Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) UNGGAS


PPDH GELOMBANG XXXI
CENTRAL UNGGAS FARM BLITAR
Periode 22 Juli – 16 Agustus 2019

INDRA RAJA SYAHPUTRA


061823143027

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER HEWAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
BAB 1 PELAKSANAAN

Laporan Harian PKL Unggas

1.1 Kandang DOC


Hari, Tanggal Jam Kegiatan
Senin, 22 Juli 07.00 Pengarahan bersama Drh. Widodo
2019

10.00 Pemberian pakan dan meratakan pakan

11.00 Istirahat

13.00 Pemberian 30 ml Pure Cid dalam 10 liter air untuk air minum
DOC umur 9 minggu

13.30 Pemberian pakan

14.30 Pemerataan Pakan

15.30 Pemberian pakan

Selasa, 23 Juli 07.00 Pemberian pakan


2019 09.00 Nekropsi 3 ekor DOC umur 9 minggu
Gejala mati mendadak

Hasil :
Perdarahan pada usus, perdarahan di proventikulus

Susp : Colibalilosis, Coccidiosis, Crd


11.00 Istirahat

13.00 Pengambilan sampel darah bersama TS

15.30 Pemberian pakan

Rabu, 24 Juli 07.00 Pemberian pakan


2019
10.00 Sanitasi kendang menggunakan desinfektan

11.00 Istirahat

13.30 Diskusi bersama drh. Widodo mengenai hasil nekropsi

14.30 Pemerataan pakan

15.30 Pemberian pakan


Kamis, 25 Juli 07.00 Pemberian pakan
2019
09.00 Pemerataan pakan
11.00 Istirahat
13.00 Pemberian air minum

13.30 Vaksin ND AI plus

14.30 Pemerataan pakan


15.30 Pemberian pakan
Jum’at, 26 Juli 07.00 Pemberian pakan
2019 09.00 Sanitasi kendang menggunakan desinfektan

10.00 Pemerataan pakan

11.00 Istirahat

13.00 Pemberian 30 ml Purecid dalam 10 liter air untuk air minum


DOC umur 9 minggu

13.30 Vaksin ND AI plus


14.30 Pemerataan pakan

15.30 Pemberian pakan

Sabtu, 27 Juli 07.00 Pemberian pakan


2019 08.30 Pemberian pil antibiotik yang mengandung Trimethoprim dan
sulfadiazin
09.00 Sanitasi kendang menggunakan desinfektan (neo antisep)

10.00 Pemberian pakan


11.00 Istirahat

13.00 Pemberian 30 ml Purecid dalam 10 liter air untuk air minum


DOC umur 9 minggu
13.30 Pemberian pakan

14.30 Pemerataan pakan

15.30 Pemberian pakan


Minggu, 28 Juli 07.00 Pemberian 30 ml Purecid dalam 10 liter air untuk air minum
2019 DOC umur 9 minggu

08.00 Pemberian pakan


09.00 Pemerataan pakan

10.00 Pemberian pakan

11.00 Istirahat
1.2 Kandang Jeblog
Hari, Tanggal Jam Kegiatan
Senin, 29 Juli 07.00 Kontrol kesehatan.
2019 Ayam yang sakit diberi 1 tablet trimezyn.
Ciri ayam yg ditemukan sakit adalah tampak lesu, keluar
discharge nasal dan kotoran berwarna hijau.

Ciri-ciri ayam yg tidak bisa bertelur:


Jengger kecil, paruh dan kaki berwarna kuning, jarak antar os
pelvis Cuma 2 jari, kalo normal bisa 3-4 jari.
10.00 Nekropsi 1 ekor ayam

Gejala : mati mendadak

Hasil :
Terdapat darah kental berwarna hitam di jantung

Susp : Heat Stress

11.00 Istirahat

13.00 Pengambilan telur

13.30 Desinfektan

14.30 Penghitungan jumlah dan berat telur

15.30 Recording :
Menghitung jumlah ayam, Hen Day, FCR, total kg telur,
gram/butir dan jumlah pakan
Selasa, 30 Juli 07.00 Kontrol kesehatan ayam yang sakit diberi 1 tablet trimezyn.
2019
09.00 Nekropsi 1 ekor ayam
Hasil :
Susp : Chronic Respiratory Disease, Flu, New Castle Disease,
Infectious Bronchitis.
11.00 Istirahat

13.00 Sanitasi kandang

14.30 Pengambilan telur

15.00 Penghitungan jumlah dan berat telur

15.30 Recording :
Menghitung jumlah ayam, Hen Day, FCR, total kg telur,
gram/butir dan jumlah pakan
Rabu, 31 Juli 07.00 Kontrol kesehatan ayam yang sakit diberi 1 tablet trimezyn.

09.00 Pemberian comboran Eggs Stimulant 1 gram / liter air, diberikan


pada pakan untuk meninkatkan nafsu makan ayam.
2019
10.00 Sanitasi kandang menggunakan desinfektan
11.00 Istirahat

13.00 Pemberian comboran vitamin herbal Indovit 1 gram / liter air,


diberikan pada pakan untuk meninkatkan nafsu makan ayam.

