BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Ibnu Katsir
dikenal dengan nama Ibnu Katsir. Beliau dilahirkan di Busrha pada tahun
700 H. Pada usia yang ke tiga tahun beliau ditinggal oleh ayahnya yang
dikenal sebagai khatib dikota itu. Beliau merupakan anak bungsu dan
nama Ismāil sendiri diambil dari nama kakaknya yang meninggal sebelum
pertama kali menuntut ilmu dari saudara kandungnya Abdul Wahab ketika
itu beliau telah hafal al-Qur’an dan sangat menekuni ilmu hadis, fikih,
maupun tarikh. Beliau juga menimba ilmu kepada Syaikhul Islam Ibnu
1
Ibnu Katsir. 2004. Al-Bidayah Wan Nihayah. Diterjemahkan oleh Abu Ihsan Al-Atsari. Cet. I.
Jakarta: PT Darul Haq. hlm. 5
2
Ibiid., hlm. 5
48
gurunya yaitu Ibnu Taimiyah, karena inilah beliau menjadi seorang yang
yang bernama Zainab (putri Mizzi) yang masih sebagai putri gurunya.
H bertepatan dengan bulan Februari 1373 M pada hari kamis, Ibnu Katsir
meninggal dunia.
b. Pendidikannya
Ibnu Taimiyah (661-728), dan juga beliau belajar kepada Alamuddin al-
Qashim bin Muhammad al-Barzali (w. 739 H) dan Abul Hajjaj Yusuf bin
adalah seorang yang kami temui dengan hafalan yang kuat terhadap matan
hadis, faham dengan ilmu takhrij dan para perawinya, beliau mampu
hadis, dan tafsir. Ibnu Habib berkata, “Beliau masyhur dengan kekuatan
hafalan dan redaksi yang bagus, dan menjadi rujukan dalam ilmu tarikh,
c. Karya-karyanya
kitab ini beliau mepadukan apa yang terdapat dalam kitab Tahdzibul
3
Ibiid., hlm. 6
50
Demikian juga bahasa yang digunakan sangat mudah dipahami karena jelas
dengan selalu berpegang pada ayat-ayat al-Qur’an, hadis, atsar sahabat, dan
pendapat para ulama salaf. Kitab tafsirnya penuh dengan beragam nukilan
4
Ibiid., hlm. 6
5
Nurdin. Analisis Penerapan Metode Bi Al-Ma’sur dalam Tafsir Ibnu Katsir Terhadap Penafsiran Ayat-
Ayat Hukum. Jurnal Ilmu Syari’ah dan Hukum. Vol. 47. No I, Juni 2013. hlm 85
51
ayat al-Qur’an adalah mencari tafsir ayat tersebut di dalam al-Qur’an itu
itu, ia berpedoman kepada pendapat para tabi’in dan tabi’ tabi’in, seperti
mujahid Ibnu Jarir, Said Ibnu Jubair dan al-Dhahak ibnu Mazahim. Dengan
yang populer dan menduduki tingkatan kedua setelah tafsir Ibnu Jarir al-
Thabary.6
cerita Isrāiliyyāt, karena sebagian riwayat Isrāiliyyāt itu tidak shahih atau
6
Ibiid., hlm. 86
52
Privinsi Suhaj yang jaraknya 700 meter dari selatan kota Kairo. Menurut
Azhar.
7
M. Khoirul Hadi. Karakteristik Tafsir al-Maraghi dan Penafsiran Tentang Akal. Hunafa: Jurnal
Studia Islamika. Vol. 11, No. 1, Juni 2014: 153-172. hlm. 157
53
sebab pada masa itu nasionalisme “Mesir untuk orang Mesir” sedang
b. Pendidikannya
Ibnu Katsir sejak kecil telah mencari ilmu. Sosok ayahnyalah yang
8
Ibiid., hlm. 157
9
Ibiid., hlm. 158
54
usūl fikih, akhlak, ilmu falak, dan sebagainya. Selain belajar di Universitas
al-Azhar beliau juga belajar di Dār al-‘Ulūm Kairo. Pada tahun 1909
dan menjadi direktur didaerah Fayumi yang jaraknya sekitar 300 km dari
kota Kairo. Pada tahun 1916 beliau menjadi utusan dari Universitas al-
ilmu-ilmu syari’ah Islam. Selain mengajar beliau juga aktif menulis, salah
c. Karya-Karyanya
antara:
1. Tafsir al-Maraghi.
2. ‘Ulūm al-Balāghah
3. Hidāyah al-Tālib
55
4. Tahzīb al-Taudīh
5. Buhūs wa Arā’
7. Mursyid al-Tulāb
metode tersendiri dibandingkan dengan tafsir lain. kitab tafsir ini dianggap
adabi ijtimā’i.
bobot yang tinggi. Pertama, beliau mengemukakan ayat dari awal lalu
memberikan penafsiran satu atau dua ayat yang mengacu pada makna dan
10
H. Masnur. Jurnal dengan Judul Al-Maraghi:Pemikiran Teologinya. hlm.263
56
menggunakan bahasa yang mudah agar difahami oleh pembaca, hal ini
gaya bahasa yang beliau temukan dalam tafsir terdahulu sesuai dengan
dengan bahasa baru yang mudah difahami dan tetap tidak meninggalkan
tidak diperselisihkan,.12
11
Ibiid., hlm. 163
12
Ibiid., hlm. 164
57
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah
kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua,
kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, dan bertutur katalah yang
baik kepada manusia, laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat.” Tetapi
kemudian kamu berpaling (mengingkar, kecuali sebagian kecil dari kamu, dan
kamu masih jadi pembangkang) [Q.S. al-Baqarah (2) : 83]
Menurut Ibnu Katsir dalam ayat ini Allah mengingatkan kepada Bani
Isrāil bahwa Allah perintahkan kepada mereka dan mengambil janjinya, tetapi
pula yang Allah diperintahkan pula kepada semua makhluk-Nya, bahwa Allah
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul sebelum kamu melainkan Kami
wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan
Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". [Q.S. al-Anbiya (21) : 25]
58
Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut. [Q.S. an-Nahl
(16) : 36]
paling tinggi, yaitu Allah Swt satu-satunya Tuhan yang disembah, tiada sekutu
bagi-Nya. kemudian hak kedua orang tua yang harus ditunaikan. sperti yang
Dalam kitab sahihain disebutkan sebuah hadis dari Ibnu Mas’ud seperti
berikut:
59
Aku bertanya kepada Nabi Saw, “apakah perbuatan yang paling dicintai
Allah SWT ?. “Nabi menjawab, “shalat pada waktunya”. Kemudian saya
bertanya lagi, “lalu apa?.” Rasulullah menjawab, “kemudian berbuat baik
kepada kedua orang tua. Lalu saya kembali bertanya, “lalu apa?” Rasulullah
menjawab, “kemudian jihad dijalan Allah’.
ulama Salaf, lalu huruf (an) dibuang hingga tidak kelihatan. Menurut suatu
60
riwayat dari Ubay dan Ibnu Mas’ud keduanya membaca ayat ini la ta budu’
Kalimat berikutnya,
lembut, termasuk dalam hal menyuruh yang baik dan menolak dalam hal
sehubungan dengan ayat ini bahwa perkataan yang baik ialah yang
kepada manusia, seperti yang telah dijelaskan oleh Allah Swt yaitu semua
dalam ayat ini menggabungkan dua sisi kebaikan, yaitu kebaikan perbuatan
Allah dan berbuat baik kepada manusia. ini dikuatkan dengan perintah secara
Dalam ayat lain Allah telah memerintahkan pula kepada umat ini
Dari ayat ini, Allah swt memerintahkan kepada hambanya untuk tidak
Diantara nukilan yang garib (aneh) sehubungan dengan hal ini ialah
sebuah riwayat yang diketengahkan oleh Ibnu Abu Hatim di dalam kitab
menceritakan kepada kami Khalid Ibnu Sabih, dari Humaid Ibnu Uqbah, dari
Asad Ibnu Wada’ah, disebutkan bahwa Asad Ibnu Wada’ah ketika keluar dari
berfirman:
Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa ucapan yang baik adalah ucapan
Nasrani).
