Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL

“AIR, UDARA DAN ES”

(Disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Kimia Laut)

Dosen Mata Kuliah: Drs. Jackson Siahaan, M.Pd.

DISUSUN OLEH:

1. Khatmizarullah (E1M016034)
2. Mariana Santika Dewi (E1M016037)
3. Sakmawati (E1M016062)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2019
AIR, UDARA DAN ES

PENDAHULUAN
Lautan dan atmosfer merupakan bagian dari bumi. Air menguap dan gas-gas lain
dilepaskan dari bumi melalui proses de-gassing (pelepasan gas) yang telah terjadi sejak bumi
terbentuk kira-kira 4,6 milyar tahun yang lalu. Proses de-gassing berkurang terhadap waktu
karena peluruhan eksponensial elemen radioaktif mempengaruhi panas dalam bumi dan
sekarang elemen tersebut tinggal sedikit dibandingkan dengan saat bumi terbentuk. Dengan
kata lain, interior bumi awalnya lebih panas daripada sekarang; konveksi pada mantel bumi
lebih aktif; dan proses de-gassing lebih cepat. Kebanyakan air dan gas atmosfer yang berasal
dari dalam bumi telah mengalami proses de-gassing sejak 2,5 milyar tahun yang lalu dan terus
berlanjut dengan laju yang berkurang. Air dan gas atmosfer secara kontiue keluar dari interior
bumi hingga sekarang jumlahnya menjadi sedikit.
Lautan dan atmosfer memberikan ciri fluida pada lingkungan bumi. Sifat alami
lingkungan ini diatur oleh zat-zat yang ada, yaitu air. Air merupakan senyawa kimia yang
paling berlimpah di alam, namun demikian sejalan dengan meningkatnya taraf hidup manusia,
maka kebutuhan air pun meningkat pula, sehingga akhir-akhir ini air menjadi barang yang
"mahal". Jumlah air yang terdapat di muka bumi ini relatif konstan, meskipun air mengalami
pergerakan arus, tersirkulasi karena pengaruh cuaca dan juga mengalami perubahan bentuk.
Sirkulasi dan perubahan bentuk tersebut antara lain melalui air permukaan yang berubah
menjadi uap (evaporasi), air yang mengikuti sirkulasi dalam tubuh tanaman (transpirasi) dan
air yang mengikuti sirkulasi dalam tubuh manusia dan hewan (respirasi). Air yang menguap
akan terkumpul menjadi awan kemudian jatuh sebagai air hujan. Air hujan ada yang langsung
bergabung di permukaan, ada pula yang meresap masuk ke dalam celah batuan dalam tanah,
sehingga menjadi air tanah. Air tanah dangkal akan diambil oleh tanaman, sedangkan air tanah
dalam akan keluar sebagai mata air. Sirkulasi dan perubahan fisis akan berlangsung terus
sampai akhir zaman (Susana,2003).

PEMBAHASAN
Properti Air
1.1 Sifat fisik air
Pengetahuan mengenai properti air memberikan gambaran tentang karakteristik dari
lingkungan lautan. Massa molekul air adalah 18. Perbandingan air dengan komponen hidrogen
yang lain menunjukkan bahwa air seharusnya beku pada temperatur -100oC dan mendidih pada
temperatur-80oC, tetapi kenyataannya adalah pada temperatur 0oC dan 100oC (contoh, metana
dengan massa molekul 16 beku pada temperatur -162oC dan mendidih pada temperatur 183oC).
Densitas padatan lebih besar dari cairan dan densitas cairan biasanya berkurang cepat bila
dipanaskan dari titik leleh, tetapi es lebih kecil dari air dan densitas maksimum air tawar pada
temperatur 4oC. Alasan untuk anomali air ini adalah karena struktur molekulnya. Molekul air
mengandung satu atom oksigen yang terikat pada dua atom hidrogen. Sudut antara ikatan atom
tersebut adalah 105oC. Perbedaan elektrik antara atom oksigen dan hidrogen adalah atom
hidrogen membawa muatan positif sementara atom oksigen membawa muatan negatif. karena

1
struktur kutub, molekul air mempunyai ketertarikan satu sama lain dan cenderung membentuk
kelompok-kelompok yang diikat oleh ikatan intermolekul lemah yang disebut ikatan hidrogen.