14.30 Pengambilan telur


15.00 Penghitungan jumlah dan berat telur
15.30 Recording :
Menghitung jumlah ayam, Hen Day, FCR, total kg telur,
gram/butir dan jumlah pakan.
Kamis, 01 Agu 07.00 Kontrol kesehatan ayam yang sakit diberi 1 tablet trimezyn.
2019 stus
09.00 Sanitasi kandang menggunakan desinfektan.
10.00 Pengambilan telur

11.00 Istirahat

13.30 Pengambilan telur

15.00 Penghitungan jumlah dan berat telur

15.30 Recording :
Menghitung jumlah ayam, Hen Day, FCR, total kg telur, gram/
Butir dan jumlah pakan.
Jumat , 02 Agust 07.00 Kontrol kesehatan ayam yang sakit diberi 1 tablet trimezyn.
2019 us
09.00 Sanitasi kandang menggunakan desinfektan.

10.00 Pengambilan telur

11.00 Istirahat

13.30 Pengambilan telur

15.00 Perhitungan jumlah dan berat telur

15.30 Recording :
Menghitung jumlah ayam, Hen Day, FCR, total kg telur, gram/
Butir dan jumlah pakan.
Sabtu , 03 Agust 07.00 Kontrol kesehatan ayam yang sakit diberi 1 tablet trimezyn.
2019 us
09.00 Sanitasi kandang menggunakan desinfektan.

10.00 Pengambilan telur

11.00 Istirahat

13.30 Pengambilan telur

15.00 Perhitungan jumlah dan berat telur

15.30 Recording :
Menghitung jumlah ayam, Hen Day, FCR, total kg telur, gram/
Butir dan jumlah pakan.
Minggu, 04 Agust 07.00 Kontrol kesehatan ayam yang sakit diberi 1 tablet trimezyn.
2019 us
09.00 Sanitasi kandang menggunakan desinfektan.

10.00 Pengambilan telur

11.00 Istirahat

13.30 Pengambilan telur

15.00 Perhitungan jumlah dan berat telur

15.30 Recording :
Menghitung jumlah ayam, Hen Day, FCR, total kg telur, gram/
Butir dan jumlah pakan.
1.1 Kandang Tumpang 1
Hari, Tanggal Jam Kegiatan
Senin, 05 Agust 07.00 Pengenalan kandang dengan mas Adib. Ada +/- 18.000 ekor
2019 us ayam di kandang Tumpang 1.

10.00 Kontrol kesehatan.


Ayam yang sakit diberi 1 tablet trimezyn.
Ciri ayam yg ditemukan sakit adalah tampak lesu, keluar
discharge nasal dan kotoran berwarna hijau.

Ciri-ciri ayam yg tidak bisa bertelur:


Jengger kecil, paruh dan kaki berwarna kuning, jarak antar os
pelvis Cuma 2 jari, kalo normal bisa 3-4 jari.
11.00 Istirahat

13.00 Pengambilan telur

13.30 Desinfektan

14.30 Penghitungan jumlah dan berat telur

15.30 Recording :
Menghitung jumlah ayam, Hen Day, FCR, total kg telur,
gram/butir dan jumlah pakan
Selasa, 06 Agu 07.00 Kontrol kesehatan ayam yang sakit diberi 1 tablet trimezyn.
2019 stus
09.00 Pemberian comboran Eggs Stimulant 1 gram / liter air, diberikan
pada pakan untuk meninkatkan nafsu makan ayam.
11.00 Istirahat

13.00 Sanitasi kandang

14.30 Pengambilan telur

15.00 Penghitungan jumlah dan berat telur

15.30 Recording :
Menghitung jumlah ayam, Hen Day, FCR, total kg telur,
gram/butir dan jumlah pakan
Rabu, 07 Agu 07.00 Kontrol kesehatan ayam yang sakit diberi 1 tablet trimezyn.
2019 stus
09.00 Pemberian comboran Eggs Stimulant 1 gram / liter air, diberikan
pada pakan untuk meninkatkan nafsu makan ayam.

10.00 Sanitasi kandang menggunakan desinfektan

11.00 Istirahat

13.00 Pemberian comboran vitamin herbal Indovit 1 gram / liter air,


diberikan pada pakan untuk meninkatkan nafsu makan ayam.

14.30 Pengambilan telur


15.00 Penghitungan jumlah dan berat telur
15.30 Recording :
Menghitung jumlah ayam, Hen Day, FCR, total kg telur,
gram/butir dan jumlah pakan.
Kamis, 08 Agu 07.00 Kontrol kesehatan ayam yang sakit diberi 1 tablet trimezyn.
2019 stus
09.00 Sanitasi kandang menggunakan desinfektan.
10.00 Pengambilan telur

11.00 Istirahat

13.30 Pengambilan telur

15.00 Penghitungan jumlah dan berat telur

15.30 Recording :
Menghitung jumlah ayam, Hen Day, FCR, total kg telur, gram/
Butir dan jumlah pakan.
Jumat , 09 Agust 07.00 Kontrol kesehatan ayam yang sakit diberi 1 tablet trimezyn.
2019 us
09.00 Sanitasi kandang menggunakan desinfektan.