Ingatlah wahai muhammad tatkala kami (Allah) mengambil janji dari mereka
(kaum Bani Isrāīl). Kemudian Allah Swt. Menjelaskan isi perjanjian itu:
Pengertian dari ayat ini ialah, kami mengambil janji kepada kamu agar
pengumkapan seperti ini banyak dipakai oleh orang-orang arab, yang dalam
ada yang mengatakan kepada teman anda, datanglah kepada si anu dan
mengandung makna yang tegas dan keras. Jadi, seolah-olah dipastikan bahwa
manusia dan berhala, dengan cara berdo’a atau lainnya yang termasuk jenis
peribadatan.
Allah berfirman :
mereka berdua serta memelihara mereka dengan baik dan benar, dan menuruti
perintah Allah. Dalam kitab taurat disebutkan bahwa barang siapa yang
Hikmah yang terkandung dalam hal berbuat baik terhadap kedua orang
tau adalah karena mereka berdua telah mencurahkan jerih payahnya demi sang
anak. Pada masa kecilnya ia dipelihara oleh mereka dengan penuh kasih
sayang, dididik dan dipenuhi segala kebutuhannya. Sebab pada masa-masa itu
ia tidak berdaya sama sekali untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi
dirinya atau menolak bahaya yang menimpa dirinya. Oleh karena itu sudah
Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula. [Q.S. ar-Rahman (55) :
60]
Sebab utama cinta orang tua terhadap anaknya:
1) Kasih sayang secara fitri yang telah diciptakan oleh Allah pada hati
mereka berdua. Dalam hal ini terkandung hikmah yang besar yaitu
oleh Allah.
3) Pertolongan atau santunan yang bisa diharapkan dari sang anak terhadap
mereka berdua.
66
Cinta orang tua terhadap anak mereka adalah hal yang tidak
tersebut. Oleh karena itu al-Qur’an, tidak menyinggung hal ini, sebab masing-
“Berbuat baiklah terhadap orang banyak, maka anda akan dicintai oleh
mereka. Sebab kebaikan itu dapat menguasai hati seseorang.”
Suatu umat atau bangsa pada hakikatnya merupakan kumpulan dari
Orang yang tidak mempunyai rumah tangga berarti sama saja dengan orang
Maka bagaiman ia dapat merasakan apa yang layaknya dirasakan oleh suatu
Secara fitri (naluri) ikatan kekeluargaan itu adalah suatu ikatan yang
paling kuat. Dan agama pun menjunjung ikatan ini dengan memerintahkan
Dalam hal ini al-Qur’an dan hadis Nabi menganjurkan wasiat untuk berbuat
baik kepada anak-anak yatim. Salah satu hadis Nabi saw yang menyangkut
“saya dan orang yang menanggung anak yatim berada disurga seperti ini
(sambil mengisyaratkan dengan telunjuk dan ibu jari tengah beliau).”
Perintah untuk berbuat baik kepada anak yatim adala pada umumnya
anak yatim itu tidak mempunyai orang yang mengasihinya terutama dalam hal
Perlu diketahui bahwa anak yatim adalah bagian dari umat dan bangsa
ini, apabila mereka tidak mendapatkan pendidikan ahkhlak yang baik, maka
68
bangsa juga akan mendapatkan akhlak yang tidak baik. Karena perbuatan
shadaqah kepada mereka, khususnya ketika mereka dalam keadaan yang sulit.