Dengan bertambahnya temperatur air tawar diatas


o
0 C, energi molekul juga akan bertambah dan berlawanan
dengan kecenderungan membentuk kelompok-kelompok
parsial dekat mengisi ruang-ruang yang ada dan menambah
densitas air. Walaupun demikian dengan bertambah tersebut,
temperatur akan memberikan lebih banyak energi kepada
molekul dan rerat jarak antaranya bertambah sehingga
menyebabkan pengurangan densitas. Pada temperatur antara
o o
Gambar 1 Skema Molekul Air 0 C dan 4 C, pengaruh orde yang dominan adalah pada
Terpolarisasi secara listrik. bagian H peningkatan temperatur termal. Kombinasi dua pengaruh
membawa muatan positif sedangkan
bagian o membawa muatan negatif
berarti densitas air tawar adalah maksimal pada 4oC
(Supangat dan Susanna, 2008).
Apabila dibandingkan dengan persenyawaan kimia lainnya, sifat-sifat fisika air
tergolong unik, antara lain adalah dalam hal tegangan permukaan, kalor penguapan, kerapatan
suhu, dan kapasitas melarutkan;
1. Tegangan permukaan
Adanya ikatan hidrogen dalam molekul air menyebabkan air cenderung bersatu
membentuk suatu kekuatan yang dinamakan kohesi. Daya kohesi ini diperlukan untuk
melawan kekuatan dari luar molekul yang akan memecahkan ikatan ikatan hidrogen.
Kekuatan kohesi ini terjadi pada batas antara air dan udara, sehingga membentuk suatu
"kulit" di permukaan air. "Kulit" ini cukup kuat untuk menyangga benda-benda kecil,
kekuatan ini disebut tegangan permukaan. Di antara sekian banyak zat cair, air memiliki
tegangan permukaan yang paling tinggi, hal ini memungkinkan terjadinya asosiasi
organisme baik yang hidup di bawahnya maupun di atasnya.

2. Kalor penguapan
Air memiliki kalor penguapan yang tinggi, hal ini nampak ketika air dipanaskan maka
proses penguapanrnya akan berlangsung lebih lambat dibandingkan dengan cairancairan
lainnya (Schroeder, 1977). Hal ini terjadi sebagai akibat dari kekuatan ikatan hidrogen di
antara molekul air yang harus diputuskan agar molekul dapat terlepas. Tingginya kalor
penguapan air ini menyebabkan tingginya pula titik didih air (100°C), oleh karena itu air di
permukaan bumi berbentuk cairan dan bukan berbentuk gas. Sifat air yang demikian itu
dapat menjadikan air sebagai bahan pendingin yang sangat baik, karena dapat menyerap
sejumlah besar panas.

3. Kerapatan suhu
Pada umumnya cairan akan semakin rapat dengan semakin dinginnya suhu. Jika cairan
didinginkan sampai menjadi padat, maka wujud padat dari cairan ini menjadi lebih rapat
dibandingkan dengan wujud cairnya. Kondisi demikian tidak terjadi pada air, karena air
memiliki kerapatan suhu yang aneh. Air akan menjadi semakin rapat bila didinginkan
sampai pada suhu 4°C dan dalam proses pendinginan selanjutnya, maka kerapatan air
semakin menurun. Keunikan sifat fisik air inilah yang menyebabkan es lebih dingin
dibandingkandengan air dan dapat terapung di atas air. Sifat ini berperan penting dalam

2
kehidupan di laut, karena jika tidak memiliki sifat tersebut maka sebagian besar volume
lautan tidak dapat dihuni karena air laut menjadi berbentuk gumpalan-gumpalan es yang
besar (Harvey, 1974).

4. Kapasitas melarutkan
Air dapat melarutkan zat-zat kimia dan dapat digunakan sebagai medium yang di
dalamnya berlangsung berbagai reaksi kimia. Kebanyakan proses-proses kimia yang
berlangsung, menyangkut reaksi yang menggunakan air sebagai pelarutnya. Kemampuan
air dalam proses melarutkan zatzat kimia disebut sebagai daya larut air, dan daya larut
tersebut tergantung kepada sifat terpolarisasinya molekul air dan ikatan hidrogen. Sebagai
pelarut polar air juga dapat melarutkan berbagai macam garam bergantung pada interaksi
antara ion-ion garam dengan muatan listrik yang dimiliki oleh molekul air (Susana, 2003).