10.00 Pengambilan telur

11.00 Istirahat

13.30 Pengambilan telur

15.00 Perhitungan jumlah dan berat telur

15.30 Recording :
Menghitung jumlah ayam, Hen Day, FCR, total kg telur, gram/
Butir dan jumlah pakan.
Sabtu , 10 Agust 07.00 Kontrol kesehatan ayam yang sakit diberi 1 tablet trimezyn.
2019 us
09.00 Sanitasi kandang menggunakan desinfektan.

10.00 Pengambilan telur

11.00 Istirahat

13.30 Pengambilan telur

15.00 Perhitungan jumlah dan berat telur

15.30 Recording :
Menghitung jumlah ayam, Hen Day, FCR, total kg telur, gram/
Butir dan jumlah pakan.
Minggu, 11 Agust 07.00 Kontrol kesehatan ayam yang sakit diberi 1 tablet trimezyn.
2019 us
09.00 Sanitasi kandang menggunakan desinfektan.

10.00 Pengambilan telur

11.00 Istirahat

13.30 Pengambilan telur

15.00 Perhitungan jumlah dan berat telur

15.30 Recording :
Menghitung jumlah ayam, Hen Day, FCR, total kg telur, gram/
Butir dan jumlah pakan.
1.2 Kandang Tumpang 2

Hari, Tanggal Jam Kegiatan


Senin, 12 Agust 07.00 Kontrol kesehatan.
2019 us Ayam yang sakit diberi 1 tablet trimezyn.
Ciri ayam yg ditemukan sakit adalah tampak lesu, keluar
discharge nasal dan kotoran berwarna hijau.

Ciri-ciri ayam yg tidak bisa bertelur:


Jengger kecil, paruh dan kaki berwarna kuning, jarak antar os
pelvis Cuma 2 jari, kalo normal bisa 3-4 jari.
10.00 Vaksin tetes

11.00 Istirahat

13.00 Pengambilan telur

13.30 Desinfektan

14.30 Penghitungan jumlah dan berat telur

15.30 Recording :
Menghitung jumlah ayam, Hen Day, FCR, total kg telur,
gram/butir dan jumlah pakan
Selasa, 13 Agu 07.00 Kontrol kesehatan ayam yang sakit diberi 1 tablet trimezyn.
2019 stus
09.00 Pemberian comboran Eggs Stimulant 1 gram / liter air, diberikan
pada pakan untuk meninkatkan nafsu makan ayam.
11.00 Istirahat

13.00 Sanitasi kandang

14.30 Pengambilan telur

15.00 Penghitungan jumlah dan berat telur

15.30 Recording :
Menghitung jumlah ayam, Hen Day, FCR, total kg telur,
gram/butir dan jumlah pakan
Rabu, 14 Agu 07.00 Kontrol kesehatan ayam yang sakit diberi 1 tablet trimezyn.
2019 stus
09.00 Pemberian comboran Eggs Stimulant 1 gram / liter air, diberikan
pada pakan untuk meninkatkan nafsu makan ayam.

10.00 Sanitasi kandang menggunakan glutanol 70 ml

11.00 Istirahat

13.00 Pemberian comboran vitamin herbal Indovit 1 gram / liter air,


diberikan pada pakan untuk meninkatkan nafsu makan ayam.

14.30 Pengambilan telur


15.00 Penghitungan jumlah dan berat telur
15.30 Recording :
Menghitung jumlah ayam, Hen Day, FCR, total kg telur,
gram/butir dan jumlah pakan.
Kamis, 15 Agu 07.00 Kontrol kesehatan ayam yang sakit diberi 1 tablet trimezyn.
2019 stus
09.00 Sanitasi kandang menggunakan desinfektan.
10.00 Pengambilan telur

11.00 Istirahat

13.30 Pengambilan telur

15.00 Penghitungan jumlah dan berat telur

15.30 Recording :
Menghitung jumlah ayam, Hen Day, FCR, total kg telur, gram/
Butir dan jumlah pakan.
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Perkandangan

Manajeman perkandangan adalah salah satu faktor penting yang menentukan

keberhasilan dalam usaha pemeliharaan ayam Layer mulai dari fase Starter, Grower, hingga

Layer. Kandang harus dibuat sebaik mungkin yang dapat memberikan kenyamanan bagi

ayam, mudah dalam tata laksana, dapat memberikan produksi yang optimal serta memenuhi

persyaratan kesehatan dan kesejahteraan hewan (animal welfare).

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan saat membangun kandang ayam Layer

berserta kelengkapannya, mulai dari segi ekonomi yaitu menghitung bahan yang tersedia,

biaya perawatan dan umur bangunan setelah dibangun sampai pemilihan lokasi pendirian

kandang. Faktor-faktor di atas harus diperhatikan karena menyangkut sisi kenyamanan dan

kesehatan ayam juga sisi sosial yaitu lingkungan masyarakat sekitar. Jangan sampai

pemilihan lokasi kandang menjadi gangguan kepada masyarakat hingga dapat menularkan

penyakit zoonosis.

Kandang secara makro memiliki fungsi sebagai tempat tinggal ternak agar terhindar

dari pengaruh cuaca buruk (hujan, panas, dan dingin), hewan buas dan pencurian. Kandang

secara mikro memiliki fungsi sebagai tempat untuk menyediakan lingkungan yang nyaman

agar terhindar dari stress sehingga kesehatan ternak dapat terjaga dan produksi dapat

maksimal. Tipe kandang ayam layer dibedakan menjadi kandang tipe open house dan close

house.