Imam muslim meriwayatkan dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah, bahwa
“Orang yang bekerja agar bisa memberi sebagian nafkah kepada janda, dan
orang miskin, sebagaimana orang yang berjihad di jalan Allah, atau seperti
orang yang tahajud di malam hari, puasa di siang hari.“ (HR. Bukhari 5353
dan Muslim 2982).
daripada ank miskin, karena anak miskin masih bisa mencari kebutuhan
hidupnya, sedangkan anak yatim tidak bisa melakukan yang sama dengan
anak miskin.
orang-orang tertentu yaitu kepada kedua orag tua, kaum kerabat, anak-anak
yatim dan orang-oang miskin. Sebab mustahil seseorang bisa berbuat baik
kepada semua orang. Oleh karena itu secara umum Allah memerinthakan
69
kepada mereka agar bergaul dengan baik dan melaksanakan amar ma’ruf nahi
disebutkan oleh ayat di atas, dengan perlakukan yang baik dan bisa
kesejahteraan masyarakat.
yang lain yang tidak bisa mereka laksankan sendiri kecuali melalui petunjuk
keutamaan. Ruh atau inti shalat adalah ikhlas kepada Allah, khusu’ dalam
lahiriah belaka yang tidak ada gunanya sama sekali. Mereka (kaum Bani
70
Isrāīl) membiasakan diri dengan jenis ibadah yang hanya tampak secara
lahiriah saja, tidak hanya pada saat turunnya ayat saja, tetapi sampai
zakat yang beraneka ragam. Di antaranya, ada yang dibayarkan khusus untuk
keturunan Nabi Harus yang sampai sekarang dikenal dengan nama ‘Al-
Laawiyyin (diambil dari nama salah seorang cucu Nabi Harun). Mereka
dibebani zakat untuk kaum miskin. Zakat tersebut ada yang diambil dari buah-
buahan atau hasil bumi, dan ada juga kewajiban yang dikenal dikalangan
mereka dengan nama sibt yang artinya membiarkan hasil bumi selama satu
tahun tidak dipetik, setiap tujuh tahun sekali, kemudian setelah satu tahun
serta mereka tidak mau mengamalkannya. Bahkan janji tersebut kalian anggap
berpaling dari sesuatu, tetapi dalam hatinya masih terbetik keinginan untuk
71
karena mereka berlebihan dalam berpaling sehingga tidak bisa diharapkan lagi
agama Islam ialah, meraka menjadikan para rahib dan pendeta sebagai tuhan-
serta seenaknya pula memperbolehkan dan melarang. Selain itu merek juga
yang tidak diizinkan oleh Allah. Dan termasuk sikap berpaling mereka dari
ajaran agama ialah sikap kikir mereka yang sudah merasuki jiwanya sehingga
Ada di antara mereka hidup pada zaman yang sama dengan Nabi Musa
Musa as. Adapula sebagian diantara mereka yang hidup pada zaman
72
Rasulullah saw, atau sesudah beliau wafat, dan mereka telah masuk agama
mereka adalah ‘Abdullah Ibnu Salam dan orang-orang Yahudi lainnya yang
mereka adalah merupakan contoh baik yang patut ditiru. Selain itu disebutkan
mereka merupakan isyarat bahwa adanya golongan yang sedikit yang beramal
shaleh dalam tubuh suatu umat tidak menjadi penghalang bagi turunnya
umat, sehingga umat tadi berpengaruh dan disegani oleh lainnya adalah
disebabkan sikap dari sebagian besar umat atau kaum tersebut yang telah
melakukan amal saleh yang bisa membawa mereka kepada kejayaan dan
kemuliaan.
tertimpa musibah dan bencana, dengan mengkaji ayat-ayat yang telah lalu
bencana dikalangan kaum Muslimin karena ulah mereka sendiri yang telah
melupakan ajaran-ajaran agama baik secara sadar atau tidak, dan mereka sama
C. Analisis Perbandingan
Al-Maraghi:
Pertama: mereka sama-sama menafsirkkan ayat demi ayat, walaupun tafsir Ibnu
Katsir muncul pada zaman yang berbeda dengan zaman munculnya tafsir al-
Maraghi, yaitu tafsir Ibnu Katsir muncul pada periode tafsir klasik sementara tafsir
al-Maraghi masuk dalam kategori tafsir modern. Namun dari sisi awal
ayat, walaupun dalam tafsir al-Maraghi terdapat makna ijmali tetapi sebelum
makna ijmali itu, beliau juga melakukan penafsiran dengan ayat demi ayat seperti
Ibnu Katsir.
dengan ayat lain, hadis, qoul sahabat. Sehingga ayat atau hadis yang dikemukakan
al-Maraghi terkadang juga telah dijadikan sebagai tafsiran oleh Ibnu Katsir.
