Anda di halaman 1dari 6

NAMA NIM FAKUTAS

: MOHAMMAD SHUKRI BIN HAMBALI : : USHULUDDIN (TAFSIR HADIS)

M. KULIAH : ULUMU HADIS

SOALAN 1 Buat pengertian hadis menurut ulama hadis, ulama usul fiqih, ulama fiqih, dan jelaskan perbedaannya?
Jawaban : a. Ulama usul fiqih Terdapat banyak perbedaan pendapat mentarifkan hadis tetapi ada disebabkan karena terpengaruh oleh terbatas mereka dan luasnya objek peninjauan mereka masing-masing. Dari perbedaan sifat peninjauan itu melahirkan dua macam tarif Al-hadis, yakni tarif yang terbatas di satu pihak dan tarif yang luas di pihak lain. b. Ulama usul fiqih

Hadis adalah perkataan, perbuatan, dan penetapan yang disandarkan kepada Rasulullah shallallahu Alaihi wa sallam setelah kenabaian. Adapun sebelum kenabian tidak dianggap sebagai hadis, karena yang dimaksudkan degan Hadis adalah mengerjakan apa yang terjadi konsekwensinya. Dan ini tidak dapat dilakukam kecuali degan apa terjadi ssetelah kenabian.

c. Ulama fiqih

Hadis adalah satu perintah yang berasal dari Rasulullah S.A.W namun tidak bersifat wajib. Dia adalah salah satu dari hukum-hukum taklif yang lima yaitu wajib, sunat, makruh, mubah, dan haram.

SOALAN 2 Apakah perbedaan antara hadis dan sunnah?


Jawaban : a. Hadis

Hadis menurut bahasa artinya baru. Secara bahasa hadis juga berarti sesuatu yang dibicarakan dan dinukil, juga sesuatu yang sedikit dan banyak.

Hadis menurut istilah ahli hadis adalah apa yang disandarkan kepada Nabi shallallahu Alaihi wa sallam, baik merupakan ucapan, perbuatan, penetapan, sifat, atau sirah beliau, baik sebelum kenabian atau sesudahnya.

b. Sunnah

Sunnah bermaksud sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad S.A.W. berupa perkataan, perbuatan, atau persetujuan, adalah salah satu dari dua macam wahyu ilahi yang diturukan kepada Rasulullah S.A.W. dari jenis kedua dari mahyu adalah al-Quran yang merupakan ucapan Allah, Rabb semesta alam yang diturukan (kepada Rasulullah S.A.W.), bukan makhluk, berasal dari Allah, dan kepadaNya dikembalikan.

Kata As-sunnah juga bias diartikan sebagai suatu yang dapat ditunjukkan oleh dalil syari, meskipun hal itu termasuk perbuatan sahabat dan ijtihad mereka, seperti pengumpulan mushhaf mengarahkan manusia pada bacaan degan satu qiraat dan qiraat yang tujuh, membukukan administrasi kekhalifan (dawawin), dan yang semacam dengan itu.

SOALAN 3 Di antara fungsi hadis ialah bayan tasyrik, yaitu menetapkan hukum tidak disebut didalam Al-Quran, padahal dalam Al-Quran surat Al-Anam ayat 99: yang bermaksud: tidak ada suatu pun yang luput dari Al-Quran .
Jawaban :

SOALAN 4 Salah satu jenis hadis dhaif ialah hadis maudhu, yaitu hadis itu dhaif dari segi sanad dan matannya, hadis maudhu ialah hadis palsu, tetapi kenapa hadis maudhu disebut sebagai hadis? Jelaskan?
Jawaban :

Maudhu menurut bahasa artinya sesuatu yang diletakkan dan menurut istilah sesuatu yang diciptakan dan dibuat-buat lalu dinisbatkan kepada Rasulullah secara dusta. Hadis maudhu juga dapat diketahui kenapa disebut sebagai hadis karena ada sesuatu dapat diketahui degan beberapa hal misalnya pengakuan dari orang yang memalsukan hadis seperti pengakuan Abi Ishmat Nuh bin Abi Maryam, yang digelari dengan Nuh Al-Jami, bahawasanya dia telah mamalsukan hadis-hadis atas Abnu Abbas tentang keutamaan-keutamaan Al-Quran surat persurat, dan seperti pengakuan Maisarah bin Abd Rabbih Al-Farisi bahawasanya dia telah memalsukan hadis tentang keutaman Ali sebanyak tujuh puluh hadis.

SOALAN 5 Bagaimana pandangan anda kepada orentaris yang mengkritik hadis Nabi Muhammad S.A.W.? cuba jelaskan?
Jawaban : Pandangan-pandangan orientalis terhadap hadits pada dasarnya sama yaitu mengkritik hadits baik dari segi sanad, matan, maupun rawi. Akan tetapi, ada perbedaan sedikit dalam pandangan mereka, misalnya Goldziher hanya sampai pada peringkat meragukan otentisitas hadits, sedangkan Schact sudah berhasil menyakinkan tidak ada otentisitas itu, khusus hadits-hadits fiqih. Sanggahan-sanggahan dilakukan oleh para Ulama hadits untuk merontokkan teori-teori mereka. Dan ada beberapa catatan yang dapat dikemukakan bahwa adanya sekumpulan subjektivitas paradoks dari keduanya sebagai orientalis yang setidaknya menyimpan misi-misi tersendiri untuk menyudutkan Islam dibalik kacamata orientalisme, yang sesungguhnya merupakan neokolonialisme atas belahan dunia Timur, khususnya kawasan Islam. Kemudian mereka memiliki kemampuan yang terbatas dalam metodologi dan teknik memahami hadits dengan tanpa mempertimbangkan hal-hal lain dibalik maksud dari hadits tersebut.

Anda mungkin juga menyukai