Di peternakan CV. Central Unggas Farm menggunakan tipe kandang open house dengan

sistem kandang baterai pada ayam grower dan layer.

Kandang tipe Open House tidak memiliki dinding sehingga sirkulasi udara bersifat

bebas yang mengakibatkan ayam dapat terpapar udara dari luar. Ayam tidak terlidung dari

panas, dingin, angin, hujan, dan intensitas sinar matahari yang terik. Akibatnya ayam rentan

terhadap berbagai penyakit akibat perubahan udara. Dilihat dari sisi higienitas, kandang Open
House sama sekali tidak melindungi ayam dari kontak dunia luar. Hal ini berakibat ayam

sangat rentan terjangkit berbagai penyakit ataupun wabah ayam akibat bakteri dan virus yang

tersebar melalui udara. Berikut kandang tipe open house CV. Central Unggas Farm.

Keuntungan dari kandang Open House adalah biaya pembuatan kandangnya yang

lebih murah karena tidak memerlukan bangunan dengan dinding yang tertutup, sirkulasi

udara dalam kandang baik dan tidak memerlukan teknologi yang rumit sehingga memotong

biaya Technical Support yang harus memonitor peralatan dalam kandang. Sedangkan

kerugiannya adalah ayam Layer mudah tertular penyakit karena ayam langsung kontak

dengan lingkungan luar. Ayamjuga mudah stress dan menyebabkan produksi telur menurun

baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal ini dapat terjadi karena peternak tidak mendapat

mengatur pencahayaan, suhu, kelembapan, ventilasi dan kecepatan angin yang nyaman dan

ideal bagi ayam. Selain itu kerugian yang lainnya adalah sanitasi yang kurang bagus.

Akibatnya peternak juga bisa mengalami kerugian karena produksi telur yang dihasilkan tidak

sebaik pada ayam yang dipelihara di kandang baterai close house.


2.2 Manajemen Pakan dan Minum

2.2.1 Manajemen Pakan

Tempat pakan yang digunakan di CV. Central Unggas Farm adalah bentuk feeder

through tipe memanjang terbuat dari pipa paralon PVC (Polyvinil Chlorida) yang dibelah

memanjang menjadi dua sama dengan panjang kandang dan diletakan di depan kandang

baterai untuk mengurangi ransum yang tercecer. Berikut tempat pakan milik CV. Central

Unggas Farm.

CV. Central Unggas Farm melakukan penyimpanan pakan di tempat yang kering dan

tidak lembab agar pakan tidak mudah menjamur. Stok pakan sebaiknya tidak terlalu banyak,

agar 1-2 minggu pakan sudah habis dan tidak menjamur.

Pemberian pakan di CV. Central Unggas Farm dilakukan secara manual dua kali

sehari, pukul 07.00 WIB sebanyak 30% dan pukul 13.00 WIB sebanyak 70%. Pakan yang

diberikan sebanyak tiga perempat volume tempat pakan dengan tujuan menghindari pakan

tumpah dan tercecer. Pekerja kandang dalam pemberian pakan beberapa jam sekali harus

meratakan pakan dengan membolak-balikkan pakan atau gorek pakan supaya tidak terjadi

penumpukkan pakan di satu tempat, selain itu pembalikan pakan untuk memberikan kesan

fresh pada pakan sehingga menambah nafsu makan ayam. Penambahan “feed supplement”
meliputi obat-obatan dan vitamin dicampur pada pakan untuk memudahkan pemberian feed

supplement secara merata pada ayam yang sakit. Kegiatan tersebut dilakukan untuk

mencapai feed intake yang tinggi sehingga dapat meningkatkan produksi telur.

Konsumsi pakan pada ayam petelur periode layer di CV. Central Unggas Farm ± 120

gram/ekor/hari. Konsumsi pakan dan kebutuhan protein ayam petelur dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu berat badan, strain, suhu lingkungan, fase produksi, sistem

perkandangan, luas tempat pakan perekor, debeaking, kepadatan ayam, ketersediaan air

minum, dan kondisi kesehatan ayam.

2.2.2 Manajemen Minum

Pemberian air minum di CV. Central Unggas Farm dilakukan secara ad libitum,

pemberian air minum dilakukan secara ad libitum atau penyediaan air minum dilakukan

secara tidak terbatas dengan tujuan untuk menjaga agar ayam tidak mengalami kekurangan

air sehingga produksi telur optimal. Pemeriksaan terhadap kualitas air minum juga telah

dilakukan dan telah memenuhi standar air minum bagi ayam. Air minum merupakan nutrisi

yang paling penting. Air minum juga dapat digunakan sebagai media pemberian obat,

vitamin, vaksin. Air yang berkualitas harus tersedia untuk ayam sepanjang waktu. Saluran air

harus dibilas (flushing) setiap hari selama masa perindukan, mulai sehari sebelum kedatangan

anak ayam. Flushing juga dilakukan setiap minggu selama masa pertumbuhan dan

produksi.Pemberian air minum menggunakan nipple drinker dan tempat minum otomatis.