Baqarah ayat 83: Ketika Allah mengambil janji dari kaum Bani Israil bahwa janji
yang pertama adalah mereka dilarang menyekutukan Allah denagn sesuatu apapun
yang menyebabkan mereka masuk dalam kategori syirik. Dalam menafsirkan ayat
ini keduanya sangat tegas dan mengandung penekanan, artinya janji Allah yang
maksunya orang yang diajak bicara itu harus benar-benar meninggalkan larangan
tersebut karena konsekwensinya sangat berat, dan mereka bisa dikatakan mereka
sudah melampui batas sehingga hukumannya Allah tidak akan mengampuni dosa
syirik selama-lamanya.
menafsirkan dengan ayat yang lain yang kalimatnya berbeda tetapi maknanya
sama. Misalnya Ibnu Katsir menggunakan ayat “ La ilaha illa ana fa’budu” atau
tetapi ada sisi perbedaan yang menonjol dari kedua mufasir tersebut. Ibnu Katsir
menggunakan metode tahlīlī dengan bentuk bil ma’sūr murni. Sehingga hampir-
hampir tidak terdapat penafsiran beliau sendiri dalam menafsirkan ayat. Beliau
menafsirkan ayat dengan ayat lain yang relevan, hadis serta qoul sahabat dan tabiin
yang setema dengan ayat tersebut. Beliau juga menjelaskan tentang hadis atau aṡar
mana yang dapat dijadikan hujjah dan mana yang tidak dapat dijadikan hujjah.
bercampur dengan bi al ro’yi. Jadi disamping beliau menafsirkan ayat dengan ayat,
hadis atau qoul sahabat dan tabiin beliau juga menyertakan pendapat beliau sendiri
dalam menafsirkan ayat. Sehingga ayat, hadis dan qoul sahabat dan tabiin yang
beliau kemukakan tidak lebih banyak dari Ibnu Katsir. Al-Maraghi juga tidak
memberikan penilaian terhadap hadis dan aṡar mana yang dapat dijadikan hujjah
dan mana yang tidak dapat dijadikan hujjah, seperti halnya Ibnu Katsir.
qoul sahabat dan tabiin, atau beliau dahulukan hadis-hadis lalu dengan ayat-ayat
yang satu tema. Jadi tidak selamanya Ibnu katsir ayat yang setema pada urutan
76
penafsiran beliau tetap konsisten, dari mulai awal kitabnya sampai akhir kitabnya
sistematika penafsiran beliau tidak berubah. Yaitu mulai dengan makna mufradat,
Ketiga: corak tafsir keduanya, tafsir Ibnu Katsir termasuk dalam tafsir
klasik, karena beliau lahir dan mulai menulis kitab tafsirnya pada zaman para
pemula kitab tafsir yaitu zaman Ibnu Jarīr at-Tabarī dan Ibnu Taimiyyah, corak
yang beliau gunakan bersifat umum, tidak mengacu terhadap corak tertentu.
Sedangkan tafsir al-Maraghi termasuk dalam tafsir modern karena beliau lahir dan
mulai mengarang kitab tafsirnya pada zaman munculnya tafsir-tafsir modern dan
zaman pembaharuan, yaitu zamannya Abduh dan corak yang beliau gunakan
Maraghi lebih panjang dari Ibnu Katsir karena selain menggunakan bil ma’sur juga
menggunakan bil ro’yi. Dalam menafsirkan kaliamat “la ta’budu ilallah” al-
Maraghi menjelaskan bahwa ini merupakaan pilar utama dalam agama Islam,
manakala pilar utama ini tidak ada dalam diri seseorang, maka dia keluar dari
risalah yang dibawa oleh para Nabi sebelumnya. Jadi perintah menyembah kepada
Allah tidak khusus bagi kaum Bani Israil, bahkan perintah menyembah kepada
77
Allah itu dibawa oleh Nabi Muhammad saw yaitu Nabi terakhir, dan sampai
sekarang banyak manusia yang mengenal Tuhan yang sebenarnya yaitu Allah Swt
karena perjuangan para Nabi dan Rasul yang telah berjuang menyampaikan risalah
kepada umatnya.