Tabel 1 Properti fisik anomali air

No Properti Perbandingan dengan zat Hal yang penting dalam


lain lingkungan fisik/biologi
1 Panas spesifik Yang tertinggi dari semua Mencegah kisaran ekstrem;
(=4,18x103Jkg-1 oC-1) padatan dan larutan kecuali transfer panas oleh gerakan
larutan NH3 air sangat besar; cenderung
mempertahankan
temperatur tubuh yang
seragam
2 Panas laten fusi Yang tertinggi kecuali NH3 Penyerapan dan
(=3,33x105Jkg-1) pengeluaran panas laten
menghasilkan pengaruh
termostatik besar pada titik
beku
3 Panas laten penguapan Yang tertinggi dari semua zat Penyerapan dan
(=2,25x106Jkg-1) pengeluaran panas laten
menghsilkan pengaruh
termostatik besar pada titik
didih; panas laten
penguapan yang besar
sangat penting dalam
transfer panas dan air di
atmosfer
4 Pengembangan termal Temperatur densitas Air tawar dan air laut yang
maksimum berkurang dengan dicairkan mempunyai
bertambahnya salinitas; untuk densitas maksimum pada
air tawar adalah 4oC temperatur di atas titik
beku; densitas maksimum
normal air laut adalah pada
titik beku
5 Tegangan permukaan Yang tertinggi dari semua Penting dalam sel fisiologi;
(=7,2x109 Nm-1)* larutan mengatur fenomena
permukaan tertentu dan
formasi dan sifat tetesan

3
6 Dielektrik konstan** Air tawar adalah yang Penting dalam sifat zat
(=87 pada 0 oC, 80 tertinggi kecuali H2O2 dan inorganik terlarut karena
pada 20 oC) HCN menghasilkan disosiasi
tinggi
7 Disosiasi elektrolitik Sangat kecil Zat netral tetapi
mengandung ion-ion H+
dan OH-
8 Transparansi Relatif besar Penyerapan energi radiasi
besar dalam infra merah
dan ultraviolet, untuk porsi
yang terlihat energi
spektrum terdapat relatif
sedikit penyerapan selektif
sehingga air tawar menjadi
tidak berwarna dalam
jumlah sedikit, karakteristik
penyerapan dalam
fenomena fisik dan bilogi
9 Konduksi panas Tertinggi dari semua larutan Penting dalam skala kecil
seperti dalam sel hidup
tetapi dikalahkan oleh
difusi turbulen dalam
proses molekul
10 Viskositas molekuler Kurang dari kebanyakan Mengalir untuk
(=10-1 Ns m-2)* larutan pada tempeatur menyamakan perbedaan
tertentu tekanan
*N= newton=unit energi dalam kg m s-2.
**pengukuran kemampuan untuk memisahkan muatan ion-ion dalam larutan
Catatan:
1. Panas laten adalah jumlah panas yang diperlukan untuk melelehkan suatu unit massa unsur
pada titik leleh atau untuk menguapkan suatu unit massa unsur pada titik didih.
2. Panas spesifik adalah jumlah panas yang diperlukan untuk menambah temperatur suatu
unit massa unsur sebesar 1oC.
3. Tegangan permukaan adalah pengukuran 'kekuatan' permukaan larutan dan menyebabkan
'durabilitas' jatuh dan menggelembung.
4. Viskositas adalah pengukuran resistan terhadap distorsi (aliran) fluida. Semakin besar
viskositas akan semakin perlahan fluida mengalir (contoh, minyak motor lebih kental dari
air) (Supangat dan Susanna, 2008).