Berikut cara pemberian air minum di CV. Central Unggas Farm.


Kebutuhan air minum ayam sehat per ekor per hari mencapai 1,5-2x lebih banyak

daripada pakan. Rasio ini akan meningkat pada suhu lingkungan yang lebih tinggi.

Melakukan pengujian kualitas air minum minimum 1 tahun sekali. Keberadaan bakteri

coliform akan menjadi indikator pencemaran yang baik, jika pencemaran bakteri coliform

terjadi maka hal ini mengindikasikan bahwa telah terjadi pencemaran air minum dengan

kotoran hewan atau manusia. pH air minum yang baik adalah 5-7 untuk meningkatkan

sanitasi air yang baik, meningkatkan konsumsi pakan dan meningkatkan kesehatan

pencernaan bagian atas. Ayam mungkin mampu bertahan pada pH yang lebih rendah. pH di

bawah 5 dapat mengurangi asupan air dan korosif terhadap logam, sedangkan pH diatas 8

dapat mengurangi asupan dan mengurangi efektivitas sanitasi air. Pada periode layer, ayam

diberikan minum secara ad libitum melalui nipple. Pada air minum layer ditambahkan klorin

sebanyak 200 gram untuk tandon air (±70 liter). Penambahan klorin bertujuan unuk

membunuh bakteri pada air minum.

2.3 Nekropsi

Penyakit menjadi satu hal yang penting untuk dikendalikan dalam sebuah peternakan,

karena dapat berdampak terhadap ekonomi dari peternakan itu sendiri, pada peternakan

unggas salah satu cara untuk mendiagnosa penyakit yaitu dengan nekropsi atau bedah

bangkai, dengan mendapati patologi anatomi yang mengarahkan ke sebuah penyakit.


Nekropsi (pemeriksaaan postmortem) dilakukan setiap kali ada penurunan produksi,

adanya gejala penyakit yang jelas, atau ada peningkatan angka kematian. Nekropsi tidak bisa

menungkap semua penyebab penaykit karena persentasi penyebab penyakit merupakan

masalah terkait manajemen, termasuk gizi buruk, kekurangan pakan atau minum, ventilasi

yang tidak tepat, terlalu padat atau masalah lainnya.

 Nekropsi 1 (23 Juli 2019)

Nekropsi 1 ekor ayam berumur 90 hari yang ditemukaan dalam keadaan mati
Gejala klinis :
- Pial dan jengger berwarna pucat kebiruan
- Turgor kulit rendah ( kulit saat dicubit tidak langsung kembali )
- Berak merah kehitaman karena bercampur dengan darah
Hasil Nekropsi :
- Tampak sedikit perdarahan (ptchie) pada mukosa sekum
- Konsistensi hepar lunak
- Terdapat spot putih pada hepar

Gambar 2.3.1 Perdarahan (ptchie) pada Sekum


Gambar 2.3.2 Spot Putih Hepar

Diagnosa : Suspect Coccidiosis dan actynomicosis


 Nekropsi 2 (29 Juli 2019)
Nekropsi 1 ekor ayam berumur 68 minggu
Gejala Klinis :
- Pial dan jengger berwarna pucat kebiruan
- Turgor kulit rendah ( kulit saat dicubit tidak langsung kembali )
- Berak merah kehitaman karena bercampur dengan darah

Hasil Nekropsi :
- Terdapat perdarahan kemerahan di folikel saluran reproduksi
- Terdapat eksudat pada trakhea ( saluran pernafasan )

- Terdapat perdarahan (ptchie) pada mukosa sekum

- Mukosa mata kemerahan

Gambar 2.3.3 Eksudat Pada Saluran Pernafasan

Gambar 2.3.4 Terdapat Perdarahan (ptchie) Pada Mukosa Sekum


Gambar 2.3.5 Terdapat Perdarahan Pada Folikel Reproduksi
Diagnosa : suspect ND, IB, dan coccidiosis
 Nekropsi 3 ( 1 Agustus 2019)
Nekropsi 1 ekor ayam berumur 72 minggu
Gejala Klinis :
- Pial dan jengger berwarna pucat
- Turgor kulit rendah ( kulit saat dicubit tidak langsung kembali )
- Berak merah kehitaman karena bercampur dengan darah
- Leher mengalami tortikolis

Hasil Nekropsi :

- Terdapat perdarahan pada jantung

- Terdapat perdarahan (ptechie) pada mukosa sekum


- Hepar berwarna merah kehitaman

Gambar 2.3.6 Terdapat Perdarahan Pada Jantung. Darah Terlihat Berwarna Kehitaman
Diagnosa : heat stress dan suspect ND
2.4 Manajemen Kesehatan

2.4.1 Pemberian Antibiotik, Obat Cacing, Vitamin, dan Desinfektan

1. Trimezyn Kaplet

Trimezyn adalah kombinasi obat sulfa dengan trimethroprim yang bekerja sinergis.

Trimezn terasuk golongan antibiotik ber-spektrum luas, cara penggunaan obat ini dengan cara

memasukan kaplet ke mulut ternak dan dorong dalam kerongkongan. Obat diberikan selama

3-5 hari berturut – turut. Indikasi obat ini untuk unggas antara lain korisa, CRD, Kolera, Fowl

thypoid, Pullorum.

