Anda di halaman 1dari 4

Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak

Ringkasan tarif dan dasar pengenaan PPH Pasal 21 dapat dilihat pada tabel berikut.
No Penerimaan Penghasilan Jenis Penghasilan Tarif Dasar Pengenaan Pajak
1 Pegawai tetap Penghasilan teratur Pasal 17 ayat (1) huruf a PKP = penghasilan bruto – PTKP atau dengan rincian
UU PPh sebagai berikut.
Penghasilan bruto sebulan xx
Pengurangan:
- Biaya jabatan xx
- Iuran pensiun xx
Total pengurangan (xx)
Penghasilan neto setahun xx
Penghasilan tidak kena pajak (xx)
Penghasilan kena pajak setahun xx
2 Penerima pensiun berkala Uang pensiun Pasal 17 ayat (1) huruf a PKP = penghasilan bruto – PTKP atau dengan rincian
UU PPh sebagai berikut.
Penghasilan bruto sebulan xx
Pengurangan:
- Biaya jabatan xx
- Iuran pensiun xx
Total pengurangan (xx)
Penghasilan neto setahun xx
Penghasilan tidak kena pajak (xx)
Penghasilan kena pajak setahun xx

Catatan:
a) Penghasilan teratur berupa gaji/upah, tunjangan-tunjangan, dan imbalan lain yang diberikan secara periodik termasuk uang lembur.
b) Penghasilan tidak teratur berupa bonus, tunjangan hari raya, jasa produksi, tantiem, dan imbalan sejenis lainnya yang bersifat teratur biasanya diterima setahun sekali.
No Penerimaan Penghasilan Jenis Penghasilan Tarif Dasar Pengenaan Pajak
3 Pegawai tidak tetap atau Upah harian, upah mingguan, upah  Tidak dipotong pajak jika upah sehari tidak melebihi
tenaga kerja lepas, pemagang, satuan, upah borongan, uang saku harian Rp.450.000 dan jumlah kumulatif sebulan tidak
dan calon pegawai tidak dibayarkan secara bulanan melebihi Rp.4.500.000
5%  Upah sehari - Rp.450.000 jika upah sehari melebihi
Rp.450.000 dan jumlah kumulatif sebulan tidak
melebihi Rp.4.500.000
 Upah sehari – PTKP yang sebenarnya sehari jika
jumlah upah kumulatif telah melebihi Rp.450.000 dan
tidak melebihi Rp.10.200.000
1. Upah dibayarkan secara bulanan Pasal 17 ayat (1) huruf a PKP setahun = penghasilan bruto disetahunkan - PTKP
2. Jumlah upah kumulatif sebulan UU PPh setahun
melebihi Rp.10.200.000
4 a. Anggota Dewan Honorarium atau imbalan tidak teratur Pasal 17 ayat (1) huruf a Jumlah penghasilan bruto kumulatif
Komisaris atau Dewan UU PPh
Pengawas yang tidak
merangkap sebagai
pegawai tetap pada
perusahaan yang sama
b. Mantan pegawai Jasa produk tantiem, gratifikasi,bonus, Pasal 17 ayat (1) huruf a Jumlah penghasilan bruto kumulatif
atau imbalan lain. UU PPh
c. Peserta program pensiun Penarikan dana pensiun dari dana Pasal 17 ayat (1) huruf a Jumlah penghasilan bruto kumulatif
yang masih berstatus pensiun yang telah disahkan oleh Menteri UU PPh
sebagai pegawai Keuangan
Catatan:
a) Upah harian adalah upah/imbalan yang diterima/diperoleh pegawai yang terutang/dibayarkan secara harian.
b) Upah mingguan adalah upah/imbalan yang diterima/diperoleh pegawai terutang/dibayarkan secara mingguan.
c) Upah satuan adalah upah/imbalan yang diterima/diperoleh pegawai terutang/dibayarkan berdasarkan jumlah unit hasil pekerjaan yang dihasilkan.
d) Upah borongan adalah upah/imbalan yang diterima/diperoleh pegawai yang terutang/dibayarkan berdasarkan penyelesaian pekerjaan tertentu.
No Penerimaan Penghasilan Jenis Penghasilan Tarif Dasar Pengenaan Pajak
5 Bukan pegawai dengan Imbalan jasa (honorarium, fee, dan lain- Pasal 17 ayat (1) huruf a PKP = 50% x (penghasilan bruto – PTKP per bulan)
ketentuan: lain) berkesinambungan UU PPh Penerapan tarif didasarkan pada jumlah PKP kumulatif
a. Mempunyai NPWP;
b. Memperoleh penghasilan
dari hubungan kerja
dengan satu pemotong
PPh Pasal 21;
c. Tidak memperoleh
penghasilan lainnya
Bukan pegawai tidak Imbalan jasa (honorarium, fee, dan lain- Pasal 17 ayat (1) huruf a 50% x penghasilan bruto setiap pembayaran
memenuhi ketentuan a, b, c, lain) berkesinambungan UU PPh Penerapan taris didasarkan pada jumlah kumulatif
pada nomor 5
6 Bukan pegawai Imbalan (honorarium, fee, imbalan lain) Pasal 17 ayat (1) huruf a 50% x penghasilan bruto per pembayaran (tidak kumulatif)
yang tidak bersifat bekesinambungan UU PPh
7 Peserta kegiatan Imbalan (uang saku, uang raat, Pasal 17 ayat (1) huruf a Jumlah penghasilan bruto per pembayaran dan tidak dipecah-
honorarium, hadiah/penghargaan, dan UU PPh pecah (tidak kumulatif)
lain-lain)

