Acara 1. Prinsip Dan Konsep Perancangan Percobaan-Rev PDF
Acara 1. Prinsip Dan Konsep Perancangan Percobaan-Rev PDF
Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan beberapa konsep dan prinsip dasar
perancangan percobaan
2. Mahasiswa dapat menerapkan konsep dan prinsip ini dalam
merancang percobaan
3. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip dan konsep ini dalam beberapa
rancangan percobaan baku dan populer
Pendahuluan
Kegiatan penelitian (research) secara umum terbagi menjadi survei dan
percobaan (experiment). Dalam survei, subjek penelitian tidak diintervensi
sebelumnya sehingga kondisi ketika diamati adalah “apa adanya”. Dalam
percobaan, peneliti mengendalikan kondisi penelitian dengan melakukan
seleksi dan intervensi lingkungan sehingga pengamatan sepenuhnya
diarahkan untuk menjawab tujuan penelitian. Survei maupun percobaan
menghasilkan data yang selanjutnya akan dianalisis. Data ini harus menggambarkan
hal-hal yang akan diteliti sehingga dapat dipercaya dan layak dianalisis.
Guna memenuhi hal tersebut, maka perancangan percobaan harus dilakukan
kedekatan antara suatu nilai pengamatan yang diambil dari beberapa sampel.
Presisi terkait dengan variasi simpangan (error), sehingga pengukuran dikatakan
memiliki presisi tinggi apabila memiliki nilai varian yang kecil. Akurasi adalah
derajat kedekatan antara rerata sampel yang diambil dengan nilai asli dari suatu
jenis pupuk organik (pupuk kompos, pupuk kandang ayam, pupuk kandang
kambing, dan pupuk kandang sapi). Objek dalam percobaan tersebut adalah lima
varietas padi yang merupakan perwakilan dari populasi varietas padi yang ada di
muka bumi ini. Suatu pengukuran dikatakan memiliki akurasi tinggi apabila rerata
dari sampel yang diambil nilainya mendekati nilai rerata populasi. Presisi biasanya
terkait dengan bahan percobaan atau kondisi lingkungan penelitian. Oleh karena
Gambar 1.1. Hubungan akurasi dan presisi serta implikasi statistik yang ditimbulkan
Ilustrasi pada Gambar 1.1 menunjukkan akurasi dan presisi serta implikasinya
terhadap statisitik yang diilustrasikan dengan kurva normal baku. Ingat bahwa
bentuk dari suatu kurva normal baru ditentukan oleh rerata dan varian. Perhatikan
bahwa ketika presisi rendah, titik-titik sampel akan menyebar. Hal ini
menggambarkan varian dan berdampak pada lebar kurva normal baku. Low
precission berarti varian tinggi dan berdampak pada ukuran lebar kurva normal
baku yang menandakan bahwa nilai sesatan (error) menjadi besar (1.1C dan 1.1D).
Sedangkan ketidakakuratan (bias) berarti titik-titik sampel berada jauh dari nilai
sasarannya. Hal yang diinginkan dari suatu percobaan jelas presisi yang tinggi dan
bias yang kecil (akurasi tinggi). Namun demikian, di bidang pertanian bukan akurasi
terhadap sasaran yang dipentingkan, melainkan titik pada presisi relatif, yaitu selisih
Perlakuan
Perlakuan (treatment) atau bisa disebut juga set perlakuan (treatment group)
adalah prosedur atau penggolongan yang dilakukan oleh peneliti untuk
terhadap gulma, sebut saja, glifosat, 2,4-D, dan paraquat, perlakuannya adalah
pemberian herbisida. Ada tiga perlakuan yang diberikan dalam percobaan tersebut.
negatif (tidak dikendalikan). Dalam hal tersebut, tidak diberi pestisida juga
termasuk ke dalam perlakuan. Dalam percobaan tiga dosis herbisida tertentu,
Perlakuan dikenakan pada satuan bahan yang memperoleh satu, dan hanya
satu, perlakuan, satuan ini disebut satuan percobaan (experimental unit).
(jika perlakuan diterapkan per individu, bukan populasi), cawan petri, kandang, petak
lahan, baris-baris tanam kultivar berbeda, seonggok daging, sekemas benih, sesisir
yang kondisinya seragam. Tiap kelompok ini disebut blok. Tentu saja
disusun. Percobaan bisa memiliki satu faktor, yaitu seri perlakuan yang dipilih untuk
menjawab beberapa hipotesis. Misalnya, untuk mengetahui perbedaan pengaruh
cara pengendalian gulma, dipilih lima perlakuan: (a) penyiangan cabut, (b)
penyiangan kepras, (c) penyemprotan herbisida pratumbuh, (d) penyemprotan
a dan b versus perlakuan c dan d); (3) “Penyiangan cabut lebih baik daripada
penyiangan kepras” (perlakuan a versus b); dan (4) “Penyemprotan pratumbuh lebih
perlakuan lain misalnya pemberian dosis berbeda untuk mengetahui dosis yang
paling efektif. Perhatikan bahwa hipotesis untuk seri perlakuan lain tersebut
memiliki hipotesis yang berbeda sehingga akan meminta analisis yang berbeda
pula.
Dapat terjadi pula, percobaan memiliki dua atau lebih faktor. Di sini, setiap
lebih dari faktor yang diuji (“interaksi”). Sebagai misal adalah percobaan yang
mengombinasi dua macam pupuk buatan: faktor pertama adalah urea berbagai
Kerjakan soal lain yang terdapat pada Suplemen Acara 1!! (Dikerjakan secara
langsung pada saat praktikum)
Prinsip-prinsip pokok perancangan percobaan
Dalam perancangan percobaan hanya ada tiga prinsip dasar:
1. Pengacakan (randomisation),
2. Pengendalian sesatan (error control), dan
3. Kesetimbangan (balance).
Apabila ketiga prinsip ini dipenuhi, analisis menjadi sederhana dan hasilnya
sahih (valid). Tujuan inti dari perancangan percobaan adalah mendapatkan
Pengacakan
Pengacakan adalah hal yang wajib ada dalam merancang percobaan, karena
menjamin bahwa kita membentuk peubah acak dalam data pengamatan kita.