2. Biseptyl

Obat ini mengandung Spectinomycin, Lincomycin, dan Excipient. Obat ini diberikan

melaliu Intramuscular (I.M), dosis penggunaan obat ini adaalah 1 ml untuk 5-10 kg berat

badan
3. Vitesel Inj
Vitesel Inj untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan reproduksi mengandung vitamin

E dan selenium. Diberikan pada layer yang memiliki jengger tidak normal (warna pucat,

kecil). Permberian vitamin E melalui IM. Tujuan pemberian vitamin E pada ayam yaitu

untuk:

 sebagai antioksidan;

 pernapasan jaringan normal, berperan membantu fungsi sistem sitokrom oksidase atau

untuk melindungi susunan lipida di dalam mitokondria dari kerusakan oksidasi;

 dalam reaksi fosforilasi normal, terutama ikatan energi fosfat, seperti kreatin

fosfat dan adenosin fosfat;

 dalam metabolisme asam nukleat

 dalam sintesis vitamin C;

 dalam metabolisme asam amino bersulfur

 metabolisme membran.

Vitamin merupakan suatu zat kompleks yang dibutuhkan oleh tubuh yang memiliki

fungsi sebagai pengatur proses kegiatan tubuh. Pada fase grower dan layer, pemberian Herbal

(Kunyit, Temulawak dan Sambiloto) diberikan setiap hari dengan pemberian kocor pada

pakan lalu digorek untuk meratakan. Indikasi:Peningkatan daya tahan tubuh, Peningkatan

produksi dan membantu proses penyembuhan penyakit.


4. Levamid

Levamid adalah obat cacing yang kandungannya adalah Niclosamide dan Levamisole

HCl. Indikasi obat ini untuk membasmi cacing (Raillietina sp., Davainea sp. dan

Hymenolepis sp.) dan membasmi cacing gilik bentuk larva dan dewasa pada saluran

pencernaan (Ascaridia sp., Heterakis sp., Capilaria sp.), saluran pernafasan (Syngamus

trachea), mata (Oxyspirura mansoni). Pemebrian obat ini dicampur dalam ransum dengan

dosis 0,2 gram tiap kg berat badan ayam.

5. Egg Stimulant

Egg Stimulant adalah serbuk larut air yang mengandung multivitamin dan antibiotik

yang berfungsi menstimulasi dan mempercepat pencapaian periode produksi telur optimum,

diberikan dengan dosis 1 gram/1 liter air minum.


6. Vitamin Herbal Indovit

Obat ini digunakan untuk meningkatkan nafsu makan, meningkatkan daya tahan

tubuh, meningkatkan produksi telur, mengurangi bau kotoran, dan mengurangi redisu

antibiotik dalam telur ayam. Vitamin Herbal Indovit mengandung curcuma canthorrhiza dan

curcuma longa, diberikan dengan dicampurkan kedalam air minum dengan dosis 1 gram / 1

liter air minum.

7. Neo Antisep
Neo Antisep adalah desinfektan/larutan pembasmi kuman dengan bahan aktif Iodium.

Indikasi obat ini adalah membasmi virus yang ada di kandang, tempat makan, tempat minum

dll, membasmi virus penyebab penyakit ND, PMK, IB dan cacar, membasmi kuman penyakit

lainnya yang disebabkan oleh bakteri dan jamur.


8. Purecid
Purecid adalah carian dengan kandungan asam sitrat, asam format, asam laktat, asam

propionat, asam acetat. Kegunaan cairan in menghambat pertumbuhan mikroorganisme

patogen, mempunyai efek bakteriosidal dan bakteriostatik, menghilangkan biofilm pada air

minum. Dosis penggunaan yaitu 500ml-1 liter per 1000 liter air minum.

2.5 Penyakit

1. Heat Stress

Heat Stress merupakan penyakit yang disebabkan kondisi suhu lingkungan melebihi

suhu normal (>28oC) sehingga ayam tidak mampu untuk menyeimbangkan antara produksi

dan pembuangan panas tubuhnya. Ada dua jenis heat stress yaitu akut dan kronis. Akut terjadi

saat suhu dan kelembaban meningkat drastis, sedangkan kronis dipicu oleh meningkatnya

suhu dan kelembaban dalam waktu yang relatif lama. Efek heat stress lebih rentan terhadap

ayam dewasa karena telah memiliki bulu yang sempurna sehingga mempersulit pembuangan

panas tubuhnya. Selain itu, ukuran tubuh yang besar dapat menghasilkan panas tubuh lebih

banyak.

Sebenarnya ayam sudah memiliki self defense sendiri untuk mengatasi heat stress

dengan cara:

 Melebarkan atau menggantungkan sayapnya. Tetapi usaha ini kurang optimal karena

suhu lingkungan kandang tidak berbeda nyata.


 Melakukan peripheral vasodilatation atau meningkatkan aliran darah perifer (tepi),

terutama pada bagian jengger, pial dan kaki.

 Panting, yakni bernapas melalui tenggorokan untuk meningkatkan evaporasi Ayam

akan membuka mulutnya dan menggerakkan tenggorokannya yang berguna sebagai

tempat keluar masuk udara.