83
sesuatu yang sangat penting, karena selain memberikan pencerahan akal pikiran
tidak bisa tawar-menawara dalam persoalan ini. Islam hanya mengenal satu
illah yaitu Allah ‘Azza Wajalla sebagai penguasa langit dan bumi dan tidak
dalam kategori syirik maka tidak ada tempat lagi dalam lingkungan Islam.
Allah berfirman artinya: sesungguh nya Allah tidak akan mengampuni dosa
syikrik, dan Dia mengampunai segala dosa yang selain dari syirik itu, bagi
78
maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar (Q.S. an-Nisa : 48).13
pentingnya nilai aqidah yang dapat menyelamatkan dari segala azab dunia dan
azab akhirat. Karena Allah Maha pengampun dan Pemaaf, namun yang satu
keduanya hampir sama penafsirannya bahwa perintah kepada kaum Bani Israil
kepada Allah Swt adalah perintah yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul
Secara sederhana tauhid dapat dibagi dalam tiga tingkatan atau tahapan
yaitu:
a. Tauhid Rububiyah
13
Muhammad AR. Pendidikan Agama: Sebuah Kewajiabn Rumah tangga Pada Peringkat Awal.
Jurnal Ilmiah Didaktika Februari 2012. Vol. XII No. 2, 272-288. hlm. 275
14
Ibiid., hlm. 275
79
mematikan. Allah adalah Raja, Penguasa dan rabb yang mengatur segala
Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian
Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak
ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan
melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan
umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya,
melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya
yang demikian itu bagi Allah adalah mudah. [Q.S. al-Fathir (35) : 11]
15
Sri Dewi Purnamawati. 2014. Studi Kristis Konsep Ketauhidan Aliran Kristen Tauhid. Tesis,
Universitas Muhammadiyah Surakarta. hlm. 4
80
b. Tauhid Uluhiyah
Nya menurut apa yang pantas bagi Allah, tanpa ta’wil dan ta’thil
hakikat asma’ dan sifat Allah dengan bertanya “bagaimana”) dan tamtsil
16
Ibiid., hlm. 4
17
Ibiid., hlm. 4
81
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang
Maha Mendengar dan Melihat. [Q.S. Asy-Syura (42) : 11]
Jika terjadi persamaan nama dan sifat antara Allah Swt dan
18
Yunahar Ilyas. 1992. Kuliah Aqidah Islam. Cet. I. Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam
(LPPI). hlm. 51
82
Allah Swt sesuai dengan Zat dan Kemahaan-Nya, nama dan sifat untuk
Allah menyatakan:
bersemanyam, berapa lusnya ‘Arasy itu, mana yang lebih besar, Allah
yang mungkin diajukan. Selain tidak akan bisa dijawab karena itu
manusia dengan Tuhan. Dalam hal ini nilai yang berhubungan erat antara
kepada Allah, seperti yang dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Isra’ ayat 23,
Oleh karena itu, meghormati kedua orang tua bukanlah satu perkara
yang kecil dalam Islam. Saat ini menghormati kedua orang tau menjadi kian
duniawi. Sebenarnya menghormati orang tua adalah asas yang sangat penting
dalam mebentuk masyarakata yang harmoni. Tanpa kasih sayang antara anak
dengan orang tua dan rasa penghormatan terhadap mereka, maka tidak akan
digambarkan oleh firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 83,
Ayat ini sudah jelas memerintah kepada kita agar berbuat baik kepada ibu-
seorang ibu dalam usaha membesarkan anak-anak mereka, bermula dari dalam
19
Arifin Mamat dan Adnan Abd Rasyid. Aplikasi Nilai-Nilai Murni Berlandaskan Tema Lukamn al-
Hakim di dalam al-Qur’an Sebagai Asas Pendidikan. Jurnal Pendidikan Sains dan Sosial dan
Kemanusiaan. 6(2) November 2013. hlm. 136
20
Ibiid., hlm. 136
21
Ibiid., hlm. 136-137
84
perintah berbuat baik kepada kedua orang tua, itu ditafsirkan dengan hadis
Nabi saw. Yang maksudnya, bahwa orang yang pertama kali yang harus
didahulukan bebuat baik adalah kepada kedua orang tua. Kemudian diperkuat
lagi dengan hadis yang lain, bahwa perbutan yang paling dicintai oleh Allah
itu dengan cara mengasihinya dan memelihara mereka dengan baik dan benar
serta menuruti segala apa yang diperintahkan olehnya selama hal itu tidak
bertentangan dengan syariat Islam. Perjuangan orang tua begitu besar sekali
demi sang anak. Pada masa kecilnya ia dipelihara oleh mereka dengan penuh
Dan diperintahkan agar berbuat baik kepada kaum kerabat, anak-anak yatim,
dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia.