Tabel 2 Densitas air tawar pada temperatur yang berbeda

No Temperatur (oC) Kondisi Densitas (kg m-3)


1 -2 Padat 917 ,2
2 0 Padat 917,0
3 0 Larutan 999,8
4 4 Larutan 1000,0
5 10 Larutan 999,7

4
(Supangat dan Susanna, 2008).
1.1.2 Pengaruh Garam Terlarut Terhadap Densitas, Temperatur, dan Titik Beku Air
Secara umum, air laut tersusun atas bahan kimia anorganik dan anorganik. Dalam air
laut terdapat tiga kelompok senyawa kimia anorganik. Kelompok pertama adalah komponen
utama yang konsentrasinya lebih besar dari100 ppm, kelompok kedua adalah komponen kecil
yang konsentrasinya antara 1-100 rpm, dan kelompok ketiga adalah unsur-unsur runutan yang
konsentrasinya kurang dari dari 1 ppm. Yang termasuk dalam komponen utama adalah unsur
unsur khlor (Cl), natrium (Na), magnesium (Mg), belerang (S), kalsium (Ca) dan kalium (K).
Keenam unsur tersebut dalam air laut konsentrasinya bervariasi, yaitu antara 380 ppm -19.000
ppm. Komponen yang lebih rendah konsentrasinya > 1 ppm dan < 100 ppm, terdiri dari unsur-
unsur brom (Br), karbon (C), stronsium (Sr), boron (B), silikon (Si) dan fluor (F). Sisanya
adalah komponen kecil yang konsentrasinya < 1 ppm, biasa disebut sebagai unsur runutan
(trace element) yang terdiri dari unsur-unsur nitrogen (N), litium (Li), rubidium (Rb), fosfor
(P), yod (I), besi (Fe), seng (Zn), dan molibden (Mo). Di samping ke tiga komponen tersebut,
terdapat 50 unsur yang konsentrasinya < 10 ppb, antara lain adalah helium (He), kobal (Co),
sesium (Cs), mangan (Mn), raksa (Hg), timbal (Pb) dan Iain-lain.
Secara alamiah bahan organik terlarut yang terdapat dalam air laut jumlahnya tidak
terlalu banyak, kadarnya bervariasi antara 0-6 mg/1. Sumbernya berasal dari pembuangan dan
organisme yang telah mati. Bentuk-bentuk bahan organik yang terdapat dalam air laut adalah
nitrogen dan fosfor yang secara kimia bergabung dalam senyawa organik seperti, karbon
organik, karbohidrat, protein, asamasam amino, asam-asam organik dan vitamin (Harvey,
1974).
Unsur terlarut dalam cairan mempunyai pengaruh menambah densitas cairan tersebut.
Semakin banyak jumlah yang terlarut akan semakin besar pengaruhnya. Begitu juga dengan
air. Densitas air tawar mendekati 1,00 x 103 kgm-3. Sementara rerata densitas air laut adalah
1,03 x 103 kgm-3. Pengaruh lain yang penting dari unsur-unsur terlarut adalah menurunkan titik
beku cairan. Contohnya penambahan garam biasa (sodium klorida, NaCl) akan merendahkan
titik beku air dan juga menurunkan temperatur dimana air mencapai densitas maksimumnya.
Hal ini karena garam terlarut mempunyai kecenderungan dimana molekul air membentuk
kelompok-kelompok orde sehingga densitas hanya diatur oleh pengaruh pengembangan termal.
Gambar 2 menunjukkan bahwa titik beku dan temperatur densitas maksimum adalah sama
ketika konsentrasi garam terlarut dalam air (salinitas) mencapai 25 gkg-1. Lautan mempunyai
salinitas yang lebih tinggi yaitu kira-kira 35 gkg-1 (dimana 30 gkg-1 adalah dari ion-ion sodium
terlarut (Na+, ∼11g) dan ion-ion klorida (Cl, ∼19g)). Jadi densitas air laut bertambah dengan
turunnya temperatur hingga ke titik beku. Perbedaan antara air tawar dan air laut ini penting
dan mempengaruhi pembentukan es laut dan proses sirkulasi lautan.
Gambar 2 Temperatur titik beku, titik leleh dan densitas
maksimum larutan (The Open Universitiy, 1995)

5
1.2 Sifat Kimia Air
Air merupakan suatu senyawa kimia berbentuk cairan yng tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak ada rasanya. Air mempunyai titik beku 0°C pada tekanan 1 atm, titik didih 100°C
dan kerapan 1,0 g/cm3 pada suhu 4°C (Schroeder, 1977). Ukuran satu molekul air sangat kecil,
umumnya bergaris tengah sekitar 3 A (0,3 nm atau 3 x 10-10 cm). wujud air dapat berupa cairan,
gas (uap air) dan padatan (es). Air yang berwujud cairan merupakan elektrolit lemah, karena
didalamnya terkandung ion-ion dengan reaksi kesetimbangan sebagai berikut:

2H2O H3O+ + OH-


Di samping komposisinya yang sederhana, air juga
memiliki siat-sifat kimia yang tergolong unik. Keunikan ini
terjadi sebagai akibat dari adanya ikatan hidrogen yag terjadi
antar molekul-molekul air. Ikatan hidrogen dalam molekul air
terjadi karena adanya sifat polar dalam air, sehingga tempat
kedudukan atom hidrogen yang positif akan menarik tempat
kedudukan oksigen yang negatif dari molekul air lainnya.
Ikatan hidrogen terjadi dalam beberapa senyawa hidrogen,
dimana atom hidrogen menjembatani dua atom yang
cenderung menarik elektron lebih besar (keelektronegatifan).
Gambar 3 Ikatan hidrogen dalam
molekul air dan es Ikatan hidrogen ini sifatnya lebih lemah dibandingkan dengan
ikatan kovalen. Namun demikian, ikatan hidrogen antara dua
molekul air yang berdekatan dan sifat terpolarisasi molekul air inilah yang berperan terhadap
sifat-sifat kimia dan fisik air yang unik itu terjadi (Whitfield, 1975). Molekul-molekul dalam
air dan es mempunyai banyak ikatan hidrogen dengan sesamanya.
Es merupakan wujud air dalam bentuk padat, terdiri dari jaringan terbuka dari
molekul-molekul H2O yang terikat oleh ikatan hidrogen. Jaringan es ini sangat terbuka,
sehingga jika es meleleh, maka ikatan-ikatan hidrogen itu putus dengan menghasilkan air yang
kerapatannya lebih besar dari es. Jika suhu air bertambah, maka kerapatannya akan bertambah
karena strukturnya lebih rapat sebagai akibat terjadinya pemutusan ikatan hidrogen. Pada
waktu yang bersamaan kerapatannya berkurang karena cairan memuai. Pada suhu 4°C kedua
pengaruh yang saling berlawanan itu seimbang dan memiliki kerapatan tertinggi yaitu 1
gram/cm3. Di atas suhu 4°C pemuaian termal itu lebih menonjol dan kerapatan air berkurang
(Susana, 2003).

KESIMPULAN
Sifat fisika air yang istimewa adalah anomali titik leleh dan didih yang tinggi, panas
spesifik dan panas laten, pelarut yang baik dan densitas maksimum pada temperatur 4oC akibat
struktur kutub molekul air. Garam terlarut meningkatkan densitas air dan menurunkan
temperatur densitas maksimum dan titik beku. Selain memiliki sifat fisik yang istimewa, air
juga memiliki sifat kimia yang unik. Sifat kimia yang unik ini terjadi akibat adanya ikatan
hidrogen antar molekul-molekul air dan sifat terpolarisasi molekul air. Ikatan hidrogen dalam
molekul air terjadi karena adanya sifat polar dalam air, sehingga tempat kedudukan atom
hidrogen yang positif akan menarik tempat kedudukan oksigen yang negatif dari molekul air
lainnya.

6
DAFTAR PUSTAKA
Harvey, H. W. 1974. The chemistry and vertility of sea waters. Cambridge University Press.
Schroeder,E.D. 1977. Water And Wastewater Treatment. Mc Graw-Hill: 357 Pp.
Supangat, A dan Susanna. 2008. Oseanografi. Pusat Riset Wilayah Laut dan
Sumberdaya Non-hayati. Badan Riset kelautan dan Perikanan. Departemen
Kelautan dan Perikanan.
Susana, Tjutju. 2003. “Air Sebagai Sumber Kehidupan”. Jurnal Oseana. Xxviii (3): 17-25.
The Open University, 1995. Seawater: Its Composition, Properties,and Behaviour.
Butterworth-Hainemann. Wlton Hall, England.
Whitfield, M. 1975. Sea Water As An Electrolyte Solution. In : "Chemical Oceanography" (J.
P. Riley And G. Skirrow Eds.) Academic Press. 64 - 66.

Anda mungkin juga menyukai