Ayam yang telah melakukan panting tetapi suhu tubuhnya tidak menurun akan

menjadi lemah, pingsan, bahkan bisa terjadi kematian mendadak. Kematian akibat heat stress

akan mulai terjadi saat suhu tubuh ayam mencapai 42OC atau lebih.

2. Newcastle Disease

Newcastle Disease adalah penyakit pada unggas besar yang fatal (mematikan).

Di Indonesia, penyakit ini juga populer sebagai tetelo. Penyebabnya adalah serangan virus

NDV, suatu virus RNA berkas tunggal dengan sekuens antisens negatif. Pertama kali virus ini

diisolasi dari Newcastle upon Tyne, Inggris, tahun 1926 oleh Doyle. Pada tahun yang sama,

Kraneveld berhasil mengisolasi virus pada unggas dari Bogor. Serangan pada ayam adalah

yang paling dikenal, dengan gejala klinis seperti terkena pilek (hidung berair dan tersumbat),

mengorok, sayap turun lemas (terkulai), kaki terseret, sampai kepala terkulai atau melipat.

Pada unggas muda, serangan ini dapat segera berakhir dengan kematian, sedangkan pada

unggas dewasa, kematian biasanya terjadi dua sampai tiga hari setelah gejala pertama kali

terlihat.
Gambar ayam yang terinfeksi penyakit Newcestle Disease ditandai dengan
melipat atau terkulainya kepala

Penularan dari satu tempat ke tempat lain terjadi melalui alat transprtasi, pekerja

kandang, burung dan hewan lain, debu kandang, angin, serangga, makanan dan karung pakan

yang tercemar. Masa inkubasi ND antara 2-15 hari, ayam yang tertular ND akan

mengeluarkan virus melalui alat pernafasan 1-2 hari setelah terinfeksi. Penularan ND dari

suatu hewan ke hewan lainnya melalui kontak dengan hewan sakit, sekresi, ekskresi dan

hewan sakit serta bangkai hewan yang terinfeksi, jalan penularan melalui alat pencernaan dan

pernafasan. Virus yang tercampur lendir atau yang terkandung dalam feses dapat bertahan

hingga 2 bulan.

3. Coryza (SNOT)

Infeksius coryza (Snot) merupakan penyakit pernafasan bagian atas pada unggas,

terutama ayam, yang bersifat akut. Penyakit ini telah menyebar luas di seluruh dunia, dan

kejadiannya sering pada musim dingin atau udara jelek. Penyebaran penyakit dalam kandang

sangat cepat, baik secara kontak langsung dengan ayam-ayam sakit, maupun tidak langsung

melalui air minum, udara, dan peralatan yang tercemar. Gejala-gejala klinis penyakit ini

ditandai dengan keluarnya eksudat dari hidung, muka bengkak karena edema di bawah kulit,

konjungtivitis, anoreksia, dan kadang-kadang sulit bernapas. Biasanya penyakit ini

merupakan komplikasi dengan penyakit lain, seperti Fowl pox, Mycoplasma (CRD), New

castle disease (ND), Infectious bronchitis (IB), Infectious laryngotracheitis (ILT).


Penularan penyakit dapat terjadi melalui kontak langsung dengan ayam sakit atau ayam

karier, tetapi dapat pula terjadi secara tidak langsung melalui air minum, pakan, dan peralatan

yang terkontaminasi. Infeksius coryza dapat menyerang ayam semua umur, tetapi yang paling

peka adalah ayam umur 18-23 minggu atau menjelang bertelur. Jika terinfeksi, kelompok

ayam ini akan sangat terlambat berproduksinya. Pada ayam yang sedang bertelur, penurunan

produksi dapat mencapai 10-40%, sedangkan pada ayam dara pengafkirannya (culling rate)

dapat mencapai 20%.

Gambar ayam yang terinfeksi penyakit Coryza (SNOT) ditandai dengan


membengkaknya wajah

4. Egg Drop Syndrome

Egg Drop Syndrome (EDS) merupakan penyakit viral pada unggas yang disebabkan

oleh Avian Adenovirus tipe I. Hospes alami adalah itik dan angsa. Penyakit ini pada ayam

petelur teramati sehat tetapi bertelur dengan kerabang tipis sampai telur tanpa kerabang. Pada

umumnya terjadi pada awal periode bertelur, sehingga puncak produksi tidak pernah tercapai.

Penanganan penyakit sejauh ini terkendali apabila peternak sudah melaksanakan vaksinasi.

Pada kasus infeksi EDS, secara klinis akan dapat diamati beberapa perubahan kualitas

kerabang telur, yaitu pada awalnya terjadi depigmentasi telur. Setelah beberapa telur teramati

terjadi depigmentasi yang terlihat pada penurunan kualitas warna telur. Pada ayam petelur

yang biasanya berwarna coklat akan tampak mulai memudar yang cenderung memutih dan
menipis. Pada telur dengan kerabang tipis juga teramati telur dengan kerabang yang kasar

seperti berpasir, atau juga bergranula kasar pada sisi satu ujung telur. Kualitas telur menurun

dengan diikuti kerabang lunak dan akhirnya banyak diketemukan telur yang tanpa kerabang.