Semua metode statistika bertumpu pada asumsi bahwa data merupakan peubah
acak. Tanpa adanya pengacakan, asumsi itu gugur dan hasil analisis tidak
bermakna. Pengacakan dapat dilakukan dengan penggunaan alat bantu seperti
pengocokan undian/arisan, dadu, kartu, atau daftar tabel bilangan acak. Perangkat
lunak seperti MSExcel atau LibreOffice memiliki fungsi acak pula.
Perhatikan dua susunan penataan berikut. Setiap kotak melambangkan
A B C A B C
A B C C A B
Tidak diacak Diacak
Pengendalian sesatan
Sesatan yang besar mengganggu presisi sehingga perlu dikendalikan. Ada tiga
pengendali (konkomitan).
Sebagai contoh, untuk suatu percobaan mengenai dua cara pengolahan abon
ikan diketahui ukuran mempengaruhi tekstur. Bahan yang diterima untuk
penelitian ternyata ikan dari berbagai ukuran. Untuk itu, dilakukan pemisahan
menjadi tiga kelompok berdasarkan ukuran: kecil, sedang, dan besar. Dari masing-
masing ukuran kemudian diterapkan dua cara pengolahan yang dicoba. Prinsip
blocking ini dapat meningkatkan presisi, karena pembandingan kedua cara
satu cara pengolahan dilakukan terhadap setiap kelompok ukuran yang seragam
masing- masing. Gambar di kanan menunjukkan jika cara pengolahan diterapkan
tanpa pengelompokan. Pilihan di kiri lebih baik karena seragam di dalam setiap
kumpulannya sehingga sumber keragaman internalnya minimal dan ujungnya
Kesetimbangan
acara-acara berikutnya.
Rancangan Acak Lengkap (RAL)/ Completely Randomised Design (CRD)
Rancangan Acak Lengkap merupakan rancangan lingkungan paling sederhana
dan paling dianjurkan apabila peneliti dapat menjamin bahwa lingkungan
percobaan terkendali dengan baik dan bahan percobaan relatif seragam.
Pengacakan dilakukan sekali terhadap seluruh satuan percobaan yang ada.
Sebagai misal, untuk suatu percobaan dengan empat perlakuan, masing-masing
tiga ulangan, akan diperlukan 12 satuan percobaan. Penentuan satuan percobaan
mana yang akan memperoleh perlakuan tertentu dilakukan melalui pengacakan
terhadap ke-12 satuan percobaan tersebut. Contoh pengacakan dapat
ditunjukkan dengan layout untuk percobaan
Pengacakan dilakukan tiga tahap: pertama untuk blok arah pertama, kedua
untuk blok arah kedua, dan terakhir adalah pengacak satuan percobaan
A1 B1 C1 D1 B D A C
A2 B2 C2 D2 D A C B
A3 B3 C3 D3 C B D A
A4 B4 C4 D4 A C B D
sebelum pengacakan
menggunakan bloking dua tingkat. Pada rancangan ini, seakan-akan kita memiliki
dua percobaan faktor tunggal, yang salah satu faktornya disarangkan ke faktor
yang lain. Akibatnya faktor pertama (disebut faktor utama) memiliki ukuran satuan
percobaan yang lebih besar. Satuan percobaan bagi faktor pertama ini berfungsi
sebagai blok bagi faktor kedua (disebut anak-faktor atau subfaktor). Faktor kedua
dengan demikian memiliki ukuran satuan percobaan yang kecil dan merupakan
masing- masing dengan dua dan tiga level, dengan rancangan lingkungan RBLT
proses itu.
hipotesis nol bahwa rerata pengamatan akibat pengaruh perlakuan 1 sama dengan
rerata pengamatan akibat pengaruh perlakuan 2. Untuk menguji H0 ini, kita
saja Yij dengan i = nomor perlakuan (i =1 atau 2) dan j = nomor ulangan dari masing-
masing nomor perlakuan. Jadi, sebagai misal, Y23 adalah data pengamatan dari
Jelas bahwa di sini sesatan melekat pada data. Bentuk [1] ini disebut sebagai
model linear matematis. Karena dalam perancangan percobaan satuan percobaan
untuk semua perlakuan diusahakan seragam, maka [1] dapat ditulis ulang sebagai
Yij = μ + τi + εij, [2]
dengan μ adalah rerata umum yang berasal dari satuan percobaan (yang seragam,
karena itu tidak memiliki nomor) dan τi adalah pengaruh perlakuan ke-i. Di bawah
bentuk [2], hipotesis nol dapat dirumuskan ulang menjadi H0: τ1 = τ2. ■
Skema rancangan percobaan dan analisisnya
Sebagai contoh ketika percobaan menguji jenis pupuk pada satu jenis tanaman
maka rancangan perlakuannya satu faktor. Kemudian jika percobaan dilakukan pada
lingkungan yang relatif homogen berarti rancangan lingkungannya bisa
pupuk bersifat kategori. Namun, jika jenis pupuk tersebut diberikan pada beberapa
jenis tanaman maka rancangan perlakuannya menjadi factorial. Contoh lain, ketika
perlakuan berupa dosis pupuk pada suatu tanaman, maka analisis yang digunakan
adalah regresi. Khusus untuk split-plot, rancangan ini termasuk rancangan