR). Wanita yang hipotensi ketika hamil kemungkinan dapat memiliki

bayi dengan berat badan lahir rendah ataupun bayi yang mengalami gangguan

pertumbuhan saat dalam kandungan (Kalbefarma, 2010).

E. Jenis Hipotensi

Jenis hipotensi yang sering dialami ibu hamil yaitu :

1. Hipotensi Posisi Terlentang (Supine Hypotensive)

Pada sekitar 10 persen wanita, penekanan pembuluh-pembuluh besar saat

berbaring terlentang oleh uterus menyebabkan hipotensi arteri signitifikan, yang

disebut supine hypotensive syndrome (sindrom hipotensi terlentang) (Kinsella


dan Lohmann, 1994) .Cara mencegah supine hipotensi yaitu sebaiknya

tidak berbaring telentang, berbaringlah miring ke kiri atau ke kanan

sehingga pembuluh darah besar tidak tertekan.

2. Hipotensi Postural (Postural Hypotension)

Pada jenis hipotensi ini, tekanan darah turun mendadak karena perubahan

posisi tubuh, biasanya saat sedang berdiri dari posisi duduk atau dari posisi

berbaring. Orang yang mengalami perasaan seperti mau pingsan, pusing dan

pandangan kabur setiap kali ia berdiri dari posisi duduk atau dari posisi

berbaring, mungkin mengalami hipotensi postural. Biasanya tubuh

mengkompensasi penarikan darah ke arah bawah karena gaya grafitasi dengan

cara meningkatkan laju detak jantung untuk memastikan distribusi darah ke otak

dalam jumlah cukup. Pada hipotensi postural, tekanan darah turun karena

jantung tidak memompa cukup darah sehingga terjadi kekurangan oksigen di

otak, yang menyebabkan timbulnya gejala rasa pusing bahkan pingsan. Cara

mencegah postural hipotensi yaitu dengan beranjak dari duduk secara bertahap

dan perlahan agar aliran darah punya kesempatan untuk menyesuaikan aliran

dengan perubahan posisi tersebut.

F. Penanganan Hipotensi

1. Pada penderita hipotensi diharapkan melakukan olahraga ringan, seperti joging

untuk melatih kerja jantung secara teratur dan melancarkan aliran pmbuluh darah

keseluruh tubuh.
2. Penderita hipotensi harus membiasakan diri untuk mengatur pola makan yang

baik, dan mempunyai pelengkap makan seperti susu untuk menambah stamina

tubuh. Karena pada umumnya penderita hipotensi memiliki kondisi yang lemah.

3. Penderita yang mengalami hipotensi diharuskan banyak beristirahat dan

membatasi aktivitas fisiknya.

4. Apabila penderita hipotensi mengalami anemia, maka harus mengkonsumsi

makanan yang banyak mengandung zat besi untuk meningkatkan sel - sel darah

merah yang menambah volume darah sehingga dapat meningkatkan tekanan

darah.

5. Ubah posisi tubuh secara perlahan. Anda bisa mengurangi pusing saat berdiri

dengan cara berdiri perlahan. Sebelum bangun dari tempat tidur di pagi hari, tarik

nafas dalam-dalam selama beberapa menit kemudian duduk perlahan sebelum

berdiri. Hindari istrahat dengan posisi terlentang. Ernadewi (2008)

g. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Hipotensi pada Ibu Hamil

1. Umur

Umur sangat menentukan resiko kehamilan, tetapi pengaruhnya dapat diatasi

dengan diimbangi gizi yang baik, perawatan dan pemeriksaan kehamilan secara

teratur, serta persiapan ibu untuk menghadapi kehamilan dan persalinan. Faktor ibu

hamil dibawah umur 20 tahun dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan dan

pengalaman tentang kehamilan. (Wiknjosastrro, 2002)


2. Pendidikan

Proses mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam

usaha mendewasakan manusia melalui penerapaan ilmu yang diperoleh dalam

pengetahuannya tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehamilannya. Pendidikan

yang dijalani seseorang memilki pengaruh pada peningkatan kemampuan berfikir

dengan kata lain seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil

keputusan yang lebih rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau

hal-hal baru dibandingkan dengan individu yang berpendidikan lebih rendah.

(Wulansari, 2002)

3. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan salah satu yang dapat mencerminkan atau ada kaitannya

dengan pendidikan. Karena biasanya pendidikan yang lebih tinggi memperoleh

pekerjaan yang lebih tinggi pula. (Muchtar, 1998). Menurut syahlan (1996) ibu dapat

melakukan pekerjaan yang tidak memberatkan ibu. Hal ini menunjukkan ibu hamil

untuk cukup istrahat. Ibu yang bekerja terlalu berat dan kurang istrahat dapat

melelahkan ibu, pekerjaan yang berat baik fisik maupun mental dapat mempengaruhi

kesehatan ibu hamil.

4. Penghasilan

Pendapatan keluarga merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan

kuantitas makanan. Di negara-negara berkembang, masyarakat yang miskin

membelanjakan kependapatannya khususnya untuk makanan sekitar 80% (Berg alan,

2000). Krisis ekonomi yang dilihat dari menurunnya laju pertumbuhan ekonomi di
Indonesia telah menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk, khususnya golongan

bawah. Menurunnya pendapatan secara negative berdampak pada kualitas dan pola

konsumsi rumah tangga miskin terpaksa merubah pola makan pokoknya. Terjadinya

perbaikan ekonomi maka akan mengurangi kemiskinan dan selanjutnya akan

meningkan kan status gizi serta meeningkatkan kualitas sumber daya manusia

(Martoell, 2008).

5. Pengetahuan

Pada saat hamil, seorang ibu harus mengetahui tentang keadaan tubuhnya

terutama kehamilannya. Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya hipotensi pada

ibu hamil adalah ketidak tahuan ibu memegang peranan penting kaitannya dengan

asupan gizi ibu hamil. Informasi dari tenaga kesehatan sangat dibutuhkan agar ibu

lebih mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan yang belum

diketahui. Kebanyakan ibu hamil kurang mengetahui tentang tanda dan gejala

hipotensi. Makin rendah Pengetahuan ibu, makin sedikit keinginannya untuk

memanfaatkan pelayanan kesehatan (Azizah 2007).

6. Posisi Tidur

Pada masa kehamilan sistem kardiovaskular mengalami perubahan. Perubahan

sistem kardiovaskular meliputi posisi, peningkatan volume darah dan penurunan

tekanan darah kemungkinan mengalami sindrom supine hipotensi atau sindrom

hipotensi terlentang. Kebanyakan ibu hamil tidak mengetahui posisi tidur yang baik

buat tubuh nya dan buat janin nya. Ibu hamil hanya melakukan posisi istrahat yang
merasa nyaman buat dia, dan belum tentu baik buat peredaran darahnya (Kinsella,

2001).
DAFTAR PUSTAKA

F. Samuel Gardner, 2007, Smart treatment for high blood pressure, Prestasi
Pustakaraya, Jakarta Yogyakarta

Lia ninanilna, sindrom hipotensi terlentang, diunduh tanggal 21 maret 2014, dari http

Lutfiatus Solihah, 2013, Panduan lengkap hamil sehat, diva pres, Maryuni Anik 2009.

Kegawat Daruratan Kebidanan. Jakarta :EGC Notoatmojo,

Anda mungkin juga menyukai