Penurunan produksi dapat cepat terjadi, berlangsung beberapa minggu (selama 4

sampai 10 minggu), serta dapat terjadi penurunan produksi telur mencapai 40%. Kasus

infeksi alami EDS juga dapat diamati telur yang berukuran kecil. Beberapa kasus dilaporkan

albumin telur menjadi cair, tetapi tidak selalu dapat diamati pada kasus EDS. Penurunan

produksi dengan penurunan kualitas telur ini sangat dikacaukan dengan beberapa penyakit

lain yang mempunyai gejala klinis sangat mirip. Kasus penyakit IB juga mampu

menyebabkan penurunan produksi yang sangat tinggi, serat kualitas telur menjadi sangat

jelek. Pengalaman lapangan penulis pada kasus IB. penurunan kualitas telur lebih kepada telur

menjadi tidak simetris “mlethot” meskipun kerabang telur juga menjadi tipis, namun telur

tetap mempunyai kerabang. Pada kasus IB selain asimetrisitas, jika dipecah dan diamati putih

telur cenderung selalu encer. Penurunan produksi telur yang diikuti penurunan kualitas telur

juga harus dibedakan dari penyakit bakterial, seperti koli kompleks, Salmonellosis dll. Untuk

itu, penegakan diagnosis diperlukan konfirmasi dengan uji laboratoris yang relevan.

Gambar telur ayam yang terinfeksi penyakit Egg Drop Syndrome


5. Infectious Bronchitis

Infectious Bronchitis (IB) merupakan penyakit saluran pernafasan atas dan urogenital

pada ayam yang bersifat akut dan menular. Serangan virus IB sangat merugikan karena dapat

menyebabkan kematian dengan tingkat mortalitas 10-30% pada anak-anak ayam berumur

kurang dari tiga minggu dan ditandai dengan gejala pernafasan seperti sesak nafas, bersin-

bersin, serta ngorok. Ayam umur di atas enam minggu yang terserang virus IB dapat

menyebabkan pertumbuhan badan terhambat, sedangkan pada ayam petelur dewasa yang

terserang virus IB menyebabkan penurunan produksi hingga mencapai 60% dalam kurun

waktu 6-7 minggu dan selalu disertai dengan penurunan mutu telur berupa bentuk telur tak

teratur, kerabang telur lunak dan albumin cair.

Penyakit IB pada unggas disebabkan oleh virus Corona, termasuk dalam famili

Coronaviridae dan memiliki banyak serotipe, hal ini berhubungan dengan perbedaan susunan

basa pada S1 glikoprotein. Untuk mewaspadai adanya serangan virus IB yang dapat

merugikan industri peternakan ayam baik layer maupun broiler, perlu diantisipasi terjadinya

serangan Infectious Bronchitis Virus (IBV). Informasi mengenai penyakit IB yang

dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Peternakan (Pedoman pengendalian penyakit hewan

menular jilid II tahun 1980), masih dirasakan kurang dan perlu dilengkapi terutama dengan

informasi biologi molekuler dan diagnosa secara cepat serta akurat seperti uji polymerase

chain reaction (PCR). Pada kesempatan ini dikemukan gambaran tentang penyakit IB,

penyebaran, perkembangan diagnosis dan pengendaliannya agar masyarakat dapat

mengetahui penyakit tersebut.


BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Tata laksana pemeliharaan, pemberian vaksin, vitamin, dan pengobatan di CV. Central

Unggas Farm dilakukan dengan cukup baik dan diimbangi dengan pakan yang sesuai standar

nutrisi sehingga diperoleh produksi yang cukup baik. Namun tata laksana perkandangan

kurang sesuai standar peternakan yang ada di Indonesia karena lokasi peternakan dekat

dengan pemukiman penduduk dan jarak antar kandang yang terlalu dekat.

Saran

1 Penempatan peternakan sebaiknya jauh dari pemukiman penduduk.

2 Penggunaan jarum suntik pada saat vaksin dan pengobatan sebaiknya jarum di steril

terlebih dahulu dengan menggunakan alkohol.

3 Untuk menjaga kesehatan ayam selain pelaksanaan vaksin, vitamin, dan pengobatan

sebaiknya diikuti pula dengan manajemen pemeliharaan dan biosecurity yang baik

dengan memberikan pemahaman lebih kepada pekerja yang mengetahui langsung

kondisi kandang dan ayam.

4 Perlunya pengawasan pemberian antibiotik pada ayam sehingga tidak menimbulkan

residu antibiotik.

5 Memperhatikan penyimpanan obat untuk mencegah kerusakan obat.

6 Perlunya kandang karantina.

7 Kepadatan populasi ayam dalam kandang juga perlu diperhatikan sehingga ayam tidak

mudah stress dan tidak timbul berbagai penyakit.


Lampiran

Pemberian Vaksin Tetes Pada DOC Pengambilan Sampel Darah

Penyuntikan Vitamin (Vitasel) Pergantian Litter Pada Kandang DOC

Vaksinasi Secara IM Nekropsi


Pemberian Antibiotik Trymizin Penyemprotan Desinfektan Pada Kandang Layer

Anda mungkin juga menyukai