Catatan:
a) Imbalan kepada bukan pegawai adalah penghasilan dengan nama dan bentuk apa punyang terutang/diberikan kepada bukan pegawai berupa honorarium, komisi, fee, dan
penghasilan lain sejenis.
b) Imbalan kepada peserta kegiatan adalah penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang terutang/diberikan kepada peserta kegiatan tertentu berupa uang saku, uang
representasi, uang rapat, honorarium, hadiah/pekerjaan, dan sejenisnya.
No Penerimaan Penghasilan Jenis Penghasilan Tarif Dasar Pengenaan Pajak
8 Pejabat PNS, Anggota Honorarium atau imbalan - 0% bagi PNS Golongan I dan II, Anggota TNI/Polri golongan Jumlah penghasilan bruto (final)
TNI/Polri, dan pensiunannya yang bersumber dari pangkat Perwira Tamtama dan Bintara dan pensiunanya.
APBN/APBN - 5% bagi PNS Golongan III, Anggota TNI/Polri Golongan
Pangkat Perwira Pertama dan pensiunannya;
- 15% bagi PNS Golongan IV, Anggota TNI/Polri Golongan
Pangkat Perwira Menengah dan Tinggi dan pensiunannya
9 Penerima uang pensiun, uang Uang pesangon diterima - 0% uang pesangon sampai dengan Rp.50.000.000; Penghasilan bruto (uang
manfaat pensiun, tunjangan sekaligus - 5% bagi pasangan di atas Rp.50.000.000 s.d Rp.100.000.000; pesangon) (final)
hari tua sekaligus - 15% uang pesangon di atas Rp.100.000.000 s.d
Rp.500.000.000
- 25% uang peangon di atas Rp.500.000.000
Uang manfaat pensiun, - 0% uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua atau jaminan s.d Penghasilan bruto (uang manfaat
tunjangan hari tua atau Rp.50.000.000; pensiun, tunjangan hari tua atau
jaminan hari tua sekaligus - 5% manfaat pensiun, tunjangan hari tua atau jaminan di atas jaminan hari tua) (final)
Rp.50.000.000;
10 Subjek pajak luar negeri Honorarium, imbalan lainnya 20% atau sesuai P3B Penghasilan bruto (final)
PKP = Penghasilan Kena Pajak
PTKP = Penghasilan Tidak Kena Pajak
Ketentuan tarif pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang No.36 Tahun 2008 tentang PPh, sebagai berikut.
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Rp.0 s.d Rp.50.000.000 5%
Di atas Rp.50.000.000 s.d. Rp.250.000.000 15%
Di atas Rp.250.000.000 s.d. Rp.500.000.000 25%
Di atas Rp.500.000.000 30%
Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) menjadi lebih tinggi 20% (dua puluh persen)
daripada tarif yang ditetapkan terhadap Wajib Pajak yang dapat menunjukkan NPWP, Kenaikan tarif 20% tidak berlaku untuk PPh yang sifat pemungutannya adalah final.

Anda mungkin juga menyukai