Allah Swt mengambil janji dari kaum Bani Israil agar mereka
mendirikan shalat, karena shalat merupakan asas dalam agama. Firman Allah
Swt dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 83: “Dan (ingatlah), ketika Kami
mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain
85
Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak
yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada
Shalat ialah pokok syari’at Islam yang penting, oleh karena itulah
shalat menjadi rukun Islam yang utama sesudah mengucap dua kalimat
syahadah.23 Sabda Rasulullah saw yang bermaksud: “Shalat itu adalah tiang
Shalat juga merupakan suatu penghubung antara hamba dengan Allah Swt,
memohon ampun dari semua dosa yang telah dilakukannya, juga bebas
terhadap Allah Swt, maka sudah pasti tanggung jawabnya terhadap sesama
mereka untuk mengerjakan shalat agar supaya mereka terhindar dari perbuatan
buruk dan keji, karena shalat merupakan sarana penyucian diri sama halnya
22
Ibiid., hlm. 138
23
Ibiid., hlm. 138
86
yang benar, dan memelihara diri supaya tidak terjerumus kepada perbuatan
dosa. firman Allah Swt dalam al-Qur’an surat al-Ankabut ayat 45, yang
bermaksud: “dan dirikanlah shalat, karena shalat itu mencegah perbuatan keji
shalat akan mengagungkan Allah, Ini bermakna bahwa disiplin diri, komitmen
yang tinggi melalui shalat, maka akan menjadi benteng yang kuat dalam
Zakat merupakan salah satu kerangka dasar dari bangunan Islam, yang
shalat. Dalam hal ini fungsi utamanya adalah mendekatkan diri kepda Allah
24
Ibiid., hlm. 138
25
Abuzar. Hubungan Antara Tingkat Pemahaman dan Sikap masyarakat Kota Jambi Terhadap
Kewajiban Zakat dengan Kesadaran untuk Berzakat ke Bazda. Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan.
Vol. 21 No. 2, Des 2016. hlm. 120
87
untuk menumbuhkan jiwa pengambidan dan sikap loyalitas serta disiplin moral
1. Menumbuhkan rasa kasih sayang antara yang kaya dan yang miskin,
orang lain dengan baik maka ia pun akan mendapatkan hal yang sama dari
orang lain.
26
Ibiid., hlm. 121
27
Abdul Aziz bin Baz. 2009. Zakat. Diterjemahkan oleh Ummu Abdillah al-Buthoniyah. Buku ini adalah
onine e-Book dari Maktabah Raudhah al-Mubbin yang diterjemahkan dari on-line e-bok versi Bahasa
Inggris dari situs www.islam house.com. hlm. 2-3
88
firman Allah yang artinya, “Dan apa saja yang kamu infakan, Allah akan
mengganti nya dan Dialah pemberi rezeki terbaik.. (Q.S. as-Saba : 39)